Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Prestasi

Prof. Drs. Dwi Siswanta, M.Eng., Ph.D. Dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Rekayasa Biosorben

Prof. Drs. Dwi Siswanta, M.Eng., Ph.D. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Rekayasa Biosorben, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), pada Selasa (5/8) di Gedung Balairung UGM. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Dwi Siswanta menyampaikan orasi ilmiah berjudul Rekayasa Biopolimer untuk Keberlanjutan Inovasi Hijau bagi Lingkungan, Pangan, dan Kesehatan. Pidato tersebut menyoroti tantangan global terkait isu lingkungan, pangan, dan kesehatan, dengan fokus pada permasalahan pencemaran air sebagai salah satu isu krusial.

Dalam paparannya, Prof. Dwi Siswanta mengemukakan pentingnya pengembangan biosorben berbasis biopolimer sebagai solusi inovatif dan ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan di tiga sektor utama tersebut. “Biopolimer telah muncul sebagai material strategis yang tidak hanya bersifat biodegradable dan biokompatibel, tetapi juga dapat dimodifikasi untuk berbagai aplikasi, mulai dari penjernihan air, pengawetan pangan, hingga penghantaran obat dalam sistem kesehatan,” ujarnya.

Rekayasa biopolimer yang ia kembangkan mencakup pendekatan interdisipliner dalam kimia material, rekayasa molekul, dan teknologi lingkungan. Pengembangan teknologi biosorben tersebut, menurut Prof. Dwi Siswanta, sejalan dengan  Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), poin 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), dan poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pemanfaatan sumber daya hayati lokal secara berkelanjutan sekaligus mendukung kebijakan nasional terkait pembangunan hijau.

Acara pengukuhan dihadiri oleh jajaran pimpinan UGM, sivitas akademika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, serta keluarga dan kolega Prof. Dwi Siswanta. Dengan pengukuhan ini, UGM menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Kisah Fikhri, Lulus Doktor UGM di Usia 25 Tahun dan Selesaikan Kuliah 2 Tahun 10 Bulan

Bagi Fikhri Astina Tasmara, melanjutkan studi doktoral bukan hanya untuk gelar, tetapi untuk berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan. Hal inilah yang mendorong semangat wisudawan Program Studi Doktor Fisika FMIPA UGM asal Makassar, Sulawesi Selatan ini untuk melanjutkan studinya dan berhasil lulus di usia 25 tahun 8 bulan.

Fikhri, kerap ia disapa, bercerita bahwa ia dibesarkan dalam keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan. Orang tuanya selalu menanamkan pemahaman bahwa meskipun pendidikan bukanlah segalanya, tapi pendidikan bisa menjadi kunci untuk melanjutkan hidup dan meraih kesempatan. “Ibu dan nenek saya juga mengajarkan bahwa wanita harus memiliki daya dan kemampuan untuk mandiri. Ini selalu menjadi mindset yang terus saya bawa sepanjang hidup saya, sehingga saya selalu terdorong untuk terus belajar dan berkembang,” ujarnya ketika di wawancara, Kamis (31/7).

Sebelum melanjutkan studi doktoralnya di UGM, Fikhri mengambil pendidikan S1 di Universitas Hasanuddin dengan jurusan Fisika karena fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang paling saya minati sejak SMP hingga SMA. Ia juga mengaku alasannya memilih melanjutkan studi ke Program Studi Doktor Fisika di UGM adalah karena UGM menawarkan lingkungan yang ideal untuk riset yang aplikatif dan berdampak bagi masyarakat. “Saya percaya bahwa UGM dapat memberikan lingkungan akademik yang kondusif untuk mengembangkan potensi dan memperdalam ilmu pengetahuan di bidang fisika, yang sudah saya geluti sejak jenjang S1,” katanya.

Menjadi Wisudawan Termuda 

Rasa senang dan haru datang ketika mengetahui bahwa ia merupakan wisudawan termuda dengan IPK 3.80. Fikhri mengaku memiliki prinsip bahwa semakin cepat ia berproses, semakin banyak kesempatan yang bisa diraih. “Meskipun terkadang banyak halangan yang menghadang di jalan kita, namun karena semuanya dimulai lebih cepat, kita jadi memiliki waktu lebih untuk terus memperbaiki diri dan memikirkan solusi atas masalah yang kita hadapi,” ungkap Fikhri.

Menyelesaikan studinya di usia muda ini bukanlah terinspirasi dari tokoh-tokoh dunia, melainkan dari kakak kandungnya sendiri. Fikhri mengaku bahwa ia belajar banyak hal dari sang Kakak dengan mengikuti dan belajar dari setiap langkah yang dia ambil. “Melihat bagaimana kakak saya menjalani pendidikannya dengan penuh dedikasi dan menjadi sukses, saya merasa termotivasi untuk terus melangkah maju dan menyelesaikan studi saya dengan cara yang sama,” ujar Fikhri.

Selain itu, peran keluarga, teman, dan dosen sangat besar dalam mendukung pencapaian saya. Fikhri mengatakan bahwa keluarganya selalu memberikan dukungan penuh terhadap setiap langkah yang ia ambil. Ia selalu teringat pada senyum mendiang ayahnya ketika ia meraih peringkat satu yang terus menjadi motivasinya untuk mengembangkan diri dan mencapai prestasi yang membanggakan ayahnya. “Keberhasilan saya juga tidak lepas dari doa dan dukungan ibu saya, yang selalu memberikan kekuatan, serta dorongan kuat dari saudari saya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengaku sangat berterima kasih kepada tim promotornya yang banyak memberikan ilmu dan arahan yang sangat berarti serta mendampingi Fikhri dalam setiap langkah penyelesaian studinya. Tim promotor tersebut antara lain Prof. Dr. Mitrayana, S.Si., M.Si, Dr. drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech, dan Dr. Andreas Setiawan, M.T.

Salah satu pengalaman menariknya selama di UGM adalah menyadari bahwa ilmu fisika yang ia pelajari telah membawa saya ke banyak tempat. Semasa studinya di UGM, ia berkesempatan untuk bisa menghadiri berbagai konferensi di Indonesia, yang tidak hanya memberinya kesempatan untuk melihat tempat baru, tetapi juga untuk memperluas jaringan dan bertemu dengan rekan-rekan yang memiliki minat serupa.

Salah satu pengalaman yang paling membekas di benak Fikhri adalah ketika ia menjadi visiting researcher di salah satu universitas terkemuka di Jepang yakni Tohoku University, Sendai, Jepang, di Graduate School of Biomedical Engineering. Ia mengatakan bahwa pengalaman risetnya selama di sana sangatlah berharga, dan mendapatkan wawasan baru dalam penelitian dan kolaborasi.

Berhasil menyelesaikan studi di usia yang muda dalam waktu 2 tahun 10 bulan tidaklah mudah bagi Fikhri. Terlebih, ia juga berhasil menjadi wisudawan dengan IPK yang tinggi. Maka dari itu, salah satu cara Fikhri untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan pribadinya adalah dengan memadatkan jadwal dan memastikan bahwa setiap hari memiliki sesuatu yang ditunggu.

Dengan membuat jadwal yang tidak hanya untuk tugas-tugas akademik, tetapi juga untuk kegiatan sosial, ia memiliki cara untuk tidak menunda tugas-tugasnya. “Dengan cara ini, saya bisa tetap fokus pada tugas akademik sambil menikmati momen sosial. Ini juga membantu saya menghindari stres berkepanjangan, karena keseimbangan tersebut membuat saya tetap produktif,” katanya.

Fikhri berpesan untuk mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan studinya untuk selalu menjaga semangat dan fokus pada tujuan. Terkadang, perjalanan akademik bisa terasa berat dan penuh tantangan, namun Fikhri mengingatkan bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil menuju tujuan adalah bagian dari proses yang berharga. “Cobalah untuk tidak terlalu terbebani dengan hasil instan, tetapi nikmati setiap proses belajarnya,” pesannya.

Selain itu, ia berpesan untuk jangan ragu untuk meminta bantuan atau berdiskusi dengan dosen dan teman-teman. Kolaborasi seringkali membuka jalan menuju pemahaman yang lebih dalam. Yang terpenting, jangan sampai pekerjaan akademik membuat kita kehilangan waktu untuk diri sendiri, keluarga, atau teman-teman. “Luangkan waktu untuk istirahat, berinteraksi dengan orang lain, dan rayakan pencapaian-pencapaian meski kecil,” pungkasnya.

Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Fikhri

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-fikhri-lulus-doktor-ugm-di-usia-25-tahun-dan-selesaikan-kuliah-2-tahun-10-bulan/

Read More

Prof. Drs. Pekik Nurwantoro, M.S., Ph.D. Dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Fisika Teori dan Komputasi FMIPA UGM

Universitas Gadjah Mada mengukuhkan Prof. Drs. Pekik Nurwantoro, M.S., Ph.D. sebagai Guru Besar dalam bidang Fisika Teori dan Komputasi pada Selasa, 8 Juli 2025, di Gedung Balai Senat, Balairung UGM. Upacara pengukuhan dihadiri oleh civitas academica, keluarga, serta tamu undangan. Dalam pengukuhannya, Prof. Pekik menyampaikan pidato ilmiahnya yang berjudul “Kajian Komputasi dalam Upaya Menguak Rahasia Dunia Kuantum”.

Prof. Pekik menekankan pentingnya peran teori komputasi dalam menjelaskan berbagai fenomena kuantum yang selama ini masih menjadi misteri besar dalam ilmu pengetahuan. Ia menyebut bahwa pemahaman terhadap dunia kuantum telah membuka peluang besar dalam kemajuan teknologi, mulai dari komputasi kuantum, kriptografi, hingga teknologi sensor mutakhir. “Fisika kuantum bukan lagi sekadar kajian abstrak. Ia telah masuk dalam kehidupan sehari-hari kita melalui berbagai aplikasi teknologi tinggi. Dengan pendekatan komputasi, kita mampu menggali lebih dalam struktur dan hukum yang mengatur dinamika dunia kuantum,” jelasnya.

Prof. Pekik memilih topik kuantum karena meyakini bahwa bidang ini akan terus berkembang dan memberikan dampak luas terhadap berbagai sektor strategis, termasuk industri, energi, kesehatan, dan komunikasi. Ia juga menegaskan pentingnya penguatan riset dasar dalam fisika teoritis sebagai fondasi dari inovasi teknologi masa depan. Hal ini menjadikan kontribusi keilmuan Prof. Pekik sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya poin 4 (Quality Education) dalam mendorong pendidikan sains dan riset berkualitas tinggi, serta poin 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) melalui pengembangan teknologi berbasis ilmu dasar yang memperkuat pondasi industri dan inovasi nasional.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
editor: Meitha Eka Nurhasanah
dokumentasi: Raditya Maulana wicaksana

Read More

Prof. Dr. Fajar Adi Kusomo, S.Si., M.Si. Dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Sistem Dinamik FMIPA UGM

Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengukuhkan satu lagi Guru Besar pada Senin, 1 Juli 2024. Prof. Dr. Fajar Adi Kusomo, S.Si., M.Si., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Sistem Dinamik  Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Upacara pengukuhan dilangsungkan di Gedung Senat, Balairung UGM.

