Search
Search
Search

mipa

Perkuat Mental Anak Sejak Dini, FMIPA UGM Hadirkan Dongeng untuk Anak Bertema Percaya Diri

Riuh tawa dan ceria anak-anak menghiasi ruangan kuliah di FMIPA UGM. Mereka bernyanyi, bersenandung, dan bercerita mengenai sosok makhluk-makhluk di hutan belantara yang sedang berjuang menemukan rasa percaya dirinya. Dengan petikan ukulele dari Kak Dinu dan untaian lagu dari Kak Syakira, anak-anak diajak berpetualangan bersama Rubby, sosok Rubah yang berpetualang mencari rasa percaya dirinya. Dongeng Bunga-Bunga di Kepala Rubby mampu menarik puluhan anak-anak yang sebelumnya lebih tertarik dengan jajanan ketimbang mendengar sebuah kisah penuh makna. Bim bam bam bim bim bam bam bim bim, anak-anak mulai bersenandung kembali bersama duo pendongeng yang handal.

“Ceritanya tentang menerima teman dalam kondisi apapun dan menyanyangi teman. Kami menceritakan efek pembullyan tetapi ga vulgar. Tadi dinasehatin kura-kura untuk nerima diri sendiri. Kalau masih tergantung omongan orang, berarti ga nerima diri sendiri,” papar Syakira.

Di samping itu, Dinu turut mengungkapkan kekagumannya pada anak-anak yang awalnya sempat terdistraksi oleh kantong panganan yang berwarna-warni tetapi pada akhirnya mereka malah fokus saat dongeng berlangsung.

“Senang karena pertemuan dengan anak-anak selalu menyenengkan. Punya energi yang berlebih, tenaga berlebih, kami ikut fun juga, saling bertukar kebahagiaan. Tidak menyangka sebanyak ini peserta anak-anaknya, tapi Aku seneng anak-anak antusias dan interaktif,” papar Dinu.

Dinu juga berharap ke depannya anak-anak dapat lebih paham tentang menerima diri sendiri dan selalu percaya diri kapan pun dan di mana pun mereka berada. Hadirnya dongeng anak di FMIPA UGM dengan tema memperkuat mental anak menjadi cerminan SDGs di bidang 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses pendidikan dan pendidikan untuk keberlanjutan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Kemuslimahan KMFM Ajak Gapai Kebahagiaan dengan Sabar dan Syukur

Setiap manusia memiliki kebutuhan rohani yang perlu dipenuhi, termasuk di lingkungan kampus yang plural. Pemenuhan kebutuhan ini dapat terwujud melalui berbagai kegiatan kerohanian yang diadakan oleh organisasi keagamaan. Salah satu contohnya adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Departemen Kemuslimahan Keluarga Muslim Fakultas MIPA (KMFM) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat, 23 Agustus 2024 di ruang S1.210 FMIPA UGM.

“Tiga kunci kebahagiaan, yaitu ketika dia mendapatkan nikmat, dia bersyukur; ketika dia mendapatkan kesulitan, dia bersabar; dan ketika dia berbuat dosa, dia memohon ampunan,” terang Zulfa Munawwarah, pembicara pada kegiatan Berbagi Ilmu dalam Kajian (Berlian) dengan tema Be Patient and Humble Muslimah.

Kajian ini menekankan pentingnya keteguhan hati dalam menjalani kehidupan, terutama melalui sikap sabar, syukur, dan tawakal kepada Allah. Selain itu, disinggung juga pentingnya meluruskan niat agar setiap tindakan ditujukan untuk mencari ridha Allah dan bukan pengakuan manusia.

Tidak hanya mendengarkan pemaparan materi, para peserta yang mayoritas mahasiswi FMIPA juga berperan aktif dalam sesi tanya jawab. Dalam sesi ini, berbagai pertanyaan diajukan, mulai dari rekomendasi bacaan, cara memperluas kesabaran, konsep batas dalam bersabar, hingga bagaimana menghadapi orang yang mencemarkan nama baik dan menentukan batasan sikap rendah hati sebagai muslimah.

