Berawal dari tawaran program kerjasama dari dosen Fisika, Yehezkiel mahasiswa Prodi Fisika S1 angkatan 2019 berbagi pengalamannya terkait kesempatan emas belajar di Taiwan melalui program INERSI. Program ini menawarkan beasiswa penuh yang mencakup biaya perjalanan, biaya hidup, dan dukungan dari universitas di Taiwan.
“Walaupun saat itu saya sedang mencari pekerjaan, Saya merasa ini adalah kesempatan untuk mengupgrade diri. Proses seleksi tidak mudah bagi Saya. Tantangan terbesar yang Saya hadapi adalah culture berbahasa di sana yang tidak dominan berbahasa bahasa Inggris,” papar Yehezkiel mahasiswa penerima beasiswa.
Yehezkiel bercerita alasannya memilih Taiwan sebagai tempat mengemban studi lanjut. Sebenarnya, Jepang adalah pilihan tujuan yang pertama. Namun, karena persyaratan bahasa lebih ketat di Jepang, dirinya memutuskan untuk fokus pada program di Taiwan.
“Kuliah lanjut di bidang semikonduktor adalah harapan Saya dari awal dengan target jangka panjang dan jangka pendek. Saya berharap dapat memperluas jaringan internasional dan mendapatkan pengalaman baru, khususnya di bidang semikonduktor,” papar Yehezkiel.
Yehezkiel juga bercita-cita untuk memberikan kontribusi lebih kepada Indonesia dalam bidang ini yang menurutnya masih kurang dikenal oleh masyarakat luas. Meskipun ia harus belajar dari awal berbahasa Mandarin, Yehezkiel sangat bersemangat untuk menguasai bahasa Mandarin. Hal ini bertujuan untuk mempermudah berkomunikasi dan memperluas jaringan di Asia.
Dengan semangat dan ketekunan, Yehezkiel membuktikan bahwa kesempatan untuk belajar di luar negeri bisa menjadi batu loncatan untuk karir yang lebih cemerlang. Program ini turut mengimplementasikan SDGs poin 4 yaitu akses terhadap pendidikan, dengan program FMIPA yang memberikan kesempatan kepada mahasiswanya dalam program studi lanjut ke Taiwan.
Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Wahyu Micho
Editor: Febriska Noor Fitriana