Kegiatan bulanan Ikatan Alumni Geofisika Universitas Gadjah Mada (IAGF UGM) menghadirkan course bertajuk “A Feasibility Investigation for Developing Artificial Beachrocks”, yang dipandu oleh Dr. Eng. Lutfian Rusdi Daryono dan Dr. Eng. Muhammad Akmal Putera. Acara ini membahas teknologi geoteknik modern yang dirancang untuk menjawab tantangan lingkungan sekaligus mendukung kebutuhan infrastruktur yang aman, tahan lama, dan ramah lingkungan.
Salah satu solusi yang diperkenalkan adalah teknik depth cement mixing, yang memungkinkan perkuatan tanah hingga kedalaman 30 meter dengan diameter sekitar 2,5 meter. Teknik ini dirancang untuk proyek infrastruktur besar di wilayah pesisir dan rawan gempa. “Dengan menambahkan sodium silikat ke dalam larutan semen, kita bisa merekayasa densitas larutan sehingga tanah menjadi lebih padat tanpa kehilangan fleksibilitas saat proses injeksi,” jelas Dr. Eng. Muhammad Akmal.
Selain itu, metode nailing dan anchoring diaplikasikan untuk memperkuat lereng dan dinding tanah. Nailing digunakan untuk kedalaman hingga 5 meter, sementara anchoring mampu memperkuat struktur pada kedalaman yang lebih besar. Di sisi lain, penghijauan area tambang turut menjadi perhatian utama. Teknik seperti penyemprotan biji tanaman menggunakan bahan adhesif dan serat kelapa dianyam telah berhasil menciptakan vegetasi alami yang membantu memulihkan ekosistem tambang.
“Kami menggunakan serat kelapa yang dianyam sebagai media penahan kelembaban, setelah itu, biji tanaman, bahan adhesif, dan air disemprotkan untuk menciptakan vegetasi yang tumbuh secara alami,” Dr. Eng. Muhammad Akmal.
Fokus utama teknologi ini adalah membatasi ruang resonansi seismik untuk memastikan bangunan tidak mudah runtuh meskipun diguncang gempa. Dengan pendekatan ini, masa depan konstruksi tidak hanya mengutamakan kecepatan dan efisiensi, tetapi juga keberlanjutan, keamanan, dan kepedulian lingkungan.
Kegiatan ini berkontribusi pada pencapaian beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), melalui pengembangan teknologi untuk infrastruktur tangguh, khususnya di daerah rawan bencana, SDG 11 (Sustainable Cities and Communities), dengan memperkuat struktur tanah dan bangunan untuk menciptakan kota yang lebih aman dan berkelanjutan, dan SDG 15 (Life on Land), melalui penghijauan area tambang dan lereng dengan teknik inovatif seperti penggunaan serat kelapa dan penyemprotan biji tanaman.
Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Ratih Cintia Sari
Editor: Sulaiman Nurhidayat