Kegiatan Berlian yang diselenggarakan oleh Departemen Kemuslimahan KMFM UGM menunjukkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Selain memenuhi kebutuhan rohani, acara ini juga memberikan akses kepada pendidikan agama yang bermutu bagi para muslimah FMIPA.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Azzah Nurfatin
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kesan dan Pesan Alumni pada Malam Kangen Temu Alumni Dies Natalis FMIPA UGM ke-69

Pada acara Malam Kangen Temu Alumni dalam rangka peringatan Dies Natalis FMIPA UGM ke-69 yang diadakan pada 14 September 2024, beberapa alumni berbagi kesan dan pesan mereka. Nilam, alumni Prodi Kimia Angkatan 2014, mengungkapkan kekagumannya terhadap perkembangan FMIPA UGM yang semakin maju. Ia berharap kualitas pendidikan di FMIPA terus meningkat dan mampu mencetak generasi yang tidak hanya unggul dalam intelektual, tetapi juga dalam hal sikap dan perilaku. Nilam juga menyoroti perubahan fisik bangunan yang kini jauh lebih baik dibandingkan saat ia masih kuliah.

Sementara itu, Lucy, Agatha, dan Ardea, alumni Prodi Kimia Angkatan 2018, sangat terkesan dengan acara Malam Kangen Temu Alumni tersebut. Mereka berharap fakultas bisa menjadi wadah yang lebih kuat untuk menyatukan para alumni. Bagi mereka, acara ini tidak hanya menjadi momen nostalgia, tetapi juga kesempatan untuk napak tilas serta bersilaturahmi dengan seluruh warga FMIPA UGM, lintas angkatan, dan program studi.

Acara yang diselenggarakan FMIPA UGM ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui menciptakan generasi yang kompeten dan berkarakter, serta terus berinovasi dalam memberikan pendidikan yang inklusif dan merata bagi semua pihak. Acara ini juga relevan dengan SDGs ke-17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dengan adanya kolaborasi antara alumni dan institusi pendidikan yang menjadi kunci untuk memperkuat jaringan dan bersama-sama mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Sadar Kondisi Lingkungan, Mahasiswi FMIPA Bagikan Pengalaman Menjadi Relawan Waste Event Managament

Kansa, seorang mahasiswi FMIPA UGM, membagikan pengalamannya ketika bergabung dengan komunitas pecinta alam Lokalogi yang berfokus pada pengelolaan limbah acara atau waste event management. Lokalogi merupakan bagian dari Pramuka UGM yang berperan penting dalam menjaga kebersihan lingkungan ketika acara-acara besar kampus berlangsung, seperti PIONIR (acara pengenalan mahasiswa baru) dan Gelanggang Expo (GELEX). Ketertarikan Kansa untuk bergabung muncul setelah mengetahui tujuan dan kegiatan komunitas ini, yang sejalan dengan minat dan kepeduliannya terhadap lingkungan.

“Saya suka mencari kegiatan bermanfaat. Ketika mendapat poster volunteering untuk waste event management saat PIONIR UGM, Saya langsung mendaftar untuk merasakan euforia menjadi relawan,” ujar Kansa.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan selama volunteering cukup beragam. Dalam acara PIONIR UGM, Kansa bertugas pada hari pertama dan kedua untuk membimbing mahasiswa baru (GAMADA) dalam memilah sampah. Sampah organik ditempatkan di ember untuk dijadikan makanan maggot sedangkan sampah anorganik dikumpulkan dengan rapi dalam trashbag, dan sampah residu dibuang ke tempat sampah yang telah disediakan

Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Kansa adalah menyadari betapa besar jumlah food waste yang dihasilkan selama acara PIONIR.

Food waste di fakultas saya saja sudah bisa mencapai 30 kg. Gimana kalau seluruh fakultas UGM digabungkan? Pengalaman ini membuat Saya lebih bersyukur dan membuat Saya lebih aware tentang menghabiskan makanan gara tidak menjadi limbah”, ungkapnya.

Ia berharap semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya pengelolaan limbah, terutama food waste.  Keterlibatannya dalam waste event management telah menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran banyak orang tentang pentingnya menjaga kebersihan dan mengelola sampah dengan baik di lingkungan sekitar. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Kansa Medina
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Rekatkan Persahabatan Satu Rumpun, UiTM Adakan Joint Class Actuarial Science untuk Berbagi Pengalaman dan Pengetahuan Tentang Aplikasi Excel dan VBA

Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia mengadakan Joint Class bersama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 11 September 2024. Workshop ini berfokus pada penerapan Microsoft Excel dan VBA dalam bidang aktuaria dan asuransi, yang dihadiri oleh mahasiswa kedua universitas. Salah satu dosen UiTM, Nur Khaliza, menjelaskan bahwa dipilihnya UGM sebagai mitra karena kedua universitas memiliki latar belakang dan topik pembelajaran yang serupa.

“Kami merasa sangat tertarik dengan kesempatan untuk berbagi pengetahuan dari para ahli tentang topik aktuaria antara UGM dan UiTM, terutama tentang aplikasi Excel dan VBA sehingga mahasiswa bisa menerapkan apa yang mereka pelajari,” ungkap Nur Khaliza.

UiTM sendiri memiliki School of Mathematical Sciences dan School of Computing Sciences, di mana dalam School of Mathematical Sciences terdapat 3 departemen yang salah satunya adalah Departemen Ilmu Aktuaria. Menurut Nur Khaliza, tujuan utama UiTM dalam mengadakan workshop ini adalah untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan sekaligus membangun persahabatan serta kolaborasi yang lebih erat antara UiTM dan UGM, mengingat kedua institusi memiliki hubungan serumpun.

UiTM sangat antusias terhadap program-program kolaborasi di masa depan dengan FMIPA UGM dan berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dalam berbagai bentuk kegiatan akademik lainnya.

Acara ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Kolaborasi akademik ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan dengan menyediakan pelatihan yang relevan, tetapi juga memperkuat kemitraan global dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang aktuaria.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Dorong Kompetensi Mahasiswa Baru, Himpunan Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM Beri Wawasan Organisasi

Himpunan Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM menyelenggarakan kegiatan pengenalan pada mahasiswa baru di bidang organisasi. Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari rangkaian acara dari masa pengenalan mahasiswa baru di tingkat jurusan Geofisika. Dalam hal ini, Pamungkas yang merupakan Ketua Ikatan Alumni Geofisika FMIPA UGM turut hadir dan memberikan arahan kepada mahasiswa baru khususnya untuk lebih mengenal satu sama lain baik di organisasi mahasiswa atau teman satu angkatannya.

“HMGF (Himpunan Mahasiswa Geofisika) mengundang teman-teman mahasiswa 2024 untuk mengenal lebih dekat HMGF seperti apa. Sebagai maba, alangkah lebih baik mengetahui wadah yang menaungi program studi. Hal ini juga upaya untuk promosi HMGF kan tahun depan mereka pengurus. Alangkah lebih baik mereka tahu sekarang,” papar Abel selaku Koordinator Acara.

Melalui booth yang disediakan seperti pameran, mahasiswa baru dapat mengunjungi dan menanyakan langsung perihal bidang organisasi yang sesuai dengan minat mereka. Bidang yang dapat dikunjungi yaitu akademik, internal, kewirausahaan, sosial masyarkat, society of exploration geophysics, minat dan bakat, pengembangan SDM, media dan informasi, dan hubungan masyarakat.

“Semoga angkatan 24 bisa lebih kenal dekat dan merasa terlindungi dengan adanya HMGF,” papar Abel.

Kegiatan Elins Planet yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi FMIPA UGM turut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan mahasiswa baik secara teknis atau non teknis di bidangnya. Selain itu, kegiatan tersebut mengimplementasikan SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui kegiatan praktik terhadap komponen yang sudah disiapkan untuk mewadahi ide dari mahasiswa baru.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Indara Nurwulandari

Read More

Cerita Nugi, Mahasiswa FMIPA UGM Dorong Petani Desa dengan Kreasi Hasil Bumi Jadi Sambal Salak

Sambal merupakan salah satu makanan favorit masyarakat di Indonesia dengan beragam kreasi yang dibuat sesuai dengan daerahnya. Hal ini menjadi salah satu peluang bagi Anugrah Yuwan Atmadja, yang akrab disapa Nugi, mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA UGM untuk turut mendorong kreasi masyarakat di kawasan Desa Purwobinangun. Pada mulanya, melalui program pengabdian PPK Ormawa 2022, Nugi berhasil mendirikan Salacca Space sebagai rumah inovasi pengolahan salak di Desa Purwobinangun. Salah satu produk unggulan yang dikembangkan adalah Sambalacca, atau sambal salak yang diproduksi menggunakan hasil bumi khas Desa Purwobinangun.

