Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau

Meretas Karier di Industri Energi, Pertamina Hulu Energi dan Dealls Ajak Mahasiswa UGM Siap Hadapi Tantangan Global

Riuh tepuk tangan dan semangat bergemuruh mengiringi pembukaan acara “Energy Industry Talent Scouting: Career in Energy” yang diselenggarakan oleh Pertamina Hulu Energi bersama Dealls Job pada Selasa, 14 Mei 2025 di Auditorium Herman Johannes, Fakultas MIPA UGM. Lebih dari 2000 mahasiswa lintas jurusan, mulai dari peserta magang hingga pencari kerja berpengalaman, hadir menyemarakkan acara ini.

Acara ini turut dihadiri oleh jajaran manajemen Pertamina Hulu Energi, diantaranya:

  • Fata Yunus – Vice President Drilling & Well Intervention
  • Dewi Kurnia Salwa – Vice President Human Capital
  • Vinni Indrawati – Manager HCBP Business Operation Function
  • Abimanyu Suryadi – Manager HC Services
  • Dharmantara Nusetyo Narendra – Assistant Manager Talent Acquisition & Learning
  • Dwi Cahyani – Officer HCBP Corporate Function Regional 2
  • Anida Triana Dewi – Sr Analyst HCBP Business Operation Function

Dari pihak Dealls, hadir langsung Andhika Putra Sudarman, S.H., LL.M., CEO & Founder KantorKu HRIS dan Dealls Jobs. Sementara dari UGM, turut hadir Dr. Sulistyowati, S.S., M.Hum., Kepala Kantor Alumni UGM, yang menyambut baik kolaborasi lintas sektor ini sebagai bentuk nyata sinergi antara kampus, industri, dan platform profesional.

Mengangkat tema besar terkait karier di industri migas, acara ini menghadirkan dua pembicara utama, yakni Fata Yunus dan Vinni Indrawati. Diskusi berlangsung interaktif dan dipandu dengan hangat oleh Dwi Cahyani, Officer HCBP Regional PT PHE. Dalam sesi bertajuk Unlocking Career Opportunities in Oil & Gas Industry, Fata mengungkap potensi luar biasa yang masih tersimpan dalam sektor energi fosil.

“Indonesia masih memiliki sekitar 15 miliar barel sumber daya minyak dan gas yang belum tergali. Ini bukan menandakan bahwa industri migas yang akan padam. Dengan kebutuhan energi global yang naik hingga 30% pada tahun 2050, kita masih mempunyai tanggung jawab untuk menjaga swasembada energi nasional,” jelasnya.

Topik lain yang tak kalah inspiratif datang dari Vinni Indrawati dalam sesi Women in Oil & Gas Industry. Ia membuka fakta menarik bahwa perempuan di Pertamina menduduki 75% posisi entry-level, dan 17% posisi strategis. Ia menekankan pentingnya inklusivitas dan kesetaraan, memberikan ruang adil untuk berkembang berdasarkan kompetensi dan karakter.

Pada sesi Q&A, muncul pertanyaan dari Jurnalis MIPA, Amalia Nurmalitasari, terkait peluang karier lulusan MIPA yang kerap bersaing dengan lulusan teknik, terutama di industri energi seperti Pertamina Hulu Energi. Ia bertanya, Apakah lulusan MIPA memiliki kesempatan yang sama atau bahkan keunggulan di bidang ini?

Menanggapi hal ini, Bapak Fata Yunus menyampaikan, “When you enter the career world and you’re helpful, open-minded, berkontribusi maksimal, dan bisa mengerjakan semua hal. Don’t expect you stay in your background.” Ia menekankan bahwa dunia kerja tidak selalu memandang latar belakang pendidikan sebagai hal mutlak. “Yang dibutuhkan adalah AKHLAK. Karakter seseorang jauh lebih penting daripada sekadar gelar akademis,” tegasnya.

Menambahkan jawaban tersebut, Ibu Vinni Indrawati menekankan pentingnya perilaku kerja. “Selain kompetensi, dari perspektif Pertamina, kami sangat memperhatikan behavior dan potensi untuk berkembang. Ketika seseorang sulit berkembang secara sikap, itu jadi catatan penting bagi kami,” jelasnya.

Acara ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi lintas sektor mampu mendorong tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin ke-5 tentang Kesetaraan Gender, ke-7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, ke-8 mengenai Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta ke-17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Pertamina Hulu Energi, melalui kerja sama strategis dengan Dealls Job dan Alumni UGM, menunjukkan komitmennya dalam mencetak tenaga kerja masa depan yang berdaya saing global dan siap menjawab tantangan sektor energi yang terus berkembang.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Aprodity Nirmala
Reportase: Amalia Nurmalitasari

Read More

Pertamina Hulu Energi Gelar Energy Industry Talent Scouting di FMIPA UGM, Tarik Minat Ribuan Mahasiswa

Pertamina Hulu Energi (PHE) bersama Dealls Job menyelenggarakan acara “Energy Industry Talent Scouting: Career In Energy” pada 14 Mei 2025 di Auditorium Herman Johannes, Gedung D Lt. 7, Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan dihadiri lebih dari 2000 mahasiswa dari berbagai jurusan, mulai dari peserta magang, lulusan baru, hingga pencari kerja berpengalaman. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Dewi Kurnia Salwa, Vice President Human Resources PT Pertamina Hulu Energi, dan Bapak Andhika Sudarman, CEO & Founder Dealls Job & Sejuta Cita. Hadir pula Bapak Abimanyu Suryadi, Vice President Human Capital Services PT Pertamina Hulu Energi, yang bersama timnya terus mendorong pengembangan talenta muda Indonesia di sektor energi.

Dalam sambutannya, Ibu Dewi Kurnia Salwa menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari gerakan kemitraan untuk mendukung pengembangan talenta muda di industri energi, yang terwujud melalui kerja sama antara PT Pertamina Hulu Energi, Dealls Job, dan Alumni UGM. Bapak Andhika Sudarman juga menyampaikan motivasi kepada para peserta bahwa setiap pencapaian yang besar pasti diikuti dengan persaingan dan tantangan yang kompetitif. “Sesuatu hal yang besar pasti banyak yang mau,” ujarnya.

Sesi utama acara ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Bapak Fata Yunus, Vice President Drilling and Well Intervention PT Pertamina Hulu Energi sekaligus alumni UGM, serta Ibu Vinni Indrawati, Manager HCBP Business Operation Function. Diskusi ini dipimpin oleh Ibu Dwi Cahyani, Officer HCBP Regional PT Pertamina Hulu Energi sebagai moderator.

Bapak Fata Yunus dalam sesinya membawakan topik “Unlocking Career Opportunities in Oil & Gas Industry”. Beliau menekankan bahwa industri Oil & Gas (migas) masih memiliki peran penting dalam mencapai swasembada energi nasional. “Indonesia memiliki sekitar 15 miliar barel sumber daya minyak dan gas yang belum terjamah. Ini menunjukkan bahwa industri migas masih memiliki prospek signifikan untuk 30-50 tahun ke depan, meskipun kami juga terus berkomitmen mengembangkan energi terbarukan,” ujar Bapak Fata.

Sementara itu, Ibu Vinni Indrawati membawakan topik “Women in Oil & Gas Industry” yang menyoroti pentingnya keterlibatan perempuan dalam sektor migas. “Meskipun industri ini sering dianggap sebagai industri yang maskulin, di Pertamina sendiri perempuan menempati posisi 75% berada dalam entry level dan 17% di posisi strategis,” jelasnya. Beliau juga memperkenalkan komunitas Pertiwi Pertamina yang berperan aktif dalam pemberdayaan perempuan melalui berbagai program pengembangan personal dan profesional, untuk memastikan inklusivitas perempuan dalam perkembangan karir di dunia profesional.

Acara ini sejalan dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) seperti SDG’s  5 Gender Equality, SDG’s 7 Affordable and Clean Energy, SDG’s nomor 8 Decent Work and Economic Growth, serta SDG’s  17 partnership for the Goals, yang mencerminkan komitmen Pertamina Hulu Energi untuk menciptakan tenaga kerja yang berdaya saing dan berkelanjutan di masa depan melalui kolaborasi lintas sektor.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Aprodity Nirmala
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Dosen FMIPA UGM Prof. Fahrudin Nugroho Dikukuhkan Guru Besar

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, S.Si., M.Si., dikukuhkan Guru Besar, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam pidato pengukuhan yang berjudul ‘Prospek Pengembangan Penelitian Dinamika Kompleks dalam Sistem Fisis’, Fahrudin menyoroti bagaimana konsep chaos dan turbulensi bukan sekadar istilah rumit di ruang kelas fisika, melainkan kenyataan yang membentuk banyak aspek kehidupan. “Di tengah dunia yang serba cepat dan kompleks, memahami ketidakteraturan justru menjadi kunci menciptakan solusi-solusi baru. Inilah sains yang mungkin terdengar abstrak, tapi dampaknya sangat nyata,” ungkapnya saat pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Dinamika Tak-linier dan Chaos di Balai Senat UGM, Selasa (22/4).

Chaos dan turbulensi sering kali ditemui tanpa disadari, mulai dari pola angin dan awan di langit, hingga dinamika fluida dalam dunia industri. Meski tampak acak, sistem ini tetap tunduk pada hukum-hukum dasar fisika dan memiliki struktur statistik yang bisa dianalisis. Artinya, dalam kekacauan pun, sains tetap bisa membaca pola tersembunyi. Ini menjadi landasan penting dalam dunia teknik, meteorologi, hingga penerbangan. “Turbulensi adalah keadaan aliran fluida yang sangat tidak teratur dan bergejolak, sedangkan istilah chaos sendiri merujuk pada dinamika sistem deterministik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal,” terang Fahrudin.

Kini sebagai bidang yang terus berkembang, dinamika taklinier dan chaos menjangkau tiga cabang utama, yakni pengembangan teori, kontrol sistem, dan penerapan praktis. Fahrudin mencontohkan bagaimana algoritma pembelajaran mesin kini digunakan untuk memprediksi sistem yang chaotic, atau bagaimana teori bifurkasi berperan dalam memahami ketidakstabilan sistem ekologis. Di sinilah letak menariknya, sesuatu yang tampak berantakan bisa jadi hanya proses menuju keseimbangan baru, dan memahami proses tersebut dapat menyelamatkan banyak hal, mulai dari sistem alam hingga kesehatan manusia.“Chaos tidak selalu bersifat permanen, kadang hanya fase dinamis sementara,” ujarnya.

Di UGM sendiri, penelitian tentang dinamika chaos telah berkembang pesat. Salah satunya melalui rancang bangun sistem Rayleigh-Bénard Convection (RBC) yang memungkinkan peneliti mengamati transisi aliran dari teratur ke turbulen. Selain itu, Departemen Fisika UGM juga mengembangkan studi elektro-hidrodinamika (EHD) dalam kristal cair, yang telah berhasil mengungkap fenomena soft-mode turbulence (SMT), suatu jenis turbulensi dengan sifat ketaklinieran rendah. Temuan ini tidak hanya membuka ruang riset dasar, tetapi juga menjanjikan aplikasi di bidang teknologi material dan elektronika. “Kami menemukan adanya glassy dynamics pada SMT, serta respons SMT terhadap medan magnet bolak-balik yang menyerupai karakteristik feromagnetik,” jelas Fahrudin.

Tidak hanya eksperimen, tim peneliti juga mengeksplorasi pendekatan numerik dengan menganalisis berbagai persamaan diferensial nonlinier, seperti Kuramoto–Sivashinsky, Swift-Hohenberg, dan Nikolaevskii. Lewat simulasi ini, para peneliti dapat menguji hipotesis tanpa harus langsung ke laboratorium. Ini juga memungkinkan eksplorasi ide-ide baru yang bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi teknologi aplikatif. “Simulasi ini memberikan wawasan penting tentang transisi dari dinamika biasa menuju chaos, serta struktur tersembunyi dalam turbulensi,” jelasnya.

Fahrudin juga menyinggung tokoh-tokoh penting dalam sejarah bidang ini, mulai dari Pierre-Gilles de Gennes, Giorgio Parisi, hingga Edward Ott. Dari mereka, dunia belajar bahwa sistem yang tampak kacau bisa mengandung keteraturan tersembunyi yang penting untuk kemajuan teknologi, komunikasi, hingga kecerdasan buatan. Ia mencontohkan teknologi komunikasi berbasis chaos shift keying yang sulit diintersepsi, menjadikannya relevan dalam pengembangan sistem keamanan data dan Internet of Things (IoT). Sains chaos pun kini bukan hanya studi akademik, tetapi juga bagian dari masa depan teknologi digital yang makin terhubung.

Menutup pidatonya, Fahrudin menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga, kolega, institusi, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanannya hingga mencapai titik ini. Ia juga menitipkan harapan bagi generasi ilmuwan berikutnya untuk terus menggali potensi dinamika kompleks dalam sistem fisis. “Melalui pemahaman terhadap dinamika kompleks, kita dapat mengembangkan metode baru untuk mengendalikan dan memanfaatkan fenomena ini, baik untuk memahami alam lebih dalam maupun menerapkannya dalam teknologi. Di tengah dunia yang semakin kompleks, mungkin justru chaos-lah yang bisa menuntun kita menemukan pola, harapan, dan terobosan,” pungkasnya.

Ketua Majelis Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan bahwa dengan pengukuhan ini, Prof. Fahrudin Nugroho menjadi bagian dari 526 Guru Besar aktif Universitas Gadjah Mada, sekaligus memperkuat barisan 56 Guru Besar aktif yang dimiliki oleh FMIPA UGM. Capaian ini tidak hanya memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan akademik di bidang dinamika kompleks dalam sistem fisis, tetapi juga menjadi bagian dari warisan keilmuan yang terus tumbuh, menyemai pemikiran dan pengabdian bagi kemajuan bangsa.

Penulis : Triya Andriyani
Foto     : Firsto

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fmipa-ugm-prof-fahrudin-nugroho-dikukuhkan-guru-besar/

Read More

Kick Off Meeting Riset Kolaborasi Geotermal, Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan UGM Gunakan Drone Aeromagnetik di Lapangan Panas Bumi

Yogyakarta, 17 April 2025 — PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bersama Geoseismal Research Center (GRC) di bawah Laboratorium Geofisika FMIPA UGM resmi memulai riset kolaborasi pengembangan teknologi pemetaan anomali medan magnet bumi untuk mendeteksi potensi panas bumi. Kegiatan ini ditandai dengan kegiatan Kick Off Meeting yang digelar di Auditorium Lantai 7 FMIPA UGM, Rabu (17/4).

Riset ini akan berlangsung selama 16 bulan dengan lokasi di Lapangan Geotermal Karaha dan Kamojang, Jawa Barat. Teknologi utama yang digunakan dalam riset ini adalah UAV (Unmanned Aerial Vehicle) drone aeromagnetik yang dipadukan dengan teknologi LiDAR. Teknologi tersebut memanfaatkan gelombang medan magnet untuk memetakan anomali bawah permukaan yang berkaitan dengan potensi panas bumi, sedangkan teknologi LiDAR memanfaatkan pantulan laser untuk memetakan kondisi topografi di lapangan.

Bapak Dr. rer. nat. Herlan Darmawan, M.Sc, dalam paparannya menjelaskan bahwa metode ini dapat meningkatkan efisiensi survei geofisika di lapangan geotermal. “Dengan UAV aeromagnetik, kita bisa melakukan pemetaan anomali medan magnet secara lebih cepat, aman, dan presisi di area-area yang sulit dijangkau,” ungkapnya.

Sementara itu, Bapak Theodosius Marwan Irnaka S.Si., M.Sc., dosen sekaligus peneliti dari Geothermal Research Center UGM, memaparkan terkait metode interpretasi data dan software yang digunakan dalam proyek ini. “Selain pengembangan alat UAV, kami juga merancang aplikasi pemrosesan data anomali medan magnet yang hasilnya akan digunakan untuk interpretasi potensi sumber panas bumi di bawah permukaan,” jelasnya. Riset ini diharapkan menghasilkan dua output utama, yakni alat UAV aeromagnetik serta laporan hasil uji lapangan dari pemetaan di area Karaha dan Kamojang.

Kick Off Meeting ini dihadiri oleh para peneliti, dosen, mahasiswa, serta perwakilan PGE dan civitas akademika FMIPA UGM, menandai dimulainya kolaborasi strategis dalam riset panas bumi berbasis teknologi aeromagnetik di Indonesia. Selain mendukung pengembangan energi terbarukan, riset ini juga sejalan dengan komitmen terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-7 tentang energi bersih dan terjangkau serta poin ke-13 tentang penanganan perubahan iklim.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Tim Riset Geofisika UGM
Editor: Dipta Eka Satria

Read More

100 Tahun Mekanika Kuantum: Kontribusi Fisika dalam Mengubah Dunia

Tahun 2025 menandai peringatan 100 tahun mekanika kuantum, sebuah tonggak sejarah dalam dunia fisika yang telah mengubah pemahaman kita tentang alam semesta. Untuk memperingatinya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 2025 sebagai Tahun Internasional Sains dan Teknologi Kuantum. Perayaan ini bukan sekadar nostalgia akademik, tetapi juga pengakuan atas peran besar fisika dalam membentuk teknologi modern yang kita gunakan sehari-hari.

Awal Revolusi Kuantum

Sebelum mekanika kuantum, pemahaman kita tentang alam semesta didasarkan pada fisika klasik, yang bekerja dengan baik untuk benda-benda besar seperti planet dan bintang. Namun, ketika ilmuwan mulai meneliti dunia atom, mereka menemukan anomali yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum fisika Newton. Pada 1925, pertemuan ilmuwan di Konferensi Solvay, Brussels, menjadi titik balik yang melahirkan revolusi kuantum. Para raksasa fisika seperti Albert Einstein, Werner Heisenberg, dan Erwin Schrödinger berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang sifat atom.

Mekanika kuantum membawa konsep revolusioner, seperti superposisi, ketidakpastian Heisenberg, dan entanglement (keterkaitan kuantum), yang mengguncang cara kita memahami realitas. Superposisi berarti partikel kuantum dapat berada dalam beberapa keadaan sekaligus hingga diukur. Entanglement maksudnya adalah dua partikel dapat tetap terhubung meskipun terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Sementara itu, ketidakpastian Heisenberg menunjukkan bahwa semakin akurat kita mengukur posisi suatu partikel, semakin sulit mengetahui momentumnya, dan sebaliknya.

Kontribusi Mekanika Kuantum dalam Teknologi Modern

Seabad setelah kelahirannya, mekanika kuantum telah menjadi pilar utama berbagai teknologi mutakhir:

  1. Elektronika dan Komputasi
    Tanpa mekanika kuantum, tidak akan ada transistor dan semikonduktor, yang menjadi dasar bagi semua perangkat elektronik modern, termasuk ponsel pintar dan komputer.
  2. Kedokteran dan Diagnostik
    Teknologi pencitraan medis seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) memanfaatkan prinsip resonansi kuantum untuk menghasilkan gambaran organ dalam tubuh dengan akurasi tinggi.
  3. Energi Terbarukan
    Panel surya (fotovoltaik) bekerja berdasarkan efek fotolistrik yang pertama kali dijelaskan oleh Einstein, memungkinkan konversi energi matahari menjadi listrik.
  4. Keamanan Digital dan Komunikasi
    Kriptografi kuantum menawarkan sistem keamanan yang hampir tidak bisa diretas, menjadikannya solusi masa depan dalam perlindungan data.
  5. Pemahaman Alam Semesta
    Mekanika kuantum berperan dalam memahami proses fusi nuklir di bintang serta membantu penelitian mengenai evolusi galaksi dan struktur alam semesta.

Masa Depan Fisika Kuantum: Tantangan dan Peluang

Saat dunia merayakan 100 tahun revolusi kuantum, ilmuwan masih berusaha menjawab pertanyaan mendasar yang belum terpecahkan, seperti bagaimana transisi dari dunia kuantum ke dunia klasik terjadi (dekoherensi) dan bagaimana menyatukan mekanika kuantum dengan relativitas umum Einstein.

Selain itu, perkembangan komputasi kuantum menjanjikan lompatan besar dalam berbagai industri, termasuk:

  • Farmasi: Simulasi molekuler untuk menemukan obat baru dengan lebih cepat.
  • Material baru: Pengembangan bahan dengan sifat yang belum pernah ada sebelumnya.
  • Keamanan siber: Sistem enkripsi yang tidak dapat dipecahkan oleh komputer klasik.

Kesadaran Publik dan Peran Pendidikan Fisika

Di tengah pencapaian luar biasa ini, ada tantangan besar di Indonesia: minat generasi muda terhadap fisika semakin menurun. Sistem pendidikan saat ini, termasuk kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kurang menekankan penguatan dasar-dasar sains, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah siswa yang tertarik mendalami fisika.

Stereotip negatif terhadap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang memberikan prospek kerja yang menjanjikan juga semakin memperburuk keadaan. Padahal, banyak industri berbasis teknologi membutuhkan lulusan fisika dengan keahlian tinggi dalam analisis data, pemodelan matematis, dan pengembangan teknologi canggih.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi akademisi, pemerintah, dan industri untuk bekerja sama dalam:

  1. Memperkuat kurikulum fisika agar lebih aplikatif dan menarik.
  2. Mendorong kolaborasi riset antara universitas dan industri untuk menciptakan lapangan kerja berbasis sains.
  3. Meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya fisika melalui media sosial, seminar, dan program edukasi.

Kesimpulan: Fisika sebagai Pilar Masa Depan

100 tahun mekanika kuantum telah membuktikan bahwa fisika bukan sekadar teori, melainkan fondasi bagi kemajuan teknologi dan inovasi yang mengubah dunia. Jika Indonesia ingin menjadi bagian dari revolusi teknologi global, maka pendidikan fisika harus mendapat perhatian lebih serius.

Di tengah perayaan ini, harapannya adalah generasi muda Indonesia kembali tertarik dengan fisika dan menyadari bahwa di balik keajaiban teknologi modern, terdapat peran besar para fisikawan yang telah berjuang untuk memahami alam semesta dari tingkat terkecil hingga terbesar.

Relevansi mekanika kuantum terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sangat kuat, terutama dalam bidang:

SDG 4 (Pendidikan Berkualitas): Mendorong integrasi mekanika kuantum dalam kurikulum sekolah untuk membangun generasi ilmuwan masa depan.
SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau): Pengembangan sel surya berbasis efek kuantum untuk meningkatkan efisiensi energi terbarukan.
SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur): Mendorong investasi dalam teknologi kuantum untuk mendukung ekonomi digital Indonesia.
SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat): Penggunaan kriptografi kuantum untuk meningkatkan keamanan siber nasional.

Read More

Inovasi Energi Terbarukan Bawa Mahasiswa FMIPA UGM Raih Puncak Juara di National Energy Festival 2024

Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan memenangkan Business Case Competition yang diselenggarakan oleh Dewan Energi Mahasiswa dalam rangka National Energy Festival (NEF). Tim yang terdiri atas Wanda Marisa Bekti (Geofisika), Maulana Asahana Mustafa (Teknik Mesin), dan Mohamad Lintang (Akuntansi), yang sukses menyelesaikan tantangan dalam tiga tahap kompetisi: geothermal, panel surya, dan biomassa. “Tahap pertama itu tentang geothermal, yang kedua tentang panel surya, dan finalnya membahas biomassa,” papar Wanda.

menjelaskan bahwa tahap kedua, yang membahas panel surya, menjadi tantangan terbesar karena memerlukan analisis teknis yang mendalam. Di tengah jadwal kuliah yang padat, mereka harus menyeimbangkan waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah sekaligus menyusun proposal kompetisi.

“Untuk tahap kedua dan final, kami bahkan menyiapkan proposal dan presentasi hanya H-1 sebelum deadline,” ungkap Wanda. Meski bekerja di bawah tekanan waktu yang ketat, tim ini menunjukkan kolaborasi yang solid hingga berhasil melaju ke final dan meraih kemenangan.

Menurut Wanda, keberhasilan mereka bukan hanya soal seberapa banyak waktu yang dimiliki, tetapi bagaimana memanfaatkannya secara maksimal. Kolaborasi antar anggota tim dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda menjadi kekuatan utama. Strategi yang matang, keberanian untuk mencoba, dan dedikasi penuh menjadi kunci kemenangan mereka.

Wanda berharap keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk tidak ragu menghadapi tantangan baru. Ia menekankan bahwa keberanian untuk mencoba dan memanfaatkan waktu secara maksimal adalah langkah awal menuju kesuksesan. Prestasi ini tidak hanya menunjukkan kemampuan akademik yang unggul, tetapi juga potensi besar mahasiswa UGM dalam menjawab tantangan global di bidang energi. Keberhasilan tim ini turut mengimplementasikan SDGS poin 4 yaitu pendidikan berkualitas melalui kegiatan perlombaan nasional energi dan SDGS poin 7 yaitu energi terjangkau melalui tema business proposal bertemakan geothermal, panel surya dan biomassa.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Wanda Marisa Bekti
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

FMIPA UGM dan PERTAMINA Hulu Energi Gelar Studi Pengembangan Metode Passive Seismic Dorong Inovasi Eksplorasi Hidrokarbon

Dorong Inovasi Eksplorasi Hidrokarbon, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PERTAMINA Hulu Energi (PHE) mengadakan studi pengembangan metode Passive Seismic menggunakan teknik Time Invariant Ambient Noise Tomography (TIANT) dan pemrosesan data Controlled Source Electromagnetic (CSEM). Acara ini berlangsung selama dua hari pada 23-24 Oktober 2024 di auditorium lantai 1 FMIPA UGM, Yogyakarta.
Studi ini melibatkan tim dari PHE UI, PHE Eksplorasi, PHE Regional, serta mitra lain seperti Joint Operating Body (JOB) Tomori dan Simenggaris, serta PT. Elnusa Tbk. Fokus utama penelitian adalah mengembangkan metode deteksi reservoir hidrokarbon dengan pendekatan yang lebih efisien dan lebih ramah lingkungan.

Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si., selaku perwakilan Departemen Fisika FMIPA UGM sekaligus Team Leader, menyampaikan, “Melalui kerja sama ini nantinya diharapkan dapat menciptakan inovasi untuk mendukung hilirisasi bersama dengan Pertabocsy JOB Tomori, Elnusa, dan juga Pertamina Hulu Energi.” Salah satu studi yang dipaparkan adalah pengolahan data di Lapangan Senoro, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Tim telah melaksanakan studi Low Frequency Passive Seismic (LFPS) dan Time Reverse Modelling (TRM) untuk mengidentifikasi potensi geologis area tersebut. Hasil sementara menunjukkan bahwa area tersebut tidak berpotensi likuifaksi, tetapi ada risiko penurunan tanah dan retakan saat terjadi gempa bumi. Area utara didominasi oleh tanah lunak, sedangkan area selatan terdiri dari batuan lunak atau tanah keras.

Di area Simenggaris, pengolahan data CSEM untuk 35 titik akuisisi menunjukkan bahwa intensitas temperatur di wilayah Far-North lebih rendah dibandingkan area eksplorasi lainnya. Ini menandakan adanya potensi hidrokarbon yang memerlukan tambahan titik akuisisi. Hingga 23 Oktober 2024, progress pengembangan metode ini telah mencapai 47,5%, dengan target penyelesaian pada September 2025. Studi ini akan terus berlanjut dengan pengolahan data tambahan serta koreksi berdasarkan diskusi selama acara berlangsung.

Penelitian ini relevan dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (pendidikan berkualitas) dengan peningkatan kapasitas riset, SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dengan tujuan konversi hidrokarbon menjadi energi minyak bumi, SDG 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur) melalui pengembangan teknologi eksplorasi, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dalam proses deteksi hidrokarbon yang tidak merusak lingkungan dan menggunakan sumber dari sifat fisis alami serta SDG 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan) dengan kerja sama antara akademisi dan industri dalam mewujudkan inovasi di sektor energi.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Dari Peneliti Muda ke Astrofisikawan: Cerita Inspiratif Ghita Nadhira, Mahasiswi Berprestasi Fisika FMIPA UGM

Dalam acara Pengabdian Masyarakat KBK Fisika di SMAN 1 Temanggung pada 8 Oktober 2024, Ghita Nadhira, mahasiswi Fisika UGM, membagikan pengalamannya sebagai peneliti muda yang aktif sejak SMA. Peraih medali perunggu di Asia-Pacific Conference of Young Scientist 2021 ini menekankan pentingnya mengembangkan minat riset sejak dini.

Ghita mempresentasikan inovasi alat Sky Electricity, yang memanfaatkan listrik atmosfer sebagai sumber energi terbarukan. Risetnya fokus pada penggunaan perbedaan potensial listrik di atmosfer untuk menghasilkan energi bersih, solusi potensial bagi ketergantungan energi fosil. Ghita menjelaskan bahwa listrik atmosfer memiliki peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia, mengingat fenomena alam yang mendukung.

Ia juga memberi tips kepada siswa untuk selalu peka terhadap masalah sekitar dan terus berinovasi. Menurut Ghita, kemampuan menemukan masalah dan mencari solusi lewat riset adalah kunci kesuksesan sebagai peneliti. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan diskusi dalam riset, karena ide-ide baru sering muncul dari berbagai sudut pandang.

Riset yang dibawakan Ghita berhubungan dengan SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas, karena Ghita memberikan inspirasi kepada siswa untuk mengembangkan minat di bidang riset dan sains sejak dini. Selain itu, inovasi Ghita terkait pemanfaatan listrik atmosfer mendukung SDG 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan. SDG 9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur juga sangat relevan, mengingat inovasi tersebut dapat membantu mengembangkan teknologi baru yang mendukung infrastruktur energi yang berkelanjutan. Terakhir, SDG 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan tercermin dalam kolaborasi antara siswa, peneliti, dan institusi pendidikan untuk mendorong riset yang inovatif dan berkelanjutan di masa depan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Tim Laboran Fisika Atom dan Inti (Fisanti) Departemen Fisika FMIPA UGM
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Meretas Karier di Industri Energi, Pertamina Hulu Energi dan Dealls Ajak Mahasiswa UGM Siap Hadapi Tantangan Global

Riuh tepuk tangan dan semangat bergemuruh mengiringi pembukaan acara “Energy Industry Talent Scouting: Career in Energy” yang diselenggarakan oleh Pertamina Hulu Energi bersama Dealls Job pada Selasa, 14 Mei 2025 di Auditorium Herman Johannes, Fakultas MIPA UGM. Lebih dari 2000 mahasiswa lintas jurusan, mulai dari peserta magang hingga pencari kerja berpengalaman, hadir menyemarakkan acara ini.

Acara ini turut dihadiri oleh jajaran manajemen Pertamina Hulu Energi, diantaranya:

  • Fata Yunus – Vice President Drilling & Well Intervention
  • Dewi Kurnia Salwa – Vice President Human Capital
  • Vinni Indrawati – Manager HCBP Business Operation Function
  • Abimanyu Suryadi – Manager HC Services
  • Dharmantara Nusetyo Narendra – Assistant Manager Talent Acquisition & Learning
  • Dwi Cahyani – Officer HCBP Corporate Function Regional 2
  • Anida Triana Dewi – Sr Analyst HCBP Business Operation Function

Dari pihak Dealls, hadir langsung Andhika Putra Sudarman, S.H., LL.M., CEO & Founder KantorKu HRIS dan Dealls Jobs. Sementara dari UGM, turut hadir Dr. Sulistyowati, S.S., M.Hum., Kepala Kantor Alumni UGM, yang menyambut baik kolaborasi lintas sektor ini sebagai bentuk nyata sinergi antara kampus, industri, dan platform profesional.

Mengangkat tema besar terkait karier di industri migas, acara ini menghadirkan dua pembicara utama, yakni Fata Yunus dan Vinni Indrawati. Diskusi berlangsung interaktif dan dipandu dengan hangat oleh Dwi Cahyani, Officer HCBP Regional PT PHE. Dalam sesi bertajuk Unlocking Career Opportunities in Oil & Gas Industry, Fata mengungkap potensi luar biasa yang masih tersimpan dalam sektor energi fosil.

“Indonesia masih memiliki sekitar 15 miliar barel sumber daya minyak dan gas yang belum tergali. Ini bukan menandakan bahwa industri migas yang akan padam. Dengan kebutuhan energi global yang naik hingga 30% pada tahun 2050, kita masih mempunyai tanggung jawab untuk menjaga swasembada energi nasional,” jelasnya.

Topik lain yang tak kalah inspiratif datang dari Vinni Indrawati dalam sesi Women in Oil & Gas Industry. Ia membuka fakta menarik bahwa perempuan di Pertamina menduduki 75% posisi entry-level, dan 17% posisi strategis. Ia menekankan pentingnya inklusivitas dan kesetaraan, memberikan ruang adil untuk berkembang berdasarkan kompetensi dan karakter.

Pada sesi Q&A, muncul pertanyaan dari Jurnalis MIPA, Amalia Nurmalitasari, terkait peluang karier lulusan MIPA yang kerap bersaing dengan lulusan teknik, terutama di industri energi seperti Pertamina Hulu Energi. Ia bertanya, Apakah lulusan MIPA memiliki kesempatan yang sama atau bahkan keunggulan di bidang ini?

Menanggapi hal ini, Bapak Fata Yunus menyampaikan, “When you enter the career world and you’re helpful, open-minded, berkontribusi maksimal, dan bisa mengerjakan semua hal. Don’t expect you stay in your background.” Ia menekankan bahwa dunia kerja tidak selalu memandang latar belakang pendidikan sebagai hal mutlak. “Yang dibutuhkan adalah AKHLAK. Karakter seseorang jauh lebih penting daripada sekadar gelar akademis,” tegasnya.

Menambahkan jawaban tersebut, Ibu Vinni Indrawati menekankan pentingnya perilaku kerja. “Selain kompetensi, dari perspektif Pertamina, kami sangat memperhatikan behavior dan potensi untuk berkembang. Ketika seseorang sulit berkembang secara sikap, itu jadi catatan penting bagi kami,” jelasnya.

Acara ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi lintas sektor mampu mendorong tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin ke-5 tentang Kesetaraan Gender, ke-7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, ke-8 mengenai Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta ke-17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Pertamina Hulu Energi, melalui kerja sama strategis dengan Dealls Job dan Alumni UGM, menunjukkan komitmennya dalam mencetak tenaga kerja masa depan yang berdaya saing global dan siap menjawab tantangan sektor energi yang terus berkembang.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Aprodity Nirmala
Reportase: Amalia Nurmalitasari

Read More

Pertamina Hulu Energi Gelar Energy Industry Talent Scouting di FMIPA UGM, Tarik Minat Ribuan Mahasiswa

Pertamina Hulu Energi (PHE) bersama Dealls Job menyelenggarakan acara “Energy Industry Talent Scouting: Career In Energy” pada 14 Mei 2025 di Auditorium Herman Johannes, Gedung D Lt. 7, Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan dihadiri lebih dari 2000 mahasiswa dari berbagai jurusan, mulai dari peserta magang, lulusan baru, hingga pencari kerja berpengalaman. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Dewi Kurnia Salwa, Vice President Human Resources PT Pertamina Hulu Energi, dan Bapak Andhika Sudarman, CEO & Founder Dealls Job & Sejuta Cita. Hadir pula Bapak Abimanyu Suryadi, Vice President Human Capital Services PT Pertamina Hulu Energi, yang bersama timnya terus mendorong pengembangan talenta muda Indonesia di sektor energi.

Dalam sambutannya, Ibu Dewi Kurnia Salwa menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari gerakan kemitraan untuk mendukung pengembangan talenta muda di industri energi, yang terwujud melalui kerja sama antara PT Pertamina Hulu Energi, Dealls Job, dan Alumni UGM. Bapak Andhika Sudarman juga menyampaikan motivasi kepada para peserta bahwa setiap pencapaian yang besar pasti diikuti dengan persaingan dan tantangan yang kompetitif. “Sesuatu hal yang besar pasti banyak yang mau,” ujarnya.

Sesi utama acara ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Bapak Fata Yunus, Vice President Drilling and Well Intervention PT Pertamina Hulu Energi sekaligus alumni UGM, serta Ibu Vinni Indrawati, Manager HCBP Business Operation Function. Diskusi ini dipimpin oleh Ibu Dwi Cahyani, Officer HCBP Regional PT Pertamina Hulu Energi sebagai moderator.

Bapak Fata Yunus dalam sesinya membawakan topik “Unlocking Career Opportunities in Oil & Gas Industry”. Beliau menekankan bahwa industri Oil & Gas (migas) masih memiliki peran penting dalam mencapai swasembada energi nasional. “Indonesia memiliki sekitar 15 miliar barel sumber daya minyak dan gas yang belum terjamah. Ini menunjukkan bahwa industri migas masih memiliki prospek signifikan untuk 30-50 tahun ke depan, meskipun kami juga terus berkomitmen mengembangkan energi terbarukan,” ujar Bapak Fata.

Sementara itu, Ibu Vinni Indrawati membawakan topik “Women in Oil & Gas Industry” yang menyoroti pentingnya keterlibatan perempuan dalam sektor migas. “Meskipun industri ini sering dianggap sebagai industri yang maskulin, di Pertamina sendiri perempuan menempati posisi 75% berada dalam entry level dan 17% di posisi strategis,” jelasnya. Beliau juga memperkenalkan komunitas Pertiwi Pertamina yang berperan aktif dalam pemberdayaan perempuan melalui berbagai program pengembangan personal dan profesional, untuk memastikan inklusivitas perempuan dalam perkembangan karir di dunia profesional.

Acara ini sejalan dengan beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) seperti SDG’s  5 Gender Equality, SDG’s 7 Affordable and Clean Energy, SDG’s nomor 8 Decent Work and Economic Growth, serta SDG’s  17 partnership for the Goals, yang mencerminkan komitmen Pertamina Hulu Energi untuk menciptakan tenaga kerja yang berdaya saing dan berkelanjutan di masa depan melalui kolaborasi lintas sektor.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Aprodity Nirmala
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Dosen FMIPA UGM Prof. Fahrudin Nugroho Dikukuhkan Guru Besar

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, S.Si., M.Si., dikukuhkan Guru Besar, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam pidato pengukuhan yang berjudul ‘Prospek Pengembangan Penelitian Dinamika Kompleks dalam Sistem Fisis’, Fahrudin menyoroti bagaimana konsep chaos dan turbulensi bukan sekadar istilah rumit di ruang kelas fisika, melainkan kenyataan yang membentuk banyak aspek kehidupan. “Di tengah dunia yang serba cepat dan kompleks, memahami ketidakteraturan justru menjadi kunci menciptakan solusi-solusi baru. Inilah sains yang mungkin terdengar abstrak, tapi dampaknya sangat nyata,” ungkapnya saat pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Dinamika Tak-linier dan Chaos di Balai Senat UGM, Selasa (22/4).

Chaos dan turbulensi sering kali ditemui tanpa disadari, mulai dari pola angin dan awan di langit, hingga dinamika fluida dalam dunia industri. Meski tampak acak, sistem ini tetap tunduk pada hukum-hukum dasar fisika dan memiliki struktur statistik yang bisa dianalisis. Artinya, dalam kekacauan pun, sains tetap bisa membaca pola tersembunyi. Ini menjadi landasan penting dalam dunia teknik, meteorologi, hingga penerbangan. “Turbulensi adalah keadaan aliran fluida yang sangat tidak teratur dan bergejolak, sedangkan istilah chaos sendiri merujuk pada dinamika sistem deterministik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal,” terang Fahrudin.

Kini sebagai bidang yang terus berkembang, dinamika taklinier dan chaos menjangkau tiga cabang utama, yakni pengembangan teori, kontrol sistem, dan penerapan praktis. Fahrudin mencontohkan bagaimana algoritma pembelajaran mesin kini digunakan untuk memprediksi sistem yang chaotic, atau bagaimana teori bifurkasi berperan dalam memahami ketidakstabilan sistem ekologis. Di sinilah letak menariknya, sesuatu yang tampak berantakan bisa jadi hanya proses menuju keseimbangan baru, dan memahami proses tersebut dapat menyelamatkan banyak hal, mulai dari sistem alam hingga kesehatan manusia.“Chaos tidak selalu bersifat permanen, kadang hanya fase dinamis sementara,” ujarnya.

Di UGM sendiri, penelitian tentang dinamika chaos telah berkembang pesat. Salah satunya melalui rancang bangun sistem Rayleigh-Bénard Convection (RBC) yang memungkinkan peneliti mengamati transisi aliran dari teratur ke turbulen. Selain itu, Departemen Fisika UGM juga mengembangkan studi elektro-hidrodinamika (EHD) dalam kristal cair, yang telah berhasil mengungkap fenomena soft-mode turbulence (SMT), suatu jenis turbulensi dengan sifat ketaklinieran rendah. Temuan ini tidak hanya membuka ruang riset dasar, tetapi juga menjanjikan aplikasi di bidang teknologi material dan elektronika. “Kami menemukan adanya glassy dynamics pada SMT, serta respons SMT terhadap medan magnet bolak-balik yang menyerupai karakteristik feromagnetik,” jelas Fahrudin.

Tidak hanya eksperimen, tim peneliti juga mengeksplorasi pendekatan numerik dengan menganalisis berbagai persamaan diferensial nonlinier, seperti Kuramoto–Sivashinsky, Swift-Hohenberg, dan Nikolaevskii. Lewat simulasi ini, para peneliti dapat menguji hipotesis tanpa harus langsung ke laboratorium. Ini juga memungkinkan eksplorasi ide-ide baru yang bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi teknologi aplikatif. “Simulasi ini memberikan wawasan penting tentang transisi dari dinamika biasa menuju chaos, serta struktur tersembunyi dalam turbulensi,” jelasnya.

Fahrudin juga menyinggung tokoh-tokoh penting dalam sejarah bidang ini, mulai dari Pierre-Gilles de Gennes, Giorgio Parisi, hingga Edward Ott. Dari mereka, dunia belajar bahwa sistem yang tampak kacau bisa mengandung keteraturan tersembunyi yang penting untuk kemajuan teknologi, komunikasi, hingga kecerdasan buatan. Ia mencontohkan teknologi komunikasi berbasis chaos shift keying yang sulit diintersepsi, menjadikannya relevan dalam pengembangan sistem keamanan data dan Internet of Things (IoT). Sains chaos pun kini bukan hanya studi akademik, tetapi juga bagian dari masa depan teknologi digital yang makin terhubung.

Menutup pidatonya, Fahrudin menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga, kolega, institusi, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanannya hingga mencapai titik ini. Ia juga menitipkan harapan bagi generasi ilmuwan berikutnya untuk terus menggali potensi dinamika kompleks dalam sistem fisis. “Melalui pemahaman terhadap dinamika kompleks, kita dapat mengembangkan metode baru untuk mengendalikan dan memanfaatkan fenomena ini, baik untuk memahami alam lebih dalam maupun menerapkannya dalam teknologi. Di tengah dunia yang semakin kompleks, mungkin justru chaos-lah yang bisa menuntun kita menemukan pola, harapan, dan terobosan,” pungkasnya.

Ketua Majelis Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan bahwa dengan pengukuhan ini, Prof. Fahrudin Nugroho menjadi bagian dari 526 Guru Besar aktif Universitas Gadjah Mada, sekaligus memperkuat barisan 56 Guru Besar aktif yang dimiliki oleh FMIPA UGM. Capaian ini tidak hanya memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan akademik di bidang dinamika kompleks dalam sistem fisis, tetapi juga menjadi bagian dari warisan keilmuan yang terus tumbuh, menyemai pemikiran dan pengabdian bagi kemajuan bangsa.

Penulis : Triya Andriyani
Foto     : Firsto

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fmipa-ugm-prof-fahrudin-nugroho-dikukuhkan-guru-besar/

Read More

Kick Off Meeting Riset Kolaborasi Geotermal, Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan UGM Gunakan Drone Aeromagnetik di Lapangan Panas Bumi

Yogyakarta, 17 April 2025 — PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bersama Geoseismal Research Center (GRC) di bawah Laboratorium Geofisika FMIPA UGM resmi memulai riset kolaborasi pengembangan teknologi pemetaan anomali medan magnet bumi untuk mendeteksi potensi panas bumi. Kegiatan ini ditandai dengan kegiatan Kick Off Meeting yang digelar di Auditorium Lantai 7 FMIPA UGM, Rabu (17/4).

Riset ini akan berlangsung selama 16 bulan dengan lokasi di Lapangan Geotermal Karaha dan Kamojang, Jawa Barat. Teknologi utama yang digunakan dalam riset ini adalah UAV (Unmanned Aerial Vehicle) drone aeromagnetik yang dipadukan dengan teknologi LiDAR. Teknologi tersebut memanfaatkan gelombang medan magnet untuk memetakan anomali bawah permukaan yang berkaitan dengan potensi panas bumi, sedangkan teknologi LiDAR memanfaatkan pantulan laser untuk memetakan kondisi topografi di lapangan.

Bapak Dr. rer. nat. Herlan Darmawan, M.Sc, dalam paparannya menjelaskan bahwa metode ini dapat meningkatkan efisiensi survei geofisika di lapangan geotermal. “Dengan UAV aeromagnetik, kita bisa melakukan pemetaan anomali medan magnet secara lebih cepat, aman, dan presisi di area-area yang sulit dijangkau,” ungkapnya.

Sementara itu, Bapak Theodosius Marwan Irnaka S.Si., M.Sc., dosen sekaligus peneliti dari Geothermal Research Center UGM, memaparkan terkait metode interpretasi data dan software yang digunakan dalam proyek ini. “Selain pengembangan alat UAV, kami juga merancang aplikasi pemrosesan data anomali medan magnet yang hasilnya akan digunakan untuk interpretasi potensi sumber panas bumi di bawah permukaan,” jelasnya. Riset ini diharapkan menghasilkan dua output utama, yakni alat UAV aeromagnetik serta laporan hasil uji lapangan dari pemetaan di area Karaha dan Kamojang.

Kick Off Meeting ini dihadiri oleh para peneliti, dosen, mahasiswa, serta perwakilan PGE dan civitas akademika FMIPA UGM, menandai dimulainya kolaborasi strategis dalam riset panas bumi berbasis teknologi aeromagnetik di Indonesia. Selain mendukung pengembangan energi terbarukan, riset ini juga sejalan dengan komitmen terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-7 tentang energi bersih dan terjangkau serta poin ke-13 tentang penanganan perubahan iklim.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Tim Riset Geofisika UGM
Editor: Dipta Eka Satria

Read More

100 Tahun Mekanika Kuantum: Kontribusi Fisika dalam Mengubah Dunia

Tahun 2025 menandai peringatan 100 tahun mekanika kuantum, sebuah tonggak sejarah dalam dunia fisika yang telah mengubah pemahaman kita tentang alam semesta. Untuk memperingatinya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 2025 sebagai Tahun Internasional Sains dan Teknologi Kuantum. Perayaan ini bukan sekadar nostalgia akademik, tetapi juga pengakuan atas peran besar fisika dalam membentuk teknologi modern yang kita gunakan sehari-hari.

Awal Revolusi Kuantum

Sebelum mekanika kuantum, pemahaman kita tentang alam semesta didasarkan pada fisika klasik, yang bekerja dengan baik untuk benda-benda besar seperti planet dan bintang. Namun, ketika ilmuwan mulai meneliti dunia atom, mereka menemukan anomali yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum fisika Newton. Pada 1925, pertemuan ilmuwan di Konferensi Solvay, Brussels, menjadi titik balik yang melahirkan revolusi kuantum. Para raksasa fisika seperti Albert Einstein, Werner Heisenberg, dan Erwin Schrödinger berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang sifat atom.

Mekanika kuantum membawa konsep revolusioner, seperti superposisi, ketidakpastian Heisenberg, dan entanglement (keterkaitan kuantum), yang mengguncang cara kita memahami realitas. Superposisi berarti partikel kuantum dapat berada dalam beberapa keadaan sekaligus hingga diukur. Entanglement maksudnya adalah dua partikel dapat tetap terhubung meskipun terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Sementara itu, ketidakpastian Heisenberg menunjukkan bahwa semakin akurat kita mengukur posisi suatu partikel, semakin sulit mengetahui momentumnya, dan sebaliknya.

Kontribusi Mekanika Kuantum dalam Teknologi Modern

Seabad setelah kelahirannya, mekanika kuantum telah menjadi pilar utama berbagai teknologi mutakhir:

  1. Elektronika dan Komputasi
    Tanpa mekanika kuantum, tidak akan ada transistor dan semikonduktor, yang menjadi dasar bagi semua perangkat elektronik modern, termasuk ponsel pintar dan komputer.
  2. Kedokteran dan Diagnostik
    Teknologi pencitraan medis seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) memanfaatkan prinsip resonansi kuantum untuk menghasilkan gambaran organ dalam tubuh dengan akurasi tinggi.
  3. Energi Terbarukan
    Panel surya (fotovoltaik) bekerja berdasarkan efek fotolistrik yang pertama kali dijelaskan oleh Einstein, memungkinkan konversi energi matahari menjadi listrik.
  4. Keamanan Digital dan Komunikasi
    Kriptografi kuantum menawarkan sistem keamanan yang hampir tidak bisa diretas, menjadikannya solusi masa depan dalam perlindungan data.
  5. Pemahaman Alam Semesta
    Mekanika kuantum berperan dalam memahami proses fusi nuklir di bintang serta membantu penelitian mengenai evolusi galaksi dan struktur alam semesta.

Masa Depan Fisika Kuantum: Tantangan dan Peluang

Saat dunia merayakan 100 tahun revolusi kuantum, ilmuwan masih berusaha menjawab pertanyaan mendasar yang belum terpecahkan, seperti bagaimana transisi dari dunia kuantum ke dunia klasik terjadi (dekoherensi) dan bagaimana menyatukan mekanika kuantum dengan relativitas umum Einstein.

Selain itu, perkembangan komputasi kuantum menjanjikan lompatan besar dalam berbagai industri, termasuk:

  • Farmasi: Simulasi molekuler untuk menemukan obat baru dengan lebih cepat.
  • Material baru: Pengembangan bahan dengan sifat yang belum pernah ada sebelumnya.
  • Keamanan siber: Sistem enkripsi yang tidak dapat dipecahkan oleh komputer klasik.

Kesadaran Publik dan Peran Pendidikan Fisika

Di tengah pencapaian luar biasa ini, ada tantangan besar di Indonesia: minat generasi muda terhadap fisika semakin menurun. Sistem pendidikan saat ini, termasuk kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kurang menekankan penguatan dasar-dasar sains, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah siswa yang tertarik mendalami fisika.

Stereotip negatif terhadap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang memberikan prospek kerja yang menjanjikan juga semakin memperburuk keadaan. Padahal, banyak industri berbasis teknologi membutuhkan lulusan fisika dengan keahlian tinggi dalam analisis data, pemodelan matematis, dan pengembangan teknologi canggih.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi akademisi, pemerintah, dan industri untuk bekerja sama dalam:

  1. Memperkuat kurikulum fisika agar lebih aplikatif dan menarik.
  2. Mendorong kolaborasi riset antara universitas dan industri untuk menciptakan lapangan kerja berbasis sains.
  3. Meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya fisika melalui media sosial, seminar, dan program edukasi.

Kesimpulan: Fisika sebagai Pilar Masa Depan

100 tahun mekanika kuantum telah membuktikan bahwa fisika bukan sekadar teori, melainkan fondasi bagi kemajuan teknologi dan inovasi yang mengubah dunia. Jika Indonesia ingin menjadi bagian dari revolusi teknologi global, maka pendidikan fisika harus mendapat perhatian lebih serius.

Di tengah perayaan ini, harapannya adalah generasi muda Indonesia kembali tertarik dengan fisika dan menyadari bahwa di balik keajaiban teknologi modern, terdapat peran besar para fisikawan yang telah berjuang untuk memahami alam semesta dari tingkat terkecil hingga terbesar.

Relevansi mekanika kuantum terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sangat kuat, terutama dalam bidang:

SDG 4 (Pendidikan Berkualitas): Mendorong integrasi mekanika kuantum dalam kurikulum sekolah untuk membangun generasi ilmuwan masa depan.
SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau): Pengembangan sel surya berbasis efek kuantum untuk meningkatkan efisiensi energi terbarukan.
SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur): Mendorong investasi dalam teknologi kuantum untuk mendukung ekonomi digital Indonesia.
SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat): Penggunaan kriptografi kuantum untuk meningkatkan keamanan siber nasional.

Read More

Inovasi Energi Terbarukan Bawa Mahasiswa FMIPA UGM Raih Puncak Juara di National Energy Festival 2024

Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan memenangkan Business Case Competition yang diselenggarakan oleh Dewan Energi Mahasiswa dalam rangka National Energy Festival (NEF). Tim yang terdiri atas Wanda Marisa Bekti (Geofisika), Maulana Asahana Mustafa (Teknik Mesin), dan Mohamad Lintang (Akuntansi), yang sukses menyelesaikan tantangan dalam tiga tahap kompetisi: geothermal, panel surya, dan biomassa. “Tahap pertama itu tentang geothermal, yang kedua tentang panel surya, dan finalnya membahas biomassa,” papar Wanda.

menjelaskan bahwa tahap kedua, yang membahas panel surya, menjadi tantangan terbesar karena memerlukan analisis teknis yang mendalam. Di tengah jadwal kuliah yang padat, mereka harus menyeimbangkan waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah sekaligus menyusun proposal kompetisi.

“Untuk tahap kedua dan final, kami bahkan menyiapkan proposal dan presentasi hanya H-1 sebelum deadline,” ungkap Wanda. Meski bekerja di bawah tekanan waktu yang ketat, tim ini menunjukkan kolaborasi yang solid hingga berhasil melaju ke final dan meraih kemenangan.

Menurut Wanda, keberhasilan mereka bukan hanya soal seberapa banyak waktu yang dimiliki, tetapi bagaimana memanfaatkannya secara maksimal. Kolaborasi antar anggota tim dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda menjadi kekuatan utama. Strategi yang matang, keberanian untuk mencoba, dan dedikasi penuh menjadi kunci kemenangan mereka.

Wanda berharap keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk tidak ragu menghadapi tantangan baru. Ia menekankan bahwa keberanian untuk mencoba dan memanfaatkan waktu secara maksimal adalah langkah awal menuju kesuksesan. Prestasi ini tidak hanya menunjukkan kemampuan akademik yang unggul, tetapi juga potensi besar mahasiswa UGM dalam menjawab tantangan global di bidang energi. Keberhasilan tim ini turut mengimplementasikan SDGS poin 4 yaitu pendidikan berkualitas melalui kegiatan perlombaan nasional energi dan SDGS poin 7 yaitu energi terjangkau melalui tema business proposal bertemakan geothermal, panel surya dan biomassa.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Wanda Marisa Bekti
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

FMIPA UGM dan PERTAMINA Hulu Energi Gelar Studi Pengembangan Metode Passive Seismic Dorong Inovasi Eksplorasi Hidrokarbon

Dorong Inovasi Eksplorasi Hidrokarbon, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PERTAMINA Hulu Energi (PHE) mengadakan studi pengembangan metode Passive Seismic menggunakan teknik Time Invariant Ambient Noise Tomography (TIANT) dan pemrosesan data Controlled Source Electromagnetic (CSEM). Acara ini berlangsung selama dua hari pada 23-24 Oktober 2024 di auditorium lantai 1 FMIPA UGM, Yogyakarta.
Studi ini melibatkan tim dari PHE UI, PHE Eksplorasi, PHE Regional, serta mitra lain seperti Joint Operating Body (JOB) Tomori dan Simenggaris, serta PT. Elnusa Tbk. Fokus utama penelitian adalah mengembangkan metode deteksi reservoir hidrokarbon dengan pendekatan yang lebih efisien dan lebih ramah lingkungan.

Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si., selaku perwakilan Departemen Fisika FMIPA UGM sekaligus Team Leader, menyampaikan, “Melalui kerja sama ini nantinya diharapkan dapat menciptakan inovasi untuk mendukung hilirisasi bersama dengan Pertabocsy JOB Tomori, Elnusa, dan juga Pertamina Hulu Energi.” Salah satu studi yang dipaparkan adalah pengolahan data di Lapangan Senoro, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Tim telah melaksanakan studi Low Frequency Passive Seismic (LFPS) dan Time Reverse Modelling (TRM) untuk mengidentifikasi potensi geologis area tersebut. Hasil sementara menunjukkan bahwa area tersebut tidak berpotensi likuifaksi, tetapi ada risiko penurunan tanah dan retakan saat terjadi gempa bumi. Area utara didominasi oleh tanah lunak, sedangkan area selatan terdiri dari batuan lunak atau tanah keras.

Di area Simenggaris, pengolahan data CSEM untuk 35 titik akuisisi menunjukkan bahwa intensitas temperatur di wilayah Far-North lebih rendah dibandingkan area eksplorasi lainnya. Ini menandakan adanya potensi hidrokarbon yang memerlukan tambahan titik akuisisi. Hingga 23 Oktober 2024, progress pengembangan metode ini telah mencapai 47,5%, dengan target penyelesaian pada September 2025. Studi ini akan terus berlanjut dengan pengolahan data tambahan serta koreksi berdasarkan diskusi selama acara berlangsung.

Penelitian ini relevan dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (pendidikan berkualitas) dengan peningkatan kapasitas riset, SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dengan tujuan konversi hidrokarbon menjadi energi minyak bumi, SDG 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur) melalui pengembangan teknologi eksplorasi, SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dalam proses deteksi hidrokarbon yang tidak merusak lingkungan dan menggunakan sumber dari sifat fisis alami serta SDG 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan) dengan kerja sama antara akademisi dan industri dalam mewujudkan inovasi di sektor energi.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Dari Peneliti Muda ke Astrofisikawan: Cerita Inspiratif Ghita Nadhira, Mahasiswi Berprestasi Fisika FMIPA UGM

Dalam acara Pengabdian Masyarakat KBK Fisika di SMAN 1 Temanggung pada 8 Oktober 2024, Ghita Nadhira, mahasiswi Fisika UGM, membagikan pengalamannya sebagai peneliti muda yang aktif sejak SMA. Peraih medali perunggu di Asia-Pacific Conference of Young Scientist 2021 ini menekankan pentingnya mengembangkan minat riset sejak dini.

Ghita mempresentasikan inovasi alat Sky Electricity, yang memanfaatkan listrik atmosfer sebagai sumber energi terbarukan. Risetnya fokus pada penggunaan perbedaan potensial listrik di atmosfer untuk menghasilkan energi bersih, solusi potensial bagi ketergantungan energi fosil. Ghita menjelaskan bahwa listrik atmosfer memiliki peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia, mengingat fenomena alam yang mendukung.

Ia juga memberi tips kepada siswa untuk selalu peka terhadap masalah sekitar dan terus berinovasi. Menurut Ghita, kemampuan menemukan masalah dan mencari solusi lewat riset adalah kunci kesuksesan sebagai peneliti. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dan diskusi dalam riset, karena ide-ide baru sering muncul dari berbagai sudut pandang.

Riset yang dibawakan Ghita berhubungan dengan SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas, karena Ghita memberikan inspirasi kepada siswa untuk mengembangkan minat di bidang riset dan sains sejak dini. Selain itu, inovasi Ghita terkait pemanfaatan listrik atmosfer mendukung SDG 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan. SDG 9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur juga sangat relevan, mengingat inovasi tersebut dapat membantu mengembangkan teknologi baru yang mendukung infrastruktur energi yang berkelanjutan. Terakhir, SDG 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan tercermin dalam kolaborasi antara siswa, peneliti, dan institusi pendidikan untuk mendorong riset yang inovatif dan berkelanjutan di masa depan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Tim Laboran Fisika Atom dan Inti (Fisanti) Departemen Fisika FMIPA UGM
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More
Translate