Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Inovasi

Perkenalkan Visi Misi, Dekan FMIPA UGM Tekankan Pentingnya Kreativitas dan Inovasi

Pemahaman mengenai nilai-nilai dan visi misi Fakultas MIPA menjadi hal yang penting bagi mahasiswa baru agar mereka lebih memahami Fakultas MIPA dan termotivasi dalam menjalankan perkuliahan. Berdasarkan hal tersebut, diadakan sesi talkshow Pionir Pascal pada 31 Juli 2024 yang dibersamai Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas MIPA UGM.

“Orang-orang yang dibutuhkan saat ini adalah orang-orang yang kreatif, inovatif, dan adaptif,” papar Prof. Kuwat pada sesi talkshow.

Prof. Kuwat menekankan pentingnya percaya diri dan kreativitas di kalangan mahasiswa dalam sesi talkshow yang dipandu oleh Chinta Bella selaku moderator

Selain menekankan pentingnya percaya diri dan kreatif, Prof. Kuwat juga menjelaskan visi Fakultas MIPA, yaitu menjadi pusat unggulan global dalam bidang matematika, sains, dan teknologi yang dijiwai oleh nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila. Prof. Kuwat juga menekankan 4 tujuan utama penyelenggaraan pendidikan di Fakultas MIPA, yaitu fokus pada kemampuan kerja mahasiswa agar mahasiswa memiliki karir yang cemerlang, membangun reputasi akademik melalui riset dan pengabdian yang berdampak, berkontribusi terhadap masyarakat sekitar, dan menciptakan lingkungan fakultas yang menyenangkan.

Prof. Kuwat juga menjelaskan beberapa fasilitas yang disediakan oleh Fakultas MIPA. Beberapa fasilitas tersebut yaitu Career Center, Integrated Workshop (FabLab), dan Start-up Mentoring. Melalui fasilitas yang ada, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan akademik, tetapi juga soft skill dan etika kerja yang baik. Prof. Kuwat menegaskan bahwa kompetensi mahasiswa diukur berdasarkan kombinasi keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang mereka miliki.

Selain itu, Prof. Kuwat juga mengenalkan salah satu inovasi yang diciptakan di Fakultas MIPA, yaitu GeNose C19 yang berperan dalam penanganan Covid-19 pada masa pandemi kemarin. Beliau menambahkan bahwa GeNose C19 diproduksi sebanyak 5.000 unit dan memperoleh pendapatan sebesar 350 miliar rupiah. Dengan mengenalkan GeNose C19, Prof. Kuwat berharap bahwa para mahasiswa dapat menciptakan inovasi-inovasi lainnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Penjelasan Prof. Kuwat pada sesi talkshow Pionir Pascal 2024 menyoroti kaitan Fakultas MIPA dengan SDGs, terutama SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, dan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dengan berbagai program dan inisiatifnya, Fakultas MIPA UGM berkontribusi dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendorong inovasi yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat global.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Pameran Inovasi Karya FMIPA UGM Pukau Ratusan Guru dan Kepala Sekolah Se-Indonesia

FMIPA UGM menyelenggarakan Pameran Inovasi Karya yang merupakan hasil riset dan penelitian di FMIPA UGM pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia seperti Riau, Solo, Blitar, Boyolali, dan lainnya. Acara pameran tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Workshop dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning.

“Acara ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center dengan mengundang pimpinan sekolah di seluruh Indonesia dalam rangka berdiskusi menatap masa depan. Lulusan kita tidak hanya kerja di dalam negeri tetapi juga menadi warga global,” papar Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. saat memberikan sambutan acara.

Beragam hasil penelitian disuguhkan oleh masing-masing departemen dan program studi di FMIPA UGM. Para guru dan kepala sekolah tidak hanya dapat melihat tetapi juga mencoba hasil karya inovasi yang ada. Salah satu guru mencoba membuat getaran untuk melakukan percobaan deteksi getaran melalui alat seismograf milik program studi Geofisika. Di sisi lain, ada kepala sekolah yang turut mencoba mengendarai kursi roda pintar yang dapat dikontrol secara manual menggunakan konsol.

Seru, pesertanya antusias. Mereka penasaran dengan teknologi yang dikembangkan. Beberapa guru tertarik untuk mengenal lebih dekat dan risetnya apa saja,” papar Akbar, mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi selaku penjaga pameran.

Dirinya juga berharap pameran ini dapat membuka wawasan pada guru atau calon mahasiswa baru untuk tertarik di bidang robotika dan elektronika.

“Harapannya supaya anak-anak siswa dapat berkembang dan menambah wawasan. Anak-anak juga lebih berani menciptakan karya,” papar Ade Fathanah, S.Pd.i.

Banyak dari guru dan kepala sekolah tertarik dengan inovasi yang dipamerkan untuk kemudian diceritakan kepada siswa-siswinya di sekolah dalam rangka memberikan informasi dan inspirasi terhadap ilmu sains.

Agenda pameran yang digelar oleh FMIPA UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswi Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Bangun Akses Pembelajaran bagi Teman-Teman Marginal melalui Platform Mejabelajar

Fitriana Arlyn Rahayu, mahasiswi Ilmu Aktuaria angkatan 2021 menceritakan kisah inspiratif di balik platform pembelajaran gratis yang dibangun Arlyn dan teman-temannya yaitu Mejabelajar. Platform ini hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap teman-teman yang menghadapi keterbatasan ekonomi, sosial, dan geografis.

Mejabelajar (@mejabelajaredu di instagram) adalah sebuah platform pembelajaran gratis yang dikhususkan untuk teman-teman marginal dari segi ekonomi, sosial, ataupun geografis. Semua pembelajaran ini gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun, dan diselenggarakan secara daring. Saat ini, mereka mengajar di jenjang SMP dan SMA sederajat. Platform ini telah berdiri sejak 2020 tetapi baru digeluti secara serius pada awal 2021. Awalnya, Arlyn dan 2 teman lainnya merasa memiliki privilege yang besar dari kehidupan di kota dan sekolah dengan sistem yang bagus dan terpadu. Mereka menyayangkan jika teman-teman yang punya potensi luar biasa tidak bisa merasakan privilege ini juga.

Ide awal muncul dari teman baik Arlyn yakni Tubagus Daffa yang mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama membangun suatu bentuk kontribusi kepada masyarakat. Sistem yang diterapkan Mejabelajar cukup sederhana. Selama teman-teman memenuhi 1 dari 3 syarat yakni syarat marginal ekonomi, sosial, ataupun geografis, mereka bisa mendaftar dengan mengisi formulir yang ada di media sosial mejabelajaredu. Teman-teman kemudian dapat mengikuti kelas Mejabelajar yang diadakan setiap 2 kali per pekan secara daring melalui Zoom Meeting.

Sasaran peserta adalah siswa-siswi SMP dan SMA sederajat yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial, atau geografis. Keterbatasan ekonomi ditandai dengan memiliki KIP atau KJP, keterbatasan sosial bisa berarti mereka menghadapi masalah kerumahtanggaan yang tidak harmonis atau berasal dari panti sosial atau asuhan. Sedangkan keterbatasan geografis ditujukan untuk teman-teman yang tinggal di luar kawasan Jabodetabek.

Mejabelajar mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG nomor 10: Mengurangi Kesenjangan. Dengan menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan adil, platform ini berkontribusi pada peningkatan peluang belajar bagi semua kalangan, terutama mereka yang kurang beruntung.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: instagram @mejabelajaredu
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Tim PKM-PI UGM Ciptakan EcoBlend Untuk Tingkatkan Kesuburan Tanah dan Irigasi di Kulon Progo

Kesuburan tanah dan kesulitan penerapan irigasi di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta masih menjadi hal prihatin yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah Yogyakarta. Selain itu,  kendala lainnya adalah terkait pasokan listrik sehingga kebutuhan air di Kulon Progo kurang tercukupi. Melalui program Kreativitas Mahasiswa, Tim PKM-PI Universitas Gadjah Mada mengangkat tema dan penelitian ‘Eco Blend’ untuk memberikan solusi terhadap kesuburan tanah dan imigrasi di Kulon Progo

“Tim kami mencoba membuat fertilizer dengan mencampurkan pupuk organik cair dari ember tumpuk dan photosynthetic bacteria agar dapat memperbaiki kesuburan tanah disana. Dan fertilizer cair ini kami aplikasikan menggunakan alat irigasi otomatis bertenaga surya, mengingat adanya kendala pasokan listrik.” Ujar Fransisco Yamonaha selaku Ketua Tim dari PKM-PI Eco Blend, dalam wawancara daring, Rabu (17/7).

Dengan bimbingan dari Angga Prasetya, S.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing dan tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Statistika, Ilmu Tanah, dan Perikanan, tim berkolaborasi untuk menciptakan ‘EcoBlend’ dengan harapan dapat diterapkan secara luas untuk memperbaiki kesuburan tanah dan penerapan irigasi di daerah Kulon Progo.

Pengairan atau irigasi di suatu lahan bisa diterapkan melalui teknologi, Tim PKM-PI UGM ‘Eco Blend’ bersama bantuan teknisi. Tim PKM-PI Eco Blend mencoba membuat serangkaian alat agar pengairan bisa berjalan secara otomatis.

“Kami merakit ini bersama teknisi dengan cara sederhana yaitu untuk mengairi air dari drum diperlukan pompa, pompa mendapatkan energi dari panel surya. Untuk aliran energi dari panel surya ke pompa diatur di dalam panel box yang didalamnya dipasangkan timer digital sehingga pada jam 08.00 dan 16.00 WIB pompa akan menyala mengairi lahan.” ujar Fransisco Yamonaha.

Penerapan yang Tim PKM-PI ‘Eco Blend’ lakukan berawal dari meriset sifat tanah dari segi fisika, kimia, dan biologinya. Dengan ini, profit KWT bisa semakin meningkat jangka panjangnya. Dalam penerapan inovasi ini petani dapat membuat sendiri. Namun, Tim PKM-PI berharap petani-petani sekitar KWT Sumber Rejeki bisa terinspirasi dan mau mencoba menerapkan di lahan pertanian para petani.

Sebagian besar penduduk di Kulon Progo bekerja sebagai petani sehingga ‘Eco Blend’ bisa diperkaya dengan inovasi fertilizer yang baru. Tim PKM-PI UGM ‘Eco Blend’ juga berharap Eco Blend bisa dikenal dan diterapkan oleh masyarakat lebih luas lagi tidak hanya di sekitar KWT Sumber Rejeki saja karena Eco Blend adalah salah satu wujud nyata dari upaya mendukung pertanian yang berkelanjutan.

Riset ini menggabungkan pupuk organik dan teknologi irigasi otomatis berbasis energi surya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi kendala pasokan Listrik sehingga dapat memberikan dampak positif bagi petani di wilayah tersebut dengan mendorong pertanian yang lebih berkelanjutan. Penelitian oleh Tim PKM-PI EcoBlend ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 4 yaitu Pendidikan berkualitas berupa FMIPA UGM membantu pendanaan tim PKM-PI untuk merealisasikan inovasi terbaru hasil mahasiswa, SDGs poin 6 Air yang dapat diakses dari hasil penelitian dan riset Tim PKM-PI EcoBlend SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan tujuan penciptaan alat ‘Eco Blend’.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMPI EcoBlend
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Uji Kelayakan Sensor Magnetik Drone Rakitan Tim Riset Geofisika FMIPA UGM

Tim Riset Geofisika UGM melakukan uji kelayakan terhadap sensor magnetik yang terdapat pada rakitan drone. Alat sensor magnetik yang dirakit pada drone tersebut digunakan untuk mendeteksi benda magnetik di bawah permukaan bumi seperti potensi bahan tambang yang meliputi emas, nikel, tembaga, dan lain-lain. Pengujian dilaksanakan pada Senin, 29 Juli 2024 di Lapangan Sidomoyo, Sleman. Tujuan dari pengujian adalah untuk melihat dan mengetahui noise level yang ditimbulkan oleh motor drone terhadap sensor magnetik.

Dalam masa mendatang, alat ini digunakan di lapangan untuk keperluan survey eksplorasi geothermal (panas bumi) serta mendeteksi potensi tambang yang ada di lapangan. Sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Beban maksimal yang bisa ditanggung dari alat adalah 2,7 kilogram. Hasil rakitan kita hanya 2 kilogram,” papar Pamungkas, selaku Tim Riset Geofisika FMIPA UGM.

Kegiatan pengujian hasil riset tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam merakit sensor magnetik drone.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

Tim PKC-KC UGM Ciptakan Awake Berbasis Aplikasi dan Hardware Atasi Kecelakaan Mengantuk dalam Mengemudi

PKM kembali menjadi perbincangan hangat para mahasiswa. Universitas Gadjah Mada memberikan fasilitas berupa pendanaan untuk mahasiswa nya berkarya dan berkembang dalam program ini. Tim PKM-KC Awake atau Advanced Warning for Keeping Eyes Attentive menjadi salah satu tim yang lolos pendanaan dari FMIPA.

Sementara itu, Indonesia sedang menghadapi tantangan serius terkait tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas. Solusi dari Tim PKM-KC Awake atau Advanced Warning for Keeping Eyes Attentive adalah  menciptakan sebuah aplikasi dengan software pelengkap dan hardware berupa buzzer alarm serta sprayer. Software ini merupakan bagian bonus dari aplikasi Awake untuk memonitoring pengemudi melalui notifikasi apabila sudah di level tinggi (tingkat kantuknya).

“Nah, kalau pengemudi sudah di tingkat kantuk yang tinggi, di aplikasi Awake akan memunculkan rekomendasi rest area terdekat dan data sejarah kantuk selama pemakaian alat. Selain bisa memantau kondisi jalan karena aplikasi kami terintegrasi dengan google maps bisa juga mengatur nada dering buzzer dan akan ada notif apabila spray habis.” ujar Fanny Aulia mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM selaku Leader Tim PKM-KC Awake dalam wawancara daring (10/7).

Dengan bimbingan dari Dr. Ahmad Nasikun, S.T., M.Sc. sebagai dosen pembimbing beserta tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Ilmu Aktuaria, Elektronika dan Instrumentasi, Teknologi Informasi, dan Sekolah Vokasi Teknik Rekayasa Perangkat Lunak. Tim berkolaborasi untuk menciptakan aplikasi Awake dengan harapan alat ini dapat diterapkan secara luas di masyarakat Indonesia untuk mengurangi tingkat kecelakaan dalam berkendara.

Dari fungsi aplikasi Awake pengemudi bisa memastikan posisi wajah di kamera alat apabila ada notifikasi kalau spray di alat telah habis. Tim PKM-KC memulai perealisasian aplikasi Awake ini dengan membuat programnya terlebih dahulu. Kemudian, desain aplikasi dengan mengimplementasikan desain ke kotlin. Apabila berhasil,maka akan diintegrasikan back end terkait API yang dihubungkan dengan hardware.

“Untuk jangka panjang dari aplikasi ini, tim kami sedang dalam riset penyempurnaan hardware berupa buzzer alarm dan spray simple. Fitur baru dari aplikasi Awake berupa pemberitahuan rest area terdekat, kondisi jalan, data sejarah kantuk, pengaturan kamera dan nada dering, dan notifikasi simple,” ujar Fanny Aulia.

Implementasi software dan aplikasi ini nantinya dapat mengurangi angka kecelakaan di Indonesia dan menjaga pengemudi tetap bangun apabila lelah dalam mengemudi. Software dan aplikasi ini bisa membantu pengemudi untuk memonitor tingkat kantuk pengemudi. Aplikasi ini, dilengkapi dengan buzzer alarm dan sprayer yang memberikan notifikasi serta rekomendasi rest area terdekat. Penelitian oleh Tim PKM-KC Awake ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 4 yaitu Pendidikan berkelanjutan berupa FMIPA UGM membantu pendanaan tim PKM-KC untuk merealisasikan inovasi terbaru hasil mahasiswa dan nilai SDGs poin 9 yaitu teknologi inovasi dengan tujuan pembuatan alat Awake untuk mengurangi tingkat kecelakaan di Indonesia.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMKC Awake
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Dorong Hilirisasi Produk Teknologi, FMIPA UGM Kembangkan Drone Berbasis Sensor

Dalam upaya luar biasa untuk mendorong hilirisasi produk-produk teknologi demi mewujudkan kemandirian teknologi bangsa Indonesia, FMIPA UGM mengembangkan berbagai inovasi. Salah satunya adalah drone berbasis sensor. Teknologi tersebut diperkenalkan dalam pembukaan Dies Natalis ke-69 pada Jumat (12/7) sebagai bukti konkret mewujudkan cita-cita besar FMIPA UGM yang tertuang dalam tema Dies Natalis ke-69 yakni Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Teknologi Bangsa Indonesia.

“Berbeda dari drone biasanya, drone ini diintegrasikan dengan berbagai sensor. Seperti sensor udara dan sensor magnetik dengan kemampuan mengangkat beban hingga  mencapai 10 kg,” ujar Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si.,M.Si., selaku Ketua Acara Dies Natalis FMIPA UGM sekaligus Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Kerja Sama.

Inovasi ini merupakan kolaborasi FMIPA UGM dengan Upstream Research & Technology Innovation (URTI) Pertamina dan melibatkan kontribusi dari mahasiswa Program Studi Elektronika dan Instrumentasi serta mahasiswa Geofisika FMIPA UGM.

style=”text-align: justify;”>Pengembangan inovasi ini ditujukan agar dapat menggantikan peran manusia dalam melakukan survey di lokasi yang berbahaya atau sulit dijangkau seperti hutan lebat, pegunungan, atau daerah dengan kondisi cuaca ekstrem sehingga mampu mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan kerja. Selain itu, drone yang dilengkapi berbagai sensor ini juga mampu mengumpulkan data yang lebih akurat dan detail dibandingkan dengan survey konvensional yang dilakukan secara langsung oleh manusia.

Saat ini, inovasi tersebut akan terus dikembangkan melalui pengintegrasian berbagai jenis sensor untuk memperluas potensi penerapannya. Harapannya, pengimplementasian teknologi akan meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keselamatan dalam proses survey dan eksplorasi, serta pemetaan potensi tambang, panas bumi dan sumber daya alam lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, hadirnya FMIPA UGM sebagai garda depan dalam mendorong hilirisasi teknologi menjadi cerminan dalam perwujudan SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas pada aspek pendidikan untuk keberlanjutan melalui peluang riset dan studi kepada mahasiswa dan civitas akademika untuk berperan dalam pengembangan teknologi. Dikembangkannya teknologi ini juga menjadi bukti konkret FMIPA UGM dalam mewujudkan SDGs poin nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Insfrastruktur yang mendorong semangat berinovasi dan menghilirisasi teknologi untuk kemandirian teknologi bangsa Indonesia. Selain itu, jalinan kolaborasi yang dibangun oleh FMIPA UGM juga menjadi bukti konkret dalam memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan di bidang pendidikan maupun teknologi sesuai poin 17 SDGs.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

UGM Delegation Attends International Symposium on Volcano Monitoring for Immediate Action Against Disaster

Dr. Wiwit delivered a presentation

A delegation from Universitas Gadjah Mada (UGM) attended an International Symposium on Volcano Monitoring for Immediate Disaster Response at the Mount Fuji Research Institute in Yamanashi Prefecture, Japan on March, 4th 2024. This event is an important milestone in the Grassroots Japan International Cooperation Agency (JICA) Project, titled “Building a Disaster-Resistant Community through the Utilisation of Local Universities as a Base for Responding to Low Frequency, Large-Scale Disasters.” This collaborative initiation, launched in 2022 and set to last until 2025, represents a strong relationship between Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, and Bali’s disaster volunteer network. Dr. Ade Anggraini, a seismologist from UGM, wholeheartedly supports this project.

Pioneering research and collaborative efforts.

Dr. Wiwit Suryanto from UGM attracted delegates at the conference with his presentation on “Efforts towards Maintaining Volcano Monitoring Stations through Local Universities in Indonesia.” Dr. Suryanto’s ideas shed light on the vital link between universities, research agencies and the community, emphasizing creative techniques and the crucial role of academic institutions in disaster preparedness to develop state-of-the-art technology for monitoring, detecting and understanding the structure of a volcano.

Dr. Kazuya Yamakawa of the Mount Fuji Research Institute (MFRI) spoke “Volcanic Infrasound Observation for Quick Detection of Eruption Vents,” providing ground-breaking perspectives on the early detection of volcanic activity. This research is critical for communities living near active volcanoes to mitigate the impact of possible disasters.

Mr. Alvin Yesaya from Universitas Udayana and Mr. Suta Wijaya, Chair of the Bali Province Disaster Risk Reduction Forum, represented the project’s collaborative spirit by sharing their experiences and collective efforts in Bali. Their comments highlight the value of local participation and volunteers in disaster resilience.

Aligning with Sustainable Development Goals.

This symposium and the broader project strongly align with the United Nations Sustainable Development Goals (SDGs), particularly SDG 11 (Sustainable Cities and Communities) and SDG 13. This effort, which focuses on disaster risk reduction and the use of scientific research for community safety, illustrates a proactive approach to protecting vulnerable people from natural catastrophes.

A beacon of hope for future generations.

The UGM delegation’s participation at the International Symposium on Volcano Monitoring demonstrates not only their dedication to academic success and community engagement but also serves as a light of hope for future generations. It emphasizes the significance of international collaboration, local engagement, and the critical role of education in disaster-resistant societies.

This project and similar initiatives remind us of the power of collective action and the crucial need to be prepared for natural disasters. The quest for a safer, more resilient world continues, with academia and community collaborations at the forefront.

A group photo of the International Symposium (Photos: Wiwit)

 

Keywords: disaster, volcano, symposium

Author: Dr. rer. nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si.

Photos: Dr. rer. nat.  Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si.

Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Perkenalkan Visi Misi, Dekan FMIPA UGM Tekankan Pentingnya Kreativitas dan Inovasi

Pemahaman mengenai nilai-nilai dan visi misi Fakultas MIPA menjadi hal yang penting bagi mahasiswa baru agar mereka lebih memahami Fakultas MIPA dan termotivasi dalam menjalankan perkuliahan. Berdasarkan hal tersebut, diadakan sesi talkshow Pionir Pascal pada 31 Juli 2024 yang dibersamai Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas MIPA UGM.

“Orang-orang yang dibutuhkan saat ini adalah orang-orang yang kreatif, inovatif, dan adaptif,” papar Prof. Kuwat pada sesi talkshow.

Prof. Kuwat menekankan pentingnya percaya diri dan kreativitas di kalangan mahasiswa dalam sesi talkshow yang dipandu oleh Chinta Bella selaku moderator

Selain menekankan pentingnya percaya diri dan kreatif, Prof. Kuwat juga menjelaskan visi Fakultas MIPA, yaitu menjadi pusat unggulan global dalam bidang matematika, sains, dan teknologi yang dijiwai oleh nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila. Prof. Kuwat juga menekankan 4 tujuan utama penyelenggaraan pendidikan di Fakultas MIPA, yaitu fokus pada kemampuan kerja mahasiswa agar mahasiswa memiliki karir yang cemerlang, membangun reputasi akademik melalui riset dan pengabdian yang berdampak, berkontribusi terhadap masyarakat sekitar, dan menciptakan lingkungan fakultas yang menyenangkan.

Prof. Kuwat juga menjelaskan beberapa fasilitas yang disediakan oleh Fakultas MIPA. Beberapa fasilitas tersebut yaitu Career Center, Integrated Workshop (FabLab), dan Start-up Mentoring. Melalui fasilitas yang ada, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan akademik, tetapi juga soft skill dan etika kerja yang baik. Prof. Kuwat menegaskan bahwa kompetensi mahasiswa diukur berdasarkan kombinasi keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang mereka miliki.

Selain itu, Prof. Kuwat juga mengenalkan salah satu inovasi yang diciptakan di Fakultas MIPA, yaitu GeNose C19 yang berperan dalam penanganan Covid-19 pada masa pandemi kemarin. Beliau menambahkan bahwa GeNose C19 diproduksi sebanyak 5.000 unit dan memperoleh pendapatan sebesar 350 miliar rupiah. Dengan mengenalkan GeNose C19, Prof. Kuwat berharap bahwa para mahasiswa dapat menciptakan inovasi-inovasi lainnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Penjelasan Prof. Kuwat pada sesi talkshow Pionir Pascal 2024 menyoroti kaitan Fakultas MIPA dengan SDGs, terutama SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, dan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dengan berbagai program dan inisiatifnya, Fakultas MIPA UGM berkontribusi dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendorong inovasi yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat global.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Pameran Inovasi Karya FMIPA UGM Pukau Ratusan Guru dan Kepala Sekolah Se-Indonesia

FMIPA UGM menyelenggarakan Pameran Inovasi Karya yang merupakan hasil riset dan penelitian di FMIPA UGM pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia seperti Riau, Solo, Blitar, Boyolali, dan lainnya. Acara pameran tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Workshop dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning.

“Acara ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center dengan mengundang pimpinan sekolah di seluruh Indonesia dalam rangka berdiskusi menatap masa depan. Lulusan kita tidak hanya kerja di dalam negeri tetapi juga menadi warga global,” papar Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. saat memberikan sambutan acara.

Beragam hasil penelitian disuguhkan oleh masing-masing departemen dan program studi di FMIPA UGM. Para guru dan kepala sekolah tidak hanya dapat melihat tetapi juga mencoba hasil karya inovasi yang ada. Salah satu guru mencoba membuat getaran untuk melakukan percobaan deteksi getaran melalui alat seismograf milik program studi Geofisika. Di sisi lain, ada kepala sekolah yang turut mencoba mengendarai kursi roda pintar yang dapat dikontrol secara manual menggunakan konsol.

Seru, pesertanya antusias. Mereka penasaran dengan teknologi yang dikembangkan. Beberapa guru tertarik untuk mengenal lebih dekat dan risetnya apa saja,” papar Akbar, mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi selaku penjaga pameran.

Dirinya juga berharap pameran ini dapat membuka wawasan pada guru atau calon mahasiswa baru untuk tertarik di bidang robotika dan elektronika.

“Harapannya supaya anak-anak siswa dapat berkembang dan menambah wawasan. Anak-anak juga lebih berani menciptakan karya,” papar Ade Fathanah, S.Pd.i.

Banyak dari guru dan kepala sekolah tertarik dengan inovasi yang dipamerkan untuk kemudian diceritakan kepada siswa-siswinya di sekolah dalam rangka memberikan informasi dan inspirasi terhadap ilmu sains.

Agenda pameran yang digelar oleh FMIPA UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswi Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Bangun Akses Pembelajaran bagi Teman-Teman Marginal melalui Platform Mejabelajar

Fitriana Arlyn Rahayu, mahasiswi Ilmu Aktuaria angkatan 2021 menceritakan kisah inspiratif di balik platform pembelajaran gratis yang dibangun Arlyn dan teman-temannya yaitu Mejabelajar. Platform ini hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap teman-teman yang menghadapi keterbatasan ekonomi, sosial, dan geografis.

Mejabelajar (@mejabelajaredu di instagram) adalah sebuah platform pembelajaran gratis yang dikhususkan untuk teman-teman marginal dari segi ekonomi, sosial, ataupun geografis. Semua pembelajaran ini gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun, dan diselenggarakan secara daring. Saat ini, mereka mengajar di jenjang SMP dan SMA sederajat. Platform ini telah berdiri sejak 2020 tetapi baru digeluti secara serius pada awal 2021. Awalnya, Arlyn dan 2 teman lainnya merasa memiliki privilege yang besar dari kehidupan di kota dan sekolah dengan sistem yang bagus dan terpadu. Mereka menyayangkan jika teman-teman yang punya potensi luar biasa tidak bisa merasakan privilege ini juga.

Ide awal muncul dari teman baik Arlyn yakni Tubagus Daffa yang mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama membangun suatu bentuk kontribusi kepada masyarakat. Sistem yang diterapkan Mejabelajar cukup sederhana. Selama teman-teman memenuhi 1 dari 3 syarat yakni syarat marginal ekonomi, sosial, ataupun geografis, mereka bisa mendaftar dengan mengisi formulir yang ada di media sosial mejabelajaredu. Teman-teman kemudian dapat mengikuti kelas Mejabelajar yang diadakan setiap 2 kali per pekan secara daring melalui Zoom Meeting.

Sasaran peserta adalah siswa-siswi SMP dan SMA sederajat yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial, atau geografis. Keterbatasan ekonomi ditandai dengan memiliki KIP atau KJP, keterbatasan sosial bisa berarti mereka menghadapi masalah kerumahtanggaan yang tidak harmonis atau berasal dari panti sosial atau asuhan. Sedangkan keterbatasan geografis ditujukan untuk teman-teman yang tinggal di luar kawasan Jabodetabek.

Mejabelajar mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG nomor 10: Mengurangi Kesenjangan. Dengan menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan adil, platform ini berkontribusi pada peningkatan peluang belajar bagi semua kalangan, terutama mereka yang kurang beruntung.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: instagram @mejabelajaredu
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Tim PKM-PI UGM Ciptakan EcoBlend Untuk Tingkatkan Kesuburan Tanah dan Irigasi di Kulon Progo

Kesuburan tanah dan kesulitan penerapan irigasi di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta masih menjadi hal prihatin yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah Yogyakarta. Selain itu,  kendala lainnya adalah terkait pasokan listrik sehingga kebutuhan air di Kulon Progo kurang tercukupi. Melalui program Kreativitas Mahasiswa, Tim PKM-PI Universitas Gadjah Mada mengangkat tema dan penelitian ‘Eco Blend’ untuk memberikan solusi terhadap kesuburan tanah dan imigrasi di Kulon Progo

“Tim kami mencoba membuat fertilizer dengan mencampurkan pupuk organik cair dari ember tumpuk dan photosynthetic bacteria agar dapat memperbaiki kesuburan tanah disana. Dan fertilizer cair ini kami aplikasikan menggunakan alat irigasi otomatis bertenaga surya, mengingat adanya kendala pasokan listrik.” Ujar Fransisco Yamonaha selaku Ketua Tim dari PKM-PI Eco Blend, dalam wawancara daring, Rabu (17/7).

Dengan bimbingan dari Angga Prasetya, S.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing dan tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Statistika, Ilmu Tanah, dan Perikanan, tim berkolaborasi untuk menciptakan ‘EcoBlend’ dengan harapan dapat diterapkan secara luas untuk memperbaiki kesuburan tanah dan penerapan irigasi di daerah Kulon Progo.

Pengairan atau irigasi di suatu lahan bisa diterapkan melalui teknologi, Tim PKM-PI UGM ‘Eco Blend’ bersama bantuan teknisi. Tim PKM-PI Eco Blend mencoba membuat serangkaian alat agar pengairan bisa berjalan secara otomatis.

“Kami merakit ini bersama teknisi dengan cara sederhana yaitu untuk mengairi air dari drum diperlukan pompa, pompa mendapatkan energi dari panel surya. Untuk aliran energi dari panel surya ke pompa diatur di dalam panel box yang didalamnya dipasangkan timer digital sehingga pada jam 08.00 dan 16.00 WIB pompa akan menyala mengairi lahan.” ujar Fransisco Yamonaha.

Penerapan yang Tim PKM-PI ‘Eco Blend’ lakukan berawal dari meriset sifat tanah dari segi fisika, kimia, dan biologinya. Dengan ini, profit KWT bisa semakin meningkat jangka panjangnya. Dalam penerapan inovasi ini petani dapat membuat sendiri. Namun, Tim PKM-PI berharap petani-petani sekitar KWT Sumber Rejeki bisa terinspirasi dan mau mencoba menerapkan di lahan pertanian para petani.

Sebagian besar penduduk di Kulon Progo bekerja sebagai petani sehingga ‘Eco Blend’ bisa diperkaya dengan inovasi fertilizer yang baru. Tim PKM-PI UGM ‘Eco Blend’ juga berharap Eco Blend bisa dikenal dan diterapkan oleh masyarakat lebih luas lagi tidak hanya di sekitar KWT Sumber Rejeki saja karena Eco Blend adalah salah satu wujud nyata dari upaya mendukung pertanian yang berkelanjutan.

Riset ini menggabungkan pupuk organik dan teknologi irigasi otomatis berbasis energi surya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi kendala pasokan Listrik sehingga dapat memberikan dampak positif bagi petani di wilayah tersebut dengan mendorong pertanian yang lebih berkelanjutan. Penelitian oleh Tim PKM-PI EcoBlend ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 4 yaitu Pendidikan berkualitas berupa FMIPA UGM membantu pendanaan tim PKM-PI untuk merealisasikan inovasi terbaru hasil mahasiswa, SDGs poin 6 Air yang dapat diakses dari hasil penelitian dan riset Tim PKM-PI EcoBlend SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan tujuan penciptaan alat ‘Eco Blend’.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMPI EcoBlend
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Uji Kelayakan Sensor Magnetik Drone Rakitan Tim Riset Geofisika FMIPA UGM

Tim Riset Geofisika UGM melakukan uji kelayakan terhadap sensor magnetik yang terdapat pada rakitan drone. Alat sensor magnetik yang dirakit pada drone tersebut digunakan untuk mendeteksi benda magnetik di bawah permukaan bumi seperti potensi bahan tambang yang meliputi emas, nikel, tembaga, dan lain-lain. Pengujian dilaksanakan pada Senin, 29 Juli 2024 di Lapangan Sidomoyo, Sleman. Tujuan dari pengujian adalah untuk melihat dan mengetahui noise level yang ditimbulkan oleh motor drone terhadap sensor magnetik.

Dalam masa mendatang, alat ini digunakan di lapangan untuk keperluan survey eksplorasi geothermal (panas bumi) serta mendeteksi potensi tambang yang ada di lapangan. Sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Beban maksimal yang bisa ditanggung dari alat adalah 2,7 kilogram. Hasil rakitan kita hanya 2 kilogram,” papar Pamungkas, selaku Tim Riset Geofisika FMIPA UGM.

Kegiatan pengujian hasil riset tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam merakit sensor magnetik drone.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

Tim PKC-KC UGM Ciptakan Awake Berbasis Aplikasi dan Hardware Atasi Kecelakaan Mengantuk dalam Mengemudi

PKM kembali menjadi perbincangan hangat para mahasiswa. Universitas Gadjah Mada memberikan fasilitas berupa pendanaan untuk mahasiswa nya berkarya dan berkembang dalam program ini. Tim PKM-KC Awake atau Advanced Warning for Keeping Eyes Attentive menjadi salah satu tim yang lolos pendanaan dari FMIPA.

Sementara itu, Indonesia sedang menghadapi tantangan serius terkait tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas. Solusi dari Tim PKM-KC Awake atau Advanced Warning for Keeping Eyes Attentive adalah  menciptakan sebuah aplikasi dengan software pelengkap dan hardware berupa buzzer alarm serta sprayer. Software ini merupakan bagian bonus dari aplikasi Awake untuk memonitoring pengemudi melalui notifikasi apabila sudah di level tinggi (tingkat kantuknya).

“Nah, kalau pengemudi sudah di tingkat kantuk yang tinggi, di aplikasi Awake akan memunculkan rekomendasi rest area terdekat dan data sejarah kantuk selama pemakaian alat. Selain bisa memantau kondisi jalan karena aplikasi kami terintegrasi dengan google maps bisa juga mengatur nada dering buzzer dan akan ada notif apabila spray habis.” ujar Fanny Aulia mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM selaku Leader Tim PKM-KC Awake dalam wawancara daring (10/7).

Dengan bimbingan dari Dr. Ahmad Nasikun, S.T., M.Sc. sebagai dosen pembimbing beserta tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Ilmu Aktuaria, Elektronika dan Instrumentasi, Teknologi Informasi, dan Sekolah Vokasi Teknik Rekayasa Perangkat Lunak. Tim berkolaborasi untuk menciptakan aplikasi Awake dengan harapan alat ini dapat diterapkan secara luas di masyarakat Indonesia untuk mengurangi tingkat kecelakaan dalam berkendara.

Dari fungsi aplikasi Awake pengemudi bisa memastikan posisi wajah di kamera alat apabila ada notifikasi kalau spray di alat telah habis. Tim PKM-KC memulai perealisasian aplikasi Awake ini dengan membuat programnya terlebih dahulu. Kemudian, desain aplikasi dengan mengimplementasikan desain ke kotlin. Apabila berhasil,maka akan diintegrasikan back end terkait API yang dihubungkan dengan hardware.

“Untuk jangka panjang dari aplikasi ini, tim kami sedang dalam riset penyempurnaan hardware berupa buzzer alarm dan spray simple. Fitur baru dari aplikasi Awake berupa pemberitahuan rest area terdekat, kondisi jalan, data sejarah kantuk, pengaturan kamera dan nada dering, dan notifikasi simple,” ujar Fanny Aulia.

Implementasi software dan aplikasi ini nantinya dapat mengurangi angka kecelakaan di Indonesia dan menjaga pengemudi tetap bangun apabila lelah dalam mengemudi. Software dan aplikasi ini bisa membantu pengemudi untuk memonitor tingkat kantuk pengemudi. Aplikasi ini, dilengkapi dengan buzzer alarm dan sprayer yang memberikan notifikasi serta rekomendasi rest area terdekat. Penelitian oleh Tim PKM-KC Awake ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 4 yaitu Pendidikan berkelanjutan berupa FMIPA UGM membantu pendanaan tim PKM-KC untuk merealisasikan inovasi terbaru hasil mahasiswa dan nilai SDGs poin 9 yaitu teknologi inovasi dengan tujuan pembuatan alat Awake untuk mengurangi tingkat kecelakaan di Indonesia.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMKC Awake
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Dorong Hilirisasi Produk Teknologi, FMIPA UGM Kembangkan Drone Berbasis Sensor

Dalam upaya luar biasa untuk mendorong hilirisasi produk-produk teknologi demi mewujudkan kemandirian teknologi bangsa Indonesia, FMIPA UGM mengembangkan berbagai inovasi. Salah satunya adalah drone berbasis sensor. Teknologi tersebut diperkenalkan dalam pembukaan Dies Natalis ke-69 pada Jumat (12/7) sebagai bukti konkret mewujudkan cita-cita besar FMIPA UGM yang tertuang dalam tema Dies Natalis ke-69 yakni Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Teknologi Bangsa Indonesia.

“Berbeda dari drone biasanya, drone ini diintegrasikan dengan berbagai sensor. Seperti sensor udara dan sensor magnetik dengan kemampuan mengangkat beban hingga  mencapai 10 kg,” ujar Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si.,M.Si., selaku Ketua Acara Dies Natalis FMIPA UGM sekaligus Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Kerja Sama.

Inovasi ini merupakan kolaborasi FMIPA UGM dengan Upstream Research & Technology Innovation (URTI) Pertamina dan melibatkan kontribusi dari mahasiswa Program Studi Elektronika dan Instrumentasi serta mahasiswa Geofisika FMIPA UGM.

style=”text-align: justify;”>Pengembangan inovasi ini ditujukan agar dapat menggantikan peran manusia dalam melakukan survey di lokasi yang berbahaya atau sulit dijangkau seperti hutan lebat, pegunungan, atau daerah dengan kondisi cuaca ekstrem sehingga mampu mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan kerja. Selain itu, drone yang dilengkapi berbagai sensor ini juga mampu mengumpulkan data yang lebih akurat dan detail dibandingkan dengan survey konvensional yang dilakukan secara langsung oleh manusia.

Saat ini, inovasi tersebut akan terus dikembangkan melalui pengintegrasian berbagai jenis sensor untuk memperluas potensi penerapannya. Harapannya, pengimplementasian teknologi akan meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keselamatan dalam proses survey dan eksplorasi, serta pemetaan potensi tambang, panas bumi dan sumber daya alam lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, hadirnya FMIPA UGM sebagai garda depan dalam mendorong hilirisasi teknologi menjadi cerminan dalam perwujudan SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas pada aspek pendidikan untuk keberlanjutan melalui peluang riset dan studi kepada mahasiswa dan civitas akademika untuk berperan dalam pengembangan teknologi. Dikembangkannya teknologi ini juga menjadi bukti konkret FMIPA UGM dalam mewujudkan SDGs poin nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Insfrastruktur yang mendorong semangat berinovasi dan menghilirisasi teknologi untuk kemandirian teknologi bangsa Indonesia. Selain itu, jalinan kolaborasi yang dibangun oleh FMIPA UGM juga menjadi bukti konkret dalam memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan di bidang pendidikan maupun teknologi sesuai poin 17 SDGs.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

UGM Delegation Attends International Symposium on Volcano Monitoring for Immediate Action Against Disaster

Dr. Wiwit delivered a presentation

A delegation from Universitas Gadjah Mada (UGM) attended an International Symposium on Volcano Monitoring for Immediate Disaster Response at the Mount Fuji Research Institute in Yamanashi Prefecture, Japan on March, 4th 2024. This event is an important milestone in the Grassroots Japan International Cooperation Agency (JICA) Project, titled “Building a Disaster-Resistant Community through the Utilisation of Local Universities as a Base for Responding to Low Frequency, Large-Scale Disasters.” This collaborative initiation, launched in 2022 and set to last until 2025, represents a strong relationship between Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, and Bali’s disaster volunteer network. Dr. Ade Anggraini, a seismologist from UGM, wholeheartedly supports this project.

Pioneering research and collaborative efforts.

Dr. Wiwit Suryanto from UGM attracted delegates at the conference with his presentation on “Efforts towards Maintaining Volcano Monitoring Stations through Local Universities in Indonesia.” Dr. Suryanto’s ideas shed light on the vital link between universities, research agencies and the community, emphasizing creative techniques and the crucial role of academic institutions in disaster preparedness to develop state-of-the-art technology for monitoring, detecting and understanding the structure of a volcano.

Dr. Kazuya Yamakawa of the Mount Fuji Research Institute (MFRI) spoke “Volcanic Infrasound Observation for Quick Detection of Eruption Vents,” providing ground-breaking perspectives on the early detection of volcanic activity. This research is critical for communities living near active volcanoes to mitigate the impact of possible disasters.

Mr. Alvin Yesaya from Universitas Udayana and Mr. Suta Wijaya, Chair of the Bali Province Disaster Risk Reduction Forum, represented the project’s collaborative spirit by sharing their experiences and collective efforts in Bali. Their comments highlight the value of local participation and volunteers in disaster resilience.

Aligning with Sustainable Development Goals.

This symposium and the broader project strongly align with the United Nations Sustainable Development Goals (SDGs), particularly SDG 11 (Sustainable Cities and Communities) and SDG 13. This effort, which focuses on disaster risk reduction and the use of scientific research for community safety, illustrates a proactive approach to protecting vulnerable people from natural catastrophes.

A beacon of hope for future generations.

The UGM delegation’s participation at the International Symposium on Volcano Monitoring demonstrates not only their dedication to academic success and community engagement but also serves as a light of hope for future generations. It emphasizes the significance of international collaboration, local engagement, and the critical role of education in disaster-resistant societies.

This project and similar initiatives remind us of the power of collective action and the crucial need to be prepared for natural disasters. The quest for a safer, more resilient world continues, with academia and community collaborations at the forefront.

A group photo of the International Symposium (Photos: Wiwit)

 

Keywords: disaster, volcano, symposium

Author: Dr. rer. nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si.

Photos: Dr. rer. nat.  Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si.

Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate