Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Prestasi

FMIPA UGM Gelar Three Minutes Thesis: Wujudkan Generasi Emas 2045 yang Berdaya Saing

Yogyakarta (FMIPA UGM), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan 3 Minute Thesis (3MT) tahun 2025 pada tanggal 17 Oktober 2025. Sebuah kompetisi yang menantang mahasiswa untuk mempresentasikan hasil penelitian tesisnya secara ringkas, menarik, dan mudah dipahami hanya dalam waktu tiga menit.

Rangkaian presentasi peserta menampilkan beragam topik riset yang mencerminkan kontribusi sains terhadap keberlanjutan energi, lingkungan, dan kesehatan. Beberapa di antaranya meliputi analisis risiko seismik pada reaktor nuklir, pemanfaatan spektroskopi untuk keamanan pangan, penelitian biodiesel ramah lingkungan, serta pengembangan katalis logam tanah jarang untuk degradasi zat warna industri.

Selain itu, inovasi di bidang teknologi energi turut mencuri perhatian, seperti pengembangan alat deteksi potensi geotermal dan rancangan molekul baru untuk terapi kanker payudara. Para peserta juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, peneliti, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan global, mulai dari mitigasi bencana hingga transisi menuju energi hijau. Secara keseluruhan, ajang ini diikuti oleh sejumlah peserta terpilih dari berbagai program studi di lingkungan FMIPA UGM.

Kegiatan 3 Minute Thesis FMIPA UGM 2025 juga menegaskan komitmen fakultas terhadap pencapaian Sustainable Development Goals SDGs, khususnya dalam bidang kualitas pendidikan SDG 4, energi bersih dan terjangkau SDG 7, industri, inovasi, dan infrastruktur SDG 9, serta aksi terhadap perubahan iklim SDG 13. Melalui penelitian-penelitian inovatif, mahasiswa FMIPA diharapkan dapat berkontribusi nyata dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Dalam sesi penutupan, Dr. Idham, selaku dosen FMIPA UGM dan salah satu juri 3MT 2025, memberikan apresiasi tinggi terhadap semangat kritis dan daya inovasi para mahasiswa. “Mengerjakan penelitian di laboratorium memang tidak mudah, namun tantangan yang lebih besar adalah bagaimana kita menjelaskan hasil penelitian kepada masyarakat luas, termasuk kepada orang tua kita sendiri,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa nilai utama dari kegiatan ini bukan sekadar menyusun tesis, melainkan membangun pola pikir ilmiah yang kritis dan tangguh.

Kegiatan 3 Minute Thesis FMIPA UGM 2025 ini diakhiri dengan pesan inspiratif dari para juri, antara lain Pak Theodorus, Ibu Victa, dan Dr. Idham, yang mendorong mahasiswa untuk terus berinovasi demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Tidak ada yang bisa membayar pikiran kritis kita. Jadilah generasi yang tangguh dan berdaya saing,” pesan Dr. Idham menutup acara.


Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Fathan, Alumni Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Kenang Perjalanan Kuliah dan Pengalaman Jadi Fotografer Media di Departemen Matematika

Satu bulan setelah resmi menyandang gelar sarjana dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada, Fathan Rasyid R., alumni program studi Ilmu Aktuaria angkatan 2021, mulai merasakan atmosfer baru dalam hidupnya. Semasa berkuliah, ia aktif sebagai fotografer di media Departemen Matematika, dan kerap terlibat dalam berbagai kegiatan kampus. Meski bangga dengan capaian akademis, ia tak bisa menutupi rasa rindunya pada hari-hari kuliah yang penuh cerita.

Salah satu momen yang paling dirindukannya adalah acara Dekan Cup yang biasanya diselenggarakan di bulan Oktober. “Kalau ada Dekan Cup, suasana kampus selalu hidup. Dari sorak-sorai suporter, menjadi delegasi, sampai dokumentasi bareng teman-teman media, itu pengalaman yang bikin berkesan,” katanya.

Fathan Rasyid R. (paling kanan). Foto: Dokumentasi Media Departemen Matematika

Bagi Fathan, pengalaman kuliah di Departemen Matematika tidak hanya tentang mengasah kemampuan kuantitatif dan logika, tetapi juga bagaimana berkegiatan di kampus dan organisasi membentuk keterampilan komunikasi, kerja sama, dan kreativitas. Hal ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas, yang menekankan pentingnya pendidikan berkualitas untuk membekali generasi muda dengan kemampuan akademik sekaligus soft skills.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Narasumber: Fathan Rasyid
Dokumentasi: Departemen Matematika FMIPA UGM

Read More

Prof. Dr. Eng. Rinto Anugraha NQZ, S.Si., M.Si. Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sosiofisika dan Jaringan Kompleks Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM

Prof. Dr. Eng. Rinto Anugraha NQZ, S.Si., M.Si. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Sosiofisika dan Jaringan Kompleks Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 25 September 2025 di Balai Senat Gedung Rektorat Balairung UGM. Ia memaparkan pidato pengukuhan bertajuk Universalitas, Transisi Fase dan Fenomena Emergen dalam Fisika Interdisipliner: Dari Sosiofisika, Elektrokonveksi Hingga Polusi Cahaya. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Rinto menyoroti keterkaitan fisika interdisipliner dengan isu pembangunan berkelanjutan.

Prof. Rinto menjelaskan bagaimana sosiofisika dapat digunakan untuk memahami penyebaran opini, informasi, dan perilaku sosial secara kuantitatif. “Dengan pendekatan ini, kita dapat memahami bagaimana polarisasi sosial terbentuk, hoaks menyebar, atau konsensus dibangun. Hal ini berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDG) 16 tentang perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh, serta SDG 10 tentang berkurangnya kesenjangan,” paparnya.

Prof. Rinto memiliki rekam jejak riset variatif mulai dari kosmologi saat menempuh pendidikan S1 Fisika UGM, teori medan kuantum pada jenjang S2, hingga elektrokonveksi menggunakan kristal cair nematik ketika menjalani studi doktoral dan riset pascadoktoral di Kyushu University, Jepang. Di luar fokus tersebut, Prof. Rinto juga mendalami ilmu falak berbasis astronomi posisi. Ia telah menerbitkan dua buku, yakni Mekanika Benda Langit (2012) dan Pernak-Pernik Ilmu Falak Populer yang rilis bertepatan dengan pengukuhannya sebagai Guru Besar pada tahun ini.

Pengukuhan Prof. Dr. Eng. Rinto Anugraha NQZ, S.Si., M.Si. sebagai Guru Besar tidak hanya menegaskan kiprah beliau dalam mengembangkan riset lintas disiplin, tetapi juga memperlihatkan komitmen FMIPA UGM dalam mendukung pencapaian SDGs. Melalui kajian sosiofisika, elektrokonveksi, hingga polusi cahaya, Prof. Rinto menunjukkan bagaimana ilmu fisika dapat berkontribusi pada isu global seperti perdamaian dan keadilan (SDG 16), juga berkurangnya kesenjangan (SDG 10) Dengan demikian, pengukuhan ini bukan hanya momentum akademik, melainkan juga wujud peran UGM yang terus berkontribusi dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan agenda pembangunan berkelanjutan, sejalan juga dengan SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Sistem Multiagen Cerdas, Prof. Dr. Azhari, M.T., Paparkan Kolaboratif Manusia dengan Agentik AI Adaptif

Prof. Dr. Azhari, M.T. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Rekayasa Sistem Multiagen Cerdas pada 4 September 2025 di Balai Senat Gedung Rektorat Balairung UGM. Dalam pidato pengukuhan bertajuk Paradigma Kolaboratif Manusia dengan Agentik AI Adaptif: Menyongsong Masa Depan Rekayasa Sistem Cerdas pada Era Hibrid Ekosistem Digital, ia menekankan pentingnya kolaborasi manusia dan kecerdasan buatan adaptif. Menurut Azhari, kolaborasi ini membuka peluang inovatif dalam merancang ekosistem digital hibrid yang melibatkan dimensi teknis, sosial, dan filosofis.

Azhari menguraikan bagaimana evolusi rekayasa cerdas untuk interaksi simbiotik antara manusia dan AI adaptif. Menurutnya, masa depan cerdas bukanlah soal dominansi teknologi semata, melainkan tentang bagaimana manusia dan AI dapat tumbuh bersama dalam ekosistem yang sadar etika dan kolaboratif. “Membangun sistem cerdas berarti membangun refleksi tentang siapa kita, apa yang kita hargai, dan kemana kita bersama ingin menuju,” ujar Prof. Azhari.

Selama hampir satu dasawarsa, ia terus mendalami konsep teoritis dan penerapannya di bidang ilmu rekayasa sistem multiagen cerdas, khususnya pada ekosistem enterprise cerdas berbasis teknologi responsif. Penelitian dan gagasannya berfokus pada pengembangan sistem yang mampu beradaptasi sekaligus memperhatikan aspek etika dalam penerapannya. Kontribusi dan dedikasinya menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Fermaze: Inovasi Mahasiswa FMIPA UGM Sulap Limbah Ayam Jadi Suplemen Pakan Kaya Nutrisi

Industri peternakan ayam petelur di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hingga pertengahan 2025, produksi nasional tercatat mencapai 6,52 juta ton. Tingginya permintaan protein hewani menjadikan sektor ini semakin diminati oleh peternak muda maupun investor agribisnis. Namun, di balik peluang tersebut, tersimpan tantangan besar berupa limbah kotoran ayam yang berpotensi mencemari udara dan air, serta menimbulkan risiko kesehatan masyarakat akibat gas amonia dan hidrogen sulfida dari proses dekomposisi.

Menjawab tantangan ini, tim PKM-K Fermaze UGM menghadirkan inovasi berupa suplemen pakan organik untuk ayam petelur bernama Fermaze. Tim ini terdiri dari Renata Satriatama Ranukumbolo (FMIPA 2023), Najwa Ramadhani (Fakultas Teknologi Pertanian 2023), Dimas Landung Ghofaro (Fakultas Peternakan 2023), Afifah Diaz Restu Mawarni (Fakultas Peternakan 2023), dan Armedina Radine (Sekolah Vokasi 2024), dengan dosen pendamping Ir. Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc., IPM.

“Fermaze tidak hanya sekadar suplemen pakan alternatif, tetapi juga langkah nyata menuju ekosistem peternakan yang berkelanjutan. Kami ingin mengolah limbah menjadi sumber daya bernilai, sehingga dapat menekan biaya produksi, menjaga kelestarian lingkungan, sekaligus meningkatkan daya saing peternak kecil,” ujar Tama, Ketua Tim Fermaze UGM (25/8).

Fermaze dikembangkan dengan memanfaatkan maggot Black Soldier Fly (BSF) yang mampu menguraikan limbah kotoran ayam. Proses ini tidak hanya membantu mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga mengembalikan nutrisi penting yang dapat diserap kembali oleh ayam. Selain itu, maggot BSF menjadi sumber protein berkualitas tinggi, sehingga membantu mencegah kekurangan gizi pada ayam petelur. Tak berhenti di situ, Fermaze juga diperkaya dengan tepung tulang sebagai sumber kalsium, mineral utama yang membentuk 94% cangkang telur. Kandungan ini penting untuk memastikan kualitas cangkang tetap baik, tidak tipis, rapuh, atau cacat.

Inovasi Fermaze yang dikembangkan oleh mahasiswa lintas program studi merupakan bentuk kontribusi nyata dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas dan poin ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Pemanfaatan limbah kotoran ayam sebagai bahan utama dalam inovasi ini menjadi solusi alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus meningkatkan daya saing peternak kecil. Hal tersebut juga berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat, selaras dengan SDG poin ke-8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Penulis: Afifah Diaz Restu Mawarni
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: TIM PKM-K Fermaze

Read More

Tiga Mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Raih Juara Pertama di Ajang Internasional GAIP Insurance Innovation Competition 2025

Tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA ) Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional dengan meraih juara pertama dalam ajang GAIP Insurance Innovation Competition 2025. Kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh Nanyang Technological University (NTU) dan Global Asia Insurance Partnership (GAIP) ini mencapai puncaknya pada babak final di Singapura, 15 Agustus 2025 lalu. Tim yang terdiri dari Rafael, Victor, dan Rara ini tidak hanya membawa pulang gelar juara, tetapi juga sebuah gagasan inovatif “Dynamic Copay System”, yang berpotensi menjawab tantangan besar di industri asuransi kesehatan.

Berangkat dari keresahan atas tingginya angka inflasi medis di kawasan Asia Pasifik, tim UGM menggagas sebuah sistem pembayaran copay (biaya awal yang dibayar pemegang polis) yang bersifat dinamis dan personal. Ide ini tidak lahir dari ruang hampa, melainkan dari riset yang melibatkan n aktuaris, dokter, hingga survei langsung ke masyarakat. “Kami ingin memahami akar masalah dari berbagai sudut pandang. Dari sanalah kami merancang Dynamic Copay System, sebuah sistem dengan empat lapisan yang saling melengkapi untuk menciptakan pembayaran yang lebih adil dan disesuaikan bagi setiap individu,” ungkap salah satu anggota tim

Bagi Victor, kemenangan ini adalah bukti kekuatan kolaborasi. “Perjalanan bersama tim benar-benar berkesan, mulai dari diskusi panjang, perdebatan ide, hingga akhirnya lahirlah gagasan kami. Kemenangan ini menjadi pengingat bahwa kolaborasi, ketekunan, dan keberanian bermimpi besar dapat membawa kita melampaui batas,” tuturnya.

Melalui gagasan inovatif ini, mereka berharap inovasi Dynamic Copay System dapat dikembangkan lebih jauh karena konsepnya sangat feasible dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Mereka berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberi kontribusi nyata bagi industri asuransi itu sendiri. Dedikasi dan prestasi yang mereka raih mencerminkan perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 Pendidikan Berkualitas dan poin ke-9 mengenai Inovasi, Industri, dan Infrastruktur.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Reportase: Amalia Nurmalitasari

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia FMIPA UGM, Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si Soroti Potensi Sumber Daya Alam Hayati Indonesia sebagai Bahan Baku Obat

Indonesia sebagai negara dengan kekayaan megabiodiversitas dunia ironisnya masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat. Isu krusial ini diangkat oleh Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si., dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Bahan Alam Tumbuhan Tropis dan Pengembangan Senyawa Obat Baru di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa, 12 Agustus 2025.  Dalam pidatonya yang berjudul “Pengembangan Senyawa Aktif Bahan Alam sebagai Sumber Bahan Baku Obat Masa Depan,” Prof. Winarto menyoroti potensi luar biasa yang tersimpan dalam sumber daya alam hayati Indonesia untuk dijadikan bahan baku obat.

Menurutnya, ketergantungan pada produk impor merupakan sebuah ironi yang harus segera diatasi. “Dengan potensi alam yang sangat besar, perlu dilakukan eksplorasi senyawa aktif melalui penelitian dalam bidang Kimia bahan alam,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa riset untuk menemukan senyawa aktif dari bahan alam merupakan fondasi strategis untuk mewujudkan kemandirian farmasi di masa depan. Upaya ini, menurutnya, sejalan dengan salah satu topik riset unggulan (flagship) di UGM, yaitu Kemandirian Bahan Baku Obat dan Alat Kesehatan. Lebih lanjut, Prof. Winarto menyatakan bahwa pengembangan bahan baku obat dari sumber daya lokal tidak hanya akan mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 3, yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

“Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menyatukan semua potensi, mulai dari keanekaragaman hayati, pengetahuan tradisional, hingga sumber daya peneliti yang terus berkembang, dalam satu visi kemandirian inovasi berbasis senyawa aktif dari bahan alam Indonesia,” ujarnya.

Melalui risetnya, Prof. Winarto telah mengkaji berbagai potensi, mulai dari senyawa antikanker pada tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus), antibiotik dari turunan eritromisin, hingga senyawa bioaktif dari spons laut yang berpotensi sebagai obat malaria. Kontribusi dan dedikasinya menegaskan kembali peran sentral akademisi sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia Analitik FMIPA UGM, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si Tawarkan Inovasi Ubah Limbah Industri Jadi Solusi Atasi Polusi

Pada 12 Agustus 2025, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang kimia analitik di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam upacara pengukuhan, Prof. Nurul memaparkan gagasan inovatif mengenai pemanfaatan limbah padat industri sebagai solusi strategis untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Melalui pidato pengukuhan berjudul “Modifikasi Limbah Padat Industri untuk Menangani Polutan Kimia Logam Berat Berbahaya dan Zat Warna,” ia menjelaskan bagaimana limbah yang melimpah dapat diubah menjadi material bernilai tinggi.

Menurutnya, limbah padat industri seperti slag nikel, abu dasar, abu layang batubara, dan slag baja, yang sering kali menjadi masalah lingkungan, memiliki potensi besar. Dengan sedikit pengolahan atau modifikasi, limbah ini dapat diubah menjadi bahan adsorben (penyerap) berbiaya rendah untuk menyerap polutan berbahaya seperti logam berat dan zat warna di perairan.

“Inovasi pemanfaatan kembali limbah melalui modifikasi untuk remediasi pencemar logam berat dan zat warna dapat menjadi solusi strategis dalam mencapai keberlanjutan industri dan lingkungan,” ujarnya dalam pidato tersebut.

Pendekatan ini, lanjutnya, menawarkan alternatif yang jauh lebih ekonomis dibandingkan material konvensional seperti karbon aktif yang harganya lebih mahal. Pemanfaatan limbah padat ini merupakan implementasi nyata dari pendekatan ekonomi sirkular yang menekankan pada penggunaan kembali material dan pengurangan limbah.

Ia juga menegaskan bahwa teknologi ini sejalan dengan prinsip kimia hijau (green chemistry) dan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). “Teknologi ini sangat cocok untuk negara berkembang karena kesederhanaan proses dan ketersediaan bahan baku lokal yang melimpah,” tambahnya. Dengan riset berkelanjutan dan dukungan kebijakan, ia optimis pendekatan ini bisa menjadi solusi efisien dan berkelanjutan dalam pengendalian pencemaran.

Acara pengukuhan dihadiri oleh jajaran pimpinan UGM, sivitas akademika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, serta keluarga dan kolega Prof. Nurul. Dengan pengukuhan ini, UGM menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

FMIPA UGM Gelar Three Minutes Thesis: Wujudkan Generasi Emas 2045 yang Berdaya Saing

Yogyakarta (FMIPA UGM), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan 3 Minute Thesis (3MT) tahun 2025 pada tanggal 17 Oktober 2025. Sebuah kompetisi yang menantang mahasiswa untuk mempresentasikan hasil penelitian tesisnya secara ringkas, menarik, dan mudah dipahami hanya dalam waktu tiga menit.

Rangkaian presentasi peserta menampilkan beragam topik riset yang mencerminkan kontribusi sains terhadap keberlanjutan energi, lingkungan, dan kesehatan. Beberapa di antaranya meliputi analisis risiko seismik pada reaktor nuklir, pemanfaatan spektroskopi untuk keamanan pangan, penelitian biodiesel ramah lingkungan, serta pengembangan katalis logam tanah jarang untuk degradasi zat warna industri.

Selain itu, inovasi di bidang teknologi energi turut mencuri perhatian, seperti pengembangan alat deteksi potensi geotermal dan rancangan molekul baru untuk terapi kanker payudara. Para peserta juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, peneliti, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan global, mulai dari mitigasi bencana hingga transisi menuju energi hijau. Secara keseluruhan, ajang ini diikuti oleh sejumlah peserta terpilih dari berbagai program studi di lingkungan FMIPA UGM.

Kegiatan 3 Minute Thesis FMIPA UGM 2025 juga menegaskan komitmen fakultas terhadap pencapaian Sustainable Development Goals SDGs, khususnya dalam bidang kualitas pendidikan SDG 4, energi bersih dan terjangkau SDG 7, industri, inovasi, dan infrastruktur SDG 9, serta aksi terhadap perubahan iklim SDG 13. Melalui penelitian-penelitian inovatif, mahasiswa FMIPA diharapkan dapat berkontribusi nyata dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Dalam sesi penutupan, Dr. Idham, selaku dosen FMIPA UGM dan salah satu juri 3MT 2025, memberikan apresiasi tinggi terhadap semangat kritis dan daya inovasi para mahasiswa. “Mengerjakan penelitian di laboratorium memang tidak mudah, namun tantangan yang lebih besar adalah bagaimana kita menjelaskan hasil penelitian kepada masyarakat luas, termasuk kepada orang tua kita sendiri,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa nilai utama dari kegiatan ini bukan sekadar menyusun tesis, melainkan membangun pola pikir ilmiah yang kritis dan tangguh.

Kegiatan 3 Minute Thesis FMIPA UGM 2025 ini diakhiri dengan pesan inspiratif dari para juri, antara lain Pak Theodorus, Ibu Victa, dan Dr. Idham, yang mendorong mahasiswa untuk terus berinovasi demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Tidak ada yang bisa membayar pikiran kritis kita. Jadilah generasi yang tangguh dan berdaya saing,” pesan Dr. Idham menutup acara.


Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Fathan, Alumni Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Kenang Perjalanan Kuliah dan Pengalaman Jadi Fotografer Media di Departemen Matematika

Satu bulan setelah resmi menyandang gelar sarjana dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada, Fathan Rasyid R., alumni program studi Ilmu Aktuaria angkatan 2021, mulai merasakan atmosfer baru dalam hidupnya. Semasa berkuliah, ia aktif sebagai fotografer di media Departemen Matematika, dan kerap terlibat dalam berbagai kegiatan kampus. Meski bangga dengan capaian akademis, ia tak bisa menutupi rasa rindunya pada hari-hari kuliah yang penuh cerita.

Salah satu momen yang paling dirindukannya adalah acara Dekan Cup yang biasanya diselenggarakan di bulan Oktober. “Kalau ada Dekan Cup, suasana kampus selalu hidup. Dari sorak-sorai suporter, menjadi delegasi, sampai dokumentasi bareng teman-teman media, itu pengalaman yang bikin berkesan,” katanya.

Fathan Rasyid R. (paling kanan). Foto: Dokumentasi Media Departemen Matematika

Bagi Fathan, pengalaman kuliah di Departemen Matematika tidak hanya tentang mengasah kemampuan kuantitatif dan logika, tetapi juga bagaimana berkegiatan di kampus dan organisasi membentuk keterampilan komunikasi, kerja sama, dan kreativitas. Hal ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas, yang menekankan pentingnya pendidikan berkualitas untuk membekali generasi muda dengan kemampuan akademik sekaligus soft skills.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Narasumber: Fathan Rasyid
Dokumentasi: Departemen Matematika FMIPA UGM

Read More

Prof. Dr. Eng. Rinto Anugraha NQZ, S.Si., M.Si. Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sosiofisika dan Jaringan Kompleks Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM

Prof. Dr. Eng. Rinto Anugraha NQZ, S.Si., M.Si. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Sosiofisika dan Jaringan Kompleks Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 25 September 2025 di Balai Senat Gedung Rektorat Balairung UGM. Ia memaparkan pidato pengukuhan bertajuk Universalitas, Transisi Fase dan Fenomena Emergen dalam Fisika Interdisipliner: Dari Sosiofisika, Elektrokonveksi Hingga Polusi Cahaya. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Rinto menyoroti keterkaitan fisika interdisipliner dengan isu pembangunan berkelanjutan.

Prof. Rinto menjelaskan bagaimana sosiofisika dapat digunakan untuk memahami penyebaran opini, informasi, dan perilaku sosial secara kuantitatif. “Dengan pendekatan ini, kita dapat memahami bagaimana polarisasi sosial terbentuk, hoaks menyebar, atau konsensus dibangun. Hal ini berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDG) 16 tentang perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh, serta SDG 10 tentang berkurangnya kesenjangan,” paparnya.

Prof. Rinto memiliki rekam jejak riset variatif mulai dari kosmologi saat menempuh pendidikan S1 Fisika UGM, teori medan kuantum pada jenjang S2, hingga elektrokonveksi menggunakan kristal cair nematik ketika menjalani studi doktoral dan riset pascadoktoral di Kyushu University, Jepang. Di luar fokus tersebut, Prof. Rinto juga mendalami ilmu falak berbasis astronomi posisi. Ia telah menerbitkan dua buku, yakni Mekanika Benda Langit (2012) dan Pernak-Pernik Ilmu Falak Populer yang rilis bertepatan dengan pengukuhannya sebagai Guru Besar pada tahun ini.

Pengukuhan Prof. Dr. Eng. Rinto Anugraha NQZ, S.Si., M.Si. sebagai Guru Besar tidak hanya menegaskan kiprah beliau dalam mengembangkan riset lintas disiplin, tetapi juga memperlihatkan komitmen FMIPA UGM dalam mendukung pencapaian SDGs. Melalui kajian sosiofisika, elektrokonveksi, hingga polusi cahaya, Prof. Rinto menunjukkan bagaimana ilmu fisika dapat berkontribusi pada isu global seperti perdamaian dan keadilan (SDG 16), juga berkurangnya kesenjangan (SDG 10) Dengan demikian, pengukuhan ini bukan hanya momentum akademik, melainkan juga wujud peran UGM yang terus berkontribusi dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan agenda pembangunan berkelanjutan, sejalan juga dengan SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Rekayasa Sistem Multiagen Cerdas, Prof. Dr. Azhari, M.T., Paparkan Kolaboratif Manusia dengan Agentik AI Adaptif

Prof. Dr. Azhari, M.T. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Rekayasa Sistem Multiagen Cerdas pada 4 September 2025 di Balai Senat Gedung Rektorat Balairung UGM. Dalam pidato pengukuhan bertajuk Paradigma Kolaboratif Manusia dengan Agentik AI Adaptif: Menyongsong Masa Depan Rekayasa Sistem Cerdas pada Era Hibrid Ekosistem Digital, ia menekankan pentingnya kolaborasi manusia dan kecerdasan buatan adaptif. Menurut Azhari, kolaborasi ini membuka peluang inovatif dalam merancang ekosistem digital hibrid yang melibatkan dimensi teknis, sosial, dan filosofis.

Azhari menguraikan bagaimana evolusi rekayasa cerdas untuk interaksi simbiotik antara manusia dan AI adaptif. Menurutnya, masa depan cerdas bukanlah soal dominansi teknologi semata, melainkan tentang bagaimana manusia dan AI dapat tumbuh bersama dalam ekosistem yang sadar etika dan kolaboratif. “Membangun sistem cerdas berarti membangun refleksi tentang siapa kita, apa yang kita hargai, dan kemana kita bersama ingin menuju,” ujar Prof. Azhari.

Selama hampir satu dasawarsa, ia terus mendalami konsep teoritis dan penerapannya di bidang ilmu rekayasa sistem multiagen cerdas, khususnya pada ekosistem enterprise cerdas berbasis teknologi responsif. Penelitian dan gagasannya berfokus pada pengembangan sistem yang mampu beradaptasi sekaligus memperhatikan aspek etika dalam penerapannya. Kontribusi dan dedikasinya menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Fermaze: Inovasi Mahasiswa FMIPA UGM Sulap Limbah Ayam Jadi Suplemen Pakan Kaya Nutrisi

Industri peternakan ayam petelur di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hingga pertengahan 2025, produksi nasional tercatat mencapai 6,52 juta ton. Tingginya permintaan protein hewani menjadikan sektor ini semakin diminati oleh peternak muda maupun investor agribisnis. Namun, di balik peluang tersebut, tersimpan tantangan besar berupa limbah kotoran ayam yang berpotensi mencemari udara dan air, serta menimbulkan risiko kesehatan masyarakat akibat gas amonia dan hidrogen sulfida dari proses dekomposisi.

Menjawab tantangan ini, tim PKM-K Fermaze UGM menghadirkan inovasi berupa suplemen pakan organik untuk ayam petelur bernama Fermaze. Tim ini terdiri dari Renata Satriatama Ranukumbolo (FMIPA 2023), Najwa Ramadhani (Fakultas Teknologi Pertanian 2023), Dimas Landung Ghofaro (Fakultas Peternakan 2023), Afifah Diaz Restu Mawarni (Fakultas Peternakan 2023), dan Armedina Radine (Sekolah Vokasi 2024), dengan dosen pendamping Ir. Galuh Adi Insani, S.Pt., M.Sc., IPM.

“Fermaze tidak hanya sekadar suplemen pakan alternatif, tetapi juga langkah nyata menuju ekosistem peternakan yang berkelanjutan. Kami ingin mengolah limbah menjadi sumber daya bernilai, sehingga dapat menekan biaya produksi, menjaga kelestarian lingkungan, sekaligus meningkatkan daya saing peternak kecil,” ujar Tama, Ketua Tim Fermaze UGM (25/8).

Fermaze dikembangkan dengan memanfaatkan maggot Black Soldier Fly (BSF) yang mampu menguraikan limbah kotoran ayam. Proses ini tidak hanya membantu mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga mengembalikan nutrisi penting yang dapat diserap kembali oleh ayam. Selain itu, maggot BSF menjadi sumber protein berkualitas tinggi, sehingga membantu mencegah kekurangan gizi pada ayam petelur. Tak berhenti di situ, Fermaze juga diperkaya dengan tepung tulang sebagai sumber kalsium, mineral utama yang membentuk 94% cangkang telur. Kandungan ini penting untuk memastikan kualitas cangkang tetap baik, tidak tipis, rapuh, atau cacat.

Inovasi Fermaze yang dikembangkan oleh mahasiswa lintas program studi merupakan bentuk kontribusi nyata dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas dan poin ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Pemanfaatan limbah kotoran ayam sebagai bahan utama dalam inovasi ini menjadi solusi alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus meningkatkan daya saing peternak kecil. Hal tersebut juga berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat, selaras dengan SDG poin ke-8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Penulis: Afifah Diaz Restu Mawarni
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: TIM PKM-K Fermaze

Read More

Tiga Mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Raih Juara Pertama di Ajang Internasional GAIP Insurance Innovation Competition 2025

Tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA ) Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional dengan meraih juara pertama dalam ajang GAIP Insurance Innovation Competition 2025. Kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh Nanyang Technological University (NTU) dan Global Asia Insurance Partnership (GAIP) ini mencapai puncaknya pada babak final di Singapura, 15 Agustus 2025 lalu. Tim yang terdiri dari Rafael, Victor, dan Rara ini tidak hanya membawa pulang gelar juara, tetapi juga sebuah gagasan inovatif “Dynamic Copay System”, yang berpotensi menjawab tantangan besar di industri asuransi kesehatan.

Berangkat dari keresahan atas tingginya angka inflasi medis di kawasan Asia Pasifik, tim UGM menggagas sebuah sistem pembayaran copay (biaya awal yang dibayar pemegang polis) yang bersifat dinamis dan personal. Ide ini tidak lahir dari ruang hampa, melainkan dari riset yang melibatkan n aktuaris, dokter, hingga survei langsung ke masyarakat. “Kami ingin memahami akar masalah dari berbagai sudut pandang. Dari sanalah kami merancang Dynamic Copay System, sebuah sistem dengan empat lapisan yang saling melengkapi untuk menciptakan pembayaran yang lebih adil dan disesuaikan bagi setiap individu,” ungkap salah satu anggota tim

Bagi Victor, kemenangan ini adalah bukti kekuatan kolaborasi. “Perjalanan bersama tim benar-benar berkesan, mulai dari diskusi panjang, perdebatan ide, hingga akhirnya lahirlah gagasan kami. Kemenangan ini menjadi pengingat bahwa kolaborasi, ketekunan, dan keberanian bermimpi besar dapat membawa kita melampaui batas,” tuturnya.

Melalui gagasan inovatif ini, mereka berharap inovasi Dynamic Copay System dapat dikembangkan lebih jauh karena konsepnya sangat feasible dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Mereka berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberi kontribusi nyata bagi industri asuransi itu sendiri. Dedikasi dan prestasi yang mereka raih mencerminkan perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 Pendidikan Berkualitas dan poin ke-9 mengenai Inovasi, Industri, dan Infrastruktur.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Reportase: Amalia Nurmalitasari

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia FMIPA UGM, Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si Soroti Potensi Sumber Daya Alam Hayati Indonesia sebagai Bahan Baku Obat

Indonesia sebagai negara dengan kekayaan megabiodiversitas dunia ironisnya masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat. Isu krusial ini diangkat oleh Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si., dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Bahan Alam Tumbuhan Tropis dan Pengembangan Senyawa Obat Baru di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa, 12 Agustus 2025.  Dalam pidatonya yang berjudul “Pengembangan Senyawa Aktif Bahan Alam sebagai Sumber Bahan Baku Obat Masa Depan,” Prof. Winarto menyoroti potensi luar biasa yang tersimpan dalam sumber daya alam hayati Indonesia untuk dijadikan bahan baku obat.

Menurutnya, ketergantungan pada produk impor merupakan sebuah ironi yang harus segera diatasi. “Dengan potensi alam yang sangat besar, perlu dilakukan eksplorasi senyawa aktif melalui penelitian dalam bidang Kimia bahan alam,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa riset untuk menemukan senyawa aktif dari bahan alam merupakan fondasi strategis untuk mewujudkan kemandirian farmasi di masa depan. Upaya ini, menurutnya, sejalan dengan salah satu topik riset unggulan (flagship) di UGM, yaitu Kemandirian Bahan Baku Obat dan Alat Kesehatan. Lebih lanjut, Prof. Winarto menyatakan bahwa pengembangan bahan baku obat dari sumber daya lokal tidak hanya akan mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 3, yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

“Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menyatukan semua potensi, mulai dari keanekaragaman hayati, pengetahuan tradisional, hingga sumber daya peneliti yang terus berkembang, dalam satu visi kemandirian inovasi berbasis senyawa aktif dari bahan alam Indonesia,” ujarnya.

Melalui risetnya, Prof. Winarto telah mengkaji berbagai potensi, mulai dari senyawa antikanker pada tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus), antibiotik dari turunan eritromisin, hingga senyawa bioaktif dari spons laut yang berpotensi sebagai obat malaria. Kontribusi dan dedikasinya menegaskan kembali peran sentral akademisi sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia Analitik FMIPA UGM, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si Tawarkan Inovasi Ubah Limbah Industri Jadi Solusi Atasi Polusi

Pada 12 Agustus 2025, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang kimia analitik di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam upacara pengukuhan, Prof. Nurul memaparkan gagasan inovatif mengenai pemanfaatan limbah padat industri sebagai solusi strategis untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Melalui pidato pengukuhan berjudul “Modifikasi Limbah Padat Industri untuk Menangani Polutan Kimia Logam Berat Berbahaya dan Zat Warna,” ia menjelaskan bagaimana limbah yang melimpah dapat diubah menjadi material bernilai tinggi.

Menurutnya, limbah padat industri seperti slag nikel, abu dasar, abu layang batubara, dan slag baja, yang sering kali menjadi masalah lingkungan, memiliki potensi besar. Dengan sedikit pengolahan atau modifikasi, limbah ini dapat diubah menjadi bahan adsorben (penyerap) berbiaya rendah untuk menyerap polutan berbahaya seperti logam berat dan zat warna di perairan.

“Inovasi pemanfaatan kembali limbah melalui modifikasi untuk remediasi pencemar logam berat dan zat warna dapat menjadi solusi strategis dalam mencapai keberlanjutan industri dan lingkungan,” ujarnya dalam pidato tersebut.

Pendekatan ini, lanjutnya, menawarkan alternatif yang jauh lebih ekonomis dibandingkan material konvensional seperti karbon aktif yang harganya lebih mahal. Pemanfaatan limbah padat ini merupakan implementasi nyata dari pendekatan ekonomi sirkular yang menekankan pada penggunaan kembali material dan pengurangan limbah.

Ia juga menegaskan bahwa teknologi ini sejalan dengan prinsip kimia hijau (green chemistry) dan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). “Teknologi ini sangat cocok untuk negara berkembang karena kesederhanaan proses dan ketersediaan bahan baku lokal yang melimpah,” tambahnya. Dengan riset berkelanjutan dan dukungan kebijakan, ia optimis pendekatan ini bisa menjadi solusi efisien dan berkelanjutan dalam pengendalian pencemaran.

Acara pengukuhan dihadiri oleh jajaran pimpinan UGM, sivitas akademika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, serta keluarga dan kolega Prof. Nurul. Dengan pengukuhan ini, UGM menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More
Translate