Search
Search
Search

SDGs

UGM dan GIZ bersama Bappenas Dorong Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui Kajian Ilmu Aktuaria

Tim peneliti aktuaria dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam Diseminasi Pre-Final Kajian Bidang Jaminan Sosial, yang diadakan oleh Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ). Acara ini berlangsung pada 17 Desember 2024 di Jakarta dan menjadi bagian dari upaya reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk mendukung penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Dengan mengusung tema Bringing Research to Policy on Social Security in Indonesia, acara ini bertujuan untuk menyampaikan hasil kajian strategis guna mendorong perbaikan kebijakan jaminan sosial yang lebih inklusif, efektif, dan berkelanjutan. Dalam sambutannya, Muhammad Cholifihani, Direktur Kependudukan dan Jaminan Sosial Kementerian PPN/Bappenas, menyampaikan pentingnya reformasi program jaminan sosial agar lebih tangguh dan responsif terhadap perubahan ekonomi dan demografi. “Reformasi program jaminan sosial adalah langkah penting untuk memastikan perlindungan yang menyeluruh bagi seluruh masyarakat, terutama di tengah dinamika global yang terus berubah,” ujarnya.

Pada kegiatan ini, sembilan kajian strategis dipaparkan oleh berbagai lembaga penelitian di bawah payung kerja sama Kementerian PPN/Bappenas dan Pemerintah Jerman melalui Social Protection Programme (SPP GIZ). Kajian tersebut mencakup dua fokus utama, yaitu program jaminan sosial dan aspek regulasi serta kelembagaan.

Fokus pada program jaminan sosial diisi oleh berbagai penelitian, seperti analisis situasi demografi dan sistem perlindungan sosial oleh Lembaga Demografi FEB UI, kajian kesenjangan akses jaminan sosial oleh The Reform Initiatives Indonesia (TRI Indonesia), hingga kajian kemampuan dan kemauan membayar jaminan sosial oleh InterCAFE IPB. Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (Pusat KPMAK) UGM turut mengevaluasi kecukupan dana jaminan sosial ketenagakerjaan, sementara tim FMIPA UGM mempresentasikan analisis model aktuaria untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

Pada fokus regulasi dan kelembagaan, beberapa kajian strategis lainnya dipresentasikan, termasuk riviu Peraturan Presiden No. 36/2023 tentang peta jalan jaminan sosial oleh CHEPS UI, kajian pembagian kewenangan dalam implementasi program perlindungan sosial oleh LPEM UI, serta analisis penguatan regulasi DJSN oleh PT SDG. Pusat KPMAK UGM turut memaparkan kajian transformasi program dan kelembagaan sistem jaminan sosial nasional.

Salah satu kontribusi penting datang dari Tim Riset Aktuaria FMIPA UGM yang dipimpin oleh Bapak Danang Teguh Qoyyimi, S.Si., M.Si., M.Si., M.Act.Sc., Ph.D. Dalam paparannya, tim ini mempresentasikan hasil kajian bertajuk “Analisis Model Aktuaria Program Jaminan Sosial di Indonesia” dengan fokus pada tiga program utama: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) .

Output dari kajian ini adalah dashboard model aktuaria yang memungkinkan pemerintah dan pemangku kepentingan membuat kebijakan berbasis data yang lebih relevan untuk memperbaiki sistem jaminan sosial di Indonesia,” jelas Danang dalam paparannya.

Setelah sesi pemaparan, diskusi interaktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi, dan pengambil kebijakan. Salah satu isu utama yang dibahas adalah rendahnya partisipasi pekerja informal dalam program jaminan sosial. Woro Ariyandini, Deputi Direktur Bidang Kebijakan Pelayanan Program BPJS Ketenagakerjaan, menyatakan, “Pekerja informal mencakup lebih dari separuh populasi tenaga kerja di Indonesia, tetapi partisipasi mereka dalam program jaminan sosial masih rendah. Ini menjadi tantangan utama yang harus segera diatasi karena peningkatan kepesertaan pekerja informal juga berpotensi memperpendek keberlanjutan dana JKM.”

Rekomendasi dari kegiatan ini mencakup peningkatan kualitas data pekerja informal, penguatan asumsi aktuaria, serta optimalisasi strategi investasi untuk keberlanjutan dana jaminan sosial. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat bagi pemerintah dalam meningkatkan sistem jaminan sosial nasional demi kesejahteraan masyarakat. “Kolaborasi seperti ini menunjukkan bahwa solusi untuk jaminan sosial tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga membutuhkan kontribusi penelitian akademik dan kerja sama internasional yang kuat,” tambah Muhammad Cholifihani.

 

Kegiatan ini sejalan dengan beberapa poin dari Sustainable Development Goals (SDGs) antara lain, SDGs 1: Tanpa Kemiskinan, melalui penguatan sistem perlindungan sosial yang melindungi kelompok rentan dari risiko ekonomi dan ketenagakerjaan. Selain itu, peran UGM sebagai institusi pendidikan tinggi mencerminkan komitmen terhadap SDGs 4: Pendidikan Berkualitas, dengan mendorong riset sebagai solusi untuk tantangan sosial.

Kajian ini juga berkontribusi pada SDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, melalui upaya meningkatkan kualitas jaminan sosial untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan tenaga kerja. Lebih jauh, kolaborasi lintas sektor antara Kementerian PPN/Bappenas, GIZ, dan lembaga penelitian seperti UGM mencerminkan semangat SDGs 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang menekankan pentingnya sinergi untuk menciptakan kebijakan inklusif dan berkelanjutan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Tim Riset Ilmu Aktuaria UGM
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Ciptakan Permainan Strategi Bertajuk Blue Marble, Alfia Sabrina Raih Best Team dalam Program Bergengsi UNESCO UNITWIN Digital Training

Alfia Sabrina, mahasiswi Ilmu Aktuaria 2022 Universitas Gadjah Mada (UGM), mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan sebagai Best Team dalam program bergengsi UNESCO UNITWIN segmen Digital Training. Program ini, yang diinisiasi oleh DKIA UGM, bertujuan untuk memberdayakan perempuan melalui pelatihan teknologi dan kepemimpinan. Alfia memilih jalur Digital Training untuk memperdalam kemampuannya dalam bahasa pemrograman Python, yang sebelumnya ia pelajari sebagai pelengkap dari C++.

“Proyek kami cukup unik karena berbasis teks, tapi logika permainannya sangat kompleks, seperti penggunaan bilangan prima untuk menambah poin,” ungkap Sabrina tentang proyeknya.

Program ini berlangsung intensif selama satu minggu pada Juli 2024, di mana para peserta mempelajari dasar-dasar pemrograman Python. Materi yang diajarkan mencakup operasi aritmatika, algoritma bilangan prima, serta logika permainan berbasis matematika. Dalam proyek final, Alfia bersama timnya menciptakan strategi permainan Blue Marble, versi Korea dari Monopoli.

Kerja keras dan kolaborasi yang solid membawa Alfia dan timnya meraih predikat Best Team. Bersama rekan-rekannya, termasuk Nada dari Ilmu Komputer yang juga berhasil meraih penghargaan Best Participant, Alfia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan lanjutan di Korea pada November 2024. “Rasanya luar biasa bisa berkolaborasi dengan teman-teman lintas jurusan dan akhirnya berangkat ke Korea membawa nama UGM,” ujar Alfia penuh antusias.

Selain memperdalam pengetahuan teknologi, Alfia juga mengikuti program kewirausahaan daring sebelum keberangkatannya ke Korea. Ia mengaku program ini memberikan wawasan baru, tidak hanya dalam bidang teknologi digital tetapi juga pengalaman lintas budaya. Bagi Alfia, program ini bukan sekadar pelatihan, melainkan peluang emas untuk mengenal dunia lebih luas dan membangun jejaring global.

Pengalaman ini memberikan Alfia Sabrina wawasan baru, baik dari segi teknologi maupun budaya. Selain memperdalam pengetahuan di bidang digital, ia juga mengikuti program kewirausahaan daring sebelum keberangkatan. Menurutnya program ini bukan hanya soal belajar, tetapi juga membuka peluang untuk mengenal dunia lebih luas. Kegiatan ini turut mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 yaitu pendidikan berkelanjutan dengan kegiatan kerjasama UNESCO berbasis pelatihan teknologi, SDGs poin 9 yaitu inovasi melalui pelatihan teknologi dan kepemimpinan dan SDGs poin 17 kemitraan global yaitu kerjasama mitra dengan UNESCO UNITWIN. Dengan pencapaian ini, Alfia Sabrina tidak hanya membanggakan UGM tetapi juga memberikan inspirasi kepada generasi muda untuk terus belajar, berinovasi, dan menjalin kolaborasi di kancah internasional.

Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Alfia Sabrina
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Pengalaman Akademis dan Internasional Tingkatkan Kompetensi Alfia Sabrina di Program Digital Training UNESCO

Alfia Sabrina, mahasiswa Ilmu Aktuaria Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), meraih manfaat akademis yang signifikan melalui partisipasinya dalam program Digital Training UNESCO UNITWIN. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberdayakan perempuan tetapi juga dirancang untuk mengasah keterampilan peserta dalam penggunaan teknologi dan alat digital. Bagi Alfia, program ini sangat relevan dengan bidang studinya dan profesi yang ingin ia tekuni di masa depan. Selain memperkenalkan bahasa pemrograman Python, materi yang diajarkan dalam program ini ternyata sejalan dengan mata kuliah Analitika Data yang sedang ia pelajari di semester ini.

“Ketika kembali ke Indonesia, aku baru sadar bahwa materi yang aku pelajari di Korea ternyata sama dengan salah satu bab di mata kuliahku. Itu sangat membantu, terutama saat UAS, karena aku sudah lebih memahami konsep dasarnya,” ujar Alfia Sabrina, yang merasa keuntungan akademis dari pengalaman ini sangat mendalam.

Lebih dari sekadar manfaat akademis, pengalaman ini juga memberikan Alfia kesempatan untuk mengenal budaya baru. Tinggal di Korea selama beberapa waktu membuatnya terkesan dengan pola hidup dan lingkungan masyarakat yang lebih maju dan terorganisasi. Alfia mengungkapkan bahwa pengalaman di Korea tidak hanya tentang belajar teknologi, tetapi juga tentang memahami bagaimana budaya dan kebiasaan masyarakat setempat dapat menjadi inspirasi untuk kehidupannya.

“Aku jadi lebih terbuka melihat bagaimana masyarakat yang lebih maju menjalani hidup. Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari sana untuk diterapkan di kehidupan pribadi,” papar Sabrina.

Selain itu, program ini memberi Alfia kesempatan untuk berkolaborasi dengan peserta dari berbagai negara dalam suasana internasional, yang memperkaya keterampilan komunikasi, adaptasi, dan kerja sama. Alfia juga menjalin jejaring internasional yang sangat berharga dan dapat memberikan banyak manfaat di masa depan. Program Digital Training UNESCO UNITWIN ini tidak hanya menjadi sarana pengembangan akademis dan profesional, tetapi juga mendukung implementasi beberapa Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 yaitu pendidikan berkelanjutan dengan kegiatan kerjasama UNESCO dalam mengasah keterampilan, SDGs poin 9 yaitu inovasi melalui pelatihan teknologi dan kepemimpinan dan SDGs poin 17 kemitraan global yaitu kerjasama mitra dengan UNESCO UNITWIN. Dengan pencapaian ini, Alfia Sabrina menunjukkan bagaimana peluang internasional dapat memperkaya pengalaman akademis dan membantu mahasiswa berkembang dalam berbagai aspek, dari pengetahuan teknis hingga wawasan budaya dan jejaring global.

Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Alfia Sabrina
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Raih Best Team dalam Pelatihan Intensif Digital Training UNESCO UNITWIN

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), kembali mengukir prestasi di ajang internasional melalui program UNESCO UNITWIN Advanced Hackathon yang berlangsung di Korea Selatan, Alfia Sabrina perwakilan mahasiswa FMIPA UGM memanfaatkan keahliannya di bidang teknologi dan kolaborasi lintas budaya. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama Sungmyung Women’s University dengan berbagai universitas di Asia, termasuk UGM, Universitas Udayana (UNUD), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

“Hari pertama kami belajar konsep dasar, lalu di hari terakhir kami diberi dataset untuk dianalisis dan divisualisasikan menggunakan Python,” papar Sabrina perwakilan UGM.

Selama mengikuti pelatihan digital, Alfia Sabrina mendalami berbagai teknik pemrograman Python yang meliputi pengolahan data hingga visualisasi model berbasis dataset. Berbeda dari proyek sebelumnya yang lebih fokus pada data berbasis teks, pelatihan ini memberikan Alfia kesempatan untuk mengaplikasikan keterampilannya pada pengolahan data dalam konteks nyata. Materi yang disampaikan mencakup teknik membaca data, memvisualisasikan hasil analisis, hingga membangun model berbasis dataset yang relevan dengan kebutuhan industri dan riset.

Pengalaman kolaborasi lintas budaya menjadi salah satu sorotan utama dari program ini. Dalam sebuah tim yang terdiri dari peserta asal Indonesia, Vietnam, Laos, dan Kamboja, Alfia memegang peranan penting di bidang pemrograman bersama rekan dari Laos. Selain aspek teknis, program ini juga memberikan pengalaman berharga dalam memahami budaya dan perspektif internasional. Alfia menilai pelatihan ini sebagai pengalaman yang sangat membuka wawasan, baik dari segi pengembangan kemampuan teknologi maupun kerja sama lintas budaya.

Program ini tidak hanya memperkuat kemampuan teknis peserta, tetapi juga memperkaya pemahaman budaya dan memperluas jejaring global. Keikutsertaan Alfia dalam pelatihan ini menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di tingkat internasional melalui semangat dan dedikasi tinggi.  “Benefit-nya luar biasa. Saya tidak hanya belajar teknik baru dalam pemrograman, tetapi juga memahami bagaimana bekerja dalam tim multinasional. Pengalaman ini benar-benar memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan saya untuk beradaptasi,” ungkap Sabrina dengan antusias.

Selain itu, kegiatan ini juga memiliki relevansi dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs). SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) diwujudkan melalui pelatihan berbasis kolaborasi internasional yang mendukung pembelajaran berkelanjutan. SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) tercermin dari pengembangan keterampilan teknologi dan kepemimpinan, sedangkan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) terlihat dari kerja sama global yang terjalin dengan UNESCO UNITWIN. Prestasi Alfia tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus belajar dan berkontribusi di kancah internasional.

Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Alfia Sabrina
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Alfia Sabrina dan Transformasi Inspiratif dalam Program Women Empowerment dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran tentang Pentingnya Dukungan untuk Perempuan melalui Kegiatan UNESCO UNITWIN

Alfia Sabrina, seorang mahasiswa yang tumbuh dalam keluarga yang mendukung kesetaraan gender, mendapatkan pengalaman transformasional melalui program Women Empowerment yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan UNESCO UNITWIN. Sebagai perempuan yang telah merasa percaya diri dengan perannya, Alfia menyadari bahwa pemberdayaan perempuan memiliki cakupan dan dampak yang jauh lebih luas dari yang ia bayangkan. Program ini mengajarkan pentingnya peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dan membuka wawasan baru tentang potensi besar yang dapat dikembangkan melalui dukungan yang tepat. “Jujur, aku nggak nyangka program ini bisa se-empowerment itu. Aku pikir sudah cukup menjadi wanita apa adanya, tapi ternyata program ini membuka mata dan menyemangati lebih jauh,” ungkap Alfia Sabrina.

Program ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang kesetaraan gender, tetapi juga menghadirkan pengalaman lintas budaya yang unik. Berinteraksi dengan peserta dari berbagai negara, Alfia merasa terinspirasi oleh keberagaman cerita dan semangat mereka dalam memanfaatkan peluang yang ada. Suasana program yang sepenuhnya diisi oleh perempuan menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung, memungkinkan para peserta untuk belajar, berbagi, dan berkembang secara optimal. “Aku melihat betapa hebatnya para perempuan ini dalam memanfaatkan peluang. Hal ini membuatku semakin yakin bahwa kita memang butuh lebih banyak program seperti ini, yang memberikan kesempatan khusus untuk perempuan agar dapat berkembang dengan lebih maksimal,” tambahnya.

Program Women Empowerment UNESCO UNITWIN juga memberikan pengalaman yang sangat mendalam tentang pentingnya dukungan kolektif. Dukungan dari mentor dan sesama peserta menciptakan lingkungan yang kolaboratif, memperkuat relasi internasional, dan membuka peluang untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi perempuan di seluruh dunia. Selain itu, program ini memberikan pelajaran penting tentang solidaritas dan kolaborasi global, yang tidak hanya meningkatkan kemampuan individu tetapi juga memengaruhi perubahan sosial secara luas.

Kegiatan ini turut mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 5 tentang kesetaraan gender melalui pemberdayaan perempuan, dan SDG 17 tentang kemitraan global melalui kolaborasi UNESCO UNITWIN. Dengan pengalaman ini, Alfia Sabrina merasa bahwa pemberdayaan perempuan harus terus didukung untuk menciptakan ruang yang memungkinkan perempuan berkembang dengan optimal. Program ini menjadi bukti nyata bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif di dunia, terutama melalui dukungan dan kolaborasi yang melibatkan banyak pihak. Melalui Women Empowerment, Alfia dan perempuan lainnya di seluruh dunia telah membuka jalan menuju masa depan yang lebih setara, inklusif, dan inspiratif.

Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Alfia Sabrina
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Workshop Diseminasi Hasil Sementara Kajian dan Penggunaan Model Aktuaria Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Tim Riset Ilmu Aktuaria FMIPA UGM bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) menyelenggarakan Workshop Diseminasi Hasil Sementara Kajian dan Penggunaan Model Aktuaria Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada 9 Desember 2024 di Yogyakarta. Workshop ini berfokus pada tiga program utama yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil sementara kajian model aktuaria, memperkenalkan kalkulator simulasi aktuaria yang telah dikembangkan, serta memperoleh masukan strategis dari para pemangku kepentingan terkait. Acara ini dihadiri oleh Tim Riset FMIPA UGM, perwakilan Bappenas, serta tim GIZ.

Workshop membahas pengembangan sistem jaminan sosial di Indonesia dengan mengadopsi pendekatan komparatif terhadap negara lain, proyeksi partisipasi tenaga kerja, dan analisis keberlanjutan keuangan jangka panjang. Tim peneliti memaparkan model simulasi aktuaria yang telah dikembangkan beserta asumsi dan skenario alternatif untuk meningkatkan efektivitas program JKK, JKM, dan JKP. Dalam sesi diskusi panel, peserta mengeksplorasi berbagai tantangan dalam pengembangan sistem jaminan sosial, seperti evaluasi asumsi ekonomi terkait tingkat bunga dan inflasi, serta dinamika kepesertaan tenaga kerja. Tantangan ini dinilai penting untuk menciptakan model aktuaria yang relevan dan responsif terhadap perubahan ekonomi maupun sosial.

Ketua Tim Riset Ilmu Aktuaria FMIPA UGM, Bapak Danang Teguh Qoyyimi, S.Si., M.Si., M.Act.Sc., Ph.D., menyatakan bahwa meskipun tidak ada model aktuaria yang sepenuhnya sempurna, alat ini merupakan instrumen penting dalam pengambilan keputusan strategis. Menurutnya, kunci keberhasilan terletak pada kemampuan untuk terus memperbarui model sesuai dengan tantangan dinamis yang ada. “Meskipun tidak ada model yang sepenuhnya benar, model aktuaria adalah alat penting yang membantu memberikan wawasan dalam pengambilan keputusan strategis. Kuncinya adalah terus memperbarui model agar dapat menjawab tantangan dinamis yang dihadapi saat ini dan masa mendatang.”

Dari hasil diskusi, disepakati perlunya fleksibilitas dalam pengembangan kalkulator aktuaria serta integrasi skenario berbasis data terkini. Selain itu, masukan dari GIZ dan Bappenas menegaskan pentingnya pendekatan multidisiplin untuk mendukung keberlanjutan program jaminan sosial di Indonesia.

Workshop ini mendukung pencapaian beberapa Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu: SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) melalui jaminan sosial yang melindungi kelompok rentan, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan adanya kolaborasi riset dan pengembangan model yang komprehensif, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan memastikan keberlanjutan program ketenagakerjaan, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara UGM, Bappenas, dan GIZ dalam membangun sistem jaminan sosial yang lebih baik dan berkelanjutan. Workshop ini mencerminkan komitmen UGM, khususnya FMIPA, dalam mendukung pengembangan kebijakan berbasis riset untuk memperkuat sistem perlindungan sosial di Indonesia. Dengan kolaborasi antara akademisi, pembuat kebijakan, dan mitra internasional, kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan sistem jaminan sosial yang berkelanjutan, inovatif, dan adaptif terhadap tantangan masa depan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Tim Riset Ilmu Aktuaria UGM
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

FMIPA UGM Sambut Tim Asesor ASIIN untuk Tingkatkan Kualitas Program Studi S2 Matematika, S3 Matematika, dan S3 Kimia

Pada Selasa, 26 November 2024, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) menerima kunjungan tim asesor akreditasi dari ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik). Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi akreditasi program studi S2 Matematika, S3 Matematika, dan S3 Kimia. Acara berlangsung di Auditorium Lantai 7 dan Ruang Kimia 601, dengan kehadiran perwakilan dari berbagai departemen di FMIPA UGM, seperti Departemen Matematika, Kimia, Fisika, dan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE).

Tim asesor ASIIN terdiri dari para ahli internasional terkemuka, di antaranya Prof. Dr. Volker Bach dari Technical University Braunschweig, Prof. Dr. Florian Zaussinger dari University of Applied Sciences Mittweida, Prof. Dr. Setia Pramana dari Politeknik Statistika STIS, Prof. Dr. Yuni K. Krisnandi dari Universitas Indonesia, Richie Mayandel Valerio sebagai perwakilan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung, serta Maria Mothes, M.A., selaku Project Manager dari ASIIN.

Diskusi dalam kunjungan ini mencakup berbagai isu strategis terkait pengelolaan program studi, standar akademik, serta kebijakan yudisium. Salah satu topik utama yang dibahas adalah pentingnya publikasi karya ilmiah oleh mahasiswa sebagai indikator keberhasilan program studi, serta peran nilai GPA dalam menunjang karier masa depan. Tim FMIPA UGM juga menyoroti pentingnya kerja sama lintas departemen dalam mendukung pengembangan kurikulum yang adaptif

dan sesuai dengan kebutuhan global. “Kami menyadari bahwa mahasiswa ingin meningkatkan GPA mereka, karena hal ini merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan di berbagai bidang pekerjaan di masa depan,” ujar perwakilan dari FMIPA UGM.

Acara ini juga mencerminkan komitmen FMIPA UGM dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 4 (Pendidikan Berkualitas) dan 17 (Kemitraan untuk Tujuan). Melalui akreditasi ini, FMIPA UGM berusaha memastikan bahwa program-program studi yang ada memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian pendidikan berkualitas dan kerjasama internasional yang berkelanjutan.

Melalui proses akreditasi ini, FMIPA UGM berharap dapat semakin memperkuat reputasi akademik di tingkat nasional maupun internasional. Kolaborasi dengan ASIIN menjadi salah satu langkah strategis untuk memastikan bahwa program studi pascasarjana di FMIPA UGM mampu memberikan dampak nyata bagi dunia pendidikan, riset, dan masyarakat luas.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Tim Riset Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Gelar Focus Group Discussion Perdana dengan BPJamsostek sebagai Langkah Awal Menuju Keberlanjutan Jaminan Sosial

Departemen Matematika Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) perdana sebagai bagian dari proyek penelitian bertajuk Actuarial Modeling Analysis for Employment Social Security Program in Indonesia.” Kegiatan ini berlangsung pada 18 Oktober 2024 di Mason Pine Hotel, Bandung, dengan kolaborasi antara tim peneliti UGM dan BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) sebagai mitra utama. Diskusi ini bertujuan untuk mendalami faktor-faktor yang memengaruhi keberlanjutan program jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia, sekaligus menjadi langkah awal dalam pengembangan model aktuaria yang adaptif dan tepat guna dalam pengelolaan dana jaminan sosial.

Tim peneliti UGM, yang merupakan kolaborasi multidisiplin dari dosen FMIPA dan FISIPOL UGM, dipimpin oleh Danang Teguh Qoyyimi, S.Si., M.Si., M.Act.Sc., Ph.D., bersama sejumlah anggota seperti Nurhadi, S.Sos., M.Si., Ph.D., Dr. Nanang Susyanto, S.Si., M.Sc., Drs. Danardono, MPH., Ph.D., Drs. Gunardi, M.Si., dan Restu Ananda Putra, S.Si., M.Aktr. Kolaborasi ini juga melibatkan enam alumni Ilmu Aktuaria UGM dan satu alumni PSDK UGM yaitu diantaranya Andi Fathurrozi Ramadhani Adistifasa, S.Aktr., Faustina Dian Cahyaningrum, S.Aktr., Bagus Rizky Rahartantyo, S.Aktr., Dewa Sunandar, S.Aktr., Muhammad Rasyad Daffa Hanif, S.Aktr., Sifaur Rohmah, S.Aktr., Ukhti Erisawati, S.Aktr dan Hana Aulia, S.Sos. yang memberikan kontribusi besar dalam penelitian ini. Dalam sambutannya, Danang Teguh Qoyyimi, Ph.D., menyatakan bahwa diskusi ini menjadi langkah awal untuk memahami lebih dalam tata kelola program jaminan sosial di Indonesia, yang akan membantu dalam menyusun strategi pengelolaan risiko dan metode aktuaria untuk memastikan keberlanjutan program jaminan sosial ketenagakerjaan.

FGD ini difokuskan pada program-program utama BPJamsostek, seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). BPJamsostek memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk keberlanjutan finansial, rendahnya partisipasi pekerja informal, dan pendekatan dalam pengelolaan dana. Para peserta FGD membahas langkah-langkah strategis untuk memperluas cakupan program, khususnya bagi pekerja informal dan kelompok rentan, guna menciptakan sistem jaminan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dalam diskusi ini, BPJamsostek memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan program jaminan sosial, termasuk keberlanjutan finansial dan partisipasi pekerja informal. Para peserta FGD juga membahas strategi pengelolaan risiko, pendekatan dalam pengelolaan dana, serta metode aktuaria yang tepat untuk menjaga keberlanjutan jangka panjang program. Selain itu, FGD ini juga mengeksplorasi langkah-langkah yang telah diambil untuk memperluas cakupan bagi pekerja informal, rentan, dan miskin, guna memastikan program jaminan sosial yang lebih inklusif.

Kegiatan ini menunjukkan peran pendidikan tinggi dalam memfasilitasi diskusi multidisiplin untuk memperkuat kolaborasi antara UGM dan BPJamsostek serta menghasilkan pemahaman yang komprehensif untuk menyusun model aktuaria yang efektif dan berkelanjutan bagi sistem jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia yang relevan dengan SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas). Selain itu, hasil penelitian diharapkan memperkuat tata kelola keuangan dan keberlanjutan, sejalan dengan SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan SDGs 1 (Tanpa Kemiskinan), dengan meningkatkan akses dan keberlanjutan program jaminan sosial untuk mengurangi angka kemiskinan. Kerja sama antarlembaga ini juga mencerminkan semangat SDGs 17 (Kemitraan untuk Tujuan).

Melalui langkah ini, FMIPA UGM dan BPJamsostek tidak hanya memperkuat kemitraan strategis di bidang riset dan inovasi tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ilmu aktuaria yang relevan dengan kebutuhan nasional. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi pijakan penting dalam pengelolaan program jaminan sosial yang lebih adaptif, berkelanjutan, dan inklusif bagi masyarakat Indonesia.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Bagus Rizky Hartyanto
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

UGM dan GIZ bersama Bappenas Dorong Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui Kajian Ilmu Aktuaria

Tim peneliti aktuaria dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam Diseminasi Pre-Final Kajian Bidang Jaminan Sosial, yang diadakan oleh Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ). Acara ini berlangsung pada 17 Desember 2024 di Jakarta dan menjadi bagian dari upaya reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk mendukung penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Dengan mengusung tema Bringing Research to Policy on Social Security in Indonesia, acara ini bertujuan untuk menyampaikan hasil kajian strategis guna mendorong perbaikan kebijakan jaminan sosial yang lebih inklusif, efektif, dan berkelanjutan. Dalam sambutannya, Muhammad Cholifihani, Direktur Kependudukan dan Jaminan Sosial Kementerian PPN/Bappenas, menyampaikan pentingnya reformasi program jaminan sosial agar lebih tangguh dan responsif terhadap perubahan ekonomi dan demografi. “Reformasi program jaminan sosial adalah langkah penting untuk memastikan perlindungan yang menyeluruh bagi seluruh masyarakat, terutama di tengah dinamika global yang terus berubah,” ujarnya.

Pada kegiatan ini, sembilan kajian strategis dipaparkan oleh berbagai lembaga penelitian di bawah payung kerja sama Kementerian PPN/Bappenas dan Pemerintah Jerman melalui Social Protection Programme (SPP GIZ). Kajian tersebut mencakup dua fokus utama, yaitu program jaminan sosial dan aspek regulasi serta kelembagaan.

Fokus pada program jaminan sosial diisi oleh berbagai penelitian, seperti analisis situasi demografi dan sistem perlindungan sosial oleh Lembaga Demografi FEB UI, kajian kesenjangan akses jaminan sosial oleh The Reform Initiatives Indonesia (TRI Indonesia), hingga kajian kemampuan dan kemauan membayar jaminan sosial oleh InterCAFE IPB. Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (Pusat KPMAK) UGM turut mengevaluasi kecukupan dana jaminan sosial ketenagakerjaan, sementara tim FMIPA UGM mempresentasikan analisis model aktuaria untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

Pada fokus regulasi dan kelembagaan, beberapa kajian strategis lainnya dipresentasikan, termasuk riviu Peraturan Presiden No. 36/2023 tentang peta jalan jaminan sosial oleh CHEPS UI, kajian pembagian kewenangan dalam implementasi program perlindungan sosial oleh LPEM UI, serta analisis penguatan regulasi DJSN oleh PT SDG. Pusat KPMAK UGM turut memaparkan kajian transformasi program dan kelembagaan sistem jaminan sosial nasional.

Salah satu kontribusi penting datang dari Tim Riset Aktuaria FMIPA UGM yang dipimpin oleh Bapak Danang Teguh Qoyyimi, S.Si., M.Si., M.Si., M.Act.Sc., Ph.D. Dalam paparannya, tim ini mempresentasikan hasil kajian bertajuk “Analisis Model Aktuaria Program Jaminan Sosial di Indonesia” dengan fokus pada tiga program utama: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) .

Output dari kajian ini adalah dashboard model aktuaria yang memungkinkan pemerintah dan pemangku kepentingan membuat kebijakan berbasis data yang lebih relevan untuk memperbaiki sistem jaminan sosial di Indonesia,” jelas Danang dalam paparannya.

Setelah sesi pemaparan, diskusi interaktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi, dan pengambil kebijakan. Salah satu isu utama yang dibahas adalah rendahnya partisipasi pekerja informal dalam program jaminan sosial. Woro Ariyandini, Deputi Direktur Bidang Kebijakan Pelayanan Program BPJS Ketenagakerjaan, menyatakan, “Pekerja informal mencakup lebih dari separuh populasi tenaga kerja di Indonesia, tetapi partisipasi mereka dalam program jaminan sosial masih rendah. Ini menjadi tantangan utama yang harus segera diatasi karena peningkatan kepesertaan pekerja informal juga berpotensi memperpendek keberlanjutan dana JKM.”

Rekomendasi dari kegiatan ini mencakup peningkatan kualitas data pekerja informal, penguatan asumsi aktuaria, serta optimalisasi strategi investasi untuk keberlanjutan dana jaminan sosial. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat bagi pemerintah dalam meningkatkan sistem jaminan sosial nasional demi kesejahteraan masyarakat. “Kolaborasi seperti ini menunjukkan bahwa solusi untuk jaminan sosial tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga membutuhkan kontribusi penelitian akademik dan kerja sama internasional yang kuat,” tambah Muhammad Cholifihani.

 

Kegiatan ini sejalan dengan beberapa poin dari Sustainable Development Goals (SDGs) antara lain, SDGs 1: Tanpa Kemiskinan, melalui penguatan sistem perlindungan sosial yang melindungi kelompok rentan dari risiko ekonomi dan ketenagakerjaan. Selain itu, peran UGM sebagai institusi pendidikan tinggi mencerminkan komitmen terhadap SDGs 4: Pendidikan Berkualitas, dengan mendorong riset sebagai solusi untuk tantangan sosial.

Kajian ini juga berkontribusi pada SDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, melalui upaya meningkatkan kualitas jaminan sosial untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan tenaga kerja. Lebih jauh, kolaborasi lintas sektor antara Kementerian PPN/Bappenas, GIZ, dan lembaga penelitian seperti UGM mencerminkan semangat SDGs 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang menekankan pentingnya sinergi untuk menciptakan kebijakan inklusif dan berkelanjutan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Tim Riset Ilmu Aktuaria UGM
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Ciptakan Permainan Strategi Bertajuk Blue Marble, Alfia Sabrina Raih Best Team dalam Program Bergengsi UNESCO UNITWIN Digital Training

Alfia Sabrina, mahasiswi Ilmu Aktuaria 2022 Universitas Gadjah Mada (UGM), mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan sebagai Best Team dalam program bergengsi UNESCO UNITWIN segmen Digital Training. Program ini, yang diinisiasi oleh DKIA UGM, bertujuan untuk memberdayakan perempuan melalui pelatihan teknologi dan kepemimpinan. Alfia memilih jalur Digital Training untuk memperdalam kemampuannya dalam bahasa pemrograman Python, yang sebelumnya ia pelajari sebagai pelengkap dari C++.

“Proyek kami cukup unik karena berbasis teks, tapi logika permainannya sangat kompleks, seperti penggunaan bilangan prima untuk menambah poin,” ungkap Sabrina tentang proyeknya.

Program ini berlangsung intensif selama satu minggu pada Juli 2024, di mana para peserta mempelajari dasar-dasar pemrograman Python. Materi yang diajarkan mencakup operasi aritmatika, algoritma bilangan prima, serta logika permainan berbasis matematika. Dalam proyek final, Alfia bersama timnya menciptakan strategi permainan Blue Marble, versi Korea dari Monopoli.

Kerja keras dan kolaborasi yang solid membawa Alfia dan timnya meraih predikat Best Team. Bersama rekan-rekannya, termasuk Nada dari Ilmu Komputer yang juga berhasil meraih penghargaan Best Participant, Alfia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan lanjutan di Korea pada November 2024. “Rasanya luar biasa bisa berkolaborasi dengan teman-teman lintas jurusan dan akhirnya berangkat ke Korea membawa nama UGM,” ujar Alfia penuh antusias.

Selain memperdalam pengetahuan teknologi, Alfia juga mengikuti program kewirausahaan daring sebelum keberangkatannya ke Korea. Ia mengaku program ini memberikan wawasan baru, tidak hanya dalam bidang teknologi digital tetapi juga pengalaman lintas budaya. Bagi Alfia, program ini bukan sekadar pelatihan, melainkan peluang emas untuk mengenal dunia lebih luas dan membangun jejaring global.

Pengalaman ini memberikan Alfia Sabrina wawasan baru, baik dari segi teknologi maupun budaya. Selain memperdalam pengetahuan di bidang digital, ia juga mengikuti program kewirausahaan daring sebelum keberangkatan. Menurutnya program ini bukan hanya soal belajar, tetapi juga membuka peluang untuk mengenal dunia lebih luas. Kegiatan ini turut mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 yaitu pendidikan berkelanjutan dengan kegiatan kerjasama UNESCO berbasis pelatihan teknologi, SDGs poin 9 yaitu inovasi melalui pelatihan teknologi dan kepemimpinan dan SDGs poin 17 kemitraan global yaitu kerjasama mitra dengan UNESCO UNITWIN. Dengan pencapaian ini, Alfia Sabrina tidak hanya membanggakan UGM tetapi juga memberikan inspirasi kepada generasi muda untuk terus belajar, berinovasi, dan menjalin kolaborasi di kancah internasional.

Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Alfia Sabrina
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Pengalaman Akademis dan Internasional Tingkatkan Kompetensi Alfia Sabrina di Program Digital Training UNESCO

Alfia Sabrina, mahasiswa Ilmu Aktuaria Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), meraih manfaat akademis yang signifikan melalui partisipasinya dalam program Digital Training UNESCO UNITWIN. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberdayakan perempuan tetapi juga dirancang untuk mengasah keterampilan peserta dalam penggunaan teknologi dan alat digital. Bagi Alfia, program ini sangat relevan dengan bidang studinya dan profesi yang ingin ia tekuni di masa depan. Selain memperkenalkan bahasa pemrograman Python, materi yang diajarkan dalam program ini ternyata sejalan dengan mata kuliah Analitika Data yang sedang ia pelajari di semester ini.

“Ketika kembali ke Indonesia, aku baru sadar bahwa materi yang aku pelajari di Korea ternyata sama dengan salah satu bab di mata kuliahku. Itu sangat membantu, terutama saat UAS, karena aku sudah lebih memahami konsep dasarnya,” ujar Alfia Sabrina, yang merasa keuntungan akademis dari pengalaman ini sangat mendalam.

Lebih dari sekadar manfaat akademis, pengalaman ini juga memberikan Alfia kesempatan untuk mengenal budaya baru. Tinggal di Korea selama beberapa waktu membuatnya terkesan dengan pola hidup dan lingkungan masyarakat yang lebih maju dan terorganisasi. Alfia mengungkapkan bahwa pengalaman di Korea tidak hanya tentang belajar teknologi, tetapi juga tentang memahami bagaimana budaya dan kebiasaan masyarakat setempat dapat menjadi inspirasi untuk kehidupannya.

“Aku jadi lebih terbuka melihat bagaimana masyarakat yang lebih maju menjalani hidup. Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari sana untuk diterapkan di kehidupan pribadi,” papar Sabrina.

Selain itu, program ini memberi Alfia kesempatan untuk berkolaborasi dengan peserta dari berbagai negara dalam suasana internasional, yang memperkaya keterampilan komunikasi, adaptasi, dan kerja sama. Alfia juga menjalin jejaring internasional yang sangat berharga dan dapat memberikan banyak manfaat di masa depan. Program Digital Training UNESCO UNITWIN ini tidak hanya menjadi sarana pengembangan akademis dan profesional, tetapi juga mendukung implementasi beberapa Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 yaitu pendidikan berkelanjutan dengan kegiatan kerjasama UNESCO dalam mengasah keterampilan, SDGs poin 9 yaitu inovasi melalui pelatihan teknologi dan kepemimpinan dan SDGs poin 17 kemitraan global yaitu kerjasama mitra dengan UNESCO UNITWIN. Dengan pencapaian ini, Alfia Sabrina menunjukkan bagaimana peluang internasional dapat memperkaya pengalaman akademis dan membantu mahasiswa berkembang dalam berbagai aspek, dari pengetahuan teknis hingga wawasan budaya dan jejaring global.

Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Alfia Sabrina
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Raih Best Team dalam Pelatihan Intensif Digital Training UNESCO UNITWIN

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), kembali mengukir prestasi di ajang internasional melalui program UNESCO UNITWIN Advanced Hackathon yang berlangsung di Korea Selatan, Alfia Sabrina perwakilan mahasiswa FMIPA UGM memanfaatkan keahliannya di bidang teknologi dan kolaborasi lintas budaya. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama Sungmyung Women’s University dengan berbagai universitas di Asia, termasuk UGM, Universitas Udayana (UNUD), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

“Hari pertama kami belajar konsep dasar, lalu di hari terakhir kami diberi dataset untuk dianalisis dan divisualisasikan menggunakan Python,” papar Sabrina perwakilan UGM.

Selama mengikuti pelatihan digital, Alfia Sabrina mendalami berbagai teknik pemrograman Python yang meliputi pengolahan data hingga visualisasi model berbasis dataset. Berbeda dari proyek sebelumnya yang lebih fokus pada data berbasis teks, pelatihan ini memberikan Alfia kesempatan untuk mengaplikasikan keterampilannya pada pengolahan data dalam konteks nyata. Materi yang disampaikan mencakup teknik membaca data, memvisualisasikan hasil analisis, hingga membangun model berbasis dataset yang relevan dengan kebutuhan industri dan riset.

Pengalaman kolaborasi lintas budaya menjadi salah satu sorotan utama dari program ini. Dalam sebuah tim yang terdiri dari peserta asal Indonesia, Vietnam, Laos, dan Kamboja, Alfia memegang peranan penting di bidang pemrograman bersama rekan dari Laos. Selain aspek teknis, program ini juga memberikan pengalaman berharga dalam memahami budaya dan perspektif internasional. Alfia menilai pelatihan ini sebagai pengalaman yang sangat membuka wawasan, baik dari segi pengembangan kemampuan teknologi maupun kerja sama lintas budaya.

Program ini tidak hanya memperkuat kemampuan teknis peserta, tetapi juga memperkaya pemahaman budaya dan memperluas jejaring global. Keikutsertaan Alfia dalam pelatihan ini menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di tingkat internasional melalui semangat dan dedikasi tinggi.  “Benefit-nya luar biasa. Saya tidak hanya belajar teknik baru dalam pemrograman, tetapi juga memahami bagaimana bekerja dalam tim multinasional. Pengalaman ini benar-benar memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan saya untuk beradaptasi,” ungkap Sabrina dengan antusias.

Selain itu, kegiatan ini juga memiliki relevansi dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs). SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) diwujudkan melalui pelatihan berbasis kolaborasi internasional yang mendukung pembelajaran berkelanjutan. SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) tercermin dari pengembangan keterampilan teknologi dan kepemimpinan, sedangkan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) terlihat dari kerja sama global yang terjalin dengan UNESCO UNITWIN. Prestasi Alfia tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus belajar dan berkontribusi di kancah internasional.

Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Alfia Sabrina
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Alfia Sabrina dan Transformasi Inspiratif dalam Program Women Empowerment dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran tentang Pentingnya Dukungan untuk Perempuan melalui Kegiatan UNESCO UNITWIN

Alfia Sabrina, seorang mahasiswa yang tumbuh dalam keluarga yang mendukung kesetaraan gender, mendapatkan pengalaman transformasional melalui program Women Empowerment yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan UNESCO UNITWIN. Sebagai perempuan yang telah merasa percaya diri dengan perannya, Alfia menyadari bahwa pemberdayaan perempuan memiliki cakupan dan dampak yang jauh lebih luas dari yang ia bayangkan. Program ini mengajarkan pentingnya peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dan membuka wawasan baru tentang potensi besar yang dapat dikembangkan melalui dukungan yang tepat. “Jujur, aku nggak nyangka program ini bisa se-empowerment itu. Aku pikir sudah cukup menjadi wanita apa adanya, tapi ternyata program ini membuka mata dan menyemangati lebih jauh,” ungkap Alfia Sabrina.

Program ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang kesetaraan gender, tetapi juga menghadirkan pengalaman lintas budaya yang unik. Berinteraksi dengan peserta dari berbagai negara, Alfia merasa terinspirasi oleh keberagaman cerita dan semangat mereka dalam memanfaatkan peluang yang ada. Suasana program yang sepenuhnya diisi oleh perempuan menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung, memungkinkan para peserta untuk belajar, berbagi, dan berkembang secara optimal. “Aku melihat betapa hebatnya para perempuan ini dalam memanfaatkan peluang. Hal ini membuatku semakin yakin bahwa kita memang butuh lebih banyak program seperti ini, yang memberikan kesempatan khusus untuk perempuan agar dapat berkembang dengan lebih maksimal,” tambahnya.

Program Women Empowerment UNESCO UNITWIN juga memberikan pengalaman yang sangat mendalam tentang pentingnya dukungan kolektif. Dukungan dari mentor dan sesama peserta menciptakan lingkungan yang kolaboratif, memperkuat relasi internasional, dan membuka peluang untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi perempuan di seluruh dunia. Selain itu, program ini memberikan pelajaran penting tentang solidaritas dan kolaborasi global, yang tidak hanya meningkatkan kemampuan individu tetapi juga memengaruhi perubahan sosial secara luas.

Kegiatan ini turut mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 5 tentang kesetaraan gender melalui pemberdayaan perempuan, dan SDG 17 tentang kemitraan global melalui kolaborasi UNESCO UNITWIN. Dengan pengalaman ini, Alfia Sabrina merasa bahwa pemberdayaan perempuan harus terus didukung untuk menciptakan ruang yang memungkinkan perempuan berkembang dengan optimal. Program ini menjadi bukti nyata bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif di dunia, terutama melalui dukungan dan kolaborasi yang melibatkan banyak pihak. Melalui Women Empowerment, Alfia dan perempuan lainnya di seluruh dunia telah membuka jalan menuju masa depan yang lebih setara, inklusif, dan inspiratif.

Penulis: Ratih cintia sari
Dokumentasi: Alfia Sabrina
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Workshop Diseminasi Hasil Sementara Kajian dan Penggunaan Model Aktuaria Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Tim Riset Ilmu Aktuaria FMIPA UGM bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) menyelenggarakan Workshop Diseminasi Hasil Sementara Kajian dan Penggunaan Model Aktuaria Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada 9 Desember 2024 di Yogyakarta. Workshop ini berfokus pada tiga program utama yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil sementara kajian model aktuaria, memperkenalkan kalkulator simulasi aktuaria yang telah dikembangkan, serta memperoleh masukan strategis dari para pemangku kepentingan terkait. Acara ini dihadiri oleh Tim Riset FMIPA UGM, perwakilan Bappenas, serta tim GIZ.

Workshop membahas pengembangan sistem jaminan sosial di Indonesia dengan mengadopsi pendekatan komparatif terhadap negara lain, proyeksi partisipasi tenaga kerja, dan analisis keberlanjutan keuangan jangka panjang. Tim peneliti memaparkan model simulasi aktuaria yang telah dikembangkan beserta asumsi dan skenario alternatif untuk meningkatkan efektivitas program JKK, JKM, dan JKP. Dalam sesi diskusi panel, peserta mengeksplorasi berbagai tantangan dalam pengembangan sistem jaminan sosial, seperti evaluasi asumsi ekonomi terkait tingkat bunga dan inflasi, serta dinamika kepesertaan tenaga kerja. Tantangan ini dinilai penting untuk menciptakan model aktuaria yang relevan dan responsif terhadap perubahan ekonomi maupun sosial.

Ketua Tim Riset Ilmu Aktuaria FMIPA UGM, Bapak Danang Teguh Qoyyimi, S.Si., M.Si., M.Act.Sc., Ph.D., menyatakan bahwa meskipun tidak ada model aktuaria yang sepenuhnya sempurna, alat ini merupakan instrumen penting dalam pengambilan keputusan strategis. Menurutnya, kunci keberhasilan terletak pada kemampuan untuk terus memperbarui model sesuai dengan tantangan dinamis yang ada. “Meskipun tidak ada model yang sepenuhnya benar, model aktuaria adalah alat penting yang membantu memberikan wawasan dalam pengambilan keputusan strategis. Kuncinya adalah terus memperbarui model agar dapat menjawab tantangan dinamis yang dihadapi saat ini dan masa mendatang.”

Dari hasil diskusi, disepakati perlunya fleksibilitas dalam pengembangan kalkulator aktuaria serta integrasi skenario berbasis data terkini. Selain itu, masukan dari GIZ dan Bappenas menegaskan pentingnya pendekatan multidisiplin untuk mendukung keberlanjutan program jaminan sosial di Indonesia.

Workshop ini mendukung pencapaian beberapa Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu: SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) melalui jaminan sosial yang melindungi kelompok rentan, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan adanya kolaborasi riset dan pengembangan model yang komprehensif, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan memastikan keberlanjutan program ketenagakerjaan, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara UGM, Bappenas, dan GIZ dalam membangun sistem jaminan sosial yang lebih baik dan berkelanjutan. Workshop ini mencerminkan komitmen UGM, khususnya FMIPA, dalam mendukung pengembangan kebijakan berbasis riset untuk memperkuat sistem perlindungan sosial di Indonesia. Dengan kolaborasi antara akademisi, pembuat kebijakan, dan mitra internasional, kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan sistem jaminan sosial yang berkelanjutan, inovatif, dan adaptif terhadap tantangan masa depan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Tim Riset Ilmu Aktuaria UGM
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

FMIPA UGM Sambut Tim Asesor ASIIN untuk Tingkatkan Kualitas Program Studi S2 Matematika, S3 Matematika, dan S3 Kimia

Pada Selasa, 26 November 2024, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) menerima kunjungan tim asesor akreditasi dari ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik). Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi akreditasi program studi S2 Matematika, S3 Matematika, dan S3 Kimia. Acara berlangsung di Auditorium Lantai 7 dan Ruang Kimia 601, dengan kehadiran perwakilan dari berbagai departemen di FMIPA UGM, seperti Departemen Matematika, Kimia, Fisika, dan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE).

Tim asesor ASIIN terdiri dari para ahli internasional terkemuka, di antaranya Prof. Dr. Volker Bach dari Technical University Braunschweig, Prof. Dr. Florian Zaussinger dari University of Applied Sciences Mittweida, Prof. Dr. Setia Pramana dari Politeknik Statistika STIS, Prof. Dr. Yuni K. Krisnandi dari Universitas Indonesia, Richie Mayandel Valerio sebagai perwakilan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung, serta Maria Mothes, M.A., selaku Project Manager dari ASIIN.

Diskusi dalam kunjungan ini mencakup berbagai isu strategis terkait pengelolaan program studi, standar akademik, serta kebijakan yudisium. Salah satu topik utama yang dibahas adalah pentingnya publikasi karya ilmiah oleh mahasiswa sebagai indikator keberhasilan program studi, serta peran nilai GPA dalam menunjang karier masa depan. Tim FMIPA UGM juga menyoroti pentingnya kerja sama lintas departemen dalam mendukung pengembangan kurikulum yang adaptif

dan sesuai dengan kebutuhan global. “Kami menyadari bahwa mahasiswa ingin meningkatkan GPA mereka, karena hal ini merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan di berbagai bidang pekerjaan di masa depan,” ujar perwakilan dari FMIPA UGM.

Acara ini juga mencerminkan komitmen FMIPA UGM dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 4 (Pendidikan Berkualitas) dan 17 (Kemitraan untuk Tujuan). Melalui akreditasi ini, FMIPA UGM berusaha memastikan bahwa program-program studi yang ada memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian pendidikan berkualitas dan kerjasama internasional yang berkelanjutan.

Melalui proses akreditasi ini, FMIPA UGM berharap dapat semakin memperkuat reputasi akademik di tingkat nasional maupun internasional. Kolaborasi dengan ASIIN menjadi salah satu langkah strategis untuk memastikan bahwa program studi pascasarjana di FMIPA UGM mampu memberikan dampak nyata bagi dunia pendidikan, riset, dan masyarakat luas.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Tim Riset Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Gelar Focus Group Discussion Perdana dengan BPJamsostek sebagai Langkah Awal Menuju Keberlanjutan Jaminan Sosial

Departemen Matematika Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) perdana sebagai bagian dari proyek penelitian bertajuk Actuarial Modeling Analysis for Employment Social Security Program in Indonesia.” Kegiatan ini berlangsung pada 18 Oktober 2024 di Mason Pine Hotel, Bandung, dengan kolaborasi antara tim peneliti UGM dan BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) sebagai mitra utama. Diskusi ini bertujuan untuk mendalami faktor-faktor yang memengaruhi keberlanjutan program jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia, sekaligus menjadi langkah awal dalam pengembangan model aktuaria yang adaptif dan tepat guna dalam pengelolaan dana jaminan sosial.

Tim peneliti UGM, yang merupakan kolaborasi multidisiplin dari dosen FMIPA dan FISIPOL UGM, dipimpin oleh Danang Teguh Qoyyimi, S.Si., M.Si., M.Act.Sc., Ph.D., bersama sejumlah anggota seperti Nurhadi, S.Sos., M.Si., Ph.D., Dr. Nanang Susyanto, S.Si., M.Sc., Drs. Danardono, MPH., Ph.D., Drs. Gunardi, M.Si., dan Restu Ananda Putra, S.Si., M.Aktr. Kolaborasi ini juga melibatkan enam alumni Ilmu Aktuaria UGM dan satu alumni PSDK UGM yaitu diantaranya Andi Fathurrozi Ramadhani Adistifasa, S.Aktr., Faustina Dian Cahyaningrum, S.Aktr., Bagus Rizky Rahartantyo, S.Aktr., Dewa Sunandar, S.Aktr., Muhammad Rasyad Daffa Hanif, S.Aktr., Sifaur Rohmah, S.Aktr., Ukhti Erisawati, S.Aktr dan Hana Aulia, S.Sos. yang memberikan kontribusi besar dalam penelitian ini. Dalam sambutannya, Danang Teguh Qoyyimi, Ph.D., menyatakan bahwa diskusi ini menjadi langkah awal untuk memahami lebih dalam tata kelola program jaminan sosial di Indonesia, yang akan membantu dalam menyusun strategi pengelolaan risiko dan metode aktuaria untuk memastikan keberlanjutan program jaminan sosial ketenagakerjaan.

FGD ini difokuskan pada program-program utama BPJamsostek, seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). BPJamsostek memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk keberlanjutan finansial, rendahnya partisipasi pekerja informal, dan pendekatan dalam pengelolaan dana. Para peserta FGD membahas langkah-langkah strategis untuk memperluas cakupan program, khususnya bagi pekerja informal dan kelompok rentan, guna menciptakan sistem jaminan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dalam diskusi ini, BPJamsostek memaparkan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan program jaminan sosial, termasuk keberlanjutan finansial dan partisipasi pekerja informal. Para peserta FGD juga membahas strategi pengelolaan risiko, pendekatan dalam pengelolaan dana, serta metode aktuaria yang tepat untuk menjaga keberlanjutan jangka panjang program. Selain itu, FGD ini juga mengeksplorasi langkah-langkah yang telah diambil untuk memperluas cakupan bagi pekerja informal, rentan, dan miskin, guna memastikan program jaminan sosial yang lebih inklusif.

Kegiatan ini menunjukkan peran pendidikan tinggi dalam memfasilitasi diskusi multidisiplin untuk memperkuat kolaborasi antara UGM dan BPJamsostek serta menghasilkan pemahaman yang komprehensif untuk menyusun model aktuaria yang efektif dan berkelanjutan bagi sistem jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia yang relevan dengan SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas). Selain itu, hasil penelitian diharapkan memperkuat tata kelola keuangan dan keberlanjutan, sejalan dengan SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan SDGs 1 (Tanpa Kemiskinan), dengan meningkatkan akses dan keberlanjutan program jaminan sosial untuk mengurangi angka kemiskinan. Kerja sama antarlembaga ini juga mencerminkan semangat SDGs 17 (Kemitraan untuk Tujuan).

Melalui langkah ini, FMIPA UGM dan BPJamsostek tidak hanya memperkuat kemitraan strategis di bidang riset dan inovasi tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ilmu aktuaria yang relevan dengan kebutuhan nasional. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi pijakan penting dalam pengelolaan program jaminan sosial yang lebih adaptif, berkelanjutan, dan inklusif bagi masyarakat Indonesia.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Bagus Rizky Hartyanto
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More
Translate