Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

Prof. Drs. Dwi Siswanta, M.Eng., Ph.D. Dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Rekayasa Biosorben

Prof. Drs. Dwi Siswanta, M.Eng., Ph.D. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Rekayasa Biosorben, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), pada Selasa (5/8) di Gedung Balairung UGM. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Dwi Siswanta menyampaikan orasi ilmiah berjudul Rekayasa Biopolimer untuk Keberlanjutan Inovasi Hijau bagi Lingkungan, Pangan, dan Kesehatan. Pidato tersebut menyoroti tantangan global terkait isu lingkungan, pangan, dan kesehatan, dengan fokus pada permasalahan pencemaran air sebagai salah satu isu krusial.

Dalam paparannya, Prof. Dwi Siswanta mengemukakan pentingnya pengembangan biosorben berbasis biopolimer sebagai solusi inovatif dan ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan di tiga sektor utama tersebut. “Biopolimer telah muncul sebagai material strategis yang tidak hanya bersifat biodegradable dan biokompatibel, tetapi juga dapat dimodifikasi untuk berbagai aplikasi, mulai dari penjernihan air, pengawetan pangan, hingga penghantaran obat dalam sistem kesehatan,” ujarnya.

Rekayasa biopolimer yang ia kembangkan mencakup pendekatan interdisipliner dalam kimia material, rekayasa molekul, dan teknologi lingkungan. Pengembangan teknologi biosorben tersebut, menurut Prof. Dwi Siswanta, sejalan dengan  Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), poin 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), dan poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pemanfaatan sumber daya hayati lokal secara berkelanjutan sekaligus mendukung kebijakan nasional terkait pembangunan hijau.

Acara pengukuhan dihadiri oleh jajaran pimpinan UGM, sivitas akademika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, serta keluarga dan kolega Prof. Dwi Siswanta. Dengan pengukuhan ini, UGM menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Mahasiswi Fisika FMIPA UGM Gelar Pelatihan Kerajinan Makrame di Desa Wisata Namu Bersama Tim KKN-PPM UGM Pesonamu

Ismi Azizah, mahasiswi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), yang merupakan anggota tim Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) SG006 menggelar pelatihan kerajinan makrame dengan warga Desa Namu, Konawe Selatan. Melibatkan anak-anak hingga ibu-ibu, kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Juli 2025 hingga Senin, 14 Juli 2025 di salah satu rumah warga setempat. Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi ekonomi kreatif Desa Namu berbasis wisata.

Desa Namu sendiri merupakan desa pesisir yang berada di wilayah terpencil. Akses menuju desa ini hanya bisa dilakukan melalui jalur darat dan laut, dengan kondisi jalan cukup menantang. Meski begitu, keindahan alam yang dimiliki Desa Namu menjadi potensi pengembangan desa wisata yang dapat mendorong pemasaran produk ekonomi kreatif masyarakat. “Kami berharap pelatihan ini bisa menjadi awal lahirnya produk khas Desa Namu yang dapat menjadi oleh-oleh wisata, sekaligus menambah penghasilan warga,” ujar Ismi Azizah, koordinator program.

Peserta pelatihan terbukti sangat antusias dalam pembuatan kerajinan hingga mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan sampai selesai. Tak berhenti di situ, rasa antusias dan syukur semakin dirasakan oleh peserta setelah berhasil membuat kerajinan yang dapat dibawa pulang sebagai buah tangan. “Meskipun baru pertama kali membuat, hasilnya tetap bagus, bisa dilanjutkan jadi tas dan kerajinan lainnya, ” ujar salah satu peserta dengan antusias.

Menggunakan bahan tali makrame dan kayu besi yang merupakan sumber daya lokal masyarakat Desa Namu, pelatihan in menghasilkan produk kerajinan gantungan kunci hingga hiasan dinding. “Kegiatan ini bisa menjadi kesempatan bagi mahasiswa dalam memperkenalkan keterampilan seni, khususnya seni makrame ke warga desa setempat,” ujar Dosen Pembimbing Lapangan, Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc.. Melalui pelatihan ini, para mahasiswa berharap dapat menjadi pondasi terbentuknya UMKM masyarakat Desa Wisata Namu yang berkelanjutan.

Program ini turut mendorong pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 5 (Kesetaraan Gender), dengan memberikan ruang dan akses keterampilan bagi perempuan desa untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi keluarga. Selain itu, pelatihan ini juga sejalan dengan poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), karena membuka potensi usaha rumahan berbasis kerajinan tangan. Dengan mengangkat potensi lokal dan meningkatkan keterampilan masyarakat, kegiatan ini juga mendukung poin 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan), karena mendorong pembangunan desa wisata berbasis kearifan lokal. Di sisi lain, penggunaan bahan yang sederhana dan minim limbah turut mencerminkan poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Tim KKN-PPM Pesonamu

Read More

Sabet Juara 3 di Chemistry Festival and Competition, Mahasiswi FMIPA UGM Raih Penghargaan di Malam Apresiasi MIPA 2024

Mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) kembali menunjukkan prestasinya dalam ajang ilmiah. Tim yang terdiri dari Zulfa Nailil Muna (Fisika 2022), bersama dua rekannya, Fauzan Naufal Taqiy Susanto (Fisika 2022) dan seorang mahasiswa Farmasi UGM, berhasil menyabet juara 3 dalam Lomba Esai Chemistry Festival and Comepetition yang diselenggarakan oleh UIN Sunan Kalijaga pada bulan Oktober lalu. Berkat perolehan restasi tersebut, mereka meraih penghargaan dari FMIPA UGM dalam acara Malam Apresiasi MIPA 2024.

“Awalnya kami tidak menyangka akan mendapat apresiasi seperti ini. Kirain hanya sekadar menjadi pengalaman, ternyata dapat penghargaan juga dari fakultas,” ujar Zulfa selaku Ketua Tim.

Dalam lomba tersebut, mereka mengusung topik biomaterial berbasis scaffold dengan memanfaatkan limbah cangkang telur dan ampas tebu. Ide ini dilatarbelakangi oleh potensi biomaterial sebagai bahan inovatif yang ramah lingkungan sekaligus menjadi solusi pengelolaan limbah.

Menariknya, persiapan tim ini tergolong singkat. Zulfa mengungkapkan bahwa mereka baru mengetahui informasi lomba sekitar tujuh hari sebelum tenggat waktu. Meski mendadak, tim segera menyusun strategi. Tak disangka, usaha keras mereka membuahkan hasil. Esai yang diajukan berhasil lolos ke babak final, dan tim ini diundang untuk mempresentasikan karya mereka di hadapan dewan juri. “Ini pertama kalinya kami mengikuti lomba esai, jadi pengalaman ini sangat berkesan,” tambahnya.

Prestasi yang diraih mahasiswi FMIPA UGM ini tidak hanya memberikan kebanggaan bagi fakultas maupun universitas, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas. Kontribusi mereka dalam inovasi pengembangan biomaterial yang memanfaatkan limbah cangkang telur dan ampas tebu juga mendukung SDG ke-12, yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dengan mendorong pengelolaan limbah secara berkelanjutan dan inovatif. Selain itu, solusi biomaterial yang ramah lingkungan ini juga berkontribusi pada tujuan ke-9 yaitu Inovasi, Industri, dan Infrastruktur.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Editor : Sulaiman Nur Hidayat
Dokumentasi : Hero Prakosa Wibowo Priyatno

Read More

Sadar Kondisi Lingkungan, Mahasiswi FMIPA Bagikan Pengalaman Menjadi Relawan Waste Event Managament

Kansa, seorang mahasiswi FMIPA UGM, membagikan pengalamannya ketika bergabung dengan komunitas pecinta alam Lokalogi yang berfokus pada pengelolaan limbah acara atau waste event management. Lokalogi merupakan bagian dari Pramuka UGM yang berperan penting dalam menjaga kebersihan lingkungan ketika acara-acara besar kampus berlangsung, seperti PIONIR (acara pengenalan mahasiswa baru) dan Gelanggang Expo (GELEX). Ketertarikan Kansa untuk bergabung muncul setelah mengetahui tujuan dan kegiatan komunitas ini, yang sejalan dengan minat dan kepeduliannya terhadap lingkungan.

“Saya suka mencari kegiatan bermanfaat. Ketika mendapat poster volunteering untuk waste event management saat PIONIR UGM, Saya langsung mendaftar untuk merasakan euforia menjadi relawan,” ujar Kansa.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan selama volunteering cukup beragam. Dalam acara PIONIR UGM, Kansa bertugas pada hari pertama dan kedua untuk membimbing mahasiswa baru (GAMADA) dalam memilah sampah. Sampah organik ditempatkan di ember untuk dijadikan makanan maggot sedangkan sampah anorganik dikumpulkan dengan rapi dalam trashbag, dan sampah residu dibuang ke tempat sampah yang telah disediakan

Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Kansa adalah menyadari betapa besar jumlah food waste yang dihasilkan selama acara PIONIR.

Food waste di fakultas saya saja sudah bisa mencapai 30 kg. Gimana kalau seluruh fakultas UGM digabungkan? Pengalaman ini membuat Saya lebih bersyukur dan membuat Saya lebih aware tentang menghabiskan makanan gara tidak menjadi limbah”, ungkapnya.

Ia berharap semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya pengelolaan limbah, terutama food waste.  Keterlibatannya dalam waste event management telah menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran banyak orang tentang pentingnya menjaga kebersihan dan mengelola sampah dengan baik di lingkungan sekitar. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Kansa Medina
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Cerita Shofi, Alumni FMIPA UGM Ajak Pemuda Sadar Lingkungan dan Sampah

Dengan latar belakang sebagai Geofisikawan, Shofi sangat dekat dengan fenomena bencana alam serta lingkungan. Dalam hal ini, dirinya turut memberikan wawasan mengenai lingkungan, hutan dan bencana alam serta laut dan konservasi penyu. Beberapa kali dirinya terlibat di berbagai kegiatan lingkungan seperti pilah-pilih sampah, kegiatan pemuda sadar sampah, dan lainnya. Dari mulai hal-hal kecil seperti selalu membawa kemasan untuk membeli makanan atau minuman, Shofi mengajak teman-temannya untuk turut menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam mengurangi sampah dan menjaga lingkungan.

“Perjalanan yang cukup naik turun, tapi seru! Fasilitas yang masih lebih banyak mendukung kita untuk “mencemari” lingkungan, mendorongku (dan mungkit pegiat lain) untuk menekan ego dan berpikir ulang dalam konsumsi maupun produksi sampah kita terutama. Karena kita tinggal di lingkungan, inilah yang dilakukan untuk membuat lingkungan lebih nyaman lagi,” papar Shofi.

Isu sampah, energi,dan kelestarian lingkungan menjadi topik yang dekat dengan kehidupan manusia tak terkecuali bagi para pemuda serta pelajar di kawasan Yogyakarta. Puluhan pelajar di Yogyakarta mendapatkan kesempatan dalam memperoleh edukasi mengenai lingkungan melalui acara Ecofest yang merupakan Seminar Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Rangka Kampanye Sekolah Sehat. Acara yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Teknik Industri Yogyakarta ini turut mengundang Shofi Rahmadini Kusumastuti sebagai narasumber. Shofi diketahui merupakan alumni Geofisika FMIPA UGM yang bergelut di bidang lingkungan.

“Harapan dari kegiatan yang dilakukan selama ini adalah mengajak kaum muda untuk lebih kritis soal permasalahan lingkungan. Mungkin sebagian besar sekarang tidak merasakan dampaknya. Tapi jika kita sekarang abai terhadap lingkungan, lambat laun akan jadi bom waktu yang berbahaya untuk semua,” papar Shofi.

Peran Shofi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam mengelola sampah. Kemudian, turut menjadi implementasi dari SDGs nomor 6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak, nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, nomor 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui perlindungan ekosistem dan air bersih, konsumersime, pengelolaan limbah, aksi iklim, edukasi mikroplastik, dan perlindungan lingkungan.

Read More

FMIPA UGM Kampanye Tentang Kelola Sampah: Sampah Terkelola, Lingkungan Terjaga

Dalam rangka mendukung keberlanjutan pengelolaan lingkungan dan sampah, FMIPA UGM turut mendukung agenda tersebut melalui kampanye di media sosial dengan tema Sampah Terkelola, Lingkungan Terjaga. Dengan menyuguhkan poster infografis yang didistribusikan dari Universitas Gadjah Mada, FMIPA UGM turut mengajak mahasiswa dan sivitas akademik di lingkungan fakultas untuk bersama-sama mendukung kampanye yang dilakukan.

“Penting sekali untuk memahami pengelolaan sampah yang baik demi “Menjaga Bumi Lebih Lestari”. Setiap tindakan kecil seperti memilah sampah dapat membuat perbedaan besar bagi lingkungan kita,” ajak admin FMIPA UGM.

Poster pertama dengan judul Menjaga Bumi Lebih Lestari memberikan edukasi mengenai langkah-langkah dalam menekan sampah yaitu dengan cara membuang sampah pada tempatnya, melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenis sampah, mengurangi penggunaan sampah plastik, dan membawa botol minum, tempat makan, dan tas daur ulang.

Kemudian, pada poster kedua dengan judul Yuk Pilah Sampahmu: Pilah Sampah Hidup Menjadi Lebih Indah memberikan edukasi mengenai informasi kategori dan jenis sampah yang harus dipilah. Sampah tersebut terdiri atas sampah residu (diapers, pembalut, punting rokok, dan tisu bekas), sampah organik (sisa makanan, sisa dapur dan tanaman), dan sampah anorganik (kertas, kaleng, gelas, kardus, dan botol plastik).

Kampanye dan edukasi mengenai pengelolaan lingkungan dan sampah tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas, nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui akses terhadap pendidikan yang diberikan berupa  wawasan terhadap pengelolaan sampah dan lingkungan baik di air atau daratan. Simak konten kampanye tersebut pada tautan https://www.instagram.com/p/C9qif0lynCk/?img_index=1.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Hari Bebas Kantong Plastik, Mahasiswa FMIPA Ajak Kurangi Pemakaian Plastik

Sejumlah mahasiswa FMIPA UGM yang tergabung dalam Media FMIPA UGM membuat konten kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik. Kegiatan dilakukan bertepatan dengan momen peringatan Hari Bebas Kantong Plastik atau Plastic Bag Free Day yaitu pada 3 Juli 2024. Dalam unggahan tersebut, target utama dari kampanye bebas plastik yang dilakukan adalah para mahasiswa di sekitar kampus FMIPA UGM.

“Sebagai langkah kecil namun bermakna, kami mengajak Sobat MIPA untuk beralih ke tas ramah lingkungan dalam setiap aktivitas sehari-hari. Dengan demikian, kita turut berpartisipasi dalam mengurangi limbah plastik yang merusak ekosistem kita,” papar Sulaiman selaku mahasiswa.

Beberapa poin penekanan di konten tersebut adalah penggunaan bahan ramah lingkungan seperti kain yang dapat dipakai hingga berulang kali. Bahan lainnya yang dapat digunakan adalah kertas yang dapat didaur ulang. Pengemasan konten dengan menggunakan template atau format bak model dengan tas bergengsi menjadi daya tarik bagi penonton konten kampanye tersebut hingga menembus lebih dari 12.000 penonton.

Kegiatan kampanye dalam rangka peringatan Hari Bebas Kantong Plastik atau Plastic Bag Free Day merupakan cerminan dari SDGs nomor 6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak melalui mengurangi limbah atau sampah, nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab melalui pengelolaan limbah dan konsumsi bahan plastik, nomor 14 dan 15 yaitu Ekosistem Lautan dan Ekosistem Daratan melalui konservasi lautan dan perlindungan lingkungan. Konten tersebut dapat diakses melalui tautan https://www.instagram.com/reel/C885xE1yhB0/

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Tingkatkan Pemahaman Matematika Siswa Sekolah Dasar, Mahasiswa FMIPA UGM Manfaatkan Limbah Kayu

Kemampuan memahami Matematika merupakan salah satu kemampuan yang penting dan dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, pada kenyataannya, masih banyak siswa Indonesia terutama di jenjang sekolah dasar yang mengalami kesulitan dalam memahami Matematika. Hal ini juga terjadi di SD Negeri 2 Terong yang memperoleh nilai masih cukup rendah pada Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD) Matematika.

“Berdasarkan hasil survei, kami menemukan salah satu penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap Matematika di SD Negeri 2 Terong adalah karena media pembelajaran yang kurang menarik dan monoton,” ungkap Tiara Fatihah Kusumaningtyas selaku ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Mathematics Arithmetic (Mathric).

Selain itu, dirinya juga menemukan potensi limbah serbuk kayu di sekitar SD Negeri 2 Terong yang belum termanfaatkan pada bidang pendidikan. Oleh karena itu, Tiara dan timnya merancang Mathric sebagai solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap Matematika.

Tim PKM-PM yang beranggotakan Hanum Sekar, Iin Nauli Rahmawati, Lailatun Nasikhah, dan Pelangi Jingga Putria Risna Maulana merancang program Mathric sedemikian rupa agar dapat mengatasi permasalahan di SD Negeri 2 Terong. Titik berat program ini ada pada pembuatan alat peraga, praktik pembelajaran, dan training of trainer.

Pada pembuatan alat peraga yang memanfaatkan limbah serbuk kayu sebagai bahan utama, para siswa turut dilibatkan. Setelah alat peraga selesai dibuat, para siswa diberi praktik pembelajaran dengan misi-misi yang menarik. Di lain sisi, training of trainer bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para guru di SD Negeri 2 Terong dalam pembuatan animation learning video agar dapat memberikan pembelajaran yang lebih menarik.

Pengabdian Tim PKM-PM Mathric pada SD Negeri 2 Terong menunjukkan implementasi dari SDGs poin 4 dan 17, yaitu Pendidikan Berkualitas dan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Hal ini terlihat dari usaha peningkatan kualitas pendidikan dasar di SD Negeri 2 Terong sebagai mitra.

Selanjutnya, penggunaan limbah serbuk kayu sebagai bahan utama pembuatan alat peraga menunjukkan wujud nyata dari SDGs poin 12 dan 15, yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab serta Ekosistem Daratan. Dengan adanya pengelolaan limbah berupa serbuk kayu, beban terhadap hutan dapat berkurang sehingga perlindungan lingkungan dapat direalisasikan. Harapannya, inovasi dari Tim PKM-PM Mathric dapat meningkatkan pemahaman Matematika di SD Negeri 2 Terong dan dapat memotivasi masyarakat lainnya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap Matematika dengan memanfaatkan limbah yang ada.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Tim PKM-PM Mathric
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Prof. Drs. Dwi Siswanta, M.Eng., Ph.D. Dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Rekayasa Biosorben

Prof. Drs. Dwi Siswanta, M.Eng., Ph.D. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Rekayasa Biosorben, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), pada Selasa (5/8) di Gedung Balairung UGM. Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Dwi Siswanta menyampaikan orasi ilmiah berjudul Rekayasa Biopolimer untuk Keberlanjutan Inovasi Hijau bagi Lingkungan, Pangan, dan Kesehatan. Pidato tersebut menyoroti tantangan global terkait isu lingkungan, pangan, dan kesehatan, dengan fokus pada permasalahan pencemaran air sebagai salah satu isu krusial.

Dalam paparannya, Prof. Dwi Siswanta mengemukakan pentingnya pengembangan biosorben berbasis biopolimer sebagai solusi inovatif dan ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan di tiga sektor utama tersebut. “Biopolimer telah muncul sebagai material strategis yang tidak hanya bersifat biodegradable dan biokompatibel, tetapi juga dapat dimodifikasi untuk berbagai aplikasi, mulai dari penjernihan air, pengawetan pangan, hingga penghantaran obat dalam sistem kesehatan,” ujarnya.

Rekayasa biopolimer yang ia kembangkan mencakup pendekatan interdisipliner dalam kimia material, rekayasa molekul, dan teknologi lingkungan. Pengembangan teknologi biosorben tersebut, menurut Prof. Dwi Siswanta, sejalan dengan  Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), poin 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), dan poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pemanfaatan sumber daya hayati lokal secara berkelanjutan sekaligus mendukung kebijakan nasional terkait pembangunan hijau.

Acara pengukuhan dihadiri oleh jajaran pimpinan UGM, sivitas akademika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, serta keluarga dan kolega Prof. Dwi Siswanta. Dengan pengukuhan ini, UGM menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Mahasiswi Fisika FMIPA UGM Gelar Pelatihan Kerajinan Makrame di Desa Wisata Namu Bersama Tim KKN-PPM UGM Pesonamu

Ismi Azizah, mahasiswi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM), yang merupakan anggota tim Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) SG006 menggelar pelatihan kerajinan makrame dengan warga Desa Namu, Konawe Selatan. Melibatkan anak-anak hingga ibu-ibu, kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 11 Juli 2025 hingga Senin, 14 Juli 2025 di salah satu rumah warga setempat. Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi ekonomi kreatif Desa Namu berbasis wisata.

Desa Namu sendiri merupakan desa pesisir yang berada di wilayah terpencil. Akses menuju desa ini hanya bisa dilakukan melalui jalur darat dan laut, dengan kondisi jalan cukup menantang. Meski begitu, keindahan alam yang dimiliki Desa Namu menjadi potensi pengembangan desa wisata yang dapat mendorong pemasaran produk ekonomi kreatif masyarakat. “Kami berharap pelatihan ini bisa menjadi awal lahirnya produk khas Desa Namu yang dapat menjadi oleh-oleh wisata, sekaligus menambah penghasilan warga,” ujar Ismi Azizah, koordinator program.

Peserta pelatihan terbukti sangat antusias dalam pembuatan kerajinan hingga mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan sampai selesai. Tak berhenti di situ, rasa antusias dan syukur semakin dirasakan oleh peserta setelah berhasil membuat kerajinan yang dapat dibawa pulang sebagai buah tangan. “Meskipun baru pertama kali membuat, hasilnya tetap bagus, bisa dilanjutkan jadi tas dan kerajinan lainnya, ” ujar salah satu peserta dengan antusias.

Menggunakan bahan tali makrame dan kayu besi yang merupakan sumber daya lokal masyarakat Desa Namu, pelatihan in menghasilkan produk kerajinan gantungan kunci hingga hiasan dinding. “Kegiatan ini bisa menjadi kesempatan bagi mahasiswa dalam memperkenalkan keterampilan seni, khususnya seni makrame ke warga desa setempat,” ujar Dosen Pembimbing Lapangan, Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc.. Melalui pelatihan ini, para mahasiswa berharap dapat menjadi pondasi terbentuknya UMKM masyarakat Desa Wisata Namu yang berkelanjutan.

Program ini turut mendorong pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 5 (Kesetaraan Gender), dengan memberikan ruang dan akses keterampilan bagi perempuan desa untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi keluarga. Selain itu, pelatihan ini juga sejalan dengan poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), karena membuka potensi usaha rumahan berbasis kerajinan tangan. Dengan mengangkat potensi lokal dan meningkatkan keterampilan masyarakat, kegiatan ini juga mendukung poin 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan), karena mendorong pembangunan desa wisata berbasis kearifan lokal. Di sisi lain, penggunaan bahan yang sederhana dan minim limbah turut mencerminkan poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Tim KKN-PPM Pesonamu

Read More

Sabet Juara 3 di Chemistry Festival and Competition, Mahasiswi FMIPA UGM Raih Penghargaan di Malam Apresiasi MIPA 2024

Mahasiswi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) kembali menunjukkan prestasinya dalam ajang ilmiah. Tim yang terdiri dari Zulfa Nailil Muna (Fisika 2022), bersama dua rekannya, Fauzan Naufal Taqiy Susanto (Fisika 2022) dan seorang mahasiswa Farmasi UGM, berhasil menyabet juara 3 dalam Lomba Esai Chemistry Festival and Comepetition yang diselenggarakan oleh UIN Sunan Kalijaga pada bulan Oktober lalu. Berkat perolehan restasi tersebut, mereka meraih penghargaan dari FMIPA UGM dalam acara Malam Apresiasi MIPA 2024.

“Awalnya kami tidak menyangka akan mendapat apresiasi seperti ini. Kirain hanya sekadar menjadi pengalaman, ternyata dapat penghargaan juga dari fakultas,” ujar Zulfa selaku Ketua Tim.

Dalam lomba tersebut, mereka mengusung topik biomaterial berbasis scaffold dengan memanfaatkan limbah cangkang telur dan ampas tebu. Ide ini dilatarbelakangi oleh potensi biomaterial sebagai bahan inovatif yang ramah lingkungan sekaligus menjadi solusi pengelolaan limbah.

Menariknya, persiapan tim ini tergolong singkat. Zulfa mengungkapkan bahwa mereka baru mengetahui informasi lomba sekitar tujuh hari sebelum tenggat waktu. Meski mendadak, tim segera menyusun strategi. Tak disangka, usaha keras mereka membuahkan hasil. Esai yang diajukan berhasil lolos ke babak final, dan tim ini diundang untuk mempresentasikan karya mereka di hadapan dewan juri. “Ini pertama kalinya kami mengikuti lomba esai, jadi pengalaman ini sangat berkesan,” tambahnya.

Prestasi yang diraih mahasiswi FMIPA UGM ini tidak hanya memberikan kebanggaan bagi fakultas maupun universitas, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas. Kontribusi mereka dalam inovasi pengembangan biomaterial yang memanfaatkan limbah cangkang telur dan ampas tebu juga mendukung SDG ke-12, yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dengan mendorong pengelolaan limbah secara berkelanjutan dan inovatif. Selain itu, solusi biomaterial yang ramah lingkungan ini juga berkontribusi pada tujuan ke-9 yaitu Inovasi, Industri, dan Infrastruktur.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Editor : Sulaiman Nur Hidayat
Dokumentasi : Hero Prakosa Wibowo Priyatno

Read More

Sadar Kondisi Lingkungan, Mahasiswi FMIPA Bagikan Pengalaman Menjadi Relawan Waste Event Managament

Kansa, seorang mahasiswi FMIPA UGM, membagikan pengalamannya ketika bergabung dengan komunitas pecinta alam Lokalogi yang berfokus pada pengelolaan limbah acara atau waste event management. Lokalogi merupakan bagian dari Pramuka UGM yang berperan penting dalam menjaga kebersihan lingkungan ketika acara-acara besar kampus berlangsung, seperti PIONIR (acara pengenalan mahasiswa baru) dan Gelanggang Expo (GELEX). Ketertarikan Kansa untuk bergabung muncul setelah mengetahui tujuan dan kegiatan komunitas ini, yang sejalan dengan minat dan kepeduliannya terhadap lingkungan.

“Saya suka mencari kegiatan bermanfaat. Ketika mendapat poster volunteering untuk waste event management saat PIONIR UGM, Saya langsung mendaftar untuk merasakan euforia menjadi relawan,” ujar Kansa.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan selama volunteering cukup beragam. Dalam acara PIONIR UGM, Kansa bertugas pada hari pertama dan kedua untuk membimbing mahasiswa baru (GAMADA) dalam memilah sampah. Sampah organik ditempatkan di ember untuk dijadikan makanan maggot sedangkan sampah anorganik dikumpulkan dengan rapi dalam trashbag, dan sampah residu dibuang ke tempat sampah yang telah disediakan

Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Kansa adalah menyadari betapa besar jumlah food waste yang dihasilkan selama acara PIONIR.

Food waste di fakultas saya saja sudah bisa mencapai 30 kg. Gimana kalau seluruh fakultas UGM digabungkan? Pengalaman ini membuat Saya lebih bersyukur dan membuat Saya lebih aware tentang menghabiskan makanan gara tidak menjadi limbah”, ungkapnya.

