Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search
Search

SDGs

Mengenal Hanafi, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir dalam Lomba Pewara Bahasa Jawa

Usai perlombaan Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara yang diselenggarakan FMIPA UGM pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM, Hanafi, salah satu peserta lomba membagikan kisah dan pengalamannya dalam menjadi pewara berbahasa Jawa. Mahasiswa Kimia S1 angkatan 2022 tersebut telah menggeluti dunia pewara bahasa Jawa sejak di bangku kuliah yaitu pada tahun 2021.

“Saya biasanya nge-MC di kampung seperti acara lelayu, pengajian, merti dusun (syukuran desa). Ikut lomba di Sleman di kategori pranatacara umum, remaja, dan macapat (menyanyikan lagu bahasa Jawa) di bawah Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman,” papar Hanafi.

Hanafi juga bercerita bahwa dirinya mengikuti sanggar untuk pewara di Sanggar Genggong. Selain belajar menjadi pewara, di sanggar tersebut dirinya juga mengembangkan bakat menyanyikan lagu berbahasa jawa atau disebut dengan macapat. Walaupun dirinya sudah terbiasa menjadi pewara dengan menggunakan bahasa Jawa, ada beberapa tantangan yang dirasakan seperti menyiapkan teks acara, menyiapkan busana, dan merias diri yang dilakukan semuanya secara mandiri.

Di balik tantangan yang dihadapinya, Hanafi merasa senang karena kegiatan lomba di FMIPA UGM turut menjadi ajang untu berlatih lebih lanjut bagi Hanafi.

“Senang, soalnya ini menjadi ajang latihan dan dapat insight dari orang lain. Harapannya bisa menjadi pewara di manten (pernikahanan) adat yang ada upacara panggihnya (temu manten). Kalau ada kesempatan dan mampu dari segi waktu ya saya ingin menawarkan diri untuk menjadi pewara,” papar Hanafi.

Kegiatan lomba dan latihan rutin pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Yuk Siaga Bencana dengan Siapkan Tas Siaga Bencana!

Indonesia menjadi negara dengan potensi megathrust atau gempa besar yang tinggi. Belum lagi, gempa besar tersebut jika di atas M 8 akan berpotensi diikuti oleh bencana gelombang tinggi atau tsunami. Zona megathrust sendiri tersebar hampir di berbagai penjuru Indonesia dari pulau Sumatera hingga pulau Papua. Dalam hal ini, masyarakat kerap mengalami kekhawatiran berlebih mengenai bencana yang ada. Padahal, hal yang cukup krusial bagi mereka salah satunya adalah tanggap bencana dengan menyiapkan tas siaga bencana.

Tas siaga bencana dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat namun dengan tetap memperhatikan barang-barang pokok yang perlu dibawa. Barang tersebut terdiri atas dokumen dan surat berharga, pakaian ganti untuk 3 hari, ponsel dan powerbank, alat penerangan, uang tunai, peluit, masker dan handsanitizer, makanan ringan yang tahan lama dan air, serta obat-obatan dan perlengkapan P3K.

Hadirnya konten infografis tas bencana menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Dhanada Santika dan Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Lakukan Eksplorasi Geothermal di Jawa Barat

Tim Riset Geofisika UGM melakukan eksplorasi geothermal di kawasan Karaha, Jawa Barat. Kegiatan tersebut merupakan kerja sama dengan Pertamina Geothermal Energi Jawa Barat. Pelaksanaan survey dilaksanakan selama 1 minggu sejak 22 – 30 Agustus 2024. Anggota tim yang terlibat adalah para peneliti yang tergabung dalam Geoseismal Research Center Geofisika FMIPA UGM.

Untuk memastikan perangkat dan alat dapat dipakai dengan maksimal di lapangan, sebelumnya tim telah berulang kali melakukan uji coba penerbangan pada alat drone yang digunakan. Di sisi lain, sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Teknologi magnetometer untuk drone ini masih terbilang baru terutama untuk diaplikasikan di area geothermal. Tantangannya adalah karena lapangan geothermal memiliki medan yang ekstrem, seorang pilot drone harus memahami ketinggian tebing-tebing sekitar yang menghambat penerbangan drone,” papar Pamungkas, selaku Tim Riset Geofisika FMIPA UGM.

Kegiatan eksplorasi tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam eksplorasi panas bumi dan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

Dukung Pelestarian Bahasa Daerah, FMIPA UGM Gelar Lomba Pewara Bahasa Jawa

FMIPA UGM menggelar Lomba Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69. Peserta tidak dipungut biaya atau gratis saat mengikuti lomba. Pada awalnya, target peserta adalah seluruh dosen dan staf kependidikan di lingkungan FMIPA UGM. Namun, pada masa pendaftaran dibuka, peserta dari umum dan mahasiswa justru tertarik untuk turut mengikuti acara tersebut.

“Tantangannya mereka ga pede maju karena ga terbiasa menurutkan bahasa Jawa secara krama. Harapannya, lomba ini bisa dilaksanakan secara rutin dan lebih luas. Misal, cakupannya hingga level universitas,” papar Dimas Tri Wiyanto selaku Koordinator Acara.

Sebelumnya, FMIPA UGM telah membuka kelas latihan pewara menggunakan bahasa Jawa dengan mendatangkan langsung narasumber yang merupakan praktisi pewara bahasa Jawa professional yaitu Agus Pramono. Diketahui, Agus juga merupakan seorang penyiar radio di Yogyakarta.

“Saya sangat remen (suka) dengan adanya pelatihan yang bisa diaplikasikan. Mahasiswa yang ikut juga keren-keren. Ada beberapa kata yang perlu dibenahi seperti logat dan pengucapan serta blocking. Masih pada formal banget kan tema acaranya non formal gitu,” papar Agus Pramono selaku juri sekaligus pelatih pewara bahasa Jawa.

Agus juga berharap semoga para sivitas akademik FMIPA UGM bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kompetensi dalam penggunaan bahasa daerah. Tidak hanya sekadar di saat lomba tetapi juga diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, seorang peserta lomba yang merupakan seorang mahasiswa turut membagikan pengalamannya dalam mengikuti lomba.

“Tantangannya karena Saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dan Saya juga orang Jawa jadi struggle karena tidak terbiasa menggunakan bahasa Jawa. Saya dari Jawa Timur jadi logatnya berbeda,” papar Bella, mahasiswa program studi Matematika semester 5.

Kegiatan lomba dan rutin latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Inspiratif! Siswa SD Mahir Praktik Mitigasi Bencana di FMIPA UGM

Ratusan siswa SD Bias yang berasal dari berbagai kota dan kabupaten di DIY dan Jawa Tengah melakukan kunjungan ke Laboratorium Departemen Fisika FMIPA UGM pada Rabu, 21 Agustus 2024. Para siswa didampingi oleh 11 guru dan dibagi ke dalam 10 kelompok. Para siswa dan guru mengunjungi Laboratorium Fisika dan Laboratorium Geofisika untuk mendapatkan wawasan terkait sains sekaligus langsung melakukan percobaan sains.

“Di Al-Quran kan ada ya, mengenai ilmu-ilmu sains dan penerapannya di kehidupan sehari-hari. Tapi, anak-anak banyak yang belum memahami. Dari kegiatan ini, anak-anak punya kesempatan untuk learning by doing,” tutur Tika selaku guru pendamping SD Bias.

Saat di Laboratorium Geofisika, siswa mendapat kesempatan untuk mengenal dan mempelajari mengenai fenomena alam seperti gempa bumi dan gunung meletus. Di sisi lain, saat di Laboratorium Fisika, para siswa mendapatkan materi terkait fisika dan fenomenanya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mendapatkan materi dan praktik langsung, para siswa diwawancara dan hasilnya cukup mengejutkan. Dari usianya yang masih dini, mereka mampu menjelaskan mengenai mitigasi bencana dan apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

Dengan pertanyaan apa yang harus dilakukan ketika gunung berapi meletus, berikut adalah rangkuman jawaban dari para siswa:

“Mencari orang dewasa atau orang tua dan pergi di tempat yang aman,” kata Fathimah.

“Jangan dekat-dekat sama lavanya,” kata Alfan.

“Harus memakai masker habis itu cari orang tua atau orang dewasa untuk meminta pertolongan,” kata Aizen.

“Jangan panik, cari tempat berlindung,” kata Zilal.

Jawaban inspiratifnya dapat diakses melalui konten Kepoin Pengetahuan Siswa SD Bias Mengenai Gunung Berapi pada tautan berikut https://www.instagram.com/p/C-9koN8SwE1/

Dalam menerima kunjungan dari sekolah yang dilakukan FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang sains bagi para siswa. Selain itu, hal ini menjadi cerminan dari SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan antara FMIPA UGM dan SD Bias dalam memajukan pendidikan.

Penulis: Febriska Noor Fitiana
Foto: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Dukung Kompetensi Mahasiswa Berorganisasi, BEM FMIPA UGM Buka Pendaftaran Anggota Baru

Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA UGM gelar pameran divisi organisasi BEM di Selasar FMIPA UGM pada tanggal 19 – 22 Agustus 2024. Acara digelar dengan konsep pameran yang menyediakan booth divisi-divisi pada organisasi BEM sejak pukul 8 pagi hingga 4 sore. Setiap booth dilengkapi dengan beragam informasi yang dapat diakses oleh mahasiswa. Selain itu, para penjaga booth yang merupakan anggota divisi BEM juga turut memberikan informasi lebih mendalam.

“Jumlah mahasiswa FMIPA tahun ini tidak sebanyak tahun kemarin dan tantangannya adalah para mahasiswa minat organisasinya cenderung turun sehingga perlu melakukan kaderisasi yang lebih baik untuk menemukan penerus BEM yang berkualitas,” papar Natan selaku Wakil Dirjen Manajemen Sumber Daya Manusia BEM FMIPA UGM.

Natan juga menjelaskan bahwa dalam BEM FMIPA UGM, pendaftaran tahun ini difokuskan untuk menjaring mahasiswa FMIPA UGM angkatan baru yaitu 2024 dan Angkatan 2023. Seluruh divisi BEM dibuka untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi dalam berorganisasi. Divisi yang dibuka terdiri atas Kajian Aksi dan Strategis, Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, Ekonomi Kreatif, Pengembangan organisasi, Kreativitas Mahasiswa, Manajemen Sumber Daya Mahasiswa, Pengembangan Desa Mitra, Sosial, Media dan Info, serta Humas.

Hadirnya pembukaan pendaftaran BEM FMIPA UGM tahun 2024 merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berorganisasi untuk mahasiswa dan nomor 10 yaitu Berkurangnya Kesenjangan melalui kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh BEM FMIPA UGM.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

FMIPA UGM Kembali Beri Bantuan Dana KKN untuk Mahasiswa: Dukung Pengabdian Pada Masyarakat

Sebanyak 16 tim KKN FMIPA UGM telah lolos mendapatkan bantuan dana pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari FMIPA UGM. Bantuan dapat diperoleh melalui proposal yang diajukan dalam waktu 1 bulan sebelum kegiatan hingga saat pelaksanaan kegiatan di minggu pertama KKN. Proposal dapat diajukan oleh tim KKN yang beranggotakan mahasiswa FMIPA UGM dengan seorang dosen pembimbing lapangan. Cakupan dana yang diberkan oleh FMIPA UGM adalah sebesar Rp. 3.000.000, 00 yang merupakan nominal maksimal dari anggaran yang diajukan.

“FMIPA UGM memberikan bantuan dana kegiatan setiap periode KKN. Dalam 1 tahun ada 4 periode KKN dan setiap periode kami memberikan kuota untuk 5 tim untuk diberikan dana bantuan KKN,” kata Dr. Ertin, selaku Sekretaris Unit Pendukung Kegiatan Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan FMIPA UGM

Salah satu tim KKN FMIPA UGM yang lolos mendapatkan dana bantuan adalah tim yang bertugas di Desa Senaru dan Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Tema kegiatan yang diusung adalah “Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan untuk Meningkatkan Perekonomian, Mengatasi Kemiskinan, dan Mencegah Stunting melalui Optimalisasi Sumber Daya Lokal dan Digitalisasi Desa”.

Pemberian dana bantuan untuk KKN oleh FMIPA UGM merupakan implementasi dari SDGs nomor 1 yaitu Tanpa Kemiskinan melalui bantuan keuangan untuk mahasiswa dalam melaksanakan program KKN, nomor 4 yaitu Kualitas Pendidikan melalui peningkatan keterampilan warga desa, serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui program digitalisasi yang dilakukan di lokasi pengabdian. Harapannya, kegiatan ini akan terus mendukung program KKN khususnya bagi mahasiswa FMIPA UGM.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Mediia FMIPA UGM

Read More

Siap Digunakan untuk Eksplorasi Panas Bumi, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Uji Akhir Alat Drone

Tim Riset Geofisika UGM akan melaksanakan survey dan eksplorasi panas bumi di kawasan Jawa Barat. Sehubungan dengan hal tersebut, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM melakukan uji kelayakan terhadap sensor magnetik yang terdapat pada rakitan drone.

Alat sensor magnetik yang dirakit pada drone tersebut digunakan untuk mendeteksi benda magnetik di bawah permukaan bumi seperti potensi bahan tambang yang meliputi emas, nikel, tembaga, dan lain-lain. Pengujian dilaksanakan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM, Sleman. Tujuan dari pengujian adalah untuk melihat dan mengetahui noise level yang ditimbulkan oleh motor drone terhadap sensor magnetik.

Dalam masa mendatang, alat ini digunakan di lapangan untuk keperluan survey eksplorasi geothermal (panas bumi) serta mendeteksi potensi tambang yang ada di lapangan. Sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Kegiatan pengujian dilakukan untuk persiapan final alat yang akan digunakan untuk eksplorasi panas bumi di daerah Jawa Barat,” papar Pamungkas selaku Koordinator Pengujian Alat

vKegiatan pengujian hasil riset tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam merakit sensor magnetik drone.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

Mengenal Hanafi, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir dalam Lomba Pewara Bahasa Jawa

Usai perlombaan Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara yang diselenggarakan FMIPA UGM pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM, Hanafi, salah satu peserta lomba membagikan kisah dan pengalamannya dalam menjadi pewara berbahasa Jawa. Mahasiswa Kimia S1 angkatan 2022 tersebut telah menggeluti dunia pewara bahasa Jawa sejak di bangku kuliah yaitu pada tahun 2021.

“Saya biasanya nge-MC di kampung seperti acara lelayu, pengajian, merti dusun (syukuran desa). Ikut lomba di Sleman di kategori pranatacara umum, remaja, dan macapat (menyanyikan lagu bahasa Jawa) di bawah Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman,” papar Hanafi.

Hanafi juga bercerita bahwa dirinya mengikuti sanggar untuk pewara di Sanggar Genggong. Selain belajar menjadi pewara, di sanggar tersebut dirinya juga mengembangkan bakat menyanyikan lagu berbahasa jawa atau disebut dengan macapat. Walaupun dirinya sudah terbiasa menjadi pewara dengan menggunakan bahasa Jawa, ada beberapa tantangan yang dirasakan seperti menyiapkan teks acara, menyiapkan busana, dan merias diri yang dilakukan semuanya secara mandiri.

Di balik tantangan yang dihadapinya, Hanafi merasa senang karena kegiatan lomba di FMIPA UGM turut menjadi ajang untu berlatih lebih lanjut bagi Hanafi.

“Senang, soalnya ini menjadi ajang latihan dan dapat insight dari orang lain. Harapannya bisa menjadi pewara di manten (pernikahanan) adat yang ada upacara panggihnya (temu manten). Kalau ada kesempatan dan mampu dari segi waktu ya saya ingin menawarkan diri untuk menjadi pewara,” papar Hanafi.

Kegiatan lomba dan latihan rutin pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Yuk Siaga Bencana dengan Siapkan Tas Siaga Bencana!

Indonesia menjadi negara dengan potensi megathrust atau gempa besar yang tinggi. Belum lagi, gempa besar tersebut jika di atas M 8 akan berpotensi diikuti oleh bencana gelombang tinggi atau tsunami. Zona megathrust sendiri tersebar hampir di berbagai penjuru Indonesia dari pulau Sumatera hingga pulau Papua. Dalam hal ini, masyarakat kerap mengalami kekhawatiran berlebih mengenai bencana yang ada. Padahal, hal yang cukup krusial bagi mereka salah satunya adalah tanggap bencana dengan menyiapkan tas siaga bencana.

Tas siaga bencana dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat namun dengan tetap memperhatikan barang-barang pokok yang perlu dibawa. Barang tersebut terdiri atas dokumen dan surat berharga, pakaian ganti untuk 3 hari, ponsel dan powerbank, alat penerangan, uang tunai, peluit, masker dan handsanitizer, makanan ringan yang tahan lama dan air, serta obat-obatan dan perlengkapan P3K.

Hadirnya konten infografis tas bencana menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Dhanada Santika dan Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Lakukan Eksplorasi Geothermal di Jawa Barat

Tim Riset Geofisika UGM melakukan eksplorasi geothermal di kawasan Karaha, Jawa Barat. Kegiatan tersebut merupakan kerja sama dengan Pertamina Geothermal Energi Jawa Barat. Pelaksanaan survey dilaksanakan selama 1 minggu sejak 22 – 30 Agustus 2024. Anggota tim yang terlibat adalah para peneliti yang tergabung dalam Geoseismal Research Center Geofisika FMIPA UGM.

Untuk memastikan perangkat dan alat dapat dipakai dengan maksimal di lapangan, sebelumnya tim telah berulang kali melakukan uji coba penerbangan pada alat drone yang digunakan. Di sisi lain, sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Teknologi magnetometer untuk drone ini masih terbilang baru terutama untuk diaplikasikan di area geothermal. Tantangannya adalah karena lapangan geothermal memiliki medan yang ekstrem, seorang pilot drone harus memahami ketinggian tebing-tebing sekitar yang menghambat penerbangan drone,” papar Pamungkas, selaku Tim Riset Geofisika FMIPA UGM.

Kegiatan eksplorasi tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam eksplorasi panas bumi dan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

Dukung Pelestarian Bahasa Daerah, FMIPA UGM Gelar Lomba Pewara Bahasa Jawa

FMIPA UGM menggelar Lomba Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69. Peserta tidak dipungut biaya atau gratis saat mengikuti lomba. Pada awalnya, target peserta adalah seluruh dosen dan staf kependidikan di lingkungan FMIPA UGM. Namun, pada masa pendaftaran dibuka, peserta dari umum dan mahasiswa justru tertarik untuk turut mengikuti acara tersebut.

“Tantangannya mereka ga pede maju karena ga terbiasa menurutkan bahasa Jawa secara krama. Harapannya, lomba ini bisa dilaksanakan secara rutin dan lebih luas. Misal, cakupannya hingga level universitas,” papar Dimas Tri Wiyanto selaku Koordinator Acara.

Sebelumnya, FMIPA UGM telah membuka kelas latihan pewara menggunakan bahasa Jawa dengan mendatangkan langsung narasumber yang merupakan praktisi pewara bahasa Jawa professional yaitu Agus Pramono. Diketahui, Agus juga merupakan seorang penyiar radio di Yogyakarta.

“Saya sangat remen (suka) dengan adanya pelatihan yang bisa diaplikasikan. Mahasiswa yang ikut juga keren-keren. Ada beberapa kata yang perlu dibenahi seperti logat dan pengucapan serta blocking. Masih pada formal banget kan tema acaranya non formal gitu,” papar Agus Pramono selaku juri sekaligus pelatih pewara bahasa Jawa.

Agus juga berharap semoga para sivitas akademik FMIPA UGM bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kompetensi dalam penggunaan bahasa daerah. Tidak hanya sekadar di saat lomba tetapi juga diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, seorang peserta lomba yang merupakan seorang mahasiswa turut membagikan pengalamannya dalam mengikuti lomba.

“Tantangannya karena Saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dan Saya juga orang Jawa jadi struggle karena tidak terbiasa menggunakan bahasa Jawa. Saya dari Jawa Timur jadi logatnya berbeda,” papar Bella, mahasiswa program studi Matematika semester 5.

Kegiatan lomba dan rutin latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Inspiratif! Siswa SD Mahir Praktik Mitigasi Bencana di FMIPA UGM

Ratusan siswa SD Bias yang berasal dari berbagai kota dan kabupaten di DIY dan Jawa Tengah melakukan kunjungan ke Laboratorium Departemen Fisika FMIPA UGM pada Rabu, 21 Agustus 2024. Para siswa didampingi oleh 11 guru dan dibagi ke dalam 10 kelompok. Para siswa dan guru mengunjungi Laboratorium Fisika dan Laboratorium Geofisika untuk mendapatkan wawasan terkait sains sekaligus langsung melakukan percobaan sains.

“Di Al-Quran kan ada ya, mengenai ilmu-ilmu sains dan penerapannya di kehidupan sehari-hari. Tapi, anak-anak banyak yang belum memahami. Dari kegiatan ini, anak-anak punya kesempatan untuk learning by doing,” tutur Tika selaku guru pendamping SD Bias.

Saat di Laboratorium Geofisika, siswa mendapat kesempatan untuk mengenal dan mempelajari mengenai fenomena alam seperti gempa bumi dan gunung meletus. Di sisi lain, saat di Laboratorium Fisika, para siswa mendapatkan materi terkait fisika dan fenomenanya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mendapatkan materi dan praktik langsung, para siswa diwawancara dan hasilnya cukup mengejutkan. Dari usianya yang masih dini, mereka mampu menjelaskan mengenai mitigasi bencana dan apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

Dengan pertanyaan apa yang harus dilakukan ketika gunung berapi meletus, berikut adalah rangkuman jawaban dari para siswa:

“Mencari orang dewasa atau orang tua dan pergi di tempat yang aman,” kata Fathimah.

“Jangan dekat-dekat sama lavanya,” kata Alfan.

“Harus memakai masker habis itu cari orang tua atau orang dewasa untuk meminta pertolongan,” kata Aizen.

“Jangan panik, cari tempat berlindung,” kata Zilal.

Jawaban inspiratifnya dapat diakses melalui konten Kepoin Pengetahuan Siswa SD Bias Mengenai Gunung Berapi pada tautan berikut https://www.instagram.com/p/C-9koN8SwE1/

Dalam menerima kunjungan dari sekolah yang dilakukan FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang sains bagi para siswa. Selain itu, hal ini menjadi cerminan dari SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan antara FMIPA UGM dan SD Bias dalam memajukan pendidikan.

Penulis: Febriska Noor Fitiana
Foto: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Dukung Kompetensi Mahasiswa Berorganisasi, BEM FMIPA UGM Buka Pendaftaran Anggota Baru

Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA UGM gelar pameran divisi organisasi BEM di Selasar FMIPA UGM pada tanggal 19 – 22 Agustus 2024. Acara digelar dengan konsep pameran yang menyediakan booth divisi-divisi pada organisasi BEM sejak pukul 8 pagi hingga 4 sore. Setiap booth dilengkapi dengan beragam informasi yang dapat diakses oleh mahasiswa. Selain itu, para penjaga booth yang merupakan anggota divisi BEM juga turut memberikan informasi lebih mendalam.

“Jumlah mahasiswa FMIPA tahun ini tidak sebanyak tahun kemarin dan tantangannya adalah para mahasiswa minat organisasinya cenderung turun sehingga perlu melakukan kaderisasi yang lebih baik untuk menemukan penerus BEM yang berkualitas,” papar Natan selaku Wakil Dirjen Manajemen Sumber Daya Manusia BEM FMIPA UGM.

Natan juga menjelaskan bahwa dalam BEM FMIPA UGM, pendaftaran tahun ini difokuskan untuk menjaring mahasiswa FMIPA UGM angkatan baru yaitu 2024 dan Angkatan 2023. Seluruh divisi BEM dibuka untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi dalam berorganisasi. Divisi yang dibuka terdiri atas Kajian Aksi dan Strategis, Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, Ekonomi Kreatif, Pengembangan organisasi, Kreativitas Mahasiswa, Manajemen Sumber Daya Mahasiswa, Pengembangan Desa Mitra, Sosial, Media dan Info, serta Humas.

Hadirnya pembukaan pendaftaran BEM FMIPA UGM tahun 2024 merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berorganisasi untuk mahasiswa dan nomor 10 yaitu Berkurangnya Kesenjangan melalui kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh BEM FMIPA UGM.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

FMIPA UGM Kembali Beri Bantuan Dana KKN untuk Mahasiswa: Dukung Pengabdian Pada Masyarakat

Sebanyak 16 tim KKN FMIPA UGM telah lolos mendapatkan bantuan dana pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari FMIPA UGM. Bantuan dapat diperoleh melalui proposal yang diajukan dalam waktu 1 bulan sebelum kegiatan hingga saat pelaksanaan kegiatan di minggu pertama KKN. Proposal dapat diajukan oleh tim KKN yang beranggotakan mahasiswa FMIPA UGM dengan seorang dosen pembimbing lapangan. Cakupan dana yang diberkan oleh FMIPA UGM adalah sebesar Rp. 3.000.000, 00 yang merupakan nominal maksimal dari anggaran yang diajukan.

“FMIPA UGM memberikan bantuan dana kegiatan setiap periode KKN. Dalam 1 tahun ada 4 periode KKN dan setiap periode kami memberikan kuota untuk 5 tim untuk diberikan dana bantuan KKN,” kata Dr. Ertin, selaku Sekretaris Unit Pendukung Kegiatan Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan FMIPA UGM

Salah satu tim KKN FMIPA UGM yang lolos mendapatkan dana bantuan adalah tim yang bertugas di Desa Senaru dan Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Tema kegiatan yang diusung adalah “Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan untuk Meningkatkan Perekonomian, Mengatasi Kemiskinan, dan Mencegah Stunting melalui Optimalisasi Sumber Daya Lokal dan Digitalisasi Desa”.

Pemberian dana bantuan untuk KKN oleh FMIPA UGM merupakan implementasi dari SDGs nomor 1 yaitu Tanpa Kemiskinan melalui bantuan keuangan untuk mahasiswa dalam melaksanakan program KKN, nomor 4 yaitu Kualitas Pendidikan melalui peningkatan keterampilan warga desa, serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui program digitalisasi yang dilakukan di lokasi pengabdian. Harapannya, kegiatan ini akan terus mendukung program KKN khususnya bagi mahasiswa FMIPA UGM.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Mediia FMIPA UGM

Read More

Siap Digunakan untuk Eksplorasi Panas Bumi, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Uji Akhir Alat Drone

Tim Riset Geofisika UGM akan melaksanakan survey dan eksplorasi panas bumi di kawasan Jawa Barat. Sehubungan dengan hal tersebut, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM melakukan uji kelayakan terhadap sensor magnetik yang terdapat pada rakitan drone.

Alat sensor magnetik yang dirakit pada drone tersebut digunakan untuk mendeteksi benda magnetik di bawah permukaan bumi seperti potensi bahan tambang yang meliputi emas, nikel, tembaga, dan lain-lain. Pengujian dilaksanakan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM, Sleman. Tujuan dari pengujian adalah untuk melihat dan mengetahui noise level yang ditimbulkan oleh motor drone terhadap sensor magnetik.

Dalam masa mendatang, alat ini digunakan di lapangan untuk keperluan survey eksplorasi geothermal (panas bumi) serta mendeteksi potensi tambang yang ada di lapangan. Sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Kegiatan pengujian dilakukan untuk persiapan final alat yang akan digunakan untuk eksplorasi panas bumi di daerah Jawa Barat,” papar Pamungkas selaku Koordinator Pengujian Alat

vKegiatan pengujian hasil riset tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam merakit sensor magnetik drone.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More
Translate