Search
Search
Search

SDGs

Bertahan Hidup di Masjid saat Kuliah, Simak Perjuangan Edi Suharyadi Raih Gelar Guru Besar

Balai Senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi suasana haru dan bangga atas perjuangan Prof. Dr. Eng. Edi Suharyadi, S.Si., M.Si., M.Eng. dalam meraih gelar guru besar pada Selasa, 7 Mei 2024. Dengan perlahan, Prof. Edi mencoba mengenang bagaimana perjalanannya hingga berada pada saat ini.

“Terima kasih juga kepada sahabat saya di Masjid Nurul Islam Jalan Kaliurang Km. 5,6 di mana saya pernah tinggal bersama dan menjadi marbot selama 5 tahun sejak tahun 1995 hingga tahun 2000,” kenang Prof. Edi.

Pria kelahiran 49 tahun lalu tersebut menyelesaikan studi di tanah kelahirannya yaitu Madura, Jawa Timur melalui SD Negeri Polangan 1 Sampang, SMPN 1 Sampang, SMAN 1 Madura, hingga menyelesaikan program sarjana hingga magister di FMIPA UGM serta program magister dan doktor di Waseda University dan Nagoya University. Sejak kecil, Prof. Edi bercita-cita ingin menjadi seorang peneliti. Konsistensi dan sikap disiplin yang dimiliki sejak kecil telah membawanya hingga meraih apa yang diinginkan yaitu menjadi seorang peneliti sekaligus dosen.

“Beliau adalah sosok yang disiplin kepada kami keluarga,” ujar Fauzan, putra dari Prof. Edi.

Setelah menamatkan studi di Fisika UGM, Prof. Edi mendedikasikan dirinya sebagai seorang dosen di Fisika UGM. Hingga saat ini, Prof. Edi telah membentuk tim riset yang mengakomodasi 42 mahasiswa dari jenjang sarjana hingga doktor untuk memberikan kesempatan belajar dan penelitian di bidang fisika. Dari hasil penelitian Prof. Edi sebagai guru besar, penelitiannya memiliki keberanfaatan dalam aplikasi di bidang kesehatan seperti penghancur sel kanker, penghantar obat, dan untuk degradasi limbah.

“Saya bersyukur menjadi bagian dari UGM khususnya di Departemen Fisika sehingga dapat belajar dan berkembang bersama,” ungkap Prof. Edi.

Kiprah dan dedikasi Prof. Edi di bidang fisika menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk bidang kesehatan seperti penghancur sel kanker, penghantar obat, dan untuk degradasi limbah.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Datu Maulana Ahmad

Read More

Puluhan Tahun Teliti Magnet, Edi Suharyadi Raih Gelar Guru besar di Bidang Ilmu Fisika Material

Prof. Dr. Eng. Edi Suharyadi, S.Si., M.Si., M.Eng. resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa, 7 Mei 2024 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Dengan penelitian berjudul Perkembangan Riset Bidang Nanomaterial Magnetik dan Aplikasinya, Prof. Edi akhirnya menyandang guru besar dalam Bidang Ilmu Fisika Material.

“Topik yang saya angkat tersebut didasarkan atas penelitian Kemagnetan dan Material Magnetik yang saya mulai sejak menempuh program Magister di Fisika UGM pada tahun 1998. Kemagnetan dan Material Magnetik merupakan cabang dari bidang Fisika dan Kimia, khususnya Ilmu Material,” ucap Prof. Edi dalam pidato yang disampaikan Selasa (7/5).

Dalam pengantar pidatonya, Prof. Edi menjelaskan mengenai tema penelitiannya yaitu terkait magnet. Beliau menjelaskan bahwa dalam 2 abad terakhir, kemajuan penelitian bidang magnet permanen semakin pesat dan memainkan banyak peran besar. Bahan magnet merupakan komponen penting dari komputer bahkan dalam industri, ruang angkasa, kesehatan, dan lingkungan. Pertumbuhan penggunaan bahan magnet sebagian besar disebabkan oleh peningkatan sifat magnetik yang memungkinkan merancang perangkat yang lebih kecil, lebih ringan, dan lebih efisien.

“Atas keluasan aplikasi nanomaterial magnetik, penelitian bidang ini terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ini menjadi tantangan bagi para peneliti bidang material magnetik untuk terus melakukan penelitian lintas bidang dan transdisipliner. Tidak hanya Fisika dan Kimia, tapi juga Kedokteran, Lingkungan, Pertanian, Farmasi, Teknologi Informasi, dan lain sebagainya,” papar Prof. Edi.

Secara umum, Prof. Edi menyampaikan riwayat singkat penemuan, pengembangan aplikasi nanomaterial magnetik, dan beberapa contoh aplikasinya sebagai biosensor, penghantaran obat, dan untuk degradasi limbah. Kemudian, disampaikan juga mengenai potensi pengembangan riset dan aplikasi nanomaterial magnetik di masa depan.

Kiprah dan dedikasi Prof. Edi di bidang fisika menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk biosensor, penghantaran obat, dan untuk degradasi limbah.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Datu Maulana Ahmad

Read More

Jaga Generasi Muda dari Bahaya Gula: FMIPA Beri Edukasi Bahaya Diabetes

Diabetes menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ke-5 di dunia dalam jumlah penderita diabetes. Mayoritas penderita diabetes berada pada angka 20 – 59 tahun. Namun, pada tahun 2024, diabetes semakin banyak ditemukan di usia muda antara 20 – 30 tahun. Di sisi lain, banyak juga mahasiswa yang menjadi pasien dari diabetes yang diakibatkan oleh tren konsumsi makanan dan minuman manis yang tinggi.

FMIPA UGM dalam hal ini melakukan beberapa pencegahan diabetes terhadap mahasiswa. Salah satunya adalah dengan memberikan pelayanan pengecekan kesehatan. Mahasiswa dapat mengukur berat badan dan mengecek kadar gulanya. Setelah itu, mahasiswa dapat mengetahui kondisi tubuhnya dan diberikan saran dari petugas kesehatan.

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional Tahun 2024, FMIPA UGM beri edukasi mengenai bahaya diabetes melalui konten Jaga Generasi Muda dari Bahaya Gula yang dapat diakses melalui tautan berikut: https://www.instagram.com/reel/C5dmyiJS66L/

>Dalam konten tersebut disajikan tayangan mengenai ilustrasi mahasiswa yang cenderung memilih minuman manis daripada air putih. Hal tersebut merupakan fenomena yang kerap terjadi di lingkungan kampus terlebih saat ini mahasiswa kerap ditemui mengenggam minuman manis. Pada konten tersebut, terlihat mahasiswa akhirnya mendapatkan penyakit akibat gaya hidup konsumsi gula yang berlebih. Selain itu, di akhir konten diberikan penyajian mengenai makanan apa saja yang harus dikonsumsi dalam batas minimal dan tanda-tanda mengenai penyakit diabetes.

Konten edukasi yang diberikan merupakan langkah pencegahan diabetes yang menjadi cerminan poin SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera tentang Diabetes Mellitus. Diharapkan mahasiswa dapat lebih sadar tentang pola konsumsi yang dilakukan sehingga dapat mengurangi risiko terkena penyakit tersebut.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Ilustrasi: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Satu Dekade Lebih Bersinergi Bersama, FMIPA UGM dan Taman Pintar Kawal Potensi Taman Budaya Embung Giwangan

FMIPA UGM bersama dengan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta yang dalam hal ini instansi yang menaungi Taman Budaya Embung Giwangan melangsungkan pertemuan pada Kamis, 4 April 2024. Pertemuan dilaksakan langsung di lokasi kerja sama yaitu Taman Budaya Embung Giwangan. Dalam hal ini, Yetti Martanti selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta memimpin langsung jalannya rapat.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., memberikan sambutan dan menyatakan dukungan terhadap program kerja sama mengenai potensi lokasi yang akan dilakukan.

