Search
Search
Search

mipa

Siap Bentuk Mahasiswa Kompeten, Pionir Pascal 2024 Selenggarakan Talkshow Ke-MIPA-an

Dalam rangka mengenalkan FMIPA secara lebih mendalam, Pionir Pascal 2024 menyelenggarakan sesi talkshow ke-MIPA-an yang dibersamai oleh Dekan, beberapa Wakil Dekan, dan alumnus FMIPA UGM yang dipandu oleh seorang moderator. Selain bertujuan untuk mengenalkan FMIPA, kegiatan yang diselenggarakan pada 31 Juli 2024 di Auditorium lantai 7 FMIPA UGM ini juga bertujuan untuk memberikan kiat-kiat inspirasi dalam berkarya di bidang masing-masing.

“Kompeten itu sama dengan kemampuan ditambah dengan pengetahuan, kemudian dikalikan dengan sikap,” papar Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan FMIPA UGM. Beliau menekankan pentingnya sikap dan etika dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, Prof. Kuwat juga menjelaskan hal-hal mendasar mengenai FMIPA UGM seperti visi, misi, dan nilai-nilai dari FMIPA UGM. Prof. Kuwat juga memaparkan inovasi yang sudah dihasilkan oleh FMIPA UGM dan bermanfaat untuk masyarakat, yaitu GeNose C19.

Pemaparan Prof. Kuwat dilanjut dengan pemaparan oleh Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan. Prof. Roto membahas mengenai akademik di FMIPA, seperti masa studi, syarat kelulusan, hingga cara menjadi mahasiswa sukses. Selanjutnya, pemaparan dilanjut oleh Indra Kesuma Nasution, Ph.D. selaku alumnus FMIPA UGM. Indra membahas mengenai ANC Japan, prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang, hingga kerja sama yang telah dilakukan dengan beberapa perusahaan di Jepang dalam menyalurkan lulusan FMIPA.

Sesi talkshow ditutup dengan sesi tanya jawab yang disambut dengan antusias oleh para peserta. Mereka mengajukan pertanyaan mengenai inovasi yang sudah dijelaskan, cara bertanggung jawab dengan baik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan setelah lulus kuliah dari FMIPA UGM.

Sesi talkshow kali ini mampu menunjukkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang tercermin dari upaya FMIPA UGM untuk menyediakan wawasan akademik dan keterampilan kepada mahasiswa. Sesi talkshow ini juga menunjukkan penerapan SDGs poin 8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, yang direpresentasikan melalui pembahasan mengenai prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang dan inovasi seperti GeNose C19 yang dapat mendukung ekonomi. Inovasi GeNose C19 juga menunjukkan penerapan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Terakhir, kegiatan ini juga menunjukkan implementasi SDGs poin 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang ditunjukkan dengan kerja sama internasional yang dipaparkan sehingga memperluas peluang global bagi mahasiswa.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Perkenalkan Visi Misi, Dekan FMIPA UGM Tekankan Pentingnya Kreativitas dan Inovasi

Pemahaman mengenai nilai-nilai dan visi misi Fakultas MIPA menjadi hal yang penting bagi mahasiswa baru agar mereka lebih memahami Fakultas MIPA dan termotivasi dalam menjalankan perkuliahan. Berdasarkan hal tersebut, diadakan sesi talkshow Pionir Pascal pada 31 Juli 2024 yang dibersamai Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas MIPA UGM.

“Orang-orang yang dibutuhkan saat ini adalah orang-orang yang kreatif, inovatif, dan adaptif,” papar Prof. Kuwat pada sesi talkshow.

Prof. Kuwat menekankan pentingnya percaya diri dan kreativitas di kalangan mahasiswa dalam sesi talkshow yang dipandu oleh Chinta Bella selaku moderator

Selain menekankan pentingnya percaya diri dan kreatif, Prof. Kuwat juga menjelaskan visi Fakultas MIPA, yaitu menjadi pusat unggulan global dalam bidang matematika, sains, dan teknologi yang dijiwai oleh nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila. Prof. Kuwat juga menekankan 4 tujuan utama penyelenggaraan pendidikan di Fakultas MIPA, yaitu fokus pada kemampuan kerja mahasiswa agar mahasiswa memiliki karir yang cemerlang, membangun reputasi akademik melalui riset dan pengabdian yang berdampak, berkontribusi terhadap masyarakat sekitar, dan menciptakan lingkungan fakultas yang menyenangkan.

Prof. Kuwat juga menjelaskan beberapa fasilitas yang disediakan oleh Fakultas MIPA. Beberapa fasilitas tersebut yaitu Career Center, Integrated Workshop (FabLab), dan Start-up Mentoring. Melalui fasilitas yang ada, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan akademik, tetapi juga soft skill dan etika kerja yang baik. Prof. Kuwat menegaskan bahwa kompetensi mahasiswa diukur berdasarkan kombinasi keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang mereka miliki.

Selain itu, Prof. Kuwat juga mengenalkan salah satu inovasi yang diciptakan di Fakultas MIPA, yaitu GeNose C19 yang berperan dalam penanganan Covid-19 pada masa pandemi kemarin. Beliau menambahkan bahwa GeNose C19 diproduksi sebanyak 5.000 unit dan memperoleh pendapatan sebesar 350 miliar rupiah. Dengan mengenalkan GeNose C19, Prof. Kuwat berharap bahwa para mahasiswa dapat menciptakan inovasi-inovasi lainnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Penjelasan Prof. Kuwat pada sesi talkshow Pionir Pascal 2024 menyoroti kaitan Fakultas MIPA dengan SDGs, terutama SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, dan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dengan berbagai program dan inisiatifnya, Fakultas MIPA UGM berkontribusi dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendorong inovasi yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat global.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Pentingnya Implementasi Contextual Learning dalam Pendidikan

“Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning” 2024 menyajikan peranan penting Contextual Learning pada sesi pemaparan materi yang kedua. Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, MMedEd, PhD selaku narasumber menjelaskan bahwa dalam pendidikan, anak-anak sering kali hanya menghafal materi tanpa memahami implementasinya secara kontekstual.

“Dalam materi pembelajaran, visualisasi asli sangat penting untuk mendukung proses belajar. Rasa ingin tahu adalah hal utama yang memulai aktivitas belajar. Pertanyaan “mengapa” menjadi dasar dimulainya suatu pembelajaran untuk mengetahui tujuan dari proses tersebut dan dapat menjadi pemicu pemecahan masalah dalam tugas sehari-hari,” ungkap Prof. Gandes.

Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata agar siswa dapat memahami makna dan relevansi dari apa yang mereka pelajari. Prinsip utamanya adalah terkait dengan kehidupan nyata, pembelajaran kolaboratif, keterlibatan aktif, dan refleksi. Pembelajaran ini melibatkan penggunaan panca indra dalam memahami mata pelajaran dan fungsionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat 2 teori yang menjadi fundamental dalam contextual learning yakni teori belajar tentang memori manusia menyebutkan bahwa proses belajar dimulai dari stimulus yang merangsang semua indera kita dan teori motivasi ARCS Model menangkap minat dan rasa ingin tahu siswa melalui attention, relevance, confidence, dan satisfaction dengan pemberian reward and punishment. Dalam pembelajaran kontekstual, perhatian dan relevansi sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kepuasan siswa.

Implementasi pembelajaran kontekstual berkaitan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) antara lain SDGs nomor 4 yakni mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas untuk semua, SDGs 8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak melalui pendidikan yang relevan dan bermakna dan SDGs 9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur yang mendorong inovasi serta pengembangan infrastruktur pendidikan yang tangguh dan inklusif.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Esensi Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA dalam Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning 2024

Sesi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning menyajikan materi tentang Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA. Materi ini berfokus pada peran pendidik dalam memegang tanggung jawab penuh untuk membimbing anak-anak menuju masa depan yang cerah. Melalui program Merdeka Belajar, anak-anak dipersiapkan menjadi pemimpin, presiden, CEO, dan pengusaha masa depan.

“Abad ini merupakan abad Asia, dengan bonus demografi yang menjadi potensi kekuatan ekonomi terbesar,”

Papar Prof Nizam Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. selaku narasumber. Beberapa negara yang memasuki bonus demografi dan peningkatan teknologi menghadapi tantangan penuaan penduduk. Semua ini memerlukan persiapan panjang untuk mencapai bonus demografi ekonomi yang tinggi.

“Di negara-negara maju, kunci keberhasilan terletak pada 3 hal: sumber daya manusia (SDM) yang inovatif, kreatif, serta inovasi. Negara-negara tersebut menginvestasikan biaya lebih untuk riset dan pengembangan teknologi. Untuk menjadi negara maju, kita harus berbasis pada inovasi sebagai kunci dalam pengembangan ekonomi,” ungkap beliau.

Pendidik dan generasi muda menghadapi tantangan dalam mempersiapkan keterampilan dan kompetensi baru pada Industri 4.0 ini. Pembelajaran yang diantisipasi menjadi jiwa dan prinsip dalam kurikulum Merdeka Belajar. Menanamkan kunci “ku tahu yang ku mau” penting untuk generasi muda. Guru diharapkan mendampingi mereka menemukan masa depan dengan menginspirasi mata pelajaran. Generasi muda harus menjadi pemecah masalah kompleks dengan growth mindset yang kuat untuk mengilhami berbagai disiplin ilmu.

Melalui Kampus Merdeka, anak-anak diberi kesempatan mempelajari berbagai disiplin ilmu dan membentuk jiwa pelajar Pancasila dalam diri generasi muda. Sesi materi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning juga berkaitan dengan SDGs nomor 4, 8 dan 9. Merdeka Belajar mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak untuk semua serta membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendukung inovasi.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Heri Prakosa Wibowo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kabar Gembira untuk SMA/MA se-Indonesia, FMIPA UGM Beri Dukungan Potensi Kerja Sama

Raut wajah gembira dan antusias ratusan guru dan kepala sekolah tercemin saat mereka melihat berbagai tawaran potensi kerja sama dari FMIPA UGM dalam rangka mendukung pendidikan di level SMA/MA. Melalui acara workshop dan pameran inovasi karya dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM, para pendidik dari berbagai asal di Indonesia berkesempatan mendapat pelatihan dan potensi kerja sama khususnya dalam peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

Harapannya, siswa-siswi Bapak dan Ibu berkenan untuk menerima undangan yang mau imaging program, tetapi ini masih disusun. Program ini nantinya akan dilaksanakan di saat siswa sedang tidak menjalani pembelajaran, misalnya seperti awal semester. Jadi, nanti kami akan mengirimkan tim untuk memberikan bimbingan,” ucap Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan FMIPA UGM.

Ada 9 potensi kerja sama yang ditawarkan FMIPA UGM untuk sekolah-sekolah di level SMA/MA yaitu Program Immersion, Kunjungan Edukatif, Porgram Bimbingan dan Mentoring, Workshop dan Seminar, Kompetisi dan Olimpiade Sains, Program Magang, Pelatihan Guru, Kerja Sama Kurikulum, dan Beasiswa dan Bantuan Pendidikan.

Agenda penjajakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan sekolah-sekolah di tingkat SMA/MA melalui acara workshop dan pameran inovasi karya tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Cara Unik Mengajar Prof. Suyanta di Kelas Menjadi Sorotan dan Hal Menarik untuk Mahasiswanya

Perjuangan hidup menempuh puluhan kilometer saat kuliah membuahkan hasil yang indah. Kisah inspiratif Prof. Suyanta menjadi perbincangan manis pada pengukuhan guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Kisah menariknya saat mengajar mahasiswa Kimia menjadi hal yang unik dan terus teringat oleh mahasiswanya.

Dalam keterangan, mahasiswanya Prof. Suyanta merupakan sosok yang mengajar di mata kuliah Kimia Organologam dan Bioanorganik. Mata kuliah tersebut sesuai dengan bidang beliau yaitu Kimia Anorganik. Beliau juga mengampu mata kuliah pilihan Ekologi yang lebih fokus ke bidang lingkungan.

“Cara beliau mengajar di kelas terbilang sangat unik karena selalu membawa tongkat yang multifungsi, dimana tongkat itu bisa digunakan untuk menunjuk poin saat mengajar dan menunjuk mahasiswanya,” papar Sabrina Fadila salah satu mahasiswa Kimia, dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Keunikan cara Prof. Suyanta mengajar menjadi hal menarik yang terus teringat oleh para mahasiswanya. Dengan menyelipkan gurauan dan cerita-cerita singkat saat mengajar membuat para mahasiswanya tidak terlalu tegang.

“Kesan pertamaku diajar oleh Prof. Suyanta itu kupikir beliau dosen yang galak, namun ternyata tidak beliau sangat baik!” papar Aini Andriani salah satu mahasiswa Kimia, dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Selain itu, Prof. Suyanta juga merupakan sosok yang on point ketika menjawab pertanyaan dari mahasiswanya, dan sangat detail dan mudah dipahami saat menerangkan pelajaran kepada para mahasiswanya.

“Aku suka mata kuliah Ekologi dan Kimia Organologam Bioanorganik saat diajar beliau. Alasannya karena beliau santai dan sering bercanda di kelas. Jadi rasanya enjoy selama kelas,” papar Sabrina Fadila.

Kisah menarik dan cara unik mengajar Prof. Suyanta menjadi pengalaman yang berkesan oleh mahasiswanya terutama mahasiswa Kimia. Tiga puluh lima tahun mengabdi tanpa mengenal lelah menjadi dosen membuahkan hasil yang manis hingga akhirnya dikukuhkan menjadi guru besar dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya.

Kisah inspiratif dan dedikasi Prof. Suyanta merupakan implementasi dari SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan.

 

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

FMIPA UGM Perluas Kerja Sama dengan SMA/MA Se-Indonesia: Dukung Implementasi Merdeka Belajar

FMIPA UGM memperluas kerja sama dengan SMA/MA se-Indonesia melalui acara workshop dan pameran inovasi karya dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia seperti Riau, Solo, Blitar, Boyolali, dan lainnya. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center serta merupakan bagian dari rangkaian acara Workshop dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning.

“Kami menyambut baik untuk bapak dan ibu kepala sekolah serta guru untuk datang ke Taiwan dalam mencapai impian (studi dan karir),” papar Prof. Cheng Shuenn Ren, Ph.D., selaku Vice President Cheng Shiu University Taiwan.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. turut memberikan sambutan dalam acara ini serta mendukung berbagai bentuk kerja sama yang akan dilakukan dengan pihak sekolah. Prof. Kuwat mempresentasikan berbagai potensi kerja sama yang bisa dijalin antara FMIPA UGM dengan sekolah seperti beasiswa, pelatihan guru, program magang, dan kunjungan edukatif.

“Acara ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center dengan mengundang pimpinan sekolah di seluruh Indonesia dalam rangka berdiskusi menatap masa depan. Lulusan kita tidak hanya kerja di dalam negeri tetapi juga menadi warga global,” papar Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. saat memberikan sambutan acara.

Selain mendapatkan workshop atau pelatihan mengenai implementasi Merdeka Belajar, para peserta juga dapat mendatangi pameran inovasi karya yang dapat diceritakan kepada siswa-siswa di sekolah. Para kepala sekolah dan guru pun dapat langsung mencoba alat-alat hasil karya inovasi di FMIPA UGM.

“Sangat meriah ya, mereka antusias nanya-nanya tentang Matematika. Jadi, lulusan Matematika tidak sebatas menjadi guru saja tetapi bisa menjadi praktisi dan memecahkan masalah di lingkungan dengan implementasi ilmu Matematika,” papar Silvina selaku mahasiswa S2 Matematika sekaligus penjaga stand pameran.

“Harapannya kami bisa bermitra dengan FMIPA UGM dengan memberikan fasilitas praktikum laboratorium di bidang Kromatografi dan laboratorium Anorganik Kimia. Misal, untuk persiapan lomba penelitian pelajaran dan uji sampel,” papar Luqman Fikry Amarullah, Kepala Sekolah SMA Masa Depan Kalasan.

Agenda penjajakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan sekolah-sekolah di tingkat SMA/MA melalui acara workshop dan pameran inovasi karya tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Siap Bentuk Mahasiswa Kompeten, Pionir Pascal 2024 Selenggarakan Talkshow Ke-MIPA-an

Dalam rangka mengenalkan FMIPA secara lebih mendalam, Pionir Pascal 2024 menyelenggarakan sesi talkshow ke-MIPA-an yang dibersamai oleh Dekan, beberapa Wakil Dekan, dan alumnus FMIPA UGM yang dipandu oleh seorang moderator. Selain bertujuan untuk mengenalkan FMIPA, kegiatan yang diselenggarakan pada 31 Juli 2024 di Auditorium lantai 7 FMIPA UGM ini juga bertujuan untuk memberikan kiat-kiat inspirasi dalam berkarya di bidang masing-masing.

“Kompeten itu sama dengan kemampuan ditambah dengan pengetahuan, kemudian dikalikan dengan sikap,” papar Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan FMIPA UGM. Beliau menekankan pentingnya sikap dan etika dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, Prof. Kuwat juga menjelaskan hal-hal mendasar mengenai FMIPA UGM seperti visi, misi, dan nilai-nilai dari FMIPA UGM. Prof. Kuwat juga memaparkan inovasi yang sudah dihasilkan oleh FMIPA UGM dan bermanfaat untuk masyarakat, yaitu GeNose C19.

Pemaparan Prof. Kuwat dilanjut dengan pemaparan oleh Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan. Prof. Roto membahas mengenai akademik di FMIPA, seperti masa studi, syarat kelulusan, hingga cara menjadi mahasiswa sukses. Selanjutnya, pemaparan dilanjut oleh Indra Kesuma Nasution, Ph.D. selaku alumnus FMIPA UGM. Indra membahas mengenai ANC Japan, prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang, hingga kerja sama yang telah dilakukan dengan beberapa perusahaan di Jepang dalam menyalurkan lulusan FMIPA.

Sesi talkshow ditutup dengan sesi tanya jawab yang disambut dengan antusias oleh para peserta. Mereka mengajukan pertanyaan mengenai inovasi yang sudah dijelaskan, cara bertanggung jawab dengan baik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan setelah lulus kuliah dari FMIPA UGM.

Sesi talkshow kali ini mampu menunjukkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang tercermin dari upaya FMIPA UGM untuk menyediakan wawasan akademik dan keterampilan kepada mahasiswa. Sesi talkshow ini juga menunjukkan penerapan SDGs poin 8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, yang direpresentasikan melalui pembahasan mengenai prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang dan inovasi seperti GeNose C19 yang dapat mendukung ekonomi. Inovasi GeNose C19 juga menunjukkan penerapan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Terakhir, kegiatan ini juga menunjukkan implementasi SDGs poin 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang ditunjukkan dengan kerja sama internasional yang dipaparkan sehingga memperluas peluang global bagi mahasiswa.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Perkenalkan Visi Misi, Dekan FMIPA UGM Tekankan Pentingnya Kreativitas dan Inovasi

Pemahaman mengenai nilai-nilai dan visi misi Fakultas MIPA menjadi hal yang penting bagi mahasiswa baru agar mereka lebih memahami Fakultas MIPA dan termotivasi dalam menjalankan perkuliahan. Berdasarkan hal tersebut, diadakan sesi talkshow Pionir Pascal pada 31 Juli 2024 yang dibersamai Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas MIPA UGM.

“Orang-orang yang dibutuhkan saat ini adalah orang-orang yang kreatif, inovatif, dan adaptif,” papar Prof. Kuwat pada sesi talkshow.

Prof. Kuwat menekankan pentingnya percaya diri dan kreativitas di kalangan mahasiswa dalam sesi talkshow yang dipandu oleh Chinta Bella selaku moderator

Selain menekankan pentingnya percaya diri dan kreatif, Prof. Kuwat juga menjelaskan visi Fakultas MIPA, yaitu menjadi pusat unggulan global dalam bidang matematika, sains, dan teknologi yang dijiwai oleh nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila. Prof. Kuwat juga menekankan 4 tujuan utama penyelenggaraan pendidikan di Fakultas MIPA, yaitu fokus pada kemampuan kerja mahasiswa agar mahasiswa memiliki karir yang cemerlang, membangun reputasi akademik melalui riset dan pengabdian yang berdampak, berkontribusi terhadap masyarakat sekitar, dan menciptakan lingkungan fakultas yang menyenangkan.

Prof. Kuwat juga menjelaskan beberapa fasilitas yang disediakan oleh Fakultas MIPA. Beberapa fasilitas tersebut yaitu Career Center, Integrated Workshop (FabLab), dan Start-up Mentoring. Melalui fasilitas yang ada, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan akademik, tetapi juga soft skill dan etika kerja yang baik. Prof. Kuwat menegaskan bahwa kompetensi mahasiswa diukur berdasarkan kombinasi keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang mereka miliki.

Selain itu, Prof. Kuwat juga mengenalkan salah satu inovasi yang diciptakan di Fakultas MIPA, yaitu GeNose C19 yang berperan dalam penanganan Covid-19 pada masa pandemi kemarin. Beliau menambahkan bahwa GeNose C19 diproduksi sebanyak 5.000 unit dan memperoleh pendapatan sebesar 350 miliar rupiah. Dengan mengenalkan GeNose C19, Prof. Kuwat berharap bahwa para mahasiswa dapat menciptakan inovasi-inovasi lainnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Penjelasan Prof. Kuwat pada sesi talkshow Pionir Pascal 2024 menyoroti kaitan Fakultas MIPA dengan SDGs, terutama SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, dan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dengan berbagai program dan inisiatifnya, Fakultas MIPA UGM berkontribusi dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendorong inovasi yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat global.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Pentingnya Implementasi Contextual Learning dalam Pendidikan

“Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning” 2024 menyajikan peranan penting Contextual Learning pada sesi pemaparan materi yang kedua. Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, MMedEd, PhD selaku narasumber menjelaskan bahwa dalam pendidikan, anak-anak sering kali hanya menghafal materi tanpa memahami implementasinya secara kontekstual.

“Dalam materi pembelajaran, visualisasi asli sangat penting untuk mendukung proses belajar. Rasa ingin tahu adalah hal utama yang memulai aktivitas belajar. Pertanyaan “mengapa” menjadi dasar dimulainya suatu pembelajaran untuk mengetahui tujuan dari proses tersebut dan dapat menjadi pemicu pemecahan masalah dalam tugas sehari-hari,” ungkap Prof. Gandes.

Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata agar siswa dapat memahami makna dan relevansi dari apa yang mereka pelajari. Prinsip utamanya adalah terkait dengan kehidupan nyata, pembelajaran kolaboratif, keterlibatan aktif, dan refleksi. Pembelajaran ini melibatkan penggunaan panca indra dalam memahami mata pelajaran dan fungsionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat 2 teori yang menjadi fundamental dalam contextual learning yakni teori belajar tentang memori manusia menyebutkan bahwa proses belajar dimulai dari stimulus yang merangsang semua indera kita dan teori motivasi ARCS Model menangkap minat dan rasa ingin tahu siswa melalui attention, relevance, confidence, dan satisfaction dengan pemberian reward and punishment. Dalam pembelajaran kontekstual, perhatian dan relevansi sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kepuasan siswa.

Implementasi pembelajaran kontekstual berkaitan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) antara lain SDGs nomor 4 yakni mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas untuk semua, SDGs 8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak melalui pendidikan yang relevan dan bermakna dan SDGs 9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur yang mendorong inovasi serta pengembangan infrastruktur pendidikan yang tangguh dan inklusif.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Esensi Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA dalam Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning 2024

Sesi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning menyajikan materi tentang Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA. Materi ini berfokus pada peran pendidik dalam memegang tanggung jawab penuh untuk membimbing anak-anak menuju masa depan yang cerah. Melalui program Merdeka Belajar, anak-anak dipersiapkan menjadi pemimpin, presiden, CEO, dan pengusaha masa depan.

“Abad ini merupakan abad Asia, dengan bonus demografi yang menjadi potensi kekuatan ekonomi terbesar,”

Papar Prof Nizam Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. selaku narasumber. Beberapa negara yang memasuki bonus demografi dan peningkatan teknologi menghadapi tantangan penuaan penduduk. Semua ini memerlukan persiapan panjang untuk mencapai bonus demografi ekonomi yang tinggi.

“Di negara-negara maju, kunci keberhasilan terletak pada 3 hal: sumber daya manusia (SDM) yang inovatif, kreatif, serta inovasi. Negara-negara tersebut menginvestasikan biaya lebih untuk riset dan pengembangan teknologi. Untuk menjadi negara maju, kita harus berbasis pada inovasi sebagai kunci dalam pengembangan ekonomi,” ungkap beliau.

Pendidik dan generasi muda menghadapi tantangan dalam mempersiapkan keterampilan dan kompetensi baru pada Industri 4.0 ini. Pembelajaran yang diantisipasi menjadi jiwa dan prinsip dalam kurikulum Merdeka Belajar. Menanamkan kunci “ku tahu yang ku mau” penting untuk generasi muda. Guru diharapkan mendampingi mereka menemukan masa depan dengan menginspirasi mata pelajaran. Generasi muda harus menjadi pemecah masalah kompleks dengan growth mindset yang kuat untuk mengilhami berbagai disiplin ilmu.

Melalui Kampus Merdeka, anak-anak diberi kesempatan mempelajari berbagai disiplin ilmu dan membentuk jiwa pelajar Pancasila dalam diri generasi muda. Sesi materi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning juga berkaitan dengan SDGs nomor 4, 8 dan 9. Merdeka Belajar mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak untuk semua serta membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendukung inovasi.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Heri Prakosa Wibowo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kabar Gembira untuk SMA/MA se-Indonesia, FMIPA UGM Beri Dukungan Potensi Kerja Sama

Raut wajah gembira dan antusias ratusan guru dan kepala sekolah tercemin saat mereka melihat berbagai tawaran potensi kerja sama dari FMIPA UGM dalam rangka mendukung pendidikan di level SMA/MA. Melalui acara workshop dan pameran inovasi karya dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM, para pendidik dari berbagai asal di Indonesia berkesempatan mendapat pelatihan dan potensi kerja sama khususnya dalam peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

Harapannya, siswa-siswi Bapak dan Ibu berkenan untuk menerima undangan yang mau imaging program, tetapi ini masih disusun. Program ini nantinya akan dilaksanakan di saat siswa sedang tidak menjalani pembelajaran, misalnya seperti awal semester. Jadi, nanti kami akan mengirimkan tim untuk memberikan bimbingan,” ucap Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan FMIPA UGM.

Ada 9 potensi kerja sama yang ditawarkan FMIPA UGM untuk sekolah-sekolah di level SMA/MA yaitu Program Immersion, Kunjungan Edukatif, Porgram Bimbingan dan Mentoring, Workshop dan Seminar, Kompetisi dan Olimpiade Sains, Program Magang, Pelatihan Guru, Kerja Sama Kurikulum, dan Beasiswa dan Bantuan Pendidikan.

Agenda penjajakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan sekolah-sekolah di tingkat SMA/MA melalui acara workshop dan pameran inovasi karya tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Cara Unik Mengajar Prof. Suyanta di Kelas Menjadi Sorotan dan Hal Menarik untuk Mahasiswanya

Perjuangan hidup menempuh puluhan kilometer saat kuliah membuahkan hasil yang indah. Kisah inspiratif Prof. Suyanta menjadi perbincangan manis pada pengukuhan guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Kisah menariknya saat mengajar mahasiswa Kimia menjadi hal yang unik dan terus teringat oleh mahasiswanya.

Dalam keterangan, mahasiswanya Prof. Suyanta merupakan sosok yang mengajar di mata kuliah Kimia Organologam dan Bioanorganik. Mata kuliah tersebut sesuai dengan bidang beliau yaitu Kimia Anorganik. Beliau juga mengampu mata kuliah pilihan Ekologi yang lebih fokus ke bidang lingkungan.

“Cara beliau mengajar di kelas terbilang sangat unik karena selalu membawa tongkat yang multifungsi, dimana tongkat itu bisa digunakan untuk menunjuk poin saat mengajar dan menunjuk mahasiswanya,” papar Sabrina Fadila salah satu mahasiswa Kimia, dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Keunikan cara Prof. Suyanta mengajar menjadi hal menarik yang terus teringat oleh para mahasiswanya. Dengan menyelipkan gurauan dan cerita-cerita singkat saat mengajar membuat para mahasiswanya tidak terlalu tegang.

“Kesan pertamaku diajar oleh Prof. Suyanta itu kupikir beliau dosen yang galak, namun ternyata tidak beliau sangat baik!” papar Aini Andriani salah satu mahasiswa Kimia, dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Selain itu, Prof. Suyanta juga merupakan sosok yang on point ketika menjawab pertanyaan dari mahasiswanya, dan sangat detail dan mudah dipahami saat menerangkan pelajaran kepada para mahasiswanya.

“Aku suka mata kuliah Ekologi dan Kimia Organologam Bioanorganik saat diajar beliau. Alasannya karena beliau santai dan sering bercanda di kelas. Jadi rasanya enjoy selama kelas,” papar Sabrina Fadila.

Kisah menarik dan cara unik mengajar Prof. Suyanta menjadi pengalaman yang berkesan oleh mahasiswanya terutama mahasiswa Kimia. Tiga puluh lima tahun mengabdi tanpa mengenal lelah menjadi dosen membuahkan hasil yang manis hingga akhirnya dikukuhkan menjadi guru besar dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya.

Kisah inspiratif dan dedikasi Prof. Suyanta merupakan implementasi dari SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan.

 

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

FMIPA UGM Perluas Kerja Sama dengan SMA/MA Se-Indonesia: Dukung Implementasi Merdeka Belajar

FMIPA UGM memperluas kerja sama dengan SMA/MA se-Indonesia melalui acara workshop dan pameran inovasi karya dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning pada Kamis 8 Agustus 2024 di Auditorium FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia seperti Riau, Solo, Blitar, Boyolali, dan lainnya. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center serta merupakan bagian dari rangkaian acara Workshop dengan tema Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contextual Learning.

“Kami menyambut baik untuk bapak dan ibu kepala sekolah serta guru untuk datang ke Taiwan dalam mencapai impian (studi dan karir),” papar Prof. Cheng Shuenn Ren, Ph.D., selaku Vice President Cheng Shiu University Taiwan.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. turut memberikan sambutan dalam acara ini serta mendukung berbagai bentuk kerja sama yang akan dilakukan dengan pihak sekolah. Prof. Kuwat mempresentasikan berbagai potensi kerja sama yang bisa dijalin antara FMIPA UGM dengan sekolah seperti beasiswa, pelatihan guru, program magang, dan kunjungan edukatif.

“Acara ini merupakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan Taiwan Center dengan mengundang pimpinan sekolah di seluruh Indonesia dalam rangka berdiskusi menatap masa depan. Lulusan kita tidak hanya kerja di dalam negeri tetapi juga menadi warga global,” papar Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. saat memberikan sambutan acara.

Selain mendapatkan workshop atau pelatihan mengenai implementasi Merdeka Belajar, para peserta juga dapat mendatangi pameran inovasi karya yang dapat diceritakan kepada siswa-siswa di sekolah. Para kepala sekolah dan guru pun dapat langsung mencoba alat-alat hasil karya inovasi di FMIPA UGM.

“Sangat meriah ya, mereka antusias nanya-nanya tentang Matematika. Jadi, lulusan Matematika tidak sebatas menjadi guru saja tetapi bisa menjadi praktisi dan memecahkan masalah di lingkungan dengan implementasi ilmu Matematika,” papar Silvina selaku mahasiswa S2 Matematika sekaligus penjaga stand pameran.

“Harapannya kami bisa bermitra dengan FMIPA UGM dengan memberikan fasilitas praktikum laboratorium di bidang Kromatografi dan laboratorium Anorganik Kimia. Misal, untuk persiapan lomba penelitian pelajaran dan uji sampel,” papar Luqman Fikry Amarullah, Kepala Sekolah SMA Masa Depan Kalasan.

Agenda penjajakan kerja sama antara FMIPA UGM dengan sekolah-sekolah di tingkat SMA/MA melalui acara workshop dan pameran inovasi karya tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan pendidik di bidang Merdeka Belajar, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui pameran inovasi yang dapat diakses oleh pendidik, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama antara instansi perguran tinggi dan institusi pendidikan atau sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More
Translate