Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Inovasi

Andi Boediman Ajak Sivitas FMIPA UGM Ciptakan Inovasi yang Berkelanjutan pada Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-69

Pada acara Rapat Senat Terbuka yang diadakan dalam rangka Dies Natalis ke-69 FMIPA UGM, Andi Boediman menyampaikan orasi ilmiah dengan topik yang sangat relevan di era perkembangan teknologi saat ini yaitu “Siapkah Membuat Inovasi?”. Dalam orasinya, dirinya menekankan bahwa inovasi bukan semata-mata tentang teknologi, tetapi lebih kepada kesiapan diri kita sendiri.

“Jatuh cintalah pada masalahnya, bukan solusinya, dan bukan pula teknologinya. Inovasi bukan hanya soal teknologi saja,” jelasnya.

Andi juga menekankan pentingnya posisi strategis dalam menghadapi peluang yang ada. Menurutnya, waktu adalah faktor krusial dalam inovasi, di mana kesempatan tidak boleh dilewatkan begitu saja. Ia mendorong setiap individu untuk percaya bahwa peran mereka sangat penting dalam menghadirkan inovasi.

“Kita menjadi inovatif ketika dalam tekanan besar yang mendorong kita mencari solusi kreatif dan menemukan cara baru untuk mengatasi hambatan,” pungkasnya.

Orasi ilmiah Andi Boediman yang menekankan pentingnya inovasi sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan ke-9 yakni Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dalam orasinya, Andi menekankan bahwa inovasi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kesiapan individu untuk beradaptasi dan mencari solusi kreatif dalam menghadapi tantangan industri yang terus berkembang. Hal ini mendukung upaya pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan melalui inovasi.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Tim Media FMIPA UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM Harumkan Nama Bangsa di Ajang Dunia dengan Prototipe Mobil Bertenaga Reaksi Kimia Tim Reactics UGM

Tim Reactics kembali mencuri perhatian di dunia inovasi teknologi setelah meraih pencapaian gemilang dalam kompetisi prototipe mobil bertenaga reaksi kimia. Tim Reactics memilih gas bertekanan sebagai sumber energinya yang dihasilkan melalui reaksi dekomposisi hidrogen peroksida (H₂O₂) menggunakan besi klorida (FeCl₃) sebagai katalis. Pemilihan sumber energi ini dianggap tepat karena mampu menghasilkan tenaga yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan lomba.

“Salah satu kriteria utama dalam perlombaan ini adalah ketepatan jarak tempuh. Tim diharuskan untuk mencapai jarak yang sudah ditentukan oleh panitia dengan tingkat kesalahan (error) seminimal mungkin. Tim kami berhasil membuat mobil prototipe melaju sejauh 21,02 meter,” papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim Reactics akan berlomba kembali di tingkat dunia pada 26 Oktober 2024 di San Diego, California. Kompetisi ini menjadi tantangan yang lebih besar, persiapan panjang telah dilakukan oleh tim, dimulai dari Maret hingga Agustus 2024. Tim mulai menyusun konsep mobil, menentukan mekanisme start dan stop, memilih jenis sensor yang sesuai, serta melakukan pengambilan data untuk optimasi performa.

“Sebagai perwakilan dari FMIPA, hal yang sulit selama persiapan bagiku saat persiapan lomba ini bersamaan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun, dengan menerapkan metode skala prioritas, mulai dari tugas yang urgent dan penting hingga yang tidak penting,” papar papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim kini bersiap untuk langkah berikutnya, membawa semangat kompetisi dan dedikasi tinggi ke panggung dunia. Tim Reactics turut mengimplementasikan SDGs poin 7 yaitu energi terjangkau dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen dan SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen menjadi sumber energi mobil.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Tim Reactics UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa Elins Pamerkan Berbagai Inovasi Kepada Guru SMA/SMK Mitra Taiwan Center FMIPA UGM

Dalam rangkaian workshop guru SMA/SMK mitra Taiwan Center FMIPA UGM  Implementasi Merdeka Belajar Melalui Problem Base Learning/Project Based Learning” mahasiswa program studi Elektronika dan Instrumentasi (Elins) FMIPA UGM turut berpartisipasi dengan memperkenalkan beragam inovasi canggih kepada para guru SMA/SMK yang hadir.

Berbagai inovasi yang dipamerkan merupakan hasil dari kreativitas Tim Energy Research Center (ERC) Elins.  Kepada para peserta worskhop, mereka memperkenalkan prototype salah satunya adalah wearable device sarung tangan yang dapat menyimulasikan penerbangan drone, sekaligus memungkinkan pengguna untuk menerbangkan drone secara langsung.

