Search
Search
Search

Prestasi

Mahasiswa FMIPA Merintis Bisnis Pembuatan Drone

Mahasiswa UGM mengembangkan bisnis dalam bidang aeronutika. Usaha yang dirintis sejumlah mahasiswa Fakultas MIPA ini bergerak dalam pembuatan dan jasa pelatihan pengoperasian pesawat tanpa awak atau yang dikenal dengan drone.

Ikhsan Tanoto Mulyo, tim pengembang jasa pelatihan drone “The Doctor Drone”, menyampaikan pengembangan bisnis ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung kemandirian dan kedaulatan kedirgantaraan Indonesia melalui pembuatan drone dalam negeri. Pasalnya, hingga saat ini sebagian besar drone yang digunakan masyarakat Indonesia dipenuhi dengan produk impor.

“Kebanyakan drone yang dipakai pengguna Indonesia merupakan produk impor. Oleh sebab itu, kami mengambil peran untuk membantu dalam manufaktur drone,” jelasnya, Kamis (22/6) di UGM.

Ikhsan bersama dengan keempat rekannya, yaitu Deva Agus P, Rizky Agung, Muhammad Fadhlullah, dan Selvi Faristasari tidak hanya bergerak dalam bidang usaha pembuatan drone lokal. Namun begitu, mereka juga menyediakan jasa pelatihan foto udara dan pembuatan drone.

Saat ini mereka memproduksi drone jenis quadcopter dalam dua tipe, yaitu drone basic dan drone pro yang dibanderol dengan harga antara Rp6 juta hingga Rp10 juta. Drone basic memiliki spesifikasi X330 alumunium, motor RC, timer 750kv, ESC 30 A hobbywing, FC naza lite, proppeler 4 cw ccw, dan remote 6ch. Sedangkan drone pro memiliki spesifikasi Rc timer 750kv, frame 450, propeller 1050, Fc naza dan GPS, ESC 30A hobbywing, camera action 1080, video sender TX/RX, serta remote jangkauan luas.

“ Saat ini  kami juga tengah mengembangkan drone jenis fixed wing,”tambahnya.

Ikhsan menyampaikan produk yang dikembangkan memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis di pasaran. Drone yang diproduksi mudah digunakan dan dari segi  pelayanannya Doctor Drone memiliki gagasan “One Stop Service”“One Stop Service” ini adalah pemberian garansi dan perawatan selamanya.

“Kami berusaha terus berinovasi dan  mengembangkan konsep drone dengan tingkat energi yang lebih tahan lama (solar cell multicopter),”urainya.

Produk drone yang dikembangkan lima mahasiswa muda ini sudah beredar di pasaran. Bagi Anda yang berminat dapat memesan secara online di tokopedia, bukalapak dan Fb: Doctor Drone. (Humas UGM/Ika)

sumber

Read More

TIKO, Mempermudah Siswa Belajar Matematika

Matematika dianggap sebagai pelajaran paling rumit dan sulit untuk dipahami bagi banyak siswa. Hal tersebut dikarenakan seringkali terdapat rumus yang dianggap cukup rumit bagi mereka.

Di sisi lain, pembelajaran matematika yang ada saat ini cenderung monoton dan kurang menarik bagi anak-anak sehingga daya ingat anak terhadap rumus yang diajarkan kurang maksimal. Sementara menurut penelitian, kemampuan dalam mengingat jauh lebih kuat jika bisa melibatkan banyak indera sehingga dapat memaksimalkan kinerja otak dalam mengingat suatu objek.

“Kenyataan itulah yang mendasari kami menciptakan solusi berupa produk mainan yang dapat membantu daya ingat anak untuk menghafal rumus-rumus matematika yang diberi nama Paman Tiko, Puzzle Mainan Matematika,” ujar Afiffah Nuur Mila Husniana, mahasiswa FMIPA, di Kampus UGM, Senin (19/7).

Bersama Hanif Hatta Mustofa, Yuda Saputra, Ramadhani Abdan Syakuro (Fakultas Teknik) dan Mifta Lutfiani (Fakultas MIPA), mereka mengembangkan produk Paman Tiko melalui ajang Program Kreativitas Mahasiswa di bidang Kewirausahaan (PKM-K). Media puzzle dipilih karena berdasarkan survei pra pelaksanaan, mainan ini masih cukup diminati di kalangan siswa, terutama anak-anak.

“Dengan menggunakan media yang disukai oleh anak-anak, sisipan materi dalam mainan tersebut akan lebih diterima oleh mereka. Selain itu, media puzzle memungkinkan Tim Paman Tiko untuk memberikan berbagai macam materi matematika sesuai dengan kebutuhan anak,” kata Affifah.

Paman Tiko, menurut Affifah, merupakan mainan yang memungkinkan anak-anak untuk belajar sembari bermain. Dalam pengembangannya, Paman Tiko mengedepankan konsep edukatif, kreatif, inovatif dan atraktif.

Sisi edukatif, dalam puzzle ini terdapat berbagai macam materi yang akan dicantumkan. Sementara itu, desain puzzle yang dipilih disesuaikan dengan gambar yang menarik dan memunculkan daya imajinasi anak.

“Diharapkan, Paman Tiko dapat mengoptimalkan kemampuan anak dalam mempelajari rumus matematika,”tutur Affifah. (Humas UGM/ Agung)

sumber

Read More

Robot Pengecat Tembok Luar Gedung Bertingkat Karya Mahasiswa UGM

Mahasiswa UGM mengembangkan robot pengecat tembok luar gedung bertingkat. Inovasi di bidang teknologi ini mempermudah proses pengecatan gedung bertingkat.

Mereka adalah Arifandhi Nur M (FMIPA), Habib Astari A (FMIPA), Pa’at Wahyu K S (SV), Imroatul Mufidah (FK), dan Istria Rimba S (FT). Pengembangan robot  lahir melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) di bawah bimbingan Andi Dharmawan S.Si., M.Cs.

“Robot ini bisa menggantikan kinerja manusia  dan penggunaanya diharapkan bisa meminimalkan angka kecelakaan kerja,” terang Arifandhi Nur M selaku ketua tim, Jumat (16/6) di UGM.

Data BPJS Ketenagakerjaan mencatat hingga November 2016 terjadi 101.367 kasus kecelakaan kerja. Sementara sebanyak 2.382 orang meninggal akibat kecelakaan tersebut.

Arifandhi menjelaskan prototipe robot pengecat gedung bertingkat dibuat menggunakan arduino dan single board computer untuk mengontrol pergerakannya. Robot ini dapat mengecat bidang datar dengan luas permukaan sesuai keinginan operator.

“Alat pengecat yang digunakan berbentuk semprot dengan tiang yang memiliki dua derajat kebebasan yaitu X dan Y sebagai sumbu gerakan,”ujarnya.

Cara pengoperasian robot ini cukup mudah. Operator cukup menginput luasan bidang pengecatan dan warna cat. Setelah itu, sensor kamera akan menangkap gambar tembok yang akan dicat. Apabila ditemukan tembok dalam keadaan belum dicat maka semprotan akan bergerak menyemprot bagian tersebut. Ketika proses pengecatan usai, robot akan melakukan scanning untuk mengecek kualitas hasil pengecatan.

“Robot bisa mengecat tembok dengan luasan maksimal 2×2 meter,”jelasnya.

Dengan menggunakan robot ini, Arifandhi menuturkan operator dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecatan tembok dengan akurat. Sebab, kecepatan penyemprotan saat proses pengecatan dapat diatur sesuai keinginan. Selain itu, proses pengecatan dapat dilakukan secara terus-menerus dan konstan.

“ Harapannya robot dapat diimplementasikan secara nyata dan dengan penggunaannya angka kecelakaan kerja khususnya bidang konstruksi dapat ditekan,”pungkasnya.(Humas UGM/Ika)

sumber

Read More

Mahasiswa UGM Berhasil Meneliti Metode Baru Uji Formalin

Penggunaan formalin masih kerap dijumpai sebagai pengawet berbagai bahan makanan, seperti tahu, mie, dan ikan asin. Penggunaan formalin sebagai bahan aditif makanan telah dilarang oleh pemerintah.

Larangan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 22/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan. Alasannya, pemakaian formalin dapat menyebabkan masalah pernapasan, sakit kepala, mual, iritasi pada organ pencernaan, kanker hingga kematian.

Hal tersebut mendorong empat mahasiswa S1 Program Studi Kimia, FMIPA UGM, yaitu Dadang Ovianto, Natasha Nur Fadilah, Firda Aulia’i Rahmani Ma’ruf dan Ida Bagus Alit Rai Sugiharta melakukan penelitian senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan formalin dalam bahan pangan. Dengan bimbingan Dr. Bambang Purwono, Ph.D, mereka telah berhasil mensintesis dan meneliti senyawa turunan piridin sebagai kemosensor.

“Alasan memilih senyawa turunan piridin karena menunjukkan beragam aktivitas biologi, seperti antimalaria, antioksidan, anestetik, antibakteri dan antiparasit,” ujar Danang Ovianto, di FMIPA UGM, Kamis (15/6).

Danang menjelaskan belum banyak penelitian yang dilakukan pada senyawa turunan piridin sebagai senyawa kemosensor. Kemosensor merupakan senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai sensor.

Sedangkan metode yang digunakan untuk mendeteksi formalin adalah dengan mengambil sebagian dari sampel dan dicelupkan ke dalam larutan senyawa kemosensor. Awalnya, larutan tersebut tidak berwarna hingga akan berubah warna menjadi warna kuning.

Lantas kemosensor dapat mengalami perubahan warna pendaran yang dapat diamati secara fluoresensi. Penggunaan metode ini dapat dipergunakan secara kualitatif maupun kuantitatif.

“Dengan mengetahui adanya kandungan formalin dalam bahan pangan maka bahan pangan yang tidak memenuhi syarat dapat dihindarkan peredarannya dalam masyarakat,” papar Danang.

Danang Ovianto mengaku bersyukur karena penelitian ini mendapat bantuan pendanaan dari DIKTI melalui ajang PKM bidang penelitian eksakta (PKM-PE). Menurutnya, keunggulan senyawa kemosensor dalam penelitian ini adalah dapat diamati secara visual perubahan warna larutan dengan adanya formalin, sementara secara kimia akan membentuk struktur yang stabil, kuat, dan dapat balik.

“Selain itu, tidak membutuhkan pemanasan dan pengondisian pH serta penambahan reagen lain. Dengan begitu, kemosensor dapat digunakan untuk mendeteksi formalin dalam sampel secara real time,” jelasnya. (Humas UGM/ Agung)

sumber

Read More

JENGGO, Alat Peraga Edukatif Pembelajaran Matematika Anak

Mahasiswa UGM tak henti-hentinya menciptakan karya yang solutif dan inovatif. Kali ini sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam PKM bidang Kewirausahaan (PKM-K) menciptakan mainan sebagai solusi pembelajaran matematika bagi anak. Mainan yang diberi nama JENGGO merupakan karya inovasi oleh mahasiswa UGM yang terdiri dari Anggita Windi Tiasari (FMIPA), Meilinda Chrisdian Pertiwi (FMIPA), Safita Ema Amalia (FMIPA), Galih Yudithya Utama (FMIPA) dan Micahel Sigit Wicaksono Anugrah Kristanto (FTP). JENGGO merupakan paduan permainan seru antara jenga dan lego

Pembuatan JENGGO dilatarbelakangi atas permasalahan yang ditemui oleh tim dan melihat bahwa matematika merupakan ilmu yang diterapkan pada berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa matematika cukup penting dalam kehidupan sehari-hari. Tim beranggapan bahwa pemahaman ilmu matematika akan lebih baik diajarkan sejak usia dini, terutama bagi anak berada di jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP. Dengan begitu, pada jenjang studi selanjutnya mereka akan lebih mudah mempelajari ilmu matematika.

“Matematika sudah mulai dikenalkan sejak anak-anak di jenjang  yang masih dini, namun banyak yang menganggap matematika sulit dan menjadikannya momok,” ujar Meilinda, Kamis (15/6).

Anak-anak cenderung lebih suka bermain daripada belajar kontradiktif. Selain itu, masa anak-anak adalah masa yang baik untuk belajar. Hal tersebut menginspirasi Meilinda dan tim untuk membuat sebuah alat peraga edukasi (APE). Kelebihan alat ini anak-anak dapat bermain sambil belajar. Menurut Meilinda, matematika sebenarnya sudah cukup familiar sejak usia dini, namun anggapan bahwa matematika sulit menyebabkan anak-anak menjadi malas belajar dan cenderung menghindari matematika.

“Anak-anak terkadang lebih suka bermain daripada belajar,“ imbuh Meilinda.

JENGGO memiliki bentuk seperti jenga dengan inovasi pada pewarnaan balok yang diharapkan menjadi salah satu daya tarik anak-anak untuk ikut bermain. Selain itu, inovasi juga diberikan pada bentuk balok yang dapat dilepas pasang seperti lego. Balok yang dilepas pasang ini memiliki lima varian bentuk, yaitu segitiga, lingkaran, trapesium, jajaran genjang dan bujur sangkar. Inovasi ini sekaligus memberi pengetahuan pada anak-anak mengenai macam bangun datar yang umum diketahui.

Kelebihan produk JENGGO dibandingkan dengan produk jenga yang telah ada sebelumnya adalah adanya balok yang dapat dilepas pasang. Selain itu, ada kartu petunjuk bermain yang universal namun unik. Universal yang dimaksud yakni dapat digunakan oleh PAUD hingga SMP yang masing-masing memiliki aturan permainan dan dapat disesuaikan umur atau jenjang sekolah.

Cara bermain JENGGO cukup mudah dan dapat dimainkan bersama dua atau lebih pemain. Langkah pertama, tiap tiga balok disusun rapi ke atas, kemudian dua dadu dikocok. Setelah itu, pemain mengambil kartu petunjuk bermain, sekaligus mengambil balok sesuai angka hasil pengerjaan petunjuk di kartu. Setelah itu, ditaruh di lapisan jenggo paling atas, begitu seterusnya hingga roboh. Apabila pemain mendapat balok lepas pasang maka ia harus menyebutkan bangun datar di balok tersebut.

JENGGO dapat digunakan oleh anak-anak jenjang PAUD hingga SMP dan dapat digunakan sebagai pendamping guru untuk mengajar. Dengan adanya inovasi JENGGO, tim ini  berharap dapat berkontribusi untuk negeri dengan menjunjung slogan pemantik semangat think big, start small, act now. “Dari UGM kita bangun Jogja untuk Indonesia menuju pentas dunia,” tambah Meilinda. (Humas UGM/Catur)

sumber

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM mendapatkan emas pada Gemastik 9 tahun 2016

sumber : “dikutip langsung dari http://kreativitas.ugm.ac.id”

Gelaran Gemastik 9 di Universitas Indonesia resmi ditutup Sabtu (29/10) kemarin. Delegasi UGM yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa TIK (Komatik) berhasil membawa pulang satu medali emas dan satu penghargaan best poster. Medali emas UGM disumbangkan oleh tim Rang-Rang yang beranggotakan M.Z. Pudya Wardana, Fajar Ulin Nuha, dan Rahmat Albariqi di kategori pengembangan perangkat lunak (Mahasiswa FMIPA UGM). Sementara itu, penghargaan best poster diraih oleh tim snorlax yang beranggotakan M. Adda Yusrul M., M. Iqbal A., dan  Fathin Naufal N.A.

Menurut Mardhani Riasetiawan, pembimbing tim Komatik UGM, prestasi tersebut harus disyukuri dan dijadikan bahan evaluasi bagi tim Komatik. Ia berharap di tahun-tahun mendatang tim Komatik dapat memberikan prestasi yang lebih baik.

“Hasil satu emas pada kategori PPL dan best poster semoga menjadi sumbangsih prestasi untuk UGM dan menjadi semangat lebih untuk menyiapkan lebih baik di tahun depan dan event lainnya. Apresiasi tinggi untuk rekan Komatik dan mahasiswa finalis yang sudah berjuang maksimal. Sekali lagi terimakasih dan selamat untuk pencapaian komatik di gemastik 9 ini,” tutur dosen Fakultas MIPA UGM tersebut.
whatsapp-image-2016-11-02-at-12-43-07-pm
Sepakat dengan Mardhani, Kasubdit Kreativitas Mahasiswa, Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., berharap hasil yang dibawa pulang dari Gemastik 9 menjadi pemicu semangat mahasiswa untuk membersiapkan diri dengan lebih baik di tahun-tahun berikutnya. Menurutnya, UGM selalu siap mendukuk tim Komatik dengan berbagai kegiatan pembinaan maupun fasilitas-fasilitas yang lain.

whatsapp-image-2016-11-02-at-12-43-04-pm

“Selama beberapa bulan terakhir berbagai upaya pembinaan telah kami lakukan. Namun, bukan berarti itu sudah cukup. Masih ada banyak hal yang bisa kita tingkatkan bersama di tahun-tahun mendatang,” tutur Agus.

