Search
Search
Search

mipa

Pentingnya Implementasi Contextual Learning dalam Pendidikan

“Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning” 2024 menyajikan peranan penting Contextual Learning pada sesi pemaparan materi yang kedua. Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, MMedEd, PhD selaku narasumber menjelaskan bahwa dalam pendidikan, anak-anak sering kali hanya menghafal materi tanpa memahami implementasinya secara kontekstual.

“Dalam materi pembelajaran, visualisasi asli sangat penting untuk mendukung proses belajar. Rasa ingin tahu adalah hal utama yang memulai aktivitas belajar. Pertanyaan “mengapa” menjadi dasar dimulainya suatu pembelajaran untuk mengetahui tujuan dari proses tersebut dan dapat menjadi pemicu pemecahan masalah dalam tugas sehari-hari,” ungkap Prof. Gandes.

Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata agar siswa dapat memahami makna dan relevansi dari apa yang mereka pelajari. Prinsip utamanya adalah terkait dengan kehidupan nyata, pembelajaran kolaboratif, keterlibatan aktif, dan refleksi. Pembelajaran ini melibatkan penggunaan panca indra dalam memahami mata pelajaran dan fungsionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat 2 teori yang menjadi fundamental dalam contextual learning yakni teori belajar tentang memori manusia menyebutkan bahwa proses belajar dimulai dari stimulus yang merangsang semua indera kita dan teori motivasi ARCS Model menangkap minat dan rasa ingin tahu siswa melalui attention, relevance, confidence, dan satisfaction dengan pemberian reward and punishment. Dalam pembelajaran kontekstual, perhatian dan relevansi sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kepuasan siswa.

Implementasi pembelajaran kontekstual berkaitan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) antara lain SDGs nomor 4 yakni mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas untuk semua, SDGs 8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak melalui pendidikan yang relevan dan bermakna dan SDGs 9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur yang mendorong inovasi serta pengembangan infrastruktur pendidikan yang tangguh dan inklusif.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Esensi Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA dalam Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning 2024

Sesi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning menyajikan materi tentang Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA. Materi ini berfokus pada peran pendidik dalam memegang tanggung jawab penuh untuk membimbing anak-anak menuju masa depan yang cerah. Melalui program Merdeka Belajar, anak-anak dipersiapkan menjadi pemimpin, presiden, CEO, dan pengusaha masa depan.

“Abad ini merupakan abad Asia, dengan bonus demografi yang menjadi potensi kekuatan ekonomi terbesar,”

Papar Prof Nizam Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. selaku narasumber. Beberapa negara yang memasuki bonus demografi dan peningkatan teknologi menghadapi tantangan penuaan penduduk. Semua ini memerlukan persiapan panjang untuk mencapai bonus demografi ekonomi yang tinggi.

“Di negara-negara maju, kunci keberhasilan terletak pada 3 hal: sumber daya manusia (SDM) yang inovatif, kreatif, serta inovasi. Negara-negara tersebut menginvestasikan biaya lebih untuk riset dan pengembangan teknologi. Untuk menjadi negara maju, kita harus berbasis pada inovasi sebagai kunci dalam pengembangan ekonomi,” ungkap beliau.

Pendidik dan generasi muda menghadapi tantangan dalam mempersiapkan keterampilan dan kompetensi baru pada Industri 4.0 ini. Pembelajaran yang diantisipasi menjadi jiwa dan prinsip dalam kurikulum Merdeka Belajar. Menanamkan kunci “ku tahu yang ku mau” penting untuk generasi muda. Guru diharapkan mendampingi mereka menemukan masa depan dengan menginspirasi mata pelajaran. Generasi muda harus menjadi pemecah masalah kompleks dengan growth mindset yang kuat untuk mengilhami berbagai disiplin ilmu.

Melalui Kampus Merdeka, anak-anak diberi kesempatan mempelajari berbagai disiplin ilmu dan membentuk jiwa pelajar Pancasila dalam diri generasi muda. Sesi materi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning juga berkaitan dengan SDGs nomor 4, 8 dan 9. Merdeka Belajar mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak untuk semua serta membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendukung inovasi.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Heri Prakosa Wibowo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kabar Gembira untuk SMA/MA se-Indonesia, FMIPA UGM Beri Dukungan Potensi Kerja Sama

Raut wajah gembira dan antusias ratusan guru dan kepala sekolah tercemin saat mereka melihat berbagai tawaran potensi kerja sama dari FMIPA UGM dalam rangka mendukung pendidikan di level SMA/MA. Melalui acara workshop dan pameran inovasi karya dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM, para pendidik dari berbagai asal di Indonesia berkesempatan mendapat pelatihan dan potensi kerja sama khususnya dalam peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

Harapannya, siswa-siswi Bapak dan Ibu berkenan untuk menerima undangan yang mau imaging program, tetapi ini masih disusun. Program ini nantinya akan dilaksanakan di saat siswa sedang tidak menjalani pembelajaran, misalnya seperti awal semester. Jadi, nanti kami akan mengirimkan tim untuk memberikan bimbingan,” ucap Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan FMIPA UGM.

Ada 9 potensi kerja sama yang ditawarkan FMIPA UGM untuk sekolah-sekolah di level SMA/MA yaitu Program Immersion, Kunjungan Edukatif, Porgram Bimbingan dan Mentoring, Workshop dan Seminar, Kompetisi dan Olimpiade Sains, Program Magang, Pelatihan Guru, Kerja Sama Kurikulum, dan Beasiswa dan Bantuan Pendidikan.

Agenda penjajakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan sekolah-sekolah di tingkat SMA/MA melalui acara workshop dan pameran inovasi karya tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Cara Unik Mengajar Prof. Suyanta di Kelas Menjadi Sorotan dan Hal Menarik untuk Mahasiswanya

Perjuangan hidup menempuh puluhan kilometer saat kuliah membuahkan hasil yang indah. Kisah inspiratif Prof. Suyanta menjadi perbincangan manis pada pengukuhan guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Kisah menariknya saat mengajar mahasiswa Kimia menjadi hal yang unik dan terus teringat oleh mahasiswanya.

Dalam keterangan, mahasiswanya Prof. Suyanta merupakan sosok yang mengajar di mata kuliah Kimia Organologam dan Bioanorganik. Mata kuliah tersebut sesuai dengan bidang beliau yaitu Kimia Anorganik. Beliau juga mengampu mata kuliah pilihan Ekologi yang lebih fokus ke bidang lingkungan.

“Cara beliau mengajar di kelas terbilang sangat unik karena selalu membawa tongkat yang multifungsi, dimana tongkat itu bisa digunakan untuk menunjuk poin saat mengajar dan menunjuk mahasiswanya,” papar Sabrina Fadila salah satu mahasiswa Kimia, dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Keunikan cara Prof. Suyanta mengajar menjadi hal menarik yang terus teringat oleh para mahasiswanya. Dengan menyelipkan gurauan dan cerita-cerita singkat saat mengajar membuat para mahasiswanya tidak terlalu tegang.

“Kesan pertamaku diajar oleh Prof. Suyanta itu kupikir beliau dosen yang galak, namun ternyata tidak beliau sangat baik!” papar Aini Andriani salah satu mahasiswa Kimia, dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Selain itu, Prof. Suyanta juga merupakan sosok yang on point ketika menjawab pertanyaan dari mahasiswanya, dan sangat detail dan mudah dipahami saat menerangkan pelajaran kepada para mahasiswanya.

“Aku suka mata kuliah Ekologi dan Kimia Organologam Bioanorganik saat diajar beliau. Alasannya karena beliau santai dan sering bercanda di kelas. Jadi rasanya enjoy selama kelas,” papar Sabrina Fadila.

Kisah menarik dan cara unik mengajar Prof. Suyanta menjadi pengalaman yang berkesan oleh mahasiswanya terutama mahasiswa Kimia. Tiga puluh lima tahun mengabdi tanpa mengenal lelah menjadi dosen membuahkan hasil yang manis hingga akhirnya dikukuhkan menjadi guru besar dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya.

Kisah inspiratif dan dedikasi Prof. Suyanta merupakan implementasi dari SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan.

 

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

FMIPA UGM Perluas Kerja Sama dengan SMA/MA Se-Indonesia: Dukung Implementasi Merdeka Belajar

FMIPA UGM memperluas kerja sama dengan SMA/MA se-Indonesia melalui acara workshop dan pameran inovasi karya dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia seperti Riau, Solo, Blitar, Boyolali, dan lainnya. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center serta merupakan bagian dari rangkaian acara Workshop dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning.

“Kami menyambut baik untuk bapak dan ibu kepala sekolah serta guru untuk datang ke Taiwan dalam mencapai impian (studi dan karir),” papar Prof. Cheng Shuenn Ren, Ph.D., selaku Vice President Cheng Shiu University Taiwan.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. turut memberikan sambutan dalam acara ini serta mendukung berbagai bentuk kerja sama yang akan dilakukan dengan pihak sekolah. Prof. Kuwat mempresentasikan berbagai potensi kerja sama yang bisa dijalin antara FMIPA UGM dengan sekolah seperti beasiswa, pelatihan guru, program magang, dan kunjungan edukatif.

“Acara ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center dengan mengundang pimpinan sekolah di seluruh Indonesia dalam rangka berdiskusi menatap masa depan. Lulusan kita tidak hanya kerja di dalam negeri tetapi juga menadi warga global,” papar Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. saat memberikan sambutan acara.

Selain mendapatkan workshop atau pelatihan mengenai implementasi Merdeka Belajar, para peserta juga dapat mendatangi pameran inovasi karya yang dapat diceritakan kepada siswa-siswa di sekolah. Para kepala sekolah dan guru pun dapat langsung mencoba alat-alat hasil karya inovasi di FMIPA UGM.

“Sangat meriah ya, mereka antusias nanya-nanya tentang Matematika. Jadi, lulusan Matematika tidak sebatas menjadi guru saja tetapi bisa menjadi praktisi dan memecahkan masalah di lingkungan dengan implementasi ilmu Matematika,” papar Silvina selaku mahasiswa S2 Matematika sekaligus penjaga stand pameran.

“Harapannya kami bisa bermitra dengan FMIPA UGM dengan memberikan fasilitas praktikum laboratorium di bidang Kromatografi dan laboratorium Anorganik Kimia. Misal, untuk persiapan lomba penelitian pelajaran dan uji sampel,” papar Luqman Fikry Amarullah, Kepala Sekolah SMA Masa Depan Kalasan.

Agenda penjajakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan sekolah-sekolah di tingkat SMA/MA melalui acara workshop dan pameran inovasi karya tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Pameran Inovasi Karya FMIPA UGM Pukau Ratusan Guru dan Kepala Sekolah Se-Indonesia

FMIPA UGM menyelenggarakan Pameran Inovasi Karya yang merupakan hasil riset dan penelitian di FMIPA UGM pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia seperti Riau, Solo, Blitar, Boyolali, dan lainnya. Acara pameran tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Workshop dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning.

“Acara ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center dengan mengundang pimpinan sekolah di seluruh Indonesia dalam rangka berdiskusi menatap masa depan. Lulusan kita tidak hanya kerja di dalam negeri tetapi juga menadi warga global,” papar Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. saat memberikan sambutan acara.

Beragam hasil penelitian disuguhkan oleh masing-masing departemen dan program studi di FMIPA UGM. Para guru dan kepala sekolah tidak hanya dapat melihat tetapi juga mencoba hasil karya inovasi yang ada. Salah satu guru mencoba membuat getaran untuk melakukan percobaan deteksi getaran melalui alat seismograf milik program studi Geofisika. Di sisi lain, ada kepala sekolah yang turut mencoba mengendarai kursi roda pintar yang dapat dikontrol secara manual menggunakan konsol.

Seru, pesertanya antusias. Mereka penasaran dengan teknologi yang dikembangkan. Beberapa guru tertarik untuk mengenal lebih dekat dan risetnya apa saja,” papar Akbar, mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi selaku penjaga pameran.

Dirinya juga berharap pameran ini dapat membuka wawasan pada guru atau calon mahasiswa baru untuk tertarik di bidang robotika dan elektronika.

“Harapannya supaya anak-anak siswa dapat berkembang dan menambah wawasan. Anak-anak juga lebih berani menciptakan karya,” papar Ade Fathanah, S.Pd.i.

Banyak dari guru dan kepala sekolah tertarik dengan inovasi yang dipamerkan untuk kemudian diceritakan kepada siswa-siswinya di sekolah dalam rangka memberikan informasi dan inspirasi terhadap ilmu sains.

Agenda pameran yang digelar oleh FMIPA UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Ratusan Guru dan Kepala Sekolah Se-indonesia Ikuti Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning di FMIPA UGM

FMIPA UGM menggelar Workshop dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia seperti Riau, Solo, Blitar, Boyolali, dan lainnya. Dalam hal ini, Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. menyambut sekaligus membuka acara melalui sambutan yang diberikan.

“Kami ingin selalu hadir dalam mengakselerasi dan meningkatkan kualitas seta kuantitas pembelajaran yang dampaknya bisa sampai ke jenjang universitas,” papar Prof. Kuwat saat memberikan sambutan Kamis (8/8).

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dan tanya jawab dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA yang disampaikan oleh Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Periode 2020 – 2024) pada sesi pertama. Kemudian, pada sesua kedua dilanjutkan materi dengan tema Implementasi Merdeka Belajar melalui Contextual Learning yang disampaikan oleh Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D. (Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM).

“Budi pekerti juga lahir dari kimia, fisika, dan matematika. Contohnya, pada siswa sekolah dasar. Saya butuh garam Jika tubuh saya tidak mendapatkan garam maka tubuh saya tidak sehat. Jadi, anak tersebut tidak perlu tahu terlebih dahulu mengenai reaksi atau rumus garam tetapi anak itu harus tahu bahwa tubuhnya butuh garam. Itulah yang dimaksud dengan pembelajaran yang bermakna,” papar Prof. Nizam.

Peserta yang terdiri atas guru dan kepala sekolah mendapatkan kesempatan dalam sesi tanya jawab.

“Bagaimana cara kita mendobrak broad mind bagi posisi kita yang di tengah (guru) sehingga growth mindset bisa terimplikasi secara merata di instansi kami?” tanya Riza, salah satu guru dari SMA Alam Al-Ghiffary Blitar, Jawa Timur.

Prof. Nizam memberikan arahan dengan cara mencari teman seide dan sepemikiran, konsisten dengan apa yang diusahakan serta lakukan laporan atas pencapaian yang dilakukan untuk mengajak lebih banyak rekan, dan buat kolaborasi dengan rekan.

Selepas sesi materi dan tanya jawab, peserta dapat mengunjungi pameran inovasi karya dari FMIPA UGM.

“Cukup excited ya kesannya. Presepsi tentang FMIPA itu ya matematika, fisika, dan kimia. Tapi, kemudian ke sini ada pengembangan yang luar biasa di elektronik dan komputasinya. Kalau di Taiwan anak IPS bisa masuk ke teknik mesin. Semoga adanya pertukaran budaya dari Taiwan ini bisa membawa perubahan baru di sistem pendidikan Indonesia,” ujar Kelik Wardiyono, Kepala Sekolah SMAIT Ibnu Abbas Klaten.

Dalam hal ini, Kelik berangkat bersama 7 orang gurunya dan berkesempatan mencoba salah satu inovasi dari Departemen Ilmu Kompiuter dan Elektronika Instrumentasi yaitu berupa kursi roda pintar yang dapat dikontrol dengan konsol.

Setelah workshop dilaksanakan, kegiatan dilanjutkan dengan penjajakan kerja sama FMIPA dengan Sekolah Mitra yang hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam hal ini, banyak sekolah-sekolah yang tertarik untuk membangun kerja sama dengan FMIPA UGM seperti pendampingan siswa dan guru dalam ilmu sains.

Agenda workshop yang digelar oleh FMIPA UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Pentingnya Implementasi Contextual Learning dalam Pendidikan

“Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning” 2024 menyajikan peranan penting Contextual Learning pada sesi pemaparan materi yang kedua. Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, MMedEd, PhD selaku narasumber menjelaskan bahwa dalam pendidikan, anak-anak sering kali hanya menghafal materi tanpa memahami implementasinya secara kontekstual.

“Dalam materi pembelajaran, visualisasi asli sangat penting untuk mendukung proses belajar. Rasa ingin tahu adalah hal utama yang memulai aktivitas belajar. Pertanyaan “mengapa” menjadi dasar dimulainya suatu pembelajaran untuk mengetahui tujuan dari proses tersebut dan dapat menjadi pemicu pemecahan masalah dalam tugas sehari-hari,” ungkap Prof. Gandes.

Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata agar siswa dapat memahami makna dan relevansi dari apa yang mereka pelajari. Prinsip utamanya adalah terkait dengan kehidupan nyata, pembelajaran kolaboratif, keterlibatan aktif, dan refleksi. Pembelajaran ini melibatkan penggunaan panca indra dalam memahami mata pelajaran dan fungsionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat 2 teori yang menjadi fundamental dalam contextual learning yakni teori belajar tentang memori manusia menyebutkan bahwa proses belajar dimulai dari stimulus yang merangsang semua indera kita dan teori motivasi ARCS Model menangkap minat dan rasa ingin tahu siswa melalui attention, relevance, confidence, dan satisfaction dengan pemberian reward and punishment. Dalam pembelajaran kontekstual, perhatian dan relevansi sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kepuasan siswa.

Implementasi pembelajaran kontekstual berkaitan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) antara lain SDGs nomor 4 yakni mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas untuk semua, SDGs 8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak melalui pendidikan yang relevan dan bermakna dan SDGs 9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur yang mendorong inovasi serta pengembangan infrastruktur pendidikan yang tangguh dan inklusif.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Esensi Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA dalam Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning 2024

Sesi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning menyajikan materi tentang Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA. Materi ini berfokus pada peran pendidik dalam memegang tanggung jawab penuh untuk membimbing anak-anak menuju masa depan yang cerah. Melalui program Merdeka Belajar, anak-anak dipersiapkan menjadi pemimpin, presiden, CEO, dan pengusaha masa depan.

“Abad ini merupakan abad Asia, dengan bonus demografi yang menjadi potensi kekuatan ekonomi terbesar,”

Papar Prof Nizam Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. selaku narasumber. Beberapa negara yang memasuki bonus demografi dan peningkatan teknologi menghadapi tantangan penuaan penduduk. Semua ini memerlukan persiapan panjang untuk mencapai bonus demografi ekonomi yang tinggi.

“Di negara-negara maju, kunci keberhasilan terletak pada 3 hal: sumber daya manusia (SDM) yang inovatif, kreatif, serta inovasi. Negara-negara tersebut menginvestasikan biaya lebih untuk riset dan pengembangan teknologi. Untuk menjadi negara maju, kita harus berbasis pada inovasi sebagai kunci dalam pengembangan ekonomi,” ungkap beliau.

Pendidik dan generasi muda menghadapi tantangan dalam mempersiapkan keterampilan dan kompetensi baru pada Industri 4.0 ini. Pembelajaran yang diantisipasi menjadi jiwa dan prinsip dalam kurikulum Merdeka Belajar. Menanamkan kunci “ku tahu yang ku mau” penting untuk generasi muda. Guru diharapkan mendampingi mereka menemukan masa depan dengan menginspirasi mata pelajaran. Generasi muda harus menjadi pemecah masalah kompleks dengan growth mindset yang kuat untuk mengilhami berbagai disiplin ilmu.

Melalui Kampus Merdeka, anak-anak diberi kesempatan mempelajari berbagai disiplin ilmu dan membentuk jiwa pelajar Pancasila dalam diri generasi muda. Sesi materi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning juga berkaitan dengan SDGs nomor 4, 8 dan 9. Merdeka Belajar mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak untuk semua serta membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendukung inovasi.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Heri Prakosa Wibowo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kabar Gembira untuk SMA/MA se-Indonesia, FMIPA UGM Beri Dukungan Potensi Kerja Sama

Raut wajah gembira dan antusias ratusan guru dan kepala sekolah tercemin saat mereka melihat berbagai tawaran potensi kerja sama dari FMIPA UGM dalam rangka mendukung pendidikan di level SMA/MA. Melalui acara workshop dan pameran inovasi karya dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM, para pendidik dari berbagai asal di Indonesia berkesempatan mendapat pelatihan dan potensi kerja sama khususnya dalam peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

Harapannya, siswa-siswi Bapak dan Ibu berkenan untuk menerima undangan yang mau imaging program, tetapi ini masih disusun. Program ini nantinya akan dilaksanakan di saat siswa sedang tidak menjalani pembelajaran, misalnya seperti awal semester. Jadi, nanti kami akan mengirimkan tim untuk memberikan bimbingan,” ucap Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan FMIPA UGM.

Ada 9 potensi kerja sama yang ditawarkan FMIPA UGM untuk sekolah-sekolah di level SMA/MA yaitu Program Immersion, Kunjungan Edukatif, Porgram Bimbingan dan Mentoring, Workshop dan Seminar, Kompetisi dan Olimpiade Sains, Program Magang, Pelatihan Guru, Kerja Sama Kurikulum, dan Beasiswa dan Bantuan Pendidikan.

Agenda penjajakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan sekolah-sekolah di tingkat SMA/MA melalui acara workshop dan pameran inovasi karya tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Cara Unik Mengajar Prof. Suyanta di Kelas Menjadi Sorotan dan Hal Menarik untuk Mahasiswanya

Perjuangan hidup menempuh puluhan kilometer saat kuliah membuahkan hasil yang indah. Kisah inspiratif Prof. Suyanta menjadi perbincangan manis pada pengukuhan guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Kisah menariknya saat mengajar mahasiswa Kimia menjadi hal yang unik dan terus teringat oleh mahasiswanya.

Dalam keterangan, mahasiswanya Prof. Suyanta merupakan sosok yang mengajar di mata kuliah Kimia Organologam dan Bioanorganik. Mata kuliah tersebut sesuai dengan bidang beliau yaitu Kimia Anorganik. Beliau juga mengampu mata kuliah pilihan Ekologi yang lebih fokus ke bidang lingkungan.

“Cara beliau mengajar di kelas terbilang sangat unik karena selalu membawa tongkat yang multifungsi, dimana tongkat itu bisa digunakan untuk menunjuk poin saat mengajar dan menunjuk mahasiswanya,” papar Sabrina Fadila salah satu mahasiswa Kimia, dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Keunikan cara Prof. Suyanta mengajar menjadi hal menarik yang terus teringat oleh para mahasiswanya. Dengan menyelipkan gurauan dan cerita-cerita singkat saat mengajar membuat para mahasiswanya tidak terlalu tegang.

“Kesan pertamaku diajar oleh Prof. Suyanta itu kupikir beliau dosen yang galak, namun ternyata tidak beliau sangat baik!” papar Aini Andriani salah satu mahasiswa Kimia, dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Selain itu, Prof. Suyanta juga merupakan sosok yang on point ketika menjawab pertanyaan dari mahasiswanya, dan sangat detail dan mudah dipahami saat menerangkan pelajaran kepada para mahasiswanya.

“Aku suka mata kuliah Ekologi dan Kimia Organologam Bioanorganik saat diajar beliau. Alasannya karena beliau santai dan sering bercanda di kelas. Jadi rasanya enjoy selama kelas,” papar Sabrina Fadila.

Kisah menarik dan cara unik mengajar Prof. Suyanta menjadi pengalaman yang berkesan oleh mahasiswanya terutama mahasiswa Kimia. Tiga puluh lima tahun mengabdi tanpa mengenal lelah menjadi dosen membuahkan hasil yang manis hingga akhirnya dikukuhkan menjadi guru besar dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya.

Kisah inspiratif dan dedikasi Prof. Suyanta merupakan implementasi dari SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan.

 

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

FMIPA UGM Perluas Kerja Sama dengan SMA/MA Se-Indonesia: Dukung Implementasi Merdeka Belajar

FMIPA UGM memperluas kerja sama dengan SMA/MA se-Indonesia melalui acara workshop dan pameran inovasi karya dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia seperti Riau, Solo, Blitar, Boyolali, dan lainnya. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center serta merupakan bagian dari rangkaian acara Workshop dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning.

“Kami menyambut baik untuk bapak dan ibu kepala sekolah serta guru untuk datang ke Taiwan dalam mencapai impian (studi dan karir),” papar Prof. Cheng Shuenn Ren, Ph.D., selaku Vice President Cheng Shiu University Taiwan.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. turut memberikan sambutan dalam acara ini serta mendukung berbagai bentuk kerja sama yang akan dilakukan dengan pihak sekolah. Prof. Kuwat mempresentasikan berbagai potensi kerja sama yang bisa dijalin antara FMIPA UGM dengan sekolah seperti beasiswa, pelatihan guru, program magang, dan kunjungan edukatif.

“Acara ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center dengan mengundang pimpinan sekolah di seluruh Indonesia dalam rangka berdiskusi menatap masa depan. Lulusan kita tidak hanya kerja di dalam negeri tetapi juga menadi warga global,” papar Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. saat memberikan sambutan acara.

Selain mendapatkan workshop atau pelatihan mengenai implementasi Merdeka Belajar, para peserta juga dapat mendatangi pameran inovasi karya yang dapat diceritakan kepada siswa-siswa di sekolah. Para kepala sekolah dan guru pun dapat langsung mencoba alat-alat hasil karya inovasi di FMIPA UGM.

“Sangat meriah ya, mereka antusias nanya-nanya tentang Matematika. Jadi, lulusan Matematika tidak sebatas menjadi guru saja tetapi bisa menjadi praktisi dan memecahkan masalah di lingkungan dengan implementasi ilmu Matematika,” papar Silvina selaku mahasiswa S2 Matematika sekaligus penjaga stand pameran.

“Harapannya kami bisa bermitra dengan FMIPA UGM dengan memberikan fasilitas praktikum laboratorium di bidang Kromatografi dan laboratorium Anorganik Kimia. Misal, untuk persiapan lomba penelitian pelajaran dan uji sampel,” papar Luqman Fikry Amarullah, Kepala Sekolah SMA Masa Depan Kalasan.

Agenda penjajakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan sekolah-sekolah di tingkat SMA/MA melalui acara workshop dan pameran inovasi karya tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Pameran Inovasi Karya FMIPA UGM Pukau Ratusan Guru dan Kepala Sekolah Se-Indonesia

FMIPA UGM menyelenggarakan Pameran Inovasi Karya yang merupakan hasil riset dan penelitian di FMIPA UGM pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia seperti Riau, Solo, Blitar, Boyolali, dan lainnya. Acara pameran tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Workshop dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning.

“Acara ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center dengan mengundang pimpinan sekolah di seluruh Indonesia dalam rangka berdiskusi menatap masa depan. Lulusan kita tidak hanya kerja di dalam negeri tetapi juga menadi warga global,” papar Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. saat memberikan sambutan acara.

Beragam hasil penelitian disuguhkan oleh masing-masing departemen dan program studi di FMIPA UGM. Para guru dan kepala sekolah tidak hanya dapat melihat tetapi juga mencoba hasil karya inovasi yang ada. Salah satu guru mencoba membuat getaran untuk melakukan percobaan deteksi getaran melalui alat seismograf milik program studi Geofisika. Di sisi lain, ada kepala sekolah yang turut mencoba mengendarai kursi roda pintar yang dapat dikontrol secara manual menggunakan konsol.

Seru, pesertanya antusias. Mereka penasaran dengan teknologi yang dikembangkan. Beberapa guru tertarik untuk mengenal lebih dekat dan risetnya apa saja,” papar Akbar, mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi selaku penjaga pameran.

Dirinya juga berharap pameran ini dapat membuka wawasan pada guru atau calon mahasiswa baru untuk tertarik di bidang robotika dan elektronika.

“Harapannya supaya anak-anak siswa dapat berkembang dan menambah wawasan. Anak-anak juga lebih berani menciptakan karya,” papar Ade Fathanah, S.Pd.i.

Banyak dari guru dan kepala sekolah tertarik dengan inovasi yang dipamerkan untuk kemudian diceritakan kepada siswa-siswinya di sekolah dalam rangka memberikan informasi dan inspirasi terhadap ilmu sains.

Agenda pameran yang digelar oleh FMIPA UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Ratusan Guru dan Kepala Sekolah Se-indonesia Ikuti Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning di FMIPA UGM

FMIPA UGM menggelar Workshop dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia seperti Riau, Solo, Blitar, Boyolali, dan lainnya. Dalam hal ini, Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. menyambut sekaligus membuka acara melalui sambutan yang diberikan.

“Kami ingin selalu hadir dalam mengakselerasi dan meningkatkan kualitas seta kuantitas pembelajaran yang dampaknya bisa sampai ke jenjang universitas,” papar Prof. Kuwat saat memberikan sambutan Kamis (8/8).

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dan tanya jawab dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA yang disampaikan oleh Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Periode 2020 – 2024) pada sesi pertama. Kemudian, pada sesua kedua dilanjutkan materi dengan tema Implementasi Merdeka Belajar melalui Contextual Learning yang disampaikan oleh Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D. (Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM).

“Budi pekerti juga lahir dari kimia, fisika, dan matematika. Contohnya, pada siswa sekolah dasar. Saya butuh garam Jika tubuh saya tidak mendapatkan garam maka tubuh saya tidak sehat. Jadi, anak tersebut tidak perlu tahu terlebih dahulu mengenai reaksi atau rumus garam tetapi anak itu harus tahu bahwa tubuhnya butuh garam. Itulah yang dimaksud dengan pembelajaran yang bermakna,” papar Prof. Nizam.

Peserta yang terdiri atas guru dan kepala sekolah mendapatkan kesempatan dalam sesi tanya jawab.

“Bagaimana cara kita mendobrak broad mind bagi posisi kita yang di tengah (guru) sehingga growth mindset bisa terimplikasi secara merata di instansi kami?” tanya Riza, salah satu guru dari SMA Alam Al-Ghiffary Blitar, Jawa Timur.

Prof. Nizam memberikan arahan dengan cara mencari teman seide dan sepemikiran, konsisten dengan apa yang diusahakan serta lakukan laporan atas pencapaian yang dilakukan untuk mengajak lebih banyak rekan, dan buat kolaborasi dengan rekan.

Selepas sesi materi dan tanya jawab, peserta dapat mengunjungi pameran inovasi karya dari FMIPA UGM.

“Cukup excited ya kesannya. Presepsi tentang FMIPA itu ya matematika, fisika, dan kimia. Tapi, kemudian ke sini ada pengembangan yang luar biasa di elektronik dan komputasinya. Kalau di Taiwan anak IPS bisa masuk ke teknik mesin. Semoga adanya pertukaran budaya dari Taiwan ini bisa membawa perubahan baru di sistem pendidikan Indonesia,” ujar Kelik Wardiyono, Kepala Sekolah SMAIT Ibnu Abbas Klaten.

Dalam hal ini, Kelik berangkat bersama 7 orang gurunya dan berkesempatan mencoba salah satu inovasi dari Departemen Ilmu Kompiuter dan Elektronika Instrumentasi yaitu berupa kursi roda pintar yang dapat dikontrol dengan konsol.

Setelah workshop dilaksanakan, kegiatan dilanjutkan dengan penjajakan kerja sama FMIPA dengan Sekolah Mitra yang hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam hal ini, banyak sekolah-sekolah yang tertarik untuk membangun kerja sama dengan FMIPA UGM seperti pendampingan siswa dan guru dalam ilmu sains.

Agenda workshop yang digelar oleh FMIPA UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More
Translate