“Inovasi ini telah diuji coba dan dilombakan dalam Singapore Air Force Military Competition (SAFMC) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Singapura pada awal tahun 2024 dan berhasil meraih juara ketiga di divisi wearable device,” ungkap Virshan Akbar, mahasiswa program studi Elektronika dan Instrumentasi angkatan 2022 sekaligus anggota Tim ERC.

Selain itu, terdapat 2 inovasi lain yang menonjol dalam pameran yang berlangsung yakni robot selam dan kursi roda otomatis. Robot selam dirancang untuk eksplorasi bawah air hingga kedalaman 100 meter yang dilengkapi dengan kamera untuk navigasi dan menghindari rintangan. Sementara itu, robot kursi roda bertujuan untuk memudahkan pengendalian kursi roda dengan joystick yang memungkinkan pengguna awam untuk mengoperasikannya dengan lebih mudah.

Keaktifan mahasiswa Elins dalam menciptakan inovasi teknologi sekaligus memamerkannya kepada khalayak turut mengimplementasikan SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dengan mendorong semangat publik maupun civitas akademika dalam berinovasi. Hal tersebut juga sejalan dengan SDGs poin 9 yaitu Inovasi, serta tercapainya SDGs poin 17 dengan adanya kolaborasi yang terjalin antara FMIPA UGM dan peserta workshop.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Gamami Muda Perkenalkan Gagasan Gama Gas, Ubah Limbah Jadi Bahan Bakar

Pionir Pascal merupakan program orientasi lingkungan kampus di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang bertujuan untuk memberikan pembakalan softskill maupun hardskill kepada mahasiswa baru dalam menjalani perkuliahan. Agenda ini berlangsung selama 2 hari dengan berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya science project. Kegiatan ini memberikan ruang kepada Gadjah Mada MIPA (Gamami) baru untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam menjawab berbagai tantangan dan permasalahan melalui pengimpementasian keilmuan sains yang selaras dengan Tujuan Berkelanjutan (SDGs).

Di antara berbagai ide dan gagasan dalam bentuk poster yang berhasil diusulkan dari puluhan kelompok, 3 kelompok terbaik dipilih untuk mempresentasikan gagasannya. Tim yang diberi nama Quantum dengan gagasan berupa Gama Gas berhasil memukau para juri dan peserta hingga mengantarkannya menjadi tim terbaik.

“Gagasan ini merupakan sebuah inovasi yang memanfaatkan limbah domestik untuk diubah menjadi gas metana yang dapat disalurkan dan dimanfaatkan warga,” ujar Halim Rasyid selaku ketua tim.

Ia bercerita bahwa gagasan tersebut terinspirasi dari inovasi yang diciptakan di daerah asalnya yakni Balikpapan yang mempunyai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) khusus untuk mengubah limbah domestik menjadi bahan bakar. Sebagaimana diketahui, daerah tersebut menghasilkan banyak sampah organik dari peternakan dan Perkebunan sehingga perlu diolah untuk bisa memberikan manfaat.

“Kami percaya dengan ilmu yang ada di MIPA bisa menangani permasalahan yang ada di lingkungan, khususnya Yogyakarta,” tegas Halim Rasyid.

Adanya Science Project ini dapat menjadi sarana dalam mengakselerasi proses transformasi mahasiswa baru menjadi saintis muda yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan pengetahuan dan keterampilan yang selaras dengan Tujuan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-4 yakni Pendidikan Berkualitas. Kegiatan ini juga menjadikan mahasiswa baru lebih peka terhadap permasalahan di sekitarnya dan mendorong mereka untuk terus berinovasi, sejalan dengan SDGs poin 9 mengenai Inovasi.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inovasi Camilan Sehat, Tim KKN Randangan Ubah Duri Ikan Menjadi Stik Pencegah Stunting

Universitas Gadjah Mada berhasil menerjunkan mahasiswanya dalam kegiatan Kerja Kuliah Nyata (KKN). Pengabdian masyarakat ini salah satunya dilakukan oleh Tim KKN-PPM Randangan di Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, yang berhasil menyatu dengan masyarakat lokal dan membawa dampak positif bagi desa-desa yang mereka kunjungi. Tim KKN ini fokus pada 2 desa utama, yaitu Desa Motolohu dan Desa Banuroja.

“Kami mengangkat tema Peningkatan Kapasitas Masyarakat Berbasis UMKM, Penurunan Angka Kemiskinan, dan Pencegahan Stunting Melalui Optimalisasi Hasil dan Limbah Pertanian serta Peternakan, Pengelolaan Infrastruktur Sampah di Desa Banuroja dan Desa Motolohu,” papar Tristan mahasiswa Ilmu Aktuaria perwakilan Tim KKN Randangan dalam wawancara online, Jumat (23/8).

Dalam pelaksanaannya, tim sukses merealisasikan program kerja yang mencakup pendidikan, kesehatan, hingga pelatihan ekonomi kreatif. Desa Banuroja sendiri memiliki makna khusus, singkatan dari Bali Nusa Tenggara, Gorontalo, dan Jawa, yang mencerminkan keberagaman etnis yang hidup harmonis di sana.

“Salah satu inovasi yang paling menarik adalah pelatihan pembuatan stik duri ikan. Program ini merupakan program kreatif untuk memanfaatkan limbah duri ikan, salah satu komoditas unggulan daerah, menjadi camilan sehat yang mendukung upaya pencegahan stunting,” papar Tristan mahasiswa Ilmu Aktuaria perwakilan Tim KKN Randangan dalam wawancara online, Jumat (23/8).

Stik duri ikan ini kini tengah dipertimbangkan untuk dijadikan oleh-oleh khas Randangan yang semakin mengukuhkan identitas daerah ini. Tim KKN juga aktif mendampingi UMKM setempat, membantu mereka merambah dunia digital dan memberikan sarana yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas.

Ke depan, keberhasilan program KKN ini diharapkan dapat menjadi pondasi bagi Randangan untuk terus berkembang menjadi desa yang lebih maju, dengan masyarakat yang lebih sejahtera. Tim KKN Randangan turut mengimplementasikan SDGS nomor 2 yaitu produktivitas pertanian dalam program sektor pertanian dan SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan menginovasikan stik duri ikan menjadi makanan bergizi untuk mencegah stunting.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim KKN-PPM Randangan
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inovasi Radiografi Digital Karya Prof. Bayu: Siap Dukung Fasilitas Kesehatan Indonesia Hingga Tingkat Desa

Dosen Fisika FMIPA UGM, Prof. Drs. Gede Bayu Suparta, M.S., Ph.D. terus berkomitmen dalam inovasi dan riset yang dilakukan melalui pembuatan alat radiografi digital yaitu X-Ray DDR. Inovasi dan riset yang dilakukan berangkat dari harapan besar Prof. Bayu yaitu mendukung fasilitas kesehatan di Indonesia hingga tingkat desa serta penggunaan alat-alat kesehatan buatan tanah air. Upaya menuju kemandirian bangsa dalam penggunaan alat kesehatan sudah diupayakan melalui usaha beliau di bidang industri alat kesehatan yaitu dengan mendirikan PT. Madeena Karya Indonesia yang memiliki makna “made in Indonesia”.

“Alat ini didesain untuk membantu status kesehatan rakyat Indonesia. Tentunya, lebih banyak yang diperiksa di Puskesmas. Kan, yang diperiksa kesehatannya. Kalau di rumah sakit kan yang diperiksa penyakitnya apa. Pengalaman dalam screening penyakit, kalau sehat ya pasien senang, kalau tidak ya stress. Kalau belum terbukti sakit tentunya boleh pulang,” papar Prof. Bayu

Dengan adanya data pemeriksaan tersebut, masyarakat dan pemerintah jadi mengetahui kondisi kesehatannya serta pemerintah terbantu untuk merumuskan program pembangunan di bidang kesehatan khususnya.

Hingga saat ini, riset dan inovasi mengenai radiografi digital masih dilakukan. Terhitung mulai tahun 2024, sudah lebih dari 30 tahun penelitian ini terus dikembangkan.

“Radiografi digital ini keunggulannya hemat energi karena tidak memerlukan energi besar. Hasil rontgen lebih bagus karena kameranya bisa diganti sesuai dengan kualitas megapiksel kamera serta hasilnya lebih cepat. Teknologi ini akan mengikuti sesuai dengan device (kamera) yang baru. Kalau flat detector yaudah gabisa diupgrade, harus ganti semua body. Kalau alat ini, cuman ganti kamera aja, piranti lainnya sama,” terang Prof. Bayu.

Sebelumnya, alat ini telah diuji coba dengan standar yang ketat karena menyangkut keselamatan manusia. Uji coba dilaksanakan di Universitas Pendidikan Ganesha Bali dengan melibatkan 37 relawan yang akan diperiksa pada bagian thorax dan organ tubuh lainnya.

“Awalnya, kita hanya buka 10 orang saja untuk mencoba tetapi malah semakin ramai orang mau mencoba,” papar Prof. Bayu.

Inovasi dan riset yang dilakukan Prof. Bayu turut melibatkan peran mahasiswa di FMIPA UGM serta rekan industri dan instansi lainnya sehingga mendukung proses hilirisasi hasil penelitian yang dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, inovasi dan riset yang dilakukan menjadi cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dan masyarakat di bidang kesehatan serta penyediaan fasilitas kesehatan yang lebih terjangkau. Kemudian, hal ini juga menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur di bidang teknologi dan inovasi di bidang alat kesehatan serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama untuk hilirisasi hasil penelitian.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Siap Digunakan untuk Eksplorasi Panas Bumi, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Uji Akhir Alat Drone

Tim Riset Geofisika UGM akan melaksanakan survey dan eksplorasi panas bumi di kawasan Jawa Barat. Sehubungan dengan hal tersebut, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM melakukan uji kelayakan terhadap sensor magnetik yang terdapat pada rakitan drone.

Alat sensor magnetik yang dirakit pada drone tersebut digunakan untuk mendeteksi benda magnetik di bawah permukaan bumi seperti potensi bahan tambang yang meliputi emas, nikel, tembaga, dan lain-lain. Pengujian dilaksanakan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM, Sleman. Tujuan dari pengujian adalah untuk melihat dan mengetahui noise level yang ditimbulkan oleh motor drone terhadap sensor magnetik.

Dalam masa mendatang, alat ini digunakan di lapangan untuk keperluan survey eksplorasi geothermal (panas bumi) serta mendeteksi potensi tambang yang ada di lapangan. Sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Kegiatan pengujian dilakukan untuk persiapan final alat yang akan digunakan untuk eksplorasi panas bumi di daerah Jawa Barat,” papar Pamungkas selaku Koordinator Pengujian Alat

vKegiatan pengujian hasil riset tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam merakit sensor magnetik drone.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

FMIPA UGM dan Pertamina Kembangkan Riset Bersama Hingga Buka Peluang Kolaborasi Riset Berkelanjutan

Kembangkan kolaborasi inovasi dan teknologi berkelanjutan, FMIPA UGM dan Pertamina Hulu Energi terus memperluas peluang kerja sama melalui pertemuan Evaluasi Kerja Sama Riset dan Pengembangan Teknologi pada hari Senin, 19 Agustus 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini dihadiri oleh segenap jajaran senat, dekan, dan wakil dekan FMIPA UGM, perwakilan dosen dan peneliti dari masing-masing departemen di FMIPA UGM, tim studi, serta segenap jajaran pimpinan Pertamina yang terdiri atas Vice President Upstream Innovation Pertamina Hulu Energi, KIT Upstream Innovation Pertamina Hulu Energi, dan tim studi Pertamina.

Acara dibuka dengan sambutan oleh pihak FMIPA UGM dan Pertamina dengan dilanjutkan sesi diskusi dan pembahasan peluang kerja sama.

“Jadikan momen ini diskusi yang produktif. Kami dari FMIPA sedang bertransformasi untuk dekat dengan industri dan masyarakat,” papar Prof. Eng. Kuwat Triyana, selaku Dekan FMIPA UGM dalam sambutannya (19/8).

“Peluangnya akan memunculkan peluang kerja sama baru ke depannya. Kita akan mempercepat siklus inovasi dan ini menjadi tantangan bagi kita. Harapannya, FMIPA UGM bisa berkolaborasi tidak hanya dari tingkat dasar di riset tetapi juga dari tahap validasi,” papar Teguh Suroso selaku Ketua Komite Inovasi Pertamina Hulu Energi.

Dosen dan peneliti dari berbagai studi di FMIPA UGM turut berkesempatan membuka peluang kerja sama dalam inovasi dan teknologi. Dalam hal ini, Prof. Dra. Wega, turut menyampaikan apresiasi dan harapan dari adanya pertemuan yang membuka peluang kolaborasi riset berkelanjutan.

“Harapannya kami mendapatkan mitra kerja sama yang sustain (berkelanjutan) dan kita butuh mitra untuk melakukan hilirisasi. Riset saya saat ini adalah terkait sumber energi baru terbaharukan melalui proses katalisis. Saat ini kami sedang memproduksi biofuel dari minyak nabati. Oleh sebab itu, Pertamina ini menjadi mitra yang potensial dan tepat untuk hilirisasi hasil riset fakultas,” papar Prof. Wega.

Setelah pemaparan dan diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke laboratorium untuk melihat hasil dari riset yang dilakukan antara FMIPA UGM dan Pertamina.

Kolaborasi riset yang dilaksanakan oleh FMIPA UGM dan Pertamina merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang penelitian, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kemitraan antara FMIPA UGM dan Pertamina dalam kolaborasi inovasi dan teknologi yang berkelanjutan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Andi Boediman Ajak Sivitas FMIPA UGM Ciptakan Inovasi yang Berkelanjutan pada Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-69

Pada acara Rapat Senat Terbuka yang diadakan dalam rangka Dies Natalis ke-69 FMIPA UGM, Andi Boediman menyampaikan orasi ilmiah dengan topik yang sangat relevan di era perkembangan teknologi saat ini yaitu “Siapkah Membuat Inovasi?”. Dalam orasinya, dirinya menekankan bahwa inovasi bukan semata-mata tentang teknologi, tetapi lebih kepada kesiapan diri kita sendiri.

“Jatuh cintalah pada masalahnya, bukan solusinya, dan bukan pula teknologinya. Inovasi bukan hanya soal teknologi saja,” jelasnya.

Andi juga menekankan pentingnya posisi strategis dalam menghadapi peluang yang ada. Menurutnya, waktu adalah faktor krusial dalam inovasi, di mana kesempatan tidak boleh dilewatkan begitu saja. Ia mendorong setiap individu untuk percaya bahwa peran mereka sangat penting dalam menghadirkan inovasi.

“Kita menjadi inovatif ketika dalam tekanan besar yang mendorong kita mencari solusi kreatif dan menemukan cara baru untuk mengatasi hambatan,” pungkasnya.

Orasi ilmiah Andi Boediman yang menekankan pentingnya inovasi sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan ke-9 yakni Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dalam orasinya, Andi menekankan bahwa inovasi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kesiapan individu untuk beradaptasi dan mencari solusi kreatif dalam menghadapi tantangan industri yang terus berkembang. Hal ini mendukung upaya pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan melalui inovasi.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Tim Media FMIPA UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM Harumkan Nama Bangsa di Ajang Dunia dengan Prototipe Mobil Bertenaga Reaksi Kimia Tim Reactics UGM

Tim Reactics kembali mencuri perhatian di dunia inovasi teknologi setelah meraih pencapaian gemilang dalam kompetisi prototipe mobil bertenaga reaksi kimia. Tim Reactics memilih gas bertekanan sebagai sumber energinya yang dihasilkan melalui reaksi dekomposisi hidrogen peroksida (H₂O₂) menggunakan besi klorida (FeCl₃) sebagai katalis. Pemilihan sumber energi ini dianggap tepat karena mampu menghasilkan tenaga yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan lomba.

“Salah satu kriteria utama dalam perlombaan ini adalah ketepatan jarak tempuh. Tim diharuskan untuk mencapai jarak yang sudah ditentukan oleh panitia dengan tingkat kesalahan (error) seminimal mungkin. Tim kami berhasil membuat mobil prototipe melaju sejauh 21,02 meter,” papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim Reactics akan berlomba kembali di tingkat dunia pada 26 Oktober 2024 di San Diego, California. Kompetisi ini menjadi tantangan yang lebih besar, persiapan panjang telah dilakukan oleh tim, dimulai dari Maret hingga Agustus 2024. Tim mulai menyusun konsep mobil, menentukan mekanisme start dan stop, memilih jenis sensor yang sesuai, serta melakukan pengambilan data untuk optimasi performa.

“Sebagai perwakilan dari FMIPA, hal yang sulit selama persiapan bagiku saat persiapan lomba ini bersamaan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun, dengan menerapkan metode skala prioritas, mulai dari tugas yang urgent dan penting hingga yang tidak penting,” papar papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim kini bersiap untuk langkah berikutnya, membawa semangat kompetisi dan dedikasi tinggi ke panggung dunia. Tim Reactics turut mengimplementasikan SDGs poin 7 yaitu energi terjangkau dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen dan SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen menjadi sumber energi mobil.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Tim Reactics UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa Elins Pamerkan Berbagai Inovasi Kepada Guru SMA/SMK Mitra Taiwan Center FMIPA UGM

Dalam rangkaian workshop guru SMA/SMK mitra Taiwan Center FMIPA UGM  Implementasi Merdeka Belajar Melalui Problem Base Learning/Project Based Learning” mahasiswa program studi Elektronika dan Instrumentasi (Elins) FMIPA UGM turut berpartisipasi dengan memperkenalkan beragam inovasi canggih kepada para guru SMA/SMK yang hadir.

Berbagai inovasi yang dipamerkan merupakan hasil dari kreativitas Tim Energy Research Center (ERC) Elins.  Kepada para peserta worskhop, mereka memperkenalkan prototype salah satunya adalah wearable device sarung tangan yang dapat menyimulasikan penerbangan drone, sekaligus memungkinkan pengguna untuk menerbangkan drone secara langsung.

“Inovasi ini telah diuji coba dan dilombakan dalam Singapore Air Force Military Competition (SAFMC) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Singapura pada awal tahun 2024 dan berhasil meraih juara ketiga di divisi wearable device,” ungkap Virshan Akbar, mahasiswa program studi Elektronika dan Instrumentasi angkatan 2022 sekaligus anggota Tim ERC.

Selain itu, terdapat 2 inovasi lain yang menonjol dalam pameran yang berlangsung yakni robot selam dan kursi roda otomatis. Robot selam dirancang untuk eksplorasi bawah air hingga kedalaman 100 meter yang dilengkapi dengan kamera untuk navigasi dan menghindari rintangan. Sementara itu, robot kursi roda bertujuan untuk memudahkan pengendalian kursi roda dengan joystick yang memungkinkan pengguna awam untuk mengoperasikannya dengan lebih mudah.

Keaktifan mahasiswa Elins dalam menciptakan inovasi teknologi sekaligus memamerkannya kepada khalayak turut mengimplementasikan SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dengan mendorong semangat publik maupun civitas akademika dalam berinovasi. Hal tersebut juga sejalan dengan SDGs poin 9 yaitu Inovasi, serta tercapainya SDGs poin 17 dengan adanya kolaborasi yang terjalin antara FMIPA UGM dan peserta workshop.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Gamami Muda Perkenalkan Gagasan Gama Gas, Ubah Limbah Jadi Bahan Bakar

Pionir Pascal merupakan program orientasi lingkungan kampus di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang bertujuan untuk memberikan pembakalan softskill maupun hardskill kepada mahasiswa baru dalam menjalani perkuliahan. Agenda ini berlangsung selama 2 hari dengan berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya science project. Kegiatan ini memberikan ruang kepada Gadjah Mada MIPA (Gamami) baru untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam menjawab berbagai tantangan dan permasalahan melalui pengimpementasian keilmuan sains yang selaras dengan Tujuan Berkelanjutan (SDGs).

Di antara berbagai ide dan gagasan dalam bentuk poster yang berhasil diusulkan dari puluhan kelompok, 3 kelompok terbaik dipilih untuk mempresentasikan gagasannya. Tim yang diberi nama Quantum dengan gagasan berupa Gama Gas berhasil memukau para juri dan peserta hingga mengantarkannya menjadi tim terbaik.

“Gagasan ini merupakan sebuah inovasi yang memanfaatkan limbah domestik untuk diubah menjadi gas metana yang dapat disalurkan dan dimanfaatkan warga,” ujar Halim Rasyid selaku ketua tim.

Ia bercerita bahwa gagasan tersebut terinspirasi dari inovasi yang diciptakan di daerah asalnya yakni Balikpapan yang mempunyai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) khusus untuk mengubah limbah domestik menjadi bahan bakar. Sebagaimana diketahui, daerah tersebut menghasilkan banyak sampah organik dari peternakan dan Perkebunan sehingga perlu diolah untuk bisa memberikan manfaat.

“Kami percaya dengan ilmu yang ada di MIPA bisa menangani permasalahan yang ada di lingkungan, khususnya Yogyakarta,” tegas Halim Rasyid.

Adanya Science Project ini dapat menjadi sarana dalam mengakselerasi proses transformasi mahasiswa baru menjadi saintis muda yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan pengetahuan dan keterampilan yang selaras dengan Tujuan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-4 yakni Pendidikan Berkualitas. Kegiatan ini juga menjadikan mahasiswa baru lebih peka terhadap permasalahan di sekitarnya dan mendorong mereka untuk terus berinovasi, sejalan dengan SDGs poin 9 mengenai Inovasi.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inovasi Camilan Sehat, Tim KKN Randangan Ubah Duri Ikan Menjadi Stik Pencegah Stunting

Universitas Gadjah Mada berhasil menerjunkan mahasiswanya dalam kegiatan Kerja Kuliah Nyata (KKN). Pengabdian masyarakat ini salah satunya dilakukan oleh Tim KKN-PPM Randangan di Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, yang berhasil menyatu dengan masyarakat lokal dan membawa dampak positif bagi desa-desa yang mereka kunjungi. Tim KKN ini fokus pada 2 desa utama, yaitu Desa Motolohu dan Desa Banuroja.

“Kami mengangkat tema Peningkatan Kapasitas Masyarakat Berbasis UMKM, Penurunan Angka Kemiskinan, dan Pencegahan Stunting Melalui Optimalisasi Hasil dan Limbah Pertanian serta Peternakan, Pengelolaan Infrastruktur Sampah di Desa Banuroja dan Desa Motolohu,” papar Tristan mahasiswa Ilmu Aktuaria perwakilan Tim KKN Randangan dalam wawancara online, Jumat (23/8).

Dalam pelaksanaannya, tim sukses merealisasikan program kerja yang mencakup pendidikan, kesehatan, hingga pelatihan ekonomi kreatif. Desa Banuroja sendiri memiliki makna khusus, singkatan dari Bali Nusa Tenggara, Gorontalo, dan Jawa, yang mencerminkan keberagaman etnis yang hidup harmonis di sana.

“Salah satu inovasi yang paling menarik adalah pelatihan pembuatan stik duri ikan. Program ini merupakan program kreatif untuk memanfaatkan limbah duri ikan, salah satu komoditas unggulan daerah, menjadi camilan sehat yang mendukung upaya pencegahan stunting,” papar Tristan mahasiswa Ilmu Aktuaria perwakilan Tim KKN Randangan dalam wawancara online, Jumat (23/8).

Stik duri ikan ini kini tengah dipertimbangkan untuk dijadikan oleh-oleh khas Randangan yang semakin mengukuhkan identitas daerah ini. Tim KKN juga aktif mendampingi UMKM setempat, membantu mereka merambah dunia digital dan memberikan sarana yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas.

Ke depan, keberhasilan program KKN ini diharapkan dapat menjadi pondasi bagi Randangan untuk terus berkembang menjadi desa yang lebih maju, dengan masyarakat yang lebih sejahtera. Tim KKN Randangan turut mengimplementasikan SDGS nomor 2 yaitu produktivitas pertanian dalam program sektor pertanian dan SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan menginovasikan stik duri ikan menjadi makanan bergizi untuk mencegah stunting.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim KKN-PPM Randangan
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inovasi Radiografi Digital Karya Prof. Bayu: Siap Dukung Fasilitas Kesehatan Indonesia Hingga Tingkat Desa

Dosen Fisika FMIPA UGM, Prof. Drs. Gede Bayu Suparta, M.S., Ph.D. terus berkomitmen dalam inovasi dan riset yang dilakukan melalui pembuatan alat radiografi digital yaitu X-Ray DDR. Inovasi dan riset yang dilakukan berangkat dari harapan besar Prof. Bayu yaitu mendukung fasilitas kesehatan di Indonesia hingga tingkat desa serta penggunaan alat-alat kesehatan buatan tanah air. Upaya menuju kemandirian bangsa dalam penggunaan alat kesehatan sudah diupayakan melalui usaha beliau di bidang industri alat kesehatan yaitu dengan mendirikan PT. Madeena Karya Indonesia yang memiliki makna “made in Indonesia”.

“Alat ini didesain untuk membantu status kesehatan rakyat Indonesia. Tentunya, lebih banyak yang diperiksa di Puskesmas. Kan, yang diperiksa kesehatannya. Kalau di rumah sakit kan yang diperiksa penyakitnya apa. Pengalaman dalam screening penyakit, kalau sehat ya pasien senang, kalau tidak ya stress. Kalau belum terbukti sakit tentunya boleh pulang,” papar Prof. Bayu

Dengan adanya data pemeriksaan tersebut, masyarakat dan pemerintah jadi mengetahui kondisi kesehatannya serta pemerintah terbantu untuk merumuskan program pembangunan di bidang kesehatan khususnya.

Hingga saat ini, riset dan inovasi mengenai radiografi digital masih dilakukan. Terhitung mulai tahun 2024, sudah lebih dari 30 tahun penelitian ini terus dikembangkan.

“Radiografi digital ini keunggulannya hemat energi karena tidak memerlukan energi besar. Hasil rontgen lebih bagus karena kameranya bisa diganti sesuai dengan kualitas megapiksel kamera serta hasilnya lebih cepat. Teknologi ini akan mengikuti sesuai dengan device (kamera) yang baru. Kalau flat detector yaudah gabisa diupgrade, harus ganti semua body. Kalau alat ini, cuman ganti kamera aja, piranti lainnya sama,” terang Prof. Bayu.

Sebelumnya, alat ini telah diuji coba dengan standar yang ketat karena menyangkut keselamatan manusia. Uji coba dilaksanakan di Universitas Pendidikan Ganesha Bali dengan melibatkan 37 relawan yang akan diperiksa pada bagian thorax dan organ tubuh lainnya.

“Awalnya, kita hanya buka 10 orang saja untuk mencoba tetapi malah semakin ramai orang mau mencoba,” papar Prof. Bayu.

Inovasi dan riset yang dilakukan Prof. Bayu turut melibatkan peran mahasiswa di FMIPA UGM serta rekan industri dan instansi lainnya sehingga mendukung proses hilirisasi hasil penelitian yang dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, inovasi dan riset yang dilakukan menjadi cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dan masyarakat di bidang kesehatan serta penyediaan fasilitas kesehatan yang lebih terjangkau. Kemudian, hal ini juga menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur di bidang teknologi dan inovasi di bidang alat kesehatan serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama untuk hilirisasi hasil penelitian.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Siap Digunakan untuk Eksplorasi Panas Bumi, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Uji Akhir Alat Drone

Tim Riset Geofisika UGM akan melaksanakan survey dan eksplorasi panas bumi di kawasan Jawa Barat. Sehubungan dengan hal tersebut, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM melakukan uji kelayakan terhadap sensor magnetik yang terdapat pada rakitan drone.

Alat sensor magnetik yang dirakit pada drone tersebut digunakan untuk mendeteksi benda magnetik di bawah permukaan bumi seperti potensi bahan tambang yang meliputi emas, nikel, tembaga, dan lain-lain. Pengujian dilaksanakan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM, Sleman. Tujuan dari pengujian adalah untuk melihat dan mengetahui noise level yang ditimbulkan oleh motor drone terhadap sensor magnetik.

Dalam masa mendatang, alat ini digunakan di lapangan untuk keperluan survey eksplorasi geothermal (panas bumi) serta mendeteksi potensi tambang yang ada di lapangan. Sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Kegiatan pengujian dilakukan untuk persiapan final alat yang akan digunakan untuk eksplorasi panas bumi di daerah Jawa Barat,” papar Pamungkas selaku Koordinator Pengujian Alat

vKegiatan pengujian hasil riset tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam merakit sensor magnetik drone.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

FMIPA UGM dan Pertamina Kembangkan Riset Bersama Hingga Buka Peluang Kolaborasi Riset Berkelanjutan

Kembangkan kolaborasi inovasi dan teknologi berkelanjutan, FMIPA UGM dan Pertamina Hulu Energi terus memperluas peluang kerja sama melalui pertemuan Evaluasi Kerja Sama Riset dan Pengembangan Teknologi pada hari Senin, 19 Agustus 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini dihadiri oleh segenap jajaran senat, dekan, dan wakil dekan FMIPA UGM, perwakilan dosen dan peneliti dari masing-masing departemen di FMIPA UGM, tim studi, serta segenap jajaran pimpinan Pertamina yang terdiri atas Vice President Upstream Innovation Pertamina Hulu Energi, KIT Upstream Innovation Pertamina Hulu Energi, dan tim studi Pertamina.

Acara dibuka dengan sambutan oleh pihak FMIPA UGM dan Pertamina dengan dilanjutkan sesi diskusi dan pembahasan peluang kerja sama.

“Jadikan momen ini diskusi yang produktif. Kami dari FMIPA sedang bertransformasi untuk dekat dengan industri dan masyarakat,” papar Prof. Eng. Kuwat Triyana, selaku Dekan FMIPA UGM dalam sambutannya (19/8).

“Peluangnya akan memunculkan peluang kerja sama baru ke depannya. Kita akan mempercepat siklus inovasi dan ini menjadi tantangan bagi kita. Harapannya, FMIPA UGM bisa berkolaborasi tidak hanya dari tingkat dasar di riset tetapi juga dari tahap validasi,” papar Teguh Suroso selaku Ketua Komite Inovasi Pertamina Hulu Energi.

Dosen dan peneliti dari berbagai studi di FMIPA UGM turut berkesempatan membuka peluang kerja sama dalam inovasi dan teknologi. Dalam hal ini, Prof. Dra. Wega, turut menyampaikan apresiasi dan harapan dari adanya pertemuan yang membuka peluang kolaborasi riset berkelanjutan.

“Harapannya kami mendapatkan mitra kerja sama yang sustain (berkelanjutan) dan kita butuh mitra untuk melakukan hilirisasi. Riset saya saat ini adalah terkait sumber energi baru terbaharukan melalui proses katalisis. Saat ini kami sedang memproduksi biofuel dari minyak nabati. Oleh sebab itu, Pertamina ini menjadi mitra yang potensial dan tepat untuk hilirisasi hasil riset fakultas,” papar Prof. Wega.

Setelah pemaparan dan diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke laboratorium untuk melihat hasil dari riset yang dilakukan antara FMIPA UGM dan Pertamina.

Kolaborasi riset yang dilaksanakan oleh FMIPA UGM dan Pertamina merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang penelitian, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kemitraan antara FMIPA UGM dan Pertamina dalam kolaborasi inovasi dan teknologi yang berkelanjutan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More
Translate