Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Prestasi

Pengukuhan Guru Besar Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D, Tekankan Peran Penting Sensor Berbasis Nanomaterial dan AI untuk Lingkungan

Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Kimia Analitik pada Selasa (22/4) dalam Sidang Terbuka Senat Guru Besar yang dilaksanakan di Ruang Balai Senat. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Suherman memaparkan orasi ilmiah berjudul Pengembangan Sensor dan Biosensor Kimia Berbasis Nanomaterial untuk Aplikasi Analisis Kimia Lingkungan.

Dalam orasinya, Prof. Suherman menekankan pentingnya inovasi dalam pengembangan sensor kimia untuk pemantauan lingkungan yang lebih akurat dan efisien. Ia mengungkapkan bahwa risetnya telah mencapai kemajuan signifikan, dengan pengintegrasian teknologi nano sensor bersama artificial intelegent (AI) sebagai lompatan baru dalam mendeteksi kontaminan lingkungan secara real-time. “Sensor kimia yang dikembangkan bukan hanya berperan sebagai alat deteksi, tetapi telah menjadi sistem cerdas yang mampu menganalisis dan menafsirkan data secara otomatis,” ujarnya.

Lebih dari sekadar paparan ilmiah, Prof. Suherman juga menyampaikan filosofi yang menjadi dasar semangat penelitiannya. Ia mengaitkan aktivitas meneliti dan mengembangkan ilmu dengan makna mendalam dari Al-Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 1: Iqro. Menurutnya, kata “Iqro” yang berasal dari qaraa-yaqra’u-qira’ah memiliki makna tidak hanya membaca, tetapi juga menghimpun informasi, mendalami, dan meneliti. “Iqro” bukan sekadar perintah membaca, tapi ajakan untuk memahami dan menggali ilmu secara mendalam. Inilah landasan spiritual yang selalu saya pegang dalam berkarir di dunia riset,” terang Prof. Suherman.

Acara pengukuhan tersebut turut dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, kolega, mahasiswa, serta keluarga besar Prof. Suherman yang memberikan dukungan penuh atas pencapaiannya. Dalam wawancara yang dilakukan ia juga membagikan kisah pribadi tentang motivasi dan tantangan yang dihadapinya selama perjalanan akademik. Keluarga menjadi sumber utama inspirasi, sementara manajemen waktu disebut sebagai tantangan terbesar yang harus ia taklukkan untuk meraih gelar Guru Besar.

“Menjadi peneliti dan akademisi bukanlah perjalanan yang mudah. Saya belajar keras bagaimana memprioritaskan waktu dan tetap fokus agar bisa terus berkarya dan berkontribusi,” tambahnya.

Sebagai penutup, Prof. Suherman menegaskan bahwa riset dan pengembangan sensor berbasis nanomaterial dan kecerdasan buatan ini selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, melalui deteksi dini zat pencemar yang berdampak pada kesehatan masyarakat, SDG 6 tentang Air Bersih dan Sanitasi Layak, dengan alat yang dapat memantau kualitas air secara akurat. Kemudian SDG 9 mengenai Industri, Inovasi dan Infrastruktur, melalui integrasi teknologi mutakhir, serta SDG 13 mengenai Penanganan Perubahan Iklim, dengan kontribusi pada sistem monitoring lingkungan secara berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi:  Raditya Maulana Adiwicaksana
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Prof Suherman Dikukuhkan jadi Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Suherman menyampaikan pidato Guru Besar yang berjudul “Pengembangan Sensor dan Biosensor Kimia Berbasis Nanomaterial Untuk Aplikasi Analisis Lingkungan”.

Dalam pidatonya, Prof. Suherman, mengungkapkan bahwa salah satu masalah besar berkaitan dengan lingkungan adalah kualitas air terutama air minum untuk konsumsi. Dalam studi UNICEF pada tahun 2020 menyampaikan bahwa hampir 70% sumber air konsumsi telah tercemar limbah domestik dan beresiko memunculkan penyakit diare akibat buruknya penataan sanitasi rumah tangga. “Keberadaan bakteri E-Coli menjadi salah satu indikasi kualitas air minum. Belum lagi cemaran berbagai logam dampak dari industrialisasi yang tidak dibarengi infrastruktur yang memadai,” terangnya.

Untuk mendeteksi kualitas air, Suherman mengembangkan teknologi sensor yang didalamnya terdapat nanomaterial di mana memiliki sensitivitas yang luar biasa dan dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas air. “Pendekatan sensor lingkungan terutama untuk sampel air dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya menggunakan metode spektroskopi, elektrokimia dan sensor optik untuk mendeteksi kandungan nikel,” katanya.

Adapun untuk deteksi logam berat, kata Suherman, dapat dilakukan dengan metode spektroskopi berbasis fluoresensi dengan memanfaatkan material sensor berbasis karbon dot. Aplikasi sensor (carbon dots/CDs) juga dapat dimanfaatkan untuk biosensor bakteri E-Coli.

 

Suherman mengungkapkan bahwa perkembangan dunia riset terkait nanomaterial begitu pesat sehingga tidak hanya dalam perspektif modifikasi material saja, namun juga dalam sudut pandang aplikasinya yang semakin luas dan menjangkau berbagai bidang. Tantangan yang dihadapi tidak hanya menyasar pada parameter selektivitas dan sensitivitas, namun juga menuju satu bentuk aplikasi instrumentasi sensor yang handheld, mobile, dan real-time monitoring. “Dari sini kita menyadari bahwa jendela peluang begitu luas, dan tuntutan kolaborasi dengan bidang ilmu lain sangatlah terbuka,” ungkapnya.

Ketua Dewan Guru Besar, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyebutkan bahwa Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., merupakan salah satu dari 526 Guru Besar aktif di UGM, dan salah satu dari 56 Guru Besar aktif dari 76 Guru Besar yang pernah dimiliki Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM.

Penulis : Jelita Agustine
Editor   : Gusti Grehenson
Foto     : Donnie

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/prof-suherman-dikukuhkan-jadi-guru-besar-bidang-kimia-analitik-dan-lingkungan/

Read More

Dosen FMIPA UGM Prof. Fahrudin Nugroho Dikukuhkan Guru Besar

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, S.Si., M.Si., dikukuhkan Guru Besar, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam pidato pengukuhan yang berjudul ‘Prospek Pengembangan Penelitian Dinamika Kompleks dalam Sistem Fisis’, Fahrudin menyoroti bagaimana konsep chaos dan turbulensi bukan sekadar istilah rumit di ruang kelas fisika, melainkan kenyataan yang membentuk banyak aspek kehidupan. “Di tengah dunia yang serba cepat dan kompleks, memahami ketidakteraturan justru menjadi kunci menciptakan solusi-solusi baru. Inilah sains yang mungkin terdengar abstrak, tapi dampaknya sangat nyata,” ungkapnya saat pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Dinamika Tak-linier dan Chaos di Balai Senat UGM, Selasa (22/4).

Chaos dan turbulensi sering kali ditemui tanpa disadari, mulai dari pola angin dan awan di langit, hingga dinamika fluida dalam dunia industri. Meski tampak acak, sistem ini tetap tunduk pada hukum-hukum dasar fisika dan memiliki struktur statistik yang bisa dianalisis. Artinya, dalam kekacauan pun, sains tetap bisa membaca pola tersembunyi. Ini menjadi landasan penting dalam dunia teknik, meteorologi, hingga penerbangan. “Turbulensi adalah keadaan aliran fluida yang sangat tidak teratur dan bergejolak, sedangkan istilah chaos sendiri merujuk pada dinamika sistem deterministik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal,” terang Fahrudin.

Kini sebagai bidang yang terus berkembang, dinamika taklinier dan chaos menjangkau tiga cabang utama, yakni pengembangan teori, kontrol sistem, dan penerapan praktis. Fahrudin mencontohkan bagaimana algoritma pembelajaran mesin kini digunakan untuk memprediksi sistem yang chaotic, atau bagaimana teori bifurkasi berperan dalam memahami ketidakstabilan sistem ekologis. Di sinilah letak menariknya, sesuatu yang tampak berantakan bisa jadi hanya proses menuju keseimbangan baru, dan memahami proses tersebut dapat menyelamatkan banyak hal, mulai dari sistem alam hingga kesehatan manusia.“Chaos tidak selalu bersifat permanen, kadang hanya fase dinamis sementara,” ujarnya.

Di UGM sendiri, penelitian tentang dinamika chaos telah berkembang pesat. Salah satunya melalui rancang bangun sistem Rayleigh-Bénard Convection (RBC) yang memungkinkan peneliti mengamati transisi aliran dari teratur ke turbulen. Selain itu, Departemen Fisika UGM juga mengembangkan studi elektro-hidrodinamika (EHD) dalam kristal cair, yang telah berhasil mengungkap fenomena soft-mode turbulence (SMT), suatu jenis turbulensi dengan sifat ketaklinieran rendah. Temuan ini tidak hanya membuka ruang riset dasar, tetapi juga menjanjikan aplikasi di bidang teknologi material dan elektronika. “Kami menemukan adanya glassy dynamics pada SMT, serta respons SMT terhadap medan magnet bolak-balik yang menyerupai karakteristik feromagnetik,” jelas Fahrudin.

Tidak hanya eksperimen, tim peneliti juga mengeksplorasi pendekatan numerik dengan menganalisis berbagai persamaan diferensial nonlinier, seperti Kuramoto–Sivashinsky, Swift-Hohenberg, dan Nikolaevskii. Lewat simulasi ini, para peneliti dapat menguji hipotesis tanpa harus langsung ke laboratorium. Ini juga memungkinkan eksplorasi ide-ide baru yang bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi teknologi aplikatif. “Simulasi ini memberikan wawasan penting tentang transisi dari dinamika biasa menuju chaos, serta struktur tersembunyi dalam turbulensi,” jelasnya.

Fahrudin juga menyinggung tokoh-tokoh penting dalam sejarah bidang ini, mulai dari Pierre-Gilles de Gennes, Giorgio Parisi, hingga Edward Ott. Dari mereka, dunia belajar bahwa sistem yang tampak kacau bisa mengandung keteraturan tersembunyi yang penting untuk kemajuan teknologi, komunikasi, hingga kecerdasan buatan. Ia mencontohkan teknologi komunikasi berbasis chaos shift keying yang sulit diintersepsi, menjadikannya relevan dalam pengembangan sistem keamanan data dan Internet of Things (IoT). Sains chaos pun kini bukan hanya studi akademik, tetapi juga bagian dari masa depan teknologi digital yang makin terhubung.

Menutup pidatonya, Fahrudin menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga, kolega, institusi, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanannya hingga mencapai titik ini. Ia juga menitipkan harapan bagi generasi ilmuwan berikutnya untuk terus menggali potensi dinamika kompleks dalam sistem fisis. “Melalui pemahaman terhadap dinamika kompleks, kita dapat mengembangkan metode baru untuk mengendalikan dan memanfaatkan fenomena ini, baik untuk memahami alam lebih dalam maupun menerapkannya dalam teknologi. Di tengah dunia yang semakin kompleks, mungkin justru chaos-lah yang bisa menuntun kita menemukan pola, harapan, dan terobosan,” pungkasnya.

Ketua Majelis Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan bahwa dengan pengukuhan ini, Prof. Fahrudin Nugroho menjadi bagian dari 526 Guru Besar aktif Universitas Gadjah Mada, sekaligus memperkuat barisan 56 Guru Besar aktif yang dimiliki oleh FMIPA UGM. Capaian ini tidak hanya memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan akademik di bidang dinamika kompleks dalam sistem fisis, tetapi juga menjadi bagian dari warisan keilmuan yang terus tumbuh, menyemai pemikiran dan pengabdian bagi kemajuan bangsa.

Penulis : Triya Andriyani
Foto     : Firsto

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fmipa-ugm-prof-fahrudin-nugroho-dikukuhkan-guru-besar/

Read More

Sabet Dua Juara Internasional, Mahasiswa Elins Research Club, DIKE, FMIPA UGM Mengukir Prestasi di Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC)

Prestasi membanggakan diraih oleh Elins Research Club (ERC), Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE), Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2025 yang digelar di Singapore Expo Hall 2 pada 18-21 Maret 2025. Dalam kompetisi bergengsi bertaraf internasional ini, dua tim dari ERC UGM berhasil meraih penghargaan: Tim E-Wasp meraih Juara 4 di kategori D1 (Man-Machine) dan Tim Ambrasena meraih Juara 3 di kategori D2 (Multi-Machine).

Keberhasilan ini menandai capaian luar biasa bagi ERC, komunitas riset di bawah Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, yang selama ini aktif dalam pengembangan berbagai teknologi, salah satunya drone atau Unmanned Aerial Vehicles (UAVs). Kompetisi SAFMC sendiri merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh DSO National Laboratories dan Science Centre Singapore, dengan tujuan mendorong inovasi di bidang teknologi kedirgantaraan.

Sebanyak 15 mahasiswa lintas jenjang di DIKE, dari program sarjana hingga magister di bidang Elektronika dan Instrumentasi serta Ilmu Komputer UGM, terlibat dalam kompetisi ini. Mereka tergabung dalam dua tim tersebut dan dipimpin langsung oleh Dr.techn Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc., beserta Dr. Andi Dharmawan, S.Si., M.Cs., dan Drs. Bambang Nurcahyo Prastowo, M.Sc. sebagai dosen pembimbing.

Tim E-Wasp, yang berkompetisi pada kategori D1, berhasil meraih juara ke-4. Kategori D1 menantang peserta untuk menerbangkan drone menggunakan wearable device secara semi-otonom. Tim ini beranggotakan 5 orang yang seluruhnya berasal dari mahasiswa S1 Elektronika dan Instrumentasi, yaitu Ikhlasul Amal Abda’i, Virshan Akbar, Zalu Ardani Ramadhan, Emeli Rahma Keren Purwadi, dan Alya Presilia Susanti.

Selain itu, ERC juga mengirimkan tim Ambrasena untuk berkompetisi pada kategori D2 dan berhasil meraih juara ke-3. Kategori ini berfokus pada pengembangan kemampuan kolaboratif antara dua atau lebih drone untuk dapat bekerja secara otonom dalam menyelesaikan misi pick and drop payload di dalam ruangan. Tim ini terdiri atas 10 orang mahasiswa, yaitu Muhammad Daaffi Ul Haq, Nur Azizah Aulia Ramadhani, Bagus Ananta Wijaya, Khansa Karima Zada, Surya Karna Aradea, Syahirul Sakhoo Alim, dan Kirana Puti Diandri dari S1 Elektronika dan Instrumentasi, serta mahasiswa lintas jurusan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, yaitu Muhammad Natha Ulinnuha (S1 Ilmu Komputer), Novelio Putra Indarto (S2 Elektronika dan Instrumentasi), dan Muhammad Akbar Ghifari Tuasikal (S2 Ilmu Komputer).

Perjuangan kedua tim dalam meraih prestasi di SAFMC 2025 bukanlah hal yang instan. Selama kurang lebih 8 bulan, tim menjalani proses persiapan yang panjang dan penuh tantangan. Berbagai permasalahan, baik teknis maupun non-teknis, harus dihadapi dengan kerja keras dan ketekunan. Tak terhitung banyaknya trial and error yang dilakukan demi menyempurnakan performa drone dan strategi tim. “Meskipun terkendala banyak masalah selama persiapan, kami selalu optimis untuk memberikan yang maksimal, sehingga bisa pulang dengan hasil yang terbaik” ujar Ikhlas.

Selain menjadi ajang kompetisi, partisipasi ERC UGM juga menjadi wujud nyata dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui pembelajaran berbasis proyek dan riset teknologi tingkat lanjut,
  • SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan inovasi pada sistem UAV otonom,
  • SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, lewat kolaborasi antara universitas, komunitas, dan mitra pendukung.

Partisipasi dan pencapaian tim ERC UGM tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya Sobat Arin, komunitas olimpiade matematika yang mendukung pengembangan kompetensi akademik tanpa diskriminasi latar belakang ekonomi. Sobat Arin juga aktif dalam mendorong pendidikan STEM di Indonesia melalui inisiatif sosial yang inklusif.

Dengan keberhasilan di SAFMC 2025 ini, UGM kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pionir dalam pengembangan teknologi di Indonesia, sekaligus mencetak talenta muda yang siap bersaing di kancah global. Lebih dari sekadar kejuaraan, pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam memperluas wawasan dan meningkatkan kapasitas inovasi teknologi anak bangsa.

Penulis : Aufaclav Zatu Kusuma Frisky
Dokumentasi : DIKE

Read More

Perjalanan Inspiratif Mahardi Nalendra Syafa Mewujudkan Mimpi Menjadi Mahasiswa Berprestasi FMIPA UGM

Siapa sangka sebuah mimpi yang ditulis di awal masa kuliah bisa menjadi nyata di penghujung perjalanan akademik? Itulah yang dialami oleh Mahardi Nalendra Syafa, mahasiswa Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) yang berhasil meraih gelar Mahasiswa Berprestasi (Mapres) FMIPA UGM 2025. Mahasiswa yang selalu berpegang pada prinsip set the goals high, go big or go home ini membagikan kisah perjalanan inspiratifnya mewujudkan impian menjadi Mapres.

“Saat masa Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) UGM, kami diminta menuliskan mimpi yang ingin diraih selama kuliah.  Ketika itu, saya menulis ingin menjadi mahasiswa berprestasi,” kenangnya. Perjalanan menuju panggung Mapres pun tidak main-main. Dimulai dari menyusun portofolio hingga menyusun proposal gagasan kreatif yang harus selaras dengan Asta Cita dan bidang keilmuan.

Memiliki passion dalam bidang data science and analytics, ia menjadikan pengalaman dan skill yang dikuasainya sebagai dasar dalam menyusun gagasan. Gagasan yang diangkat pun tidak biasa. Ia menulis gagasan berjudul Deteksi Dini Gejala Depresi dengan Pemodelan Teks Berbasis Natural Language Processing (NLP). “Topik ini saya pilih karena saya ingin ilmu saya mempunyai dampak langsung bagi masyarakat, khususnya dalam isu kesehatan mental,” ujarnya.

Berbagai tahapan seleksi ia lewati dengan penuh semangat dan perjuangan, mulai dari tingkat fakultas hingga universitas. Bahkan saat seleksi universitas, ia menyempatkan diri untuk kembali dari Jakarta ke Yogyakarta hanya untuk mengikuti tahap presentasi gagasan. “Ada uji spontan Bahasa Inggris juga. Deg-degan, tapi seru,” ujar Mahardi.

Baginya, prestasi ini bukan sekadar penghargaan, melainkan sebuah amanah. Ia ingin berbagi pengalaman dan ilmu, serta terus membantu orang lain mewujudkan mimpi besarnya dalam pendidikan. Hal ini selaras dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 Pendidikan Berkualitas. Adapun gagasan yang ia bawa mengenai isu kesehatan mental juga selaras dengan poin SDGs ke-3 mengenai Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi : Tim Media FMIPA UGM dan Mahardi Nalendra Syafa

Read More

Prof. Dr. rer. Nat. Yeni Susanti, S.Si., M.Si Dikukuhkan Jadi Guru Besar FMIPA UGM

Prof. Dr. rer. Nat. Yeni Susanti, S.Si., M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada pada 13 Februari 2025. Balai senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi momen bersejarah ini, di mana dedikasi dan kontribusi beliau dalam bidang matematika diskrit mendapat penghargaan tertinggi. Melalui penelitian berjudul “Graf Cayley: Jejak Indah Di Matematika Diskrit”, Prof. Yeni menempuh pendidikan strata 1 dan magister di Program Studi Matematika, Universitas Gadjah Mada, serta doktoral di Universitas Potsdam, Jerman.

Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Yeni menjelaskan bahwa dalam matematika diskrit, terdapat salah satu cabang yang disebut dengan teori graf. Teori graf ini mengajak kita untuk melihat dunia sebagai jaringan titik-titik yang terhubung oleh garis-garis, yang dimana konsep ini menggambarkan hampir seluruh hubungan di dunia, baik dalam aspek sosial, teknologi, maupun ilmiah. “Penelitian graf aljabar, termasuk graf Cayley dan variasinya, membuka peluang eksplorasi lebih jauh untuk mengungkap pola, sifat intrinsik, dan relasi struktur aljabar. Penelitian ini tidak hanya memperkaya teori tetapi juga mendukung inovasi teknologi berbasis matematika,” ujar Prof. Yeni.

Perjalanan Prof. Yeni dalam mendapatkan capaian tertinggi akademik ini terwujud atas bantuan banyak pihak. Dalam penutup pidatonya, Prof. Yeni banyak menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak tersebut, termasuk keluarga, rekan sejawat, serta para mahasiswa yang telah memberikan inspirasi dan dukungan sepanjang perjalanan akademiknya. Beliau mengungkapkan bahwa dukungan keluarga menjadi pondasi utama dalam perjalanannya, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan selama penelitian dan pengajaran.

Dedikasi Prof. Yeni dalam bidang matematika diskrit dapat menjadi cerminan dari aksi nyata Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke 4 yaitu Pendidikan Berkualitas, melalui penelitian berkelanjutan. Serta poin ke 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, melalui inovasi yang dapat dilakukan dengan peluang eksplorasi graf Cayley.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Raditya Maulana Adiwicaksana
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

FMIPA UGM Lepas 30 Lulusan Pasca Sarjana dalam Acara Wisuda Periode I Tahun Akademik 2024/2025

Pada Kamis, 23 Januari 2025, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) kembali mencatatkan prestasi yang membanggakan dengan meluluskan 30 mahasiswa pascasarjana. Periode 1 Wisuda Pascasarjana ini meluluskan 4  mahasiswa program doktor dan 26 program magister. Pada periode kali ini, gelar wisudawan tercepat dan termuda diraih oleh Aldino Javier Saviola  S.Si., M.Si., yang berhasil lulus dalam waktu 1 tahun 2 bulan 0 hari.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., turut memberikan pesan inspiratif kepada para lulusan, “Mudah-mudahan kalian semua memiliki masa depan yang cerah sesuai dengan ekspresi kalian hari ini. Terus berbahagia, jangan lupa untuk terus upgrade soft skill diri  karena kebanyakan lulusan FMIPA UGM  masih kurang mumpuni kemampuan soft skill-nya, terutama komunikasi,” ujarnya. Pesan tersebut menegaskan bahwa wisudawan magister dan doktor yang telah mendalami hard skill masih perlu untuk terus mengembangkan soft skill mereka untuk persiapan yang lebih matang di dunia kerja.

Prof. Kuwat menambahkan, ada kolaborasi antara FMIPA UGM dengan Taiwan pada industri  semikonduktor yang membuka peluang karir bagi lulusan magister dan doktor FMIPA UGM di kancah internasional. Namun, ia berpesan agar para wisudawan yang ingin melanjutkan karirnya di dunia internasional diharapkan memiliki jiwa nasionalis yang tinggi agar kelak bisa berkontribusi untuk negeri.

Kegiatan wisuda ini bukan sekadar seremoni pelepasan, tetapi juga menjadi bagian dari kontribusi FMIPA UGM terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam konteks SDGs poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas, wisuda menjadi momen untuk menekankan kesiapan lulusan memasuki dunia kerja dengan kompetensi profesional. Wisuda ini menjadi bukti komitmen FMIPA UGM dalam mencetak generasi unggul yang tidak hanya berprestasi secara akademis tetapi juga siap memberikan dampak positif bagi masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan semangat ini, para lulusan diharapkan mampu membawa nama FMIPA UGM semakin bersinar di berbagai bidang.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Aprodhity Nirmala
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Inovasi Tim METADATA FMIPA UGM Tingkatkan Efektivitas Penjualan dan Kurangi Risiko Kredit

Dalam ajang Gelar Rasa 2024, Tim METADATA yang terdiri dari tiga mahasiswa program studi Statistika 2022, yakni Annisa Sekartierra M., Daffa Elgo Santoso, dan Mahardi Nalendra Syafa, tidak hanya memenangkan kompetisi, tetapi juga memperkenalkan inovasi brilian mereka yang berjudul “Data-Driven Approach untuk Penjualan Optimal dan Sistem Kredit Minim Risiko.” Inovasi ini memanfaatkan lebih dari 30 algoritma machine learning seperti LGBM, XGBoost, dan Random Forest, untuk menciptakan solusi komprehensif yang dapat mengolah data menjadi insight strategis.

Pendekatan ini mencakup tiga aspek utama, yaitu analisis penjualan produk pertanian, klasterisasi nasabah perbankan, dan prediksi kegagalan kredit. Dengan model yang mencapai tingkat akurasi tinggi, Tim METADATA mampu mengembangkan sebuah dashboard interaktif bernama METADATA-AGRIVI yang dapat diakses melalui bit.ly/metadata-agrivi. Dashboard tersebut memberikan visualisasi data yang mempermudah pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan berbasis data.

“Kami fokus pada inovasi untuk menjawab kebutuhan pasar sekaligus memberikan solusi nyata bagi industri,” jelas Tierra, salah satu anggota tim.

Inovasi yang dikembangkan oleh Tim METADATA sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-4 mengenai Pendidikan Berkualitas dan poin ke-9 tentang Inovasi, Industri, dan Infrastruktur. Melalui inovasi ini, Tim METADATA membuktikan kontribusi nyata mahasiswa di dunia industri.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Editor : Sulaiman Nur Hidayat
Dokumentasi : Annisa Sekartierra M.

Read More

Pengukuhan Guru Besar Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D, Tekankan Peran Penting Sensor Berbasis Nanomaterial dan AI untuk Lingkungan

Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Kimia Analitik pada Selasa (22/4) dalam Sidang Terbuka Senat Guru Besar yang dilaksanakan di Ruang Balai Senat. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Suherman memaparkan orasi ilmiah berjudul Pengembangan Sensor dan Biosensor Kimia Berbasis Nanomaterial untuk Aplikasi Analisis Kimia Lingkungan.

Dalam orasinya, Prof. Suherman menekankan pentingnya inovasi dalam pengembangan sensor kimia untuk pemantauan lingkungan yang lebih akurat dan efisien. Ia mengungkapkan bahwa risetnya telah mencapai kemajuan signifikan, dengan pengintegrasian teknologi nano sensor bersama artificial intelegent (AI) sebagai lompatan baru dalam mendeteksi kontaminan lingkungan secara real-time. “Sensor kimia yang dikembangkan bukan hanya berperan sebagai alat deteksi, tetapi telah menjadi sistem cerdas yang mampu menganalisis dan menafsirkan data secara otomatis,” ujarnya.

Lebih dari sekadar paparan ilmiah, Prof. Suherman juga menyampaikan filosofi yang menjadi dasar semangat penelitiannya. Ia mengaitkan aktivitas meneliti dan mengembangkan ilmu dengan makna mendalam dari Al-Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 1: Iqro. Menurutnya, kata “Iqro” yang berasal dari qaraa-yaqra’u-qira’ah memiliki makna tidak hanya membaca, tetapi juga menghimpun informasi, mendalami, dan meneliti. “Iqro” bukan sekadar perintah membaca, tapi ajakan untuk memahami dan menggali ilmu secara mendalam. Inilah landasan spiritual yang selalu saya pegang dalam berkarir di dunia riset,” terang Prof. Suherman.

Acara pengukuhan tersebut turut dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, kolega, mahasiswa, serta keluarga besar Prof. Suherman yang memberikan dukungan penuh atas pencapaiannya. Dalam wawancara yang dilakukan ia juga membagikan kisah pribadi tentang motivasi dan tantangan yang dihadapinya selama perjalanan akademik. Keluarga menjadi sumber utama inspirasi, sementara manajemen waktu disebut sebagai tantangan terbesar yang harus ia taklukkan untuk meraih gelar Guru Besar.

“Menjadi peneliti dan akademisi bukanlah perjalanan yang mudah. Saya belajar keras bagaimana memprioritaskan waktu dan tetap fokus agar bisa terus berkarya dan berkontribusi,” tambahnya.

Sebagai penutup, Prof. Suherman menegaskan bahwa riset dan pengembangan sensor berbasis nanomaterial dan kecerdasan buatan ini selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera, melalui deteksi dini zat pencemar yang berdampak pada kesehatan masyarakat, SDG 6 tentang Air Bersih dan Sanitasi Layak, dengan alat yang dapat memantau kualitas air secara akurat. Kemudian SDG 9 mengenai Industri, Inovasi dan Infrastruktur, melalui integrasi teknologi mutakhir, serta SDG 13 mengenai Penanganan Perubahan Iklim, dengan kontribusi pada sistem monitoring lingkungan secara berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi:  Raditya Maulana Adiwicaksana
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Prof Suherman Dikukuhkan jadi Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Suherman menyampaikan pidato Guru Besar yang berjudul “Pengembangan Sensor dan Biosensor Kimia Berbasis Nanomaterial Untuk Aplikasi Analisis Lingkungan”.

Dalam pidatonya, Prof. Suherman, mengungkapkan bahwa salah satu masalah besar berkaitan dengan lingkungan adalah kualitas air terutama air minum untuk konsumsi. Dalam studi UNICEF pada tahun 2020 menyampaikan bahwa hampir 70% sumber air konsumsi telah tercemar limbah domestik dan beresiko memunculkan penyakit diare akibat buruknya penataan sanitasi rumah tangga. “Keberadaan bakteri E-Coli menjadi salah satu indikasi kualitas air minum. Belum lagi cemaran berbagai logam dampak dari industrialisasi yang tidak dibarengi infrastruktur yang memadai,” terangnya.

Untuk mendeteksi kualitas air, Suherman mengembangkan teknologi sensor yang didalamnya terdapat nanomaterial di mana memiliki sensitivitas yang luar biasa dan dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas air. “Pendekatan sensor lingkungan terutama untuk sampel air dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya menggunakan metode spektroskopi, elektrokimia dan sensor optik untuk mendeteksi kandungan nikel,” katanya.

Adapun untuk deteksi logam berat, kata Suherman, dapat dilakukan dengan metode spektroskopi berbasis fluoresensi dengan memanfaatkan material sensor berbasis karbon dot. Aplikasi sensor (carbon dots/CDs) juga dapat dimanfaatkan untuk biosensor bakteri E-Coli.

 

Suherman mengungkapkan bahwa perkembangan dunia riset terkait nanomaterial begitu pesat sehingga tidak hanya dalam perspektif modifikasi material saja, namun juga dalam sudut pandang aplikasinya yang semakin luas dan menjangkau berbagai bidang. Tantangan yang dihadapi tidak hanya menyasar pada parameter selektivitas dan sensitivitas, namun juga menuju satu bentuk aplikasi instrumentasi sensor yang handheld, mobile, dan real-time monitoring. “Dari sini kita menyadari bahwa jendela peluang begitu luas, dan tuntutan kolaborasi dengan bidang ilmu lain sangatlah terbuka,” ungkapnya.

Ketua Dewan Guru Besar, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyebutkan bahwa Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., merupakan salah satu dari 526 Guru Besar aktif di UGM, dan salah satu dari 56 Guru Besar aktif dari 76 Guru Besar yang pernah dimiliki Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM.

Penulis : Jelita Agustine
Editor   : Gusti Grehenson
Foto     : Donnie

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/prof-suherman-dikukuhkan-jadi-guru-besar-bidang-kimia-analitik-dan-lingkungan/

Read More

Dosen FMIPA UGM Prof. Fahrudin Nugroho Dikukuhkan Guru Besar

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, S.Si., M.Si., dikukuhkan Guru Besar, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam pidato pengukuhan yang berjudul ‘Prospek Pengembangan Penelitian Dinamika Kompleks dalam Sistem Fisis’, Fahrudin menyoroti bagaimana konsep chaos dan turbulensi bukan sekadar istilah rumit di ruang kelas fisika, melainkan kenyataan yang membentuk banyak aspek kehidupan. “Di tengah dunia yang serba cepat dan kompleks, memahami ketidakteraturan justru menjadi kunci menciptakan solusi-solusi baru. Inilah sains yang mungkin terdengar abstrak, tapi dampaknya sangat nyata,” ungkapnya saat pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Dinamika Tak-linier dan Chaos di Balai Senat UGM, Selasa (22/4).

Chaos dan turbulensi sering kali ditemui tanpa disadari, mulai dari pola angin dan awan di langit, hingga dinamika fluida dalam dunia industri. Meski tampak acak, sistem ini tetap tunduk pada hukum-hukum dasar fisika dan memiliki struktur statistik yang bisa dianalisis. Artinya, dalam kekacauan pun, sains tetap bisa membaca pola tersembunyi. Ini menjadi landasan penting dalam dunia teknik, meteorologi, hingga penerbangan. “Turbulensi adalah keadaan aliran fluida yang sangat tidak teratur dan bergejolak, sedangkan istilah chaos sendiri merujuk pada dinamika sistem deterministik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal,” terang Fahrudin.

Kini sebagai bidang yang terus berkembang, dinamika taklinier dan chaos menjangkau tiga cabang utama, yakni pengembangan teori, kontrol sistem, dan penerapan praktis. Fahrudin mencontohkan bagaimana algoritma pembelajaran mesin kini digunakan untuk memprediksi sistem yang chaotic, atau bagaimana teori bifurkasi berperan dalam memahami ketidakstabilan sistem ekologis. Di sinilah letak menariknya, sesuatu yang tampak berantakan bisa jadi hanya proses menuju keseimbangan baru, dan memahami proses tersebut dapat menyelamatkan banyak hal, mulai dari sistem alam hingga kesehatan manusia.“Chaos tidak selalu bersifat permanen, kadang hanya fase dinamis sementara,” ujarnya.

Di UGM sendiri, penelitian tentang dinamika chaos telah berkembang pesat. Salah satunya melalui rancang bangun sistem Rayleigh-Bénard Convection (RBC) yang memungkinkan peneliti mengamati transisi aliran dari teratur ke turbulen. Selain itu, Departemen Fisika UGM juga mengembangkan studi elektro-hidrodinamika (EHD) dalam kristal cair, yang telah berhasil mengungkap fenomena soft-mode turbulence (SMT), suatu jenis turbulensi dengan sifat ketaklinieran rendah. Temuan ini tidak hanya membuka ruang riset dasar, tetapi juga menjanjikan aplikasi di bidang teknologi material dan elektronika. “Kami menemukan adanya glassy dynamics pada SMT, serta respons SMT terhadap medan magnet bolak-balik yang menyerupai karakteristik feromagnetik,” jelas Fahrudin.

Tidak hanya eksperimen, tim peneliti juga mengeksplorasi pendekatan numerik dengan menganalisis berbagai persamaan diferensial nonlinier, seperti Kuramoto–Sivashinsky, Swift-Hohenberg, dan Nikolaevskii. Lewat simulasi ini, para peneliti dapat menguji hipotesis tanpa harus langsung ke laboratorium. Ini juga memungkinkan eksplorasi ide-ide baru yang bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi teknologi aplikatif. “Simulasi ini memberikan wawasan penting tentang transisi dari dinamika biasa menuju chaos, serta struktur tersembunyi dalam turbulensi,” jelasnya.

Fahrudin juga menyinggung tokoh-tokoh penting dalam sejarah bidang ini, mulai dari Pierre-Gilles de Gennes, Giorgio Parisi, hingga Edward Ott. Dari mereka, dunia belajar bahwa sistem yang tampak kacau bisa mengandung keteraturan tersembunyi yang penting untuk kemajuan teknologi, komunikasi, hingga kecerdasan buatan. Ia mencontohkan teknologi komunikasi berbasis chaos shift keying yang sulit diintersepsi, menjadikannya relevan dalam pengembangan sistem keamanan data dan Internet of Things (IoT). Sains chaos pun kini bukan hanya studi akademik, tetapi juga bagian dari masa depan teknologi digital yang makin terhubung.

Menutup pidatonya, Fahrudin menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga, kolega, institusi, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanannya hingga mencapai titik ini. Ia juga menitipkan harapan bagi generasi ilmuwan berikutnya untuk terus menggali potensi dinamika kompleks dalam sistem fisis. “Melalui pemahaman terhadap dinamika kompleks, kita dapat mengembangkan metode baru untuk mengendalikan dan memanfaatkan fenomena ini, baik untuk memahami alam lebih dalam maupun menerapkannya dalam teknologi. Di tengah dunia yang semakin kompleks, mungkin justru chaos-lah yang bisa menuntun kita menemukan pola, harapan, dan terobosan,” pungkasnya.

Ketua Majelis Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan bahwa dengan pengukuhan ini, Prof. Fahrudin Nugroho menjadi bagian dari 526 Guru Besar aktif Universitas Gadjah Mada, sekaligus memperkuat barisan 56 Guru Besar aktif yang dimiliki oleh FMIPA UGM. Capaian ini tidak hanya memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan akademik di bidang dinamika kompleks dalam sistem fisis, tetapi juga menjadi bagian dari warisan keilmuan yang terus tumbuh, menyemai pemikiran dan pengabdian bagi kemajuan bangsa.

Penulis : Triya Andriyani
Foto     : Firsto

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fmipa-ugm-prof-fahrudin-nugroho-dikukuhkan-guru-besar/

Read More

Sabet Dua Juara Internasional, Mahasiswa Elins Research Club, DIKE, FMIPA UGM Mengukir Prestasi di Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC)

Prestasi membanggakan diraih oleh Elins Research Club (ERC), Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE), Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2025 yang digelar di Singapore Expo Hall 2 pada 18-21 Maret 2025. Dalam kompetisi bergengsi bertaraf internasional ini, dua tim dari ERC UGM berhasil meraih penghargaan: Tim E-Wasp meraih Juara 4 di kategori D1 (Man-Machine) dan Tim Ambrasena meraih Juara 3 di kategori D2 (Multi-Machine).

Keberhasilan ini menandai capaian luar biasa bagi ERC, komunitas riset di bawah Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, yang selama ini aktif dalam pengembangan berbagai teknologi, salah satunya drone atau Unmanned Aerial Vehicles (UAVs). Kompetisi SAFMC sendiri merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh DSO National Laboratories dan Science Centre Singapore, dengan tujuan mendorong inovasi di bidang teknologi kedirgantaraan.

Sebanyak 15 mahasiswa lintas jenjang di DIKE, dari program sarjana hingga magister di bidang Elektronika dan Instrumentasi serta Ilmu Komputer UGM, terlibat dalam kompetisi ini. Mereka tergabung dalam dua tim tersebut dan dipimpin langsung oleh Dr.techn Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc., beserta Dr. Andi Dharmawan, S.Si., M.Cs., dan Drs. Bambang Nurcahyo Prastowo, M.Sc. sebagai dosen pembimbing.

Tim E-Wasp, yang berkompetisi pada kategori D1, berhasil meraih juara ke-4. Kategori D1 menantang peserta untuk menerbangkan drone menggunakan wearable device secara semi-otonom. Tim ini beranggotakan 5 orang yang seluruhnya berasal dari mahasiswa S1 Elektronika dan Instrumentasi, yaitu Ikhlasul Amal Abda’i, Virshan Akbar, Zalu Ardani Ramadhan, Emeli Rahma Keren Purwadi, dan Alya Presilia Susanti.

Selain itu, ERC juga mengirimkan tim Ambrasena untuk berkompetisi pada kategori D2 dan berhasil meraih juara ke-3. Kategori ini berfokus pada pengembangan kemampuan kolaboratif antara dua atau lebih drone untuk dapat bekerja secara otonom dalam menyelesaikan misi pick and drop payload di dalam ruangan. Tim ini terdiri atas 10 orang mahasiswa, yaitu Muhammad Daaffi Ul Haq, Nur Azizah Aulia Ramadhani, Bagus Ananta Wijaya, Khansa Karima Zada, Surya Karna Aradea, Syahirul Sakhoo Alim, dan Kirana Puti Diandri dari S1 Elektronika dan Instrumentasi, serta mahasiswa lintas jurusan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, yaitu Muhammad Natha Ulinnuha (S1 Ilmu Komputer), Novelio Putra Indarto (S2 Elektronika dan Instrumentasi), dan Muhammad Akbar Ghifari Tuasikal (S2 Ilmu Komputer).

Perjuangan kedua tim dalam meraih prestasi di SAFMC 2025 bukanlah hal yang instan. Selama kurang lebih 8 bulan, tim menjalani proses persiapan yang panjang dan penuh tantangan. Berbagai permasalahan, baik teknis maupun non-teknis, harus dihadapi dengan kerja keras dan ketekunan. Tak terhitung banyaknya trial and error yang dilakukan demi menyempurnakan performa drone dan strategi tim. “Meskipun terkendala banyak masalah selama persiapan, kami selalu optimis untuk memberikan yang maksimal, sehingga bisa pulang dengan hasil yang terbaik” ujar Ikhlas.

Selain menjadi ajang kompetisi, partisipasi ERC UGM juga menjadi wujud nyata dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui pembelajaran berbasis proyek dan riset teknologi tingkat lanjut,
  • SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan inovasi pada sistem UAV otonom,
  • SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, lewat kolaborasi antara universitas, komunitas, dan mitra pendukung.

Partisipasi dan pencapaian tim ERC UGM tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya Sobat Arin, komunitas olimpiade matematika yang mendukung pengembangan kompetensi akademik tanpa diskriminasi latar belakang ekonomi. Sobat Arin juga aktif dalam mendorong pendidikan STEM di Indonesia melalui inisiatif sosial yang inklusif.

Dengan keberhasilan di SAFMC 2025 ini, UGM kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pionir dalam pengembangan teknologi di Indonesia, sekaligus mencetak talenta muda yang siap bersaing di kancah global. Lebih dari sekadar kejuaraan, pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam memperluas wawasan dan meningkatkan kapasitas inovasi teknologi anak bangsa.

Penulis : Aufaclav Zatu Kusuma Frisky
Dokumentasi : DIKE

Read More

Perjalanan Inspiratif Mahardi Nalendra Syafa Mewujudkan Mimpi Menjadi Mahasiswa Berprestasi FMIPA UGM

Siapa sangka sebuah mimpi yang ditulis di awal masa kuliah bisa menjadi nyata di penghujung perjalanan akademik? Itulah yang dialami oleh Mahardi Nalendra Syafa, mahasiswa Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) yang berhasil meraih gelar Mahasiswa Berprestasi (Mapres) FMIPA UGM 2025. Mahasiswa yang selalu berpegang pada prinsip set the goals high, go big or go home ini membagikan kisah perjalanan inspiratifnya mewujudkan impian menjadi Mapres.

“Saat masa Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) UGM, kami diminta menuliskan mimpi yang ingin diraih selama kuliah.  Ketika itu, saya menulis ingin menjadi mahasiswa berprestasi,” kenangnya. Perjalanan menuju panggung Mapres pun tidak main-main. Dimulai dari menyusun portofolio hingga menyusun proposal gagasan kreatif yang harus selaras dengan Asta Cita dan bidang keilmuan.

Memiliki passion dalam bidang data science and analytics, ia menjadikan pengalaman dan skill yang dikuasainya sebagai dasar dalam menyusun gagasan. Gagasan yang diangkat pun tidak biasa. Ia menulis gagasan berjudul Deteksi Dini Gejala Depresi dengan Pemodelan Teks Berbasis Natural Language Processing (NLP). “Topik ini saya pilih karena saya ingin ilmu saya mempunyai dampak langsung bagi masyarakat, khususnya dalam isu kesehatan mental,” ujarnya.

Berbagai tahapan seleksi ia lewati dengan penuh semangat dan perjuangan, mulai dari tingkat fakultas hingga universitas. Bahkan saat seleksi universitas, ia menyempatkan diri untuk kembali dari Jakarta ke Yogyakarta hanya untuk mengikuti tahap presentasi gagasan. “Ada uji spontan Bahasa Inggris juga. Deg-degan, tapi seru,” ujar Mahardi.

Baginya, prestasi ini bukan sekadar penghargaan, melainkan sebuah amanah. Ia ingin berbagi pengalaman dan ilmu, serta terus membantu orang lain mewujudkan mimpi besarnya dalam pendidikan. Hal ini selaras dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 Pendidikan Berkualitas. Adapun gagasan yang ia bawa mengenai isu kesehatan mental juga selaras dengan poin SDGs ke-3 mengenai Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi : Tim Media FMIPA UGM dan Mahardi Nalendra Syafa

Read More

Prof. Dr. rer. Nat. Yeni Susanti, S.Si., M.Si Dikukuhkan Jadi Guru Besar FMIPA UGM

Prof. Dr. rer. Nat. Yeni Susanti, S.Si., M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada pada 13 Februari 2025. Balai senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi momen bersejarah ini, di mana dedikasi dan kontribusi beliau dalam bidang matematika diskrit mendapat penghargaan tertinggi. Melalui penelitian berjudul “Graf Cayley: Jejak Indah Di Matematika Diskrit”, Prof. Yeni menempuh pendidikan strata 1 dan magister di Program Studi Matematika, Universitas Gadjah Mada, serta doktoral di Universitas Potsdam, Jerman.

Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Yeni menjelaskan bahwa dalam matematika diskrit, terdapat salah satu cabang yang disebut dengan teori graf. Teori graf ini mengajak kita untuk melihat dunia sebagai jaringan titik-titik yang terhubung oleh garis-garis, yang dimana konsep ini menggambarkan hampir seluruh hubungan di dunia, baik dalam aspek sosial, teknologi, maupun ilmiah. “Penelitian graf aljabar, termasuk graf Cayley dan variasinya, membuka peluang eksplorasi lebih jauh untuk mengungkap pola, sifat intrinsik, dan relasi struktur aljabar. Penelitian ini tidak hanya memperkaya teori tetapi juga mendukung inovasi teknologi berbasis matematika,” ujar Prof. Yeni.

Perjalanan Prof. Yeni dalam mendapatkan capaian tertinggi akademik ini terwujud atas bantuan banyak pihak. Dalam penutup pidatonya, Prof. Yeni banyak menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak tersebut, termasuk keluarga, rekan sejawat, serta para mahasiswa yang telah memberikan inspirasi dan dukungan sepanjang perjalanan akademiknya. Beliau mengungkapkan bahwa dukungan keluarga menjadi pondasi utama dalam perjalanannya, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan selama penelitian dan pengajaran.

Dedikasi Prof. Yeni dalam bidang matematika diskrit dapat menjadi cerminan dari aksi nyata Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke 4 yaitu Pendidikan Berkualitas, melalui penelitian berkelanjutan. Serta poin ke 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, melalui inovasi yang dapat dilakukan dengan peluang eksplorasi graf Cayley.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Raditya Maulana Adiwicaksana
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

FMIPA UGM Lepas 30 Lulusan Pasca Sarjana dalam Acara Wisuda Periode I Tahun Akademik 2024/2025

Pada Kamis, 23 Januari 2025, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) kembali mencatatkan prestasi yang membanggakan dengan meluluskan 30 mahasiswa pascasarjana. Periode 1 Wisuda Pascasarjana ini meluluskan 4  mahasiswa program doktor dan 26 program magister. Pada periode kali ini, gelar wisudawan tercepat dan termuda diraih oleh Aldino Javier Saviola  S.Si., M.Si., yang berhasil lulus dalam waktu 1 tahun 2 bulan 0 hari.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., turut memberikan pesan inspiratif kepada para lulusan, “Mudah-mudahan kalian semua memiliki masa depan yang cerah sesuai dengan ekspresi kalian hari ini. Terus berbahagia, jangan lupa untuk terus upgrade soft skill diri  karena kebanyakan lulusan FMIPA UGM  masih kurang mumpuni kemampuan soft skill-nya, terutama komunikasi,” ujarnya. Pesan tersebut menegaskan bahwa wisudawan magister dan doktor yang telah mendalami hard skill masih perlu untuk terus mengembangkan soft skill mereka untuk persiapan yang lebih matang di dunia kerja.

Prof. Kuwat menambahkan, ada kolaborasi antara FMIPA UGM dengan Taiwan pada industri  semikonduktor yang membuka peluang karir bagi lulusan magister dan doktor FMIPA UGM di kancah internasional. Namun, ia berpesan agar para wisudawan yang ingin melanjutkan karirnya di dunia internasional diharapkan memiliki jiwa nasionalis yang tinggi agar kelak bisa berkontribusi untuk negeri.

Kegiatan wisuda ini bukan sekadar seremoni pelepasan, tetapi juga menjadi bagian dari kontribusi FMIPA UGM terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam konteks SDGs poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas, wisuda menjadi momen untuk menekankan kesiapan lulusan memasuki dunia kerja dengan kompetensi profesional. Wisuda ini menjadi bukti komitmen FMIPA UGM dalam mencetak generasi unggul yang tidak hanya berprestasi secara akademis tetapi juga siap memberikan dampak positif bagi masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan semangat ini, para lulusan diharapkan mampu membawa nama FMIPA UGM semakin bersinar di berbagai bidang.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Aprodhity Nirmala
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Inovasi Tim METADATA FMIPA UGM Tingkatkan Efektivitas Penjualan dan Kurangi Risiko Kredit

Dalam ajang Gelar Rasa 2024, Tim METADATA yang terdiri dari tiga mahasiswa program studi Statistika 2022, yakni Annisa Sekartierra M., Daffa Elgo Santoso, dan Mahardi Nalendra Syafa, tidak hanya memenangkan kompetisi, tetapi juga memperkenalkan inovasi brilian mereka yang berjudul “Data-Driven Approach untuk Penjualan Optimal dan Sistem Kredit Minim Risiko.” Inovasi ini memanfaatkan lebih dari 30 algoritma machine learning seperti LGBM, XGBoost, dan Random Forest, untuk menciptakan solusi komprehensif yang dapat mengolah data menjadi insight strategis.

Pendekatan ini mencakup tiga aspek utama, yaitu analisis penjualan produk pertanian, klasterisasi nasabah perbankan, dan prediksi kegagalan kredit. Dengan model yang mencapai tingkat akurasi tinggi, Tim METADATA mampu mengembangkan sebuah dashboard interaktif bernama METADATA-AGRIVI yang dapat diakses melalui bit.ly/metadata-agrivi. Dashboard tersebut memberikan visualisasi data yang mempermudah pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan berbasis data.

“Kami fokus pada inovasi untuk menjawab kebutuhan pasar sekaligus memberikan solusi nyata bagi industri,” jelas Tierra, salah satu anggota tim.

Inovasi yang dikembangkan oleh Tim METADATA sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-4 mengenai Pendidikan Berkualitas dan poin ke-9 tentang Inovasi, Industri, dan Infrastruktur. Melalui inovasi ini, Tim METADATA membuktikan kontribusi nyata mahasiswa di dunia industri.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Editor : Sulaiman Nur Hidayat
Dokumentasi : Annisa Sekartierra M.

Read More
Translate