“Kami dari FMIPA UGM sangat antusias dalam kegiatan kerja sama yang ada. Dalam hal ini telah hadir juga dosen-dosen yang mumpuni seperti Prof. Jazi yang ahli di bidang robotika,” papar Kuwat.

FMIPA UGM turut mendukung melalui keterlibatan para peneliti baik dosen atau mahasiswa yang memiliki kompetensi dalam kerja sama yang akan dilakukan. Beberapa inovasi yang ditawarkan adalah produk dari robotika dan AI (kecerdasan buatan) untuk menunjang lokasi Taman Budaya seperti tempat sampah pintar serta penyusunan konsep adaptasi smart city yang dapat diaplikasikan di Taman Budaya.

Yetti Martanti selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta memberikan apresiasi terhadap FMIPA UGM dan memberikan pemaparan terkait potensi yang bisa dikembangkan bersama dengan FMIPA UGM.

“Kami telah lebih dari 10 tahun menjalin kerja sama dengan FMIPA UGM melalui keterlibatan berbagai lapisan masyarakat seperti pameran, lomba, dan loka karya yang bersifat edukatif. Harapannya, dengan adanya kerja sama ini akan ada inovasi untuk pengembangan potensi dari Taman Budaya Embung Giwangan,” papar Yetti.

Kolaborasi yang dilakukan FMIPA UGM bersama Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterlibatan mahasiswa dan dosen untuk pendidikan keberlanjutan dalam inovasi Taman Budaya. Selain itu, kolaborasi yang dilakukan merupakan implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui teknologi dan inovasi yang akan dikembangkan bersama.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Datu Maulana Ahmad

Read More

Intip 18 Mahasiswa FMIPA UGM Lolos IISMA di Berbagai Kampus Ternama Dunia

Sejumlah 18 mahasiswa FMIPA UGM berhasil lolos sebagai penerima beasiswa kegiatan IISMA di berbagai kampus ternama dunia. IISMA atau disebut Indonesia International Student Mobility Awards merupakan skema beasiswa yang memberikan pendanaan kepada mahasiswa untuk belajar selama 1 semester di kampus berepurtasi di skala global.

Dari 18 mahasiswa FMIPA UGM yang berhasil lolos tersebut terdiri atas 13 mahasiswa program Ilmu Komputer, 3 mahasiswa ilmu Elektronika dan Instrumentasi, 1 mahasiswa ilmu Aktuaria, dan 1 mahasiswa ilmu Kimia. Delapan belas mahasiswa tersebut telah melalui berbagai tahapan seleksi dan bersaing dengan ribuan pendaftar lainnya hingga akhirnya berkesempatan untuk lolos program IISMA.

Salah satu manfaat yang bisa diperoleh mahasiswa dari kegiatan ini adalah untuk memperluas pandangan terhadap keragaman akademik dan budaya global serta jejaring internasionalnya. Seleksi yang dilalui oleh mahasiswa terbilang relatif ketat jika ditinjau dari perbandingan jumlah pendaftar dengan jumlah penerima beasiswa IISMA. Sebanyak 15.211 mahasiswa melakukan pendaftaran dan hanya 3.300 mahasiswa yang lolos termasuk 18 mahasiswa terbaik dari FMIPA UGM.

Keterlibatan mahasiswa FMIPA UGM dalam IISMA tersebut merupakan cerminan dari SDGs di pilar nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dengan pendidikan untuk keberlanjutan dan keanekaragaman budaya melalui pertukaran ilmu dan budaya serta kompetensi yang didapatkan oleh mahasiswa. Jadi, mari intip ke-18 mahasiswa FMIPA UGM tersebut pada infografis berikut:


Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Buka Bersama FMIPA UGM: Momen Refleksi Diri Menuju Kebaikan

FMIPA UGM menggelar buka bersama pada Rabu, 3 April 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Sejumlah dosen, tenaga pendidik, satuan keamanan kampus, pensiunan dosen dan karyawan, dan mahasiswa turut diundang dalam acara tersebut di momen bulan Ramadan.

Dalam hal ini, acara dibuka oleh Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., Di sisi lain, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. yang merupakan wakil dekan FMIPA UGM sekaligus dosen menjadi penceramah yang memberikan tausyiah. Dalam tausyiah yang diberikan, Prof. Roto yang dalam hal ini disebut Ustaz Roto, menyampaikan poin-poin penting yang dapat diterapkan saat bulan Ramadan.

Melalui tafsiran surat Al-Baqarah yang disampaikan, Prof. Roto menyampaikan poin penting mengenai refleksi dan evaluasi diri di dalam berperilaku khususnya di bulan Ramadan. Hal ini tentu berkaitan erat dengan menjaga hubungan yang bersifat hablum minannas atau hubungan antar sesame manusia. Acara kemudian dilanjutkan dengan berbuka puasa dan ibadah salat maghrib.

Buka bersama yang dilakukan oleh FMIPA UGM merupakan cerminan dari SDGs nomor 2 yaitu Tanpa Kemiskinan melalui penyediaan konsumsi untuk berbuka puasa bagi para sivitas akademik serta nomor 10 yaitu Berkurangnya Kesenjangan melalui kebersamaan antara pimpinan dan karyawan sehingga menghapus ketimpangan yang ada di lingkungan kampus.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Department of Physics FMIPA UGM Held Seminar on Medical Physics: Nanophotosensitizer with Natural Bioreductants to Increase the Efficacy of Antibacterial Effects

Prof. Suryani presented material on Nanophotosensitizer (Photo: Febriska)

The Physics Department of FMIPA UGM held a seminar titled “Nanophotosensitizer with Natural Bioreductants to Increase the Efficacy of Antibacterial Effects” on Wednesday, Mar 27th 2024, virtually. The speaker at this event was Prof. Dr. Suryani Dyah Astuti, M.Sc., a researcher and lecturer from Universitas Airlangga. This seminar was held with the hope of expanding knowledge increasing public interest in medical physics and providing information about downstream products beneficial for the community. Seminar participants came not only from lecturers, researchers, and students but also from the general public.

“One of the serious challenges in the field of health is the increasing antibiotic resistance by pathogenic microorganisms causing infections. Resistant organisms can withstand the effects of antimicrobial drugs such as antibiotics, antivirals, and others. As a result, the use of standard treatments becomes ineffective in combating infections. Photodynamic inactivation therapy (PDI) offers an alternative route utilizing silver nanoparticles synthesized from grape seeds as nano photosensitizers that enhance antibacterial efficacy. PDI method is a non-invasive, non-ionizing photon-based method that is safe and effective in killing infection-causing microbes,” said Prof. Suryani.

Prof. Suryani presented material on photophysics (Photo: Febriska)

The material presented was an introduction to research results beneficial to the community, such as in the medical sector. For example, the utilization of local raw materials from local plant extracts as reductants for green synthesis of nanoparticles that are safe and have antibacterial properties by the activities contained in plants.

“How do we commercialize research products and establish partnerships to support the commercialization process?” asked one of the participants. Then, Prof. Suryani explained the commercialization scheme with partners. “The way is to share with supportive partners. Research nowadays tends to be commercialized. So, we need to optimize production first so that the prototype is mature for large-scale production. Then, conduct test markets such as product introduction. It can be done by providing the product for trial. Next, inquire about the results and then contact the partner. So, start optimizing for industrial scale. It is essential for us to have a team in collaboration, for example, involving doctors or other professions,” said Prof. Suryani.

The presentation of research product results from medical physics reflects SDG number 3, Good Health and Well-being, to the community to be utilized in daily life, especially in the field of health such as affordable drugs and biomedical treatment. In addition, the presentation of the technical flow of research product commercialization encourages lecturers and researchers to collaborate with industries for the commercialization of research results, thus reflecting SDG number 9, Industry, Innovation, and Infrastructure.

Keywords: Nanophotosensitizer, biomedical, medical treatment, good health and well-being, industry

Author: Febriska Noor Fitriana

Photos: Febriska Noor Fitriana

Read More

Bertahan Hidup di Masjid saat Kuliah, Simak Perjuangan Edi Suharyadi Raih Gelar Guru Besar

Balai Senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi suasana haru dan bangga atas perjuangan Prof. Dr. Eng. Edi Suharyadi, S.Si., M.Si., M.Eng. dalam meraih gelar guru besar pada Selasa, 7 Mei 2024. Dengan perlahan, Prof. Edi mencoba mengenang bagaimana perjalanannya hingga berada pada saat ini.

“Terima kasih juga kepada sahabat saya di Masjid Nurul Islam Jalan Kaliurang Km. 5,6 di mana saya pernah tinggal bersama dan menjadi marbot selama 5 tahun sejak tahun 1995 hingga tahun 2000,” kenang Prof. Edi.

Pria kelahiran 49 tahun lalu tersebut menyelesaikan studi di tanah kelahirannya yaitu Madura, Jawa Timur melalui SD Negeri Polangan 1 Sampang, SMPN 1 Sampang, SMAN 1 Madura, hingga menyelesaikan program sarjana hingga magister di FMIPA UGM serta program magister dan doktor di Waseda University dan Nagoya University. Sejak kecil, Prof. Edi bercita-cita ingin menjadi seorang peneliti. Konsistensi dan sikap disiplin yang dimiliki sejak kecil telah membawanya hingga meraih apa yang diinginkan yaitu menjadi seorang peneliti sekaligus dosen.

“Beliau adalah sosok yang disiplin kepada kami keluarga,” ujar Fauzan, putra dari Prof. Edi.

Setelah menamatkan studi di Fisika UGM, Prof. Edi mendedikasikan dirinya sebagai seorang dosen di Fisika UGM. Hingga saat ini, Prof. Edi telah membentuk tim riset yang mengakomodasi 42 mahasiswa dari jenjang sarjana hingga doktor untuk memberikan kesempatan belajar dan penelitian di bidang fisika. Dari hasil penelitian Prof. Edi sebagai guru besar, penelitiannya memiliki keberanfaatan dalam aplikasi di bidang kesehatan seperti penghancur sel kanker, penghantar obat, dan untuk degradasi limbah.

“Saya bersyukur menjadi bagian dari UGM khususnya di Departemen Fisika sehingga dapat belajar dan berkembang bersama,” ungkap Prof. Edi.

Kiprah dan dedikasi Prof. Edi di bidang fisika menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk bidang kesehatan seperti penghancur sel kanker, penghantar obat, dan untuk degradasi limbah.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Datu Maulana Ahmad

Read More

Puluhan Tahun Teliti Magnet, Edi Suharyadi Raih Gelar Guru besar di Bidang Ilmu Fisika Material

Prof. Dr. Eng. Edi Suharyadi, S.Si., M.Si., M.Eng. resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa, 7 Mei 2024 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Dengan penelitian berjudul Perkembangan Riset Bidang Nanomaterial Magnetik dan Aplikasinya, Prof. Edi akhirnya menyandang guru besar dalam Bidang Ilmu Fisika Material.

“Topik yang saya angkat tersebut didasarkan atas penelitian Kemagnetan dan Material Magnetik yang saya mulai sejak menempuh program Magister di Fisika UGM pada tahun 1998. Kemagnetan dan Material Magnetik merupakan cabang dari bidang Fisika dan Kimia, khususnya Ilmu Material,” ucap Prof. Edi dalam pidato yang disampaikan Selasa (7/5).

Dalam pengantar pidatonya, Prof. Edi menjelaskan mengenai tema penelitiannya yaitu terkait magnet. Beliau menjelaskan bahwa dalam 2 abad terakhir, kemajuan penelitian bidang magnet permanen semakin pesat dan memainkan banyak peran besar. Bahan magnet merupakan komponen penting dari komputer bahkan dalam industri, ruang angkasa, kesehatan, dan lingkungan. Pertumbuhan penggunaan bahan magnet sebagian besar disebabkan oleh peningkatan sifat magnetik yang memungkinkan merancang perangkat yang lebih kecil, lebih ringan, dan lebih efisien.

“Atas keluasan aplikasi nanomaterial magnetik, penelitian bidang ini terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Ini menjadi tantangan bagi para peneliti bidang material magnetik untuk terus melakukan penelitian lintas bidang dan transdisipliner. Tidak hanya Fisika dan Kimia, tapi juga Kedokteran, Lingkungan, Pertanian, Farmasi, Teknologi Informasi, dan lain sebagainya,” papar Prof. Edi.

Secara umum, Prof. Edi menyampaikan riwayat singkat penemuan, pengembangan aplikasi nanomaterial magnetik, dan beberapa contoh aplikasinya sebagai biosensor, penghantaran obat, dan untuk degradasi limbah. Kemudian, disampaikan juga mengenai potensi pengembangan riset dan aplikasi nanomaterial magnetik di masa depan.

Kiprah dan dedikasi Prof. Edi di bidang fisika menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk biosensor, penghantaran obat, dan untuk degradasi limbah.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Datu Maulana Ahmad

Read More

Jaga Generasi Muda dari Bahaya Gula: FMIPA Beri Edukasi Bahaya Diabetes

Diabetes menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ke-5 di dunia dalam jumlah penderita diabetes. Mayoritas penderita diabetes berada pada angka 20 – 59 tahun. Namun, pada tahun 2024, diabetes semakin banyak ditemukan di usia muda antara 20 – 30 tahun. Di sisi lain, banyak juga mahasiswa yang menjadi pasien dari diabetes yang diakibatkan oleh tren konsumsi makanan dan minuman manis yang tinggi.

FMIPA UGM dalam hal ini melakukan beberapa pencegahan diabetes terhadap mahasiswa. Salah satunya adalah dengan memberikan pelayanan pengecekan kesehatan. Mahasiswa dapat mengukur berat badan dan mengecek kadar gulanya. Setelah itu, mahasiswa dapat mengetahui kondisi tubuhnya dan diberikan saran dari petugas kesehatan.

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional Tahun 2024, FMIPA UGM beri edukasi mengenai bahaya diabetes melalui konten Jaga Generasi Muda dari Bahaya Gula yang dapat diakses melalui tautan berikut: https://www.instagram.com/reel/C5dmyiJS66L/

>Dalam konten tersebut disajikan tayangan mengenai ilustrasi mahasiswa yang cenderung memilih minuman manis daripada air putih. Hal tersebut merupakan fenomena yang kerap terjadi di lingkungan kampus terlebih saat ini mahasiswa kerap ditemui mengenggam minuman manis. Pada konten tersebut, terlihat mahasiswa akhirnya mendapatkan penyakit akibat gaya hidup konsumsi gula yang berlebih. Selain itu, di akhir konten diberikan penyajian mengenai makanan apa saja yang harus dikonsumsi dalam batas minimal dan tanda-tanda mengenai penyakit diabetes.

Konten edukasi yang diberikan merupakan langkah pencegahan diabetes yang menjadi cerminan poin SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera tentang Diabetes Mellitus. Diharapkan mahasiswa dapat lebih sadar tentang pola konsumsi yang dilakukan sehingga dapat mengurangi risiko terkena penyakit tersebut.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Ilustrasi: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Satu Dekade Lebih Bersinergi Bersama, FMIPA UGM dan Taman Pintar Kawal Potensi Taman Budaya Embung Giwangan

FMIPA UGM bersama dengan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta yang dalam hal ini instansi yang menaungi Taman Budaya Embung Giwangan melangsungkan pertemuan pada Kamis, 4 April 2024. Pertemuan dilaksakan langsung di lokasi kerja sama yaitu Taman Budaya Embung Giwangan. Dalam hal ini, Yetti Martanti selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta memimpin langsung jalannya rapat.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., memberikan sambutan dan menyatakan dukungan terhadap program kerja sama mengenai potensi lokasi yang akan dilakukan.

“Kami dari FMIPA UGM sangat antusias dalam kegiatan kerja sama yang ada. Dalam hal ini telah hadir juga dosen-dosen yang mumpuni seperti Prof. Jazi yang ahli di bidang robotika,” papar Kuwat.

FMIPA UGM turut mendukung melalui keterlibatan para peneliti baik dosen atau mahasiswa yang memiliki kompetensi dalam kerja sama yang akan dilakukan. Beberapa inovasi yang ditawarkan adalah produk dari robotika dan AI (kecerdasan buatan) untuk menunjang lokasi Taman Budaya seperti tempat sampah pintar serta penyusunan konsep adaptasi smart city yang dapat diaplikasikan di Taman Budaya.

Yetti Martanti selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta memberikan apresiasi terhadap FMIPA UGM dan memberikan pemaparan terkait potensi yang bisa dikembangkan bersama dengan FMIPA UGM.

“Kami telah lebih dari 10 tahun menjalin kerja sama dengan FMIPA UGM melalui keterlibatan berbagai lapisan masyarakat seperti pameran, lomba, dan loka karya yang bersifat edukatif. Harapannya, dengan adanya kerja sama ini akan ada inovasi untuk pengembangan potensi dari Taman Budaya Embung Giwangan,” papar Yetti.

Kolaborasi yang dilakukan FMIPA UGM bersama Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterlibatan mahasiswa dan dosen untuk pendidikan keberlanjutan dalam inovasi Taman Budaya. Selain itu, kolaborasi yang dilakukan merupakan implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui teknologi dan inovasi yang akan dikembangkan bersama.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Datu Maulana Ahmad

Read More

Intip 18 Mahasiswa FMIPA UGM Lolos IISMA di Berbagai Kampus Ternama Dunia

Sejumlah 18 mahasiswa FMIPA UGM berhasil lolos sebagai penerima beasiswa kegiatan IISMA di berbagai kampus ternama dunia. IISMA atau disebut Indonesia International Student Mobility Awards merupakan skema beasiswa yang memberikan pendanaan kepada mahasiswa untuk belajar selama 1 semester di kampus berepurtasi di skala global.

Dari 18 mahasiswa FMIPA UGM yang berhasil lolos tersebut terdiri atas 13 mahasiswa program Ilmu Komputer, 3 mahasiswa ilmu Elektronika dan Instrumentasi, 1 mahasiswa ilmu Aktuaria, dan 1 mahasiswa ilmu Kimia. Delapan belas mahasiswa tersebut telah melalui berbagai tahapan seleksi dan bersaing dengan ribuan pendaftar lainnya hingga akhirnya berkesempatan untuk lolos program IISMA.

Salah satu manfaat yang bisa diperoleh mahasiswa dari kegiatan ini adalah untuk memperluas pandangan terhadap keragaman akademik dan budaya global serta jejaring internasionalnya. Seleksi yang dilalui oleh mahasiswa terbilang relatif ketat jika ditinjau dari perbandingan jumlah pendaftar dengan jumlah penerima beasiswa IISMA. Sebanyak 15.211 mahasiswa melakukan pendaftaran dan hanya 3.300 mahasiswa yang lolos termasuk 18 mahasiswa terbaik dari FMIPA UGM.

Keterlibatan mahasiswa FMIPA UGM dalam IISMA tersebut merupakan cerminan dari SDGs di pilar nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dengan pendidikan untuk keberlanjutan dan keanekaragaman budaya melalui pertukaran ilmu dan budaya serta kompetensi yang didapatkan oleh mahasiswa. Jadi, mari intip ke-18 mahasiswa FMIPA UGM tersebut pada infografis berikut:


Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Buka Bersama FMIPA UGM: Momen Refleksi Diri Menuju Kebaikan

FMIPA UGM menggelar buka bersama pada Rabu, 3 April 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Sejumlah dosen, tenaga pendidik, satuan keamanan kampus, pensiunan dosen dan karyawan, dan mahasiswa turut diundang dalam acara tersebut di momen bulan Ramadan.

Dalam hal ini, acara dibuka oleh Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., Di sisi lain, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. yang merupakan wakil dekan FMIPA UGM sekaligus dosen menjadi penceramah yang memberikan tausyiah. Dalam tausyiah yang diberikan, Prof. Roto yang dalam hal ini disebut Ustaz Roto, menyampaikan poin-poin penting yang dapat diterapkan saat bulan Ramadan.

Melalui tafsiran surat Al-Baqarah yang disampaikan, Prof. Roto menyampaikan poin penting mengenai refleksi dan evaluasi diri di dalam berperilaku khususnya di bulan Ramadan. Hal ini tentu berkaitan erat dengan menjaga hubungan yang bersifat hablum minannas atau hubungan antar sesame manusia. Acara kemudian dilanjutkan dengan berbuka puasa dan ibadah salat maghrib.

Buka bersama yang dilakukan oleh FMIPA UGM merupakan cerminan dari SDGs nomor 2 yaitu Tanpa Kemiskinan melalui penyediaan konsumsi untuk berbuka puasa bagi para sivitas akademik serta nomor 10 yaitu Berkurangnya Kesenjangan melalui kebersamaan antara pimpinan dan karyawan sehingga menghapus ketimpangan yang ada di lingkungan kampus.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Department of Physics FMIPA UGM Held Seminar on Medical Physics: Nanophotosensitizer with Natural Bioreductants to Increase the Efficacy of Antibacterial Effects

Prof. Suryani presented material on Nanophotosensitizer (Photo: Febriska)

The Physics Department of FMIPA UGM held a seminar titled “Nanophotosensitizer with Natural Bioreductants to Increase the Efficacy of Antibacterial Effects” on Wednesday, Mar 27th 2024, virtually. The speaker at this event was Prof. Dr. Suryani Dyah Astuti, M.Sc., a researcher and lecturer from Universitas Airlangga. This seminar was held with the hope of expanding knowledge increasing public interest in medical physics and providing information about downstream products beneficial for the community. Seminar participants came not only from lecturers, researchers, and students but also from the general public.

“One of the serious challenges in the field of health is the increasing antibiotic resistance by pathogenic microorganisms causing infections. Resistant organisms can withstand the effects of antimicrobial drugs such as antibiotics, antivirals, and others. As a result, the use of standard treatments becomes ineffective in combating infections. Photodynamic inactivation therapy (PDI) offers an alternative route utilizing silver nanoparticles synthesized from grape seeds as nano photosensitizers that enhance antibacterial efficacy. PDI method is a non-invasive, non-ionizing photon-based method that is safe and effective in killing infection-causing microbes,” said Prof. Suryani.

Prof. Suryani presented material on photophysics (Photo: Febriska)

The material presented was an introduction to research results beneficial to the community, such as in the medical sector. For example, the utilization of local raw materials from local plant extracts as reductants for green synthesis of nanoparticles that are safe and have antibacterial properties by the activities contained in plants.

“How do we commercialize research products and establish partnerships to support the commercialization process?” asked one of the participants. Then, Prof. Suryani explained the commercialization scheme with partners. “The way is to share with supportive partners. Research nowadays tends to be commercialized. So, we need to optimize production first so that the prototype is mature for large-scale production. Then, conduct test markets such as product introduction. It can be done by providing the product for trial. Next, inquire about the results and then contact the partner. So, start optimizing for industrial scale. It is essential for us to have a team in collaboration, for example, involving doctors or other professions,” said Prof. Suryani.

The presentation of research product results from medical physics reflects SDG number 3, Good Health and Well-being, to the community to be utilized in daily life, especially in the field of health such as affordable drugs and biomedical treatment. In addition, the presentation of the technical flow of research product commercialization encourages lecturers and researchers to collaborate with industries for the commercialization of research results, thus reflecting SDG number 9, Industry, Innovation, and Infrastructure.

Keywords: Nanophotosensitizer, biomedical, medical treatment, good health and well-being, industry

Author: Febriska Noor Fitriana

Photos: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate