Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search
Search

mipa

Mahasiswa FMIPA UGM Raih Juara di Ajang Satria Data 2024

Statistika Ria dan Festival Sains Data (SATRIA DATA) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi merupakan ajang kompetisi bergengsi dalam mengukur kemampuan mahasiswa dalam bidang Statistika, Sains Data, serta penerapannya. Dalam momen tersebut, mahasiswa FMIPA UGM dari program studi Statistika menyabet 2 kejuaraan sekaligus dalam 2 kategori lomba yaitu Juara 2 Kompetisi Infografis Statistika dan Juara 3 Kompetisi Esai Statistika.

Juara 2 Kompetisi Infografis Statistika diraih oleh Mahardi Nalendra Syafa (Statistika 2022), Hanna Marie Octavia Br. Simanjuntak (Statistika 2022), dan Fabima Fadhlin Minallah Zidta (Statistika 2022). Juara 3 Kompetisi Esai Statistika Gian Luky Saputra (Statistika 2021), Saprina Saputri (Statistika 2021), dan Rahma Nur Annisa (Statistika 2022).

“Tidak hanya kemampuan hardskill dalam bidang Statistika dan Sains Data yang akan dikompetisikan, namun juga kemampuan softskill seperti komunikasi, visualisasi, kerjasama, dan kreativitas dalam pemecahan masalah kompleks. Ada 4 (empat) jenis lomba yaitu: National Statistics Competition (NSC), Statistics Essay Competition (SEC), Statistics Infographic Competition (SIC) dan Big Data Challenge (BDC),” jelas Fabima, salah satu mahasiswa pemenang kompetisi tersebut.

Dirinya juga menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan juga mampu menjadi trigger atau pemantik bagi terjalinnya jejaring kerja sama antara perguruan tinggi dan industri terapannya.

Pelaksanaan acara dilakukan mulai dari 29 Juli hingga 2 Agustus 2024 di Universitas Telkom, Bandung. Dalam kesempatan ini, FMIPA UGM mengirimkan 12 mahasiswa program Statistika terbaik untuk mengikuti ajang tersebut.

Prestasi yang diraih oleh mahasiswa FMIPA di bidang statistika tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan hardskill dan softskill di keilmuan statistika, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi di bidang data dan teknologi, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai tujuan dalam kerja sama di bidang aplikasi ilmu data dan statistika.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Fabima Fadhlin Minallah Zidta

Read More

Hari Hutan Indonesia, FMIPA UGM Beri Edukasi Kondisi Hutan di Indonesia

Peringatan Hari Hutan Indonesia jatuh setiap tanggal 7 Agustus. Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah Jaga Hutan, Jaga Iklim. Melalui konten yang dibuat, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat untuk lebih peka dan sadar terhadap kondisi hutan yang ada di Indonesia. Konten edukasi tersebut juga merupakan bagian dari upaya pelaksanaan kampanye digital dalam mendukung Hari Hutan Indonesia.

Dalam membuka topik, masyarakat diajak untuk berefleksi mengenai bagaimana kabar hutan di Indonesia. Selanjutnya, dikenalkan mengenai deforestasi yang merupakan proses hilangnya hutan dengan berbagai faktor seperti penebangan liar (illegal logging). Fakta mengejutkannya, banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa Indonesia sudah kehilangan sekitar 9,6 juta hektar hutan primer hanya dalam kurun waktu 2 tahun. Padahal, hutan di Indonesia merupakan peringkat ketiga sebagai hutan tropis terluas di dunia yang mampu berperan dalam mengatasi perubahan iklim.

Dampak lain dari penebangan liar yang dilakukan terhadap hutan di Indonesia adalah kebakaran hutan yang turut menyumbang penyebab turunnya jumlah hutan. Gundulnya hutan akibat penebangan liar menyisakan bahan-bahan kayu yang kering serta mudah terbakar dengan kondisi cuaca yang semakin panas.

Dengan adanya kondisi yang memprihatinkan tersebut, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat dalam upaya-upaya pelestarian yang dapat dilakukan seperti membagikan konten tersebut dalam menyadarkan dan membagikan pengetahuan terkait kondisi hutan di Indonesia yang dapat diakses melalui tautan https://www.instagram.com/p/C-WlX61y4LZ/?img_index=2

Edukasi yang dilakukan dalam momen Hari Hutan Indonesia tahun 2024 merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan, nomor 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui kampanye digital mengenai edukasi lingkungan yang meliputi iklim, keanekaragaman hayati, hutan, dan perlindungan lingkungan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Duel Skor UTBK Mahasiswa Baru FMIPA UGM: Skor Tertinggi Pukau Warganet

Setiap tahunnya, Pionir Pascal FMIPA UGM memiliki kesan dan pesan tersendiri bagi panitia atau mahasiswa baru. Pada tahun ini, mahasiswa baru mampu memukau warganet di laman media sosial FMIPA UGM dengan perolehan skor yang menembus angka 750.

“750 makan apa ya?” tanya akun mazow_sky pada akun resmi media sosial FMIPA UGM.

Para mahasiswa baru mendapat kesempatan untu menceritakan perihal jalur masuk yang ditempuh untuk dapat berkuliah di FMIPA UGM sekaligus nilai yang harus dicapai agar lolos di FMIPA UGM. Beberapa jalur mahasiswa baru yang dilewati terdiri atas SNBP, SNBT, PBU, UM, dan CBT. Selain itu, mahasiswa baru juga mendapat kesempatan untuk menceritakan ekspetasi mereka ketika kuliah di FMIPA UGM.

“Kalau aku lewat jalur SNBP, rata-rata skor nilai raporku 88,” kata Keine, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024.

Selain skor nilai rapor, skor UTBK yang cukup memukau diraih oleh Dhimas, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024. Dhimas menceritakan bahwa dirinya meraih skor 753. Dirinya juga turut membagikan perihal ekspetasi berkuliah ke depan yaitu semoga kegiatan perkuliahan berjalan dengan asik dan memiliki teman-teman yang kreatif serta dosen yang kooperatif.

Kegiatan Pionir Pascal yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam mengemukakan ide dan gagasan serta nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik dalam melaksanakan kegiatan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Tim Media FMIPA UGM
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Mahasiswa Baru FMIPA UGM Sabet Juara Miss Bantul 2024

Kabar gembira menyelimuti Najwa Fitria Sugiarto, mahasiswa baru FMIPA UGM program studi Statistika 2024. Sosok belia yang sejak bangku sekolah memanen juara di bidang olimpiade dan panggung hiburan tersebut mampu mengoptimalkan prestasinya di tengah kesibukan kegiatan Pionir Pascal yang merupakan agenda wajib bagi mahasiswa baru.

“Alhamdulillah, saya berhasil meraih sebagai Juara 1 Miss Bantul 2024 dan 2 kategori lain yaitu Miss Bantul Pendidikan dan Miss Bantul Kewirausahaan 2024,” papar Najwa.

Puncak acara dari ajang Miss Bantul ini dilaksanakan pada 3 Agustus di Pendopo Parasamiya Bantul. Dari 24 finalis yang terseleksi, Najwa mampu meraih juara pertama dengan 2 kategori yang juga diraihnya. Proses yang dilewati Najwa cukup panjang yaitu mulai dari 27 Mei hingga 3 Agustus 2024. Rangkaian acara yang dilalui terdiri atas pelatihan, kegiatan sosial, dan pameran budaya.

Kegiatan pelatihan meliputi materi keorganisasian, kelas motivasi, kelas wicara publik, modelling, pemotretan, dan beragam pembekalan lainnya dari Pemerintah Kabupaten Bantul. Pada kegiatan sosial, para finalis terlibat pada kegiatan bakti sosial dan kampanye lingkungan. Selanjutnya, pada pameran budaya, para peserta diajak memperkenalkan kekayaan dan potensi lokal kepada masyarakat.

“Saya sangat bersyukur dan terhormat bisa terpilih sebagai Miss Bantul 2024. Pengalaman ini sangat berarti bagi saya, bukan hanya sebagai perjalanan pribadi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berkontribusi bagi masyarakat dan memperkenalkan kekayaan ekonomi, UMKM, dan budaya Bantul. Selama proses seleksi, saya belajar banyak dari teman-teman peserta, panitia, dan juri. Atmosfer yang penuh semangat dan persahabatan membuat saya merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik,” papar Najwa.

Najwa juga berharap melalui ajang ini dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk percaya diri dan berani mengejar Impian mereka. Sebagai pemenang, dirinya ingin memanfaatkan gelar tersebut untuk melakukan lebih banyak kegiatan sosial dan menjangkau masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan lingkungan.

Prestasi dan kontribusi Najwa di bidang pendidikan, sosial, dan budaya tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kompetensi keterampilan yang dilakukan melalui ajang Miss Bantul 2024, nomor 5 yaitu Kesetaraan Gender melalui pemberdayaan perempuan di kawasan Bantul, serta nomor 14 dan 15 yaitu Ekosistem Lautan dan Ekosistem Daratan melalui kampanye sadar lingkungan yang dilakukan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Najwa Fitria Sugiarto

Read More

Serunya Pionir Pascal dengan Tren Inside Out: Variasi Emosi Menjadi Mahasiswa Baru

Pionir Pascal menjadi momen pengenalan lingkungan kampus di FMIPA UGM bagi mahasiswa baru. Pada hari kedua acara, mahasiswa baru mendapatkan instruksi untuk menggunakan batik sebagai seragam yang dipakai. Warna-warni corak batik mewarnai acara pada hari kedua. Momen ini dipandang menjadi kesempatan dalam mengikuti tren Inside Out yang merupakan film dengan 9 karakter perasaan yang memberikan pesan untuk mengakui perasaan-perasaan yang ada di dalam diri manusia.

Dengan mengambil tema Gamami as 9 emotions of Inside Out, para perwakilan mahasiswa baru diajak untuk mengekspresikan dari masing-masing perasaan sesuai dengan warna batik yang mencerminkan warna emosi. Warna batik hijau cerah melambangkan perasaan gembira, warna batik merah melambangkan perasaan marah, warna batik ungu muda melambangkan perasaan takut, warna batik  hijau tua melambangkan perasaan jijik, warna batik biru melambangkan perasaan sedih, warna batik hijau tosca melambangkan perasaan iri, warna batik merah muda melambangkan perasaan malu, warna batik oranye  melambangkan perasaan cemas, dan warna batik ungu tua melambangkan perasaan acuh atau tidak peduli.

Serunya tren mengekspresikan perasaan melalui warna batik yang dikenakan tersebut dapat diakses melalui tautan https://www.instagram.com/reel/C-HxFP6SHFu/. Beberapa pujian terdapat di kolom komentar yang menilai bahwa konten tersebut menggemaskan atau lucu.

“Lucu sekali Joyy (karakter gembira),’’ papar akun anindya.atha

Kegiatan Pionir Pascal yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keanekaragaman budaya melalui perbedaan cara meluapkan eksspresi dan emosi serta nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik dalam melaksanakan kegiatan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Tim Karawitan FMIPA UGM Tampil dalam Pentas Perayaan Guru Besar Prof. Suyanta

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM kembali hadir dengan sajian ragam lagu dalam rangka memeringati pengukuhan guru besar Prof. Suyanta pada Selasa, 6 Agustus 2024 di selasar FMIPA UGM. Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan antara lain Ayun-Ayun, Sinom, Si Kucing, Nyidham Sari, Pangkur, dan lainnya dengan total kurang lebih 20 lagu.

Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan.

“Yang terdengar di bawah sekarang ini kok terdengar lebih nyamleng dari video (youtube),” puji Bambang selaku dosen FMIPA UGM saat mendengarkan sajian pertunjukkan dari tim karawitan.

Terlihat wajah ceria dari Prof. Suyanta saat menonton pertunjukkan yang dibawakan mengingat dirinya juga menjadi bagian dari tim karawitan di FMIPA UGM. Sesekali dirinya mengambil gambar dan mengajak makan dan foto bersama di akhir acara.

“Luar biasa, banyak antusiasme dari warga FMIPA sehingga Tim Karawitan Laras Sains makin dikenal. Kesan pesan untuk Prof. Yanta keren sekali, ing ngatase punya jabatan Profesor tapi kok lancar mbonang. Kalau dihitung waktunya ngga ketemu karena belajar mbonang itu sulit. Perjalanan jadi Profesor makin sulit lagi dan Profesor Yanta bisa menyeimbangkan keduanya keren sekali,” papar Viga, selaku Tim Karawitan FMIPA UGM.

Pentas karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Tempuh Puluhan Kilometer ke UGM dengan Sepeda, Simak Perjuangan Suyanta Raih Gelar Guru Besar

Balai Senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi suasana haru dan bangga atas perjuangan Prof. Dr. Suyanta, M.Si. dalam meraih gelar guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Dengan perlahan, Prof. Suyanta mencoba mengenang bagaimana perjalanannya hingga berada pada saat ini.

“Pada tahun 1980 saya berangkat naik sepeda onthel dari Bayat, Klaten ke kampus sejauh kurang lebih 40 kilometer. Memakan waktu kurang lebih 3 jam. Pada saat pulang juga sejauh 40 kilometer,’’ kenang Prof. Suyanta.

Pria kelahiran 64 tahun lalu tersebut menyelesaikan studi di tanah kelahirannya yaitu Klaten, Jawa Tengah melalui SD Wiro II, SMPN Bayat, SMAN 1 Klaten, hingga menyelesaikan program sarjana hingga doktor di Jurusan Kimia, FMIPA UGM. Sejak kecil, Prof. Suyanta telah terbiasa bekerja sembali menempuh studinya. Lahir sebagai anak petani tidak membuat dirinya menyerah untuk meraih impiannya dalam menamatkan studi.

“Sebelum kuliah di Yogyakarta, pekerjaan rutin saya di luar sekolah adalah ngarit (mencari rumput) dan mengembalakan sapi, serta membantu pekerjaan orang tua yang lain di sawah dan ladang,” cerita Prof. Suyanta.

Dirinya juga menceritakan perihal usahanya sejak duduk di bangku sekolah seperti berkeliling dari dusun ke dusun untuk berjualan es lilin dengan memikul termos es. Selain itu, dirinya dan temannya berusaha mengolah sebuah tanah dengan ditanami palawija di tepi Sungai Dengkeng yang merupakan lahan relokasi. Cerita masa perjuangannya membuat keluarga dan tamu undangan menitikan air mata dan larut dalam haru.

Setelah menamatkan studi di Kimia UGM, Prof. Suyanta mendedikasikan dirinya sebagai seorang dosen di Kimia UGM. Hingga saat ini, telah terhitung lebih dari 35 tahun dirinya menjadi dosen di Kimia UGM dan dikukuhkan menjadi guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik dengan judul penelitian Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Hasil penelitiannya memiliki keberanfaatan dalam penggunaan adsorben, katalis, dan biosensor.

“Saya bersyukur menjadi anggota staf pendidik di Departemen Kimia FMIPA UGM yang merupakan salah satu departemen dengan capaian tertinggi dalam memproduksi dosen bergelar doktor atau professor,” ungkap Prof. Suyanta.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Lebih dari 35 Tahun Menjadi Pendidik, Prof. Suyanta Kini Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Kimia Anorganik

Prof. Dr. Suyanta, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Prof. Suyanta akhirnya menyandang guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mewarnai serta berperan dalam perjalanan hidup saya selama lebih dari 35 tahun mengabdi sebagai dosen di Fakultas MIPA UGM,” ucap Prof. Suyanta dalam pidato yang disampaikan Selasa (6/8).

Dalam pengantar pidatonya, Prof. Suyanta menjelaskan mengenai tema penelitiannya yaitu terkait silika mesopori. Beliau menjelaskan bahwa silika mesopore adalah silika yang mengandung pori-pori dengan diameter sebesar 2-50 nanometer. Material tersebut merupakan material yang sangat penting dan menempati posisis super dalam ilmu bahan.

“Pori-pori dengan ukuran tersebut selain mampu membatasi pertumbuhan kristal sehingga mencegah aglomerasi nanopartikel, juga menstabilkan dan meningkatkan permukaan spesifik bahan yang terdispresi di dalamnya sehingga sangat berguna dalam aplikasi-aplikasi yang terkait dengan permukaan,” papar Prof. Suyanta.

Secara umum, Prof. Suyanta menyampaikan riwayat singkat penemuan, pengembangan metode sintesis, dan beberapa contoh aplikasinya sebagai adsorben, katalis, saringan molekuler, pengirim obat, dan biosensor. Kemudian, disampaikan juga mengenai potensi pengembangan riset dan aplikasi MCM-41 di masa depan.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM Raih Juara di Ajang Satria Data 2024

Statistika Ria dan Festival Sains Data (SATRIA DATA) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi merupakan ajang kompetisi bergengsi dalam mengukur kemampuan mahasiswa dalam bidang Statistika, Sains Data, serta penerapannya. Dalam momen tersebut, mahasiswa FMIPA UGM dari program studi Statistika menyabet 2 kejuaraan sekaligus dalam 2 kategori lomba yaitu Juara 2 Kompetisi Infografis Statistika dan Juara 3 Kompetisi Esai Statistika.

Juara 2 Kompetisi Infografis Statistika diraih oleh Mahardi Nalendra Syafa (Statistika 2022), Hanna Marie Octavia Br. Simanjuntak (Statistika 2022), dan Fabima Fadhlin Minallah Zidta (Statistika 2022). Juara 3 Kompetisi Esai Statistika Gian Luky Saputra (Statistika 2021), Saprina Saputri (Statistika 2021), dan Rahma Nur Annisa (Statistika 2022).

“Tidak hanya kemampuan hardskill dalam bidang Statistika dan Sains Data yang akan dikompetisikan, namun juga kemampuan softskill seperti komunikasi, visualisasi, kerjasama, dan kreativitas dalam pemecahan masalah kompleks. Ada 4 (empat) jenis lomba yaitu: National Statistics Competition (NSC), Statistics Essay Competition (SEC), Statistics Infographic Competition (SIC) dan Big Data Challenge (BDC),” jelas Fabima, salah satu mahasiswa pemenang kompetisi tersebut.

Dirinya juga menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan juga mampu menjadi trigger atau pemantik bagi terjalinnya jejaring kerja sama antara perguruan tinggi dan industri terapannya.

Pelaksanaan acara dilakukan mulai dari 29 Juli hingga 2 Agustus 2024 di Universitas Telkom, Bandung. Dalam kesempatan ini, FMIPA UGM mengirimkan 12 mahasiswa program Statistika terbaik untuk mengikuti ajang tersebut.

Prestasi yang diraih oleh mahasiswa FMIPA di bidang statistika tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan hardskill dan softskill di keilmuan statistika, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi di bidang data dan teknologi, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai tujuan dalam kerja sama di bidang aplikasi ilmu data dan statistika.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Fabima Fadhlin Minallah Zidta

Read More

Hari Hutan Indonesia, FMIPA UGM Beri Edukasi Kondisi Hutan di Indonesia

Peringatan Hari Hutan Indonesia jatuh setiap tanggal 7 Agustus. Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah Jaga Hutan, Jaga Iklim. Melalui konten yang dibuat, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat untuk lebih peka dan sadar terhadap kondisi hutan yang ada di Indonesia. Konten edukasi tersebut juga merupakan bagian dari upaya pelaksanaan kampanye digital dalam mendukung Hari Hutan Indonesia.

Dalam membuka topik, masyarakat diajak untuk berefleksi mengenai bagaimana kabar hutan di Indonesia. Selanjutnya, dikenalkan mengenai deforestasi yang merupakan proses hilangnya hutan dengan berbagai faktor seperti penebangan liar (illegal logging). Fakta mengejutkannya, banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa Indonesia sudah kehilangan sekitar 9,6 juta hektar hutan primer hanya dalam kurun waktu 2 tahun. Padahal, hutan di Indonesia merupakan peringkat ketiga sebagai hutan tropis terluas di dunia yang mampu berperan dalam mengatasi perubahan iklim.

Dampak lain dari penebangan liar yang dilakukan terhadap hutan di Indonesia adalah kebakaran hutan yang turut menyumbang penyebab turunnya jumlah hutan. Gundulnya hutan akibat penebangan liar menyisakan bahan-bahan kayu yang kering serta mudah terbakar dengan kondisi cuaca yang semakin panas.

Dengan adanya kondisi yang memprihatinkan tersebut, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat dalam upaya-upaya pelestarian yang dapat dilakukan seperti membagikan konten tersebut dalam menyadarkan dan membagikan pengetahuan terkait kondisi hutan di Indonesia yang dapat diakses melalui tautan https://www.instagram.com/p/C-WlX61y4LZ/?img_index=2

Edukasi yang dilakukan dalam momen Hari Hutan Indonesia tahun 2024 merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan, nomor 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui kampanye digital mengenai edukasi lingkungan yang meliputi iklim, keanekaragaman hayati, hutan, dan perlindungan lingkungan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Duel Skor UTBK Mahasiswa Baru FMIPA UGM: Skor Tertinggi Pukau Warganet

Setiap tahunnya, Pionir Pascal FMIPA UGM memiliki kesan dan pesan tersendiri bagi panitia atau mahasiswa baru. Pada tahun ini, mahasiswa baru mampu memukau warganet di laman media sosial FMIPA UGM dengan perolehan skor yang menembus angka 750.

“750 makan apa ya?” tanya akun mazow_sky pada akun resmi media sosial FMIPA UGM.

Para mahasiswa baru mendapat kesempatan untu menceritakan perihal jalur masuk yang ditempuh untuk dapat berkuliah di FMIPA UGM sekaligus nilai yang harus dicapai agar lolos di FMIPA UGM. Beberapa jalur mahasiswa baru yang dilewati terdiri atas SNBP, SNBT, PBU, UM, dan CBT. Selain itu, mahasiswa baru juga mendapat kesempatan untuk menceritakan ekspetasi mereka ketika kuliah di FMIPA UGM.

“Kalau aku lewat jalur SNBP, rata-rata skor nilai raporku 88,” kata Keine, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024.

Selain skor nilai rapor, skor UTBK yang cukup memukau diraih oleh Dhimas, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024. Dhimas menceritakan bahwa dirinya meraih skor 753. Dirinya juga turut membagikan perihal ekspetasi berkuliah ke depan yaitu semoga kegiatan perkuliahan berjalan dengan asik dan memiliki teman-teman yang kreatif serta dosen yang kooperatif.

Kegiatan Pionir Pascal yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam mengemukakan ide dan gagasan serta nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik dalam melaksanakan kegiatan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Tim Media FMIPA UGM
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Mahasiswa Baru FMIPA UGM Sabet Juara Miss Bantul 2024

Kabar gembira menyelimuti Najwa Fitria Sugiarto, mahasiswa baru FMIPA UGM program studi Statistika 2024. Sosok belia yang sejak bangku sekolah memanen juara di bidang olimpiade dan panggung hiburan tersebut mampu mengoptimalkan prestasinya di tengah kesibukan kegiatan Pionir Pascal yang merupakan agenda wajib bagi mahasiswa baru.

“Alhamdulillah, saya berhasil meraih sebagai Juara 1 Miss Bantul 2024 dan 2 kategori lain yaitu Miss Bantul Pendidikan dan Miss Bantul Kewirausahaan 2024,” papar Najwa.

Puncak acara dari ajang Miss Bantul ini dilaksanakan pada 3 Agustus di Pendopo Parasamiya Bantul. Dari 24 finalis yang terseleksi, Najwa mampu meraih juara pertama dengan 2 kategori yang juga diraihnya. Proses yang dilewati Najwa cukup panjang yaitu mulai dari 27 Mei hingga 3 Agustus 2024. Rangkaian acara yang dilalui terdiri atas pelatihan, kegiatan sosial, dan pameran budaya.

Kegiatan pelatihan meliputi materi keorganisasian, kelas motivasi, kelas wicara publik, modelling, pemotretan, dan beragam pembekalan lainnya dari Pemerintah Kabupaten Bantul. Pada kegiatan sosial, para finalis terlibat pada kegiatan bakti sosial dan kampanye lingkungan. Selanjutnya, pada pameran budaya, para peserta diajak memperkenalkan kekayaan dan potensi lokal kepada masyarakat.

“Saya sangat bersyukur dan terhormat bisa terpilih sebagai Miss Bantul 2024. Pengalaman ini sangat berarti bagi saya, bukan hanya sebagai perjalanan pribadi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berkontribusi bagi masyarakat dan memperkenalkan kekayaan ekonomi, UMKM, dan budaya Bantul. Selama proses seleksi, saya belajar banyak dari teman-teman peserta, panitia, dan juri. Atmosfer yang penuh semangat dan persahabatan membuat saya merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik,” papar Najwa.

Najwa juga berharap melalui ajang ini dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk percaya diri dan berani mengejar Impian mereka. Sebagai pemenang, dirinya ingin memanfaatkan gelar tersebut untuk melakukan lebih banyak kegiatan sosial dan menjangkau masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan lingkungan.

Prestasi dan kontribusi Najwa di bidang pendidikan, sosial, dan budaya tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kompetensi keterampilan yang dilakukan melalui ajang Miss Bantul 2024, nomor 5 yaitu Kesetaraan Gender melalui pemberdayaan perempuan di kawasan Bantul, serta nomor 14 dan 15 yaitu Ekosistem Lautan dan Ekosistem Daratan melalui kampanye sadar lingkungan yang dilakukan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Najwa Fitria Sugiarto

Read More

Serunya Pionir Pascal dengan Tren Inside Out: Variasi Emosi Menjadi Mahasiswa Baru

Pionir Pascal menjadi momen pengenalan lingkungan kampus di FMIPA UGM bagi mahasiswa baru. Pada hari kedua acara, mahasiswa baru mendapatkan instruksi untuk menggunakan batik sebagai seragam yang dipakai. Warna-warni corak batik mewarnai acara pada hari kedua. Momen ini dipandang menjadi kesempatan dalam mengikuti tren Inside Out yang merupakan film dengan 9 karakter perasaan yang memberikan pesan untuk mengakui perasaan-perasaan yang ada di dalam diri manusia.

Dengan mengambil tema Gamami as 9 emotions of Inside Out, para perwakilan mahasiswa baru diajak untuk mengekspresikan dari masing-masing perasaan sesuai dengan warna batik yang mencerminkan warna emosi. Warna batik hijau cerah melambangkan perasaan gembira, warna batik merah melambangkan perasaan marah, warna batik ungu muda melambangkan perasaan takut, warna batik  hijau tua melambangkan perasaan jijik, warna batik biru melambangkan perasaan sedih, warna batik hijau tosca melambangkan perasaan iri, warna batik merah muda melambangkan perasaan malu, warna batik oranye  melambangkan perasaan cemas, dan warna batik ungu tua melambangkan perasaan acuh atau tidak peduli.

Serunya tren mengekspresikan perasaan melalui warna batik yang dikenakan tersebut dapat diakses melalui tautan https://www.instagram.com/reel/C-HxFP6SHFu/. Beberapa pujian terdapat di kolom komentar yang menilai bahwa konten tersebut menggemaskan atau lucu.

“Lucu sekali Joyy (karakter gembira),’’ papar akun anindya.atha

Kegiatan Pionir Pascal yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keanekaragaman budaya melalui perbedaan cara meluapkan eksspresi dan emosi serta nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik dalam melaksanakan kegiatan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Tim Karawitan FMIPA UGM Tampil dalam Pentas Perayaan Guru Besar Prof. Suyanta

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM kembali hadir dengan sajian ragam lagu dalam rangka memeringati pengukuhan guru besar Prof. Suyanta pada Selasa, 6 Agustus 2024 di selasar FMIPA UGM. Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan antara lain Ayun-Ayun, Sinom, Si Kucing, Nyidham Sari, Pangkur, dan lainnya dengan total kurang lebih 20 lagu.

Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan.

“Yang terdengar di bawah sekarang ini kok terdengar lebih nyamleng dari video (youtube),” puji Bambang selaku dosen FMIPA UGM saat mendengarkan sajian pertunjukkan dari tim karawitan.

Terlihat wajah ceria dari Prof. Suyanta saat menonton pertunjukkan yang dibawakan mengingat dirinya juga menjadi bagian dari tim karawitan di FMIPA UGM. Sesekali dirinya mengambil gambar dan mengajak makan dan foto bersama di akhir acara.

“Luar biasa, banyak antusiasme dari warga FMIPA sehingga Tim Karawitan Laras Sains makin dikenal. Kesan pesan untuk Prof. Yanta keren sekali, ing ngatase punya jabatan Profesor tapi kok lancar mbonang. Kalau dihitung waktunya ngga ketemu karena belajar mbonang itu sulit. Perjalanan jadi Profesor makin sulit lagi dan Profesor Yanta bisa menyeimbangkan keduanya keren sekali,” papar Viga, selaku Tim Karawitan FMIPA UGM.

Pentas karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Tempuh Puluhan Kilometer ke UGM dengan Sepeda, Simak Perjuangan Suyanta Raih Gelar Guru Besar

Balai Senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi suasana haru dan bangga atas perjuangan Prof. Dr. Suyanta, M.Si. dalam meraih gelar guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Dengan perlahan, Prof. Suyanta mencoba mengenang bagaimana perjalanannya hingga berada pada saat ini.

“Pada tahun 1980 saya berangkat naik sepeda onthel dari Bayat, Klaten ke kampus sejauh kurang lebih 40 kilometer. Memakan waktu kurang lebih 3 jam. Pada saat pulang juga sejauh 40 kilometer,’’ kenang Prof. Suyanta.

Pria kelahiran 64 tahun lalu tersebut menyelesaikan studi di tanah kelahirannya yaitu Klaten, Jawa Tengah melalui SD Wiro II, SMPN Bayat, SMAN 1 Klaten, hingga menyelesaikan program sarjana hingga doktor di Jurusan Kimia, FMIPA UGM. Sejak kecil, Prof. Suyanta telah terbiasa bekerja sembali menempuh studinya. Lahir sebagai anak petani tidak membuat dirinya menyerah untuk meraih impiannya dalam menamatkan studi.

“Sebelum kuliah di Yogyakarta, pekerjaan rutin saya di luar sekolah adalah ngarit (mencari rumput) dan mengembalakan sapi, serta membantu pekerjaan orang tua yang lain di sawah dan ladang,” cerita Prof. Suyanta.

Dirinya juga menceritakan perihal usahanya sejak duduk di bangku sekolah seperti berkeliling dari dusun ke dusun untuk berjualan es lilin dengan memikul termos es. Selain itu, dirinya dan temannya berusaha mengolah sebuah tanah dengan ditanami palawija di tepi Sungai Dengkeng yang merupakan lahan relokasi. Cerita masa perjuangannya membuat keluarga dan tamu undangan menitikan air mata dan larut dalam haru.

Setelah menamatkan studi di Kimia UGM, Prof. Suyanta mendedikasikan dirinya sebagai seorang dosen di Kimia UGM. Hingga saat ini, telah terhitung lebih dari 35 tahun dirinya menjadi dosen di Kimia UGM dan dikukuhkan menjadi guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik dengan judul penelitian Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Hasil penelitiannya memiliki keberanfaatan dalam penggunaan adsorben, katalis, dan biosensor.

“Saya bersyukur menjadi anggota staf pendidik di Departemen Kimia FMIPA UGM yang merupakan salah satu departemen dengan capaian tertinggi dalam memproduksi dosen bergelar doktor atau professor,” ungkap Prof. Suyanta.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Lebih dari 35 Tahun Menjadi Pendidik, Prof. Suyanta Kini Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Kimia Anorganik

Prof. Dr. Suyanta, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Prof. Suyanta akhirnya menyandang guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mewarnai serta berperan dalam perjalanan hidup saya selama lebih dari 35 tahun mengabdi sebagai dosen di Fakultas MIPA UGM,” ucap Prof. Suyanta dalam pidato yang disampaikan Selasa (6/8).

Dalam pengantar pidatonya, Prof. Suyanta menjelaskan mengenai tema penelitiannya yaitu terkait silika mesopori. Beliau menjelaskan bahwa silika mesopore adalah silika yang mengandung pori-pori dengan diameter sebesar 2-50 nanometer. Material tersebut merupakan material yang sangat penting dan menempati posisis super dalam ilmu bahan.

“Pori-pori dengan ukuran tersebut selain mampu membatasi pertumbuhan kristal sehingga mencegah aglomerasi nanopartikel, juga menstabilkan dan meningkatkan permukaan spesifik bahan yang terdispresi di dalamnya sehingga sangat berguna dalam aplikasi-aplikasi yang terkait dengan permukaan,” papar Prof. Suyanta.

Secara umum, Prof. Suyanta menyampaikan riwayat singkat penemuan, pengembangan metode sintesis, dan beberapa contoh aplikasinya sebagai adsorben, katalis, saringan molekuler, pengirim obat, dan biosensor. Kemudian, disampaikan juga mengenai potensi pengembangan riset dan aplikasi MCM-41 di masa depan.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More
Translate