Ajang International Physics Olympiad (IPhO) atau Olimpiade Fisika Internasional menjadi pengalaman berharga bagi pelajar tingkat SMA/MA tak terkecuali juga bagi pembina mereka yang salah satunya merupakan Dosen Fisika FMIPA UGM, Dr. Eng. Rinto Anugrah Nur Qomaru Zaman, S.Si., M.Si. Dengan membawa 1 medali perak, 1 medali perunggu, dan 3 honorable mention oleh kelima pelajar terbaik di Indonesia pada bidang Fisika, Rinto mengaku bangga dengan prestasi anak-anak yang dibinanya melalui ajang bergengsi di tingkat dunia yang pada tahun ini dilaksanakan di Isfahan, Iran.
Rinto mendampingi kelima siswa tersebut di Isfahan, Iran bersama dengan Triyanta Mugianto yang berasal dari Institut Teknik Bandung. Dirinya menjelaskan bahwa terdapat 2 bagian pada olimpiade yaitu ujian teori dan praktik. Sebagai pembina dan pendamping, Rinto turut mengikuti jalannya olimpiade dengan turut menyimak soal yang diujikan. Menurut Rinto, corak atau jenis soal yang diujikan tidak seperti di kuliah yang cenderung singkat tetapi terdapat cerita atau studi kasus sehingga soal cukup panjang.
“Kalau soal yang diujikan pasti ada ceritanya. Misal, kemarin yang di Iran itu tentang pemanasan global ada ceritanya dulu. Ini butuh kemampuan dan kreativitas dari pelajar untuk mengerjakan soal-soal tersebut,” papar Rinto.
Rinto menyampaikan bahwa keberhasilan olimpiade di bidang Fisika atau bidang lain itu banyak faktor, baik dari siswa, sekolah, pembina, dan pemerintah yang harus saling mendukung. Dirinya juga berharap bahwa durasi dan kuantitas pembinaan kepada siswa sebaiknya diperpanjang. Dirinya pun membandingkan dengan negara Cina yang selalu meraih medali emas karena kuantitas dan kualitas pembinaan yang optimal yaitu dengan 6 bulan pembinaan di universitas. Kemudian, Rinto juga berharap untuk peralatan kebutuhan eksperimen dengan standar olimpiade juga dapat disediakan untuk menunjang siswa belajar. Selain itu, aspek eksperimen memiliki bobot besar dalam penilaian di ajang olimpiade tersebut.
Kiprah dan peran Rinto dalam membina pelajar pada bidang International Physics Olympiad (IChO) atau Olimpiade Fisika Internasional hingga meraih medali menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan dan peningkatan keterampilan pelajar khususnya di bidang Fisika. Selain itu, hasil pembinaan yang dilakukan turut mendukung generasi muda dalam menciptakan inovasi yang berdampak bagi masyarakat sehingga menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Rinto Anugrah Nur Qomaru Zaman