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Sistem Dinamik dan Perannya pada Prognostik Kanker, Prof. Fajar menyoroti pentingnya pendekatan sistem dinamik dalam dunia medis, khususnya dalam memodelkan dan memprediksi perkembangan penyakit kanker. Menurutnya, sistem dinamik sebagai cabang dari matematika terapan memungkinkan para peneliti dan praktisi kesehatan untuk memahami pola, interaksi, dan dampak dari berbagai variabel biologis secara lebih holistik dan terukur.

“Prognostik kanker bukan hanya sekadar memperkirakan hasil dari suatu pengobatan, tetapi juga memahami bagaimana sistem tubuh bereaksi terhadap berbagai intervensi. Di sinilah sistem dinamik memberikan kontribusi strategis,” ujar Prof. Fajar dalam pidatonya.

Pengukuhan ini tidak hanya menjadi tonggak penting bagi karier akademik Prof. Fajar, tetapi juga mempertegas komitmen UGM dalam mendukung pengembangan ilmu interdisipliner yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Rektor UGM beserta jajaran pimpinan universitas turut hadir dalam acara tersebut untuk memberikan ucapan selamat dan apresiasi.

Kontribusi Prof. Fajar juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-3: Good Health and Well-being, dan poin ke-4: Quality Education. Melalui riset dan dedikasi akademiknya, Prof. Fajar diharapkan dapat terus memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berorientasi pada pemecahan masalah nyata di masyarakat.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi : Aprodity Nirmala dan Raditya Maulana Adi Wicaksana
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Prof. Dr. Drs. Gunardi, M.Si. Dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Aktuaria UGM: Membawa Teori Menjadi Realita

Pada 17 Juni 2025, bertempat di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Drs. Gunardi, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Aktuaria pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Dari Teori ke Realita: Kontribusi Matematika, Statistika, dan Stokastika dalam Ilmu Aktuaria, beliau menekankan pentingnya peran teori dalam menjawab tantangan praktis dunia nyata, khususnya dalam bidang asuransi dan dana pensiun.

Mengawali pidatonya, Prof. Gunardi menyoroti sub-topik “Matematika: Fondasi Logika dalam Ilmu Aktuaria”. Dalam penjelasannya, beliau mengungkapkan bahwa matematika bukan hanya sekadar angka dan rumus, melainkan alat berpikir logis yang digunakan untuk memodelkan ketidakpastian. “Dalam praktik asuransi dan dana pensiun, konsep-konsep seperti present value dan anuitas sepenuhnya bertumpu pada prinsip kalkulus dan aljabar,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap variabel matematika, seperti X sebagai variabel bebas dan Y sebagai variabel tak bebas—dimana perubahan nilai X akan menentukan nilai Y secara langsung.

Beranjak ke sub-topik berikutnya, beliau membahas “Statistika: Jembatan antara Data dan Ilmu Aktuaria”. Menurutnya, teori yang kuat saja tidak cukup untuk menjawab dinamika kehidupan nyata yang penuh ketidakteraturan dan fluktuasi. Dalam hal ini, statistika hadir sebagai penghubung antara data empiris dan teori aktuaria. “Dunia nyata tidak ideal. Data yang kita hadapi seringkali tidak sempurna. Maka, statistika adalah alat penting dalam menafsirkan ketidakpastian tersebut,” ujar Prof. Gunardi. Ia juga menjelaskan mengenai variabel random, yang dalam teori probabilitas dan statistika digunakan untuk menggambarkan besaran kuantitatif dengan kemungkinan nilai yang bervariasi.

Menutup orasi ilmiahnya, Prof. Gunardi mengangkat tema Stokastika, cabang ilmu yang mempelajari proses-proses acak yang bersifat dinamis. Stokastika, menurutnya, berperan penting dalam membangun model-model aktuaria yang dapat memprediksi masa depan secara lebih adaptif. “Ketika ketidakpastian menjadi keniscayaan, stokastika membantu kita mengelolanya dengan cara yang rasional dan terukur,” paparnya.

Lebih lanjut, ia memperkenalkan konsep X(t) sebagai notasi umum dalam proses stokastik dan sistem dinamis. Dalam konteks ini, X(t) menggambarkan variabel acak yang berubah terhadap waktu. Dengan pendekatan ini, berbagai fenomena dunia nyata yang bersifat tidak pasti, seperti fluktuasi pasar keuangan, klaim asuransi, atau tingkat mortalitas, dapat dimodelkan secara matematis dengan struktur statistik tertentu. “Dengan menggunakan notasi X(t), kita tidak hanya memahami perubahan nilai dari waktu ke waktu, tetapi juga memprediksi pola dan kecenderungan berdasarkan data historis,” jelasnya.

Pengukuhan ini bukan hanya menjadi tonggak penting dalam perjalanan akademik Prof. Gunardi, tetapi juga menjadi momentum untuk menegaskan kontribusi nyata ilmu dasar seperti matematika, statistika, dan stokastika dalam pengembangan ilmu aktuaria di Indonesia. Selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4, yaitu Quality Education, Prof. Gunardi melalui kiprah akademiknya berupaya memberikan pendidikan bermutu dengan pendekatan yang integratif dan aplikatif. Dengan menyatukan teori dan realita, ia berharap lulusan aktuaria di masa depan tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga mampu menjawab tantangan yang nyata  di masyarakat.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Aprodity Nirmala dan  Raditya Maulana Adiwicaksana

Read More

Prof. Gunardi Dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Aktuaria FMIPA UGM

Yogyakarta, 17 Juni 2025  Prof. Dr. Drs. Gunardi, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Aktuaria di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada, Selasa (17/6) di Balai Senat Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Dari Teori ke Realita: Kontribusi Matematika, Statistika, dan Stokastika dalam Ilmu Aktuaria, Prof. Gunardi menyoroti pentingnya peran ketiga cabang ilmu tersebut dalam menjawab tantangan kompleks di bidang keuangan dan asuransi.

“Matematika merupakan fondasi logika yang menopang model-model aktuaria, statistika menjadi jembatan antara data dan praktik aktuaria, sedangkan stokastika digunakan untuk memodelkan serta mengelola ketidakpastian dinamis,” jelasnya.

Pengukuhan ini menjadi bagian dari komitmen UGM untuk terus memperkuat peran akademisi dalam menjawab tantangan global melalui pendidikan, penelitian, dan inovasi lintas disiplin. Lebih dari sekadar kontribusi akademik, pengembangan ilmu aktuaria seperti yang disampaikan Prof. Gunardi juga memiliki implikasi langsung terhadap upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya pada SDG 4 terkait peningkatan mutu pendidikan tinggi, serta SDG 8 yang menekankan pentingnya keahlian profesional dalam mendukung sistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan pendekatan ilmiah berbasis data dan ketidakpastian, ilmu aktuaria diharapkan mampu memperkuat kapasitas pengambilan keputusan di sektor keuangan, asuransi, dan jaminan sosial.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Prof. Wega Trisunaryanti Dosen Departemen Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada Dianugerahi “Global Alumni Fellow” oleh University of Osaka

Dunia peneliti Indonesia, tak terkecuali keluarga Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat internasional. Prof. Dra. Wega Trisunaryanti, M.S., Ph.D.Eng., yang menjabat sebagai Penasihat Indonesia Japan Business Network (IJBNET), menerima penghargaan bergengsi “The University of Osaka Global Alumni Fellow”. Penghargaan tersebut merupakan kehormatan yang dianugerahkan kepada alumni internasional yang dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa dalam riset, kolaborasi lintas negara, serta pengembangan ilmu pengetahuan.

University of Osaka, salah satu institusi pendidikan terkemuka di Jepang, menganugerahkan penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi Prof. Wega dalam membangun kerja sama akademik strategis antara Indonesia dan Jepang, khususnya di bidang kimia fisika, energi terbarukan, dan teknologi lingkungan. Dedikasinya menjadi cerminan peran penting akademisi dalam membangun diplomasi, menjadi jembatan antara Indonesia dan Jepang dalam mendorong inovasi dan transfer pengetahuan. Selama ini, ia dikenal aktif dalam dunia riset dan pendidikan tinggi, khususnya dalam pengembangan material katalis dan energi bersih di laboratorium Kimia Fisik Departemen  FMIPA Universitas Gadjah Mada. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang berkomitmen mendorong keterlibatan perempuan dalam dunia sains dan teknologi.

Penghargaan ini menegaskan kembali peran penting ilmuwan dan akademisi dalam mendukung tujuan global. Dedikasi Prof. Wega secara nyata berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui penguatan pendidikan tinggi dan riset, SDG 5 (Kesetaraan Gender) lewat kiprahnya sebagai ilmuwan perempuan inspiratif, SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) melalui inovasi di bidang energi terbarukan, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi internasional Indonesia dan Jepang. Capaian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkarya demi dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Pengukuhan Profesor Farchani Rosyid, Padukan Fisika Teoretik dan Seni Lukis sebagai Cerminan Realisme Ilmiah

Yogyakarta, 27 Mei 2025 – Suasana Auditorium Lantai 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) terasa istimewa pada Selasa siang. Salah satu putra terbaik Departemen Fisika UGM, Dr. rer. nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Si., resmi dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Fisika Teoretik. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Efektivitas Matematika yang Tak Masuk Akal dalam Menangkap dan Memahami Realitas Fisis”, Prof. Farchani mengajak audiens untuk merenungkan kembali esensi dari matematika dan sains dalam menggambarkan alam semesta.

“Apakah teori-teori ilmiah yang paling sukses yang kita punya telah memadai untuk menjelaskan atau menggambarkan hakikat semesta ini?” tanyanya dalam pidato yang bernuansa reflektif. Ia menekankan bahwa sains bukanlah sekadar kumpulan rumus atau hukum-hukum eksak, namun juga alat untuk memahami realitas, yang terkadang jauh lebih kompleks dari sekadar apa yang tampak di permukaan.

Dalam penjelasannya, Prof. Farchani mengangkat konsep realisme ilmiah, sebuah pandangan bahwa alam semesta yang digambarkan oleh ilmu pengetahuan benar-benar nyata, terlepas dari bagaimana manusia menafsirkannya. Pandangan ini ia sejajarkan dengan salah satu hobi uniknya: seni lukis realis. Baginya, seni adalah bentuk lain dari pencarian kebenaran, sama halnya dengan sains.

“Melukis  membutuhkan membutuhkan ilmu fisika pada setiap goresannya” ucapnya sambil menunjuk beberapa lukisan karyanya yang dipamerkan di sudut auditorium. Beberapa di antaranya berjudul “Trapped in Hydrodynamics”, “Jalur Trekking Kalitalang”, dan “Un poisson passe devant le phares de la Jument”. Karya-karya tersebut tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menunjukkan penerapan prinsip fisika optik dalam penggambaran tekstur, gelap terang, serta dinamika cahaya.

Melalui pameran lukisan ini, Prof. Farchani ingin menginspirasi para mahasiswa bahwa ilmu dan seni bukanlah dua dunia yang terpisah, tetapi dapat saling menguatkan. Ia juga mengaitkan gagasannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur), dengan mendorong pendekatan multidisiplin dalam pendidikan tinggi yang menciptakan lulusan berpikir kritis dan kreatif.

Pengukuhan ini menjadi momentum penting tidak hanya bagi Prof. Farchani secara pribadi, tetapi juga bagi komunitas akademik UGM dan dunia sains Indonesia, untuk terus mendorong batas-batas pemahaman kita terhadap alam semesta – dengan logika, rasa, dan kreativitas.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Raditya Maulana Adiwicaksana

Read More

Prof. Drs. Dwi Siswanta, M.Eng., Ph.D. Dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Rekayasa Biosorben

Prof. Drs. Dwi Siswanta, M.Eng., Ph.D. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Rekayasa Biosorben, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), pada Selasa (5/8) di Gedung Balairung UGM. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Dwi Siswanta menyampaikan orasi ilmiah berjudul Rekayasa Biopolimer untuk Keberlanjutan Inovasi Hijau bagi Lingkungan, Pangan, dan Kesehatan. Pidato tersebut menyoroti tantangan global terkait isu lingkungan, pangan, dan kesehatan, dengan fokus pada permasalahan pencemaran air sebagai salah satu isu krusial.

Dalam paparannya, Prof. Dwi Siswanta mengemukakan pentingnya pengembangan biosorben berbasis biopolimer sebagai solusi inovatif dan ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan di tiga sektor utama tersebut. “Biopolimer telah muncul sebagai material strategis yang tidak hanya bersifat biodegradable dan biokompatibel, tetapi juga dapat dimodifikasi untuk berbagai aplikasi, mulai dari penjernihan air, pengawetan pangan, hingga penghantaran obat dalam sistem kesehatan,” ujarnya.

Rekayasa biopolimer yang ia kembangkan mencakup pendekatan interdisipliner dalam kimia material, rekayasa molekul, dan teknologi lingkungan. Pengembangan teknologi biosorben tersebut, menurut Prof. Dwi Siswanta, sejalan dengan  Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), poin 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), dan poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pemanfaatan sumber daya hayati lokal secara berkelanjutan sekaligus mendukung kebijakan nasional terkait pembangunan hijau.

Acara pengukuhan dihadiri oleh jajaran pimpinan UGM, sivitas akademika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, serta keluarga dan kolega Prof. Dwi Siswanta. Dengan pengukuhan ini, UGM menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Kisah Fikhri, Lulus Doktor UGM di Usia 25 Tahun dan Selesaikan Kuliah 2 Tahun 10 Bulan

Bagi Fikhri Astina Tasmara, melanjutkan studi doktoral bukan hanya untuk gelar, tetapi untuk berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan. Hal inilah yang mendorong semangat wisudawan Program Studi Doktor Fisika FMIPA UGM asal Makassar, Sulawesi Selatan ini untuk melanjutkan studinya dan berhasil lulus di usia 25 tahun 8 bulan.

Fikhri, kerap ia disapa, bercerita bahwa ia dibesarkan dalam keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan. Orang tuanya selalu menanamkan pemahaman bahwa meskipun pendidikan bukanlah segalanya, tapi pendidikan bisa menjadi kunci untuk melanjutkan hidup dan meraih kesempatan. “Ibu dan nenek saya juga mengajarkan bahwa wanita harus memiliki daya dan kemampuan untuk mandiri. Ini selalu menjadi mindset yang terus saya bawa sepanjang hidup saya, sehingga saya selalu terdorong untuk terus belajar dan berkembang,” ujarnya ketika di wawancara, Kamis (31/7).

Sebelum melanjutkan studi doktoralnya di UGM, Fikhri mengambil pendidikan S1 di Universitas Hasanuddin dengan jurusan Fisika karena fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang paling saya minati sejak SMP hingga SMA. Ia juga mengaku alasannya memilih melanjutkan studi ke Program Studi Doktor Fisika di UGM adalah karena UGM menawarkan lingkungan yang ideal untuk riset yang aplikatif dan berdampak bagi masyarakat. “Saya percaya bahwa UGM dapat memberikan lingkungan akademik yang kondusif untuk mengembangkan potensi dan memperdalam ilmu pengetahuan di bidang fisika, yang sudah saya geluti sejak jenjang S1,” katanya.

Menjadi Wisudawan Termuda 

Rasa senang dan haru datang ketika mengetahui bahwa ia merupakan wisudawan termuda dengan IPK 3.80. Fikhri mengaku memiliki prinsip bahwa semakin cepat ia berproses, semakin banyak kesempatan yang bisa diraih. “Meskipun terkadang banyak halangan yang menghadang di jalan kita, namun karena semuanya dimulai lebih cepat, kita jadi memiliki waktu lebih untuk terus memperbaiki diri dan memikirkan solusi atas masalah yang kita hadapi,” ungkap Fikhri.

Menyelesaikan studinya di usia muda ini bukanlah terinspirasi dari tokoh-tokoh dunia, melainkan dari kakak kandungnya sendiri. Fikhri mengaku bahwa ia belajar banyak hal dari sang Kakak dengan mengikuti dan belajar dari setiap langkah yang dia ambil. “Melihat bagaimana kakak saya menjalani pendidikannya dengan penuh dedikasi dan menjadi sukses, saya merasa termotivasi untuk terus melangkah maju dan menyelesaikan studi saya dengan cara yang sama,” ujar Fikhri.

Selain itu, peran keluarga, teman, dan dosen sangat besar dalam mendukung pencapaian saya. Fikhri mengatakan bahwa keluarganya selalu memberikan dukungan penuh terhadap setiap langkah yang ia ambil. Ia selalu teringat pada senyum mendiang ayahnya ketika ia meraih peringkat satu yang terus menjadi motivasinya untuk mengembangkan diri dan mencapai prestasi yang membanggakan ayahnya. “Keberhasilan saya juga tidak lepas dari doa dan dukungan ibu saya, yang selalu memberikan kekuatan, serta dorongan kuat dari saudari saya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengaku sangat berterima kasih kepada tim promotornya yang banyak memberikan ilmu dan arahan yang sangat berarti serta mendampingi Fikhri dalam setiap langkah penyelesaian studinya. Tim promotor tersebut antara lain Prof. Dr. Mitrayana, S.Si., M.Si, Dr. drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech, dan Dr. Andreas Setiawan, M.T.

Salah satu pengalaman menariknya selama di UGM adalah menyadari bahwa ilmu fisika yang ia pelajari telah membawa saya ke banyak tempat. Semasa studinya di UGM, ia berkesempatan untuk bisa menghadiri berbagai konferensi di Indonesia, yang tidak hanya memberinya kesempatan untuk melihat tempat baru, tetapi juga untuk memperluas jaringan dan bertemu dengan rekan-rekan yang memiliki minat serupa.

Salah satu pengalaman yang paling membekas di benak Fikhri adalah ketika ia menjadi visiting researcher di salah satu universitas terkemuka di Jepang yakni Tohoku University, Sendai, Jepang, di Graduate School of Biomedical Engineering. Ia mengatakan bahwa pengalaman risetnya selama di sana sangatlah berharga, dan mendapatkan wawasan baru dalam penelitian dan kolaborasi.

Berhasil menyelesaikan studi di usia yang muda dalam waktu 2 tahun 10 bulan tidaklah mudah bagi Fikhri. Terlebih, ia juga berhasil menjadi wisudawan dengan IPK yang tinggi. Maka dari itu, salah satu cara Fikhri untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan pribadinya adalah dengan memadatkan jadwal dan memastikan bahwa setiap hari memiliki sesuatu yang ditunggu.

Dengan membuat jadwal yang tidak hanya untuk tugas-tugas akademik, tetapi juga untuk kegiatan sosial, ia memiliki cara untuk tidak menunda tugas-tugasnya. “Dengan cara ini, saya bisa tetap fokus pada tugas akademik sambil menikmati momen sosial. Ini juga membantu saya menghindari stres berkepanjangan, karena keseimbangan tersebut membuat saya tetap produktif,” katanya.

Fikhri berpesan untuk mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan studinya untuk selalu menjaga semangat dan fokus pada tujuan. Terkadang, perjalanan akademik bisa terasa berat dan penuh tantangan, namun Fikhri mengingatkan bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil menuju tujuan adalah bagian dari proses yang berharga. “Cobalah untuk tidak terlalu terbebani dengan hasil instan, tetapi nikmati setiap proses belajarnya,” pesannya.

Selain itu, ia berpesan untuk jangan ragu untuk meminta bantuan atau berdiskusi dengan dosen dan teman-teman. Kolaborasi seringkali membuka jalan menuju pemahaman yang lebih dalam. Yang terpenting, jangan sampai pekerjaan akademik membuat kita kehilangan waktu untuk diri sendiri, keluarga, atau teman-teman. “Luangkan waktu untuk istirahat, berinteraksi dengan orang lain, dan rayakan pencapaian-pencapaian meski kecil,” pungkasnya.

Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Fikhri

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-fikhri-lulus-doktor-ugm-di-usia-25-tahun-dan-selesaikan-kuliah-2-tahun-10-bulan/

Read More

Prof. Drs. Pekik Nurwantoro, M.S., Ph.D. Dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Fisika Teori dan Komputasi FMIPA UGM

Universitas Gadjah Mada mengukuhkan Prof. Drs. Pekik Nurwantoro, M.S., Ph.D. sebagai Guru Besar dalam bidang Fisika Teori dan Komputasi pada Selasa, 8 Juli 2025, di Gedung Balai Senat, Balairung UGM. Upacara pengukuhan dihadiri oleh civitas academica, keluarga, serta tamu undangan. Dalam pengukuhannya, Prof. Pekik menyampaikan pidato ilmiahnya yang berjudul “Kajian Komputasi dalam Upaya Menguak Rahasia Dunia Kuantum”.

Prof. Pekik menekankan pentingnya peran teori komputasi dalam menjelaskan berbagai fenomena kuantum yang selama ini masih menjadi misteri besar dalam ilmu pengetahuan. Ia menyebut bahwa pemahaman terhadap dunia kuantum telah membuka peluang besar dalam kemajuan teknologi, mulai dari komputasi kuantum, kriptografi, hingga teknologi sensor mutakhir. “Fisika kuantum bukan lagi sekadar kajian abstrak. Ia telah masuk dalam kehidupan sehari-hari kita melalui berbagai aplikasi teknologi tinggi. Dengan pendekatan komputasi, kita mampu menggali lebih dalam struktur dan hukum yang mengatur dinamika dunia kuantum,” jelasnya.

Prof. Pekik memilih topik kuantum karena meyakini bahwa bidang ini akan terus berkembang dan memberikan dampak luas terhadap berbagai sektor strategis, termasuk industri, energi, kesehatan, dan komunikasi. Ia juga menegaskan pentingnya penguatan riset dasar dalam fisika teoritis sebagai fondasi dari inovasi teknologi masa depan. Hal ini menjadikan kontribusi keilmuan Prof. Pekik sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya poin 4 (Quality Education) dalam mendorong pendidikan sains dan riset berkualitas tinggi, serta poin 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) melalui pengembangan teknologi berbasis ilmu dasar yang memperkuat pondasi industri dan inovasi nasional.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
editor: Meitha Eka Nurhasanah
dokumentasi: Raditya Maulana wicaksana

Read More

Prof. Dr. Fajar Adi Kusomo, S.Si., M.Si. Dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Sistem Dinamik FMIPA UGM

Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengukuhkan satu lagi Guru Besar pada Senin, 1 Juli 2024. Prof. Dr. Fajar Adi Kusomo, S.Si., M.Si., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Sistem Dinamik  Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Upacara pengukuhan dilangsungkan di Gedung Senat, Balairung UGM.

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Sistem Dinamik dan Perannya pada Prognostik Kanker, Prof. Fajar menyoroti pentingnya pendekatan sistem dinamik dalam dunia medis, khususnya dalam memodelkan dan memprediksi perkembangan penyakit kanker. Menurutnya, sistem dinamik sebagai cabang dari matematika terapan memungkinkan para peneliti dan praktisi kesehatan untuk memahami pola, interaksi, dan dampak dari berbagai variabel biologis secara lebih holistik dan terukur.

“Prognostik kanker bukan hanya sekadar memperkirakan hasil dari suatu pengobatan, tetapi juga memahami bagaimana sistem tubuh bereaksi terhadap berbagai intervensi. Di sinilah sistem dinamik memberikan kontribusi strategis,” ujar Prof. Fajar dalam pidatonya.

Pengukuhan ini tidak hanya menjadi tonggak penting bagi karier akademik Prof. Fajar, tetapi juga mempertegas komitmen UGM dalam mendukung pengembangan ilmu interdisipliner yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Rektor UGM beserta jajaran pimpinan universitas turut hadir dalam acara tersebut untuk memberikan ucapan selamat dan apresiasi.

Kontribusi Prof. Fajar juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-3: Good Health and Well-being, dan poin ke-4: Quality Education. Melalui riset dan dedikasi akademiknya, Prof. Fajar diharapkan dapat terus memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berorientasi pada pemecahan masalah nyata di masyarakat.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi : Aprodity Nirmala dan Raditya Maulana Adi Wicaksana
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Prof. Dr. Drs. Gunardi, M.Si. Dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Aktuaria UGM: Membawa Teori Menjadi Realita

Pada 17 Juni 2025, bertempat di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Drs. Gunardi, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Aktuaria pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Dari Teori ke Realita: Kontribusi Matematika, Statistika, dan Stokastika dalam Ilmu Aktuaria, beliau menekankan pentingnya peran teori dalam menjawab tantangan praktis dunia nyata, khususnya dalam bidang asuransi dan dana pensiun.

Mengawali pidatonya, Prof. Gunardi menyoroti sub-topik “Matematika: Fondasi Logika dalam Ilmu Aktuaria”. Dalam penjelasannya, beliau mengungkapkan bahwa matematika bukan hanya sekadar angka dan rumus, melainkan alat berpikir logis yang digunakan untuk memodelkan ketidakpastian. “Dalam praktik asuransi dan dana pensiun, konsep-konsep seperti present value dan anuitas sepenuhnya bertumpu pada prinsip kalkulus dan aljabar,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap variabel matematika, seperti X sebagai variabel bebas dan Y sebagai variabel tak bebas—dimana perubahan nilai X akan menentukan nilai Y secara langsung.

Beranjak ke sub-topik berikutnya, beliau membahas “Statistika: Jembatan antara Data dan Ilmu Aktuaria”. Menurutnya, teori yang kuat saja tidak cukup untuk menjawab dinamika kehidupan nyata yang penuh ketidakteraturan dan fluktuasi. Dalam hal ini, statistika hadir sebagai penghubung antara data empiris dan teori aktuaria. “Dunia nyata tidak ideal. Data yang kita hadapi seringkali tidak sempurna. Maka, statistika adalah alat penting dalam menafsirkan ketidakpastian tersebut,” ujar Prof. Gunardi. Ia juga menjelaskan mengenai variabel random, yang dalam teori probabilitas dan statistika digunakan untuk menggambarkan besaran kuantitatif dengan kemungkinan nilai yang bervariasi.

Menutup orasi ilmiahnya, Prof. Gunardi mengangkat tema Stokastika, cabang ilmu yang mempelajari proses-proses acak yang bersifat dinamis. Stokastika, menurutnya, berperan penting dalam membangun model-model aktuaria yang dapat memprediksi masa depan secara lebih adaptif. “Ketika ketidakpastian menjadi keniscayaan, stokastika membantu kita mengelolanya dengan cara yang rasional dan terukur,” paparnya.

Lebih lanjut, ia memperkenalkan konsep X(t) sebagai notasi umum dalam proses stokastik dan sistem dinamis. Dalam konteks ini, X(t) menggambarkan variabel acak yang berubah terhadap waktu. Dengan pendekatan ini, berbagai fenomena dunia nyata yang bersifat tidak pasti, seperti fluktuasi pasar keuangan, klaim asuransi, atau tingkat mortalitas, dapat dimodelkan secara matematis dengan struktur statistik tertentu. “Dengan menggunakan notasi X(t), kita tidak hanya memahami perubahan nilai dari waktu ke waktu, tetapi juga memprediksi pola dan kecenderungan berdasarkan data historis,” jelasnya.

Pengukuhan ini bukan hanya menjadi tonggak penting dalam perjalanan akademik Prof. Gunardi, tetapi juga menjadi momentum untuk menegaskan kontribusi nyata ilmu dasar seperti matematika, statistika, dan stokastika dalam pengembangan ilmu aktuaria di Indonesia. Selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4, yaitu Quality Education, Prof. Gunardi melalui kiprah akademiknya berupaya memberikan pendidikan bermutu dengan pendekatan yang integratif dan aplikatif. Dengan menyatukan teori dan realita, ia berharap lulusan aktuaria di masa depan tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga mampu menjawab tantangan yang nyata  di masyarakat.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Aprodity Nirmala dan  Raditya Maulana Adiwicaksana

Read More

Prof. Gunardi Dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Aktuaria FMIPA UGM

Yogyakarta, 17 Juni 2025  Prof. Dr. Drs. Gunardi, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Aktuaria di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada, Selasa (17/6) di Balai Senat Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Dari Teori ke Realita: Kontribusi Matematika, Statistika, dan Stokastika dalam Ilmu Aktuaria, Prof. Gunardi menyoroti pentingnya peran ketiga cabang ilmu tersebut dalam menjawab tantangan kompleks di bidang keuangan dan asuransi.

“Matematika merupakan fondasi logika yang menopang model-model aktuaria, statistika menjadi jembatan antara data dan praktik aktuaria, sedangkan stokastika digunakan untuk memodelkan serta mengelola ketidakpastian dinamis,” jelasnya.

Pengukuhan ini menjadi bagian dari komitmen UGM untuk terus memperkuat peran akademisi dalam menjawab tantangan global melalui pendidikan, penelitian, dan inovasi lintas disiplin. Lebih dari sekadar kontribusi akademik, pengembangan ilmu aktuaria seperti yang disampaikan Prof. Gunardi juga memiliki implikasi langsung terhadap upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya pada SDG 4 terkait peningkatan mutu pendidikan tinggi, serta SDG 8 yang menekankan pentingnya keahlian profesional dalam mendukung sistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan pendekatan ilmiah berbasis data dan ketidakpastian, ilmu aktuaria diharapkan mampu memperkuat kapasitas pengambilan keputusan di sektor keuangan, asuransi, dan jaminan sosial.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Prof. Wega Trisunaryanti Dosen Departemen Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada Dianugerahi “Global Alumni Fellow” oleh University of Osaka

Dunia peneliti Indonesia, tak terkecuali keluarga Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat internasional. Prof. Dra. Wega Trisunaryanti, M.S., Ph.D.Eng., yang menjabat sebagai Penasihat Indonesia Japan Business Network (IJBNET), menerima penghargaan bergengsi “The University of Osaka Global Alumni Fellow”. Penghargaan tersebut merupakan kehormatan yang dianugerahkan kepada alumni internasional yang dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa dalam riset, kolaborasi lintas negara, serta pengembangan ilmu pengetahuan.

University of Osaka, salah satu institusi pendidikan terkemuka di Jepang, menganugerahkan penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi Prof. Wega dalam membangun kerja sama akademik strategis antara Indonesia dan Jepang, khususnya di bidang kimia fisika, energi terbarukan, dan teknologi lingkungan. Dedikasinya menjadi cerminan peran penting akademisi dalam membangun diplomasi, menjadi jembatan antara Indonesia dan Jepang dalam mendorong inovasi dan transfer pengetahuan. Selama ini, ia dikenal aktif dalam dunia riset dan pendidikan tinggi, khususnya dalam pengembangan material katalis dan energi bersih di laboratorium Kimia Fisik Departemen  FMIPA Universitas Gadjah Mada. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang berkomitmen mendorong keterlibatan perempuan dalam dunia sains dan teknologi.

Penghargaan ini menegaskan kembali peran penting ilmuwan dan akademisi dalam mendukung tujuan global. Dedikasi Prof. Wega secara nyata berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui penguatan pendidikan tinggi dan riset, SDG 5 (Kesetaraan Gender) lewat kiprahnya sebagai ilmuwan perempuan inspiratif, SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) melalui inovasi di bidang energi terbarukan, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi internasional Indonesia dan Jepang. Capaian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkarya demi dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Pengukuhan Profesor Farchani Rosyid, Padukan Fisika Teoretik dan Seni Lukis sebagai Cerminan Realisme Ilmiah

Yogyakarta, 27 Mei 2025 – Suasana Auditorium Lantai 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) terasa istimewa pada Selasa siang. Salah satu putra terbaik Departemen Fisika UGM, Dr. rer. nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Si., resmi dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Fisika Teoretik. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Efektivitas Matematika yang Tak Masuk Akal dalam Menangkap dan Memahami Realitas Fisis”, Prof. Farchani mengajak audiens untuk merenungkan kembali esensi dari matematika dan sains dalam menggambarkan alam semesta.

“Apakah teori-teori ilmiah yang paling sukses yang kita punya telah memadai untuk menjelaskan atau menggambarkan hakikat semesta ini?” tanyanya dalam pidato yang bernuansa reflektif. Ia menekankan bahwa sains bukanlah sekadar kumpulan rumus atau hukum-hukum eksak, namun juga alat untuk memahami realitas, yang terkadang jauh lebih kompleks dari sekadar apa yang tampak di permukaan.

Dalam penjelasannya, Prof. Farchani mengangkat konsep realisme ilmiah, sebuah pandangan bahwa alam semesta yang digambarkan oleh ilmu pengetahuan benar-benar nyata, terlepas dari bagaimana manusia menafsirkannya. Pandangan ini ia sejajarkan dengan salah satu hobi uniknya: seni lukis realis. Baginya, seni adalah bentuk lain dari pencarian kebenaran, sama halnya dengan sains.

“Melukis  membutuhkan membutuhkan ilmu fisika pada setiap goresannya” ucapnya sambil menunjuk beberapa lukisan karyanya yang dipamerkan di sudut auditorium. Beberapa di antaranya berjudul “Trapped in Hydrodynamics”, “Jalur Trekking Kalitalang”, dan “Un poisson passe devant le phares de la Jument”. Karya-karya tersebut tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menunjukkan penerapan prinsip fisika optik dalam penggambaran tekstur, gelap terang, serta dinamika cahaya.

Melalui pameran lukisan ini, Prof. Farchani ingin menginspirasi para mahasiswa bahwa ilmu dan seni bukanlah dua dunia yang terpisah, tetapi dapat saling menguatkan. Ia juga mengaitkan gagasannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur), dengan mendorong pendekatan multidisiplin dalam pendidikan tinggi yang menciptakan lulusan berpikir kritis dan kreatif.

Pengukuhan ini menjadi momentum penting tidak hanya bagi Prof. Farchani secara pribadi, tetapi juga bagi komunitas akademik UGM dan dunia sains Indonesia, untuk terus mendorong batas-batas pemahaman kita terhadap alam semesta – dengan logika, rasa, dan kreativitas.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Raditya Maulana Adiwicaksana

Read More
Translate