Malaka Project, sebuah program yang bertujuan membentuk masyarakat yang lebih cerdas dan kritis, memulai debutnya pada tahun 2024 dengan konsep tur ke berbagai kampus di Indonesia. Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih sebagai kampus pertama dalam rangkaian tur ini, berkat inisiatif Katherine Angelika Budianto, seorang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Katherine, yang menjabat sebagai Project Officer acara ini, berhasil membawa Malaka Project ke UGM dengan keberanian dan kreativitasnya.
“Awalnya saya iseng reach out Kak Cania Citta (founder Malaka Project) lewat Instagram. Eh, ternyata diterima. Rasanya unreal, gokil juga padahal awalnya cuma iseng, nggak nyangka juga bisa beneran jadi,” ujar Katherine dengan penuh antusias. Ia menggunakan nama Kementerian Kajian dan Aksi Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (Kastrat BEM KM) FMIPA UGM untuk meyakinkan tim Malaka Project agar memulai tur dari UGM. Proses persiapan pun dimulai, melibatkan berbagai diskusi intensif yang berlangsung selama dua hingga tiga minggu sebelum keputusan final diambil.
Untuk mengakomodasi besarnya skala acara, Katherine bersama tim Kastrat BEM KM FMIPA UGM membuka pendaftaran panitia bagi mahasiswa angkatan 2022, 2023, dan 2024. Langkah ini tidak hanya bertujuan memperkuat tim penyelenggara, tetapi juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang berorientasi pada pendidikan kritis.
Meski demikian, persiapan acara tidak luput dari tantangan, terutama terkait keterbatasan waktu. Dari awal komunikasi dengan founder hingga pelaksanaan acara hanya tersedia waktu sekitar tiga bulan. Salah satu kendala terbesar adalah menemukan tanggal yang sesuai untuk menggunakan Grha Sabha Pramana (GSP) UGM sebagai lokasi acara. Namun, Katherine menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan profesional dari tim Malaka Project yang memberikan banyak pelajaran teknis selama proses persiapan.
Melalui terselenggaranya Malaka Project di UGM, Katherine berharap dapat mendorong mahasiswa dan masyarakat kampus menjadi lebih cerdas dan kritis dalam menyikapi berbagai isu. “Setidaknya, saya ingin mendorong masyarakat UGM terlebih dahulu untuk memiliki pemikiran yang lebih kritis,” tambahnya.
Kisah Katherine tidak hanya menunjukkan inisiatif pribadi yang berbuah kontribusi nyata, tetapi juga selaras dengan poin-poin Sustainable Development Goals (SDGs). Penyelenggaraan Malaka Project di UGM mencerminkan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang ditunjukkan dengan penyediaan ruang belajar bagi masyarakat untuk berpikir kritis. Selain itu, kerja sama antara Kastrat BEM KM FMIPA UGM dan tim Malaka Project menunjukkan penerapan SDGs poin 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Sebagai seorang mahasiswa, Katherine membuktikan bahwa keberanian untuk mencoba hal baru dapat membawa dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Harapannya, kisah Katherine dapat menginspirasi mahasiswa FMIPA dan UGM lainnya untuk tidak ragu mengambil langkah yang berpotensi mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
Melalui keberanian dan kerja kerasnya, Katherine berhasil mewujudkan ide sederhana menjadi kontribusi besar yang bermanfaat bagi masyarakat kampus. Semoga kisah ini dapat menginspirasi mahasiswa lainnya di FMIPA dan UGM untuk berani mengambil langkah baru yang berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Panitia Malaka Project
Editor: Sulaiman Nurhidayat