“Produk ini dapat menjadi pendobrak usaha-usaha lainnya mulai dari petani salak sebagai supplier bahan baku dan rempah-rempah lainnya serta usaha restoran yang terlibat. Dukanya adalah ketika harga cabai dan bahan baku lainnya sedang mengalami kenaikan,” papar Nugi.

Sambalacca dapat dibeli dengan harga Rp18.000 untuk 1 botol dengan ukuran 120gram. Saat ini, penjualan Sambalacca berfokus pada penjualan B2B ke salah satu restoran yang ada di Godean bernama Tamanjiwo Resto. Beberapa menu yang disediakan di restoran ini menggunakan sambal salak dari Sambalacca sebagai menu pelengkapnya.

“Kesannya adalah sangat senang ketika produk ini dapat membantu petani salak yang mengalami kesulitan menjual hasil bumi mereka karena harga salak yang kian menurun. Dengan adanya produk ini, salak dapat dijual dengan nilai jual yang tinggi,” papar Nugi.

Dalam hal ini, Nugi turut berharap bahwa bisnis ini semoga dapat dikembangkan lebih jauh lagi bersama teman-teman yang lain setelah lulus kuliah. Merujuk pada upaya Nugi tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang wirausaha dan sosial masyarakt. Selain itu, upaya tersebut menjadi cerminan SDGs nomor 8 yaitu pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi melalui produktivitas ekonomi petani salak serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi hasil bumi masyarakat desa.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Anugrah Yuwan Atmadja

Read More

Cerita Yehezkiel, Mahasiswa FMIPA UGM Penerima Kesempatan Emas Belajar di Taiwan

Berawal dari tawaran program kerjasama dari dosen Fisika, Yehezkiel mahasiswa Prodi Fisika S1 angkatan 2019 berbagi pengalamannya terkait kesempatan emas belajar di Taiwan melalui program INERSI. Program ini menawarkan beasiswa penuh yang mencakup biaya perjalanan, biaya hidup, dan dukungan dari universitas di Taiwan.

“Walaupun saat itu saya sedang mencari pekerjaan, Saya merasa ini adalah kesempatan untuk mengupgrade diri. Proses seleksi tidak mudah bagi Saya. Tantangan terbesar yang Saya hadapi adalah culture berbahasa di sana yang tidak dominan berbahasa bahasa Inggris,” papar Yehezkiel mahasiswa penerima beasiswa.

Yehezkiel bercerita alasannya memilih Taiwan sebagai tempat mengemban studi lanjut. Sebenarnya, Jepang adalah pilihan tujuan yang pertama. Namun, karena persyaratan bahasa lebih ketat di Jepang, dirinya memutuskan untuk fokus pada program di Taiwan.

“Kuliah lanjut di bidang semikonduktor adalah harapan Saya dari awal dengan target jangka panjang dan jangka pendek. Saya berharap dapat memperluas jaringan internasional dan mendapatkan pengalaman baru, khususnya di bidang semikonduktor,” papar Yehezkiel.

Yehezkiel juga bercita-cita untuk memberikan kontribusi lebih kepada Indonesia dalam bidang ini yang menurutnya masih kurang dikenal oleh masyarakat luas. Meskipun ia harus belajar dari awal berbahasa Mandarin, Yehezkiel sangat bersemangat untuk menguasai bahasa Mandarin. Hal ini bertujuan untuk mempermudah berkomunikasi dan memperluas jaringan di Asia.

Dengan semangat dan ketekunan, Yehezkiel membuktikan bahwa kesempatan untuk belajar di luar negeri bisa menjadi batu loncatan untuk karir yang lebih cemerlang. Program ini turut mengimplementasikan SDGs poin 4 yaitu akses terhadap pendidikan, dengan program FMIPA yang memberikan kesempatan kepada mahasiswanya dalam program studi lanjut ke Taiwan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Wahyu Micho
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Perkuat Mental Anak Sejak Dini, FMIPA UGM Hadirkan Dongeng untuk Anak Bertema Percaya Diri

Riuh tawa dan ceria anak-anak menghiasi ruangan kuliah di FMIPA UGM. Mereka bernyanyi, bersenandung, dan bercerita mengenai sosok makhluk-makhluk di hutan belantara yang sedang berjuang menemukan rasa percaya dirinya. Dengan petikan ukulele dari Kak Dinu dan untaian lagu dari Kak Syakira, anak-anak diajak berpetualangan bersama Rubby, sosok Rubah yang berpetualang mencari rasa percaya dirinya. Dongeng Bunga-Bunga di Kepala Rubby mampu menarik puluhan anak-anak yang sebelumnya lebih tertarik dengan jajanan ketimbang mendengar sebuah kisah penuh makna. Bim bam bam bim bim bam bam bim bim, anak-anak mulai bersenandung kembali bersama duo pendongeng yang handal.

“Ceritanya tentang menerima teman dalam kondisi apapun dan menyanyangi teman. Kami menceritakan efek pembullyan tetapi ga vulgar. Tadi dinasehatin kura-kura untuk nerima diri sendiri. Kalau masih tergantung omongan orang, berarti ga nerima diri sendiri,” papar Syakira.

Di samping itu, Dinu turut mengungkapkan kekagumannya pada anak-anak yang awalnya sempat terdistraksi oleh kantong panganan yang berwarna-warni tetapi pada akhirnya mereka malah fokus saat dongeng berlangsung.

“Senang karena pertemuan dengan anak-anak selalu menyenengkan. Punya energi yang berlebih, tenaga berlebih, kami ikut fun juga, saling bertukar kebahagiaan. Tidak menyangka sebanyak ini peserta anak-anaknya, tapi Aku seneng anak-anak antusias dan interaktif,” papar Dinu.

Dinu juga berharap ke depannya anak-anak dapat lebih paham tentang menerima diri sendiri dan selalu percaya diri kapan pun dan di mana pun mereka berada. Hadirnya dongeng anak di FMIPA UGM dengan tema memperkuat mental anak menjadi cerminan SDGs di bidang 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses pendidikan dan pendidikan untuk keberlanjutan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Kemuslimahan KMFM Ajak Gapai Kebahagiaan dengan Sabar dan Syukur

Setiap manusia memiliki kebutuhan rohani yang perlu dipenuhi, termasuk di lingkungan kampus yang plural. Pemenuhan kebutuhan ini dapat terwujud melalui berbagai kegiatan kerohanian yang diadakan oleh organisasi keagamaan. Salah satu contohnya adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Departemen Kemuslimahan Keluarga Muslim Fakultas MIPA (KMFM) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat, 23 Agustus 2024 di ruang S1.210 FMIPA UGM.

“Tiga kunci kebahagiaan, yaitu ketika dia mendapatkan nikmat, dia bersyukur; ketika dia mendapatkan kesulitan, dia bersabar; dan ketika dia berbuat dosa, dia memohon ampunan,” terang Zulfa Munawwarah, pembicara pada kegiatan Berbagi Ilmu dalam Kajian (Berlian) dengan tema Be Patient and Humble Muslimah.

Kajian ini menekankan pentingnya keteguhan hati dalam menjalani kehidupan, terutama melalui sikap sabar, syukur, dan tawakal kepada Allah. Selain itu, disinggung juga pentingnya meluruskan niat agar setiap tindakan ditujukan untuk mencari ridha Allah dan bukan pengakuan manusia.

Tidak hanya mendengarkan pemaparan materi, para peserta yang mayoritas mahasiswi FMIPA juga berperan aktif dalam sesi tanya jawab. Dalam sesi ini, berbagai pertanyaan diajukan, mulai dari rekomendasi bacaan, cara memperluas kesabaran, konsep batas dalam bersabar, hingga bagaimana menghadapi orang yang mencemarkan nama baik dan menentukan batasan sikap rendah hati sebagai muslimah.

Kegiatan Berlian yang diselenggarakan oleh Departemen Kemuslimahan KMFM UGM menunjukkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Selain memenuhi kebutuhan rohani, acara ini juga memberikan akses kepada pendidikan agama yang bermutu bagi para muslimah FMIPA.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Azzah Nurfatin
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kesan dan Pesan Alumni pada Malam Kangen Temu Alumni Dies Natalis FMIPA UGM ke-69

Pada acara Malam Kangen Temu Alumni dalam rangka peringatan Dies Natalis FMIPA UGM ke-69 yang diadakan pada 14 September 2024, beberapa alumni berbagi kesan dan pesan mereka. Nilam, alumni Prodi Kimia Angkatan 2014, mengungkapkan kekagumannya terhadap perkembangan FMIPA UGM yang semakin maju. Ia berharap kualitas pendidikan di FMIPA terus meningkat dan mampu mencetak generasi yang tidak hanya unggul dalam intelektual, tetapi juga dalam hal sikap dan perilaku. Nilam juga menyoroti perubahan fisik bangunan yang kini jauh lebih baik dibandingkan saat ia masih kuliah.

Sementara itu, Lucy, Agatha, dan Ardea, alumni Prodi Kimia Angkatan 2018, sangat terkesan dengan acara Malam Kangen Temu Alumni tersebut. Mereka berharap fakultas bisa menjadi wadah yang lebih kuat untuk menyatukan para alumni. Bagi mereka, acara ini tidak hanya menjadi momen nostalgia, tetapi juga kesempatan untuk napak tilas serta bersilaturahmi dengan seluruh warga FMIPA UGM, lintas angkatan, dan program studi.

Acara yang diselenggarakan FMIPA UGM ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui menciptakan generasi yang kompeten dan berkarakter, serta terus berinovasi dalam memberikan pendidikan yang inklusif dan merata bagi semua pihak. Acara ini juga relevan dengan SDGs ke-17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dengan adanya kolaborasi antara alumni dan institusi pendidikan yang menjadi kunci untuk memperkuat jaringan dan bersama-sama mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Sadar Kondisi Lingkungan, Mahasiswi FMIPA Bagikan Pengalaman Menjadi Relawan Waste Event Managament

Kansa, seorang mahasiswi FMIPA UGM, membagikan pengalamannya ketika bergabung dengan komunitas pecinta alam Lokalogi yang berfokus pada pengelolaan limbah acara atau waste event management. Lokalogi merupakan bagian dari Pramuka UGM yang berperan penting dalam menjaga kebersihan lingkungan ketika acara-acara besar kampus berlangsung, seperti PIONIR (acara pengenalan mahasiswa baru) dan Gelanggang Expo (GELEX). Ketertarikan Kansa untuk bergabung muncul setelah mengetahui tujuan dan kegiatan komunitas ini, yang sejalan dengan minat dan kepeduliannya terhadap lingkungan.

“Saya suka mencari kegiatan bermanfaat. Ketika mendapat poster volunteering untuk waste event management saat PIONIR UGM, Saya langsung mendaftar untuk merasakan euforia menjadi relawan,” ujar Kansa.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan selama volunteering cukup beragam. Dalam acara PIONIR UGM, Kansa bertugas pada hari pertama dan kedua untuk membimbing mahasiswa baru (GAMADA) dalam memilah sampah. Sampah organik ditempatkan di ember untuk dijadikan makanan maggot sedangkan sampah anorganik dikumpulkan dengan rapi dalam trashbag, dan sampah residu dibuang ke tempat sampah yang telah disediakan

Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Kansa adalah menyadari betapa besar jumlah food waste yang dihasilkan selama acara PIONIR.

Food waste di fakultas saya saja sudah bisa mencapai 30 kg. Gimana kalau seluruh fakultas UGM digabungkan? Pengalaman ini membuat Saya lebih bersyukur dan membuat Saya lebih aware tentang menghabiskan makanan gara tidak menjadi limbah”, ungkapnya.

Ia berharap semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya pengelolaan limbah, terutama food waste.  Keterlibatannya dalam waste event management telah menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran banyak orang tentang pentingnya menjaga kebersihan dan mengelola sampah dengan baik di lingkungan sekitar. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Kansa Medina
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Rekatkan Persahabatan Satu Rumpun, UiTM Adakan Joint Class Actuarial Science untuk Berbagi Pengalaman dan Pengetahuan Tentang Aplikasi Excel dan VBA

Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia mengadakan Joint Class bersama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 11 September 2024. Workshop ini berfokus pada penerapan Microsoft Excel dan VBA dalam bidang aktuaria dan asuransi, yang dihadiri oleh mahasiswa kedua universitas. Salah satu dosen UiTM, Nur Khaliza, menjelaskan bahwa dipilihnya UGM sebagai mitra karena kedua universitas memiliki latar belakang dan topik pembelajaran yang serupa.

“Kami merasa sangat tertarik dengan kesempatan untuk berbagi pengetahuan dari para ahli tentang topik aktuaria antara UGM dan UiTM, terutama tentang aplikasi Excel dan VBA sehingga mahasiswa bisa menerapkan apa yang mereka pelajari,” ungkap Nur Khaliza.

UiTM sendiri memiliki School of Mathematical Sciences dan School of Computing Sciences, di mana dalam School of Mathematical Sciences terdapat 3 departemen yang salah satunya adalah Departemen Ilmu Aktuaria. Menurut Nur Khaliza, tujuan utama UiTM dalam mengadakan workshop ini adalah untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan sekaligus membangun persahabatan serta kolaborasi yang lebih erat antara UiTM dan UGM, mengingat kedua institusi memiliki hubungan serumpun.

UiTM sangat antusias terhadap program-program kolaborasi di masa depan dengan FMIPA UGM dan berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dalam berbagai bentuk kegiatan akademik lainnya.

Acara ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Kolaborasi akademik ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan dengan menyediakan pelatihan yang relevan, tetapi juga memperkuat kemitraan global dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidang aktuaria.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Dorong Kompetensi Mahasiswa Baru, Himpunan Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM Beri Wawasan Organisasi

Himpunan Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM menyelenggarakan kegiatan pengenalan pada mahasiswa baru di bidang organisasi. Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari rangkaian acara dari masa pengenalan mahasiswa baru di tingkat jurusan Geofisika. Dalam hal ini, Pamungkas yang merupakan Ketua Ikatan Alumni Geofisika FMIPA UGM turut hadir dan memberikan arahan kepada mahasiswa baru khususnya untuk lebih mengenal satu sama lain baik di organisasi mahasiswa atau teman satu angkatannya.

“HMGF (Himpunan Mahasiswa Geofisika) mengundang teman-teman mahasiswa 2024 untuk mengenal lebih dekat HMGF seperti apa. Sebagai maba, alangkah lebih baik mengetahui wadah yang menaungi program studi. Hal ini juga upaya untuk promosi HMGF kan tahun depan mereka pengurus. Alangkah lebih baik mereka tahu sekarang,” papar Abel selaku Koordinator Acara.

Melalui booth yang disediakan seperti pameran, mahasiswa baru dapat mengunjungi dan menanyakan langsung perihal bidang organisasi yang sesuai dengan minat mereka. Bidang yang dapat dikunjungi yaitu akademik, internal, kewirausahaan, sosial masyarkat, society of exploration geophysics, minat dan bakat, pengembangan SDM, media dan informasi, dan hubungan masyarakat.

“Semoga angkatan 24 bisa lebih kenal dekat dan merasa terlindungi dengan adanya HMGF,” papar Abel.

Kegiatan Elins Planet yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi FMIPA UGM turut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan mahasiswa baik secara teknis atau non teknis di bidangnya. Selain itu, kegiatan tersebut mengimplementasikan SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui kegiatan praktik terhadap komponen yang sudah disiapkan untuk mewadahi ide dari mahasiswa baru.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Indara Nurwulandari

Read More

Cerita Nugi, Mahasiswa FMIPA UGM Dorong Petani Desa dengan Kreasi Hasil Bumi Jadi Sambal Salak

Sambal merupakan salah satu makanan favorit masyarakat di Indonesia dengan beragam kreasi yang dibuat sesuai dengan daerahnya. Hal ini menjadi salah satu peluang bagi Anugrah Yuwan Atmadja, yang akrab disapa Nugi, mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA UGM untuk turut mendorong kreasi masyarakat di kawasan Desa Purwobinangun. Pada mulanya, melalui program pengabdian PPK Ormawa 2022, Nugi berhasil mendirikan Salacca Space sebagai rumah inovasi pengolahan salak di Desa Purwobinangun. Salah satu produk unggulan yang dikembangkan adalah Sambalacca, atau sambal salak yang diproduksi menggunakan hasil bumi khas Desa Purwobinangun.