Ia berharap semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya pengelolaan limbah, terutama food waste.  Keterlibatannya dalam waste event management telah menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran banyak orang tentang pentingnya menjaga kebersihan dan mengelola sampah dengan baik di lingkungan sekitar. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Kansa Medina
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Cerita Shofi, Alumni FMIPA UGM Ajak Pemuda Sadar Lingkungan dan Sampah

Dengan latar belakang sebagai Geofisikawan, Shofi sangat dekat dengan fenomena bencana alam serta lingkungan. Dalam hal ini, dirinya turut memberikan wawasan mengenai lingkungan, hutan dan bencana alam serta laut dan konservasi penyu. Beberapa kali dirinya terlibat di berbagai kegiatan lingkungan seperti pilah-pilih sampah, kegiatan pemuda sadar sampah, dan lainnya. Dari mulai hal-hal kecil seperti selalu membawa kemasan untuk membeli makanan atau minuman, Shofi mengajak teman-temannya untuk turut menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam mengurangi sampah dan menjaga lingkungan.

“Perjalanan yang cukup naik turun, tapi seru! Fasilitas yang masih lebih banyak mendukung kita untuk “mencemari” lingkungan, mendorongku (dan mungkit pegiat lain) untuk menekan ego dan berpikir ulang dalam konsumsi maupun produksi sampah kita terutama. Karena kita tinggal di lingkungan, inilah yang dilakukan untuk membuat lingkungan lebih nyaman lagi,” papar Shofi.

Isu sampah, energi,dan kelestarian lingkungan menjadi topik yang dekat dengan kehidupan manusia tak terkecuali bagi para pemuda serta pelajar di kawasan Yogyakarta. Puluhan pelajar di Yogyakarta mendapatkan kesempatan dalam memperoleh edukasi mengenai lingkungan melalui acara Ecofest yang merupakan Seminar Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Rangka Kampanye Sekolah Sehat. Acara yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Teknik Industri Yogyakarta ini turut mengundang Shofi Rahmadini Kusumastuti sebagai narasumber. Shofi diketahui merupakan alumni Geofisika FMIPA UGM yang bergelut di bidang lingkungan.

“Harapan dari kegiatan yang dilakukan selama ini adalah mengajak kaum muda untuk lebih kritis soal permasalahan lingkungan. Mungkin sebagian besar sekarang tidak merasakan dampaknya. Tapi jika kita sekarang abai terhadap lingkungan, lambat laun akan jadi bom waktu yang berbahaya untuk semua,” papar Shofi.

Peran Shofi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam mengelola sampah. Kemudian, turut menjadi implementasi dari SDGs nomor 6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak, nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, nomor 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui perlindungan ekosistem dan air bersih, konsumersime, pengelolaan limbah, aksi iklim, edukasi mikroplastik, dan perlindungan lingkungan.

Read More

FMIPA UGM Kampanye Tentang Kelola Sampah: Sampah Terkelola, Lingkungan Terjaga

Dalam rangka mendukung keberlanjutan pengelolaan lingkungan dan sampah, FMIPA UGM turut mendukung agenda tersebut melalui kampanye di media sosial dengan tema Sampah Terkelola, Lingkungan Terjaga. Dengan menyuguhkan poster infografis yang didistribusikan dari Universitas Gadjah Mada, FMIPA UGM turut mengajak mahasiswa dan sivitas akademik di lingkungan fakultas untuk bersama-sama mendukung kampanye yang dilakukan.

“Penting sekali untuk memahami pengelolaan sampah yang baik demi “Menjaga Bumi Lebih Lestari”. Setiap tindakan kecil seperti memilah sampah dapat membuat perbedaan besar bagi lingkungan kita,” ajak admin FMIPA UGM.

Poster pertama dengan judul Menjaga Bumi Lebih Lestari memberikan edukasi mengenai langkah-langkah dalam menekan sampah yaitu dengan cara membuang sampah pada tempatnya, melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenis sampah, mengurangi penggunaan sampah plastik, dan membawa botol minum, tempat makan, dan tas daur ulang.

Kemudian, pada poster kedua dengan judul Yuk Pilah Sampahmu: Pilah Sampah Hidup Menjadi Lebih Indah memberikan edukasi mengenai informasi kategori dan jenis sampah yang harus dipilah. Sampah tersebut terdiri atas sampah residu (diapers, pembalut, punting rokok, dan tisu bekas), sampah organik (sisa makanan, sisa dapur dan tanaman), dan sampah anorganik (kertas, kaleng, gelas, kardus, dan botol plastik).

Kampanye dan edukasi mengenai pengelolaan lingkungan dan sampah tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas, nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui akses terhadap pendidikan yang diberikan berupa  wawasan terhadap pengelolaan sampah dan lingkungan baik di air atau daratan. Simak konten kampanye tersebut pada tautan https://www.instagram.com/p/C9qif0lynCk/?img_index=1.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Hari Bebas Kantong Plastik, Mahasiswa FMIPA Ajak Kurangi Pemakaian Plastik

Sejumlah mahasiswa FMIPA UGM yang tergabung dalam Media FMIPA UGM membuat konten kampanye untuk mengurangi penggunaan plastik. Kegiatan dilakukan bertepatan dengan momen peringatan Hari Bebas Kantong Plastik atau Plastic Bag Free Day yaitu pada 3 Juli 2024. Dalam unggahan tersebut, target utama dari kampanye bebas plastik yang dilakukan adalah para mahasiswa di sekitar kampus FMIPA UGM.

“Sebagai langkah kecil namun bermakna, kami mengajak Sobat MIPA untuk beralih ke tas ramah lingkungan dalam setiap aktivitas sehari-hari. Dengan demikian, kita turut berpartisipasi dalam mengurangi limbah plastik yang merusak ekosistem kita,” papar Sulaiman selaku mahasiswa.

Beberapa poin penekanan di konten tersebut adalah penggunaan bahan ramah lingkungan seperti kain yang dapat dipakai hingga berulang kali. Bahan lainnya yang dapat digunakan adalah kertas yang dapat didaur ulang. Pengemasan konten dengan menggunakan template atau format bak model dengan tas bergengsi menjadi daya tarik bagi penonton konten kampanye tersebut hingga menembus lebih dari 12.000 penonton.

Kegiatan kampanye dalam rangka peringatan Hari Bebas Kantong Plastik atau Plastic Bag Free Day merupakan cerminan dari SDGs nomor 6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak melalui mengurangi limbah atau sampah, nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab melalui pengelolaan limbah dan konsumsi bahan plastik, nomor 14 dan 15 yaitu Ekosistem Lautan dan Ekosistem Daratan melalui konservasi lautan dan perlindungan lingkungan. Konten tersebut dapat diakses melalui tautan https://www.instagram.com/reel/C885xE1yhB0/

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Tingkatkan Pemahaman Matematika Siswa Sekolah Dasar, Mahasiswa FMIPA UGM Manfaatkan Limbah Kayu

Kemampuan memahami Matematika merupakan salah satu kemampuan yang penting dan dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, pada kenyataannya, masih banyak siswa Indonesia terutama di jenjang sekolah dasar yang mengalami kesulitan dalam memahami Matematika. Hal ini juga terjadi di SD Negeri 2 Terong yang memperoleh nilai masih cukup rendah pada Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD) Matematika.

“Berdasarkan hasil survei, kami menemukan salah satu penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap Matematika di SD Negeri 2 Terong adalah karena media pembelajaran yang kurang menarik dan monoton,” ungkap Tiara Fatihah Kusumaningtyas selaku ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Mathematics Arithmetic (Mathric).

Selain itu, dirinya juga menemukan potensi limbah serbuk kayu di sekitar SD Negeri 2 Terong yang belum termanfaatkan pada bidang pendidikan. Oleh karena itu, Tiara dan timnya merancang Mathric sebagai solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap Matematika.

Tim PKM-PM yang beranggotakan Hanum Sekar, Iin Nauli Rahmawati, Lailatun Nasikhah, dan Pelangi Jingga Putria Risna Maulana merancang program Mathric sedemikian rupa agar dapat mengatasi permasalahan di SD Negeri 2 Terong. Titik berat program ini ada pada pembuatan alat peraga, praktik pembelajaran, dan training of trainer.

Pada pembuatan alat peraga yang memanfaatkan limbah serbuk kayu sebagai bahan utama, para siswa turut dilibatkan. Setelah alat peraga selesai dibuat, para siswa diberi praktik pembelajaran dengan misi-misi yang menarik. Di lain sisi, training of trainer bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para guru di SD Negeri 2 Terong dalam pembuatan animation learning video agar dapat memberikan pembelajaran yang lebih menarik.

Pengabdian Tim PKM-PM Mathric pada SD Negeri 2 Terong menunjukkan implementasi dari SDGs poin 4 dan 17, yaitu Pendidikan Berkualitas dan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Hal ini terlihat dari usaha peningkatan kualitas pendidikan dasar di SD Negeri 2 Terong sebagai mitra.

Selanjutnya, penggunaan limbah serbuk kayu sebagai bahan utama pembuatan alat peraga menunjukkan wujud nyata dari SDGs poin 12 dan 15, yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab serta Ekosistem Daratan. Dengan adanya pengelolaan limbah berupa serbuk kayu, beban terhadap hutan dapat berkurang sehingga perlindungan lingkungan dapat direalisasikan. Harapannya, inovasi dari Tim PKM-PM Mathric dapat meningkatkan pemahaman Matematika di SD Negeri 2 Terong dan dapat memotivasi masyarakat lainnya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap Matematika dengan memanfaatkan limbah yang ada.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Tim PKM-PM Mathric
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate