Pengabdian Mahasiswa FMIPA UGM Menginisiasi Program Rumah Sampah Digital dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) di Desa Jatimulyo, Dlingo, Bantul
Mahasiswa UGM mengembangkan program Rumah Sampah Digital yang disebut RUMPI di Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY. Program tersebut diselenggarakan melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) BEM KM FMIPA UGM yang telah mendapat sumber pendanaan dari Kemendikbudristek. Program tersebut diinisiasi oleh tiga belas mahasiswa Fakultas MIPA UGM yang terdiri dari Shabrina Amalia sebagai ketua, Nafisa Dian Anfusana, Berliant Salsabila Julieta, Shalsabila Nur Halizah, Tri Irfan Faulana, Yasmeen Afifah Nurbakhsy, Nabil Muhyiddin, Muhammad Luthfi Arya Widagdo, Nandito Fatoni Amri, Ridho Maulana Asrofi, Hilma Fadiya Subekti, Sania Rizka Ramadhani, dan Adityaning Nurul TCD dengan dosen pembimbing Drs. Imam Suyanto, M.Si. Selama pelaksanaan program, tiga belas mahasiswa tersebut dibantu oleh lima belas volunteer dari FMIPA dan luar FMIPA yang telah tergabung ke dalam tim RUMPI. Mahasiswa UGM tersebut mengenalkan cara mengelola sampah berbasis digital dengan menggunakan aplikasi. Dalam melaksanakan terobosan inovatif ini beberapa mahasiswa dari Tim PPK Ormawa Fakultas MIPA UGM yang diketuai oleh saudari Shabrina Amalia (FMIPA 2020) menghadirkan aplikasi RUMPI (Rumah Sampah Digital) sebagai platform untuk memudahkan masyarakat Desa Jatimulyo dalam mengelola sampah yang ada di masyarakat dan meningkatkan ekonomi warga melalui sampah yang sudah dikelola tersebut. Penggunaan aplikasi tersebut juga mempertimbangkan warga yang sudah mulai melek tentang teknologi dan digitalisasi.
Kepala Lurah Desa Jatimulyo mengungkapkan sebelum adanya bank sampah, warga masih membakar sampah di pekarangan rumah. “Kebiasaan yang sudah turun temurun itu susah dihilangkan. Masyarakat sampai saat ini masih memiliki kebiasaan membakar sampah di pekarangan rumah dan belum ada solusi yang tepat terkait pengelolaan sampah di desa ini,” ujar Pak Guntara selaku Lurah Desa Jatimulyo. Permasalahan sampah tersebut menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat dan warga sekitar rawan terkena penyakit berbahaya. Sampah organik yang ada di masyarakat juga belum dikelola dengan baik padahal sebenarnya sampah organik tersebut dapat dimanfaatkan untuk menunjang sektor pertanian di masyarakat. Rumah sampah digital (RUMPI) hadir untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Mayoritas penduduk Desa Jatimulyo bekerja sebagai petani, peternak, pengrajin kayu, dan ibu rumah tangga. Adanya sampah berupa kotoran ternak, dedaunan, minyak jelantah, dan sampah lain yang dibiarkan atau dibuang begitu saja membuahkan ide untuk mengolah sampah tersebut. Kotoran ternak dan dedaunan diolah menjadi pupuk kompos dengan bantuan dari Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Kelompok Tani (Poktani). Minyak jelantah yang dihasilkan oleh rumah tangga diolah menjadi lilin dengan bantuan ibu-ibu PKK. Sedangkan, sampah anorganik dikumpulkan di masing-masing rumah untuk kemudian dijual ke mitra. Setiap sampah organik dan anorganik yang dikumpulkan oleh masyarakat dapat ditukar dengan poin sebelum diolah. Poin tersebut berperan sebagai tabungan setiap masyarakat dan dapat dicek langsung melalui aplikasi. Poin yang telah dikumpulkan kemudian dapat ditukar dengan sembako sesuai harga poin yang tertera di aplikasi. Penukaran tersebut dilakukan secara terstruktur melalui aplikasi RUMPI yang telah dibuat oleh Tim PPK Ormawa FMIPA UGM.
(Sosialisasi Program ke Kepala Dukuh dan Lurah Desa Jatimulyo 1/8/22)
Program RUMPI dimulai dengan diskusi dengan beberapa kepala dukuh di Desa Jatimulyo yang sudah dimulai sejak bulan Juli 2022 untuk mempertimbangkan program yang akan dijalankan dan survei terkait hal-hal pendukung program. Kemudian, pada tanggal 1 Agustus 2022 dilakukan sosialisasi program kepada seluruh kepala dukuh dan Pak Lurah Jatimulyo sebagai langkah awal pelaksanaan program RUMPI. Adapun program yang dijalankan oleh tim RUMPI antara lain, aplikasi RUMPI, pengelolaan sampah anorganik yang dijual ke mitra, serta produk olahan sampah berupa pupuk kompos dan lilin yang akan dipasarkan ke warga Desa Jatimulyo juga masyarakat umum di daerah Bantul dan sekitarnya.
(Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos ke-1 14/8/22)
(Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos ke-2 3/9/22)
Pada tanggal 14 Agustus 2022 dilakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk kompos di Dusun Gayam, Desa Jatimulyo. Sosialisasi tersebut didampingi oleh dosen pembimbing Bapak Drs. Imam Suyanto, M.Si. Selain itu, sosialisasi ini dihadiri Bapak Ir. Ngadiman, M.Si., Ph.D. (Dosen Fakultas Pertanian UGM) sebagai narasumber dalam sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk kompos. Masyarakat terlihat antusias ketika demo pembuatan pupuk kompos. Produksi pupuk kompos kedua juga sudah dilaksanakan pada tanggal 3 September 2022. Hingga saat ini per tanggal 24 September 2022, masyarakat sudah mulai dapat melakukan produksi pupuk kompos secara mandiri dan berkala. Selanjutnya, hasil pupuk kompos akan digunakan untuk menunjang sektor pertanian di masyarakat sekitar Desa Jatimulyo dan akan dilakukan pemasaran yang lebih luas di daerah Bantul dan sekitarnya.
(Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Sabun dan Lilin ke-1 27/8/22)
(Pelatihan Pembuatan Sabun dan Lilin ke-2 24/9/22)
(Foto Produk Sabun dan Lilin dari Minyak Jelantah)
Pada tanggal 27 Agustus 2022 dilakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan produk sabun dan lilin di Dusun Kedung Dayak, Desa Jatimulyo. Pembuatan produk sabun dan lilin ini dilakukan dengan memanfaatkan minyak jelantah dari limbah rumah tangga. Sosialisasi ini mengundang narasumber dari Jelantah4Change yang memberikan pelatihan cara pembuatan lilin dan sabun dari minyak jelantah kepada Ibu-Ibu PKK. Pada tanggal 24 September 2022 juga telah dilakukan produksi kedua dan sosialisasi terkait pemasaran. Sosialisasi pemasaran ini mengundang teman-teman dari Kementerian Kewiraswastaan BEM KM FMIPA UGM untuk memberikan sosialisasi terkait pemasaran produk sekaligus cara untuk melakukan packaging dan tips meningkatkan nilai estetika produk yang dapat menarik minat pembeli. Selanjutnya, hasil lilin dan sabun akan digunakan untuk menunjang perekonomian masyarakat di Dusun Kedung Dayak dengan dilakukannya pemasaran online melalui e-commerce maupun pemasaran di daerah Bantul dan sekitarnya.
(Sosialisasi Pemilahan Sampah ke-1 27/8/22)
(Sosialisasi Pemilahan Sampah ke-2 17/9/22)
Pada tanggal 27 Agustus 2022 dan 17 September 2022 telah dilaksanakan sosialisasi pemilahan sampah di Dusun Semuten, Jatimulyo, Dlingo, Bantul. Sosialisasi ini dilaksanakan agar masyarakat paham mengenai mekanisme pemilahan sampah anorganik yang akan mereka lakukan. Selain itu, dibentuk pula kelembagaan yang akan mengurus jual-beli sampah anorganik dan pengoperasian aplikasi RUMPI.
Sejak hadirnya rumah sampah digital, perilaku masyarakat dalam mengelola sampah menjadi lebih baik dan bisa memberikan keuntungan bagi masyarakat. Menurut tokoh masyarakat setempat, ada kemajuan besar yang telah diciptakan oleh hadirnya program RUMPI di Desa Jatimulyo ini. Pertama, masyarakat semakin paham nilai ekonomis sampah. Kedua, masyarakat mulai paham proses memilah sampah organik dan anorganik. Ketiga, masyarakat mulai mengurangi kebiasaan membakar sampah di pekarangan rumah. Keempat, masyarakat menjadi lebih paham cara mengolah sampah sesuai dengan jenisnya. Program ini dilaksanakan sejak bulan Juli hingga Desember 2022 dan diharapkan dapat berlanjut hingga tahun 2024 dengan adanya pengembangan dan perbesaran skala aplikasi, produk olahan, mitra, dan pemasaran produk. Masyarakat Desa Jatimulyo antusias dengan hadirnya program RUMPI ini dan berharap program dapat berlanjut. “Hadirnya RUMPI memberikan banyak manfaat dan masyarakat pun merasa antusias terhadap program-program yang ada. Saya berharap warga dapat bergerak dengan mandiri nantinya meskipun tanpa bantuan dari mahasiswa karena program ini juga bisa menjadi peluang untuk membantu perekonomian masyarakat di desa,” ujar Bapak Badar, Kepala Dukuh Gayam, Desa Jatimulyo.