Search
Search
Search

Inovasi

Geofisika Kenalkan Produk Buatan Dalam Negeri, Kurangi Ketergantungan pada Teknologi Impor

Departemen Geofisika Universitas Gadjah Mada (UGM) turut berpartisipasi dalam pameran inovasi yang digelar pada bulan Agustus lalu di selasar Auditorium Lantai 7 FMIPA UGM. Sesuai dengan namanya, pameran ini bertujuan untuk mengenalkan beragam inovasi dari setiap departemen yang ada di FMIPA UGM. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar.”

Dalam pameran ini, Departemen Geofisika memperkenalkan sejumlah inovasi unggulan yang mereka kembangkan. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Seismometer GamaDu. Alat ini berfungsi untuk merekam getaran permukaan bumi, termasuk getaran yang disebabkan oleh gempa. GamaDu sudah dikomersialisasikan dan bahkan sudah dijalin kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) maupun Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Seismometer ini menjadi solusi penting bagi Indonesia karena mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selama ini bergantung pada produk impor. Selain lebih terjangkau, penggunaan GamaDu juga mengurangi masalah yang sering muncul ketika alat impor mengalami kerusakan.

Selain GamaDu, Departemen Geofisika juga memperkenalkan alat pendeteksi permukaan yang berfungsi untuk mendeteksi gempa di bawah tanah. Alat ini memiliki aplikasi yang luas, termasuk dalam bidang arkeologi untuk mencari situs bersejarah seperti candi, serta di sektor pertambangan untuk menemukan sumber daya seperti batu bara dan nikel.

Inovasi-inovasi yang diperkenalkan Departemen Geofisika sejalan dengan penerapan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dengan mengembangkan teknologi dalam negeri, Indonesia berpeluang memperkuat sektor industrinya secara berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada teknologi impor, serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja di bidang riset dan manufaktur.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Tim Media FMIPA UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Andi Boediman Ajak Sivitas FMIPA UGM Ciptakan Inovasi yang Berkelanjutan pada Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-69

Pada acara Rapat Senat Terbuka yang diadakan dalam rangka Dies Natalis ke-69 FMIPA UGM, Andi Boediman menyampaikan orasi ilmiah dengan topik yang sangat relevan di era perkembangan teknologi saat ini yaitu “Siapkah Membuat Inovasi?”. Dalam orasinya, dirinya menekankan bahwa inovasi bukan semata-mata tentang teknologi, tetapi lebih kepada kesiapan diri kita sendiri.

“Jatuh cintalah pada masalahnya, bukan solusinya, dan bukan pula teknologinya. Inovasi bukan hanya soal teknologi saja,” jelasnya.

Andi juga menekankan pentingnya posisi strategis dalam menghadapi peluang yang ada. Menurutnya, waktu adalah faktor krusial dalam inovasi, di mana kesempatan tidak boleh dilewatkan begitu saja. Ia mendorong setiap individu untuk percaya bahwa peran mereka sangat penting dalam menghadirkan inovasi.

“Kita menjadi inovatif ketika dalam tekanan besar yang mendorong kita mencari solusi kreatif dan menemukan cara baru untuk mengatasi hambatan,” pungkasnya.

Orasi ilmiah Andi Boediman yang menekankan pentingnya inovasi sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan ke-9 yakni Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dalam orasinya, Andi menekankan bahwa inovasi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kesiapan individu untuk beradaptasi dan mencari solusi kreatif dalam menghadapi tantangan industri yang terus berkembang. Hal ini mendukung upaya pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan melalui inovasi.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Tim Media FMIPA UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM Harumkan Nama Bangsa di Ajang Dunia dengan Prototipe Mobil Bertenaga Reaksi Kimia Tim Reactics UGM

Tim Reactics kembali mencuri perhatian di dunia inovasi teknologi setelah meraih pencapaian gemilang dalam kompetisi prototipe mobil bertenaga reaksi kimia. Tim Reactics memilih gas bertekanan sebagai sumber energinya yang dihasilkan melalui reaksi dekomposisi hidrogen peroksida (H₂O₂) menggunakan besi klorida (FeCl₃) sebagai katalis. Pemilihan sumber energi ini dianggap tepat karena mampu menghasilkan tenaga yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan lomba.

“Salah satu kriteria utama dalam perlombaan ini adalah ketepatan jarak tempuh. Tim diharuskan untuk mencapai jarak yang sudah ditentukan oleh panitia dengan tingkat kesalahan (error) seminimal mungkin. Tim kami berhasil membuat mobil prototipe melaju sejauh 21,02 meter,” papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim Reactics akan berlomba kembali di tingkat dunia pada 26 Oktober 2024 di San Diego, California. Kompetisi ini menjadi tantangan yang lebih besar, persiapan panjang telah dilakukan oleh tim, dimulai dari Maret hingga Agustus 2024. Tim mulai menyusun konsep mobil, menentukan mekanisme start dan stop, memilih jenis sensor yang sesuai, serta melakukan pengambilan data untuk optimasi performa.

“Sebagai perwakilan dari FMIPA, hal yang sulit selama persiapan bagiku saat persiapan lomba ini bersamaan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun, dengan menerapkan metode skala prioritas, mulai dari tugas yang urgent dan penting hingga yang tidak penting,” papar papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim kini bersiap untuk langkah berikutnya, membawa semangat kompetisi dan dedikasi tinggi ke panggung dunia. Tim Reactics turut mengimplementasikan SDGs poin 7 yaitu energi terjangkau dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen dan SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen menjadi sumber energi mobil.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Tim Reactics UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa Elins Pamerkan Berbagai Inovasi Kepada Guru SMA/SMK Mitra Taiwan Center FMIPA UGM

Dalam rangkaian workshop guru SMA/SMK mitra Taiwan Center FMIPA UGM  Implementasi Merdeka Belajar Melalui Problem Base Learning/Project Based Learning” mahasiswa program studi Elektronika dan Instrumentasi (Elins) FMIPA UGM turut berpartisipasi dengan memperkenalkan beragam inovasi canggih kepada para guru SMA/SMK yang hadir.

Berbagai inovasi yang dipamerkan merupakan hasil dari kreativitas Tim Energy Research Center (ERC) Elins.  Kepada para peserta worskhop, mereka memperkenalkan prototype salah satunya adalah wearable device sarung tangan yang dapat menyimulasikan penerbangan drone, sekaligus memungkinkan pengguna untuk menerbangkan drone secara langsung.

“Inovasi ini telah diuji coba dan dilombakan dalam Singapore Air Force Military Competition (SAFMC) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Singapura pada awal tahun 2024 dan berhasil meraih juara ketiga di divisi wearable device,” ungkap Virshan Akbar, mahasiswa program studi Elektronika dan Instrumentasi angkatan 2022 sekaligus anggota Tim ERC.

Selain itu, terdapat 2 inovasi lain yang menonjol dalam pameran yang berlangsung yakni robot selam dan kursi roda otomatis. Robot selam dirancang untuk eksplorasi bawah air hingga kedalaman 100 meter yang dilengkapi dengan kamera untuk navigasi dan menghindari rintangan. Sementara itu, robot kursi roda bertujuan untuk memudahkan pengendalian kursi roda dengan joystick yang memungkinkan pengguna awam untuk mengoperasikannya dengan lebih mudah.

Keaktifan mahasiswa Elins dalam menciptakan inovasi teknologi sekaligus memamerkannya kepada khalayak turut mengimplementasikan SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dengan mendorong semangat publik maupun civitas akademika dalam berinovasi. Hal tersebut juga sejalan dengan SDGs poin 9 yaitu Inovasi, serta tercapainya SDGs poin 17 dengan adanya kolaborasi yang terjalin antara FMIPA UGM dan peserta workshop.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Gamami Muda Perkenalkan Gagasan Gama Gas, Ubah Limbah Jadi Bahan Bakar

Pionir Pascal merupakan program orientasi lingkungan kampus di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang bertujuan untuk memberikan pembakalan softskill maupun hardskill kepada mahasiswa baru dalam menjalani perkuliahan. Agenda ini berlangsung selama 2 hari dengan berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya science project. Kegiatan ini memberikan ruang kepada Gadjah Mada MIPA (Gamami) baru untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam menjawab berbagai tantangan dan permasalahan melalui pengimpementasian keilmuan sains yang selaras dengan Tujuan Berkelanjutan (SDGs).

Di antara berbagai ide dan gagasan dalam bentuk poster yang berhasil diusulkan dari puluhan kelompok, 3 kelompok terbaik dipilih untuk mempresentasikan gagasannya. Tim yang diberi nama Quantum dengan gagasan berupa Gama Gas berhasil memukau para juri dan peserta hingga mengantarkannya menjadi tim terbaik.

“Gagasan ini merupakan sebuah inovasi yang memanfaatkan limbah domestik untuk diubah menjadi gas metana yang dapat disalurkan dan dimanfaatkan warga,” ujar Halim Rasyid selaku ketua tim.

Ia bercerita bahwa gagasan tersebut terinspirasi dari inovasi yang diciptakan di daerah asalnya yakni Balikpapan yang mempunyai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) khusus untuk mengubah limbah domestik menjadi bahan bakar. Sebagaimana diketahui, daerah tersebut menghasilkan banyak sampah organik dari peternakan dan Perkebunan sehingga perlu diolah untuk bisa memberikan manfaat.

“Kami percaya dengan ilmu yang ada di MIPA bisa menangani permasalahan yang ada di lingkungan, khususnya Yogyakarta,” tegas Halim Rasyid.

Adanya Science Project ini dapat menjadi sarana dalam mengakselerasi proses transformasi mahasiswa baru menjadi saintis muda yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan pengetahuan dan keterampilan yang selaras dengan Tujuan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-4 yakni Pendidikan Berkualitas. Kegiatan ini juga menjadikan mahasiswa baru lebih peka terhadap permasalahan di sekitarnya dan mendorong mereka untuk terus berinovasi, sejalan dengan SDGs poin 9 mengenai Inovasi.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inovasi Camilan Sehat, Tim KKN Randangan Ubah Duri Ikan Menjadi Stik Pencegah Stunting

Universitas Gadjah Mada berhasil menerjunkan mahasiswanya dalam kegiatan Kerja Kuliah Nyata (KKN). Pengabdian masyarakat ini salah satunya dilakukan oleh Tim KKN-PPM Randangan di Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, yang berhasil menyatu dengan masyarakat lokal dan membawa dampak positif bagi desa-desa yang mereka kunjungi. Tim KKN ini fokus pada 2 desa utama, yaitu Desa Motolohu dan Desa Banuroja.

“Kami mengangkat tema Peningkatan Kapasitas Masyarakat Berbasis UMKM, Penurunan Angka Kemiskinan, dan Pencegahan Stunting Melalui Optimalisasi Hasil dan Limbah Pertanian serta Peternakan, Pengelolaan Infrastruktur Sampah di Desa Banuroja dan Desa Motolohu,” papar Tristan mahasiswa Ilmu Aktuaria perwakilan Tim KKN Randangan dalam wawancara online, Jumat (23/8).

Dalam pelaksanaannya, tim sukses merealisasikan program kerja yang mencakup pendidikan, kesehatan, hingga pelatihan ekonomi kreatif. Desa Banuroja sendiri memiliki makna khusus, singkatan dari Bali Nusa Tenggara, Gorontalo, dan Jawa, yang mencerminkan keberagaman etnis yang hidup harmonis di sana.

“Salah satu inovasi yang paling menarik adalah pelatihan pembuatan stik duri ikan. Program ini merupakan program kreatif untuk memanfaatkan limbah duri ikan, salah satu komoditas unggulan daerah, menjadi camilan sehat yang mendukung upaya pencegahan stunting,” papar Tristan mahasiswa Ilmu Aktuaria perwakilan Tim KKN Randangan dalam wawancara online, Jumat (23/8).

Stik duri ikan ini kini tengah dipertimbangkan untuk dijadikan oleh-oleh khas Randangan yang semakin mengukuhkan identitas daerah ini. Tim KKN juga aktif mendampingi UMKM setempat, membantu mereka merambah dunia digital dan memberikan sarana yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas.

Ke depan, keberhasilan program KKN ini diharapkan dapat menjadi pondasi bagi Randangan untuk terus berkembang menjadi desa yang lebih maju, dengan masyarakat yang lebih sejahtera. Tim KKN Randangan turut mengimplementasikan SDGS nomor 2 yaitu produktivitas pertanian dalam program sektor pertanian dan SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan menginovasikan stik duri ikan menjadi makanan bergizi untuk mencegah stunting.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim KKN-PPM Randangan
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inovasi Radiografi Digital Karya Prof. Bayu: Siap Dukung Fasilitas Kesehatan Indonesia Hingga Tingkat Desa

Dosen Fisika FMIPA UGM, Prof. Drs. Gede Bayu Suparta, M.S., Ph.D. terus berkomitmen dalam inovasi dan riset yang dilakukan melalui pembuatan alat radiografi digital yaitu X-Ray DDR. Inovasi dan riset yang dilakukan berangkat dari harapan besar Prof. Bayu yaitu mendukung fasilitas kesehatan di Indonesia hingga tingkat desa serta penggunaan alat-alat kesehatan buatan tanah air. Upaya menuju kemandirian bangsa dalam penggunaan alat kesehatan sudah diupayakan melalui usaha beliau di bidang industri alat kesehatan yaitu dengan mendirikan PT. Madeena Karya Indonesia yang memiliki makna “made in Indonesia”.

“Alat ini didesain untuk membantu status kesehatan rakyat Indonesia. Tentunya, lebih banyak yang diperiksa di Puskesmas. Kan, yang diperiksa kesehatannya. Kalau di rumah sakit kan yang diperiksa penyakitnya apa. Pengalaman dalam screening penyakit, kalau sehat ya pasien senang, kalau tidak ya stress. Kalau belum terbukti sakit tentunya boleh pulang,” papar Prof. Bayu

Dengan adanya data pemeriksaan tersebut, masyarakat dan pemerintah jadi mengetahui kondisi kesehatannya serta pemerintah terbantu untuk merumuskan program pembangunan di bidang kesehatan khususnya.

Hingga saat ini, riset dan inovasi mengenai radiografi digital masih dilakukan. Terhitung mulai tahun 2024, sudah lebih dari 30 tahun penelitian ini terus dikembangkan.

“Radiografi digital ini keunggulannya hemat energi karena tidak memerlukan energi besar. Hasil rontgen lebih bagus karena kameranya bisa diganti sesuai dengan kualitas megapiksel kamera serta hasilnya lebih cepat. Teknologi ini akan mengikuti sesuai dengan device (kamera) yang baru. Kalau flat detector yaudah gabisa diupgrade, harus ganti semua body. Kalau alat ini, cuman ganti kamera aja, piranti lainnya sama,” terang Prof. Bayu.

Sebelumnya, alat ini telah diuji coba dengan standar yang ketat karena menyangkut keselamatan manusia. Uji coba dilaksanakan di Universitas Pendidikan Ganesha Bali dengan melibatkan 37 relawan yang akan diperiksa pada bagian thorax dan organ tubuh lainnya.

“Awalnya, kita hanya buka 10 orang saja untuk mencoba tetapi malah semakin ramai orang mau mencoba,” papar Prof. Bayu.

Inovasi dan riset yang dilakukan Prof. Bayu turut melibatkan peran mahasiswa di FMIPA UGM serta rekan industri dan instansi lainnya sehingga mendukung proses hilirisasi hasil penelitian yang dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, inovasi dan riset yang dilakukan menjadi cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dan masyarakat di bidang kesehatan serta penyediaan fasilitas kesehatan yang lebih terjangkau. Kemudian, hal ini juga menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur di bidang teknologi dan inovasi di bidang alat kesehatan serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama untuk hilirisasi hasil penelitian.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Siap Digunakan untuk Eksplorasi Panas Bumi, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Uji Akhir Alat Drone

Tim Riset Geofisika UGM akan melaksanakan survey dan eksplorasi panas bumi di kawasan Jawa Barat. Sehubungan dengan hal tersebut, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM melakukan uji kelayakan terhadap sensor magnetik yang terdapat pada rakitan drone.

Alat sensor magnetik yang dirakit pada drone tersebut digunakan untuk mendeteksi benda magnetik di bawah permukaan bumi seperti potensi bahan tambang yang meliputi emas, nikel, tembaga, dan lain-lain. Pengujian dilaksanakan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM, Sleman. Tujuan dari pengujian adalah untuk melihat dan mengetahui noise level yang ditimbulkan oleh motor drone terhadap sensor magnetik.

Dalam masa mendatang, alat ini digunakan di lapangan untuk keperluan survey eksplorasi geothermal (panas bumi) serta mendeteksi potensi tambang yang ada di lapangan. Sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Kegiatan pengujian dilakukan untuk persiapan final alat yang akan digunakan untuk eksplorasi panas bumi di daerah Jawa Barat,” papar Pamungkas selaku Koordinator Pengujian Alat

vKegiatan pengujian hasil riset tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam merakit sensor magnetik drone.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

Geofisika Kenalkan Produk Buatan Dalam Negeri, Kurangi Ketergantungan pada Teknologi Impor

Departemen Geofisika Universitas Gadjah Mada (UGM) turut berpartisipasi dalam pameran inovasi yang digelar pada bulan Agustus lalu di selasar Auditorium Lantai 7 FMIPA UGM. Sesuai dengan namanya, pameran ini bertujuan untuk mengenalkan beragam inovasi dari setiap departemen yang ada di FMIPA UGM. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar.”

Dalam pameran ini, Departemen Geofisika memperkenalkan sejumlah inovasi unggulan yang mereka kembangkan. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Seismometer GamaDu. Alat ini berfungsi untuk merekam getaran permukaan bumi, termasuk getaran yang disebabkan oleh gempa. GamaDu sudah dikomersialisasikan dan bahkan sudah dijalin kerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) maupun Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Seismometer ini menjadi solusi penting bagi Indonesia karena mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri yang selama ini bergantung pada produk impor. Selain lebih terjangkau, penggunaan GamaDu juga mengurangi masalah yang sering muncul ketika alat impor mengalami kerusakan.

Selain GamaDu, Departemen Geofisika juga memperkenalkan alat pendeteksi permukaan yang berfungsi untuk mendeteksi gempa di bawah tanah. Alat ini memiliki aplikasi yang luas, termasuk dalam bidang arkeologi untuk mencari situs bersejarah seperti candi, serta di sektor pertambangan untuk menemukan sumber daya seperti batu bara dan nikel.

Inovasi-inovasi yang diperkenalkan Departemen Geofisika sejalan dengan penerapan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dengan mengembangkan teknologi dalam negeri, Indonesia berpeluang memperkuat sektor industrinya secara berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada teknologi impor, serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja di bidang riset dan manufaktur.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Tim Media FMIPA UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Andi Boediman Ajak Sivitas FMIPA UGM Ciptakan Inovasi yang Berkelanjutan pada Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-69

Pada acara Rapat Senat Terbuka yang diadakan dalam rangka Dies Natalis ke-69 FMIPA UGM, Andi Boediman menyampaikan orasi ilmiah dengan topik yang sangat relevan di era perkembangan teknologi saat ini yaitu “Siapkah Membuat Inovasi?”. Dalam orasinya, dirinya menekankan bahwa inovasi bukan semata-mata tentang teknologi, tetapi lebih kepada kesiapan diri kita sendiri.

“Jatuh cintalah pada masalahnya, bukan solusinya, dan bukan pula teknologinya. Inovasi bukan hanya soal teknologi saja,” jelasnya.

Andi juga menekankan pentingnya posisi strategis dalam menghadapi peluang yang ada. Menurutnya, waktu adalah faktor krusial dalam inovasi, di mana kesempatan tidak boleh dilewatkan begitu saja. Ia mendorong setiap individu untuk percaya bahwa peran mereka sangat penting dalam menghadirkan inovasi.

“Kita menjadi inovatif ketika dalam tekanan besar yang mendorong kita mencari solusi kreatif dan menemukan cara baru untuk mengatasi hambatan,” pungkasnya.

Orasi ilmiah Andi Boediman yang menekankan pentingnya inovasi sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan ke-9 yakni Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dalam orasinya, Andi menekankan bahwa inovasi tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kesiapan individu untuk beradaptasi dan mencari solusi kreatif dalam menghadapi tantangan industri yang terus berkembang. Hal ini mendukung upaya pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan melalui inovasi.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Tim Media FMIPA UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM Harumkan Nama Bangsa di Ajang Dunia dengan Prototipe Mobil Bertenaga Reaksi Kimia Tim Reactics UGM

Tim Reactics kembali mencuri perhatian di dunia inovasi teknologi setelah meraih pencapaian gemilang dalam kompetisi prototipe mobil bertenaga reaksi kimia. Tim Reactics memilih gas bertekanan sebagai sumber energinya yang dihasilkan melalui reaksi dekomposisi hidrogen peroksida (H₂O₂) menggunakan besi klorida (FeCl₃) sebagai katalis. Pemilihan sumber energi ini dianggap tepat karena mampu menghasilkan tenaga yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan lomba.

“Salah satu kriteria utama dalam perlombaan ini adalah ketepatan jarak tempuh. Tim diharuskan untuk mencapai jarak yang sudah ditentukan oleh panitia dengan tingkat kesalahan (error) seminimal mungkin. Tim kami berhasil membuat mobil prototipe melaju sejauh 21,02 meter,” papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim Reactics akan berlomba kembali di tingkat dunia pada 26 Oktober 2024 di San Diego, California. Kompetisi ini menjadi tantangan yang lebih besar, persiapan panjang telah dilakukan oleh tim, dimulai dari Maret hingga Agustus 2024. Tim mulai menyusun konsep mobil, menentukan mekanisme start dan stop, memilih jenis sensor yang sesuai, serta melakukan pengambilan data untuk optimasi performa.

“Sebagai perwakilan dari FMIPA, hal yang sulit selama persiapan bagiku saat persiapan lomba ini bersamaan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun, dengan menerapkan metode skala prioritas, mulai dari tugas yang urgent dan penting hingga yang tidak penting,” papar papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim kini bersiap untuk langkah berikutnya, membawa semangat kompetisi dan dedikasi tinggi ke panggung dunia. Tim Reactics turut mengimplementasikan SDGs poin 7 yaitu energi terjangkau dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen dan SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen menjadi sumber energi mobil.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Tim Reactics UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa Elins Pamerkan Berbagai Inovasi Kepada Guru SMA/SMK Mitra Taiwan Center FMIPA UGM

Dalam rangkaian workshop guru SMA/SMK mitra Taiwan Center FMIPA UGM  Implementasi Merdeka Belajar Melalui Problem Base Learning/Project Based Learning” mahasiswa program studi Elektronika dan Instrumentasi (Elins) FMIPA UGM turut berpartisipasi dengan memperkenalkan beragam inovasi canggih kepada para guru SMA/SMK yang hadir.

Berbagai inovasi yang dipamerkan merupakan hasil dari kreativitas Tim Energy Research Center (ERC) Elins.  Kepada para peserta worskhop, mereka memperkenalkan prototype salah satunya adalah wearable device sarung tangan yang dapat menyimulasikan penerbangan drone, sekaligus memungkinkan pengguna untuk menerbangkan drone secara langsung.

“Inovasi ini telah diuji coba dan dilombakan dalam Singapore Air Force Military Competition (SAFMC) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Singapura pada awal tahun 2024 dan berhasil meraih juara ketiga di divisi wearable device,” ungkap Virshan Akbar, mahasiswa program studi Elektronika dan Instrumentasi angkatan 2022 sekaligus anggota Tim ERC.

Selain itu, terdapat 2 inovasi lain yang menonjol dalam pameran yang berlangsung yakni robot selam dan kursi roda otomatis. Robot selam dirancang untuk eksplorasi bawah air hingga kedalaman 100 meter yang dilengkapi dengan kamera untuk navigasi dan menghindari rintangan. Sementara itu, robot kursi roda bertujuan untuk memudahkan pengendalian kursi roda dengan joystick yang memungkinkan pengguna awam untuk mengoperasikannya dengan lebih mudah.

Keaktifan mahasiswa Elins dalam menciptakan inovasi teknologi sekaligus memamerkannya kepada khalayak turut mengimplementasikan SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dengan mendorong semangat publik maupun civitas akademika dalam berinovasi. Hal tersebut juga sejalan dengan SDGs poin 9 yaitu Inovasi, serta tercapainya SDGs poin 17 dengan adanya kolaborasi yang terjalin antara FMIPA UGM dan peserta workshop.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Gamami Muda Perkenalkan Gagasan Gama Gas, Ubah Limbah Jadi Bahan Bakar

Pionir Pascal merupakan program orientasi lingkungan kampus di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang bertujuan untuk memberikan pembakalan softskill maupun hardskill kepada mahasiswa baru dalam menjalani perkuliahan. Agenda ini berlangsung selama 2 hari dengan berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya science project. Kegiatan ini memberikan ruang kepada Gadjah Mada MIPA (Gamami) baru untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam menjawab berbagai tantangan dan permasalahan melalui pengimpementasian keilmuan sains yang selaras dengan Tujuan Berkelanjutan (SDGs).

Di antara berbagai ide dan gagasan dalam bentuk poster yang berhasil diusulkan dari puluhan kelompok, 3 kelompok terbaik dipilih untuk mempresentasikan gagasannya. Tim yang diberi nama Quantum dengan gagasan berupa Gama Gas berhasil memukau para juri dan peserta hingga mengantarkannya menjadi tim terbaik.

“Gagasan ini merupakan sebuah inovasi yang memanfaatkan limbah domestik untuk diubah menjadi gas metana yang dapat disalurkan dan dimanfaatkan warga,” ujar Halim Rasyid selaku ketua tim.

Ia bercerita bahwa gagasan tersebut terinspirasi dari inovasi yang diciptakan di daerah asalnya yakni Balikpapan yang mempunyai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) khusus untuk mengubah limbah domestik menjadi bahan bakar. Sebagaimana diketahui, daerah tersebut menghasilkan banyak sampah organik dari peternakan dan Perkebunan sehingga perlu diolah untuk bisa memberikan manfaat.

“Kami percaya dengan ilmu yang ada di MIPA bisa menangani permasalahan yang ada di lingkungan, khususnya Yogyakarta,” tegas Halim Rasyid.

Adanya Science Project ini dapat menjadi sarana dalam mengakselerasi proses transformasi mahasiswa baru menjadi saintis muda yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan pengetahuan dan keterampilan yang selaras dengan Tujuan Berkelanjutan (SDGs) poin ke-4 yakni Pendidikan Berkualitas. Kegiatan ini juga menjadikan mahasiswa baru lebih peka terhadap permasalahan di sekitarnya dan mendorong mereka untuk terus berinovasi, sejalan dengan SDGs poin 9 mengenai Inovasi.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inovasi Camilan Sehat, Tim KKN Randangan Ubah Duri Ikan Menjadi Stik Pencegah Stunting

Universitas Gadjah Mada berhasil menerjunkan mahasiswanya dalam kegiatan Kerja Kuliah Nyata (KKN). Pengabdian masyarakat ini salah satunya dilakukan oleh Tim KKN-PPM Randangan di Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, yang berhasil menyatu dengan masyarakat lokal dan membawa dampak positif bagi desa-desa yang mereka kunjungi. Tim KKN ini fokus pada 2 desa utama, yaitu Desa Motolohu dan Desa Banuroja.

“Kami mengangkat tema Peningkatan Kapasitas Masyarakat Berbasis UMKM, Penurunan Angka Kemiskinan, dan Pencegahan Stunting Melalui Optimalisasi Hasil dan Limbah Pertanian serta Peternakan, Pengelolaan Infrastruktur Sampah di Desa Banuroja dan Desa Motolohu,” papar Tristan mahasiswa Ilmu Aktuaria perwakilan Tim KKN Randangan dalam wawancara online, Jumat (23/8).

Dalam pelaksanaannya, tim sukses merealisasikan program kerja yang mencakup pendidikan, kesehatan, hingga pelatihan ekonomi kreatif. Desa Banuroja sendiri memiliki makna khusus, singkatan dari Bali Nusa Tenggara, Gorontalo, dan Jawa, yang mencerminkan keberagaman etnis yang hidup harmonis di sana.

“Salah satu inovasi yang paling menarik adalah pelatihan pembuatan stik duri ikan. Program ini merupakan program kreatif untuk memanfaatkan limbah duri ikan, salah satu komoditas unggulan daerah, menjadi camilan sehat yang mendukung upaya pencegahan stunting,” papar Tristan mahasiswa Ilmu Aktuaria perwakilan Tim KKN Randangan dalam wawancara online, Jumat (23/8).

Stik duri ikan ini kini tengah dipertimbangkan untuk dijadikan oleh-oleh khas Randangan yang semakin mengukuhkan identitas daerah ini. Tim KKN juga aktif mendampingi UMKM setempat, membantu mereka merambah dunia digital dan memberikan sarana yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas.

Ke depan, keberhasilan program KKN ini diharapkan dapat menjadi pondasi bagi Randangan untuk terus berkembang menjadi desa yang lebih maju, dengan masyarakat yang lebih sejahtera. Tim KKN Randangan turut mengimplementasikan SDGS nomor 2 yaitu produktivitas pertanian dalam program sektor pertanian dan SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan menginovasikan stik duri ikan menjadi makanan bergizi untuk mencegah stunting.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim KKN-PPM Randangan
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inovasi Radiografi Digital Karya Prof. Bayu: Siap Dukung Fasilitas Kesehatan Indonesia Hingga Tingkat Desa

Dosen Fisika FMIPA UGM, Prof. Drs. Gede Bayu Suparta, M.S., Ph.D. terus berkomitmen dalam inovasi dan riset yang dilakukan melalui pembuatan alat radiografi digital yaitu X-Ray DDR. Inovasi dan riset yang dilakukan berangkat dari harapan besar Prof. Bayu yaitu mendukung fasilitas kesehatan di Indonesia hingga tingkat desa serta penggunaan alat-alat kesehatan buatan tanah air. Upaya menuju kemandirian bangsa dalam penggunaan alat kesehatan sudah diupayakan melalui usaha beliau di bidang industri alat kesehatan yaitu dengan mendirikan PT. Madeena Karya Indonesia yang memiliki makna “made in Indonesia”.

“Alat ini didesain untuk membantu status kesehatan rakyat Indonesia. Tentunya, lebih banyak yang diperiksa di Puskesmas. Kan, yang diperiksa kesehatannya. Kalau di rumah sakit kan yang diperiksa penyakitnya apa. Pengalaman dalam screening penyakit, kalau sehat ya pasien senang, kalau tidak ya stress. Kalau belum terbukti sakit tentunya boleh pulang,” papar Prof. Bayu

Dengan adanya data pemeriksaan tersebut, masyarakat dan pemerintah jadi mengetahui kondisi kesehatannya serta pemerintah terbantu untuk merumuskan program pembangunan di bidang kesehatan khususnya.

Hingga saat ini, riset dan inovasi mengenai radiografi digital masih dilakukan. Terhitung mulai tahun 2024, sudah lebih dari 30 tahun penelitian ini terus dikembangkan.

“Radiografi digital ini keunggulannya hemat energi karena tidak memerlukan energi besar. Hasil rontgen lebih bagus karena kameranya bisa diganti sesuai dengan kualitas megapiksel kamera serta hasilnya lebih cepat. Teknologi ini akan mengikuti sesuai dengan device (kamera) yang baru. Kalau flat detector yaudah gabisa diupgrade, harus ganti semua body. Kalau alat ini, cuman ganti kamera aja, piranti lainnya sama,” terang Prof. Bayu.

Sebelumnya, alat ini telah diuji coba dengan standar yang ketat karena menyangkut keselamatan manusia. Uji coba dilaksanakan di Universitas Pendidikan Ganesha Bali dengan melibatkan 37 relawan yang akan diperiksa pada bagian thorax dan organ tubuh lainnya.

“Awalnya, kita hanya buka 10 orang saja untuk mencoba tetapi malah semakin ramai orang mau mencoba,” papar Prof. Bayu.

Inovasi dan riset yang dilakukan Prof. Bayu turut melibatkan peran mahasiswa di FMIPA UGM serta rekan industri dan instansi lainnya sehingga mendukung proses hilirisasi hasil penelitian yang dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, inovasi dan riset yang dilakukan menjadi cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dan masyarakat di bidang kesehatan serta penyediaan fasilitas kesehatan yang lebih terjangkau. Kemudian, hal ini juga menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur di bidang teknologi dan inovasi di bidang alat kesehatan serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama untuk hilirisasi hasil penelitian.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Siap Digunakan untuk Eksplorasi Panas Bumi, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Uji Akhir Alat Drone

Tim Riset Geofisika UGM akan melaksanakan survey dan eksplorasi panas bumi di kawasan Jawa Barat. Sehubungan dengan hal tersebut, Tim Riset Geofisika FMIPA UGM melakukan uji kelayakan terhadap sensor magnetik yang terdapat pada rakitan drone.

Alat sensor magnetik yang dirakit pada drone tersebut digunakan untuk mendeteksi benda magnetik di bawah permukaan bumi seperti potensi bahan tambang yang meliputi emas, nikel, tembaga, dan lain-lain. Pengujian dilaksanakan pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM, Sleman. Tujuan dari pengujian adalah untuk melihat dan mengetahui noise level yang ditimbulkan oleh motor drone terhadap sensor magnetik.

Dalam masa mendatang, alat ini digunakan di lapangan untuk keperluan survey eksplorasi geothermal (panas bumi) serta mendeteksi potensi tambang yang ada di lapangan. Sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Kegiatan pengujian dilakukan untuk persiapan final alat yang akan digunakan untuk eksplorasi panas bumi di daerah Jawa Barat,” papar Pamungkas selaku Koordinator Pengujian Alat

vKegiatan pengujian hasil riset tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam merakit sensor magnetik drone.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More
Translate