Kesuburan tanah dan kesulitan penerapan irigasi di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta masih menjadi hal prihatin yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah Yogyakarta. Selain itu, kendala lainnya adalah terkait pasokan listrik sehingga kebutuhan air di Kulon Progo kurang tercukupi. Melalui program Kreativitas Mahasiswa, Tim PKM-PI Universitas Gadjah Mada mengangkat tema dan penelitian ‘Eco Blend’ untuk memberikan solusi terhadap kesuburan tanah dan imigrasi di Kulon Progo
“Tim kami mencoba membuat fertilizer dengan mencampurkan pupuk organik cair dari ember tumpuk dan photosynthetic bacteria agar dapat memperbaiki kesuburan tanah disana. Dan fertilizer cair ini kami aplikasikan menggunakan alat irigasi otomatis bertenaga surya, mengingat adanya kendala pasokan listrik.” Ujar Fransisco Yamonaha selaku Ketua Tim dari PKM-PI Eco Blend, dalam wawancara daring, Rabu (17/7).
Dengan bimbingan dari Angga Prasetya, S.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing dan tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Statistika, Ilmu Tanah, dan Perikanan, tim berkolaborasi untuk menciptakan ‘EcoBlend’ dengan harapan dapat diterapkan secara luas untuk memperbaiki kesuburan tanah dan penerapan irigasi di daerah Kulon Progo.
Pengairan atau irigasi di suatu lahan bisa diterapkan melalui teknologi, Tim PKM-PI UGM ‘Eco Blend’ bersama bantuan teknisi. Tim PKM-PI Eco Blend mencoba membuat serangkaian alat agar pengairan bisa berjalan secara otomatis.
“Kami merakit ini bersama teknisi dengan cara sederhana yaitu untuk mengairi air dari drum diperlukan pompa, pompa mendapatkan energi dari panel surya. Untuk aliran energi dari panel surya ke pompa diatur di dalam panel box yang didalamnya dipasangkan timer digital sehingga pada jam 08.00 dan 16.00 WIB pompa akan menyala mengairi lahan.” ujar Fransisco Yamonaha.
Penerapan yang Tim PKM-PI ‘Eco Blend’ lakukan berawal dari meriset sifat tanah dari segi fisika, kimia, dan biologinya. Dengan ini, profit KWT bisa semakin meningkat jangka panjangnya. Dalam penerapan inovasi ini petani dapat membuat sendiri. Namun, Tim PKM-PI berharap petani-petani sekitar KWT Sumber Rejeki bisa terinspirasi dan mau mencoba menerapkan di lahan pertanian para petani.
Sebagian besar penduduk di Kulon Progo bekerja sebagai petani sehingga ‘Eco Blend’ bisa diperkaya dengan inovasi fertilizer yang baru. Tim PKM-PI UGM ‘Eco Blend’ juga berharap Eco Blend bisa dikenal dan diterapkan oleh masyarakat lebih luas lagi tidak hanya di sekitar KWT Sumber Rejeki saja karena Eco Blend adalah salah satu wujud nyata dari upaya mendukung pertanian yang berkelanjutan.
Riset ini menggabungkan pupuk organik dan teknologi irigasi otomatis berbasis energi surya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi kendala pasokan Listrik sehingga dapat memberikan dampak positif bagi petani di wilayah tersebut dengan mendorong pertanian yang lebih berkelanjutan. Penelitian oleh Tim PKM-PI EcoBlend ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 4 yaitu Pendidikan berkualitas berupa FMIPA UGM membantu pendanaan tim PKM-PI untuk merealisasikan inovasi terbaru hasil mahasiswa, SDGs poin 6 Air yang dapat diakses dari hasil penelitian dan riset Tim PKM-PI EcoBlend SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan tujuan penciptaan alat ‘Eco Blend’.
Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMPI EcoBlend
Editor: Febriska Noor Fitriana