Search
Search
Search

SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan

Mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Hadiri Kolaborasi Lintas Generasi di Era Modern dalam Roadshow Narasi x Grab Indonesia

Pada 10 September 2024, Universitas Gadjah Mada menjadi tuan rumah acara Roadshow Narasi x Grab Indonesia yang mengusung tema “Across Generation, One Conversation”. Acara ini bertempat di Grha Sabha Pramana Lantai 2 dengan menghadirkan pembicara-pembicara ternama, seperti Najwa Shihab, Nicholas Saputra, dan Dee Lestari. Mereka masing-masing membagikan cerita tentang perjalanan karier mereka di industri yang tidak selalu sesuai dengan latar belakang pendidikan formal mereka, menekankan bahwa mimpi dan kesuksesan tidak dibatasi oleh jalur akademis.

Nathanael Yosefen, mahasiswa Prodi Ilmu Aktuaria angkatan 2022, turut hadir tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga berperan sebagai Key Opinion Leader (KOL) yang membuat konten promosi acara. Seminggu sebelum acara berlangsung, Nathan memproduksi berbagai video yang diunggah di media sosial pribadinya untuk meningkatkan kesadaran dan antusiasme terhadap acara tersebut.

Salah satu isu utama yang dibahas dalam acara ini adalah pentingnya kolaborasi lintas generasi. Para pembicara menekankan bahwa perbedaan generasi dapat menjadi kekuatan dalam menciptakan sinergi positif, bukan sumber perpecahan. Generasi yang lebih tua dapat berbagi wawasan dan pengalaman, sementara generasi muda membawa perspektif dan inovasi baru yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa kini.

Nathan memperoleh wawasan penting dari acara ini, yaitu bahwa meskipun generasi muda memiliki akses luas terhadap teknologi dan informasi, sikap rendah hati untuk belajar dari generasi sebelumnya sangatlah penting. Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh generasi terdahulu tetap relevan dan dapat menjadi fondasi dalam menghadapi situasi yang terus berkembang.

Roadshow Narasi x Grab Indonesia ini memiliki relevansi dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Pertama, acara ini mendukung SDG nomor 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan menyediakan platform belajar interaktif yang memungkinkan mahasiswa dan masyarakat mendapatkan wawasan dari para profesional. Kedua, acara ini mendukung SDG nomor 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), karena menginspirasi generasi muda untuk merintis karier yang tidak terbatas pada latar belakang pendidikan formal, mendorong mereka untuk berinovasi dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Selain itu, tema kolaborasi lintas generasi yang diusung mendukung SDG nomor 10 (Mengurangi Kesenjangan), dengan mempromosikan inklusivitas dan pemahaman antar generasi guna menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan produktif.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Nathanael Yosefen
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Nathanael Yosefen, Mahasiswa Aktuaria FMIPA UGM Wujudkan Pembelajaran Inklusif bagi Pelajar Indonesia melalui Mentoring Alternatifa

Alternatifa merupakan platform pendidikan online di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan dengan biaya terjangkau bagi seluruh pelajar dalam mempersiapkan diri menghadapi seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dengan ribuan peserta yang mendaftar setiap tahunnya, platform ini menyediakan layanan pembelajaran yang didukung oleh mentor dan tutor berpengalaman.

Nathanael Yosefen, mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria angkatan 2022 di Universitas Gadjah Mada, adalah salah satu mentor di Alternatifa. Ia bekerja dalam Grup Adam Smith bersama dua mentor lainnya dari Universitas Indonesia (UI) dan mendampingi lebih dari 300 pelajar. Sebagai mentor, Nathan bertugas memberikan dukungan psikologis dengan pesan-pesan motivasi yang panjang, menjawab pertanyaan mengenai perkuliahan dan jurusan, serta mengadakan sesi Zoom Mentoring. Dalam sesi ini, Nathan dan timnya membahas berbagai topik penting, seperti tips belajar, cara mengatasi demotivasi, serta panduan dalam memilih jurusan.

Nathan mengungkapkan bahwa pengalaman menjadi mentor di Alternatifa sangat membahagiakan dan penuh makna. Ia merasa terharu ketika para pelajar menunjukkan apresiasi dan dukungan kembali kepadanya setelah ia membagikan kisah pribadinya. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh peserta dijawabnya dengan detail agar mereka benar-benar memahami informasi yang diberikan.

Sistem pembelajaran di Alternatifa dirancang agar peserta dapat mengikuti kelas untuk mata pelajaran ujian SNBT yang disampaikan secara terstruktur oleh para tutor. Selain kelas langsung, Alternatifa juga menyediakan video pembelajaran, materi tambahan, tugas, dan tryout guna mengukur kesiapan peserta. Para mentor terus mendampingi peserta untuk memastikan motivasi belajar tetap terjaga hingga ujian tiba.

Nathan turut mengajak rekan-rekannya yang peduli terhadap pendidikan untuk ikut berkontribusi dalam program ini. “Membantu orang lain itu sangat seru dan menyenangkan, apalagi saat melihat mereka berhasil menggapai mimpi,” ungkapnya dengan antusias.

Kontribusi Nathan di Alternatifa selaras dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Pertama, inisiatif ini mendukung SDG nomor 4 (Pendidikan Berkualitas), yang bertujuan menjamin akses pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi semua. Selain itu, peran mentor seperti Nathan dalam mendukung dan memotivasi pelajar juga sejalan dengan SDG nomor 10 (Mengurangi Kesenjangan), dengan mengurangi kesenjangan akses pendidikan di berbagai lapisan masyarakat.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Nathanael Yosefen
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Transformasi Positif FMIPA UGM di Mata Alumni

Didi Purwadi, Ketua KAGAMA Tangerang Selatan, menyampaikan apresiasinya terhadap transformasi yang terjadi di FMIPA UGM di bawah kepemimpinan Dekan FMIPA UGM, Prof. Kuwat Triyana. Salah satu perubahan signifikan yang disoroti adalah gaya kepemimpinan yang lebih inklusif dan jauh dari sifat feodal. Prof. Kuwat yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan “Mas Kuwat” dianggap mencerminkan kedekatan yang lebih hangat dengan mahasiswa, alumni, dan generasi muda.

Di mata alumni, transformasi FMIPA UGM di bawah kepemimpinan Prof. Kuwat telah menciptakan suasana yang lebih inklusif dan kondusif bagi kesejahteraan seluruh civitas akademika. Gaya kepemimpinan Prof. Kuwat yang lebih suka dipanggil dengan sebutan “Mas Kuwat” menunjukkan pendekatan yang hangat dan akomodatif, menciptakan lingkungan yang terbuka bagi mahasiswa dan alumni untuk menyampaikan aspirasi mereka. Pendekatan ini juga dinilai berhasil dalam mendekatkan kampus dengan generasi z, yang cenderung lebih menghargai dialog terbuka dan kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan.

Keberhasilan kepemimpinan inklusif ini tercermin dalam berbagai program inovatif yang melibatkan mahasiswa, dosen, dan alumni. Salah satu hasil nyata dari kepemimpinan ini adalah terciptanya kolaborasi yang lebih baik antara dunia akademik dan industri yang turut memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan civitas akademika secara keseluruhan. Kepemimpinan yang terbuka ini juga memfasilitasi tercapainya keseimbangan antara pengembangan akademik dan kehidupan sosial mahasiswa.

Transformasi kepemimpinan yang lebih inklusif ini mendukung SDGs poin ke-4, Pendidikan Berkualitas yang mengedepankan inklusi dan SDGs poin ke-10, Mengurangi Kesenjangan, dengan menciptakan lingkungan yang lebih setara di mana suara semua pihak diakui dan dihargai.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Danendra Azriel Ramdhany
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Dukung Kompetensi Mahasiswa Berorganisasi, BEM FMIPA UGM Buka Pendaftaran Anggota Baru

Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA UGM gelar pameran divisi organisasi BEM di Selasar FMIPA UGM pada tanggal 19 – 22 Agustus 2024. Acara digelar dengan konsep pameran yang menyediakan booth divisi-divisi pada organisasi BEM sejak pukul 8 pagi hingga 4 sore. Setiap booth dilengkapi dengan beragam informasi yang dapat diakses oleh mahasiswa. Selain itu, para penjaga booth yang merupakan anggota divisi BEM juga turut memberikan informasi lebih mendalam.

“Jumlah mahasiswa FMIPA tahun ini tidak sebanyak tahun kemarin dan tantangannya adalah para mahasiswa minat organisasinya cenderung turun sehingga perlu melakukan kaderisasi yang lebih baik untuk menemukan penerus BEM yang berkualitas,” papar Natan selaku Wakil Dirjen Manajemen Sumber Daya Manusia BEM FMIPA UGM.

Natan juga menjelaskan bahwa dalam BEM FMIPA UGM, pendaftaran tahun ini difokuskan untuk menjaring mahasiswa FMIPA UGM angkatan baru yaitu 2024 dan Angkatan 2023. Seluruh divisi BEM dibuka untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi dalam berorganisasi. Divisi yang dibuka terdiri atas Kajian Aksi dan Strategis, Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, Ekonomi Kreatif, Pengembangan organisasi, Kreativitas Mahasiswa, Manajemen Sumber Daya Mahasiswa, Pengembangan Desa Mitra, Sosial, Media dan Info, serta Humas.

Hadirnya pembukaan pendaftaran BEM FMIPA UGM tahun 2024 merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berorganisasi untuk mahasiswa dan nomor 10 yaitu Berkurangnya Kesenjangan melalui kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh BEM FMIPA UGM.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Mahasiswi Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Bangun Akses Pembelajaran bagi Teman-Teman Marginal melalui Platform Mejabelajar

Fitriana Arlyn Rahayu, mahasiswi Ilmu Aktuaria angkatan 2021 menceritakan kisah inspiratif di balik platform pembelajaran gratis yang dibangun Arlyn dan teman-temannya yaitu Mejabelajar. Platform ini hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap teman-teman yang menghadapi keterbatasan ekonomi, sosial, dan geografis.

Mejabelajar (@mejabelajaredu di instagram) adalah sebuah platform pembelajaran gratis yang dikhususkan untuk teman-teman marginal dari segi ekonomi, sosial, ataupun geografis. Semua pembelajaran ini gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun, dan diselenggarakan secara daring. Saat ini, mereka mengajar di jenjang SMP dan SMA sederajat. Platform ini telah berdiri sejak 2020 tetapi baru digeluti secara serius pada awal 2021. Awalnya, Arlyn dan 2 teman lainnya merasa memiliki privilege yang besar dari kehidupan di kota dan sekolah dengan sistem yang bagus dan terpadu. Mereka menyayangkan jika teman-teman yang punya potensi luar biasa tidak bisa merasakan privilege ini juga.

Ide awal muncul dari teman baik Arlyn yakni Tubagus Daffa yang mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama membangun suatu bentuk kontribusi kepada masyarakat. Sistem yang diterapkan Mejabelajar cukup sederhana. Selama teman-teman memenuhi 1 dari 3 syarat yakni syarat marginal ekonomi, sosial, ataupun geografis, mereka bisa mendaftar dengan mengisi formulir yang ada di media sosial mejabelajaredu. Teman-teman kemudian dapat mengikuti kelas Mejabelajar yang diadakan setiap 2 kali per pekan secara daring melalui Zoom Meeting.

Sasaran peserta adalah siswa-siswi SMP dan SMA sederajat yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial, atau geografis. Keterbatasan ekonomi ditandai dengan memiliki KIP atau KJP, keterbatasan sosial bisa berarti mereka menghadapi masalah kerumahtanggaan yang tidak harmonis atau berasal dari panti sosial atau asuhan. Sedangkan keterbatasan geografis ditujukan untuk teman-teman yang tinggal di luar kawasan Jabodetabek.

Mejabelajar mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG nomor 10: Mengurangi Kesenjangan. Dengan menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan adil, platform ini berkontribusi pada peningkatan peluang belajar bagi semua kalangan, terutama mereka yang kurang beruntung.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: instagram @mejabelajaredu
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kisah Kharisma Mahasiswa FMIPA UGM, Anak ART yang Pantang Menyerah dalam Menggapai Impian

Tidak jarang keterbatasan ekonomi menjadi kendala tersendiri dalam menempuh pendidikan. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Kharisma Jayanti Putri, mahasiswa baru Program Studi S1 Kimia UGM, yang pantang menyerah dalam menggapai impian.

“Saya tidak mau membebani Ibu saya,” ungkap Kharisma, anak bungsu dari pasangan alm. Jaswadi dan Asyati (50).

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kharisma, sang ibu, dan sang kakak, menggantungkan harapan pada pekerjaan ibunya sebagai asisten rumah tangga. Pendapatan per bulan yang hanya berkisar di angka Rp900.000,00 harus diatur sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga selama sebulan.

Namun, Kharisma tidak serta-merta berpasrah pada keadaan yang ada. Ia sadar bahwa ia harus berjuang lebih. Oleh karena itu, sejak kelas 12, Kharisma sudah mulai mencari berbagai informasi beasiswa untuk berkuliah. Apabila Kharisma memenuhi persyaratan suatu beasiswa, maka ia akan mencoba untuk mendaftar. Hingga saat ini, ia masih berjuang dengan mendaftar berbagai beasiswa, baik beasiswa biaya pendidikan, beasiswa uang saku, maupun beasiswa tempat tinggal. Ia sangat berharap dapat lolos beasiswa agar kebutuhannya selama berkuliah dapat terpenuhi tanpa harus membebani ibunya.

Selama duduk di bangku SMA, Kharisma merupakan pribadi yang aktif dan gemar berorganisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Palang Merah Remaja (PMR) SMA Negeri 2 Pati, Bendahara Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 2 Pati, Sekretaris Forum Remaja Palang Merah Indonesia Kabupaten Pati, dan Koordinator Divisi Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Forum OSIS Kabupaten Pati.

Kharisma juga mengungkapkan bahwa ia ingin melanjutkan kiprahnya di dunia organisasi selama berkuliah nanti dengan tetap memperhatikan indeks prestasinya agar tidak memengaruhi beasiswa. Selain perencanaan selama berkuliah, Kharisma juga mengaku sudah memiliki perencanaan setelah lulus dari Kimia UGM. Ia memaparkan bahwa ia ingin menjadi analis laboratorium.

Kisah perjuangan Kharisma menunjukkan bahwa kesempatan untuk menempuh pendidikan masih terbuka lebar bagi siapapun asalkan mau berusaha dan tidak patah semangat dengan kendala yang ditemui. Hal ini menunjukkan wujud nyata dari SDGs poin 10, yaitu Berkurangnya Kesenjangan karena dapat dilihat bahwa faktor sosial ekonomi tidak memengaruhi kesempatan dalam meraih pendidikan. Selain itu, kisah Kharisma juga menunjukkan implementasi dari SDGs poin 5, yaitu Kesetaraan Gender karena didapatnya kesetaraan akses dan kesetaraan kesempatan tanpa memandang gender. Harapannya, kisah Kharisma mampu memotivasi banyak orang untuk terus memperjuangkan mimpinya tanpa takut dengan kendala yang dimiliki.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Kharisma Jayanti Putri
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Buka Bersama FMIPA UGM: Momen Refleksi Diri Menuju Kebaikan

FMIPA UGM menggelar buka bersama pada Rabu, 3 April 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Sejumlah dosen, tenaga pendidik, satuan keamanan kampus, pensiunan dosen dan karyawan, dan mahasiswa turut diundang dalam acara tersebut di momen bulan Ramadan.

Dalam hal ini, acara dibuka oleh Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., Di sisi lain, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. yang merupakan wakil dekan FMIPA UGM sekaligus dosen menjadi penceramah yang memberikan tausyiah. Dalam tausyiah yang diberikan, Prof. Roto yang dalam hal ini disebut Ustaz Roto, menyampaikan poin-poin penting yang dapat diterapkan saat bulan Ramadan.

Melalui tafsiran surat Al-Baqarah yang disampaikan, Prof. Roto menyampaikan poin penting mengenai refleksi dan evaluasi diri di dalam berperilaku khususnya di bulan Ramadan. Hal ini tentu berkaitan erat dengan menjaga hubungan yang bersifat hablum minannas atau hubungan antar sesame manusia. Acara kemudian dilanjutkan dengan berbuka puasa dan ibadah salat maghrib.

Buka bersama yang dilakukan oleh FMIPA UGM merupakan cerminan dari SDGs nomor 2 yaitu Tanpa Kemiskinan melalui penyediaan konsumsi untuk berbuka puasa bagi para sivitas akademik serta nomor 10 yaitu Berkurangnya Kesenjangan melalui kebersamaan antara pimpinan dan karyawan sehingga menghapus ketimpangan yang ada di lingkungan kampus.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Hadiri Kolaborasi Lintas Generasi di Era Modern dalam Roadshow Narasi x Grab Indonesia

Pada 10 September 2024, Universitas Gadjah Mada menjadi tuan rumah acara Roadshow Narasi x Grab Indonesia yang mengusung tema “Across Generation, One Conversation”. Acara ini bertempat di Grha Sabha Pramana Lantai 2 dengan menghadirkan pembicara-pembicara ternama, seperti Najwa Shihab, Nicholas Saputra, dan Dee Lestari. Mereka masing-masing membagikan cerita tentang perjalanan karier mereka di industri yang tidak selalu sesuai dengan latar belakang pendidikan formal mereka, menekankan bahwa mimpi dan kesuksesan tidak dibatasi oleh jalur akademis.

Nathanael Yosefen, mahasiswa Prodi Ilmu Aktuaria angkatan 2022, turut hadir tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga berperan sebagai Key Opinion Leader (KOL) yang membuat konten promosi acara. Seminggu sebelum acara berlangsung, Nathan memproduksi berbagai video yang diunggah di media sosial pribadinya untuk meningkatkan kesadaran dan antusiasme terhadap acara tersebut.

Salah satu isu utama yang dibahas dalam acara ini adalah pentingnya kolaborasi lintas generasi. Para pembicara menekankan bahwa perbedaan generasi dapat menjadi kekuatan dalam menciptakan sinergi positif, bukan sumber perpecahan. Generasi yang lebih tua dapat berbagi wawasan dan pengalaman, sementara generasi muda membawa perspektif dan inovasi baru yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan masa kini.

Nathan memperoleh wawasan penting dari acara ini, yaitu bahwa meskipun generasi muda memiliki akses luas terhadap teknologi dan informasi, sikap rendah hati untuk belajar dari generasi sebelumnya sangatlah penting. Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh generasi terdahulu tetap relevan dan dapat menjadi fondasi dalam menghadapi situasi yang terus berkembang.

Roadshow Narasi x Grab Indonesia ini memiliki relevansi dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Pertama, acara ini mendukung SDG nomor 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan menyediakan platform belajar interaktif yang memungkinkan mahasiswa dan masyarakat mendapatkan wawasan dari para profesional. Kedua, acara ini mendukung SDG nomor 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), karena menginspirasi generasi muda untuk merintis karier yang tidak terbatas pada latar belakang pendidikan formal, mendorong mereka untuk berinovasi dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Selain itu, tema kolaborasi lintas generasi yang diusung mendukung SDG nomor 10 (Mengurangi Kesenjangan), dengan mempromosikan inklusivitas dan pemahaman antar generasi guna menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan produktif.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Nathanael Yosefen
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Nathanael Yosefen, Mahasiswa Aktuaria FMIPA UGM Wujudkan Pembelajaran Inklusif bagi Pelajar Indonesia melalui Mentoring Alternatifa

Alternatifa merupakan platform pendidikan online di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan dengan biaya terjangkau bagi seluruh pelajar dalam mempersiapkan diri menghadapi seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dengan ribuan peserta yang mendaftar setiap tahunnya, platform ini menyediakan layanan pembelajaran yang didukung oleh mentor dan tutor berpengalaman.

Nathanael Yosefen, mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria angkatan 2022 di Universitas Gadjah Mada, adalah salah satu mentor di Alternatifa. Ia bekerja dalam Grup Adam Smith bersama dua mentor lainnya dari Universitas Indonesia (UI) dan mendampingi lebih dari 300 pelajar. Sebagai mentor, Nathan bertugas memberikan dukungan psikologis dengan pesan-pesan motivasi yang panjang, menjawab pertanyaan mengenai perkuliahan dan jurusan, serta mengadakan sesi Zoom Mentoring. Dalam sesi ini, Nathan dan timnya membahas berbagai topik penting, seperti tips belajar, cara mengatasi demotivasi, serta panduan dalam memilih jurusan.

Nathan mengungkapkan bahwa pengalaman menjadi mentor di Alternatifa sangat membahagiakan dan penuh makna. Ia merasa terharu ketika para pelajar menunjukkan apresiasi dan dukungan kembali kepadanya setelah ia membagikan kisah pribadinya. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh peserta dijawabnya dengan detail agar mereka benar-benar memahami informasi yang diberikan.

Sistem pembelajaran di Alternatifa dirancang agar peserta dapat mengikuti kelas untuk mata pelajaran ujian SNBT yang disampaikan secara terstruktur oleh para tutor. Selain kelas langsung, Alternatifa juga menyediakan video pembelajaran, materi tambahan, tugas, dan tryout guna mengukur kesiapan peserta. Para mentor terus mendampingi peserta untuk memastikan motivasi belajar tetap terjaga hingga ujian tiba.

Nathan turut mengajak rekan-rekannya yang peduli terhadap pendidikan untuk ikut berkontribusi dalam program ini. “Membantu orang lain itu sangat seru dan menyenangkan, apalagi saat melihat mereka berhasil menggapai mimpi,” ungkapnya dengan antusias.

Kontribusi Nathan di Alternatifa selaras dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Pertama, inisiatif ini mendukung SDG nomor 4 (Pendidikan Berkualitas), yang bertujuan menjamin akses pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi semua. Selain itu, peran mentor seperti Nathan dalam mendukung dan memotivasi pelajar juga sejalan dengan SDG nomor 10 (Mengurangi Kesenjangan), dengan mengurangi kesenjangan akses pendidikan di berbagai lapisan masyarakat.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Nathanael Yosefen
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Transformasi Positif FMIPA UGM di Mata Alumni

Didi Purwadi, Ketua KAGAMA Tangerang Selatan, menyampaikan apresiasinya terhadap transformasi yang terjadi di FMIPA UGM di bawah kepemimpinan Dekan FMIPA UGM, Prof. Kuwat Triyana. Salah satu perubahan signifikan yang disoroti adalah gaya kepemimpinan yang lebih inklusif dan jauh dari sifat feodal. Prof. Kuwat yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan “Mas Kuwat” dianggap mencerminkan kedekatan yang lebih hangat dengan mahasiswa, alumni, dan generasi muda.

Di mata alumni, transformasi FMIPA UGM di bawah kepemimpinan Prof. Kuwat telah menciptakan suasana yang lebih inklusif dan kondusif bagi kesejahteraan seluruh civitas akademika. Gaya kepemimpinan Prof. Kuwat yang lebih suka dipanggil dengan sebutan “Mas Kuwat” menunjukkan pendekatan yang hangat dan akomodatif, menciptakan lingkungan yang terbuka bagi mahasiswa dan alumni untuk menyampaikan aspirasi mereka. Pendekatan ini juga dinilai berhasil dalam mendekatkan kampus dengan generasi z, yang cenderung lebih menghargai dialog terbuka dan kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan.

Keberhasilan kepemimpinan inklusif ini tercermin dalam berbagai program inovatif yang melibatkan mahasiswa, dosen, dan alumni. Salah satu hasil nyata dari kepemimpinan ini adalah terciptanya kolaborasi yang lebih baik antara dunia akademik dan industri yang turut memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan civitas akademika secara keseluruhan. Kepemimpinan yang terbuka ini juga memfasilitasi tercapainya keseimbangan antara pengembangan akademik dan kehidupan sosial mahasiswa.

Transformasi kepemimpinan yang lebih inklusif ini mendukung SDGs poin ke-4, Pendidikan Berkualitas yang mengedepankan inklusi dan SDGs poin ke-10, Mengurangi Kesenjangan, dengan menciptakan lingkungan yang lebih setara di mana suara semua pihak diakui dan dihargai.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Danendra Azriel Ramdhany
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Dukung Kompetensi Mahasiswa Berorganisasi, BEM FMIPA UGM Buka Pendaftaran Anggota Baru

Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA UGM gelar pameran divisi organisasi BEM di Selasar FMIPA UGM pada tanggal 19 – 22 Agustus 2024. Acara digelar dengan konsep pameran yang menyediakan booth divisi-divisi pada organisasi BEM sejak pukul 8 pagi hingga 4 sore. Setiap booth dilengkapi dengan beragam informasi yang dapat diakses oleh mahasiswa. Selain itu, para penjaga booth yang merupakan anggota divisi BEM juga turut memberikan informasi lebih mendalam.

“Jumlah mahasiswa FMIPA tahun ini tidak sebanyak tahun kemarin dan tantangannya adalah para mahasiswa minat organisasinya cenderung turun sehingga perlu melakukan kaderisasi yang lebih baik untuk menemukan penerus BEM yang berkualitas,” papar Natan selaku Wakil Dirjen Manajemen Sumber Daya Manusia BEM FMIPA UGM.

Natan juga menjelaskan bahwa dalam BEM FMIPA UGM, pendaftaran tahun ini difokuskan untuk menjaring mahasiswa FMIPA UGM angkatan baru yaitu 2024 dan Angkatan 2023. Seluruh divisi BEM dibuka untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi dalam berorganisasi. Divisi yang dibuka terdiri atas Kajian Aksi dan Strategis, Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, Ekonomi Kreatif, Pengembangan organisasi, Kreativitas Mahasiswa, Manajemen Sumber Daya Mahasiswa, Pengembangan Desa Mitra, Sosial, Media dan Info, serta Humas.

Hadirnya pembukaan pendaftaran BEM FMIPA UGM tahun 2024 merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berorganisasi untuk mahasiswa dan nomor 10 yaitu Berkurangnya Kesenjangan melalui kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh BEM FMIPA UGM.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Mahasiswi Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Bangun Akses Pembelajaran bagi Teman-Teman Marginal melalui Platform Mejabelajar

Fitriana Arlyn Rahayu, mahasiswi Ilmu Aktuaria angkatan 2021 menceritakan kisah inspiratif di balik platform pembelajaran gratis yang dibangun Arlyn dan teman-temannya yaitu Mejabelajar. Platform ini hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap teman-teman yang menghadapi keterbatasan ekonomi, sosial, dan geografis.

Mejabelajar (@mejabelajaredu di instagram) adalah sebuah platform pembelajaran gratis yang dikhususkan untuk teman-teman marginal dari segi ekonomi, sosial, ataupun geografis. Semua pembelajaran ini gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun, dan diselenggarakan secara daring. Saat ini, mereka mengajar di jenjang SMP dan SMA sederajat. Platform ini telah berdiri sejak 2020 tetapi baru digeluti secara serius pada awal 2021. Awalnya, Arlyn dan 2 teman lainnya merasa memiliki privilege yang besar dari kehidupan di kota dan sekolah dengan sistem yang bagus dan terpadu. Mereka menyayangkan jika teman-teman yang punya potensi luar biasa tidak bisa merasakan privilege ini juga.

Ide awal muncul dari teman baik Arlyn yakni Tubagus Daffa yang mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama membangun suatu bentuk kontribusi kepada masyarakat. Sistem yang diterapkan Mejabelajar cukup sederhana. Selama teman-teman memenuhi 1 dari 3 syarat yakni syarat marginal ekonomi, sosial, ataupun geografis, mereka bisa mendaftar dengan mengisi formulir yang ada di media sosial mejabelajaredu. Teman-teman kemudian dapat mengikuti kelas Mejabelajar yang diadakan setiap 2 kali per pekan secara daring melalui Zoom Meeting.

Sasaran peserta adalah siswa-siswi SMP dan SMA sederajat yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial, atau geografis. Keterbatasan ekonomi ditandai dengan memiliki KIP atau KJP, keterbatasan sosial bisa berarti mereka menghadapi masalah kerumahtanggaan yang tidak harmonis atau berasal dari panti sosial atau asuhan. Sedangkan keterbatasan geografis ditujukan untuk teman-teman yang tinggal di luar kawasan Jabodetabek.

Mejabelajar mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG nomor 10: Mengurangi Kesenjangan. Dengan menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan adil, platform ini berkontribusi pada peningkatan peluang belajar bagi semua kalangan, terutama mereka yang kurang beruntung.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: instagram @mejabelajaredu
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kisah Kharisma Mahasiswa FMIPA UGM, Anak ART yang Pantang Menyerah dalam Menggapai Impian

Tidak jarang keterbatasan ekonomi menjadi kendala tersendiri dalam menempuh pendidikan. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Kharisma Jayanti Putri, mahasiswa baru Program Studi S1 Kimia UGM, yang pantang menyerah dalam menggapai impian.

“Saya tidak mau membebani Ibu saya,” ungkap Kharisma, anak bungsu dari pasangan alm. Jaswadi dan Asyati (50).

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kharisma, sang ibu, dan sang kakak, menggantungkan harapan pada pekerjaan ibunya sebagai asisten rumah tangga. Pendapatan per bulan yang hanya berkisar di angka Rp900.000,00 harus diatur sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga selama sebulan.

Namun, Kharisma tidak serta-merta berpasrah pada keadaan yang ada. Ia sadar bahwa ia harus berjuang lebih. Oleh karena itu, sejak kelas 12, Kharisma sudah mulai mencari berbagai informasi beasiswa untuk berkuliah. Apabila Kharisma memenuhi persyaratan suatu beasiswa, maka ia akan mencoba untuk mendaftar. Hingga saat ini, ia masih berjuang dengan mendaftar berbagai beasiswa, baik beasiswa biaya pendidikan, beasiswa uang saku, maupun beasiswa tempat tinggal. Ia sangat berharap dapat lolos beasiswa agar kebutuhannya selama berkuliah dapat terpenuhi tanpa harus membebani ibunya.

Selama duduk di bangku SMA, Kharisma merupakan pribadi yang aktif dan gemar berorganisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Palang Merah Remaja (PMR) SMA Negeri 2 Pati, Bendahara Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 2 Pati, Sekretaris Forum Remaja Palang Merah Indonesia Kabupaten Pati, dan Koordinator Divisi Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Forum OSIS Kabupaten Pati.

Kharisma juga mengungkapkan bahwa ia ingin melanjutkan kiprahnya di dunia organisasi selama berkuliah nanti dengan tetap memperhatikan indeks prestasinya agar tidak memengaruhi beasiswa. Selain perencanaan selama berkuliah, Kharisma juga mengaku sudah memiliki perencanaan setelah lulus dari Kimia UGM. Ia memaparkan bahwa ia ingin menjadi analis laboratorium.

Kisah perjuangan Kharisma menunjukkan bahwa kesempatan untuk menempuh pendidikan masih terbuka lebar bagi siapapun asalkan mau berusaha dan tidak patah semangat dengan kendala yang ditemui. Hal ini menunjukkan wujud nyata dari SDGs poin 10, yaitu Berkurangnya Kesenjangan karena dapat dilihat bahwa faktor sosial ekonomi tidak memengaruhi kesempatan dalam meraih pendidikan. Selain itu, kisah Kharisma juga menunjukkan implementasi dari SDGs poin 5, yaitu Kesetaraan Gender karena didapatnya kesetaraan akses dan kesetaraan kesempatan tanpa memandang gender. Harapannya, kisah Kharisma mampu memotivasi banyak orang untuk terus memperjuangkan mimpinya tanpa takut dengan kendala yang dimiliki.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Kharisma Jayanti Putri
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Buka Bersama FMIPA UGM: Momen Refleksi Diri Menuju Kebaikan

FMIPA UGM menggelar buka bersama pada Rabu, 3 April 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Sejumlah dosen, tenaga pendidik, satuan keamanan kampus, pensiunan dosen dan karyawan, dan mahasiswa turut diundang dalam acara tersebut di momen bulan Ramadan.

Dalam hal ini, acara dibuka oleh Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., Di sisi lain, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. yang merupakan wakil dekan FMIPA UGM sekaligus dosen menjadi penceramah yang memberikan tausyiah. Dalam tausyiah yang diberikan, Prof. Roto yang dalam hal ini disebut Ustaz Roto, menyampaikan poin-poin penting yang dapat diterapkan saat bulan Ramadan.

Melalui tafsiran surat Al-Baqarah yang disampaikan, Prof. Roto menyampaikan poin penting mengenai refleksi dan evaluasi diri di dalam berperilaku khususnya di bulan Ramadan. Hal ini tentu berkaitan erat dengan menjaga hubungan yang bersifat hablum minannas atau hubungan antar sesame manusia. Acara kemudian dilanjutkan dengan berbuka puasa dan ibadah salat maghrib.

Buka bersama yang dilakukan oleh FMIPA UGM merupakan cerminan dari SDGs nomor 2 yaitu Tanpa Kemiskinan melalui penyediaan konsumsi untuk berbuka puasa bagi para sivitas akademik serta nomor 10 yaitu Berkurangnya Kesenjangan melalui kebersamaan antara pimpinan dan karyawan sehingga menghapus ketimpangan yang ada di lingkungan kampus.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More
Translate