Francis Adhitya Cahyadi dan Muhammalila Azzahra, 2 mahasiswa Geofisika angkatan 2023 merupakan cofas (coach fasilitator) bagi mahasiswa baru (Gamada) pada Pionir Pascal 2024. Persiapan ini memakan waktu sekitar 3 minggu dan melibatkan puluhan kali roleplay dengan berbagai studi kasus serta ice breaking. Selain itu, cofas telah mempersiapkan 2 kali sesi studi kasus yang dilakukan meliputi skenario gamada sakit, terlambat, pasif, hiperaktif, mengantuk, hingga kasus proyektor mati.
Latar belakang mereka memilih menjadi cofas cukup menarik. Lila merasa kepribadiannya yang senang berhadapan dengan banyak orang sangat cocok untuk peran ini. Energinya semakin meningkat saat berinteraksi dengan banyak orang, sesuai dengan tugas cofas yang banyak berinteraksi dengan para gamada. Sementara itu, Francis adalah seorang yang sangat extrovert, suka mengekspresikan diri dengan kata-kata dan tindakan, serta suka bercanda. Menjadi cofas adalah salah satu cara baginya untuk menyalurkan emosi positif.
Sejauh ini, mereka belum menemukan tantangan berarti dari gamada. Namun, mereka telah mengantisipasi gamada yang pendiam atau pasif. Cofas telah menyiapkan ice breaking yang melibatkan banyak percakapan dan gerakan. Mereka juga berencana mengajak gamada untuk berkontribusi dalam berbagai games agar merasa lebih dilibatkan.
Materi yang telah disiapkan untuk gamada meliputi KRS, integritas akademik, dan tata perilaku. Materi integritas akademik, yang sebelumnya tidak dibawakan di Pionir Pascal, kini akan dibawakan langsung di fakultas. Materi ini mencakup kejujuran dan keadilan akademik, seperti tidak menitip absen, tidak menyontek, tidak menggunakan jasa joki, serta gratifikasi. Mereka juga akan menjelaskan sanksi-sanksi yang dapat diterima oleh gamada jika melakukan pelanggaran tersebut.
Keterlibatan mahasiswa FMIPA UGM menjadi cofas berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Dengan mempersiapkan cofas yang mampu membimbing gamada secara efektif, diharapkan dapat tercipta lingkungan pendidikan yang lebih baik melalui penyampaian materi dalam kepemanduan.
Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana