Kedatangan Paus Fransiskus, pemuka agama Katolik tertinggi di dunia menjadi sorotan di media masa Indonesia. Sosok Margareta Rosemary yang akrab dipanggil Rosa, Alumnus FMIPA UGM program studi Fisika membagikan pengalaman berharganya saat mendapatkan kesempatan mengikuti Misa Kudus bersama Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Pengalaman tersebut menjadi impian banyak umat Katolik yang mendambakan sosok bersahaja dan mulia dari Paus Fransiskus.
Misa Kudus dilaksanakan pada awal bulan September yang merupakan salah satu rangkaian Kunjungan Apostolik Bapa Suci ke Indonesia. Menurut Rosa, momen tersebut merupakan momen langka karena kunjungan Paus terakhir ke Indonesia adalah 35 tahun yang lalu yaitu pada tahun 1989. Pada momen tersebut, tentunya Rosa belum lahir.
“Bersyukur atas pengalaman iman ini, Saya semakin diteguhkan akan kesatuan Gereja Katolik. “Viva il Papa! Viva Papa Francesco! Welcome to Indonesia Papa Francesco”. Delapan puluh tujuh ribu umat Katolik dari seluruh penjuru tanah air antusias bersorak menyambut Bapa Paus di GBK. Misa kudus berjalan dengan hikmat dan penuh syukur. Salah satu pesan Bapa Suci yang saya bawa pulang: Jangan lelah untuk terus menabur kebaikan, walaupun kita belum tentu menuai hasilnya. Kiranya pesan ini juga baik untuk bangsa kita yang Bhinneka Tunggal Ika. Benih-benih kebaikan mempererat persaudaraan dan kesatuan kita sebagai Bangsa Indonesia,” papar Rosa.
Rosa juga bercerita mengenai pengalaman yang didapat setelah rangkaian misa usai.
“Setelah rangkaian misa kudus selesai, kami semua pulang dengan penuh suka cita dan siap diutus menabur kebaikan. Acara berlangsung sampai malam, dari semua orang yang saya jumpai tidak ada satupun yang mengeluh lelah apalagi menyesal menjadi bagian dari momen bersejarah ini. Hari itu begitu mudah mendapatkan foto bagus, kegembiraan ‘overflow’ dari dalam hati kami,” ungkap Rosa.
Dalam hal ini Rosa memiliki harapan bahwa semoga teladan kesederhanaan Bapa Paus dan pesan untuk senantiasa menabur kebaikan selalu mengutamakan dialog dalam keberagaman menginspirasi banyak orang. Dari cerita Alumnus FMIPA tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 16 yaitu Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh melalui pesan damai yang disampaikan agar tidak menimbulkan konflik di Indonesia khususnya konflik antar umat beragama.
Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Margareta Rosemary