Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Prof Suherman Dikukuhkan jadi Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Suherman menyampaikan pidato Guru Besar yang berjudul “Pengembangan Sensor dan Biosensor Kimia Berbasis Nanomaterial Untuk Aplikasi Analisis Lingkungan”.

Dalam pidatonya, Prof. Suherman, mengungkapkan bahwa salah satu masalah besar berkaitan dengan lingkungan adalah kualitas air terutama air minum untuk konsumsi. Dalam studi UNICEF pada tahun 2020 menyampaikan bahwa hampir 70% sumber air konsumsi telah tercemar limbah domestik dan beresiko memunculkan penyakit diare akibat buruknya penataan sanitasi rumah tangga. “Keberadaan bakteri E-Coli menjadi salah satu indikasi kualitas air minum. Belum lagi cemaran berbagai logam dampak dari industrialisasi yang tidak dibarengi infrastruktur yang memadai,” terangnya.

Untuk mendeteksi kualitas air, Suherman mengembangkan teknologi sensor yang didalamnya terdapat nanomaterial di mana memiliki sensitivitas yang luar biasa dan dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas air. “Pendekatan sensor lingkungan terutama untuk sampel air dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya menggunakan metode spektroskopi, elektrokimia dan sensor optik untuk mendeteksi kandungan nikel,” katanya.

Adapun untuk deteksi logam berat, kata Suherman, dapat dilakukan dengan metode spektroskopi berbasis fluoresensi dengan memanfaatkan material sensor berbasis karbon dot. Aplikasi sensor (carbon dots/CDs) juga dapat dimanfaatkan untuk biosensor bakteri E-Coli.

 

Suherman mengungkapkan bahwa perkembangan dunia riset terkait nanomaterial begitu pesat sehingga tidak hanya dalam perspektif modifikasi material saja, namun juga dalam sudut pandang aplikasinya yang semakin luas dan menjangkau berbagai bidang. Tantangan yang dihadapi tidak hanya menyasar pada parameter selektivitas dan sensitivitas, namun juga menuju satu bentuk aplikasi instrumentasi sensor yang handheld, mobile, dan real-time monitoring. “Dari sini kita menyadari bahwa jendela peluang begitu luas, dan tuntutan kolaborasi dengan bidang ilmu lain sangatlah terbuka,” ungkapnya.

Ketua Dewan Guru Besar, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyebutkan bahwa Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., merupakan salah satu dari 526 Guru Besar aktif di UGM, dan salah satu dari 56 Guru Besar aktif dari 76 Guru Besar yang pernah dimiliki Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM.

Penulis : Jelita Agustine
Editor   : Gusti Grehenson
Foto     : Donnie

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/prof-suherman-dikukuhkan-jadi-guru-besar-bidang-kimia-analitik-dan-lingkungan/

Read More

Dosen FMIPA UGM Prof. Fahrudin Nugroho Dikukuhkan Guru Besar

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, S.Si., M.Si., dikukuhkan Guru Besar, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam pidato pengukuhan yang berjudul ‘Prospek Pengembangan Penelitian Dinamika Kompleks dalam Sistem Fisis’, Fahrudin menyoroti bagaimana konsep chaos dan turbulensi bukan sekadar istilah rumit di ruang kelas fisika, melainkan kenyataan yang membentuk banyak aspek kehidupan. “Di tengah dunia yang serba cepat dan kompleks, memahami ketidakteraturan justru menjadi kunci menciptakan solusi-solusi baru. Inilah sains yang mungkin terdengar abstrak, tapi dampaknya sangat nyata,” ungkapnya saat pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Dinamika Tak-linier dan Chaos di Balai Senat UGM, Selasa (22/4).

Chaos dan turbulensi sering kali ditemui tanpa disadari, mulai dari pola angin dan awan di langit, hingga dinamika fluida dalam dunia industri. Meski tampak acak, sistem ini tetap tunduk pada hukum-hukum dasar fisika dan memiliki struktur statistik yang bisa dianalisis. Artinya, dalam kekacauan pun, sains tetap bisa membaca pola tersembunyi. Ini menjadi landasan penting dalam dunia teknik, meteorologi, hingga penerbangan. “Turbulensi adalah keadaan aliran fluida yang sangat tidak teratur dan bergejolak, sedangkan istilah chaos sendiri merujuk pada dinamika sistem deterministik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal,” terang Fahrudin.

Kini sebagai bidang yang terus berkembang, dinamika taklinier dan chaos menjangkau tiga cabang utama, yakni pengembangan teori, kontrol sistem, dan penerapan praktis. Fahrudin mencontohkan bagaimana algoritma pembelajaran mesin kini digunakan untuk memprediksi sistem yang chaotic, atau bagaimana teori bifurkasi berperan dalam memahami ketidakstabilan sistem ekologis. Di sinilah letak menariknya, sesuatu yang tampak berantakan bisa jadi hanya proses menuju keseimbangan baru, dan memahami proses tersebut dapat menyelamatkan banyak hal, mulai dari sistem alam hingga kesehatan manusia.“Chaos tidak selalu bersifat permanen, kadang hanya fase dinamis sementara,” ujarnya.

Di UGM sendiri, penelitian tentang dinamika chaos telah berkembang pesat. Salah satunya melalui rancang bangun sistem Rayleigh-Bénard Convection (RBC) yang memungkinkan peneliti mengamati transisi aliran dari teratur ke turbulen. Selain itu, Departemen Fisika UGM juga mengembangkan studi elektro-hidrodinamika (EHD) dalam kristal cair, yang telah berhasil mengungkap fenomena soft-mode turbulence (SMT), suatu jenis turbulensi dengan sifat ketaklinieran rendah. Temuan ini tidak hanya membuka ruang riset dasar, tetapi juga menjanjikan aplikasi di bidang teknologi material dan elektronika. “Kami menemukan adanya glassy dynamics pada SMT, serta respons SMT terhadap medan magnet bolak-balik yang menyerupai karakteristik feromagnetik,” jelas Fahrudin.