“Produk ini dapat menjadi pendobrak usaha-usaha lainnya mulai dari petani salak sebagai supplier bahan baku dan rempah-rempah lainnya serta usaha restoran yang terlibat. Dukanya adalah ketika harga cabai dan bahan baku lainnya sedang mengalami kenaikan,” papar Nugi.

Sambalacca dapat dibeli dengan harga Rp18.000 untuk 1 botol dengan ukuran 120gram. Saat ini, penjualan Sambalacca berfokus pada penjualan B2B ke salah satu restoran yang ada di Godean bernama Tamanjiwo Resto. Beberapa menu yang disediakan di restoran ini menggunakan sambal salak dari Sambalacca sebagai menu pelengkapnya.

“Kesannya adalah sangat senang ketika produk ini dapat membantu petani salak yang mengalami kesulitan menjual hasil bumi mereka karena harga salak yang kian menurun. Dengan adanya produk ini, salak dapat dijual dengan nilai jual yang tinggi,” papar Nugi.

Dalam hal ini, Nugi turut berharap bahwa bisnis ini semoga dapat dikembangkan lebih jauh lagi bersama teman-teman yang lain setelah lulus kuliah. Merujuk pada upaya Nugi tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang wirausaha dan sosial masyarakt. Selain itu, upaya tersebut menjadi cerminan SDGs nomor 8 yaitu pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi melalui produktivitas ekonomi petani salak serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi hasil bumi masyarakat desa.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Anugrah Yuwan Atmadja

Read More

Cerita Yehezkiel, Mahasiswa FMIPA UGM Penerima Kesempatan Emas Belajar di Taiwan

Berawal dari tawaran program kerjasama dari dosen Fisika, Yehezkiel mahasiswa Prodi Fisika S1 angkatan 2019 berbagi pengalamannya terkait kesempatan emas belajar di Taiwan melalui program INERSI. Program ini menawarkan beasiswa penuh yang mencakup biaya perjalanan, biaya hidup, dan dukungan dari universitas di Taiwan.

“Walaupun saat itu saya sedang mencari pekerjaan, Saya merasa ini adalah kesempatan untuk mengupgrade diri. Proses seleksi tidak mudah bagi Saya. Tantangan terbesar yang Saya hadapi adalah culture berbahasa di sana yang tidak dominan berbahasa bahasa Inggris,” papar Yehezkiel mahasiswa penerima beasiswa.

Yehezkiel bercerita alasannya memilih Taiwan sebagai tempat mengemban studi lanjut. Sebenarnya, Jepang adalah pilihan tujuan yang pertama. Namun, karena persyaratan bahasa lebih ketat di Jepang, dirinya memutuskan untuk fokus pada program di Taiwan.

“Kuliah lanjut di bidang semikonduktor adalah harapan Saya dari awal dengan target jangka panjang dan jangka pendek. Saya berharap dapat memperluas jaringan internasional dan mendapatkan pengalaman baru, khususnya di bidang semikonduktor,” papar Yehezkiel.

Yehezkiel juga bercita-cita untuk memberikan kontribusi lebih kepada Indonesia dalam bidang ini yang menurutnya masih kurang dikenal oleh masyarakat luas. Meskipun ia harus belajar dari awal berbahasa Mandarin, Yehezkiel sangat bersemangat untuk menguasai bahasa Mandarin. Hal ini bertujuan untuk mempermudah berkomunikasi dan memperluas jaringan di Asia.

Dengan semangat dan ketekunan, Yehezkiel membuktikan bahwa kesempatan untuk belajar di luar negeri bisa menjadi batu loncatan untuk karir yang lebih cemerlang. Program ini turut mengimplementasikan SDGs poin 4 yaitu akses terhadap pendidikan, dengan program FMIPA yang memberikan kesempatan kepada mahasiswanya dalam program studi lanjut ke Taiwan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Wahyu Micho
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate