Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search
Search

SDGs

Bisnis Laris Manis Dipta Alumni FMIPA UGM, Brownis Lumer Ludes Hingga Ratusan Porsi Per Hari

Berjualan sejak di bangku kuliah, Dipta Eka Satria yang akrab disapa Dipta tak menyangka bahwa brownis lumer buatannya mampu laku hingga ratusan porsi dalam setiap kali dirinya melakukan pre order atau pra pesan. Diketahui, brownis lumer buatannya merupakan bagian dari usaha keluarganya di bawah naungan Djiwani Kitchen. Terdapat 3 menu utama pada brownis lumernya yaitu coklat, green tea, dan red velvet. Namun, varian coklatnya menjadi menu favorit pilihan pelanggannya. Ketiga menunya tersebut memiliki pilihan topping atau taburan yang beragam serta dapat disesuaikan dengan permintaan pelanggan seperti keju, kukis, dan sprinkle.

“Pada awal penjualan, kami menjual brownies lumer box dengan sistem preorder dan dengan sistem COD untuk pengantaran pemesanan. Awalnya, kami ragu karena ini sekadar camilan untuk penggajal perut saja. Namun, takdir berkata lain. Saat preorder batch pertama masuk dengan jumlah pemesanan 25 box brownies, selanjutnya kloter kedua 40box, dan kloter ketiga hingga 48box. Pemesanan tertinggi Djiwani mencapai hingga lebih dari 190 box. Sangat bersyukurnya kami jika banyaknya customer yang cocok dan suka dengan brownies lumer Djiwani Kitchen,” papar Dipta.

Di balik laris manisnya camilan yang digemari berbagai kalangan tersebut, Dipta juga turut memaparkan kendala yang dihadapinya saat proses produksi. Hal ini berkaitan dengan pengembangan varian taburan atau topping yang bervariasi dan daya tahannya terutama dalam skema pengantaran ke pelanggan luar kota.

“Harapan kami dengan adanya Djiwani Kitchen ini dapat melengkapi nutrisi dan sebagai teman nyemil di keseharian customer baik di rumah, suatu acara, maupun di mana customer berada baik dengan olahan manis atau asin yang tentunya bervariasi agar tidak membosankan dan tentunya cocok di lidah para customer,” papar Dipta.

Dalam hal ini, kisah Dipta tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan  di bidang wirausaha. Selain itu, upaya tersebut menjadi cerminan SDGs nomor 8 yaitu pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi melalui produktivitas ekonomi yang dilakukan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Dipta Eka Satria

Read More

Cerita Fajar, Dosen Kimia FMIPA UGM: Bina Mahasiswa dan Pelajar Hingga Sabet Medali di Ajang PIMNAS dan Olimpiade Kimia Internasional

Ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional dan International Chemistry Olympiad (IChO) atau Olimpiade Kimia Internasional menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dan pelajar tak terkecuali juga bagi pembina mereka yang salah satunya merupakan Dosen Kimia FMIPA UGM, Mokhamad Fajar Pradipta, S.Si., M.Eng. Pada bidang PIMNAS, beberapa karya yang lolos melenggang ke babak nasional hingga menyabet medali emas adalah TecoBator: Alat Pemasakan dan Inkubator Sterilisasi Sebagai Solusi Peningkatan produktivitas dan Umur Simpan Madu Nabati Kepala di KWT Nira Lestari serta NCT (Neutral Carbon Transportation): Inovasi sistem Transportasi berbasis E-fuel sebagai Supporting Konsep Self Managing Weather City di Indonesia.

“Pembinaan PKM yang paling berkesan adalah pada tahun 2023 dengan meloloskan 2 tim PKM dan mendapatkan 2 medali emas dan 1 perunggu. Sangat berkesan karena dengan pendampingan tidak kenal lelah berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya akhirnya yang dicita-citakan membawa medali emas tercapai,” papar Fajar.

Fajar juga turut memberikan pembinaan mengenai peran dosen pembimbing seperti mendampingi dan mengarahkan mahasiswa agar PKM sesuai dengan yang ditulis di proposal, membantu mahasiswa untuk mengakses pemakaian fasilitas yang diperlukan, memantau hasil pelaksanaan PKM secara berkala, memberi motivasi agar luaran PKM berkualitas, memberi solusi apabila ditemui permasalahan selama pelaksanaan PKM, dan lainnya.

Kepada para mahasiswa, Fajar menekankan untuk terus melakukan latihan terutama saat di ajang PIMNAS. Dirinya juga menyampaikan bahwa perlunya mahasiswa untuk aktif melakukan konsultasi kepada dosen-dosen yang menjadi pembimbingnya.

“Jangan takut untuk berkreasi, manfaatkan kesempatan yang ada, dan berikan dampak positif bagi masyarakat,” papar Fajar.

Selain mengantarkan mahasiswa menyabet medali emas hingga perunggu, Fajar juga melakukan pembinaan terhadap pelajar yang akan menghadapi International Chemistry Olympiad (IChO) atau Olimpiade Kimia Internasional di Riyadh, Arab Saudi. Ajang kompetisi di bidang Kimia berskala dunia tersebut turut melibatkan peran Fajar untuk membina para pelajar dari segi materi dan juga praktik. Pada tahun ini, para delegasi pelajar Indonesia mampu menyabet medali perunggu dalam ajang tersebut.

Kiprah dan peran Fajar dalam membina mahasiswa pada ajang PIMNAS dan pelajar pada bidang International Chemistry Olympiad (IChO) atau Olimpiade Kimia Internasional hingga meraih medali menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan dan peningkatan keterampilan baik untuk mahasiswa atau pelajar khususnya di bidang Kimia. Selain itu, hasil pembinaan yang dilakukan turut mendukung generasi muda dalam menciptakan inovasi yang berdampak bagi masyarakat sehingga menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Mokhamad Fajar Pradipta

Read More

Latih Masyarakat Pesisir Olah Daun Mangrove Jadi Sabun Cair, Simak Cerita Aziz Mahasiswa Kimia FMIPA UGM

Momen KKN menjadi pengalaman berharga bagi Aziz, mahasiswa Kimia FMIPA UGM dalam mengimplementasikan ilmunya kepada masyarakat bersama dengan tim kelompoknya. Lokasi KKN Aziz berada pada Desa Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Terdapat 5 program kerja yang dijalankan Aziz yaitu edukasi budidaya maggot, diversifikasi minyak jelantah untuk lilin aromaterapi, pemanfaatan daun mangrove untuk sabun cair, science fair, serta lomba tartil Al-Qur’an, sains, dan calistung.

Melihat kekayaan potensi wilayah desa KKN tersebutm membuat Aziz bergerak dalam memberdayakan daun mangrove menjadi sesuatu hal yang bernilai lebih. Hal ini juga didukung oleh disiplin ilmu yang dipelajarinya di bangku kuliah yaitu bidang Kimia.

“Latar belakang Saya membuat program ini karena melihat potensi sumber daya alam di Dusun Tambak Seklenting, wedung yang merupakan daerah pesisir dan memiliki banyak ekosistem mangrove dengan berbagai spesies. Mangrove kaya akan manfaat selain mencegah terjadinya bencana, salah satunya yaitu kandungan dari daun mangrove dapat berpotensi dijadikan sabun. Sebenarnya, masih banyak manfaat lain, apalagi masyarakat di sini juga sudah mulai memanfaatkan potensi mangrove tersebut, salah satunya dengan diolah menjadi sirup, kopi, dan teh mangrove. Sehingga saya membuat produk yang belum pernah dibuat di sini,” papar Aziz.

Aziz juga berharap bahwa ke depannya dengan adanya program ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan mengelola ekosistem mangrove di daerah pesisir karena memiliki banyak potensi dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, produk-produk olahan dari mangrove dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penghasilan dan lokasi hutan mangrove dapat dijadikan sebagai ekowisata.

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Aziz beserta timnya merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam memajukan desa lokasi penempatan KKN. Selain itu, upaya Aziz tersebut menjadi cerminan SDGs nomor 8 yaitu pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi melalui produktivitas ekonomi masyarakat pesisir serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi potensi alam masyarakat desa.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Nur Aziz

Read More

Sambal Skripsi: Olahan Laris Manis Karya Bimas, Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM

Hobi memasak mengantarkan Bimas, mahasiswa Geofisika FMIPA UGM ke dalam jejaring konsumen yang selalu memburu sambal hasil olahannya yaitu Sambal Skripsi. Sejak SMA, Bimas mengaku telah hobi juga berjualan seperti telur asin. Namun, dirinya mengaku kebutuhan saat kuliah ternyata cukup menguras kantongnya. Awalnya, Bimas memasak sambal dengan bahan baku ikan asap sebanyak 3 toples. Tak disangka, toples sambal seberat masing-masing 200 gram tersebut langsung ludes dibeli teman-temannya. Kemudian, dirinya mengembangkan variasi sambal lainnya seperti cumi asin, teri, dan ayam. Namun, pelanggannya menjadikan sambal ikan asap dan cumi asin sebagai menu favoritnya.

“Selain dapat penghasilan sendiri, senang ketika pembeli puas dengan masakan saya dengan respon baik. Saya mengartikan bahwa karya seni saya dibidang makanan atau kuliner berhasil begitu pula sebaliknya. Selain itu juga kadang seneng liat temen-temen terutama yang kos makan masakan Saya karena kan selama ini makan sering di warteg atau warmindo, mie instan dan makanan gak sehat. Saya tau betul kebersihan dan bebas pengawet maupun pewarna dari sambal ini karena Saya juga makan jadi aman lah. Kalau pesan merintis usaha singkat aja asal butuh jangan gengsi pede aja,” papar Bimas.

Di balik suksesnya menjaring konsumen, Bimas juga mengaku bahwa terdapat kendala dalam produksi sambalnya akibat ketersediaan bahan seperti ikan asap yang menurutnya cukup sulit didapatkan dan harganya yang cenderung mahal. Namun, kendala tersebut tidak membuat Bimas menyerah. Dirinya tetap mengupayakan kulitas sambalnya hingga ke tangan konsumen.

“Harapannya, semoga bisa jadi sampingan yang menghasilkan juga setelah dapat kerja nanti,” papar Bimas.

Dalam hal ini, kisah Bimas tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang wirausaha. Selain itu, upaya tersebut menjadi cerminan SDGs nomor 8 yaitu pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi melalui produktivitas ekonomi yang dilakukan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Bimas Herpi Pramuditya

Read More

Persiapkan Ajang Olahraga dan Seni di Tingkat Universitas, Tim Basket FMIPA UGM Lakukan Persiapan

Ajang pekan olahraga dan seni di tingkat universitas sebentar lagi akan digelar. PORSENIGAMA (Pekan Olahraga dan Seni Gadjah Mada) menjadi momen besar yang dinantikan mahasiswa baik sebagai atlet cabang olahraga atau seni hingga para supporter atau pendukungnya. Merujuk pada hal tersebut, atlet di FMIPA UGM khususnya tim basket putri turut melakukan segenap rangkaian persiapan seperti pemotretan anggota tim, latihan rutin, dan koordinasi dengan tim.

“Aku dari SMA ikut basket, tanding antar sekolah. Awalnya hobi gitu. Sekali seminggu main basket. Dengan basket jadi lebih engga stress kan Senin – Jumat buat kuliah jadi weekend buat basket. Semoga tim basket FMIPA bisa lebih maju,” papar Ratu, mahasiswa Statistika.

Ratu juga berharap untuk mahasiswa lainnya yang tertarik dengan basket agar turut mengikuti latihan rutin yang dilaksanakan setiap malam di lapangan basket di kawasan Jalan Kaliurang. Kegiatan latihan dilakukan pada malam hari dengan harapan banyak mahasiwa yang bisa bergabung karena jam tersebut di luar jam kuliah dan praktikum mahasiswa di FMIPA.

“Seneng tapi takut buat persiapannya, semoga ke depannya anak basket di FMIPA mau main basket biar bisa lebih baik lagi ke depannya,” papar Praisa, mahasiswa Aktuaria.

Persiapan dan antusiasme mahasiswa FMIPA UGM dalam menghadapi Pekan Olahraga dan Seni Gadjah Mada khususnya di cabang olahraga basket menjadi cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui kegiatan olahraga dan nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang olahraga seperti bola basket.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Febriska Noor Fitriana

Read More

Sosok Uha, Dosen FMIPA UGM Dorong Mahasiswa untuk Hidup Sehat dengan Bersepeda

Bersepeda merupakan salah kegiatan yang menyehatkan dan memiliki segudang manfaat apalagi jika diterapkan untuk gaya hidup sehari-hari dengan komposisi yang pas. Hal ini yang mendorong Uha Isnaini, dosen FMIPA UGM yang turut tergabung dalam berbagai komunitas sepeda turut berupaya mengajak mahasiswa untuk turut bersepeda khususnya sebagai kegiatan rutin. Uha juga merupakan ketua dari Panitia Fundurance yang merupakan ajang kegiatan bersepeda di FMIPA UGM

Walaupun kesibukannya sebagai dosen cukup padat, Uha tetap berupaya menghimbau mahasiswa dan rekan lainnya agar turut tertarik dalam bersepeda. Dalam hal ini, dirinya turut memaparkan tips bagi mahasiswa sekaligus pesepeda pemula yang ingin menjadikan bersepeda sebagai gaya hidup.

“Badan itu perlu beradaptasi. Ada mahasiswa diajak event itu kayak pengen speednya sama. Itu ga akan bisa. Jadi perlu bertahap. Dulu, Saya awal sekilo bersepeda ya ngos-ngosan itu, serius. Terus ke Klaten, rasanya wah bisa ya sampai sini,” papar Uha.

Uha juga turut membagikan berbagai peralatan pendukung yang dapat dimiliki seperti helm, kaus tangan, sepatu, dan jam heart rate monitor. Dalam memilih peralatan tersebut juga harus diperhatikan fungsinya agar tidak mencelakan diri sendiri saat bersepeda termasuk dalam memilih jenis sepeda itu sendiri. Merujuk pada hal tersebut, mahasiswa seyogyanya perlu menguasai pengetahuan atau rajin mencari info terkait cara bersepeda yang baik demi keselamatan diri sendiri.

“Cari info, misal cara ngerem, berat badan harus di belakang ga asal ngerem, bisa njungkel (jatuh). Sepatu sepeda juga beda feelnya. Ada klit besi di punya Saya. Posisi pedal dan sepatu nempel, jadi ngayuhnya optimal. Kalau ga terbiasa pas berhenti bisa jatuh. Saya pernah jatuh di tanjakan pas awal-awal. Mau turun kaki di tanjakan jadi jatuh, untung ga ada mobil,” ungkap Uha.

Uha juga berpesan kepada para mahasiswa sekaligus pesepeda pemula agar mampu mengukur diri sendiri dahulu. Jika mengikuti rombongan pesepeda, apabila tidak mampu atau kuat sebaiknya tidak usah dipaksakan. Kemudian, dirinya menambahkan untuk pentingnya berkomunitas.

“Jaga semangat, perlu untuk berkomunitas. Misal, mahasiswa atau alumni kalau mau ikut ya di PESEGI FMIPA silakan bergabung,” papar Uha.

Kegiatan dan upaya Uha Isnaini baik selaku dosen atau pesepeda merupakan cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui dukungan kegiatan hidup sehat dengan bersepeda yang turut menyokong pencegahan penyakit seperti diabetes melitus dan obesitas serta mendorong gaya hidup berkelanjutan dengan berkendara menggunakan sepeda khususnya pada mahasiswa dan sivitas akademik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Sudut Romantis, Pasangan Alumni FMIPA UGM Giat Bersepeda Hingga Raih Hadiah Fantastis

Bersepeda terasa lebih bersemangat saat dilakukan berdua bersama orang terkasih. Hal ini turut dirasakan oleh pasangan alumni FMIPA UGM, Kaka dan Rini yang turut menjadi peserta kegiatan bersepeda di FMIPA UGM. Walaupun keduanya disibukkan dengan kegiatan akademik sebagai dosen, Kaka dan Rini menyempatkan waktu untuk aktif berolahraga dan akhirnya mengikuti acara bersepeda.

Dalam hal ini, Kaka yang merupakan dosen di FMIPA UGM merangkap tidak hanya sebagai peserta tetapi juga sebagai RC (road captain) yang memimpin rute pesepeda.

“Persiapan cukup panjang untuk koordinasi. Tantangannya ada pada dinamika rute, rute tidak sesuai di lapangan misal jalan ada yang diperbaiki. RC harus adaptif ketika ada perubahan rute. Peserta juga profilnya macam-macam ada menengah, cepat, dan lambat. Sebagai RC selayaknya bisa mengakomodasi misalnya ada peserta di section nyasar. Harapan ke depan, akan diadakan dengan rute seru, segmen peserta luas, dan doorprize lebih keren lagi,” papar Kaka.

Berbeda dengan Rini, sebagai peserta, dirinya mengaku senang bisa mendapatkan hadiah fantastis berupa sepeda lipat.

“Senang sekali bisa ikut terlibat dan mendapatkan doorprize. Dua kali ikut dan dapat doorprize. Dulu, dapet kipas angin portable, sekarang dapat sepeda lipat,” papar Rini.

Sebelumnya, Rini juga sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk bersepeda termasuk stamina untuk menghadapi jarak tempuh yang akan dilalui.

“Semoga ke depan rute makin menyenangkan seperti track di desa dan alam. Jangan jalan raya jangan tanah berpasir, takut bahaya kepleset atau tergelincir,” ungkap Rini.

Kegiatan alumni FMIPA baik selaku dosen atau pesepeda merupakan cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui dukungan kegiatan hidup sehat dengan bersepeda yang turut menyokong pencegahan penyakit seperti diabetes melitus dan obesitas serta mendorong gaya hidup berkelanjutan dengan berkendara menggunakan sepeda khususnya pada mahasiswa dan sivitas akademik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Perjuangan William, Ukir Berbagai Kejuaraan Kompetisi Matematika Sekaligus Bekerja Paruh Waktu untuk Bertahan Hidup

William, salah satu wisudawan terbaik tahun 2024 dari Program Studi S1 Matematika FMIPA UGM berbagi kisah perjuangannya selama menempuh pendidikan tinggi. Dalam wawancara, ia menceritakan bahwa dirinya tak ragu untuk mengambil pekerjaan paruh waktu guna membantu meringankan beban ekonomi keluarga, meski di tengah padatnya kegiatan akademis.

“Ketika ada kesempatan untuk membantu ekonomi keluarga melalui pekerjaan paruh waktu, Saya langsung mengambil tawaran tersebut tanpa banyak berpikir. Harus diakui, membagi waktu antara kegiatan akademik, non-akademik, dan pekerjaan paruh waktu bukanlah hal yang mudah,” ungkap William.

Di tengah kesibukan tersebut, William tetap mampu meraih prestasi gemilang di bidang matematika, seperti Medali Perak Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ONMIPA-PT) tahun 2022 dan 2023, Juara 1 Calculus Cup UNJ, serta Juara 3 Mathematical Analysis and Geometry Day ITB tahun 2022.

Perjuangan inspiratif William dalam meraih prestasi ini sejalan dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang menunjukkan bahwa pendidikan dan prestasi dapat diraih meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi. Kisahnya menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk tetap berprestasi, di mana kondisi ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih impian.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Direktorat Kemahasiswaan
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Bisnis Laris Manis Dipta Alumni FMIPA UGM, Brownis Lumer Ludes Hingga Ratusan Porsi Per Hari

Berjualan sejak di bangku kuliah, Dipta Eka Satria yang akrab disapa Dipta tak menyangka bahwa brownis lumer buatannya mampu laku hingga ratusan porsi dalam setiap kali dirinya melakukan pre order atau pra pesan. Diketahui, brownis lumer buatannya merupakan bagian dari usaha keluarganya di bawah naungan Djiwani Kitchen. Terdapat 3 menu utama pada brownis lumernya yaitu coklat, green tea, dan red velvet. Namun, varian coklatnya menjadi menu favorit pilihan pelanggannya. Ketiga menunya tersebut memiliki pilihan topping atau taburan yang beragam serta dapat disesuaikan dengan permintaan pelanggan seperti keju, kukis, dan sprinkle.

“Pada awal penjualan, kami menjual brownies lumer box dengan sistem preorder dan dengan sistem COD untuk pengantaran pemesanan. Awalnya, kami ragu karena ini sekadar camilan untuk penggajal perut saja. Namun, takdir berkata lain. Saat preorder batch pertama masuk dengan jumlah pemesanan 25 box brownies, selanjutnya kloter kedua 40box, dan kloter ketiga hingga 48box. Pemesanan tertinggi Djiwani mencapai hingga lebih dari 190 box. Sangat bersyukurnya kami jika banyaknya customer yang cocok dan suka dengan brownies lumer Djiwani Kitchen,” papar Dipta.

Di balik laris manisnya camilan yang digemari berbagai kalangan tersebut, Dipta juga turut memaparkan kendala yang dihadapinya saat proses produksi. Hal ini berkaitan dengan pengembangan varian taburan atau topping yang bervariasi dan daya tahannya terutama dalam skema pengantaran ke pelanggan luar kota.

“Harapan kami dengan adanya Djiwani Kitchen ini dapat melengkapi nutrisi dan sebagai teman nyemil di keseharian customer baik di rumah, suatu acara, maupun di mana customer berada baik dengan olahan manis atau asin yang tentunya bervariasi agar tidak membosankan dan tentunya cocok di lidah para customer,” papar Dipta.

Dalam hal ini, kisah Dipta tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan  di bidang wirausaha. Selain itu, upaya tersebut menjadi cerminan SDGs nomor 8 yaitu pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi melalui produktivitas ekonomi yang dilakukan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Dipta Eka Satria

Read More

Cerita Fajar, Dosen Kimia FMIPA UGM: Bina Mahasiswa dan Pelajar Hingga Sabet Medali di Ajang PIMNAS dan Olimpiade Kimia Internasional

Ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional dan International Chemistry Olympiad (IChO) atau Olimpiade Kimia Internasional menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dan pelajar tak terkecuali juga bagi pembina mereka yang salah satunya merupakan Dosen Kimia FMIPA UGM, Mokhamad Fajar Pradipta, S.Si., M.Eng. Pada bidang PIMNAS, beberapa karya yang lolos melenggang ke babak nasional hingga menyabet medali emas adalah TecoBator: Alat Pemasakan dan Inkubator Sterilisasi Sebagai Solusi Peningkatan produktivitas dan Umur Simpan Madu Nabati Kepala di KWT Nira Lestari serta NCT (Neutral Carbon Transportation): Inovasi sistem Transportasi berbasis E-fuel sebagai Supporting Konsep Self Managing Weather City di Indonesia.

“Pembinaan PKM yang paling berkesan adalah pada tahun 2023 dengan meloloskan 2 tim PKM dan mendapatkan 2 medali emas dan 1 perunggu. Sangat berkesan karena dengan pendampingan tidak kenal lelah berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya akhirnya yang dicita-citakan membawa medali emas tercapai,” papar Fajar.

Fajar juga turut memberikan pembinaan mengenai peran dosen pembimbing seperti mendampingi dan mengarahkan mahasiswa agar PKM sesuai dengan yang ditulis di proposal, membantu mahasiswa untuk mengakses pemakaian fasilitas yang diperlukan, memantau hasil pelaksanaan PKM secara berkala, memberi motivasi agar luaran PKM berkualitas, memberi solusi apabila ditemui permasalahan selama pelaksanaan PKM, dan lainnya.

Kepada para mahasiswa, Fajar menekankan untuk terus melakukan latihan terutama saat di ajang PIMNAS. Dirinya juga menyampaikan bahwa perlunya mahasiswa untuk aktif melakukan konsultasi kepada dosen-dosen yang menjadi pembimbingnya.

“Jangan takut untuk berkreasi, manfaatkan kesempatan yang ada, dan berikan dampak positif bagi masyarakat,” papar Fajar.

Selain mengantarkan mahasiswa menyabet medali emas hingga perunggu, Fajar juga melakukan pembinaan terhadap pelajar yang akan menghadapi International Chemistry Olympiad (IChO) atau Olimpiade Kimia Internasional di Riyadh, Arab Saudi. Ajang kompetisi di bidang Kimia berskala dunia tersebut turut melibatkan peran Fajar untuk membina para pelajar dari segi materi dan juga praktik. Pada tahun ini, para delegasi pelajar Indonesia mampu menyabet medali perunggu dalam ajang tersebut.

Kiprah dan peran Fajar dalam membina mahasiswa pada ajang PIMNAS dan pelajar pada bidang International Chemistry Olympiad (IChO) atau Olimpiade Kimia Internasional hingga meraih medali menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan dan peningkatan keterampilan baik untuk mahasiswa atau pelajar khususnya di bidang Kimia. Selain itu, hasil pembinaan yang dilakukan turut mendukung generasi muda dalam menciptakan inovasi yang berdampak bagi masyarakat sehingga menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Mokhamad Fajar Pradipta

Read More

Latih Masyarakat Pesisir Olah Daun Mangrove Jadi Sabun Cair, Simak Cerita Aziz Mahasiswa Kimia FMIPA UGM

Momen KKN menjadi pengalaman berharga bagi Aziz, mahasiswa Kimia FMIPA UGM dalam mengimplementasikan ilmunya kepada masyarakat bersama dengan tim kelompoknya. Lokasi KKN Aziz berada pada Desa Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Terdapat 5 program kerja yang dijalankan Aziz yaitu edukasi budidaya maggot, diversifikasi minyak jelantah untuk lilin aromaterapi, pemanfaatan daun mangrove untuk sabun cair, science fair, serta lomba tartil Al-Qur’an, sains, dan calistung.

Melihat kekayaan potensi wilayah desa KKN tersebutm membuat Aziz bergerak dalam memberdayakan daun mangrove menjadi sesuatu hal yang bernilai lebih. Hal ini juga didukung oleh disiplin ilmu yang dipelajarinya di bangku kuliah yaitu bidang Kimia.

“Latar belakang Saya membuat program ini karena melihat potensi sumber daya alam di Dusun Tambak Seklenting, wedung yang merupakan daerah pesisir dan memiliki banyak ekosistem mangrove dengan berbagai spesies. Mangrove kaya akan manfaat selain mencegah terjadinya bencana, salah satunya yaitu kandungan dari daun mangrove dapat berpotensi dijadikan sabun. Sebenarnya, masih banyak manfaat lain, apalagi masyarakat di sini juga sudah mulai memanfaatkan potensi mangrove tersebut, salah satunya dengan diolah menjadi sirup, kopi, dan teh mangrove. Sehingga saya membuat produk yang belum pernah dibuat di sini,” papar Aziz.

Aziz juga berharap bahwa ke depannya dengan adanya program ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan mengelola ekosistem mangrove di daerah pesisir karena memiliki banyak potensi dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, produk-produk olahan dari mangrove dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penghasilan dan lokasi hutan mangrove dapat dijadikan sebagai ekowisata.

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Aziz beserta timnya merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam memajukan desa lokasi penempatan KKN. Selain itu, upaya Aziz tersebut menjadi cerminan SDGs nomor 8 yaitu pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi melalui produktivitas ekonomi masyarakat pesisir serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi potensi alam masyarakat desa.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Nur Aziz

Read More

Sambal Skripsi: Olahan Laris Manis Karya Bimas, Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM

Hobi memasak mengantarkan Bimas, mahasiswa Geofisika FMIPA UGM ke dalam jejaring konsumen yang selalu memburu sambal hasil olahannya yaitu Sambal Skripsi. Sejak SMA, Bimas mengaku telah hobi juga berjualan seperti telur asin. Namun, dirinya mengaku kebutuhan saat kuliah ternyata cukup menguras kantongnya. Awalnya, Bimas memasak sambal dengan bahan baku ikan asap sebanyak 3 toples. Tak disangka, toples sambal seberat masing-masing 200 gram tersebut langsung ludes dibeli teman-temannya. Kemudian, dirinya mengembangkan variasi sambal lainnya seperti cumi asin, teri, dan ayam. Namun, pelanggannya menjadikan sambal ikan asap dan cumi asin sebagai menu favoritnya.

“Selain dapat penghasilan sendiri, senang ketika pembeli puas dengan masakan saya dengan respon baik. Saya mengartikan bahwa karya seni saya dibidang makanan atau kuliner berhasil begitu pula sebaliknya. Selain itu juga kadang seneng liat temen-temen terutama yang kos makan masakan Saya karena kan selama ini makan sering di warteg atau warmindo, mie instan dan makanan gak sehat. Saya tau betul kebersihan dan bebas pengawet maupun pewarna dari sambal ini karena Saya juga makan jadi aman lah. Kalau pesan merintis usaha singkat aja asal butuh jangan gengsi pede aja,” papar Bimas.

Di balik suksesnya menjaring konsumen, Bimas juga mengaku bahwa terdapat kendala dalam produksi sambalnya akibat ketersediaan bahan seperti ikan asap yang menurutnya cukup sulit didapatkan dan harganya yang cenderung mahal. Namun, kendala tersebut tidak membuat Bimas menyerah. Dirinya tetap mengupayakan kulitas sambalnya hingga ke tangan konsumen.

“Harapannya, semoga bisa jadi sampingan yang menghasilkan juga setelah dapat kerja nanti,” papar Bimas.

Dalam hal ini, kisah Bimas tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang wirausaha. Selain itu, upaya tersebut menjadi cerminan SDGs nomor 8 yaitu pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi melalui produktivitas ekonomi yang dilakukan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Bimas Herpi Pramuditya

Read More

Persiapkan Ajang Olahraga dan Seni di Tingkat Universitas, Tim Basket FMIPA UGM Lakukan Persiapan

Ajang pekan olahraga dan seni di tingkat universitas sebentar lagi akan digelar. PORSENIGAMA (Pekan Olahraga dan Seni Gadjah Mada) menjadi momen besar yang dinantikan mahasiswa baik sebagai atlet cabang olahraga atau seni hingga para supporter atau pendukungnya. Merujuk pada hal tersebut, atlet di FMIPA UGM khususnya tim basket putri turut melakukan segenap rangkaian persiapan seperti pemotretan anggota tim, latihan rutin, dan koordinasi dengan tim.

“Aku dari SMA ikut basket, tanding antar sekolah. Awalnya hobi gitu. Sekali seminggu main basket. Dengan basket jadi lebih engga stress kan Senin – Jumat buat kuliah jadi weekend buat basket. Semoga tim basket FMIPA bisa lebih maju,” papar Ratu, mahasiswa Statistika.

Ratu juga berharap untuk mahasiswa lainnya yang tertarik dengan basket agar turut mengikuti latihan rutin yang dilaksanakan setiap malam di lapangan basket di kawasan Jalan Kaliurang. Kegiatan latihan dilakukan pada malam hari dengan harapan banyak mahasiwa yang bisa bergabung karena jam tersebut di luar jam kuliah dan praktikum mahasiswa di FMIPA.

“Seneng tapi takut buat persiapannya, semoga ke depannya anak basket di FMIPA mau main basket biar bisa lebih baik lagi ke depannya,” papar Praisa, mahasiswa Aktuaria.

Persiapan dan antusiasme mahasiswa FMIPA UGM dalam menghadapi Pekan Olahraga dan Seni Gadjah Mada khususnya di cabang olahraga basket menjadi cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui kegiatan olahraga dan nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang olahraga seperti bola basket.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Febriska Noor Fitriana

Read More

Sosok Uha, Dosen FMIPA UGM Dorong Mahasiswa untuk Hidup Sehat dengan Bersepeda

Bersepeda merupakan salah kegiatan yang menyehatkan dan memiliki segudang manfaat apalagi jika diterapkan untuk gaya hidup sehari-hari dengan komposisi yang pas. Hal ini yang mendorong Uha Isnaini, dosen FMIPA UGM yang turut tergabung dalam berbagai komunitas sepeda turut berupaya mengajak mahasiswa untuk turut bersepeda khususnya sebagai kegiatan rutin. Uha juga merupakan ketua dari Panitia Fundurance yang merupakan ajang kegiatan bersepeda di FMIPA UGM

Walaupun kesibukannya sebagai dosen cukup padat, Uha tetap berupaya menghimbau mahasiswa dan rekan lainnya agar turut tertarik dalam bersepeda. Dalam hal ini, dirinya turut memaparkan tips bagi mahasiswa sekaligus pesepeda pemula yang ingin menjadikan bersepeda sebagai gaya hidup.

“Badan itu perlu beradaptasi. Ada mahasiswa diajak event itu kayak pengen speednya sama. Itu ga akan bisa. Jadi perlu bertahap. Dulu, Saya awal sekilo bersepeda ya ngos-ngosan itu, serius. Terus ke Klaten, rasanya wah bisa ya sampai sini,” papar Uha.

Uha juga turut membagikan berbagai peralatan pendukung yang dapat dimiliki seperti helm, kaus tangan, sepatu, dan jam heart rate monitor. Dalam memilih peralatan tersebut juga harus diperhatikan fungsinya agar tidak mencelakan diri sendiri saat bersepeda termasuk dalam memilih jenis sepeda itu sendiri. Merujuk pada hal tersebut, mahasiswa seyogyanya perlu menguasai pengetahuan atau rajin mencari info terkait cara bersepeda yang baik demi keselamatan diri sendiri.

“Cari info, misal cara ngerem, berat badan harus di belakang ga asal ngerem, bisa njungkel (jatuh). Sepatu sepeda juga beda feelnya. Ada klit besi di punya Saya. Posisi pedal dan sepatu nempel, jadi ngayuhnya optimal. Kalau ga terbiasa pas berhenti bisa jatuh. Saya pernah jatuh di tanjakan pas awal-awal. Mau turun kaki di tanjakan jadi jatuh, untung ga ada mobil,” ungkap Uha.

Uha juga berpesan kepada para mahasiswa sekaligus pesepeda pemula agar mampu mengukur diri sendiri dahulu. Jika mengikuti rombongan pesepeda, apabila tidak mampu atau kuat sebaiknya tidak usah dipaksakan. Kemudian, dirinya menambahkan untuk pentingnya berkomunitas.

“Jaga semangat, perlu untuk berkomunitas. Misal, mahasiswa atau alumni kalau mau ikut ya di PESEGI FMIPA silakan bergabung,” papar Uha.

Kegiatan dan upaya Uha Isnaini baik selaku dosen atau pesepeda merupakan cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui dukungan kegiatan hidup sehat dengan bersepeda yang turut menyokong pencegahan penyakit seperti diabetes melitus dan obesitas serta mendorong gaya hidup berkelanjutan dengan berkendara menggunakan sepeda khususnya pada mahasiswa dan sivitas akademik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Sudut Romantis, Pasangan Alumni FMIPA UGM Giat Bersepeda Hingga Raih Hadiah Fantastis

Bersepeda terasa lebih bersemangat saat dilakukan berdua bersama orang terkasih. Hal ini turut dirasakan oleh pasangan alumni FMIPA UGM, Kaka dan Rini yang turut menjadi peserta kegiatan bersepeda di FMIPA UGM. Walaupun keduanya disibukkan dengan kegiatan akademik sebagai dosen, Kaka dan Rini menyempatkan waktu untuk aktif berolahraga dan akhirnya mengikuti acara bersepeda.

Dalam hal ini, Kaka yang merupakan dosen di FMIPA UGM merangkap tidak hanya sebagai peserta tetapi juga sebagai RC (road captain) yang memimpin rute pesepeda.

“Persiapan cukup panjang untuk koordinasi. Tantangannya ada pada dinamika rute, rute tidak sesuai di lapangan misal jalan ada yang diperbaiki. RC harus adaptif ketika ada perubahan rute. Peserta juga profilnya macam-macam ada menengah, cepat, dan lambat. Sebagai RC selayaknya bisa mengakomodasi misalnya ada peserta di section nyasar. Harapan ke depan, akan diadakan dengan rute seru, segmen peserta luas, dan doorprize lebih keren lagi,” papar Kaka.

Berbeda dengan Rini, sebagai peserta, dirinya mengaku senang bisa mendapatkan hadiah fantastis berupa sepeda lipat.

“Senang sekali bisa ikut terlibat dan mendapatkan doorprize. Dua kali ikut dan dapat doorprize. Dulu, dapet kipas angin portable, sekarang dapat sepeda lipat,” papar Rini.

Sebelumnya, Rini juga sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk bersepeda termasuk stamina untuk menghadapi jarak tempuh yang akan dilalui.

“Semoga ke depan rute makin menyenangkan seperti track di desa dan alam. Jangan jalan raya jangan tanah berpasir, takut bahaya kepleset atau tergelincir,” ungkap Rini.

Kegiatan alumni FMIPA baik selaku dosen atau pesepeda merupakan cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui dukungan kegiatan hidup sehat dengan bersepeda yang turut menyokong pencegahan penyakit seperti diabetes melitus dan obesitas serta mendorong gaya hidup berkelanjutan dengan berkendara menggunakan sepeda khususnya pada mahasiswa dan sivitas akademik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Perjuangan William, Ukir Berbagai Kejuaraan Kompetisi Matematika Sekaligus Bekerja Paruh Waktu untuk Bertahan Hidup

William, salah satu wisudawan terbaik tahun 2024 dari Program Studi S1 Matematika FMIPA UGM berbagi kisah perjuangannya selama menempuh pendidikan tinggi. Dalam wawancara, ia menceritakan bahwa dirinya tak ragu untuk mengambil pekerjaan paruh waktu guna membantu meringankan beban ekonomi keluarga, meski di tengah padatnya kegiatan akademis.

“Ketika ada kesempatan untuk membantu ekonomi keluarga melalui pekerjaan paruh waktu, Saya langsung mengambil tawaran tersebut tanpa banyak berpikir. Harus diakui, membagi waktu antara kegiatan akademik, non-akademik, dan pekerjaan paruh waktu bukanlah hal yang mudah,” ungkap William.

Di tengah kesibukan tersebut, William tetap mampu meraih prestasi gemilang di bidang matematika, seperti Medali Perak Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ONMIPA-PT) tahun 2022 dan 2023, Juara 1 Calculus Cup UNJ, serta Juara 3 Mathematical Analysis and Geometry Day ITB tahun 2022.

Perjuangan inspiratif William dalam meraih prestasi ini sejalan dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang menunjukkan bahwa pendidikan dan prestasi dapat diraih meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi. Kisahnya menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk tetap berprestasi, di mana kondisi ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih impian.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Direktorat Kemahasiswaan
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate