Search
Search
Search

Mengubah Gaya Hidup Demi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di DIY Melalui Edukasi Pemilahan Sampah

Mengatasi permasalahan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu langkah strategis untuk mengurangi volume sampah. Kebiasaan sederhana seperti membawa tumbler dan kotak makanan sendiri, mengurangi penggunaan plastik saat berbelanja, serta memilih bahan-bahan ramah lingkungan dapat memberikan dampak nyata. Dengan implementasi langkah-langkah ini, DIY berpotensi mengurangi volume sampah hingga 18,88%.

Pemerintah DIY juga terus mendorong pengelolaan sampah dapur secara mandiri oleh rumah tangga. Sampah organik yang biasanya terbuang begitu saja kini dapat diolah menjadi kompos, pelet, atau pakan maggot. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menghasilkan nilai tambah ekonomi yang signifikan. “Edukasi mengenai pentingnya pemilahan sampah dari sumber juga terus ditingkatkan, misalnya melalui program KKN dan penelitian biologi sampah,” jelas Guntur, perwakilan dari KM FMIPA.

Selain perubahan gaya hidup, inovasi teknologi juga memainkan peran penting dalam pengelolaan sampah di DIY. Beberapa TPA di Kulon Progo, Gunungkidul, dan Bantul mulai menggunakan metode modern seperti open dumping terkontrol dan teknologi penangkapan gas metana. Teknologi ini tidak hanya membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga membuka peluang pemanfaatan sampah sebagai sumber energi terbarukan.

Dengan kolaborasi solid antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi, DIY berpeluang menjadi pelopor pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan. Upaya ini sejalan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDGs 11: Manajemen Bencana melalui kolaborasi mengatasi krisis sampah, serta SDGs 15: Ekosistem Daratan melalui pengelolaan sampah dan pengendalian pencemaran lingkungan. Transformasi ini memerlukan komitmen jangka panjang dari semua pihak, namun dampaknya akan dirasakan tidak hanya untuk masa kini, tetapi juga oleh generasi mendatang. Dengan langkah-langkah strategis yang dilakukan saat ini, DIY mampu membuktikan bahwa kolaborasi dan inovasi dapat menjadi solusi nyata untuk krisis lingkungan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Muhammad Guntur
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Translate