Search
Search
Search

CEO PT. Waleta Asia Jaya Berbagi Tantangan dan Peluang Bisnis Sarang Burung Walet di Jogja Innovator Summit 2024

Pada sesi Industry Perspective di Jogja Innovator Summit 2024 yang diselenggarakan di FMIPA UGM, Djoko Hartyanto, CEO PT. Waleta Asia Jaya, mengangkat topik seputar tantangan dan peluang dalam industri sarang burung walet. Meski industri ini hampir 100% berorientasi ekspor, Djoko mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah tantangan besar yang harus dihadapi, seperti food fraud dan risiko keamanan pangan. Salah satu isu utama yang disoroti adalah adanya kontaminasi zat berbahaya, seperti aluminium, yang dapat mengurangi kualitas sarang burung walet, terutama bagi konsumen rentan seperti ibu hamil. Djoko menegaskan bahwa keamanan pangan harus menjadi prioritas utama dalam menjaga kelangsungan industri ini.

Di sisi lain, inovasi teknologi menawarkan banyak peluang bagi bisnis sarang burung walet. PT. Waleta, misalnya, telah menerapkan sistem pengelolaan data yang lebih efisien, menggantikan proses manual yang rentan terhadap kesalahan dengan sistem otomatis berbasis machine learning dan AI (Artificial Intelligence). Djoko menjelaskan bahwa transformasi digital ini memungkinkan PT. Waleta untuk beradaptasi lebih cepat dengan kebutuhan pasar, meningkatkan produktivitas, serta menjaga kualitas produk secara konsisten.

Namun, Djoko juga menyoroti ancaman kebijakan ekspor yang mengharuskan sarang burung walet diekspor dalam bentuk mentah. Ia memperingatkan bahwa hal ini dapat merusak potensi industri domestik dan menyarankan agar pelaku industri memahami pentingnya keberlanjutan bisnis, termasuk dalam hal menjaga kualitas produk seperti kadar air yang sesuai dengan standar internasional.

Sesi ini menegaskan bahwa dalam bisnis sarang burung walet, keberanian untuk berinovasi harus diiringi dengan pemahaman mendalam tentang industri dan tantangan yang dihadapi. Kegiatan ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4 (Pendidikan Berkualitas), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 9 (Inovasi dan Infrastruktur), 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), serta 17 (Kemitraan untuk Tujuan), yang memastikan kolaborasi antara industri dan akademisi terus berkembang untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Translate