Gemastik merupakan kompetisi nasional tahunan di bidang TIK di bawah Kementrian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti). Gemastik tahun ini diikuti oleh 2.307 tim dari 113 kampus seluruh Indonesia. Pada babak final yang diselenggarakan di Universitas Indonesia kemarin, UGM mengirimkan 12 tim di enam dari sepuluh kategori yang dilombakan.

whatsapp-image-2016-11-02-at-12-43-06-pm

Read More

Aplikasi Mahasiswa FMIPA UGM Juara Kompetisi IBM dan AT&T di Silicon Valley California

Foto Menerima Penghargaan

 

 

 

 

 

 

 

 

Aplikasi karya mahasiswa UGM berhasil menerima penghargaan “Best Public Safety App” dalam kompetisi aplikasi yang diadakan oleh AT&T dan IBM “Public Safety App Challenge” di California, USA pada tanggal 13 Desember 2014.

Aplikasi yang dinamakan Realive dikembangkan oleh 5 mahasiswa Universitas Gadjah Mada Prodi Ilmu Komputer dan 1 mahasiswa Prodi Geofisika, terdiri dari Daniel Oscar Baskoro (Project Manager), Zamahsyari (Programer), Bahrunnur (Programer), Sabrina Woro Anggraini (Designer), Fansyuri Jenar (Copywriter) dan Maulana Rizki Aditama (Data Analyst) menerima penghargaan di jantung industri teknologi dunia, yakni Silicon Valley. Penyerahan penghargaan tersebut dihadiri oleh ratusan developer dan direktur perusahaan teknologi terkemuka dunia seperti IBM, Amazon, AT&T, Hewlett-Packard, dan lainnya. Peserta kompetisi berasal dari beberapa negara dan Realive berhasil melewati proses kompetisi yang awalnya oleh panitia diberikan data yang akan diolah, kemudian selanjutnya proses pengembangan aplikasi, dan tim yang berhasil melalui proses pengembangan aplikasi diundang presentasi di depan para juri. Dewan juri pada
kompetisi ini terdiri dari 7 orang yang merupakan kalangan professional dari berbagai
perusahaan terkemuka di Silicon Valley.

“Terpilihnya Realive sebagai pemenang kompetisi ini membuahkan kebahagiaan yang luar biasa bagi kami. Terutama karena kami bertanding dan berhasil mendapatkan penghargaan di Silicon Valley, jantung industri teknologi dunia sehingga mampu menunjukkan taring developer dan mahasiswa Indonesia di kancah Internasional.”,kata
Fansyuri, selaku Copywriter project Realive.

Aplikasi Realive merupakan aplikasi untuk menangani kecelakaan secara realtime yang dikembangkan pada Android Wear dan “Google Glass”. Aplikasi Realive dapat menginformasikan kepada pihak-pihak terkait dan terdekat seperti Polisi, Pemadam Kebakaran, Petugas Kesehatan, dsb ketika terjadi suatu kecelakaan. Menggunakan Realive pertolongan tersebut dapat dilakukan dengan cepat karena informasi langsung ditujukan kepada petugas yang berada disekitar lokasi kecelakaan menggunakan perangkat wearable. Selama proses penanganan kecelakaan, petugas terkait juga disajikan informasi real-time mengenai kondisi kecelakaan yang terjadi saat itu. Aplikasi Realive mampu menyajikan pertologan terhadap 20 kategori kecelakaan termasuk bencana alam dan 5 profesi pihak penyelamat yang akan memberikan respon pada tiap kejadian.

Read More

Tim Overclock “Coba-Coba” meraih penghargaan di OACT 2014

oc  Satu lagi raihan prestasi mahasiswa Fakultas MIPA UGM diraih dalam salah satu ajang dibidang perangkat keras yaitu kompetisi overclok tingkat nasional.  Tim dari UGM Yogyakarta yang merupakan juara 2 AOCT 2014 Yogyakarta dan mendapatkan Golden Ticket beranggotakan Wilson Lisan dan Faris Yusuf  (angkatan 2012) dan juga didukung 3 mahasiswa lainnya dari prodi yang sama dengan angkatan 2013 dan 2014 yang juga berasal dari Prodi Elins. Tim ini bertanding selama 3 hari melalui beberapa sesi overclock. Beberapa sesi awal bahkan tim ini tampil impresif dengan menyabet juara pada beberapa sesi. Pada final battle ini akhirnya secara maksimal meraih posisi juara 4.

Acara OACT2014 ini adalah acara yang diselengarakan oleh JagatReview dan Intel. Acara ini sendiri bertemakan Amateur Overclocking Tournament dari Intel dan Jagat Review sepanjang tahun 2014 ini akan beradu kemampuan untuk memperebutkan hadiah dengan total lebih dari Rp 70 juta!. Turnamen ini sangat prestige dikalangan overclock karena didukung oleh MSI, Asus, Gigabyte, Corsair, Dell, Silicon Power, ID Cooling, dan DeepCool ini.

Tim ini secara mandiri melakukan persiapan baik di kampus maupun secara mandiri di luar kampus. Tim ini juga melakukan beberapa kali persiapan dan dikelola oleh aktivitas riset di bawah grup cloud & big data working group (cloud.wg.ugm.ac.id) di Lab Sistem Komputer dan Jaringan, JIKE FMIPA UGM. Semoga capaian-capaian ini semakin menjadi semangat untuk lebih berprestasi di masa depan.

Read More

Mahasiswa FMIPA Merintis Bisnis Pembuatan Drone

Mahasiswa UGM mengembangkan bisnis dalam bidang aeronutika. Usaha yang dirintis sejumlah mahasiswa Fakultas MIPA ini bergerak dalam pembuatan dan jasa pelatihan pengoperasian pesawat tanpa awak atau yang dikenal dengan drone.

Ikhsan Tanoto Mulyo, tim pengembang jasa pelatihan drone “The Doctor Drone”, menyampaikan pengembangan bisnis ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung kemandirian dan kedaulatan kedirgantaraan Indonesia melalui pembuatan drone dalam negeri. Pasalnya, hingga saat ini sebagian besar drone yang digunakan masyarakat Indonesia dipenuhi dengan produk impor.

“Kebanyakan drone yang dipakai pengguna Indonesia merupakan produk impor. Oleh sebab itu, kami mengambil peran untuk membantu dalam manufaktur drone,” jelasnya, Kamis (22/6) di UGM.

Ikhsan bersama dengan keempat rekannya, yaitu Deva Agus P, Rizky Agung, Muhammad Fadhlullah, dan Selvi Faristasari tidak hanya bergerak dalam bidang usaha pembuatan drone lokal. Namun begitu, mereka juga menyediakan jasa pelatihan foto udara dan pembuatan drone.

Saat ini mereka memproduksi drone jenis quadcopter dalam dua tipe, yaitu drone basic dan drone pro yang dibanderol dengan harga antara Rp6 juta hingga Rp10 juta. Drone basic memiliki spesifikasi X330 alumunium, motor RC, timer 750kv, ESC 30 A hobbywing, FC naza lite, proppeler 4 cw ccw, dan remote 6ch. Sedangkan drone pro memiliki spesifikasi Rc timer 750kv, frame 450, propeller 1050, Fc naza dan GPS, ESC 30A hobbywing, camera action 1080, video sender TX/RX, serta remote jangkauan luas.

“ Saat ini  kami juga tengah mengembangkan drone jenis fixed wing,”tambahnya.

Ikhsan menyampaikan produk yang dikembangkan memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan produk sejenis di pasaran. Drone yang diproduksi mudah digunakan dan dari segi  pelayanannya Doctor Drone memiliki gagasan “One Stop Service”“One Stop Service” ini adalah pemberian garansi dan perawatan selamanya.

“Kami berusaha terus berinovasi dan  mengembangkan konsep drone dengan tingkat energi yang lebih tahan lama (solar cell multicopter),”urainya.

Produk drone yang dikembangkan lima mahasiswa muda ini sudah beredar di pasaran. Bagi Anda yang berminat dapat memesan secara online di tokopedia, bukalapak dan Fb: Doctor Drone. (Humas UGM/Ika)

sumber

Read More

TIKO, Mempermudah Siswa Belajar Matematika

Matematika dianggap sebagai pelajaran paling rumit dan sulit untuk dipahami bagi banyak siswa. Hal tersebut dikarenakan seringkali terdapat rumus yang dianggap cukup rumit bagi mereka.

Di sisi lain, pembelajaran matematika yang ada saat ini cenderung monoton dan kurang menarik bagi anak-anak sehingga daya ingat anak terhadap rumus yang diajarkan kurang maksimal. Sementara menurut penelitian, kemampuan dalam mengingat jauh lebih kuat jika bisa melibatkan banyak indera sehingga dapat memaksimalkan kinerja otak dalam mengingat suatu objek.

“Kenyataan itulah yang mendasari kami menciptakan solusi berupa produk mainan yang dapat membantu daya ingat anak untuk menghafal rumus-rumus matematika yang diberi nama Paman Tiko, Puzzle Mainan Matematika,” ujar Afiffah Nuur Mila Husniana, mahasiswa FMIPA, di Kampus UGM, Senin (19/7).

Bersama Hanif Hatta Mustofa, Yuda Saputra, Ramadhani Abdan Syakuro (Fakultas Teknik) dan Mifta Lutfiani (Fakultas MIPA), mereka mengembangkan produk Paman Tiko melalui ajang Program Kreativitas Mahasiswa di bidang Kewirausahaan (PKM-K). Media puzzle dipilih karena berdasarkan survei pra pelaksanaan, mainan ini masih cukup diminati di kalangan siswa, terutama anak-anak.

“Dengan menggunakan media yang disukai oleh anak-anak, sisipan materi dalam mainan tersebut akan lebih diterima oleh mereka. Selain itu, media puzzle memungkinkan Tim Paman Tiko untuk memberikan berbagai macam materi matematika sesuai dengan kebutuhan anak,” kata Affifah.

Paman Tiko, menurut Affifah, merupakan mainan yang memungkinkan anak-anak untuk belajar sembari bermain. Dalam pengembangannya, Paman Tiko mengedepankan konsep edukatif, kreatif, inovatif dan atraktif.

Sisi edukatif, dalam puzzle ini terdapat berbagai macam materi yang akan dicantumkan. Sementara itu, desain puzzle yang dipilih disesuaikan dengan gambar yang menarik dan memunculkan daya imajinasi anak.

“Diharapkan, Paman Tiko dapat mengoptimalkan kemampuan anak dalam mempelajari rumus matematika,”tutur Affifah. (Humas UGM/ Agung)

sumber

Read More

Robot Pengecat Tembok Luar Gedung Bertingkat Karya Mahasiswa UGM

Mahasiswa UGM mengembangkan robot pengecat tembok luar gedung bertingkat. Inovasi di bidang teknologi ini mempermudah proses pengecatan gedung bertingkat.

Mereka adalah Arifandhi Nur M (FMIPA), Habib Astari A (FMIPA), Pa’at Wahyu K S (SV), Imroatul Mufidah (FK), dan Istria Rimba S (FT). Pengembangan robot  lahir melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) di bawah bimbingan Andi Dharmawan S.Si., M.Cs.

“Robot ini bisa menggantikan kinerja manusia  dan penggunaanya diharapkan bisa meminimalkan angka kecelakaan kerja,” terang Arifandhi Nur M selaku ketua tim, Jumat (16/6) di UGM.

Data BPJS Ketenagakerjaan mencatat hingga November 2016 terjadi 101.367 kasus kecelakaan kerja. Sementara sebanyak 2.382 orang meninggal akibat kecelakaan tersebut.

Arifandhi menjelaskan prototipe robot pengecat gedung bertingkat dibuat menggunakan arduino dan single board computer untuk mengontrol pergerakannya. Robot ini dapat mengecat bidang datar dengan luas permukaan sesuai keinginan operator.

“Alat pengecat yang digunakan berbentuk semprot dengan tiang yang memiliki dua derajat kebebasan yaitu X dan Y sebagai sumbu gerakan,”ujarnya.

Cara pengoperasian robot ini cukup mudah. Operator cukup menginput luasan bidang pengecatan dan warna cat. Setelah itu, sensor kamera akan menangkap gambar tembok yang akan dicat. Apabila ditemukan tembok dalam keadaan belum dicat maka semprotan akan bergerak menyemprot bagian tersebut. Ketika proses pengecatan usai, robot akan melakukan scanning untuk mengecek kualitas hasil pengecatan.

“Robot bisa mengecat tembok dengan luasan maksimal 2×2 meter,”jelasnya.

Dengan menggunakan robot ini, Arifandhi menuturkan operator dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecatan tembok dengan akurat. Sebab, kecepatan penyemprotan saat proses pengecatan dapat diatur sesuai keinginan. Selain itu, proses pengecatan dapat dilakukan secara terus-menerus dan konstan.

“ Harapannya robot dapat diimplementasikan secara nyata dan dengan penggunaannya angka kecelakaan kerja khususnya bidang konstruksi dapat ditekan,”pungkasnya.(Humas UGM/Ika)

sumber

Read More

Mahasiswa UGM Berhasil Meneliti Metode Baru Uji Formalin

Penggunaan formalin masih kerap dijumpai sebagai pengawet berbagai bahan makanan, seperti tahu, mie, dan ikan asin. Penggunaan formalin sebagai bahan aditif makanan telah dilarang oleh pemerintah.

Larangan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 22/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan. Alasannya, pemakaian formalin dapat menyebabkan masalah pernapasan, sakit kepala, mual, iritasi pada organ pencernaan, kanker hingga kematian.

Hal tersebut mendorong empat mahasiswa S1 Program Studi Kimia, FMIPA UGM, yaitu Dadang Ovianto, Natasha Nur Fadilah, Firda Aulia’i Rahmani Ma’ruf dan Ida Bagus Alit Rai Sugiharta melakukan penelitian senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan formalin dalam bahan pangan. Dengan bimbingan Dr. Bambang Purwono, Ph.D, mereka telah berhasil mensintesis dan meneliti senyawa turunan piridin sebagai kemosensor.

“Alasan memilih senyawa turunan piridin karena menunjukkan beragam aktivitas biologi, seperti antimalaria, antioksidan, anestetik, antibakteri dan antiparasit,” ujar Danang Ovianto, di FMIPA UGM, Kamis (15/6).

Danang menjelaskan belum banyak penelitian yang dilakukan pada senyawa turunan piridin sebagai senyawa kemosensor. Kemosensor merupakan senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai sensor.

Sedangkan metode yang digunakan untuk mendeteksi formalin adalah dengan mengambil sebagian dari sampel dan dicelupkan ke dalam larutan senyawa kemosensor. Awalnya, larutan tersebut tidak berwarna hingga akan berubah warna menjadi warna kuning.

Lantas kemosensor dapat mengalami perubahan warna pendaran yang dapat diamati secara fluoresensi. Penggunaan metode ini dapat dipergunakan secara kualitatif maupun kuantitatif.

“Dengan mengetahui adanya kandungan formalin dalam bahan pangan maka bahan pangan yang tidak memenuhi syarat dapat dihindarkan peredarannya dalam masyarakat,” papar Danang.

Danang Ovianto mengaku bersyukur karena penelitian ini mendapat bantuan pendanaan dari DIKTI melalui ajang PKM bidang penelitian eksakta (PKM-PE). Menurutnya, keunggulan senyawa kemosensor dalam penelitian ini adalah dapat diamati secara visual perubahan warna larutan dengan adanya formalin, sementara secara kimia akan membentuk struktur yang stabil, kuat, dan dapat balik.

“Selain itu, tidak membutuhkan pemanasan dan pengondisian pH serta penambahan reagen lain. Dengan begitu, kemosensor dapat digunakan untuk mendeteksi formalin dalam sampel secara real time,” jelasnya. (Humas UGM/ Agung)

sumber

Read More

JENGGO, Alat Peraga Edukatif Pembelajaran Matematika Anak

Mahasiswa UGM tak henti-hentinya menciptakan karya yang solutif dan inovatif. Kali ini sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam PKM bidang Kewirausahaan (PKM-K) menciptakan mainan sebagai solusi pembelajaran matematika bagi anak. Mainan yang diberi nama JENGGO merupakan karya inovasi oleh mahasiswa UGM yang terdiri dari Anggita Windi Tiasari (FMIPA), Meilinda Chrisdian Pertiwi (FMIPA), Safita Ema Amalia (FMIPA), Galih Yudithya Utama (FMIPA) dan Micahel Sigit Wicaksono Anugrah Kristanto (FTP). JENGGO merupakan paduan permainan seru antara jenga dan lego

Pembuatan JENGGO dilatarbelakangi atas permasalahan yang ditemui oleh tim dan melihat bahwa matematika merupakan ilmu yang diterapkan pada berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa matematika cukup penting dalam kehidupan sehari-hari. Tim beranggapan bahwa pemahaman ilmu matematika akan lebih baik diajarkan sejak usia dini, terutama bagi anak berada di jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP. Dengan begitu, pada jenjang studi selanjutnya mereka akan lebih mudah mempelajari ilmu matematika.

“Matematika sudah mulai dikenalkan sejak anak-anak di jenjang  yang masih dini, namun banyak yang menganggap matematika sulit dan menjadikannya momok,” ujar Meilinda, Kamis (15/6).

Anak-anak cenderung lebih suka bermain daripada belajar kontradiktif. Selain itu, masa anak-anak adalah masa yang baik untuk belajar. Hal tersebut menginspirasi Meilinda dan tim untuk membuat sebuah alat peraga edukasi (APE). Kelebihan alat ini anak-anak dapat bermain sambil belajar. Menurut Meilinda, matematika sebenarnya sudah cukup familiar sejak usia dini, namun anggapan bahwa matematika sulit menyebabkan anak-anak menjadi malas belajar dan cenderung menghindari matematika.

“Anak-anak terkadang lebih suka bermain daripada belajar,“ imbuh Meilinda.

JENGGO memiliki bentuk seperti jenga dengan inovasi pada pewarnaan balok yang diharapkan menjadi salah satu daya tarik anak-anak untuk ikut bermain. Selain itu, inovasi juga diberikan pada bentuk balok yang dapat dilepas pasang seperti lego. Balok yang dilepas pasang ini memiliki lima varian bentuk, yaitu segitiga, lingkaran, trapesium, jajaran genjang dan bujur sangkar. Inovasi ini sekaligus memberi pengetahuan pada anak-anak mengenai macam bangun datar yang umum diketahui.

Kelebihan produk JENGGO dibandingkan dengan produk jenga yang telah ada sebelumnya adalah adanya balok yang dapat dilepas pasang. Selain itu, ada kartu petunjuk bermain yang universal namun unik. Universal yang dimaksud yakni dapat digunakan oleh PAUD hingga SMP yang masing-masing memiliki aturan permainan dan dapat disesuaikan umur atau jenjang sekolah.

Cara bermain JENGGO cukup mudah dan dapat dimainkan bersama dua atau lebih pemain. Langkah pertama, tiap tiga balok disusun rapi ke atas, kemudian dua dadu dikocok. Setelah itu, pemain mengambil kartu petunjuk bermain, sekaligus mengambil balok sesuai angka hasil pengerjaan petunjuk di kartu. Setelah itu, ditaruh di lapisan jenggo paling atas, begitu seterusnya hingga roboh. Apabila pemain mendapat balok lepas pasang maka ia harus menyebutkan bangun datar di balok tersebut.

JENGGO dapat digunakan oleh anak-anak jenjang PAUD hingga SMP dan dapat digunakan sebagai pendamping guru untuk mengajar. Dengan adanya inovasi JENGGO, tim ini  berharap dapat berkontribusi untuk negeri dengan menjunjung slogan pemantik semangat think big, start small, act now. “Dari UGM kita bangun Jogja untuk Indonesia menuju pentas dunia,” tambah Meilinda. (Humas UGM/Catur)

sumber

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM mendapatkan emas pada Gemastik 9 tahun 2016

sumber : “dikutip langsung dari http://kreativitas.ugm.ac.id”

Gelaran Gemastik 9 di Universitas Indonesia resmi ditutup Sabtu (29/10) kemarin. Delegasi UGM yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa TIK (Komatik) berhasil membawa pulang satu medali emas dan satu penghargaan best poster. Medali emas UGM disumbangkan oleh tim Rang-Rang yang beranggotakan M.Z. Pudya Wardana, Fajar Ulin Nuha, dan Rahmat Albariqi di kategori pengembangan perangkat lunak (Mahasiswa FMIPA UGM). Sementara itu, penghargaan best poster diraih oleh tim snorlax yang beranggotakan M. Adda Yusrul M., M. Iqbal A., dan  Fathin Naufal N.A.

Menurut Mardhani Riasetiawan, pembimbing tim Komatik UGM, prestasi tersebut harus disyukuri dan dijadikan bahan evaluasi bagi tim Komatik. Ia berharap di tahun-tahun mendatang tim Komatik dapat memberikan prestasi yang lebih baik.

“Hasil satu emas pada kategori PPL dan best poster semoga menjadi sumbangsih prestasi untuk UGM dan menjadi semangat lebih untuk menyiapkan lebih baik di tahun depan dan event lainnya. Apresiasi tinggi untuk rekan Komatik dan mahasiswa finalis yang sudah berjuang maksimal. Sekali lagi terimakasih dan selamat untuk pencapaian komatik di gemastik 9 ini,” tutur dosen Fakultas MIPA UGM tersebut.
whatsapp-image-2016-11-02-at-12-43-07-pm
Sepakat dengan Mardhani, Kasubdit Kreativitas Mahasiswa, Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., berharap hasil yang dibawa pulang dari Gemastik 9 menjadi pemicu semangat mahasiswa untuk membersiapkan diri dengan lebih baik di tahun-tahun berikutnya. Menurutnya, UGM selalu siap mendukuk tim Komatik dengan berbagai kegiatan pembinaan maupun fasilitas-fasilitas yang lain.

whatsapp-image-2016-11-02-at-12-43-04-pm

“Selama beberapa bulan terakhir berbagai upaya pembinaan telah kami lakukan. Namun, bukan berarti itu sudah cukup. Masih ada banyak hal yang bisa kita tingkatkan bersama di tahun-tahun mendatang,” tutur Agus.

Gemastik merupakan kompetisi nasional tahunan di bidang TIK di bawah Kementrian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti). Gemastik tahun ini diikuti oleh 2.307 tim dari 113 kampus seluruh Indonesia. Pada babak final yang diselenggarakan di Universitas Indonesia kemarin, UGM mengirimkan 12 tim di enam dari sepuluh kategori yang dilombakan.

whatsapp-image-2016-11-02-at-12-43-06-pm

Read More

Aplikasi Mahasiswa FMIPA UGM Juara Kompetisi IBM dan AT&T di Silicon Valley California

Foto Menerima Penghargaan

 

 

 

 

 

 

 

 

Aplikasi karya mahasiswa UGM berhasil menerima penghargaan “Best Public Safety App” dalam kompetisi aplikasi yang diadakan oleh AT&T dan IBM “Public Safety App Challenge” di California, USA pada tanggal 13 Desember 2014.

Aplikasi yang dinamakan Realive dikembangkan oleh 5 mahasiswa Universitas Gadjah Mada Prodi Ilmu Komputer dan 1 mahasiswa Prodi Geofisika, terdiri dari Daniel Oscar Baskoro (Project Manager), Zamahsyari (Programer), Bahrunnur (Programer), Sabrina Woro Anggraini (Designer), Fansyuri Jenar (Copywriter) dan Maulana Rizki Aditama (Data Analyst) menerima penghargaan di jantung industri teknologi dunia, yakni Silicon Valley. Penyerahan penghargaan tersebut dihadiri oleh ratusan developer dan direktur perusahaan teknologi terkemuka dunia seperti IBM, Amazon, AT&T, Hewlett-Packard, dan lainnya. Peserta kompetisi berasal dari beberapa negara dan Realive berhasil melewati proses kompetisi yang awalnya oleh panitia diberikan data yang akan diolah, kemudian selanjutnya proses pengembangan aplikasi, dan tim yang berhasil melalui proses pengembangan aplikasi diundang presentasi di depan para juri. Dewan juri pada
kompetisi ini terdiri dari 7 orang yang merupakan kalangan professional dari berbagai
perusahaan terkemuka di Silicon Valley.

“Terpilihnya Realive sebagai pemenang kompetisi ini membuahkan kebahagiaan yang luar biasa bagi kami. Terutama karena kami bertanding dan berhasil mendapatkan penghargaan di Silicon Valley, jantung industri teknologi dunia sehingga mampu menunjukkan taring developer dan mahasiswa Indonesia di kancah Internasional.”,kata
Fansyuri, selaku Copywriter project Realive.

Aplikasi Realive merupakan aplikasi untuk menangani kecelakaan secara realtime yang dikembangkan pada Android Wear dan “Google Glass”. Aplikasi Realive dapat menginformasikan kepada pihak-pihak terkait dan terdekat seperti Polisi, Pemadam Kebakaran, Petugas Kesehatan, dsb ketika terjadi suatu kecelakaan. Menggunakan Realive pertolongan tersebut dapat dilakukan dengan cepat karena informasi langsung ditujukan kepada petugas yang berada disekitar lokasi kecelakaan menggunakan perangkat wearable. Selama proses penanganan kecelakaan, petugas terkait juga disajikan informasi real-time mengenai kondisi kecelakaan yang terjadi saat itu. Aplikasi Realive mampu menyajikan pertologan terhadap 20 kategori kecelakaan termasuk bencana alam dan 5 profesi pihak penyelamat yang akan memberikan respon pada tiap kejadian.

Read More

Tim Overclock “Coba-Coba” meraih penghargaan di OACT 2014

oc  Satu lagi raihan prestasi mahasiswa Fakultas MIPA UGM diraih dalam salah satu ajang dibidang perangkat keras yaitu kompetisi overclok tingkat nasional.  Tim dari UGM Yogyakarta yang merupakan juara 2 AOCT 2014 Yogyakarta dan mendapatkan Golden Ticket beranggotakan Wilson Lisan dan Faris Yusuf  (angkatan 2012) dan juga didukung 3 mahasiswa lainnya dari prodi yang sama dengan angkatan 2013 dan 2014 yang juga berasal dari Prodi Elins. Tim ini bertanding selama 3 hari melalui beberapa sesi overclock. Beberapa sesi awal bahkan tim ini tampil impresif dengan menyabet juara pada beberapa sesi. Pada final battle ini akhirnya secara maksimal meraih posisi juara 4.

Acara OACT2014 ini adalah acara yang diselengarakan oleh JagatReview dan Intel. Acara ini sendiri bertemakan Amateur Overclocking Tournament dari Intel dan Jagat Review sepanjang tahun 2014 ini akan beradu kemampuan untuk memperebutkan hadiah dengan total lebih dari Rp 70 juta!. Turnamen ini sangat prestige dikalangan overclock karena didukung oleh MSI, Asus, Gigabyte, Corsair, Dell, Silicon Power, ID Cooling, dan DeepCool ini.

Tim ini secara mandiri melakukan persiapan baik di kampus maupun secara mandiri di luar kampus. Tim ini juga melakukan beberapa kali persiapan dan dikelola oleh aktivitas riset di bawah grup cloud & big data working group (cloud.wg.ugm.ac.id) di Lab Sistem Komputer dan Jaringan, JIKE FMIPA UGM. Semoga capaian-capaian ini semakin menjadi semangat untuk lebih berprestasi di masa depan.

Read More
Translate