Search
Search
Search

mipa

Tim Karawitan FMIPA UGM Tampil dalam Pentas Perayaan Guru Besar Prof. Suyanta

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM kembali hadir dengan sajian ragam lagu dalam rangka memeringati pengukuhan guru besar Prof. Suyanta pada Selasa, 6 Agustus 2024 di selasar FMIPA UGM. Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan antara lain Ayun-Ayun, Sinom, Si Kucing, Nyidham Sari, Pangkur, dan lainnya dengan total kurang lebih 20 lagu.

Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan.

“Yang terdengar di bawah sekarang ini kok terdengar lebih nyamleng dari video (youtube),” puji Bambang selaku dosen FMIPA UGM saat mendengarkan sajian pertunjukkan dari tim karawitan.

Terlihat wajah ceria dari Prof. Suyanta saat menonton pertunjukkan yang dibawakan mengingat dirinya juga menjadi bagian dari tim karawitan di FMIPA UGM. Sesekali dirinya mengambil gambar dan mengajak makan dan foto bersama di akhir acara.

“Luar biasa, banyak antusiasme dari warga FMIPA sehingga Tim Karawitan Laras Sains makin dikenal. Kesan pesan untuk Prof. Yanta keren sekali, ing ngatase punya jabatan Profesor tapi kok lancar mbonang. Kalau dihitung waktunya ngga ketemu karena belajar mbonang itu sulit. Perjalanan jadi Profesor makin sulit lagi dan Profesor Yanta bisa menyeimbangkan keduanya keren sekali,” papar Viga, selaku Tim Karawitan FMIPA UGM.

Pentas karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Tempuh Puluhan Kilometer ke UGM dengan Sepeda, Simak Perjuangan Suyanta Raih Gelar Guru Besar

Balai Senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi suasana haru dan bangga atas perjuangan Prof. Dr. Suyanta, M.Si. dalam meraih gelar guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Dengan perlahan, Prof. Suyanta mencoba mengenang bagaimana perjalanannya hingga berada pada saat ini.

“Pada tahun 1980 saya berangkat naik sepeda onthel dari Bayat, Klaten ke kampus sejauh kurang lebih 40 kilometer. Memakan waktu kurang lebih 3 jam. Pada saat pulang juga sejauh 40 kilometer,’’ kenang Prof. Suyanta.

Pria kelahiran 64 tahun lalu tersebut menyelesaikan studi di tanah kelahirannya yaitu Klaten, Jawa Tengah melalui SD Wiro II, SMPN Bayat, SMAN 1 Klaten, hingga menyelesaikan program sarjana hingga doktor di Jurusan Kimia, FMIPA UGM. Sejak kecil, Prof. Suyanta telah terbiasa bekerja sembali menempuh studinya. Lahir sebagai anak petani tidak membuat dirinya menyerah untuk meraih impiannya dalam menamatkan studi.

“Sebelum kuliah di Yogyakarta, pekerjaan rutin saya di luar sekolah adalah ngarit (mencari rumput) dan mengembalakan sapi, serta membantu pekerjaan orang tua yang lain di sawah dan ladang,” cerita Prof. Suyanta.

Dirinya juga menceritakan perihal usahanya sejak duduk di bangku sekolah seperti berkeliling dari dusun ke dusun untuk berjualan es lilin dengan memikul termos es. Selain itu, dirinya dan temannya berusaha mengolah sebuah tanah dengan ditanami palawija di tepi Sungai Dengkeng yang merupakan lahan relokasi. Cerita masa perjuangannya membuat keluarga dan tamu undangan menitikan air mata dan larut dalam haru.

Setelah menamatkan studi di Kimia UGM, Prof. Suyanta mendedikasikan dirinya sebagai seorang dosen di Kimia UGM. Hingga saat ini, telah terhitung lebih dari 35 tahun dirinya menjadi dosen di Kimia UGM dan dikukuhkan menjadi guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik dengan judul penelitian Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Hasil penelitiannya memiliki keberanfaatan dalam penggunaan adsorben, katalis, dan biosensor.

“Saya bersyukur menjadi anggota staf pendidik di Departemen Kimia FMIPA UGM yang merupakan salah satu departemen dengan capaian tertinggi dalam memproduksi dosen bergelar doktor atau professor,” ungkap Prof. Suyanta.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Lebih dari 35 Tahun Menjadi Pendidik, Prof. Suyanta Kini Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Kimia Anorganik

Prof. Dr. Suyanta, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Prof. Suyanta akhirnya menyandang guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mewarnai serta berperan dalam perjalanan hidup saya selama lebih dari 35 tahun mengabdi sebagai dosen di Fakultas MIPA UGM,” ucap Prof. Suyanta dalam pidato yang disampaikan Selasa (6/8).

Dalam pengantar pidatonya, Prof. Suyanta menjelaskan mengenai tema penelitiannya yaitu terkait silika mesopori. Beliau menjelaskan bahwa silika mesopore adalah silika yang mengandung pori-pori dengan diameter sebesar 2-50 nanometer. Material tersebut merupakan material yang sangat penting dan menempati posisis super dalam ilmu bahan.

“Pori-pori dengan ukuran tersebut selain mampu membatasi pertumbuhan kristal sehingga mencegah aglomerasi nanopartikel, juga menstabilkan dan meningkatkan permukaan spesifik bahan yang terdispresi di dalamnya sehingga sangat berguna dalam aplikasi-aplikasi yang terkait dengan permukaan,” papar Prof. Suyanta.

Secara umum, Prof. Suyanta menyampaikan riwayat singkat penemuan, pengembangan metode sintesis, dan beberapa contoh aplikasinya sebagai adsorben, katalis, saringan molekuler, pengirim obat, dan biosensor. Kemudian, disampaikan juga mengenai potensi pengembangan riset dan aplikasi MCM-41 di masa depan.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Jaga Semangat Mahasiswa Baru hingga Akhir Studi, Ini Pesan Mahasiswa Berprestasi FMIPA UGM saat Pionir Pascal 2024

Pionir Pascal 2024 menjadi momen penyemangat tidak hanya bagi mahasiswa baru tetapi juga bagi Putri Salsabila selaku Mahasiswa Berprestasi FMIPA UGM 2024. Sosok mahasiswa di program studi Geofisika UGM ini mengaku bahwa dirinya mendapatkan semangat baru dari energi yang dirasakan di tengah mahasiswa baru saat menghadiri Pionir Pascal 2024.

“Aku excited banget karena ini sudah masuk tahun terakhirku kuliah. Ketemu mahasiswa baru seperti membangkitkan semangat lagi. Semoga Gamami (Gadjah Mada MIPA) bisa menjaga rasa excited mereka sampai di tahun terakhir mereka kuliah,” papar Putri saat menghadiri penutupan Pionir Pascal 2024 (1/8).

Walaupun sedang menjalankan kesibukan sebagai mahasiswa akhir, Putri menyempatkan hadir untuk memberikan semangat dan motivasi kepada mahasiswa baru. Dalam orasinya, Putri menyampaikan perihal agar teman-teman Gamami mau bermimpi dan punya tujuan sedini mungkin. Hal ini bertujuan agar selama perjalanan studi bisa mengatur strategi dan bisa memaksimalkan waktu selama di UGM.

“Teman-teman akan menghadapi kebingungan dan itu wajar. Tapi, itu justru akan membuat lebih kenal dengan diri sendiri. Kalian jalan di kampus tidak akan sendiri. Tetap jaga semangat. Percaya kalian punya mimpi dan potensi yang besar,” papar Putri saat menyampaikan orasi di Pionir Pascal 2024.

Dukungan berupa semangat dan motivasi melalui kegiatan Pionir Pascal di FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan bagi mahasiswa baru dan meningkatkan keterampilan kepemimpinan. Selain itu, upaya panitia dalam menekan produksi limbah sampah plastik menjadi cerminan dari SDGs nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Menjelang Pentas Perayaan Guru Besar, Tim Karawitan FMIPA UGM Lakukan Gladi Bersih Pentas

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan gladi bersih untuk persiapan acara pentas dalam rangka memeringati pengukuhan guru besar Prof. Suyanta pada Senin, 5 Agustus 2024 di selasar FMIPA UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim.

“Banyak format lagu yang baru. Awal tadi mikirnya susah tapi pas latihan ya lancar-lancar saja,” papar Dzulfa selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan antara lain Ayun-Ayun, Sesanti Gadjah Mada, Si Kucing, Nyidham Sari, Pangkur, dan lainnya dengan total kurang lebih 20 lagu. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan.

Gladi bersih yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Sukses Bina Panitia Pionir Pascal, Intip Dr. Chalis Sosok Koordinator Gugus di FMIPA UGM

Puncak acara sekaligus penutupan Pionir Pascal 2024 menjadi momen besar dan berharga bagi Dr. Chalis selaku Koordinator Gugus di FMIPA UGM. Pasalnya, sosok dosen di program studi Fisika UGM ini mampu meluangkan waktu di tengah kesibukannya sebagai pengajar dan peneliti untuk membersamai proses seluruh rangkaian dan panitia Pionir Pascal 2024 hingga berjalan lancar dan sukses sampai di hari penutupan.

“Saya sangat senang melihat mahasiswa begitu kreatif dan antusias dalam menjalankan misi menjadi representasi MIPA untuk menyambut keluarga baru MIPA serta memperkenalkan MIPA kepada Gamami (Gadjah Mada MIPA). Saya sangat terkesan dengan proses pengenalan kampus MIPA kepada Gamami dapat dikemas dalam berbagai aktifitas yang menarik dan meriah, tergambar dari kebahagiaan Gamami mengikuti Pascal selama 2 hari. Semua kegiatan didesain secara mandiri oleh mahasiswa, saya sebagai Korgus hanya menjaga gawang agar semua konsep dan pelaksanaan mengikuti aturan yang ada yang tertuang dalam pakta integritas,” ungkap Dr. Chalis.

Namun, di balik suksesnya acara Pionir Pascal, ada beberapa lika-liku yang dijalani bersama segenap panitia lainnya.

“Ini adalah pertama kali menjadi Koordinator Gugus (Korgus) dan juga merupakan kali pertama terlibat dalam kegaiatan Pionir. Banyak hal yang harus dipelajari mandiri seperti alur koordinasi, bagaimana memilih panitia mahasiswa, pertanggungjawaban ke Fakultas dan Universitas. Tidak hanya memastikan bahwa acara Pionir Pascal berjalan dengan baik namun juga harus mengawal seluruh aktifitas Pionir di Gugus Herman Yohanes (MIPA) hari pertama hingga akhir. Korgus juga harus menguasai seluruh materi dan acara termasuk games karena harus siap menjadi pemateri di sesi apapun jika dibutuhkan,” papar Dr. Chalis.

Selain itu, Dr. Chalis jugaa menyampaikan bahwa tantangan terbesar bagi Korgus baru seperti dirinya adalah mendesain aktifitas Darma Bakti Kampus (DBK) untuk mahasiswa MIPA yang tidak lulus Pionir. Hal ini tidak mudah baginya selain karena masih penugasan yang baru, dirinya juga harus memastikan bobot materi dan jam kegiatan DBK ekuivalen dengan Pionir.

Usai terselenggaranya Pionir Pascal di FMIPA UGM, Dr. Chalis berharap agar Pionir Pascal dapat dipersiapkan lebih awal.

“Sebaiknya Februari sudah mulai dipilih kordum dan dibentuk panitia. Tahun ini kepanitiaan Pascal dibentuk agak terlambat. Namun, panitia mahasiswa begerak begitu cepat dan adaptif dalam mengejar tenggat waktu pembuatan konsep dan review dari tim Task Force yang begitu singkat. Sebaiknya juga ada transfer materi kepada Korgus berikutnya agar proses pemahaman tugas dan tanggung jawab Korgus lebih cepat,” kat Dr. Chalis.

Harapan lain yang turut disampaikan adalah sebaiknya terdapat komunikasi lebih baik dengan universitas yang memiliki akses ke mahasiswa baru dalam rangka meningkatkan partisipasi Gamada, khususnya Gamami di Pionir dan Pionir Pascal.

Terselenggaranya kegiatan Pionir Pascal di FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan bagi mahasiswa baru dan meningkatkan keterampilan kepemimpinan bagi panitia Pionir Pascal FMIPA UGM. Selain itu, upaya panitia dalam menekan produksi limbah sampah plastik menjadi cerminan dari SDGs nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Presiden BEM FMIPA UGM Beri Semangat dan Motivasi kepada Mahasiswa Baru Saat Pionir Pascal

Pionir Pascal 2024 menjadi momen penyemangat tidak hanya bagi mahasiswa baru tetapi juga bagi Guntur selaku Presiden BEM FMIPA UGM. Pasalnya, sosok mahasiswa di program studi Matematika UGM ini mengaku bahwa dirinya mendapatkan semangat baru dari energi yang dirasakan di tengah mahasiswa baru saat menghadiri Pionir Pascal 2024.

“Ketemu mahasiswa baru jadi dapet semangat yang baru. Sangat senang bertemu dengan Gamami (Gadjah Mada MIPA),” papar Guntur saat menghadiri penutupan Pionir Pascal 2024 (1/8).

Walaupun sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata, Guntur menyempatkan hadir untuk memberikan semangat dan motivasi kepada mahasiswa baru. Dalam orasinya, Guntur menyampaikan perihal agar teman-teman Gamami dapat bertahan di FMIPA dan memanfaatkan di tahun pertama untuk eksplorasi di banyak hal. Selanjutnya, dirinya juga akan menanti partisipasi mahasiswa baru untuk bergabung di BEM FMIPA UGM.

Selain itu, Guntur juga mengarahkan mahasiswa baru untuk mengikuti unit kegiatan mahasiswa di tingkat fakultas seperti himpunan mahasiswa sesuai jurusan, organisasi pecinta alam, organisas kepenulisan, dan lainnya sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa.

Sebagai mantan Koordinator Umum Pionir Pascal di tahun sebelumnya, Guntur juga menyampaikan harapan untuk Pionir Pascal 2024.

“Harapannya, Pionir Pascal bisa menjadi titik balik di mana minat organisasi mahasiswa bisa kembali lagi. Banyak hal seperti softskil bisa didapat di organisasi,” papar Guntur.

Dukungan berupa semangat dan motivasi melalui kegiatan Pionir Pascal di FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan bagi mahasiswa baru dan meningkatkan keterampilan kepemimpinan. Selain itu, upaya panitia dalam menekan produksi limbah sampah plastik menjadi cerminan dari SDGs nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswi Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Bangun Akses Pembelajaran bagi Teman-Teman Marginal melalui Platform Mejabelajar

Fitriana Arlyn Rahayu, mahasiswi Ilmu Aktuaria angkatan 2021 menceritakan kisah inspiratif di balik platform pembelajaran gratis yang dibangun Arlyn dan teman-temannya yaitu Mejabelajar. Platform ini hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap teman-teman yang menghadapi keterbatasan ekonomi, sosial, dan geografis.

Mejabelajar (@mejabelajaredu di instagram) adalah sebuah platform pembelajaran gratis yang dikhususkan untuk teman-teman marginal dari segi ekonomi, sosial, ataupun geografis. Semua pembelajaran ini gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun, dan diselenggarakan secara daring. Saat ini, mereka mengajar di jenjang SMP dan SMA sederajat. Platform ini telah berdiri sejak 2020 tetapi baru digeluti secara serius pada awal 2021. Awalnya, Arlyn dan 2 teman lainnya merasa memiliki privilege yang besar dari kehidupan di kota dan sekolah dengan sistem yang bagus dan terpadu. Mereka menyayangkan jika teman-teman yang punya potensi luar biasa tidak bisa merasakan privilege ini juga.

Ide awal muncul dari teman baik Arlyn yakni Tubagus Daffa yang mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama membangun suatu bentuk kontribusi kepada masyarakat. Sistem yang diterapkan Mejabelajar cukup sederhana. Selama teman-teman memenuhi 1 dari 3 syarat yakni syarat marginal ekonomi, sosial, ataupun geografis, mereka bisa mendaftar dengan mengisi formulir yang ada di media sosial mejabelajaredu. Teman-teman kemudian dapat mengikuti kelas Mejabelajar yang diadakan setiap 2 kali per pekan secara daring melalui Zoom Meeting.

Sasaran peserta adalah siswa-siswi SMP dan SMA sederajat yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial, atau geografis. Keterbatasan ekonomi ditandai dengan memiliki KIP atau KJP, keterbatasan sosial bisa berarti mereka menghadapi masalah kerumahtanggaan yang tidak harmonis atau berasal dari panti sosial atau asuhan. Sedangkan keterbatasan geografis ditujukan untuk teman-teman yang tinggal di luar kawasan Jabodetabek.

Mejabelajar mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG nomor 10: Mengurangi Kesenjangan. Dengan menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan adil, platform ini berkontribusi pada peningkatan peluang belajar bagi semua kalangan, terutama mereka yang kurang beruntung.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: instagram @mejabelajaredu
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Tim Karawitan FMIPA UGM Tampil dalam Pentas Perayaan Guru Besar Prof. Suyanta

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM kembali hadir dengan sajian ragam lagu dalam rangka memeringati pengukuhan guru besar Prof. Suyanta pada Selasa, 6 Agustus 2024 di selasar FMIPA UGM. Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan antara lain Ayun-Ayun, Sinom, Si Kucing, Nyidham Sari, Pangkur, dan lainnya dengan total kurang lebih 20 lagu.

Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan.

“Yang terdengar di bawah sekarang ini kok terdengar lebih nyamleng dari video (youtube),” puji Bambang selaku dosen FMIPA UGM saat mendengarkan sajian pertunjukkan dari tim karawitan.

Terlihat wajah ceria dari Prof. Suyanta saat menonton pertunjukkan yang dibawakan mengingat dirinya juga menjadi bagian dari tim karawitan di FMIPA UGM. Sesekali dirinya mengambil gambar dan mengajak makan dan foto bersama di akhir acara.

“Luar biasa, banyak antusiasme dari warga FMIPA sehingga Tim Karawitan Laras Sains makin dikenal. Kesan pesan untuk Prof. Yanta keren sekali, ing ngatase punya jabatan Profesor tapi kok lancar mbonang. Kalau dihitung waktunya ngga ketemu karena belajar mbonang itu sulit. Perjalanan jadi Profesor makin sulit lagi dan Profesor Yanta bisa menyeimbangkan keduanya keren sekali,” papar Viga, selaku Tim Karawitan FMIPA UGM.

Pentas karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Tempuh Puluhan Kilometer ke UGM dengan Sepeda, Simak Perjuangan Suyanta Raih Gelar Guru Besar

Balai Senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi suasana haru dan bangga atas perjuangan Prof. Dr. Suyanta, M.Si. dalam meraih gelar guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Dengan perlahan, Prof. Suyanta mencoba mengenang bagaimana perjalanannya hingga berada pada saat ini.

“Pada tahun 1980 saya berangkat naik sepeda onthel dari Bayat, Klaten ke kampus sejauh kurang lebih 40 kilometer. Memakan waktu kurang lebih 3 jam. Pada saat pulang juga sejauh 40 kilometer,’’ kenang Prof. Suyanta.

Pria kelahiran 64 tahun lalu tersebut menyelesaikan studi di tanah kelahirannya yaitu Klaten, Jawa Tengah melalui SD Wiro II, SMPN Bayat, SMAN 1 Klaten, hingga menyelesaikan program sarjana hingga doktor di Jurusan Kimia, FMIPA UGM. Sejak kecil, Prof. Suyanta telah terbiasa bekerja sembali menempuh studinya. Lahir sebagai anak petani tidak membuat dirinya menyerah untuk meraih impiannya dalam menamatkan studi.

“Sebelum kuliah di Yogyakarta, pekerjaan rutin saya di luar sekolah adalah ngarit (mencari rumput) dan mengembalakan sapi, serta membantu pekerjaan orang tua yang lain di sawah dan ladang,” cerita Prof. Suyanta.

Dirinya juga menceritakan perihal usahanya sejak duduk di bangku sekolah seperti berkeliling dari dusun ke dusun untuk berjualan es lilin dengan memikul termos es. Selain itu, dirinya dan temannya berusaha mengolah sebuah tanah dengan ditanami palawija di tepi Sungai Dengkeng yang merupakan lahan relokasi. Cerita masa perjuangannya membuat keluarga dan tamu undangan menitikan air mata dan larut dalam haru.

Setelah menamatkan studi di Kimia UGM, Prof. Suyanta mendedikasikan dirinya sebagai seorang dosen di Kimia UGM. Hingga saat ini, telah terhitung lebih dari 35 tahun dirinya menjadi dosen di Kimia UGM dan dikukuhkan menjadi guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik dengan judul penelitian Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Hasil penelitiannya memiliki keberanfaatan dalam penggunaan adsorben, katalis, dan biosensor.

“Saya bersyukur menjadi anggota staf pendidik di Departemen Kimia FMIPA UGM yang merupakan salah satu departemen dengan capaian tertinggi dalam memproduksi dosen bergelar doktor atau professor,” ungkap Prof. Suyanta.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Lebih dari 35 Tahun Menjadi Pendidik, Prof. Suyanta Kini Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Kimia Anorganik

Prof. Dr. Suyanta, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Prof. Suyanta akhirnya menyandang guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mewarnai serta berperan dalam perjalanan hidup saya selama lebih dari 35 tahun mengabdi sebagai dosen di Fakultas MIPA UGM,” ucap Prof. Suyanta dalam pidato yang disampaikan Selasa (6/8).

Dalam pengantar pidatonya, Prof. Suyanta menjelaskan mengenai tema penelitiannya yaitu terkait silika mesopori. Beliau menjelaskan bahwa silika mesopore adalah silika yang mengandung pori-pori dengan diameter sebesar 2-50 nanometer. Material tersebut merupakan material yang sangat penting dan menempati posisis super dalam ilmu bahan.

“Pori-pori dengan ukuran tersebut selain mampu membatasi pertumbuhan kristal sehingga mencegah aglomerasi nanopartikel, juga menstabilkan dan meningkatkan permukaan spesifik bahan yang terdispresi di dalamnya sehingga sangat berguna dalam aplikasi-aplikasi yang terkait dengan permukaan,” papar Prof. Suyanta.

Secara umum, Prof. Suyanta menyampaikan riwayat singkat penemuan, pengembangan metode sintesis, dan beberapa contoh aplikasinya sebagai adsorben, katalis, saringan molekuler, pengirim obat, dan biosensor. Kemudian, disampaikan juga mengenai potensi pengembangan riset dan aplikasi MCM-41 di masa depan.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Jaga Semangat Mahasiswa Baru hingga Akhir Studi, Ini Pesan Mahasiswa Berprestasi FMIPA UGM saat Pionir Pascal 2024

Pionir Pascal 2024 menjadi momen penyemangat tidak hanya bagi mahasiswa baru tetapi juga bagi Putri Salsabila selaku Mahasiswa Berprestasi FMIPA UGM 2024. Sosok mahasiswa di program studi Geofisika UGM ini mengaku bahwa dirinya mendapatkan semangat baru dari energi yang dirasakan di tengah mahasiswa baru saat menghadiri Pionir Pascal 2024.

“Aku excited banget karena ini sudah masuk tahun terakhirku kuliah. Ketemu mahasiswa baru seperti membangkitkan semangat lagi. Semoga Gamami (Gadjah Mada MIPA) bisa menjaga rasa excited mereka sampai di tahun terakhir mereka kuliah,” papar Putri saat menghadiri penutupan Pionir Pascal 2024 (1/8).

Walaupun sedang menjalankan kesibukan sebagai mahasiswa akhir, Putri menyempatkan hadir untuk memberikan semangat dan motivasi kepada mahasiswa baru. Dalam orasinya, Putri menyampaikan perihal agar teman-teman Gamami mau bermimpi dan punya tujuan sedini mungkin. Hal ini bertujuan agar selama perjalanan studi bisa mengatur strategi dan bisa memaksimalkan waktu selama di UGM.

“Teman-teman akan menghadapi kebingungan dan itu wajar. Tapi, itu justru akan membuat lebih kenal dengan diri sendiri. Kalian jalan di kampus tidak akan sendiri. Tetap jaga semangat. Percaya kalian punya mimpi dan potensi yang besar,” papar Putri saat menyampaikan orasi di Pionir Pascal 2024.

Dukungan berupa semangat dan motivasi melalui kegiatan Pionir Pascal di FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan bagi mahasiswa baru dan meningkatkan keterampilan kepemimpinan. Selain itu, upaya panitia dalam menekan produksi limbah sampah plastik menjadi cerminan dari SDGs nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Menjelang Pentas Perayaan Guru Besar, Tim Karawitan FMIPA UGM Lakukan Gladi Bersih Pentas

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan gladi bersih untuk persiapan acara pentas dalam rangka memeringati pengukuhan guru besar Prof. Suyanta pada Senin, 5 Agustus 2024 di selasar FMIPA UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim.

“Banyak format lagu yang baru. Awal tadi mikirnya susah tapi pas latihan ya lancar-lancar saja,” papar Dzulfa selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan antara lain Ayun-Ayun, Sesanti Gadjah Mada, Si Kucing, Nyidham Sari, Pangkur, dan lainnya dengan total kurang lebih 20 lagu. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan.

Gladi bersih yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Sukses Bina Panitia Pionir Pascal, Intip Dr. Chalis Sosok Koordinator Gugus di FMIPA UGM

Puncak acara sekaligus penutupan Pionir Pascal 2024 menjadi momen besar dan berharga bagi Dr. Chalis selaku Koordinator Gugus di FMIPA UGM. Pasalnya, sosok dosen di program studi Fisika UGM ini mampu meluangkan waktu di tengah kesibukannya sebagai pengajar dan peneliti untuk membersamai proses seluruh rangkaian dan panitia Pionir Pascal 2024 hingga berjalan lancar dan sukses sampai di hari penutupan.

“Saya sangat senang melihat mahasiswa begitu kreatif dan antusias dalam menjalankan misi menjadi representasi MIPA untuk menyambut keluarga baru MIPA serta memperkenalkan MIPA kepada Gamami (Gadjah Mada MIPA). Saya sangat terkesan dengan proses pengenalan kampus MIPA kepada Gamami dapat dikemas dalam berbagai aktifitas yang menarik dan meriah, tergambar dari kebahagiaan Gamami mengikuti Pascal selama 2 hari. Semua kegiatan didesain secara mandiri oleh mahasiswa, saya sebagai Korgus hanya menjaga gawang agar semua konsep dan pelaksanaan mengikuti aturan yang ada yang tertuang dalam pakta integritas,” ungkap Dr. Chalis.

Namun, di balik suksesnya acara Pionir Pascal, ada beberapa lika-liku yang dijalani bersama segenap panitia lainnya.

“Ini adalah pertama kali menjadi Koordinator Gugus (Korgus) dan juga merupakan kali pertama terlibat dalam kegaiatan Pionir. Banyak hal yang harus dipelajari mandiri seperti alur koordinasi, bagaimana memilih panitia mahasiswa, pertanggungjawaban ke Fakultas dan Universitas. Tidak hanya memastikan bahwa acara Pionir Pascal berjalan dengan baik namun juga harus mengawal seluruh aktifitas Pionir di Gugus Herman Yohanes (MIPA) hari pertama hingga akhir. Korgus juga harus menguasai seluruh materi dan acara termasuk games karena harus siap menjadi pemateri di sesi apapun jika dibutuhkan,” papar Dr. Chalis.

Selain itu, Dr. Chalis jugaa menyampaikan bahwa tantangan terbesar bagi Korgus baru seperti dirinya adalah mendesain aktifitas Darma Bakti Kampus (DBK) untuk mahasiswa MIPA yang tidak lulus Pionir. Hal ini tidak mudah baginya selain karena masih penugasan yang baru, dirinya juga harus memastikan bobot materi dan jam kegiatan DBK ekuivalen dengan Pionir.

Usai terselenggaranya Pionir Pascal di FMIPA UGM, Dr. Chalis berharap agar Pionir Pascal dapat dipersiapkan lebih awal.

“Sebaiknya Februari sudah mulai dipilih kordum dan dibentuk panitia. Tahun ini kepanitiaan Pascal dibentuk agak terlambat. Namun, panitia mahasiswa begerak begitu cepat dan adaptif dalam mengejar tenggat waktu pembuatan konsep dan review dari tim Task Force yang begitu singkat. Sebaiknya juga ada transfer materi kepada Korgus berikutnya agar proses pemahaman tugas dan tanggung jawab Korgus lebih cepat,” kat Dr. Chalis.

Harapan lain yang turut disampaikan adalah sebaiknya terdapat komunikasi lebih baik dengan universitas yang memiliki akses ke mahasiswa baru dalam rangka meningkatkan partisipasi Gamada, khususnya Gamami di Pionir dan Pionir Pascal.

Terselenggaranya kegiatan Pionir Pascal di FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan bagi mahasiswa baru dan meningkatkan keterampilan kepemimpinan bagi panitia Pionir Pascal FMIPA UGM. Selain itu, upaya panitia dalam menekan produksi limbah sampah plastik menjadi cerminan dari SDGs nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Presiden BEM FMIPA UGM Beri Semangat dan Motivasi kepada Mahasiswa Baru Saat Pionir Pascal

Pionir Pascal 2024 menjadi momen penyemangat tidak hanya bagi mahasiswa baru tetapi juga bagi Guntur selaku Presiden BEM FMIPA UGM. Pasalnya, sosok mahasiswa di program studi Matematika UGM ini mengaku bahwa dirinya mendapatkan semangat baru dari energi yang dirasakan di tengah mahasiswa baru saat menghadiri Pionir Pascal 2024.

“Ketemu mahasiswa baru jadi dapet semangat yang baru. Sangat senang bertemu dengan Gamami (Gadjah Mada MIPA),” papar Guntur saat menghadiri penutupan Pionir Pascal 2024 (1/8).

Walaupun sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata, Guntur menyempatkan hadir untuk memberikan semangat dan motivasi kepada mahasiswa baru. Dalam orasinya, Guntur menyampaikan perihal agar teman-teman Gamami dapat bertahan di FMIPA dan memanfaatkan di tahun pertama untuk eksplorasi di banyak hal. Selanjutnya, dirinya juga akan menanti partisipasi mahasiswa baru untuk bergabung di BEM FMIPA UGM.

Selain itu, Guntur juga mengarahkan mahasiswa baru untuk mengikuti unit kegiatan mahasiswa di tingkat fakultas seperti himpunan mahasiswa sesuai jurusan, organisasi pecinta alam, organisas kepenulisan, dan lainnya sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa.

Sebagai mantan Koordinator Umum Pionir Pascal di tahun sebelumnya, Guntur juga menyampaikan harapan untuk Pionir Pascal 2024.

“Harapannya, Pionir Pascal bisa menjadi titik balik di mana minat organisasi mahasiswa bisa kembali lagi. Banyak hal seperti softskil bisa didapat di organisasi,” papar Guntur.

Dukungan berupa semangat dan motivasi melalui kegiatan Pionir Pascal di FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan bagi mahasiswa baru dan meningkatkan keterampilan kepemimpinan. Selain itu, upaya panitia dalam menekan produksi limbah sampah plastik menjadi cerminan dari SDGs nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswi Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Bangun Akses Pembelajaran bagi Teman-Teman Marginal melalui Platform Mejabelajar

Fitriana Arlyn Rahayu, mahasiswi Ilmu Aktuaria angkatan 2021 menceritakan kisah inspiratif di balik platform pembelajaran gratis yang dibangun Arlyn dan teman-temannya yaitu Mejabelajar. Platform ini hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap teman-teman yang menghadapi keterbatasan ekonomi, sosial, dan geografis.

Mejabelajar (@mejabelajaredu di instagram) adalah sebuah platform pembelajaran gratis yang dikhususkan untuk teman-teman marginal dari segi ekonomi, sosial, ataupun geografis. Semua pembelajaran ini gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun, dan diselenggarakan secara daring. Saat ini, mereka mengajar di jenjang SMP dan SMA sederajat. Platform ini telah berdiri sejak 2020 tetapi baru digeluti secara serius pada awal 2021. Awalnya, Arlyn dan 2 teman lainnya merasa memiliki privilege yang besar dari kehidupan di kota dan sekolah dengan sistem yang bagus dan terpadu. Mereka menyayangkan jika teman-teman yang punya potensi luar biasa tidak bisa merasakan privilege ini juga.

Ide awal muncul dari teman baik Arlyn yakni Tubagus Daffa yang mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama membangun suatu bentuk kontribusi kepada masyarakat. Sistem yang diterapkan Mejabelajar cukup sederhana. Selama teman-teman memenuhi 1 dari 3 syarat yakni syarat marginal ekonomi, sosial, ataupun geografis, mereka bisa mendaftar dengan mengisi formulir yang ada di media sosial mejabelajaredu. Teman-teman kemudian dapat mengikuti kelas Mejabelajar yang diadakan setiap 2 kali per pekan secara daring melalui Zoom Meeting.

Sasaran peserta adalah siswa-siswi SMP dan SMA sederajat yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial, atau geografis. Keterbatasan ekonomi ditandai dengan memiliki KIP atau KJP, keterbatasan sosial bisa berarti mereka menghadapi masalah kerumahtanggaan yang tidak harmonis atau berasal dari panti sosial atau asuhan. Sedangkan keterbatasan geografis ditujukan untuk teman-teman yang tinggal di luar kawasan Jabodetabek.

Mejabelajar mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG nomor 10: Mengurangi Kesenjangan. Dengan menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan adil, platform ini berkontribusi pada peningkatan peluang belajar bagi semua kalangan, terutama mereka yang kurang beruntung.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: instagram @mejabelajaredu
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate