Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

mipa

Prof. Wega Trisunaryanti Dosen Departemen Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada Dianugerahi “Global Alumni Fellow” oleh University of Osaka

Dunia peneliti Indonesia, tak terkecuali keluarga Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat internasional. Prof. Dra. Wega Trisunaryanti, M.S., Ph.D.Eng., yang menjabat sebagai Penasihat Indonesia Japan Business Network (IJBNET), menerima penghargaan bergengsi “The University of Osaka Global Alumni Fellow”. Penghargaan tersebut merupakan kehormatan yang dianugerahkan kepada alumni internasional yang dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa dalam riset, kolaborasi lintas negara, serta pengembangan ilmu pengetahuan.

University of Osaka, salah satu institusi pendidikan terkemuka di Jepang, menganugerahkan penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi Prof. Wega dalam membangun kerja sama akademik strategis antara Indonesia dan Jepang, khususnya di bidang kimia fisika, energi terbarukan, dan teknologi lingkungan. Dedikasinya menjadi cerminan peran penting akademisi dalam membangun diplomasi, menjadi jembatan antara Indonesia dan Jepang dalam mendorong inovasi dan transfer pengetahuan. Selama ini, ia dikenal aktif dalam dunia riset dan pendidikan tinggi, khususnya dalam pengembangan material katalis dan energi bersih di laboratorium Kimia Fisik Departemen  FMIPA Universitas Gadjah Mada. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang berkomitmen mendorong keterlibatan perempuan dalam dunia sains dan teknologi.

Penghargaan ini menegaskan kembali peran penting ilmuwan dan akademisi dalam mendukung tujuan global. Dedikasi Prof. Wega secara nyata berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui penguatan pendidikan tinggi dan riset, SDG 5 (Kesetaraan Gender) lewat kiprahnya sebagai ilmuwan perempuan inspiratif, SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) melalui inovasi di bidang energi terbarukan, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi internasional Indonesia dan Jepang. Capaian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkarya demi dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

MIDSEA Summer School 2025 Perkuat Jaringan dan Kompetensi Pemodelan di Asia Tenggara

Departemen Matematika FMIPA UGM secara resmi membuka MIDSEA Summer School 2025, sebuah forum ilmiah tingkat regional yang bertujuan membangun kapasitas serta memperluas jaringan di bidang pemodelan penyakit menular. Kegiatan ini digelar pada 23–29 Juni 2025 di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center dan fokus pada penguatan riset serta kolaborasi dalam pemodelan matematika untuk menangani tantangan penyakit menular yang semakin kompleks dan dinamis.

Acara pembukaan berlangsung khidmat dan hangat, dimulai dengan sambutan dari pembawa acara dan dilanjutkan dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Suasana budaya juga dihadirkan melalui pertunjukan tari Gambyong oleh penari dari Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM, menambah semarak acara.

Dalam sambutannya, Ketua Departemen Matematika FMIPA UGM, Dr. Nanang Susyanto, menegaskan pentingnya ilmu matematika sebagai alat utama dalam memahami dan mengatasi persoalan kesehatan masyarakat, terutama di tengah pandemi global. Beliau juga memaparkan program unggulan departemen, termasuk pendidikan berkualitas, riset terkini, dan kolaborasi ilmiah yang telah dan sedang dijalankan.

Acara kemudian secara resmi dibuka oleh Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana. Dalam pidatonya, Prof. Kuwat menyampaikan dukungan penuh terhadap MIDSEA sebagai inisiatif kolaborasi akademik lintas negara yang esensial di era globalisasi dan tantangan kesehatan yang semakin kompleks. Beliau menggambarkan kerja sama ini sebagai “Golden Keeper,” sebuah sinergi emas yang menyatukan ide, riset inovatif, pelatihan, serta aplikasi praktis demi manfaat nyata bagi masyarakat. Prof. Kuwat berharap peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal dan merasakan pengalaman yang produktif serta menyenangkan selama Summer School di Yogyakarta.

Selanjutnya, Prof. Alex Cook dari National University of Singapore (NUS) yang juga perwakilan utama MIDSEA, memaparkan visi dan misi inisiatif ini. Prof. Cook menjelaskan bahwa MIDSEA merupakan jaringan kolaborasi strategis untuk membangun kapasitas riset dan pertukaran ilmu dalam pemodelan penyakit menular berbasis data. Fokus MIDSEA adalah mengintegrasikan keahlian matematika dan epidemiologi guna mendukung pengambilan keputusan kesehatan masyarakat yang lebih tepat dan responsif di tingkat regional. Dengan pendekatan ilmiah yang solid dan jejaring lintas negara yang kuat, MIDSEA diharapkan menjadi fondasi pengembangan strategi adaptif dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular di Asia Tenggara.

“MIDSEA aims to create a strong and coordinated network of researchers using mathematical models as a foundation for better public health decision-making in the region.” jelas Prof. Cook.

Setelah pembukaan yang penuh antusiasme, MIDSEA Summer School 2025 melanjutkan rangkaian kegiatan dengan seminar interaktif, lokakarya praktis, dan diskusi panel yang melibatkan pakar serta peserta dari berbagai disiplin ilmu. Program ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan teknis peserta sekaligus membangun jejaring kerja sama jangka panjang yang berkontribusi signifikan dalam pengendalian penyakit menular di Asia Tenggara.

Kata Kunci: MIDSEA, Summer School, Penyakit Menular
Penulis: Priscilla Deviana Tachija
Foto: Fathan Rasyid Rahmadhan
*Opsi foto lain dapat diakses pada drive berikut: MIDSEA 2025

Read More

Partner EY Indonesia Berikan Tips dan Pesan Untuk Fresh Graduate Agar Adaptif dan Proaktif dalam Memilih Pekerjaan

Dalam rangkaian acara seminar SAP Indonesia di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis, 5 Juni 2025, Bapak Antonius Susanto, Partner di EY Indonesia, hadir sebagai panelis dan memberikan pandangannya mengenai kesiapan karier lulusan baru di tengah ekosistem kerja yang dinamis. Tim media Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam berkesempatan untuk mewawancarai beliau secara langsung.

Dalam sesi tersebut, Jurnalis FMIPA UGM, Amalia Nurmalitasari, mengajukan pertanyaan mengenai mengenai sejauh mana dan sampai kapan seseorang bisa tetap selektif dalam memilih pekerjaan yang ingin dilamar, sebelum akhirnya harus mengambil kesempatan yang tersedia. Menanggapi pertanyaan tersebut, Bapak Antonius memberikan pandangan yang realistis namun tetap berlandaskan prinsip, “Ketika kita menghadapi dunia nyata, kita akan dihadapkan pada banyak pertimbangan terutama realita. Tidak ada satu formula pasti yang berlaku untuk semua orang. Tapi tetap ada guiding principles yang bisa kita pegang. Tanyakan pada diri sendiri: apakah saya masih menyukai pilihan-pilihan yang saya ambil?,” ujarnya.

Beliau menjelaskan bahwa idealnya seseorang melamar pekerjaan yang sesuai minat. Namun, apabila proses pencarian terlalu lama, ada baiknya mulai mempertimbangkan pilihan dari jurusan lain, industri lain, atau bahkan peluang di luar negeri, selama masih sejalan dengan minat dan nilai pribadi. Ia mencontohkan bahwa mahasiswa dari jurusan MIPA, misalnya, bisa menonjolkan kekuatan di bidang analytical skills. “Tawarkan kemampuan itu ke perusahaan yang membutuhkannya. Jangan terpaku pada jurusan semata. Hal terpenting adalah bagaimana ilmu yang dipelajari bisa diterapkan secara nyata,” jelasnya.

Lebih lanjut, Antonius menekankan pentingnya mengembangkan karakter yang kuat dan sikap proaktif, selain tentunya penguasaan hard skills. “Lamar saja berbagai pekerjaan, tapi pastikan Anda tampil dengan karakter yang kuat dan proaktif. Banyak perusahaan sangat terbuka jika melihat potensi dari sikap dan soft skills kandidat,” ujarnya.

Acara ini tidak hanya berdampak pada individu, tapi juga sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Goal 8) dan Pendidikan Berkualitas (Goal 4). Dengan pendekatan yang adaptif tetapi berprinsip, lulusan muda diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang berdaya saing dan berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Tim Reportase: Amalia Nurmalitasari, Annasiqah, dan Nabila Putri Azzahra

Read More

Seminar SAP di UGM: Cerita Tiga Alumni Ilmu Komputer Soal Salah Jurusan, Pentingnya Organisasi, dan Perjuangan Membangun Startup

Yogyakarta,  Kamis 5 Juni 2025 ,  Gedung Gama Innovation Center (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM) hari ini menjadi saksi semangat perubahan dan inspirasi. SAP Indonesia menggelar seminar dan diskusi panel yang bertujuan memperkenalkan ekosistem SAP sekaligus membuka peluang karier global bagi mahasiswa lintas jurusan. Namun yang paling mencuri perhatian adalah kisah-kisah inspiratif dari tiga alumni Ilmu Komputer UGM yang kini menapaki jalan sukses mereka masing-masing.

Sesi diskusi dibuka dengan cerita Adela Irawan Account Excecutive SAP, alumni Ilmu Komputer UGM, yang dengan jujur mengungkap pernah merasa salah jurusan. “Saya sempat bingung, merasa tidak cocok. Tapi dari situ saya belajar untuk survive, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan mulai merencanakan masa depan dengan lebih matang,” ujarnya. Adela kemudian membentuk komunitas mentoring yang mempertemukan mentee dan mentor, sebagai bentuk kontribusi sekaligus jalan untuk terus berkembang.

Selanjutnya, Azka Edy, Solution Advisory for Southesat Asia di SAP, sekaligus alumni Ilmu Komputer UGM, menekankan pentingnya mengikuti organisasi saat kuliah. “Organisasi memberi saya kesempatan belajar soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan menyelesaikan masalah dalam tim. Semua itu menjadi baseline saya dalam berkarier hingga sekarang,” jelasnya. Menurutnya, kegiatan di luar kelas adalah laboratorium nyata yang melatih kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja.

Cerita ketiga datang dari Fany Meidiana Prayoga, Pre Sales untuk DSC, alumni Ilmu Komputer UGM angkatan 2020. Ia membagikan perjalanan bisnisnya dalam mendirikan Slamet House, sebuah software house yang ia bangun bersama rekan-rekannya. “Kami melihat dua kebutuhan: mahasiswa butuh portofolio proyek, dan UMKM butuh sistem digital. Dari gap itu, lahirlah Slamet House,” jelas Fany Meidiana Prayoga.

Ketiga alumni ini membuktikan bahwa sukses tidak ditentukan hanya oleh jurusan atau IPK, tapi oleh keberanian untuk berubah, semangat kolaborasi, dan kemauan untuk terus belajar. Seminar ini menjadi bukti nyata bahwa perguruan tinggi bukan hanya tempat belajar akademik, tetapi juga wadah bertumbuh dan berkembangnya jiwa kepemimpinan, kreativitas, dan inovasi bermasyarakat.

Lebih dari itu, inisiatif-inisiatif yang dibagikan dalam acara ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4 (Quality Education), ke-8 (Decent Work and Economic Growth), dan ke-9 (Industry, Innovation, and Infrastructure). Dengan memberdayakan mahasiswa dan alumni untuk membangun solusi inovatif serta menciptakan akses pembelajaran dan karier yang inklusif, kegiatan ini turut mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Reportase: Amalia Nurmalitasari, Syifa Azzahra Susilo, dan Muhammad Irfan

Read More

Turut Ramaikan Salat Iduladha di Lapangan Pancasila UGM, Mahasiswa FMIPA UGM Refleksikan Iduladha Jadi Momen Pendidikan Spiritual dan Kepemimpinan

Lapangan Pancasila Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menjadi saksi kebersamaan luar biasa dalam perayaan salat iduladha 1446 H/2025 M. Suasana pagi yang cerah dan hangat menyelimuti pelaksanaan salat iduladha  yang berlangsung khidmat. Puluhan ribu jamaah, terdiri dari masyarakat umum dan civitas akademika UGM, termasuk mahasiswa FMIPA UGM turut memadati area lapangan sejak dini hari, membawa semangat pengorbanan dan keikhlasan sebagai ruh dari perayaan Idul Adha.

“Seru dan syahdu,” ujar salah satu mahasiswa FMIPA UGM ketika ditanyai mengenai testimoni sholat iduladha di GSP UGM. Ia merefleksikan momen iduladha ini sebagai bentuk pendidikan spiritual maupun kepemimpinan.

Dalam khutbah yang disampaikan seusai salat, khatib menekankan kepada jamaah bahwa Idul Adha merupakan momentum untuk merefleksikan ketulusan, keikhlasan, dan cinta sejati kepada Allah SWT. Dengan meneladani kisah Nabi Ibrahim alaihisalam Sang Khalilullah dan Nabi Ismail alaihisalam, jamaah diajak merenungkan pentingnya pendidikan spiritual sebagai fondasi kehidupan yang kokoh dan bermakna.

“Perintah menyembelih bukan sekadar perintah lahiriah, melainkan simbol ketaatan mutlak tanpa syarat dari seorang hamba kepada Tuhannya,” tutur khatib, merujuk pada dialog agung antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagaimana tertuang dalam Surah As-Saffat ayat 102.

Lebih lanjut, khatib mengangkat konsep menarik tentang matematika spiritual, di mana angka 1 melambangkan keesaan Allah, sementara angka 0 menggambarkan manusia yang seperti debu di alam semesta ini, tak bernilai tanpa keterhubungan dengan Sang Pencipta. Selain aspek spiritual, khutbah juga menyoroti pentingnya membangun karakter dan kepemimpinan dengan meneladani sifat-sifat Nabi Ibrahim: sabar, bijaksana, dan teguh dalam menjalankan kebenaran.

Perayaan Idul Adha di Universitas Gadjah Mada tahun ini bukan semata seremoni keagamaan, tetapi juga manifestasi nilai-nilai luhur yang menyentuh ranah spiritual dan sosial. Seperti thawaf yang melambangkan penyerahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, demikian pula seharusnya kehidupan manusia berputar mengelilingi nilai-nilai ilahiah dalam setiap langkah menuju kemajuan dunia dan akhirat. Menutup khutbahnya, khatib mengingatkan, “Dunia dalam genggaman, dan akhirat dalam hati karena dunia adalah jalan kita menuju akhirat.”

Nilai-nilai yang terkandung dalam khutbah dan perayaan Idul Adha ini juga relevan dengan semangat Sustainable Development Goals (SDGs). Pendidikan spiritual yang mendalam sejalan dengan Tujuan 4, yaitu memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Sifat kepemimpinan yang adil, sabar, dan bijaksana mencerminkan Tujuan 16, yaitu mendorong masyarakat damai, adil, dan inklusif. Sementara semangat kebersamaan antara civitas akademika dan masyarakat mencerminkan Tujuan 17, yaitu membangun kemitraan yang kuat dalam mencapai tujuan bersama demi kebaikan umat dan masa depan yang berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Ghissan Mulan, Luthfita Keysha A.G, dan Irma Eliana
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

SAP Indonesia berkolaborasi dengan GIK UGM: Perkenalkan Ekosistem Global dan Sertifikasi Gratis bagi Mahasiswa

Yogyakarta, 5 Juni 2025 – SAP Indonesia menyelenggarakan seminar dan diskusi panel di Gedung Gama Innovation Center (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (5/6), sebagai bagian dari upaya memperkenalkan ekosistem SAP serta membuka peluang karier global bagi mahasiswa lintas jurusan.

Sesi perkenalan SAP Indonesia dibuka langsung oleh Andreas Diantoro, Managing Director SAP Indonesia, yang hadir bersama Adela Irawan, alumni Ilmu Komputer Fakultas MIPA UGM yang kini berkarier di SAP. Dalam paparannya, Andreas menyampaikan bahwa SAP bukan hanya perusahaan perangkat lunak, tetapi sebuah penyedia solusi proses bisnis yang krusial bagi industri global.

“SAP adalah fondasi banyak perusahaan besar di dunia. Jika sistem SAP berhenti, seluruh proses bisnis bisa terhenti. Itulah besarnya dampak SAP di industri, terutama di Indonesia” jelas Andreas.

Ia juga menegaskan bahwa SAP hadir langsung ke kampus bukan hanya untuk berbagi wawasan, tetapi juga untuk membuka akses nyata menuju dunia kerja. “Kami tidak datang dengan tangan kosong. Kami hadir membawa peluang kerja, sertifikasi gratis, dan program pembelajaran global. Kami ingin menjangkau mahasiswa Indonesia dan membekali mereka agar siap menjadi talenta global,” tegas Andreas Diantoro.

Melalui inisiatif ini, mahasiswa UGM berkesempatan mengakses SAP Learning Hub, serta mendapatkan dua sertifikasi SAP secara gratis dan empat kali kesempatan ujian. Adela Irawan turut membagikan pengalamannya setelah lulus dari UGM dan berkairi di SAP.  Acara ini juga menampilkan sesi panel diskusi yang menghadirkan tokoh-tokoh penting dari industri konsultan global. Antonius Susanto dari EY Indonesia dan Didi Laksana, Direktur KPMG Indonesia, turut berbagi wawasan tentang pentingnya transformasi digital, penguasaan proses bisnis, dan pengembangan soft skills dalam menghadapi persaingan global. Mereka menekankan bahwa lulusan dari berbagai latar belakang dapat sukses di industri berbasis teknologi selama memiliki kemauan belajar dan karakter yang kuat.

“Karakter dan attitude adalah fondasi. Soft skills, hard skills, dan kemauan untuk terus belajar adalah kombinasi yang dicari oleh perusahaan-perusahaan global,” ujar Antonius Susanto.

Dengan komunitas global dan pendekatan berbasis kompetensi yang berlaku lintas negara, SAP mendorong mahasiswa Indonesia untuk mengembangkan diri dan menembus pasar kerja internasional. “Kami datang untuk tumbuh bersama. SAP hadir untuk membawa talenta Indonesia menjadi global,” tutup Andreas Diantoro.

Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud komitmen SAP dan Universitas Gadjah Mada terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam bidang Pendidikan Berkualitas (Goal 4), Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Goal 8), serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Goal 17). Melalui kolaborasi antara industri dan institusi pendidikan tinggi, SAP berupaya menciptakan ekosistem talenta yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Sabik Hikami Kantor Alumni UGM

Read More

FMIPA UGM Gelar Seminar dan Sharing Session sebagai Wujud Kepedulian Terkait Keselamatan Kerja dan Inovasi Industri

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan “Seminar dan Sharing Session: Advancing Process Safety: Strategic Initiatives for Sustainable and Hazard-Free Industrial Systems” pada 2 Juni 2025. Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen FMIPA dalam menjembatani dunia akademik dan industri, khususnya dalam upaya mendorong penerapan keselamatan kerja serta pengembangan inovasi berbasis riset. Berlangsung di  Auditorium Lantai 1 FMIPA UGM, kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan profesional industri, mulai dari perwakilan dari Yokogawa Indonesia, yaitu Bapak Ir. Sonny Prijantono dan Ibu Febri Andriani ST, M.Eng, IPU serta Moderator Dr. techn, Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc, perwakilan dari PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Bapak Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si. menegaskan bahwa  acara ini menjadi bagian dari strategi fakultas dalam membekali mahasiswa dengan pemahaman menyeluruh mengenai tantangan dan dinamika dunia industri. “FMIPA berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap kebutuhan industri, termasuk pentingnya keselamatan proses dalam operasional industri,” ujarnya.

Pelaksanaan acara ini betujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada sistem kerja industri yang kompleks, khususnya terkait aspek process safety, desain sistem kendali, dan pemanfaatan teknologi instrumentasi. Melalui kegiatan ini, FMIPA berharap dapat membangun kesadaran sejak dini mengenai pentingnya keselamatan kerja di lingkungan industri, sejalan dengan standar dan praktik terbaik yang berlaku secara internasional.

Acara ini secara langsung mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui peningkatan kualitas pembelajaran berbasis praktik industri, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) melalui penguatan kesadaran akan keselamatan dan hak-hak pekerja, serta SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) melalui pemahaman teknologi terkini di bidang instrumentasi dan otomasi industri.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi : Aproditty Nirmala Putri
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Mahasiswi Fisika FMIPA UGM Soroti Peran Nyata Fisika dalam Kehidupan dan Implementasinya terhadap Pembangunan Berkelanjutan: “Lebih Dari Sekadar Rumus”

Bagi sebagian besar orang, fisika kerap diasosiasikan dengan rumus-rumus kompleks atau teori abstrak yang sulit dipahami. Namun bagi mahasiswa fisika, ilmu ini lebih dari sekadar pelajaran kelas, ia hadir dan bekerja di hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satunya diungkapkan oleh Amalia Nurin Al Fath, mahasiswi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) yang menjelaskan peran nyata dan implementasi ilmu fisika di kehidupan sehari-hari.

“Lebih dari sekadar rumus, mulai dari listrik yang kita gunakan sehari-hari, sinyal komunikasi di ponsel, teknologi medis seperti MRI dan CT-scan, hingga GeNose, alat deteksi Covid-19 yang lahir di laboratorium Fisika UGM, semuanya berdiri di atas dasar fisika,” ujar Amalia.

Tak hanya sekadar berperan dalam kenyamanan hidup, fisika juga berperan dalam menjawab tantangan global, termasuk krisis energi dan perubahan iklim. “Para ilmuwan fisika bekerja keras mengembangkan teknologi energi terbarukan, seperti pembangkit tenaga surya, turbin angin, hingga riset reaktor fusi. Ini bukan sekadar teori, tetapi masa depan energi secara global,” tegasnya.

Sebagai mahasiswa, ia merasa penting untuk tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga menghadirkan kontribusi nyata kepada masyarakat. Hal ini ia buktikan melalui keterlibatannya dalam riset mengenai fotokatalis yang berperan langsung dalam penanganan sampah. Melalui riset ini, Amalia membuktikan bahwa fisika memiliki kontribusi langsung terhadap penyelesaian masalah lingkungan.

Kontribusi Amalia dan dukungan riset yang diberikan FMIPA UGM selaras dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas). Adapun riset fotokatalis yang tengah dikembangkan juga mendukung SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi) melalui pengolahan limbah. FMIPA UGM, sebagai institusi pendidikan dan riset, turut berperan aktif mencetak saintis muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap isu lingkungan dan sosial, serta mampu menjembatani ilmu fisika dengan kebutuhan nyata masyarakat nasional maupun global.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Kontributor : Amalia Nurin Al Fath

Read More

Prof. Wega Trisunaryanti Dosen Departemen Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada Dianugerahi “Global Alumni Fellow” oleh University of Osaka

Dunia peneliti Indonesia, tak terkecuali keluarga Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat internasional. Prof. Dra. Wega Trisunaryanti, M.S., Ph.D.Eng., yang menjabat sebagai Penasihat Indonesia Japan Business Network (IJBNET), menerima penghargaan bergengsi “The University of Osaka Global Alumni Fellow”. Penghargaan tersebut merupakan kehormatan yang dianugerahkan kepada alumni internasional yang dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa dalam riset, kolaborasi lintas negara, serta pengembangan ilmu pengetahuan.

University of Osaka, salah satu institusi pendidikan terkemuka di Jepang, menganugerahkan penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi Prof. Wega dalam membangun kerja sama akademik strategis antara Indonesia dan Jepang, khususnya di bidang kimia fisika, energi terbarukan, dan teknologi lingkungan. Dedikasinya menjadi cerminan peran penting akademisi dalam membangun diplomasi, menjadi jembatan antara Indonesia dan Jepang dalam mendorong inovasi dan transfer pengetahuan. Selama ini, ia dikenal aktif dalam dunia riset dan pendidikan tinggi, khususnya dalam pengembangan material katalis dan energi bersih di laboratorium Kimia Fisik Departemen  FMIPA Universitas Gadjah Mada. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang berkomitmen mendorong keterlibatan perempuan dalam dunia sains dan teknologi.

Penghargaan ini menegaskan kembali peran penting ilmuwan dan akademisi dalam mendukung tujuan global. Dedikasi Prof. Wega secara nyata berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui penguatan pendidikan tinggi dan riset, SDG 5 (Kesetaraan Gender) lewat kiprahnya sebagai ilmuwan perempuan inspiratif, SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) melalui inovasi di bidang energi terbarukan, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi internasional Indonesia dan Jepang. Capaian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkarya demi dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

MIDSEA Summer School 2025 Perkuat Jaringan dan Kompetensi Pemodelan di Asia Tenggara

Departemen Matematika FMIPA UGM secara resmi membuka MIDSEA Summer School 2025, sebuah forum ilmiah tingkat regional yang bertujuan membangun kapasitas serta memperluas jaringan di bidang pemodelan penyakit menular. Kegiatan ini digelar pada 23–29 Juni 2025 di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center dan fokus pada penguatan riset serta kolaborasi dalam pemodelan matematika untuk menangani tantangan penyakit menular yang semakin kompleks dan dinamis.

Acara pembukaan berlangsung khidmat dan hangat, dimulai dengan sambutan dari pembawa acara dan dilanjutkan dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Suasana budaya juga dihadirkan melalui pertunjukan tari Gambyong oleh penari dari Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM, menambah semarak acara.

Dalam sambutannya, Ketua Departemen Matematika FMIPA UGM, Dr. Nanang Susyanto, menegaskan pentingnya ilmu matematika sebagai alat utama dalam memahami dan mengatasi persoalan kesehatan masyarakat, terutama di tengah pandemi global. Beliau juga memaparkan program unggulan departemen, termasuk pendidikan berkualitas, riset terkini, dan kolaborasi ilmiah yang telah dan sedang dijalankan.

Acara kemudian secara resmi dibuka oleh Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana. Dalam pidatonya, Prof. Kuwat menyampaikan dukungan penuh terhadap MIDSEA sebagai inisiatif kolaborasi akademik lintas negara yang esensial di era globalisasi dan tantangan kesehatan yang semakin kompleks. Beliau menggambarkan kerja sama ini sebagai “Golden Keeper,” sebuah sinergi emas yang menyatukan ide, riset inovatif, pelatihan, serta aplikasi praktis demi manfaat nyata bagi masyarakat. Prof. Kuwat berharap peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan maksimal dan merasakan pengalaman yang produktif serta menyenangkan selama Summer School di Yogyakarta.

Selanjutnya, Prof. Alex Cook dari National University of Singapore (NUS) yang juga perwakilan utama MIDSEA, memaparkan visi dan misi inisiatif ini. Prof. Cook menjelaskan bahwa MIDSEA merupakan jaringan kolaborasi strategis untuk membangun kapasitas riset dan pertukaran ilmu dalam pemodelan penyakit menular berbasis data. Fokus MIDSEA adalah mengintegrasikan keahlian matematika dan epidemiologi guna mendukung pengambilan keputusan kesehatan masyarakat yang lebih tepat dan responsif di tingkat regional. Dengan pendekatan ilmiah yang solid dan jejaring lintas negara yang kuat, MIDSEA diharapkan menjadi fondasi pengembangan strategi adaptif dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular di Asia Tenggara.

“MIDSEA aims to create a strong and coordinated network of researchers using mathematical models as a foundation for better public health decision-making in the region.” jelas Prof. Cook.

Setelah pembukaan yang penuh antusiasme, MIDSEA Summer School 2025 melanjutkan rangkaian kegiatan dengan seminar interaktif, lokakarya praktis, dan diskusi panel yang melibatkan pakar serta peserta dari berbagai disiplin ilmu. Program ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan teknis peserta sekaligus membangun jejaring kerja sama jangka panjang yang berkontribusi signifikan dalam pengendalian penyakit menular di Asia Tenggara.

Kata Kunci: MIDSEA, Summer School, Penyakit Menular
Penulis: Priscilla Deviana Tachija
Foto: Fathan Rasyid Rahmadhan
*Opsi foto lain dapat diakses pada drive berikut: MIDSEA 2025

Read More

Partner EY Indonesia Berikan Tips dan Pesan Untuk Fresh Graduate Agar Adaptif dan Proaktif dalam Memilih Pekerjaan

Dalam rangkaian acara seminar SAP Indonesia di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis, 5 Juni 2025, Bapak Antonius Susanto, Partner di EY Indonesia, hadir sebagai panelis dan memberikan pandangannya mengenai kesiapan karier lulusan baru di tengah ekosistem kerja yang dinamis. Tim media Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam berkesempatan untuk mewawancarai beliau secara langsung.

Dalam sesi tersebut, Jurnalis FMIPA UGM, Amalia Nurmalitasari, mengajukan pertanyaan mengenai mengenai sejauh mana dan sampai kapan seseorang bisa tetap selektif dalam memilih pekerjaan yang ingin dilamar, sebelum akhirnya harus mengambil kesempatan yang tersedia. Menanggapi pertanyaan tersebut, Bapak Antonius memberikan pandangan yang realistis namun tetap berlandaskan prinsip, “Ketika kita menghadapi dunia nyata, kita akan dihadapkan pada banyak pertimbangan terutama realita. Tidak ada satu formula pasti yang berlaku untuk semua orang. Tapi tetap ada guiding principles yang bisa kita pegang. Tanyakan pada diri sendiri: apakah saya masih menyukai pilihan-pilihan yang saya ambil?,” ujarnya.

Beliau menjelaskan bahwa idealnya seseorang melamar pekerjaan yang sesuai minat. Namun, apabila proses pencarian terlalu lama, ada baiknya mulai mempertimbangkan pilihan dari jurusan lain, industri lain, atau bahkan peluang di luar negeri, selama masih sejalan dengan minat dan nilai pribadi. Ia mencontohkan bahwa mahasiswa dari jurusan MIPA, misalnya, bisa menonjolkan kekuatan di bidang analytical skills. “Tawarkan kemampuan itu ke perusahaan yang membutuhkannya. Jangan terpaku pada jurusan semata. Hal terpenting adalah bagaimana ilmu yang dipelajari bisa diterapkan secara nyata,” jelasnya.

Lebih lanjut, Antonius menekankan pentingnya mengembangkan karakter yang kuat dan sikap proaktif, selain tentunya penguasaan hard skills. “Lamar saja berbagai pekerjaan, tapi pastikan Anda tampil dengan karakter yang kuat dan proaktif. Banyak perusahaan sangat terbuka jika melihat potensi dari sikap dan soft skills kandidat,” ujarnya.

Acara ini tidak hanya berdampak pada individu, tapi juga sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Goal 8) dan Pendidikan Berkualitas (Goal 4). Dengan pendekatan yang adaptif tetapi berprinsip, lulusan muda diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang berdaya saing dan berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Tim Reportase: Amalia Nurmalitasari, Annasiqah, dan Nabila Putri Azzahra

Read More

Seminar SAP di UGM: Cerita Tiga Alumni Ilmu Komputer Soal Salah Jurusan, Pentingnya Organisasi, dan Perjuangan Membangun Startup

Yogyakarta,  Kamis 5 Juni 2025 ,  Gedung Gama Innovation Center (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM) hari ini menjadi saksi semangat perubahan dan inspirasi. SAP Indonesia menggelar seminar dan diskusi panel yang bertujuan memperkenalkan ekosistem SAP sekaligus membuka peluang karier global bagi mahasiswa lintas jurusan. Namun yang paling mencuri perhatian adalah kisah-kisah inspiratif dari tiga alumni Ilmu Komputer UGM yang kini menapaki jalan sukses mereka masing-masing.

Sesi diskusi dibuka dengan cerita Adela Irawan Account Excecutive SAP, alumni Ilmu Komputer UGM, yang dengan jujur mengungkap pernah merasa salah jurusan. “Saya sempat bingung, merasa tidak cocok. Tapi dari situ saya belajar untuk survive, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan mulai merencanakan masa depan dengan lebih matang,” ujarnya. Adela kemudian membentuk komunitas mentoring yang mempertemukan mentee dan mentor, sebagai bentuk kontribusi sekaligus jalan untuk terus berkembang.

Selanjutnya, Azka Edy, Solution Advisory for Southesat Asia di SAP, sekaligus alumni Ilmu Komputer UGM, menekankan pentingnya mengikuti organisasi saat kuliah. “Organisasi memberi saya kesempatan belajar soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan menyelesaikan masalah dalam tim. Semua itu menjadi baseline saya dalam berkarier hingga sekarang,” jelasnya. Menurutnya, kegiatan di luar kelas adalah laboratorium nyata yang melatih kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja.

Cerita ketiga datang dari Fany Meidiana Prayoga, Pre Sales untuk DSC, alumni Ilmu Komputer UGM angkatan 2020. Ia membagikan perjalanan bisnisnya dalam mendirikan Slamet House, sebuah software house yang ia bangun bersama rekan-rekannya. “Kami melihat dua kebutuhan: mahasiswa butuh portofolio proyek, dan UMKM butuh sistem digital. Dari gap itu, lahirlah Slamet House,” jelas Fany Meidiana Prayoga.

Ketiga alumni ini membuktikan bahwa sukses tidak ditentukan hanya oleh jurusan atau IPK, tapi oleh keberanian untuk berubah, semangat kolaborasi, dan kemauan untuk terus belajar. Seminar ini menjadi bukti nyata bahwa perguruan tinggi bukan hanya tempat belajar akademik, tetapi juga wadah bertumbuh dan berkembangnya jiwa kepemimpinan, kreativitas, dan inovasi bermasyarakat.

Lebih dari itu, inisiatif-inisiatif yang dibagikan dalam acara ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4 (Quality Education), ke-8 (Decent Work and Economic Growth), dan ke-9 (Industry, Innovation, and Infrastructure). Dengan memberdayakan mahasiswa dan alumni untuk membangun solusi inovatif serta menciptakan akses pembelajaran dan karier yang inklusif, kegiatan ini turut mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Reportase: Amalia Nurmalitasari, Syifa Azzahra Susilo, dan Muhammad Irfan

Read More

Turut Ramaikan Salat Iduladha di Lapangan Pancasila UGM, Mahasiswa FMIPA UGM Refleksikan Iduladha Jadi Momen Pendidikan Spiritual dan Kepemimpinan

Lapangan Pancasila Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menjadi saksi kebersamaan luar biasa dalam perayaan salat iduladha 1446 H/2025 M. Suasana pagi yang cerah dan hangat menyelimuti pelaksanaan salat iduladha  yang berlangsung khidmat. Puluhan ribu jamaah, terdiri dari masyarakat umum dan civitas akademika UGM, termasuk mahasiswa FMIPA UGM turut memadati area lapangan sejak dini hari, membawa semangat pengorbanan dan keikhlasan sebagai ruh dari perayaan Idul Adha.

“Seru dan syahdu,” ujar salah satu mahasiswa FMIPA UGM ketika ditanyai mengenai testimoni sholat iduladha di GSP UGM. Ia merefleksikan momen iduladha ini sebagai bentuk pendidikan spiritual maupun kepemimpinan.

Dalam khutbah yang disampaikan seusai salat, khatib menekankan kepada jamaah bahwa Idul Adha merupakan momentum untuk merefleksikan ketulusan, keikhlasan, dan cinta sejati kepada Allah SWT. Dengan meneladani kisah Nabi Ibrahim alaihisalam Sang Khalilullah dan Nabi Ismail alaihisalam, jamaah diajak merenungkan pentingnya pendidikan spiritual sebagai fondasi kehidupan yang kokoh dan bermakna.

“Perintah menyembelih bukan sekadar perintah lahiriah, melainkan simbol ketaatan mutlak tanpa syarat dari seorang hamba kepada Tuhannya,” tutur khatib, merujuk pada dialog agung antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagaimana tertuang dalam Surah As-Saffat ayat 102.

Lebih lanjut, khatib mengangkat konsep menarik tentang matematika spiritual, di mana angka 1 melambangkan keesaan Allah, sementara angka 0 menggambarkan manusia yang seperti debu di alam semesta ini, tak bernilai tanpa keterhubungan dengan Sang Pencipta. Selain aspek spiritual, khutbah juga menyoroti pentingnya membangun karakter dan kepemimpinan dengan meneladani sifat-sifat Nabi Ibrahim: sabar, bijaksana, dan teguh dalam menjalankan kebenaran.

Perayaan Idul Adha di Universitas Gadjah Mada tahun ini bukan semata seremoni keagamaan, tetapi juga manifestasi nilai-nilai luhur yang menyentuh ranah spiritual dan sosial. Seperti thawaf yang melambangkan penyerahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, demikian pula seharusnya kehidupan manusia berputar mengelilingi nilai-nilai ilahiah dalam setiap langkah menuju kemajuan dunia dan akhirat. Menutup khutbahnya, khatib mengingatkan, “Dunia dalam genggaman, dan akhirat dalam hati karena dunia adalah jalan kita menuju akhirat.”

Nilai-nilai yang terkandung dalam khutbah dan perayaan Idul Adha ini juga relevan dengan semangat Sustainable Development Goals (SDGs). Pendidikan spiritual yang mendalam sejalan dengan Tujuan 4, yaitu memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Sifat kepemimpinan yang adil, sabar, dan bijaksana mencerminkan Tujuan 16, yaitu mendorong masyarakat damai, adil, dan inklusif. Sementara semangat kebersamaan antara civitas akademika dan masyarakat mencerminkan Tujuan 17, yaitu membangun kemitraan yang kuat dalam mencapai tujuan bersama demi kebaikan umat dan masa depan yang berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Ghissan Mulan, Luthfita Keysha A.G, dan Irma Eliana
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

SAP Indonesia berkolaborasi dengan GIK UGM: Perkenalkan Ekosistem Global dan Sertifikasi Gratis bagi Mahasiswa

Yogyakarta, 5 Juni 2025 – SAP Indonesia menyelenggarakan seminar dan diskusi panel di Gedung Gama Innovation Center (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (5/6), sebagai bagian dari upaya memperkenalkan ekosistem SAP serta membuka peluang karier global bagi mahasiswa lintas jurusan.

Sesi perkenalan SAP Indonesia dibuka langsung oleh Andreas Diantoro, Managing Director SAP Indonesia, yang hadir bersama Adela Irawan, alumni Ilmu Komputer Fakultas MIPA UGM yang kini berkarier di SAP. Dalam paparannya, Andreas menyampaikan bahwa SAP bukan hanya perusahaan perangkat lunak, tetapi sebuah penyedia solusi proses bisnis yang krusial bagi industri global.

“SAP adalah fondasi banyak perusahaan besar di dunia. Jika sistem SAP berhenti, seluruh proses bisnis bisa terhenti. Itulah besarnya dampak SAP di industri, terutama di Indonesia” jelas Andreas.

Ia juga menegaskan bahwa SAP hadir langsung ke kampus bukan hanya untuk berbagi wawasan, tetapi juga untuk membuka akses nyata menuju dunia kerja. “Kami tidak datang dengan tangan kosong. Kami hadir membawa peluang kerja, sertifikasi gratis, dan program pembelajaran global. Kami ingin menjangkau mahasiswa Indonesia dan membekali mereka agar siap menjadi talenta global,” tegas Andreas Diantoro.

Melalui inisiatif ini, mahasiswa UGM berkesempatan mengakses SAP Learning Hub, serta mendapatkan dua sertifikasi SAP secara gratis dan empat kali kesempatan ujian. Adela Irawan turut membagikan pengalamannya setelah lulus dari UGM dan berkairi di SAP.  Acara ini juga menampilkan sesi panel diskusi yang menghadirkan tokoh-tokoh penting dari industri konsultan global. Antonius Susanto dari EY Indonesia dan Didi Laksana, Direktur KPMG Indonesia, turut berbagi wawasan tentang pentingnya transformasi digital, penguasaan proses bisnis, dan pengembangan soft skills dalam menghadapi persaingan global. Mereka menekankan bahwa lulusan dari berbagai latar belakang dapat sukses di industri berbasis teknologi selama memiliki kemauan belajar dan karakter yang kuat.

“Karakter dan attitude adalah fondasi. Soft skills, hard skills, dan kemauan untuk terus belajar adalah kombinasi yang dicari oleh perusahaan-perusahaan global,” ujar Antonius Susanto.

Dengan komunitas global dan pendekatan berbasis kompetensi yang berlaku lintas negara, SAP mendorong mahasiswa Indonesia untuk mengembangkan diri dan menembus pasar kerja internasional. “Kami datang untuk tumbuh bersama. SAP hadir untuk membawa talenta Indonesia menjadi global,” tutup Andreas Diantoro.

Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud komitmen SAP dan Universitas Gadjah Mada terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam bidang Pendidikan Berkualitas (Goal 4), Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Goal 8), serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Goal 17). Melalui kolaborasi antara industri dan institusi pendidikan tinggi, SAP berupaya menciptakan ekosistem talenta yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Sabik Hikami Kantor Alumni UGM

Read More

FMIPA UGM Gelar Seminar dan Sharing Session sebagai Wujud Kepedulian Terkait Keselamatan Kerja dan Inovasi Industri

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan “Seminar dan Sharing Session: Advancing Process Safety: Strategic Initiatives for Sustainable and Hazard-Free Industrial Systems” pada 2 Juni 2025. Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen FMIPA dalam menjembatani dunia akademik dan industri, khususnya dalam upaya mendorong penerapan keselamatan kerja serta pengembangan inovasi berbasis riset. Berlangsung di  Auditorium Lantai 1 FMIPA UGM, kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan profesional industri, mulai dari perwakilan dari Yokogawa Indonesia, yaitu Bapak Ir. Sonny Prijantono dan Ibu Febri Andriani ST, M.Eng, IPU serta Moderator Dr. techn, Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc, perwakilan dari PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Bapak Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si. menegaskan bahwa  acara ini menjadi bagian dari strategi fakultas dalam membekali mahasiswa dengan pemahaman menyeluruh mengenai tantangan dan dinamika dunia industri. “FMIPA berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap kebutuhan industri, termasuk pentingnya keselamatan proses dalam operasional industri,” ujarnya.

Pelaksanaan acara ini betujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada sistem kerja industri yang kompleks, khususnya terkait aspek process safety, desain sistem kendali, dan pemanfaatan teknologi instrumentasi. Melalui kegiatan ini, FMIPA berharap dapat membangun kesadaran sejak dini mengenai pentingnya keselamatan kerja di lingkungan industri, sejalan dengan standar dan praktik terbaik yang berlaku secara internasional.

Acara ini secara langsung mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui peningkatan kualitas pembelajaran berbasis praktik industri, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) melalui penguatan kesadaran akan keselamatan dan hak-hak pekerja, serta SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) melalui pemahaman teknologi terkini di bidang instrumentasi dan otomasi industri.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi : Aproditty Nirmala Putri
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Mahasiswi Fisika FMIPA UGM Soroti Peran Nyata Fisika dalam Kehidupan dan Implementasinya terhadap Pembangunan Berkelanjutan: “Lebih Dari Sekadar Rumus”

Bagi sebagian besar orang, fisika kerap diasosiasikan dengan rumus-rumus kompleks atau teori abstrak yang sulit dipahami. Namun bagi mahasiswa fisika, ilmu ini lebih dari sekadar pelajaran kelas, ia hadir dan bekerja di hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satunya diungkapkan oleh Amalia Nurin Al Fath, mahasiswi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) yang menjelaskan peran nyata dan implementasi ilmu fisika di kehidupan sehari-hari.

“Lebih dari sekadar rumus, mulai dari listrik yang kita gunakan sehari-hari, sinyal komunikasi di ponsel, teknologi medis seperti MRI dan CT-scan, hingga GeNose, alat deteksi Covid-19 yang lahir di laboratorium Fisika UGM, semuanya berdiri di atas dasar fisika,” ujar Amalia.

Tak hanya sekadar berperan dalam kenyamanan hidup, fisika juga berperan dalam menjawab tantangan global, termasuk krisis energi dan perubahan iklim. “Para ilmuwan fisika bekerja keras mengembangkan teknologi energi terbarukan, seperti pembangkit tenaga surya, turbin angin, hingga riset reaktor fusi. Ini bukan sekadar teori, tetapi masa depan energi secara global,” tegasnya.

Sebagai mahasiswa, ia merasa penting untuk tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga menghadirkan kontribusi nyata kepada masyarakat. Hal ini ia buktikan melalui keterlibatannya dalam riset mengenai fotokatalis yang berperan langsung dalam penanganan sampah. Melalui riset ini, Amalia membuktikan bahwa fisika memiliki kontribusi langsung terhadap penyelesaian masalah lingkungan.

Kontribusi Amalia dan dukungan riset yang diberikan FMIPA UGM selaras dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas). Adapun riset fotokatalis yang tengah dikembangkan juga mendukung SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi) melalui pengolahan limbah. FMIPA UGM, sebagai institusi pendidikan dan riset, turut berperan aktif mencetak saintis muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap isu lingkungan dan sosial, serta mampu menjembatani ilmu fisika dengan kebutuhan nyata masyarakat nasional maupun global.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Kontributor : Amalia Nurin Al Fath

Read More
Translate