Search
Search
Search

Pendidikan

Tempuh Puluhan Kilometer ke UGM dengan Sepeda, Simak Perjuangan Suyanta Raih Gelar Guru Besar

Balai Senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi suasana haru dan bangga atas perjuangan Prof. Dr. Suyanta, M.Si. dalam meraih gelar guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Dengan perlahan, Prof. Suyanta mencoba mengenang bagaimana perjalanannya hingga berada pada saat ini.

“Pada tahun 1980 saya berangkat naik sepeda onthel dari Bayat, Klaten ke kampus sejauh kurang lebih 40 kilometer. Memakan waktu kurang lebih 3 jam. Pada saat pulang juga sejauh 40 kilometer,’’ kenang Prof. Suyanta.

Pria kelahiran 64 tahun lalu tersebut menyelesaikan studi di tanah kelahirannya yaitu Klaten, Jawa Tengah melalui SD Wiro II, SMPN Bayat, SMAN 1 Klaten, hingga menyelesaikan program sarjana hingga doktor di Jurusan Kimia, FMIPA UGM. Sejak kecil, Prof. Suyanta telah terbiasa bekerja sembali menempuh studinya. Lahir sebagai anak petani tidak membuat dirinya menyerah untuk meraih impiannya dalam menamatkan studi.

“Sebelum kuliah di Yogyakarta, pekerjaan rutin saya di luar sekolah adalah ngarit (mencari rumput) dan mengembalakan sapi, serta membantu pekerjaan orang tua yang lain di sawah dan ladang,” cerita Prof. Suyanta.

Dirinya juga menceritakan perihal usahanya sejak duduk di bangku sekolah seperti berkeliling dari dusun ke dusun untuk berjualan es lilin dengan memikul termos es. Selain itu, dirinya dan temannya berusaha mengolah sebuah tanah dengan ditanami palawija di tepi Sungai Dengkeng yang merupakan lahan relokasi. Cerita masa perjuangannya membuat keluarga dan tamu undangan menitikan air mata dan larut dalam haru.

Setelah menamatkan studi di Kimia UGM, Prof. Suyanta mendedikasikan dirinya sebagai seorang dosen di Kimia UGM. Hingga saat ini, telah terhitung lebih dari 35 tahun dirinya menjadi dosen di Kimia UGM dan dikukuhkan menjadi guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik dengan judul penelitian Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Hasil penelitiannya memiliki keberanfaatan dalam penggunaan adsorben, katalis, dan biosensor.

“Saya bersyukur menjadi anggota staf pendidik di Departemen Kimia FMIPA UGM yang merupakan salah satu departemen dengan capaian tertinggi dalam memproduksi dosen bergelar doktor atau professor,” ungkap Prof. Suyanta.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Lebih dari 35 Tahun Menjadi Pendidik, Prof. Suyanta Kini Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Kimia Anorganik

Prof. Dr. Suyanta, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Prof. Suyanta akhirnya menyandang guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mewarnai serta berperan dalam perjalanan hidup saya selama lebih dari 35 tahun mengabdi sebagai dosen di Fakultas MIPA UGM,” ucap Prof. Suyanta dalam pidato yang disampaikan Selasa (6/8).

Dalam pengantar pidatonya, Prof. Suyanta menjelaskan mengenai tema penelitiannya yaitu terkait silika mesopori. Beliau menjelaskan bahwa silika mesopore adalah silika yang mengandung pori-pori dengan diameter sebesar 2-50 nanometer. Material tersebut merupakan material yang sangat penting dan menempati posisis super dalam ilmu bahan.

“Pori-pori dengan ukuran tersebut selain mampu membatasi pertumbuhan kristal sehingga mencegah aglomerasi nanopartikel, juga menstabilkan dan meningkatkan permukaan spesifik bahan yang terdispresi di dalamnya sehingga sangat berguna dalam aplikasi-aplikasi yang terkait dengan permukaan,” papar Prof. Suyanta.

Secara umum, Prof. Suyanta menyampaikan riwayat singkat penemuan, pengembangan metode sintesis, dan beberapa contoh aplikasinya sebagai adsorben, katalis, saringan molekuler, pengirim obat, dan biosensor. Kemudian, disampaikan juga mengenai potensi pengembangan riset dan aplikasi MCM-41 di masa depan.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM Sambut 694 Mahasiswa Baru dalam Pionir Pascal

Sebanyak 694 mahasiswa baru Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam mengikuti rangkaian acara Pionir Pascal yang merupakan agenda pengenalan lingkungan kampus di tingkat fakultas. Dekan dan segenap jajaran beserta seluruh panitia Pionir Pascal menyambut para mahasiswa baru di Auditorium FMIPA UGM pada acara pembukaan yang diselenggarakan pada Rabu, 1 Juli 2024.

Selain menyambut dan memberikan selamat kepada para mahasiswa baru, Dekan FMIPA UGM turut memberikan pesan untuk menjadi pribadi yang penuh percaya diri dan aktif.

“Mahasiswa baru harus memiliki naluri bukan sebatas hanya menjaga gawang saja yang diam dan bertahan tetapi juga sebagai pemain yang aktif,” papar Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana.

Prof. Kuwat juga menekankan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk sukses sehingga diperlukan sikap-sikap seperti kreatif, inovatif, dan adaptif. Sebagai mahasiswa FMIPA, tidak hanya berprestasi atau cerdas saja tetapi juga beretika.

Selama 2 hari, mahasiswa baru akan merasakan langsung bagaimana suasana kehidupan kampus di FMIPA UGM. Pada hari pertama, mahasiswa baru mengenal lebih dekat dengan program studi dan himpunan mahasiswa di mana mereka akan berdinamika selama menempuh studi. Kemudian, di hari kedua, mahasiswa baru berkesempatan dalam science project yang akan memberikan ruang kreasi mahasiswa baru dalam mengemukakan ide dan gagasan.

Selama berkegiatan, mahasiswa baru turut diajak untuk sadar terhadap lingkungan dengan arahan membawa botol minum dan diberikan konsumsi dengan wadah ramah lingkungan. Dengan ini, mahasiswa baru akan diberikan pemahaman sejak awal untuk turut menjaga lingkungan dengan menekan produksi limbah sampah plastik.

Koordinator Gugus Pionir Pascal, Dr. Chalis menyampaikan harapan dari seluruh rangkaian acara yang dibuat untuk penyambutan mahasiswa baru.

“Pionir Pascal sebagai bagian dari Pionir Gadjah Mada diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengakselerasi proses transformasi Gamami dari siswa SMA menjadi mahasiswa UGM. Untuk itu Gamami akan diperkenalkan dengan hal-hal yang akan menjadi teman mereka selama kuliah: ruang kuliah, laboratorium, teman seperjuangan, perpustakaan, kantin, KRS, dan lainnya,” papar Dr. Chalis.

Harapan lain juga disampaikan oleh Koordinator Umum Pionir Pascal UGM, Nabila Nafizatus.

“Dengan adanya kegiatan PIONIR Pascal, harapannya adalah Gamada dapat beradaptasi dengan cepat dan efektif dengan lingkungan kampus, baik secara akademik maupun non-akademik, sehingga Gamada mampu mengembangkan karakter yang baik.  Selain itu, kegiatan PIONIR Pascal ini Gamada siap menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi sehingga Gamada dengan lebih baik, menjadi individu yang berkompeten dan berkarakter, serta siap menghadapi berbagai tantangan selama masa studi di UGM,” papar Nabila.

Kegiatan Pionir Pascal yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan yang diberikan selama acara berlangsung seperti berpikir kritis (science project) serta nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Beri Edukasi Literasi Digital, Matematika FMIPA UGM Gelar Workshop Kriptografi dan Aplikasinya dalam Keamanan Siber

Departemen Matematika FMIPA UGM menyelenggarakan Workshop Matematika dalam Kriptografi dan Aplikasinya dalam Keamanan Siber pada Sabtu, 27 Juli 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini merupakan kolaborasi antara Departemen Matematika UGM dengan Museum Sandi dan Politeknik Sandi dan Siber Negara dalam rangka memberikan edukasi dan sosialisasi perihal literasi digital. Peserta acara terdiri atas pelajar, guru, dan mahasiswa.

Acara ini meghadirkan ahli di bidang kriptografi dan kemanan siber seperti Prof. Dr. Ir. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., selaku dosen Ilmu Komputer dan Elektronika Instrumentasi FMIPA UGM, Arizal S.T., M.T., selaku dosen Politeknik Siber dan Sandi Negara, Uha Isnaini, S.Si., M.Sc., Ph.D., selaku dosen Matematika FMIPA UGM, dan Nurul Qomariasih, M.Si. selaku dosen Politeknik Siber dan Sandi Negara.

“Kegiatan yang sangat baik dan relevan dengan tantangan di era digital karena kriptografi berakar pada nilai matematika yang kompleks. Tujuan untuk meningkatkan literasi digital tentang keamanan siber di kalangan masyarakat. Peserta dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta mendorong kolaborasi antara berbagai instansi dalam menghadapi masalah terkait kriptografi Keamanan Siber. Awal yang baik untuk kolaborasi yang berkelanjutan dengan Poltek BSSN kedepannya,” papar Kuwat Triyana selaku Dekan FMIPA UGM dalam membuka acara.

Rangkaian acara terdiri atas pembukaan, pre-test, pemaparan materi, diskusi dan tanya jawab, serta kunjungan ke Museum Sandi. Berbagai materi yang disampaikan terdiri atas Hardware Security: Kriptografi dalam bentuk Hardware oleh Prof. Jazi, Information Security Awareness oleh Arizal, The Guardians of Privacy: Cryptography Through the Ages oleh Nurul, dan Peran Matematika dan Kriptografi: Perjalanan Menuju Komunikasi yang Aman oleh Uha.

Hadirnya acara Workshop Matematika dalam Kriptografi dan Aplikasinya merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui peningkatan keterampilan di bidang teknologi dan informasi. Di sisi lain, kegiatan ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dalam peningkatan kapasitas di bidang teknologi komunikasi.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Sulaiman Nur Hidayat

Read More

Cuaca Dingin di Musim Kemarau, FMIPA UGM Beri Edukasi dari Ilmu Geofisika

Cuaca dingin yang melanda kawasan Indonesia menjadi topik pembicaraan di berbagai sudut jagat media sosial. Mulai dari fenomena es di Dieng hingga kabut tebal yang menyelimuti rumah-rumah warga. Dalam hal ini, FMIPA UGM beri edukasi mengenai fenomena cuaca dingin yang terjadi dari sudut ilmu Geofisika.

Dalam hal ini, penyebab suhu dingin yang terjadi disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan. Hal ini menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari. Kedua, kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan yang mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan. Ketiga, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi.

Selain penjelasan mengenai fenomena yang ada, terdapat edukasi dan sosialisasi mengenai tips menjaga kesehatan di kondisi dingin seperti menjaga olahraga dengan minimal 15 menit setiap hari, mengonsumsi vitamin dan air putih, dan menjaga pola istirahat dan aktivitas. Edukasi mengenai fenomena cuaca dingin tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan yang diberikan untuk memberikan wawasan terhadap isu yang ada. Simak konten Cuaca Dingin melalui tautan https://www.instagram.com/p/C9mLKlDyFWh/?img_index=8.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Tempuh Puluhan Kilometer ke UGM dengan Sepeda, Simak Perjuangan Suyanta Raih Gelar Guru Besar

Balai Senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi suasana haru dan bangga atas perjuangan Prof. Dr. Suyanta, M.Si. dalam meraih gelar guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Dengan perlahan, Prof. Suyanta mencoba mengenang bagaimana perjalanannya hingga berada pada saat ini.

“Pada tahun 1980 saya berangkat naik sepeda onthel dari Bayat, Klaten ke kampus sejauh kurang lebih 40 kilometer. Memakan waktu kurang lebih 3 jam. Pada saat pulang juga sejauh 40 kilometer,’’ kenang Prof. Suyanta.

Pria kelahiran 64 tahun lalu tersebut menyelesaikan studi di tanah kelahirannya yaitu Klaten, Jawa Tengah melalui SD Wiro II, SMPN Bayat, SMAN 1 Klaten, hingga menyelesaikan program sarjana hingga doktor di Jurusan Kimia, FMIPA UGM. Sejak kecil, Prof. Suyanta telah terbiasa bekerja sembali menempuh studinya. Lahir sebagai anak petani tidak membuat dirinya menyerah untuk meraih impiannya dalam menamatkan studi.

“Sebelum kuliah di Yogyakarta, pekerjaan rutin saya di luar sekolah adalah ngarit (mencari rumput) dan mengembalakan sapi, serta membantu pekerjaan orang tua yang lain di sawah dan ladang,” cerita Prof. Suyanta.

Dirinya juga menceritakan perihal usahanya sejak duduk di bangku sekolah seperti berkeliling dari dusun ke dusun untuk berjualan es lilin dengan memikul termos es. Selain itu, dirinya dan temannya berusaha mengolah sebuah tanah dengan ditanami palawija di tepi Sungai Dengkeng yang merupakan lahan relokasi. Cerita masa perjuangannya membuat keluarga dan tamu undangan menitikan air mata dan larut dalam haru.

Setelah menamatkan studi di Kimia UGM, Prof. Suyanta mendedikasikan dirinya sebagai seorang dosen di Kimia UGM. Hingga saat ini, telah terhitung lebih dari 35 tahun dirinya menjadi dosen di Kimia UGM dan dikukuhkan menjadi guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik dengan judul penelitian Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Hasil penelitiannya memiliki keberanfaatan dalam penggunaan adsorben, katalis, dan biosensor.

“Saya bersyukur menjadi anggota staf pendidik di Departemen Kimia FMIPA UGM yang merupakan salah satu departemen dengan capaian tertinggi dalam memproduksi dosen bergelar doktor atau professor,” ungkap Prof. Suyanta.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Lebih dari 35 Tahun Menjadi Pendidik, Prof. Suyanta Kini Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Kimia Anorganik

Prof. Dr. Suyanta, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Prof. Suyanta akhirnya menyandang guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mewarnai serta berperan dalam perjalanan hidup saya selama lebih dari 35 tahun mengabdi sebagai dosen di Fakultas MIPA UGM,” ucap Prof. Suyanta dalam pidato yang disampaikan Selasa (6/8).

Dalam pengantar pidatonya, Prof. Suyanta menjelaskan mengenai tema penelitiannya yaitu terkait silika mesopori. Beliau menjelaskan bahwa silika mesopore adalah silika yang mengandung pori-pori dengan diameter sebesar 2-50 nanometer. Material tersebut merupakan material yang sangat penting dan menempati posisis super dalam ilmu bahan.

“Pori-pori dengan ukuran tersebut selain mampu membatasi pertumbuhan kristal sehingga mencegah aglomerasi nanopartikel, juga menstabilkan dan meningkatkan permukaan spesifik bahan yang terdispresi di dalamnya sehingga sangat berguna dalam aplikasi-aplikasi yang terkait dengan permukaan,” papar Prof. Suyanta.

Secara umum, Prof. Suyanta menyampaikan riwayat singkat penemuan, pengembangan metode sintesis, dan beberapa contoh aplikasinya sebagai adsorben, katalis, saringan molekuler, pengirim obat, dan biosensor. Kemudian, disampaikan juga mengenai potensi pengembangan riset dan aplikasi MCM-41 di masa depan.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM Sambut 694 Mahasiswa Baru dalam Pionir Pascal

Sebanyak 694 mahasiswa baru Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam mengikuti rangkaian acara Pionir Pascal yang merupakan agenda pengenalan lingkungan kampus di tingkat fakultas. Dekan dan segenap jajaran beserta seluruh panitia Pionir Pascal menyambut para mahasiswa baru di Auditorium FMIPA UGM pada acara pembukaan yang diselenggarakan pada Rabu, 1 Juli 2024.

Selain menyambut dan memberikan selamat kepada para mahasiswa baru, Dekan FMIPA UGM turut memberikan pesan untuk menjadi pribadi yang penuh percaya diri dan aktif.

“Mahasiswa baru harus memiliki naluri bukan sebatas hanya menjaga gawang saja yang diam dan bertahan tetapi juga sebagai pemain yang aktif,” papar Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana.

Prof. Kuwat juga menekankan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk sukses sehingga diperlukan sikap-sikap seperti kreatif, inovatif, dan adaptif. Sebagai mahasiswa FMIPA, tidak hanya berprestasi atau cerdas saja tetapi juga beretika.

Selama 2 hari, mahasiswa baru akan merasakan langsung bagaimana suasana kehidupan kampus di FMIPA UGM. Pada hari pertama, mahasiswa baru mengenal lebih dekat dengan program studi dan himpunan mahasiswa di mana mereka akan berdinamika selama menempuh studi. Kemudian, di hari kedua, mahasiswa baru berkesempatan dalam science project yang akan memberikan ruang kreasi mahasiswa baru dalam mengemukakan ide dan gagasan.

Selama berkegiatan, mahasiswa baru turut diajak untuk sadar terhadap lingkungan dengan arahan membawa botol minum dan diberikan konsumsi dengan wadah ramah lingkungan. Dengan ini, mahasiswa baru akan diberikan pemahaman sejak awal untuk turut menjaga lingkungan dengan menekan produksi limbah sampah plastik.

Koordinator Gugus Pionir Pascal, Dr. Chalis menyampaikan harapan dari seluruh rangkaian acara yang dibuat untuk penyambutan mahasiswa baru.

“Pionir Pascal sebagai bagian dari Pionir Gadjah Mada diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengakselerasi proses transformasi Gamami dari siswa SMA menjadi mahasiswa UGM. Untuk itu Gamami akan diperkenalkan dengan hal-hal yang akan menjadi teman mereka selama kuliah: ruang kuliah, laboratorium, teman seperjuangan, perpustakaan, kantin, KRS, dan lainnya,” papar Dr. Chalis.

Harapan lain juga disampaikan oleh Koordinator Umum Pionir Pascal UGM, Nabila Nafizatus.

“Dengan adanya kegiatan PIONIR Pascal, harapannya adalah Gamada dapat beradaptasi dengan cepat dan efektif dengan lingkungan kampus, baik secara akademik maupun non-akademik, sehingga Gamada mampu mengembangkan karakter yang baik.  Selain itu, kegiatan PIONIR Pascal ini Gamada siap menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi sehingga Gamada dengan lebih baik, menjadi individu yang berkompeten dan berkarakter, serta siap menghadapi berbagai tantangan selama masa studi di UGM,” papar Nabila.

Kegiatan Pionir Pascal yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan yang diberikan selama acara berlangsung seperti berpikir kritis (science project) serta nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Beri Edukasi Literasi Digital, Matematika FMIPA UGM Gelar Workshop Kriptografi dan Aplikasinya dalam Keamanan Siber

Departemen Matematika FMIPA UGM menyelenggarakan Workshop Matematika dalam Kriptografi dan Aplikasinya dalam Keamanan Siber pada Sabtu, 27 Juli 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini merupakan kolaborasi antara Departemen Matematika UGM dengan Museum Sandi dan Politeknik Sandi dan Siber Negara dalam rangka memberikan edukasi dan sosialisasi perihal literasi digital. Peserta acara terdiri atas pelajar, guru, dan mahasiswa.

Acara ini meghadirkan ahli di bidang kriptografi dan kemanan siber seperti Prof. Dr. Ir. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc., selaku dosen Ilmu Komputer dan Elektronika Instrumentasi FMIPA UGM, Arizal S.T., M.T., selaku dosen Politeknik Siber dan Sandi Negara, Uha Isnaini, S.Si., M.Sc., Ph.D., selaku dosen Matematika FMIPA UGM, dan Nurul Qomariasih, M.Si. selaku dosen Politeknik Siber dan Sandi Negara.

“Kegiatan yang sangat baik dan relevan dengan tantangan di era digital karena kriptografi berakar pada nilai matematika yang kompleks. Tujuan untuk meningkatkan literasi digital tentang keamanan siber di kalangan masyarakat. Peserta dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta mendorong kolaborasi antara berbagai instansi dalam menghadapi masalah terkait kriptografi Keamanan Siber. Awal yang baik untuk kolaborasi yang berkelanjutan dengan Poltek BSSN kedepannya,” papar Kuwat Triyana selaku Dekan FMIPA UGM dalam membuka acara.

Rangkaian acara terdiri atas pembukaan, pre-test, pemaparan materi, diskusi dan tanya jawab, serta kunjungan ke Museum Sandi. Berbagai materi yang disampaikan terdiri atas Hardware Security: Kriptografi dalam bentuk Hardware oleh Prof. Jazi, Information Security Awareness oleh Arizal, The Guardians of Privacy: Cryptography Through the Ages oleh Nurul, dan Peran Matematika dan Kriptografi: Perjalanan Menuju Komunikasi yang Aman oleh Uha.

Hadirnya acara Workshop Matematika dalam Kriptografi dan Aplikasinya merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui peningkatan keterampilan di bidang teknologi dan informasi. Di sisi lain, kegiatan ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dalam peningkatan kapasitas di bidang teknologi komunikasi.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Sulaiman Nur Hidayat

Read More

Cuaca Dingin di Musim Kemarau, FMIPA UGM Beri Edukasi dari Ilmu Geofisika

Cuaca dingin yang melanda kawasan Indonesia menjadi topik pembicaraan di berbagai sudut jagat media sosial. Mulai dari fenomena es di Dieng hingga kabut tebal yang menyelimuti rumah-rumah warga. Dalam hal ini, FMIPA UGM beri edukasi mengenai fenomena cuaca dingin yang terjadi dari sudut ilmu Geofisika.

Dalam hal ini, penyebab suhu dingin yang terjadi disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan. Hal ini menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari. Kedua, kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan yang mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan. Ketiga, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi.

Selain penjelasan mengenai fenomena yang ada, terdapat edukasi dan sosialisasi mengenai tips menjaga kesehatan di kondisi dingin seperti menjaga olahraga dengan minimal 15 menit setiap hari, mengonsumsi vitamin dan air putih, dan menjaga pola istirahat dan aktivitas. Edukasi mengenai fenomena cuaca dingin tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan yang diberikan untuk memberikan wawasan terhadap isu yang ada. Simak konten Cuaca Dingin melalui tautan https://www.instagram.com/p/C9mLKlDyFWh/?img_index=8.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More
Translate