Search
Search
Search

Inovasi

Inovasi Energi Terbarukan Bawa Mahasiswa FMIPA UGM Raih Puncak Juara di National Energy Festival 2024

Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan memenangkan Business Case Competition yang diselenggarakan oleh Dewan Energi Mahasiswa dalam rangka National Energy Festival (NEF). Tim yang terdiri atas Wanda Marisa Bekti (Geofisika), Maulana Asahana Mustafa (Teknik Mesin), dan Mohamad Lintang (Akuntansi), yang sukses menyelesaikan tantangan dalam tiga tahap kompetisi: geothermal, panel surya, dan biomassa. “Tahap pertama itu tentang geothermal, yang kedua tentang panel surya, dan finalnya membahas biomassa,” papar Wanda.

menjelaskan bahwa tahap kedua, yang membahas panel surya, menjadi tantangan terbesar karena memerlukan analisis teknis yang mendalam. Di tengah jadwal kuliah yang padat, mereka harus menyeimbangkan waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah sekaligus menyusun proposal kompetisi.

“Untuk tahap kedua dan final, kami bahkan menyiapkan proposal dan presentasi hanya H-1 sebelum deadline,” ungkap Wanda. Meski bekerja di bawah tekanan waktu yang ketat, tim ini menunjukkan kolaborasi yang solid hingga berhasil melaju ke final dan meraih kemenangan.

Menurut Wanda, keberhasilan mereka bukan hanya soal seberapa banyak waktu yang dimiliki, tetapi bagaimana memanfaatkannya secara maksimal. Kolaborasi antar anggota tim dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda menjadi kekuatan utama. Strategi yang matang, keberanian untuk mencoba, dan dedikasi penuh menjadi kunci kemenangan mereka.

Wanda berharap keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk tidak ragu menghadapi tantangan baru. Ia menekankan bahwa keberanian untuk mencoba dan memanfaatkan waktu secara maksimal adalah langkah awal menuju kesuksesan. Prestasi ini tidak hanya menunjukkan kemampuan akademik yang unggul, tetapi juga potensi besar mahasiswa UGM dalam menjawab tantangan global di bidang energi. Keberhasilan tim ini turut mengimplementasikan SDGS poin 4 yaitu pendidikan berkualitas melalui kegiatan perlombaan nasional energi dan SDGS poin 7 yaitu energi terjangkau melalui tema business proposal bertemakan geothermal, panel surya dan biomassa.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Wanda Marisa Bekti
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Inovasi Sistem Dirgantara dan Elektronika Warnai ICARES 2024

Pada Jumat, 8 November 2024, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICARES 2024) sukses diselenggarakan secara hybrid di Auditorium Lantai 7 FMIPA UGM dan melalui platform daring. Konferensi ini menjadi ajang bagi peneliti dan mahasiswa untuk mempresentasikan penelitian inovatif di bidang Aerospace and Electronic Systems, dengan berbagai kontribusi yang menjanjikan bagi perkembangan teknologi.

Sesi presentasi luring diawali dengan topik Aerospace and Electronic Systems, yang menampilkan beragam inovasi menarik. Salah satu presentator, Lissa Joumilena dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia, memaparkan penelitian berjudul “RIDU-Sat Nano Satellite Mission Concept.” “RIDU-Sat merupakan nanosatelit yang dikembangkan oleh Universitas Pertahanan Republik Indonesia dan bertujuan untuk penelitian serta pendidikan di lingkungan universitas,” jelasnya.

Selain Lissa, sesi ini juga diisi oleh sejumlah peneliti lainnya dengan topik yang tidak kalah menarik. Ardanto Pramutadi membahas “Stakeholder Expectations for A Medical Cargo UAV Concept of Operation,” sementara Aniket Mangalore memaparkan analisisnya melalui presentasi berjudul “Exploring the Potential of Morphing Wings: A Comparative Analysis of the NACA 0018 Airfoil.” Penelitian lain yang dipresentasikan adalah “Emergency Position Reporting System for Border and Inland Areas with APRS Communication Mode” oleh Amelia Pratiwi, “Evaluation of Minimum SDR Requirements for Transmitter Modules in CC-OFDM MIMO Radar Applications” oleh Muhammad Romadly, dan “Optimization of Dimple Configurations on Aircraft Wings to Enhance Aerodynamic Performance” oleh Brenda Sintia.

Masing-masing presentasi disambut dengan antusias oleh peserta konferensi sehingga menciptakan suasana diskusi yang dinamis. Beragam topik menarik dipaparkan, mulai dari konsep Medical Cargo UAV untuk distribusi logistik medis hingga mekanisme morphing wings untuk efisiensi aerodinamika pesawat. Selain itu, dibahas juga optimasi modul radar CC-OFDM MIMO dan desain sayap pesawat dengan konfigurasi dimples untuk mengurangi hambatan. Penelitian-penelitian ini tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi juga menunjukkan potensi aplikasinya dalam pendidikan dan industri.

ICARES 2024 tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi ilmu, tetapi juga mencerminkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang terlihat dari keterbukaan akses pendidikan melalui pemaparan penelitian-penelitian inovatif di bidang Aerospace and Electronic Systems. Selanjutnya, inovasi yang dihadirkan juga menunjukkan penerapan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan menampilkan kontribusi dalam pengembangan teknologi terkini. Terakhir, presentasi yang berkaitan dengan sistem transportasi cerdas juga mendukung SDGs poin 11, yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Sulaiman Nurhidayat
Editor: Danendra Azriel Ramadhany

Read More

Alumnus UGM Raih Penghargaan Internasional Berkat Inovasi Pemantauan Lahan Gambut

Akram Sripandam Prihanantya, alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kini menempuh Master of Geographic Information Science di The University of Queensland, berhasil meraih penghargaan Best Paper dalam IEEE International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICARES) 2024. Konferensi ini berlangsung secara bauran, dengan pelaksanaan luring bertempat di Auditorium Lantai 7 FMIPA UGM.

Dalam presentasinya berjudul “A Geospatial Big Data Approach for Web Mapping of Water Balance & Dry Days in Indonesia’s Peatlands,” Akram memperkenalkan inovasi peta interaktif berbasis web yang diberi nama Peta Hari Tanpa Hujan. “Kami membuat web Peta Hari Tanpa Hujan sebagai output yang dapat diakses oleh siapapun,” papar Akram. Penelitian ini memanfaatkan data geospasial untuk memetakan pola defisit air di lahan gambut Indonesia, khususnya di wilayah Pulau Tebing Tinggi dan Sungai Mempawah-Peniti, selama periode 2010–2020. Output berbasis web ini dapat diakses oleh publik dan dirancang untuk mendukung pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan. Penelitian ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai institusi, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Keberhasilan penelitian ini mendukung implementasi sejumlah Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain: SDGs Poin 4: Pendidikan Berkualitas Penelitian ini mencerminkan kontribusi riset berbasis teknologi dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang geospasial. SDGs Poin 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur Pemanfaatan teknologi geospasial sebagai solusi inovatif menunjukkan potensi kemajuan teknologi untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam. SDGs Poin 13: Penanganan Perubahan Iklim Penelitian ini memberikan solusi berbasis data untuk restorasi lahan gambut, yang penting dalam mitigasi dampak perubahan iklim. SDGs Poin 15: Ekosistem Daratan Peta interaktif ini menjadi alat penting dalam upaya restorasi ekosistem lahan gambut yang rentan terhadap kerusakan. SDGs Poin 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan Kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan BRIN, menunjukkan pentingnya kerja sama dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Sulaiman Nurhidayat
Editor: Danendra Azriel Ramadhany

Read More

Ikatan Alumni Geofisika UGM Kenalkan Inovasi Geoteknik Beachrock Buatan untuk Infrastruktur yang Aman dan Berkelanjutan

Kegiatan bulanan Ikatan Alumni Geofisika Universitas Gadjah Mada (IAGF UGM) menghadirkan course bertajuk “A Feasibility Investigation for Developing Artificial Beachrocks”, yang dipandu oleh Dr. Eng. Lutfian Rusdi Daryono dan Dr. Eng. Muhammad Akmal Putera. Acara ini membahas teknologi geoteknik modern yang dirancang untuk menjawab tantangan lingkungan sekaligus mendukung kebutuhan infrastruktur yang aman, tahan lama, dan ramah lingkungan.

Salah satu solusi yang diperkenalkan adalah teknik depth cement mixing, yang memungkinkan perkuatan tanah hingga kedalaman 30 meter dengan diameter sekitar 2,5 meter. Teknik ini dirancang untuk proyek infrastruktur besar di wilayah pesisir dan rawan gempa. “Dengan menambahkan sodium silikat ke dalam larutan semen, kita bisa merekayasa densitas larutan sehingga tanah menjadi lebih padat tanpa kehilangan fleksibilitas saat proses injeksi,” jelas Dr. Eng. Muhammad Akmal.

Selain itu, metode nailing dan anchoring diaplikasikan untuk memperkuat lereng dan dinding tanah. Nailing digunakan untuk kedalaman hingga 5 meter, sementara anchoring mampu memperkuat struktur pada kedalaman yang lebih besar. Di sisi lain, penghijauan area tambang turut menjadi perhatian utama. Teknik seperti penyemprotan biji tanaman menggunakan bahan adhesif dan serat kelapa dianyam telah berhasil menciptakan vegetasi alami yang membantu memulihkan ekosistem tambang.

“Kami menggunakan serat kelapa yang dianyam sebagai media penahan kelembaban, setelah itu, biji tanaman, bahan adhesif, dan air disemprotkan untuk menciptakan vegetasi yang tumbuh secara alami,” Dr. Eng. Muhammad Akmal.

Fokus utama teknologi ini adalah membatasi ruang resonansi seismik untuk memastikan bangunan tidak mudah runtuh meskipun diguncang gempa. Dengan pendekatan ini, masa depan konstruksi tidak hanya mengutamakan kecepatan dan efisiensi, tetapi juga keberlanjutan, keamanan, dan kepedulian lingkungan.

Kegiatan ini berkontribusi pada pencapaian beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), melalui pengembangan teknologi untuk infrastruktur tangguh, khususnya di daerah rawan bencana, SDG 11 (Sustainable Cities and Communities), dengan memperkuat struktur tanah dan bangunan untuk menciptakan kota yang lebih aman dan berkelanjutan, dan SDG 15 (Life on Land), melalui penghijauan area tambang dan lereng dengan teknik inovatif seperti penggunaan serat kelapa dan penyemprotan biji tanaman.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Ratih Cintia Sari
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Geofisika UGM Kenalkan Inovasi Geoteknik melalui Pengembangan Beachrock Buatan untuk Infrastruktur Pesisir

Teknologi geoteknik terus mengalami kemajuan, salah satunya melalui pengembangan beachrock buatan sebagai solusi inovatif dalam memperkuat infrastruktur pesisir dan mitigasi bencana. Dalam kegiatan bulanan Ikatan Alumni Geofisika Universitas Gadjah Mada (UGM) bertajuk “A Feasibility Investigation for Developing Artificial Beachrocks, Dr. Eng. Lutfian Rusdi Daryono dan Dr. Eng. Muhammad Akmal Putera memaparkan berbagai teknik geoteknik modern yang relevan untuk kebutuhan ini.

Dr. Lutfian menjelaskan bahwa beachrock alami terbentuk di pesisir melalui proses sementasi mineral. “Tujuan kami adalah meniru proses alami ini secara buatan untuk menciptakan struktur kuat, terutama di wilayah rawan bencana seperti gempa atau tsunami,” ungkapnya.

Salah satu teknik yang diulas adalah depth cement mixing, yakni metode penyuntikan campuran semen hingga kedalaman tertentu untuk memperkuat lapisan tanah. Teknologi ini memungkinkan penguatan tanah hingga kedalaman 30 meter dengan diameter penguatan mencapai 2,5 meter. Dr. Akmal menekankan efektivitas teknik ini dalam menopang bangunan besar di wilayah pesisir.

Selain itu, teknik chemical grouting juga menjadi perhatian. Teknologi ini menggunakan campuran semen, air, dan natrium silikat untuk menciptakan kepadatan tanah yang dapat disesuaikan. Teknologi ini dapat diaplikasikan tidak hanya di pesisir, tetapi juga di kawasan tambang dan lereng. “Untuk lereng kecil, kami cukup menggunakan short grid, sedangkan untuk lereng besar digunakan teknik nailing atau anchoring. Nailing efektif hingga kedalaman 5 meter, sementara anchoring mampu menjangkau kedalaman yang lebih besar,” jelas Dr. Akmal.

Aspek lingkungan turut menjadi bagian penting inovasi ini. Metode penghijauan seperti penggunaan serat kelapa anyaman dan penyemprotan biji tanaman mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir dan darat. Langkah ini tidak hanya memperkuat infrastruktur, tetapi juga memperbaiki kualitas lingkungan.

Pengembangan teknologi beachrock buatan sejalan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs). SDG 9 mendukung inovasi teknologi untuk pengembangan infrastruktur tangguh di wilayah pesisir. SDG 11 mencakup penciptaan kota berkelanjutan melalui penguatan struktur tanah dan bangunan untuk menciptakan kota yang lebih aman. SDG 15 mendukung perlindungan ekosistem darat melalui penghijauan tambang dan lereng menggunakan teknologi ramah lingkungan seperti serat kelapa dan biji tanaman.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Ratih Cintia Sari
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Menangi Ajang AiCHE di San Diego AS, Mahasiswa FMIPA Ciptakan Mobil Mini Berbahan Bakar Reaksi Kimia

Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses mengharumkan nama Indonesia di ajang AIChE Annual Chem-E-Car Competition 2024, yang diselenggarakan di San Diego, Amerika Serikat. Kompetisi bergengsi ini mempertemukan mahasiswa dari seluruh dunia untuk berlomba menciptakan mobil mini berbahan bakar reaksi kimia. Perjalanan tim UGM menuju panggung internasional dimulai dari kemenangan mereka di kompetisi tingkat nasional di PEM Akamigas Cepu. Mereka membawa prototipe mobil berbahan bakar hasil reaksi dekomposisi hidrogen peroksida, yang mampu bergerak dengan presisi tinggi sesuai jarak yang ditentukan.

“Tantangan utama kompetisi ini adalah memastikan mobil dapat bergerak sejauh jarak yang baru diumumkan di hari perlombaan, sehingga akurasi perhitungan dan efisiensi energi menjadi kunci keberhasilan,” ujar Ikhlasul Amal, salah satu anggota tim.

Persiapan menuju kompetisi internasional ini berlangsung selama dua bulan, melibatkan latihan intensif dan penyempurnaan teknologi. Sebagai anggota komunitas Reactics UGM, tim telah memiliki pengalaman dalam berbagai ajang internasional, menjadikan komunitas ini sebagai wadah pengembangan kemampuan dan semangat berkompetisi mereka. Namun, perjalanan menuju Amerika Serikat bukan tanpa tantangan. Tim harus mengatasi kesulitan logistik, seperti pengurusan paspor, visa, surat izin, hingga penggalangan dana dalam waktu singkat. “Selain kendala teknis, membagi waktu antara persiapan lomba dan magang juga menjadi tantangan besar. Saya biasanya menyelesaikan target magang terlebih dahulu sebelum melanjutkan persiapan lomba,” tambah Ikhlasul.

Meskipun menghadapi tekanan waktu dan berbagai kendala non-teknis, tim UGM tampil gemilang di kancah internasional. Keberhasilan mereka membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di tingkat global, sekaligus memperlihatkan inovasi dalam teknologi berbasis kimia. Prestasi ini juga mencerminkan kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4, yakni Pendidikan Berkualitas, melalui partisipasi dalam ajang internasional, dan SDGs poin 9, yaitu Inovasi dan Infrastruktur, dengan pengembangan prototipe mobil berbahan bakar reaksi kimia.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Ikhlasul Amal
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Menggali Peran Artificial Intelligence (AI) dalam Penanganan Katarak: Mahasiswa Statistika Sabet Prestasi di Ajang NSC UB

Dimaz Andhika dan Immanuella Rere, mahasiswa Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), meraih pengalaman berharga dalam ajang National Statistics Competition (NSC) yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya. Kompetisi ini mengusung tema besar, “Industry 4.0 Revolution: Advancing into the Era of Artificial Intelligence and Its Role Across Various Sectors,” yang menantang peserta untuk mengeksplorasi penerapan Artificial Intelligence (AI) di berbagai bidang.

Dimaz dan Immanuella memilih subtema kesehatan dengan fokus pada peran AI dalam penanganan penyakit katarak. “Menurut kami, tema ini sangat relevan, terutama di era sekarang di mana teknologi semakin berintegrasi dengan kebutuhan medis masyarakat,” ujar Dimaz. Mereka menghabiskan sekitar satu bulan untuk mempersiapkan esai, dengan intensitas diskusi mingguan untuk bertukar ide dan menyusun konsep.

Meski tidak bekerja intensif setiap hari, mereka menjaga komitmen melalui pembagian tanggung jawab yang jelas dan saling mendukung selama proses pengerjaan. “Mengatur waktu kembali ke skala prioritas sih, dan untungnya partner lombaku punya ritme yang sama. Diskusi tentang timeline dan progress pun berjalan lancar,” tambah Dimaz.

Pendekatan yang efektif dalam manajemen waktu menjadi kunci keberhasilan mereka, memungkinkan mereka menyeimbangkan kesibukan lomba dan tanggung jawab akademik. Mereka juga mengaku menikmati setiap langkah dalam kompetisi ini, terutama saat mempelajari AI dalam konteks medis. Diskusi tentang ide-ide menarik dan relevansi teknologi AI dalam mengatasi katarak memberikan motivasi tambahan selama proses pengerjaan.

Partisipasi Dimaz dan Immanuella dalam NSC turut mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs). Kompetisi ini relevan dengan SDG 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, melalui pembelajaran di kampus yang mempersiapkan mahasiswa untuk berkompetisi dalam ajang linear dengan bidang studi mereka. Selain itu, eksplorasi potensi teknologi AI dalam penanganan katarak mendukung SDG 9, yakni Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

Penuls: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Dimaz Andhika Putra
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Mahasiswa Statistika Kembangkan Inovasi AI untuk Infrastruktur Industri dan Deteksi Cacat Infrastruktur hingga Raih Juara 1 di National Statistic Challenge UB

Ajang National Statistic Challenge (NSC) 2024 yang digelar Universitas Brawijaya (UB), Malang, menjadi kompetisi bergengsi bagi mahasiswa berbakat di bidang statistika dan data science dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Hanna Marie dan Daffa Elgo, mahasiswa Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), turut ambil bagian dengan menyajikan esai komprehensif yang menyoroti inovasi berbasis Artificial Intelligence (AI).

Dari tiga cabang yang dilombakan—analisis data, ISEI (Innovative Statistical Essay Idea), dan infografis—tim ini memilih mendalami cabang ISEI. Mereka mengusung tema infrastruktur industri dengan gagasan inovasi berupa situs berbasis multi-model artificial intelligence yang mampu mendeteksi anomali atau cacat pada aset infrastruktur.

“Kami memilih fokus pada perspektif infrastruktur industri karena melihat potensi besar aplikasi AI untuk deteksi kerusakan aset. Inovasi kami dilengkapi fitur pelokalisasian kerusakan yang memungkinkan identifikasi lokasi kerusakan secara akurat, sehingga memudahkan proses perbaikan,” ungkap Hanna Marie.

ini dirancang untuk membantu industri dalam memelihara dan memantau infrastruktur secara lebih efektif, sekaligus meningkatkan efisiensi dalam manajemen aset industri.

Puncak kompetisi ini adalah grand final yang diselenggarakan secara langsung di Malang. Pada tahap ini, Hanna dan Daffa mempresentasikan gagasan mereka di hadapan juri yang terdiri dari para ahli statistik dan praktisi industri. “Rasanya sangat berkesan bisa mempresentasikan inovasi kami di hadapan juri dan audiens. Dukungan dan kritik yang kami terima benar-benar membuka wawasan untuk menyempurnakan ide ini ke depannya,” ujar Hanna.

NSC tidak hanya menjadi ajang untuk mengasah kemampuan analisis data, tetapi juga platform eksplorasi peran AI dalam menyelesaikan masalah nyata di berbagai sektor. Inovasi Hanna dan Daffa diharapkan dapat terus dikembangkan untuk memberikan manfaat nyata bagi dunia industri, khususnya dalam pemeliharaan dan peningkatan kualitas infrastruktur.

Kegiatan ini turut mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas melalui pembelajaran di kampus yang mempersiapkan mahasiswa untuk berkompetisi. Selain itu, gagasan berbasis teknologi AI yang mereka ajukan relevan dengan SDG 9, yakni Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan infrastruktur.

Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi:  Hanna Marie Oktavia
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Inovasi Energi Terbarukan Bawa Mahasiswa FMIPA UGM Raih Puncak Juara di National Energy Festival 2024

Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan memenangkan Business Case Competition yang diselenggarakan oleh Dewan Energi Mahasiswa dalam rangka National Energy Festival (NEF). Tim yang terdiri atas Wanda Marisa Bekti (Geofisika), Maulana Asahana Mustafa (Teknik Mesin), dan Mohamad Lintang (Akuntansi), yang sukses menyelesaikan tantangan dalam tiga tahap kompetisi: geothermal, panel surya, dan biomassa. “Tahap pertama itu tentang geothermal, yang kedua tentang panel surya, dan finalnya membahas biomassa,” papar Wanda.

menjelaskan bahwa tahap kedua, yang membahas panel surya, menjadi tantangan terbesar karena memerlukan analisis teknis yang mendalam. Di tengah jadwal kuliah yang padat, mereka harus menyeimbangkan waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah sekaligus menyusun proposal kompetisi.

“Untuk tahap kedua dan final, kami bahkan menyiapkan proposal dan presentasi hanya H-1 sebelum deadline,” ungkap Wanda. Meski bekerja di bawah tekanan waktu yang ketat, tim ini menunjukkan kolaborasi yang solid hingga berhasil melaju ke final dan meraih kemenangan.

Menurut Wanda, keberhasilan mereka bukan hanya soal seberapa banyak waktu yang dimiliki, tetapi bagaimana memanfaatkannya secara maksimal. Kolaborasi antar anggota tim dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda menjadi kekuatan utama. Strategi yang matang, keberanian untuk mencoba, dan dedikasi penuh menjadi kunci kemenangan mereka.

Wanda berharap keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk tidak ragu menghadapi tantangan baru. Ia menekankan bahwa keberanian untuk mencoba dan memanfaatkan waktu secara maksimal adalah langkah awal menuju kesuksesan. Prestasi ini tidak hanya menunjukkan kemampuan akademik yang unggul, tetapi juga potensi besar mahasiswa UGM dalam menjawab tantangan global di bidang energi. Keberhasilan tim ini turut mengimplementasikan SDGS poin 4 yaitu pendidikan berkualitas melalui kegiatan perlombaan nasional energi dan SDGS poin 7 yaitu energi terjangkau melalui tema business proposal bertemakan geothermal, panel surya dan biomassa.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Wanda Marisa Bekti
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Inovasi Sistem Dirgantara dan Elektronika Warnai ICARES 2024

Pada Jumat, 8 November 2024, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICARES 2024) sukses diselenggarakan secara hybrid di Auditorium Lantai 7 FMIPA UGM dan melalui platform daring. Konferensi ini menjadi ajang bagi peneliti dan mahasiswa untuk mempresentasikan penelitian inovatif di bidang Aerospace and Electronic Systems, dengan berbagai kontribusi yang menjanjikan bagi perkembangan teknologi.

Sesi presentasi luring diawali dengan topik Aerospace and Electronic Systems, yang menampilkan beragam inovasi menarik. Salah satu presentator, Lissa Joumilena dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia, memaparkan penelitian berjudul “RIDU-Sat Nano Satellite Mission Concept.” “RIDU-Sat merupakan nanosatelit yang dikembangkan oleh Universitas Pertahanan Republik Indonesia dan bertujuan untuk penelitian serta pendidikan di lingkungan universitas,” jelasnya.

Selain Lissa, sesi ini juga diisi oleh sejumlah peneliti lainnya dengan topik yang tidak kalah menarik. Ardanto Pramutadi membahas “Stakeholder Expectations for A Medical Cargo UAV Concept of Operation,” sementara Aniket Mangalore memaparkan analisisnya melalui presentasi berjudul “Exploring the Potential of Morphing Wings: A Comparative Analysis of the NACA 0018 Airfoil.” Penelitian lain yang dipresentasikan adalah “Emergency Position Reporting System for Border and Inland Areas with APRS Communication Mode” oleh Amelia Pratiwi, “Evaluation of Minimum SDR Requirements for Transmitter Modules in CC-OFDM MIMO Radar Applications” oleh Muhammad Romadly, dan “Optimization of Dimple Configurations on Aircraft Wings to Enhance Aerodynamic Performance” oleh Brenda Sintia.

Masing-masing presentasi disambut dengan antusias oleh peserta konferensi sehingga menciptakan suasana diskusi yang dinamis. Beragam topik menarik dipaparkan, mulai dari konsep Medical Cargo UAV untuk distribusi logistik medis hingga mekanisme morphing wings untuk efisiensi aerodinamika pesawat. Selain itu, dibahas juga optimasi modul radar CC-OFDM MIMO dan desain sayap pesawat dengan konfigurasi dimples untuk mengurangi hambatan. Penelitian-penelitian ini tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi juga menunjukkan potensi aplikasinya dalam pendidikan dan industri.

ICARES 2024 tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi ilmu, tetapi juga mencerminkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang terlihat dari keterbukaan akses pendidikan melalui pemaparan penelitian-penelitian inovatif di bidang Aerospace and Electronic Systems. Selanjutnya, inovasi yang dihadirkan juga menunjukkan penerapan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan menampilkan kontribusi dalam pengembangan teknologi terkini. Terakhir, presentasi yang berkaitan dengan sistem transportasi cerdas juga mendukung SDGs poin 11, yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Sulaiman Nurhidayat
Editor: Danendra Azriel Ramadhany

Read More

Alumnus UGM Raih Penghargaan Internasional Berkat Inovasi Pemantauan Lahan Gambut

Akram Sripandam Prihanantya, alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kini menempuh Master of Geographic Information Science di The University of Queensland, berhasil meraih penghargaan Best Paper dalam IEEE International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICARES) 2024. Konferensi ini berlangsung secara bauran, dengan pelaksanaan luring bertempat di Auditorium Lantai 7 FMIPA UGM.

Dalam presentasinya berjudul “A Geospatial Big Data Approach for Web Mapping of Water Balance & Dry Days in Indonesia’s Peatlands,” Akram memperkenalkan inovasi peta interaktif berbasis web yang diberi nama Peta Hari Tanpa Hujan. “Kami membuat web Peta Hari Tanpa Hujan sebagai output yang dapat diakses oleh siapapun,” papar Akram. Penelitian ini memanfaatkan data geospasial untuk memetakan pola defisit air di lahan gambut Indonesia, khususnya di wilayah Pulau Tebing Tinggi dan Sungai Mempawah-Peniti, selama periode 2010–2020. Output berbasis web ini dapat diakses oleh publik dan dirancang untuk mendukung pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan. Penelitian ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai institusi, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Keberhasilan penelitian ini mendukung implementasi sejumlah Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain: SDGs Poin 4: Pendidikan Berkualitas Penelitian ini mencerminkan kontribusi riset berbasis teknologi dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang geospasial. SDGs Poin 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur Pemanfaatan teknologi geospasial sebagai solusi inovatif menunjukkan potensi kemajuan teknologi untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam. SDGs Poin 13: Penanganan Perubahan Iklim Penelitian ini memberikan solusi berbasis data untuk restorasi lahan gambut, yang penting dalam mitigasi dampak perubahan iklim. SDGs Poin 15: Ekosistem Daratan Peta interaktif ini menjadi alat penting dalam upaya restorasi ekosistem lahan gambut yang rentan terhadap kerusakan. SDGs Poin 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan Kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan BRIN, menunjukkan pentingnya kerja sama dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Sulaiman Nurhidayat
Editor: Danendra Azriel Ramadhany

Read More

Ikatan Alumni Geofisika UGM Kenalkan Inovasi Geoteknik Beachrock Buatan untuk Infrastruktur yang Aman dan Berkelanjutan

Kegiatan bulanan Ikatan Alumni Geofisika Universitas Gadjah Mada (IAGF UGM) menghadirkan course bertajuk “A Feasibility Investigation for Developing Artificial Beachrocks”, yang dipandu oleh Dr. Eng. Lutfian Rusdi Daryono dan Dr. Eng. Muhammad Akmal Putera. Acara ini membahas teknologi geoteknik modern yang dirancang untuk menjawab tantangan lingkungan sekaligus mendukung kebutuhan infrastruktur yang aman, tahan lama, dan ramah lingkungan.

Salah satu solusi yang diperkenalkan adalah teknik depth cement mixing, yang memungkinkan perkuatan tanah hingga kedalaman 30 meter dengan diameter sekitar 2,5 meter. Teknik ini dirancang untuk proyek infrastruktur besar di wilayah pesisir dan rawan gempa. “Dengan menambahkan sodium silikat ke dalam larutan semen, kita bisa merekayasa densitas larutan sehingga tanah menjadi lebih padat tanpa kehilangan fleksibilitas saat proses injeksi,” jelas Dr. Eng. Muhammad Akmal.

Selain itu, metode nailing dan anchoring diaplikasikan untuk memperkuat lereng dan dinding tanah. Nailing digunakan untuk kedalaman hingga 5 meter, sementara anchoring mampu memperkuat struktur pada kedalaman yang lebih besar. Di sisi lain, penghijauan area tambang turut menjadi perhatian utama. Teknik seperti penyemprotan biji tanaman menggunakan bahan adhesif dan serat kelapa dianyam telah berhasil menciptakan vegetasi alami yang membantu memulihkan ekosistem tambang.

“Kami menggunakan serat kelapa yang dianyam sebagai media penahan kelembaban, setelah itu, biji tanaman, bahan adhesif, dan air disemprotkan untuk menciptakan vegetasi yang tumbuh secara alami,” Dr. Eng. Muhammad Akmal.

Fokus utama teknologi ini adalah membatasi ruang resonansi seismik untuk memastikan bangunan tidak mudah runtuh meskipun diguncang gempa. Dengan pendekatan ini, masa depan konstruksi tidak hanya mengutamakan kecepatan dan efisiensi, tetapi juga keberlanjutan, keamanan, dan kepedulian lingkungan.

Kegiatan ini berkontribusi pada pencapaian beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), melalui pengembangan teknologi untuk infrastruktur tangguh, khususnya di daerah rawan bencana, SDG 11 (Sustainable Cities and Communities), dengan memperkuat struktur tanah dan bangunan untuk menciptakan kota yang lebih aman dan berkelanjutan, dan SDG 15 (Life on Land), melalui penghijauan area tambang dan lereng dengan teknik inovatif seperti penggunaan serat kelapa dan penyemprotan biji tanaman.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Ratih Cintia Sari
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Geofisika UGM Kenalkan Inovasi Geoteknik melalui Pengembangan Beachrock Buatan untuk Infrastruktur Pesisir

Teknologi geoteknik terus mengalami kemajuan, salah satunya melalui pengembangan beachrock buatan sebagai solusi inovatif dalam memperkuat infrastruktur pesisir dan mitigasi bencana. Dalam kegiatan bulanan Ikatan Alumni Geofisika Universitas Gadjah Mada (UGM) bertajuk “A Feasibility Investigation for Developing Artificial Beachrocks, Dr. Eng. Lutfian Rusdi Daryono dan Dr. Eng. Muhammad Akmal Putera memaparkan berbagai teknik geoteknik modern yang relevan untuk kebutuhan ini.

Dr. Lutfian menjelaskan bahwa beachrock alami terbentuk di pesisir melalui proses sementasi mineral. “Tujuan kami adalah meniru proses alami ini secara buatan untuk menciptakan struktur kuat, terutama di wilayah rawan bencana seperti gempa atau tsunami,” ungkapnya.

Salah satu teknik yang diulas adalah depth cement mixing, yakni metode penyuntikan campuran semen hingga kedalaman tertentu untuk memperkuat lapisan tanah. Teknologi ini memungkinkan penguatan tanah hingga kedalaman 30 meter dengan diameter penguatan mencapai 2,5 meter. Dr. Akmal menekankan efektivitas teknik ini dalam menopang bangunan besar di wilayah pesisir.

Selain itu, teknik chemical grouting juga menjadi perhatian. Teknologi ini menggunakan campuran semen, air, dan natrium silikat untuk menciptakan kepadatan tanah yang dapat disesuaikan. Teknologi ini dapat diaplikasikan tidak hanya di pesisir, tetapi juga di kawasan tambang dan lereng. “Untuk lereng kecil, kami cukup menggunakan short grid, sedangkan untuk lereng besar digunakan teknik nailing atau anchoring. Nailing efektif hingga kedalaman 5 meter, sementara anchoring mampu menjangkau kedalaman yang lebih besar,” jelas Dr. Akmal.

Aspek lingkungan turut menjadi bagian penting inovasi ini. Metode penghijauan seperti penggunaan serat kelapa anyaman dan penyemprotan biji tanaman mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir dan darat. Langkah ini tidak hanya memperkuat infrastruktur, tetapi juga memperbaiki kualitas lingkungan.

Pengembangan teknologi beachrock buatan sejalan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs). SDG 9 mendukung inovasi teknologi untuk pengembangan infrastruktur tangguh di wilayah pesisir. SDG 11 mencakup penciptaan kota berkelanjutan melalui penguatan struktur tanah dan bangunan untuk menciptakan kota yang lebih aman. SDG 15 mendukung perlindungan ekosistem darat melalui penghijauan tambang dan lereng menggunakan teknologi ramah lingkungan seperti serat kelapa dan biji tanaman.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Ratih Cintia Sari
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Menangi Ajang AiCHE di San Diego AS, Mahasiswa FMIPA Ciptakan Mobil Mini Berbahan Bakar Reaksi Kimia

Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses mengharumkan nama Indonesia di ajang AIChE Annual Chem-E-Car Competition 2024, yang diselenggarakan di San Diego, Amerika Serikat. Kompetisi bergengsi ini mempertemukan mahasiswa dari seluruh dunia untuk berlomba menciptakan mobil mini berbahan bakar reaksi kimia. Perjalanan tim UGM menuju panggung internasional dimulai dari kemenangan mereka di kompetisi tingkat nasional di PEM Akamigas Cepu. Mereka membawa prototipe mobil berbahan bakar hasil reaksi dekomposisi hidrogen peroksida, yang mampu bergerak dengan presisi tinggi sesuai jarak yang ditentukan.

“Tantangan utama kompetisi ini adalah memastikan mobil dapat bergerak sejauh jarak yang baru diumumkan di hari perlombaan, sehingga akurasi perhitungan dan efisiensi energi menjadi kunci keberhasilan,” ujar Ikhlasul Amal, salah satu anggota tim.

Persiapan menuju kompetisi internasional ini berlangsung selama dua bulan, melibatkan latihan intensif dan penyempurnaan teknologi. Sebagai anggota komunitas Reactics UGM, tim telah memiliki pengalaman dalam berbagai ajang internasional, menjadikan komunitas ini sebagai wadah pengembangan kemampuan dan semangat berkompetisi mereka. Namun, perjalanan menuju Amerika Serikat bukan tanpa tantangan. Tim harus mengatasi kesulitan logistik, seperti pengurusan paspor, visa, surat izin, hingga penggalangan dana dalam waktu singkat. “Selain kendala teknis, membagi waktu antara persiapan lomba dan magang juga menjadi tantangan besar. Saya biasanya menyelesaikan target magang terlebih dahulu sebelum melanjutkan persiapan lomba,” tambah Ikhlasul.

Meskipun menghadapi tekanan waktu dan berbagai kendala non-teknis, tim UGM tampil gemilang di kancah internasional. Keberhasilan mereka membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di tingkat global, sekaligus memperlihatkan inovasi dalam teknologi berbasis kimia. Prestasi ini juga mencerminkan kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4, yakni Pendidikan Berkualitas, melalui partisipasi dalam ajang internasional, dan SDGs poin 9, yaitu Inovasi dan Infrastruktur, dengan pengembangan prototipe mobil berbahan bakar reaksi kimia.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Ikhlasul Amal
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Menggali Peran Artificial Intelligence (AI) dalam Penanganan Katarak: Mahasiswa Statistika Sabet Prestasi di Ajang NSC UB

Dimaz Andhika dan Immanuella Rere, mahasiswa Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), meraih pengalaman berharga dalam ajang National Statistics Competition (NSC) yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya. Kompetisi ini mengusung tema besar, “Industry 4.0 Revolution: Advancing into the Era of Artificial Intelligence and Its Role Across Various Sectors,” yang menantang peserta untuk mengeksplorasi penerapan Artificial Intelligence (AI) di berbagai bidang.

Dimaz dan Immanuella memilih subtema kesehatan dengan fokus pada peran AI dalam penanganan penyakit katarak. “Menurut kami, tema ini sangat relevan, terutama di era sekarang di mana teknologi semakin berintegrasi dengan kebutuhan medis masyarakat,” ujar Dimaz. Mereka menghabiskan sekitar satu bulan untuk mempersiapkan esai, dengan intensitas diskusi mingguan untuk bertukar ide dan menyusun konsep.

Meski tidak bekerja intensif setiap hari, mereka menjaga komitmen melalui pembagian tanggung jawab yang jelas dan saling mendukung selama proses pengerjaan. “Mengatur waktu kembali ke skala prioritas sih, dan untungnya partner lombaku punya ritme yang sama. Diskusi tentang timeline dan progress pun berjalan lancar,” tambah Dimaz.

Pendekatan yang efektif dalam manajemen waktu menjadi kunci keberhasilan mereka, memungkinkan mereka menyeimbangkan kesibukan lomba dan tanggung jawab akademik. Mereka juga mengaku menikmati setiap langkah dalam kompetisi ini, terutama saat mempelajari AI dalam konteks medis. Diskusi tentang ide-ide menarik dan relevansi teknologi AI dalam mengatasi katarak memberikan motivasi tambahan selama proses pengerjaan.

Partisipasi Dimaz dan Immanuella dalam NSC turut mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs). Kompetisi ini relevan dengan SDG 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, melalui pembelajaran di kampus yang mempersiapkan mahasiswa untuk berkompetisi dalam ajang linear dengan bidang studi mereka. Selain itu, eksplorasi potensi teknologi AI dalam penanganan katarak mendukung SDG 9, yakni Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

Penuls: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Dimaz Andhika Putra
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Mahasiswa Statistika Kembangkan Inovasi AI untuk Infrastruktur Industri dan Deteksi Cacat Infrastruktur hingga Raih Juara 1 di National Statistic Challenge UB

Ajang National Statistic Challenge (NSC) 2024 yang digelar Universitas Brawijaya (UB), Malang, menjadi kompetisi bergengsi bagi mahasiswa berbakat di bidang statistika dan data science dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Hanna Marie dan Daffa Elgo, mahasiswa Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), turut ambil bagian dengan menyajikan esai komprehensif yang menyoroti inovasi berbasis Artificial Intelligence (AI).

Dari tiga cabang yang dilombakan—analisis data, ISEI (Innovative Statistical Essay Idea), dan infografis—tim ini memilih mendalami cabang ISEI. Mereka mengusung tema infrastruktur industri dengan gagasan inovasi berupa situs berbasis multi-model artificial intelligence yang mampu mendeteksi anomali atau cacat pada aset infrastruktur.

“Kami memilih fokus pada perspektif infrastruktur industri karena melihat potensi besar aplikasi AI untuk deteksi kerusakan aset. Inovasi kami dilengkapi fitur pelokalisasian kerusakan yang memungkinkan identifikasi lokasi kerusakan secara akurat, sehingga memudahkan proses perbaikan,” ungkap Hanna Marie.

ini dirancang untuk membantu industri dalam memelihara dan memantau infrastruktur secara lebih efektif, sekaligus meningkatkan efisiensi dalam manajemen aset industri.

Puncak kompetisi ini adalah grand final yang diselenggarakan secara langsung di Malang. Pada tahap ini, Hanna dan Daffa mempresentasikan gagasan mereka di hadapan juri yang terdiri dari para ahli statistik dan praktisi industri. “Rasanya sangat berkesan bisa mempresentasikan inovasi kami di hadapan juri dan audiens. Dukungan dan kritik yang kami terima benar-benar membuka wawasan untuk menyempurnakan ide ini ke depannya,” ujar Hanna.

NSC tidak hanya menjadi ajang untuk mengasah kemampuan analisis data, tetapi juga platform eksplorasi peran AI dalam menyelesaikan masalah nyata di berbagai sektor. Inovasi Hanna dan Daffa diharapkan dapat terus dikembangkan untuk memberikan manfaat nyata bagi dunia industri, khususnya dalam pemeliharaan dan peningkatan kualitas infrastruktur.

Kegiatan ini turut mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas melalui pembelajaran di kampus yang mempersiapkan mahasiswa untuk berkompetisi. Selain itu, gagasan berbasis teknologi AI yang mereka ajukan relevan dengan SDG 9, yakni Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan infrastruktur.

Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi:  Hanna Marie Oktavia
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More
Translate