Tidak hanya eksperimen, tim peneliti juga mengeksplorasi pendekatan numerik dengan menganalisis berbagai persamaan diferensial nonlinier, seperti Kuramoto–Sivashinsky, Swift-Hohenberg, dan Nikolaevskii. Lewat simulasi ini, para peneliti dapat menguji hipotesis tanpa harus langsung ke laboratorium. Ini juga memungkinkan eksplorasi ide-ide baru yang bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi teknologi aplikatif. “Simulasi ini memberikan wawasan penting tentang transisi dari dinamika biasa menuju chaos, serta struktur tersembunyi dalam turbulensi,” jelasnya.

Fahrudin juga menyinggung tokoh-tokoh penting dalam sejarah bidang ini, mulai dari Pierre-Gilles de Gennes, Giorgio Parisi, hingga Edward Ott. Dari mereka, dunia belajar bahwa sistem yang tampak kacau bisa mengandung keteraturan tersembunyi yang penting untuk kemajuan teknologi, komunikasi, hingga kecerdasan buatan. Ia mencontohkan teknologi komunikasi berbasis chaos shift keying yang sulit diintersepsi, menjadikannya relevan dalam pengembangan sistem keamanan data dan Internet of Things (IoT). Sains chaos pun kini bukan hanya studi akademik, tetapi juga bagian dari masa depan teknologi digital yang makin terhubung.

Menutup pidatonya, Fahrudin menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga, kolega, institusi, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanannya hingga mencapai titik ini. Ia juga menitipkan harapan bagi generasi ilmuwan berikutnya untuk terus menggali potensi dinamika kompleks dalam sistem fisis. “Melalui pemahaman terhadap dinamika kompleks, kita dapat mengembangkan metode baru untuk mengendalikan dan memanfaatkan fenomena ini, baik untuk memahami alam lebih dalam maupun menerapkannya dalam teknologi. Di tengah dunia yang semakin kompleks, mungkin justru chaos-lah yang bisa menuntun kita menemukan pola, harapan, dan terobosan,” pungkasnya.

Ketua Majelis Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan bahwa dengan pengukuhan ini, Prof. Fahrudin Nugroho menjadi bagian dari 526 Guru Besar aktif Universitas Gadjah Mada, sekaligus memperkuat barisan 56 Guru Besar aktif yang dimiliki oleh FMIPA UGM. Capaian ini tidak hanya memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan akademik di bidang dinamika kompleks dalam sistem fisis, tetapi juga menjadi bagian dari warisan keilmuan yang terus tumbuh, menyemai pemikiran dan pengabdian bagi kemajuan bangsa.

Penulis : Triya Andriyani
Foto     : Firsto

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fmipa-ugm-prof-fahrudin-nugroho-dikukuhkan-guru-besar/

Read More

Sabet Dua Juara Internasional, Mahasiswa Elins Research Club, DIKE, FMIPA UGM Mengukir Prestasi di Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC)

Prestasi membanggakan diraih oleh Elins Research Club (ERC), Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE), Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2025 yang digelar di Singapore Expo Hall 2 pada 18-21 Maret 2025. Dalam kompetisi bergengsi bertaraf internasional ini, dua tim dari ERC UGM berhasil meraih penghargaan: Tim E-Wasp meraih Juara 4 di kategori D1 (Man-Machine) dan Tim Ambrasena meraih Juara 3 di kategori D2 (Multi-Machine).

Keberhasilan ini menandai capaian luar biasa bagi ERC, komunitas riset di bawah Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, yang selama ini aktif dalam pengembangan berbagai teknologi, salah satunya drone atau Unmanned Aerial Vehicles (UAVs). Kompetisi SAFMC sendiri merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh DSO National Laboratories dan Science Centre Singapore, dengan tujuan mendorong inovasi di bidang teknologi kedirgantaraan.

Sebanyak 15 mahasiswa lintas jenjang di DIKE, dari program sarjana hingga magister di bidang Elektronika dan Instrumentasi serta Ilmu Komputer UGM, terlibat dalam kompetisi ini. Mereka tergabung dalam dua tim tersebut dan dipimpin langsung oleh Dr.techn Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc., beserta Dr. Andi Dharmawan, S.Si., M.Cs., dan Drs. Bambang Nurcahyo Prastowo, M.Sc. sebagai dosen pembimbing.

Tim E-Wasp, yang berkompetisi pada kategori D1, berhasil meraih juara ke-4. Kategori D1 menantang peserta untuk menerbangkan drone menggunakan wearable device secara semi-otonom. Tim ini beranggotakan 5 orang yang seluruhnya berasal dari mahasiswa S1 Elektronika dan Instrumentasi, yaitu Ikhlasul Amal Abda’i, Virshan Akbar, Zalu Ardani Ramadhan, Emeli Rahma Keren Purwadi, dan Alya Presilia Susanti.

Selain itu, ERC juga mengirimkan tim Ambrasena untuk berkompetisi pada kategori D2 dan berhasil meraih juara ke-3. Kategori ini berfokus pada pengembangan kemampuan kolaboratif antara dua atau lebih drone untuk dapat bekerja secara otonom dalam menyelesaikan misi pick and drop payload di dalam ruangan. Tim ini terdiri atas 10 orang mahasiswa, yaitu Muhammad Daaffi Ul Haq, Nur Azizah Aulia Ramadhani, Bagus Ananta Wijaya, Khansa Karima Zada, Surya Karna Aradea, Syahirul Sakhoo Alim, dan Kirana Puti Diandri dari S1 Elektronika dan Instrumentasi, serta mahasiswa lintas jurusan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, yaitu Muhammad Natha Ulinnuha (S1 Ilmu Komputer), Novelio Putra Indarto (S2 Elektronika dan Instrumentasi), dan Muhammad Akbar Ghifari Tuasikal (S2 Ilmu Komputer).

Perjuangan kedua tim dalam meraih prestasi di SAFMC 2025 bukanlah hal yang instan. Selama kurang lebih 8 bulan, tim menjalani proses persiapan yang panjang dan penuh tantangan. Berbagai permasalahan, baik teknis maupun non-teknis, harus dihadapi dengan kerja keras dan ketekunan. Tak terhitung banyaknya trial and error yang dilakukan demi menyempurnakan performa drone dan strategi tim. “Meskipun terkendala banyak masalah selama persiapan, kami selalu optimis untuk memberikan yang maksimal, sehingga bisa pulang dengan hasil yang terbaik” ujar Ikhlas.

Selain menjadi ajang kompetisi, partisipasi ERC UGM juga menjadi wujud nyata dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui pembelajaran berbasis proyek dan riset teknologi tingkat lanjut,
  • SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan inovasi pada sistem UAV otonom,
  • SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, lewat kolaborasi antara universitas, komunitas, dan mitra pendukung.

Partisipasi dan pencapaian tim ERC UGM tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya Sobat Arin, komunitas olimpiade matematika yang mendukung pengembangan kompetensi akademik tanpa diskriminasi latar belakang ekonomi. Sobat Arin juga aktif dalam mendorong pendidikan STEM di Indonesia melalui inisiatif sosial yang inklusif.

Dengan keberhasilan di SAFMC 2025 ini, UGM kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pionir dalam pengembangan teknologi di Indonesia, sekaligus mencetak talenta muda yang siap bersaing di kancah global. Lebih dari sekadar kejuaraan, pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam memperluas wawasan dan meningkatkan kapasitas inovasi teknologi anak bangsa.

Penulis : Aufaclav Zatu Kusuma Frisky
Dokumentasi : DIKE

Read More

Perjalanan Inspiratif Mahardi Nalendra Syafa Mewujudkan Mimpi Menjadi Mahasiswa Berprestasi FMIPA UGM

Siapa sangka sebuah mimpi yang ditulis di awal masa kuliah bisa menjadi nyata di penghujung perjalanan akademik? Itulah yang dialami oleh Mahardi Nalendra Syafa, mahasiswa Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) yang berhasil meraih gelar Mahasiswa Berprestasi (Mapres) FMIPA UGM 2025. Mahasiswa yang selalu berpegang pada prinsip set the goals high, go big or go home ini membagikan kisah perjalanan inspiratifnya mewujudkan impian menjadi Mapres.

“Saat masa Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) UGM, kami diminta menuliskan mimpi yang ingin diraih selama kuliah.  Ketika itu, saya menulis ingin menjadi mahasiswa berprestasi,” kenangnya. Perjalanan menuju panggung Mapres pun tidak main-main. Dimulai dari menyusun portofolio hingga menyusun proposal gagasan kreatif yang harus selaras dengan Asta Cita dan bidang keilmuan.

Memiliki passion dalam bidang data science and analytics, ia menjadikan pengalaman dan skill yang dikuasainya sebagai dasar dalam menyusun gagasan. Gagasan yang diangkat pun tidak biasa. Ia menulis gagasan berjudul Deteksi Dini Gejala Depresi dengan Pemodelan Teks Berbasis Natural Language Processing (NLP). “Topik ini saya pilih karena saya ingin ilmu saya mempunyai dampak langsung bagi masyarakat, khususnya dalam isu kesehatan mental,” ujarnya.

Berbagai tahapan seleksi ia lewati dengan penuh semangat dan perjuangan, mulai dari tingkat fakultas hingga universitas. Bahkan saat seleksi universitas, ia menyempatkan diri untuk kembali dari Jakarta ke Yogyakarta hanya untuk mengikuti tahap presentasi gagasan. “Ada uji spontan Bahasa Inggris juga. Deg-degan, tapi seru,” ujar Mahardi.

Baginya, prestasi ini bukan sekadar penghargaan, melainkan sebuah amanah. Ia ingin berbagi pengalaman dan ilmu, serta terus membantu orang lain mewujudkan mimpi besarnya dalam pendidikan. Hal ini selaras dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 Pendidikan Berkualitas. Adapun gagasan yang ia bawa mengenai isu kesehatan mental juga selaras dengan poin SDGs ke-3 mengenai Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi : Tim Media FMIPA UGM dan Mahardi Nalendra Syafa

Read More

100 Tahun Mekanika Kuantum: Kontribusi Fisika dalam Mengubah Dunia

Tahun 2025 menandai peringatan 100 tahun mekanika kuantum, sebuah tonggak sejarah dalam dunia fisika yang telah mengubah pemahaman kita tentang alam semesta. Untuk memperingatinya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 2025 sebagai Tahun Internasional Sains dan Teknologi Kuantum. Perayaan ini bukan sekadar nostalgia akademik, tetapi juga pengakuan atas peran besar fisika dalam membentuk teknologi modern yang kita gunakan sehari-hari.

Awal Revolusi Kuantum

Sebelum mekanika kuantum, pemahaman kita tentang alam semesta didasarkan pada fisika klasik, yang bekerja dengan baik untuk benda-benda besar seperti planet dan bintang. Namun, ketika ilmuwan mulai meneliti dunia atom, mereka menemukan anomali yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum fisika Newton. Pada 1925, pertemuan ilmuwan di Konferensi Solvay, Brussels, menjadi titik balik yang melahirkan revolusi kuantum. Para raksasa fisika seperti Albert Einstein, Werner Heisenberg, dan Erwin Schrödinger berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang sifat atom.

Mekanika kuantum membawa konsep revolusioner, seperti superposisi, ketidakpastian Heisenberg, dan entanglement (keterkaitan kuantum), yang mengguncang cara kita memahami realitas. Superposisi berarti partikel kuantum dapat berada dalam beberapa keadaan sekaligus hingga diukur. Entanglement maksudnya adalah dua partikel dapat tetap terhubung meskipun terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Sementara itu, ketidakpastian Heisenberg menunjukkan bahwa semakin akurat kita mengukur posisi suatu partikel, semakin sulit mengetahui momentumnya, dan sebaliknya.

Kontribusi Mekanika Kuantum dalam Teknologi Modern

Seabad setelah kelahirannya, mekanika kuantum telah menjadi pilar utama berbagai teknologi mutakhir:

  1. Elektronika dan Komputasi
    Tanpa mekanika kuantum, tidak akan ada transistor dan semikonduktor, yang menjadi dasar bagi semua perangkat elektronik modern, termasuk ponsel pintar dan komputer.
  2. Kedokteran dan Diagnostik
    Teknologi pencitraan medis seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) memanfaatkan prinsip resonansi kuantum untuk menghasilkan gambaran organ dalam tubuh dengan akurasi tinggi.
  3. Energi Terbarukan
    Panel surya (fotovoltaik) bekerja berdasarkan efek fotolistrik yang pertama kali dijelaskan oleh Einstein, memungkinkan konversi energi matahari menjadi listrik.
  4. Keamanan Digital dan Komunikasi
    Kriptografi kuantum menawarkan sistem keamanan yang hampir tidak bisa diretas, menjadikannya solusi masa depan dalam perlindungan data.
  5. Pemahaman Alam Semesta
    Mekanika kuantum berperan dalam memahami proses fusi nuklir di bintang serta membantu penelitian mengenai evolusi galaksi dan struktur alam semesta.

Masa Depan Fisika Kuantum: Tantangan dan Peluang

Saat dunia merayakan 100 tahun revolusi kuantum, ilmuwan masih berusaha menjawab pertanyaan mendasar yang belum terpecahkan, seperti bagaimana transisi dari dunia kuantum ke dunia klasik terjadi (dekoherensi) dan bagaimana menyatukan mekanika kuantum dengan relativitas umum Einstein.

Selain itu, perkembangan komputasi kuantum menjanjikan lompatan besar dalam berbagai industri, termasuk:

  • Farmasi: Simulasi molekuler untuk menemukan obat baru dengan lebih cepat.
  • Material baru: Pengembangan bahan dengan sifat yang belum pernah ada sebelumnya.
  • Keamanan siber: Sistem enkripsi yang tidak dapat dipecahkan oleh komputer klasik.

Kesadaran Publik dan Peran Pendidikan Fisika

Di tengah pencapaian luar biasa ini, ada tantangan besar di Indonesia: minat generasi muda terhadap fisika semakin menurun. Sistem pendidikan saat ini, termasuk kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kurang menekankan penguatan dasar-dasar sains, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah siswa yang tertarik mendalami fisika.

Stereotip negatif terhadap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang memberikan prospek kerja yang menjanjikan juga semakin memperburuk keadaan. Padahal, banyak industri berbasis teknologi membutuhkan lulusan fisika dengan keahlian tinggi dalam analisis data, pemodelan matematis, dan pengembangan teknologi canggih.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi akademisi, pemerintah, dan industri untuk bekerja sama dalam:

  1. Memperkuat kurikulum fisika agar lebih aplikatif dan menarik.
  2. Mendorong kolaborasi riset antara universitas dan industri untuk menciptakan lapangan kerja berbasis sains.
  3. Meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya fisika melalui media sosial, seminar, dan program edukasi.

Kesimpulan: Fisika sebagai Pilar Masa Depan

100 tahun mekanika kuantum telah membuktikan bahwa fisika bukan sekadar teori, melainkan fondasi bagi kemajuan teknologi dan inovasi yang mengubah dunia. Jika Indonesia ingin menjadi bagian dari revolusi teknologi global, maka pendidikan fisika harus mendapat perhatian lebih serius.

Di tengah perayaan ini, harapannya adalah generasi muda Indonesia kembali tertarik dengan fisika dan menyadari bahwa di balik keajaiban teknologi modern, terdapat peran besar para fisikawan yang telah berjuang untuk memahami alam semesta dari tingkat terkecil hingga terbesar.

Relevansi mekanika kuantum terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sangat kuat, terutama dalam bidang:

SDG 4 (Pendidikan Berkualitas): Mendorong integrasi mekanika kuantum dalam kurikulum sekolah untuk membangun generasi ilmuwan masa depan.
SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau): Pengembangan sel surya berbasis efek kuantum untuk meningkatkan efisiensi energi terbarukan.
SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur): Mendorong investasi dalam teknologi kuantum untuk mendukung ekonomi digital Indonesia.
SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat): Penggunaan kriptografi kuantum untuk meningkatkan keamanan siber nasional.

Read More

Orlando Ferrari, Wisudawan Terbaik dengan IPK Sempurna di FMIPA UGM Sampaikan Pidato Inspiratif

Orlando Ferrari, wisudawan program studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) mencatat sebuah prestasi yang sangat membanggakan dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00. Ini menjadikannya sebagai wisudawan dengan IPK tertinggi dalam periode II 2024/2025. Dengan masa studi yang terbilang singkat, yaitu 3 tahun 5 bulan, Orlando dapat mempertahankan IPK, sembari aktif mengikuti berbagai macam perlombaan di bidang Matematika.

Dalam upacara wisuda, Orlando diberikan kehormatan untuk menyampaikan pidato sebagai perwakilan mahasiswa. Dalam pidatonya, ia membagikan perjalanan akademiknya yang penuh tantangan dan inspirasi. Orlando mengungkapkan bahwa dirinya berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah dan awalnya tidak memiliki banyak teman saat pertama kali masuk UGM. Perjalanan akademiknya pun penuh tantangan, ia juga merasakan saat-saat dimana merasa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran beberapa mata kuliah. Kini, setelah menyelesaikan studinya dengan gemilang, ia menekankan pentingnya persiapan menghadapi masa depan.

“Mari kita menjalankan masa depan dengan membawa nama baik UGM serta menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah diajarkan selama perkuliahan. Saya memiliki tiga hal penting yang harus selalu rekan-rekan sekalian ingat. Pertama, di mana pun berada, tetaplah memegang teguh nasionalisme. Kedua, setiap orang adalah pemimpin, setidaknya bagi diri sendiri. Terakhir, jangan pernah berhenti belajar,” ujar Orlando dalam pidatonya kepada rekan-rekan wisudawan.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga, teman, dan bapak ibu dosen yang mendukungnya selama berkuliah di program studi Matematika FMIPA UGM. “Selama kita terus berikhtiar dan mencari solusi, maka Allah akan selalu memberikan jalan,” Orlando menutup pidatonya dengan penuh keyakinan.

Pencapaian Orlando selama masa studinya menjadi bukti nyata pencerminan nilai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam SDGs poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas, dengan menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat membentuk pribadi seseorang yang inspiratif dan berkualitas.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Raditya Maulana Adiwicaksana
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Program Studi Geofisika FMIPA UGM Gelar Sharing Knowledge Mengenai Survei Seismik 3D, Perdalam Eksplorasi Geofisika

Pada tanggal 25 Februari 2025, program studi Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) melaksanakan sebuah acara sharing knowledge yang mengangkat tema ‘Parameter Desain Survey Seismic 3d Menggunakan NORSAR’. Dipandu oleh M.Hilmi Hakim, alumni Geofisika angkatan 2007 yang kini berkarier di PT EP Oilfield Supplies, peserta dapat mempelajari dan menambah pengetahuan mengenai desain survei 3D seismic dengan menggunakan NORSAR. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang G3 gedung Departemen Fisika, Program Studi Geofisika FMIPA UGM.

“Dari sharing knowledge ini benar-benar mendapatkan ilmu baru yang membuka pikiran dalam membuat desain survei akuisisi, yang merupakan hal krusial di eksplorasi Geofisika,” Ujar Aryo, mahasiswa Geofisika angkatan 2022 yang mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam materinya, disampaikan akan pentingnya membuat sebuah asumsi sebelum melakukan akuisisi lapangan Geofisika. Pembuatan asumsi ini juga lebih dikenal dengan sebutan pembuatan hipotesis, yang mencakup prediksi respons jika dilakukan akuisisi, validasi dari interpretasi, dan perancangan desain survei.

Peserta juga diperkenalkan dengan penggunaan perangkat lunak NORSAR untuk desain survei seismik 3D. Materi yang disampaikan mencakup analisis melalui forward modeling, pembuatan asumsi simulasi, serta desain akuisisi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian atau eksplorasi geofisika. M. Hilmi Hakim menjelaskan bahwa forward modeling sangat penting dalam menentukan rancangan survei akuisisi yang optimal. Dengan metode ini, para peneliti dapat mensimulasikan penyebaran gelombang seismik dan memahami bagaimana data akan terekam dalam survei yang dirancang.

Forward modeling menjadi salah satu aspek penting dalam survei seismik 3D, memungkinkan peneliti untuk mensimulasikan penyebaran gelombang seismik dan memahami bagaimana data akan terekam dalam survei yang dirancang. Terdapat dua metode utama dalam forward modeling, yakni metode numerik dan ray-based. Dalam konteks survei seismik, metode ray-based lebih sesuai karena mampu menghitung jalur propagasi gelombang (ray path) secara dinamis. Sementara itu, metode numerik dianggap lebih kaku karena hanya mempertimbangkan pemantulan gelombang tanpa memperhitungkan pergerakan gelombang seperti diving wave (gelombang menyelam).

Kegiatan sharing knowledge ini juga berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam SDGs poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas  dengan meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap teknologi survei geofisika. Serta SDGs poin ke-9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur dengan harapan peserta dapat berkontribusi dalam pengembangan teknologi eksplorasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Aryo Satriojati
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM Raih Kesempatan Perdalam Pemahaman Teknologi Pemetaan Modern Total Station

Pada tanggal 14 Februari 2024 program studi Geofisika telah melaksanakan sebuah kursus singkat mengenai penggunaan salah satu alat pemetaan, Total Station. Sebanyak 25 mahasiswa aktif Geofisika yang telah mengambil praktikum perpetaan turut serta dalam kursus tersebut. Kegiatan ini menghadirkan Daniel Prasetyo, S.Si., Country Manager Satlab Geosolution, sebagai pemateri utama.

Kursus ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada teknologi pemetaan modern yang belum secara resmi diajarkan dalam kurikulum perkuliahan. Kegiatan ini memiliki dua sesi dalam pelaksanaanya, berupa sesi materi dan sesi praktik penggunaan alat. Dalam sesi materi, mahasiswa dikenalkan dengan berbagai alat pemetaan terbaru dari Satlab, termasuk spesifikasi, kegunaan, serta keunggulan Total Station dibandingkan alat konvensional seperti theodolite, yaitu dapat melakukan pengukuran otomatis dengan memanfaatkan sinar laser yang dipantulkan oleh prisma pada tongkat target.

Setelah sesi materi, mahasiswa langsung mempraktikkan penggunaan Total Station. Sebelum salat Jumat, peserta melakukan proses centering dengan alat tersebut, yang merupakan tahap awal dalam pengukuran untuk memastikan alat berada dalam posisi yang tepat. Setelah salat Jumat, sesi praktik pemetaan dilanjutkan di area parkiran Departemen Fisika, di mana mahasiswa melakukan pengukuran lapangan menggunakan Total Station.

“Kegiatan yang bagus dan menarik karena dapat mempelajari alat baru yang belum didapatkan saat perkuliahan, apalagi alat tersebut lebih advance,” Ujar Rayyan, salah satu mahasiswa Geofisika angkatan 2022 yang mengikuti kursus tersebut. “Total station dapat menghitung secara langsung hasil pengukuran sehingga berbeda dengan yang biasa digunakan di kuliah perpetaan,” Lanjutnya.

Kegiatan kursus ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada SDGs poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas yang mendorong peningkatan kualitas pendidikan melalui penerapan teknologi baru dalam pembelajaran, serta SDG poin ke-9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, yang mendukung pemanfaatan inovasi teknologi dalam pengembangan infrastruktur dan penelitian geospasial.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Naufal Rayyan Arrafish
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Prof Suherman Dikukuhkan jadi Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Suherman menyampaikan pidato Guru Besar yang berjudul “Pengembangan Sensor dan Biosensor Kimia Berbasis Nanomaterial Untuk Aplikasi Analisis Lingkungan”.

Dalam pidatonya, Prof. Suherman, mengungkapkan bahwa salah satu masalah besar berkaitan dengan lingkungan adalah kualitas air terutama air minum untuk konsumsi. Dalam studi UNICEF pada tahun 2020 menyampaikan bahwa hampir 70% sumber air konsumsi telah tercemar limbah domestik dan beresiko memunculkan penyakit diare akibat buruknya penataan sanitasi rumah tangga. “Keberadaan bakteri E-Coli menjadi salah satu indikasi kualitas air minum. Belum lagi cemaran berbagai logam dampak dari industrialisasi yang tidak dibarengi infrastruktur yang memadai,” terangnya.

Untuk mendeteksi kualitas air, Suherman mengembangkan teknologi sensor yang didalamnya terdapat nanomaterial di mana memiliki sensitivitas yang luar biasa dan dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas air. “Pendekatan sensor lingkungan terutama untuk sampel air dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya menggunakan metode spektroskopi, elektrokimia dan sensor optik untuk mendeteksi kandungan nikel,” katanya.

Adapun untuk deteksi logam berat, kata Suherman, dapat dilakukan dengan metode spektroskopi berbasis fluoresensi dengan memanfaatkan material sensor berbasis karbon dot. Aplikasi sensor (carbon dots/CDs) juga dapat dimanfaatkan untuk biosensor bakteri E-Coli.

 

Suherman mengungkapkan bahwa perkembangan dunia riset terkait nanomaterial begitu pesat sehingga tidak hanya dalam perspektif modifikasi material saja, namun juga dalam sudut pandang aplikasinya yang semakin luas dan menjangkau berbagai bidang. Tantangan yang dihadapi tidak hanya menyasar pada parameter selektivitas dan sensitivitas, namun juga menuju satu bentuk aplikasi instrumentasi sensor yang handheld, mobile, dan real-time monitoring. “Dari sini kita menyadari bahwa jendela peluang begitu luas, dan tuntutan kolaborasi dengan bidang ilmu lain sangatlah terbuka,” ungkapnya.

Ketua Dewan Guru Besar, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyebutkan bahwa Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., merupakan salah satu dari 526 Guru Besar aktif di UGM, dan salah satu dari 56 Guru Besar aktif dari 76 Guru Besar yang pernah dimiliki Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM.

Penulis : Jelita Agustine
Editor   : Gusti Grehenson
Foto     : Donnie

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/prof-suherman-dikukuhkan-jadi-guru-besar-bidang-kimia-analitik-dan-lingkungan/

Read More

Dosen FMIPA UGM Prof. Fahrudin Nugroho Dikukuhkan Guru Besar

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, S.Si., M.Si., dikukuhkan Guru Besar, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam pidato pengukuhan yang berjudul ‘Prospek Pengembangan Penelitian Dinamika Kompleks dalam Sistem Fisis’, Fahrudin menyoroti bagaimana konsep chaos dan turbulensi bukan sekadar istilah rumit di ruang kelas fisika, melainkan kenyataan yang membentuk banyak aspek kehidupan. “Di tengah dunia yang serba cepat dan kompleks, memahami ketidakteraturan justru menjadi kunci menciptakan solusi-solusi baru. Inilah sains yang mungkin terdengar abstrak, tapi dampaknya sangat nyata,” ungkapnya saat pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Dinamika Tak-linier dan Chaos di Balai Senat UGM, Selasa (22/4).

Chaos dan turbulensi sering kali ditemui tanpa disadari, mulai dari pola angin dan awan di langit, hingga dinamika fluida dalam dunia industri. Meski tampak acak, sistem ini tetap tunduk pada hukum-hukum dasar fisika dan memiliki struktur statistik yang bisa dianalisis. Artinya, dalam kekacauan pun, sains tetap bisa membaca pola tersembunyi. Ini menjadi landasan penting dalam dunia teknik, meteorologi, hingga penerbangan. “Turbulensi adalah keadaan aliran fluida yang sangat tidak teratur dan bergejolak, sedangkan istilah chaos sendiri merujuk pada dinamika sistem deterministik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal,” terang Fahrudin.

Kini sebagai bidang yang terus berkembang, dinamika taklinier dan chaos menjangkau tiga cabang utama, yakni pengembangan teori, kontrol sistem, dan penerapan praktis. Fahrudin mencontohkan bagaimana algoritma pembelajaran mesin kini digunakan untuk memprediksi sistem yang chaotic, atau bagaimana teori bifurkasi berperan dalam memahami ketidakstabilan sistem ekologis. Di sinilah letak menariknya, sesuatu yang tampak berantakan bisa jadi hanya proses menuju keseimbangan baru, dan memahami proses tersebut dapat menyelamatkan banyak hal, mulai dari sistem alam hingga kesehatan manusia.“Chaos tidak selalu bersifat permanen, kadang hanya fase dinamis sementara,” ujarnya.

Di UGM sendiri, penelitian tentang dinamika chaos telah berkembang pesat. Salah satunya melalui rancang bangun sistem Rayleigh-Bénard Convection (RBC) yang memungkinkan peneliti mengamati transisi aliran dari teratur ke turbulen. Selain itu, Departemen Fisika UGM juga mengembangkan studi elektro-hidrodinamika (EHD) dalam kristal cair, yang telah berhasil mengungkap fenomena soft-mode turbulence (SMT), suatu jenis turbulensi dengan sifat ketaklinieran rendah. Temuan ini tidak hanya membuka ruang riset dasar, tetapi juga menjanjikan aplikasi di bidang teknologi material dan elektronika. “Kami menemukan adanya glassy dynamics pada SMT, serta respons SMT terhadap medan magnet bolak-balik yang menyerupai karakteristik feromagnetik,” jelas Fahrudin.

Tidak hanya eksperimen, tim peneliti juga mengeksplorasi pendekatan numerik dengan menganalisis berbagai persamaan diferensial nonlinier, seperti Kuramoto–Sivashinsky, Swift-Hohenberg, dan Nikolaevskii. Lewat simulasi ini, para peneliti dapat menguji hipotesis tanpa harus langsung ke laboratorium. Ini juga memungkinkan eksplorasi ide-ide baru yang bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi teknologi aplikatif. “Simulasi ini memberikan wawasan penting tentang transisi dari dinamika biasa menuju chaos, serta struktur tersembunyi dalam turbulensi,” jelasnya.

Fahrudin juga menyinggung tokoh-tokoh penting dalam sejarah bidang ini, mulai dari Pierre-Gilles de Gennes, Giorgio Parisi, hingga Edward Ott. Dari mereka, dunia belajar bahwa sistem yang tampak kacau bisa mengandung keteraturan tersembunyi yang penting untuk kemajuan teknologi, komunikasi, hingga kecerdasan buatan. Ia mencontohkan teknologi komunikasi berbasis chaos shift keying yang sulit diintersepsi, menjadikannya relevan dalam pengembangan sistem keamanan data dan Internet of Things (IoT). Sains chaos pun kini bukan hanya studi akademik, tetapi juga bagian dari masa depan teknologi digital yang makin terhubung.

Menutup pidatonya, Fahrudin menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga, kolega, institusi, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanannya hingga mencapai titik ini. Ia juga menitipkan harapan bagi generasi ilmuwan berikutnya untuk terus menggali potensi dinamika kompleks dalam sistem fisis. “Melalui pemahaman terhadap dinamika kompleks, kita dapat mengembangkan metode baru untuk mengendalikan dan memanfaatkan fenomena ini, baik untuk memahami alam lebih dalam maupun menerapkannya dalam teknologi. Di tengah dunia yang semakin kompleks, mungkin justru chaos-lah yang bisa menuntun kita menemukan pola, harapan, dan terobosan,” pungkasnya.

Ketua Majelis Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan bahwa dengan pengukuhan ini, Prof. Fahrudin Nugroho menjadi bagian dari 526 Guru Besar aktif Universitas Gadjah Mada, sekaligus memperkuat barisan 56 Guru Besar aktif yang dimiliki oleh FMIPA UGM. Capaian ini tidak hanya memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan akademik di bidang dinamika kompleks dalam sistem fisis, tetapi juga menjadi bagian dari warisan keilmuan yang terus tumbuh, menyemai pemikiran dan pengabdian bagi kemajuan bangsa.

Penulis : Triya Andriyani
Foto     : Firsto

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fmipa-ugm-prof-fahrudin-nugroho-dikukuhkan-guru-besar/

Read More

Sabet Dua Juara Internasional, Mahasiswa Elins Research Club, DIKE, FMIPA UGM Mengukir Prestasi di Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC)

Prestasi membanggakan diraih oleh Elins Research Club (ERC), Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE), Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2025 yang digelar di Singapore Expo Hall 2 pada 18-21 Maret 2025. Dalam kompetisi bergengsi bertaraf internasional ini, dua tim dari ERC UGM berhasil meraih penghargaan: Tim E-Wasp meraih Juara 4 di kategori D1 (Man-Machine) dan Tim Ambrasena meraih Juara 3 di kategori D2 (Multi-Machine).

Keberhasilan ini menandai capaian luar biasa bagi ERC, komunitas riset di bawah Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, yang selama ini aktif dalam pengembangan berbagai teknologi, salah satunya drone atau Unmanned Aerial Vehicles (UAVs). Kompetisi SAFMC sendiri merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh DSO National Laboratories dan Science Centre Singapore, dengan tujuan mendorong inovasi di bidang teknologi kedirgantaraan.

Sebanyak 15 mahasiswa lintas jenjang di DIKE, dari program sarjana hingga magister di bidang Elektronika dan Instrumentasi serta Ilmu Komputer UGM, terlibat dalam kompetisi ini. Mereka tergabung dalam dua tim tersebut dan dipimpin langsung oleh Dr.techn Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc., beserta Dr. Andi Dharmawan, S.Si., M.Cs., dan Drs. Bambang Nurcahyo Prastowo, M.Sc. sebagai dosen pembimbing.

Tim E-Wasp, yang berkompetisi pada kategori D1, berhasil meraih juara ke-4. Kategori D1 menantang peserta untuk menerbangkan drone menggunakan wearable device secara semi-otonom. Tim ini beranggotakan 5 orang yang seluruhnya berasal dari mahasiswa S1 Elektronika dan Instrumentasi, yaitu Ikhlasul Amal Abda’i, Virshan Akbar, Zalu Ardani Ramadhan, Emeli Rahma Keren Purwadi, dan Alya Presilia Susanti.

Selain itu, ERC juga mengirimkan tim Ambrasena untuk berkompetisi pada kategori D2 dan berhasil meraih juara ke-3. Kategori ini berfokus pada pengembangan kemampuan kolaboratif antara dua atau lebih drone untuk dapat bekerja secara otonom dalam menyelesaikan misi pick and drop payload di dalam ruangan. Tim ini terdiri atas 10 orang mahasiswa, yaitu Muhammad Daaffi Ul Haq, Nur Azizah Aulia Ramadhani, Bagus Ananta Wijaya, Khansa Karima Zada, Surya Karna Aradea, Syahirul Sakhoo Alim, dan Kirana Puti Diandri dari S1 Elektronika dan Instrumentasi, serta mahasiswa lintas jurusan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, yaitu Muhammad Natha Ulinnuha (S1 Ilmu Komputer), Novelio Putra Indarto (S2 Elektronika dan Instrumentasi), dan Muhammad Akbar Ghifari Tuasikal (S2 Ilmu Komputer).

Perjuangan kedua tim dalam meraih prestasi di SAFMC 2025 bukanlah hal yang instan. Selama kurang lebih 8 bulan, tim menjalani proses persiapan yang panjang dan penuh tantangan. Berbagai permasalahan, baik teknis maupun non-teknis, harus dihadapi dengan kerja keras dan ketekunan. Tak terhitung banyaknya trial and error yang dilakukan demi menyempurnakan performa drone dan strategi tim. “Meskipun terkendala banyak masalah selama persiapan, kami selalu optimis untuk memberikan yang maksimal, sehingga bisa pulang dengan hasil yang terbaik” ujar Ikhlas.

Selain menjadi ajang kompetisi, partisipasi ERC UGM juga menjadi wujud nyata dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui pembelajaran berbasis proyek dan riset teknologi tingkat lanjut,
  • SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan inovasi pada sistem UAV otonom,
  • SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, lewat kolaborasi antara universitas, komunitas, dan mitra pendukung.

Partisipasi dan pencapaian tim ERC UGM tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya Sobat Arin, komunitas olimpiade matematika yang mendukung pengembangan kompetensi akademik tanpa diskriminasi latar belakang ekonomi. Sobat Arin juga aktif dalam mendorong pendidikan STEM di Indonesia melalui inisiatif sosial yang inklusif.

Dengan keberhasilan di SAFMC 2025 ini, UGM kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pionir dalam pengembangan teknologi di Indonesia, sekaligus mencetak talenta muda yang siap bersaing di kancah global. Lebih dari sekadar kejuaraan, pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam memperluas wawasan dan meningkatkan kapasitas inovasi teknologi anak bangsa.

Penulis : Aufaclav Zatu Kusuma Frisky
Dokumentasi : DIKE

Read More

Perjalanan Inspiratif Mahardi Nalendra Syafa Mewujudkan Mimpi Menjadi Mahasiswa Berprestasi FMIPA UGM

Siapa sangka sebuah mimpi yang ditulis di awal masa kuliah bisa menjadi nyata di penghujung perjalanan akademik? Itulah yang dialami oleh Mahardi Nalendra Syafa, mahasiswa Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) yang berhasil meraih gelar Mahasiswa Berprestasi (Mapres) FMIPA UGM 2025. Mahasiswa yang selalu berpegang pada prinsip set the goals high, go big or go home ini membagikan kisah perjalanan inspiratifnya mewujudkan impian menjadi Mapres.

“Saat masa Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) UGM, kami diminta menuliskan mimpi yang ingin diraih selama kuliah.  Ketika itu, saya menulis ingin menjadi mahasiswa berprestasi,” kenangnya. Perjalanan menuju panggung Mapres pun tidak main-main. Dimulai dari menyusun portofolio hingga menyusun proposal gagasan kreatif yang harus selaras dengan Asta Cita dan bidang keilmuan.

Memiliki passion dalam bidang data science and analytics, ia menjadikan pengalaman dan skill yang dikuasainya sebagai dasar dalam menyusun gagasan. Gagasan yang diangkat pun tidak biasa. Ia menulis gagasan berjudul Deteksi Dini Gejala Depresi dengan Pemodelan Teks Berbasis Natural Language Processing (NLP). “Topik ini saya pilih karena saya ingin ilmu saya mempunyai dampak langsung bagi masyarakat, khususnya dalam isu kesehatan mental,” ujarnya.

Berbagai tahapan seleksi ia lewati dengan penuh semangat dan perjuangan, mulai dari tingkat fakultas hingga universitas. Bahkan saat seleksi universitas, ia menyempatkan diri untuk kembali dari Jakarta ke Yogyakarta hanya untuk mengikuti tahap presentasi gagasan. “Ada uji spontan Bahasa Inggris juga. Deg-degan, tapi seru,” ujar Mahardi.

Baginya, prestasi ini bukan sekadar penghargaan, melainkan sebuah amanah. Ia ingin berbagi pengalaman dan ilmu, serta terus membantu orang lain mewujudkan mimpi besarnya dalam pendidikan. Hal ini selaras dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 Pendidikan Berkualitas. Adapun gagasan yang ia bawa mengenai isu kesehatan mental juga selaras dengan poin SDGs ke-3 mengenai Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi : Tim Media FMIPA UGM dan Mahardi Nalendra Syafa

Read More

100 Tahun Mekanika Kuantum: Kontribusi Fisika dalam Mengubah Dunia

Tahun 2025 menandai peringatan 100 tahun mekanika kuantum, sebuah tonggak sejarah dalam dunia fisika yang telah mengubah pemahaman kita tentang alam semesta. Untuk memperingatinya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 2025 sebagai Tahun Internasional Sains dan Teknologi Kuantum. Perayaan ini bukan sekadar nostalgia akademik, tetapi juga pengakuan atas peran besar fisika dalam membentuk teknologi modern yang kita gunakan sehari-hari.

Awal Revolusi Kuantum

Sebelum mekanika kuantum, pemahaman kita tentang alam semesta didasarkan pada fisika klasik, yang bekerja dengan baik untuk benda-benda besar seperti planet dan bintang. Namun, ketika ilmuwan mulai meneliti dunia atom, mereka menemukan anomali yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum fisika Newton. Pada 1925, pertemuan ilmuwan di Konferensi Solvay, Brussels, menjadi titik balik yang melahirkan revolusi kuantum. Para raksasa fisika seperti Albert Einstein, Werner Heisenberg, dan Erwin Schrödinger berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang sifat atom.

Mekanika kuantum membawa konsep revolusioner, seperti superposisi, ketidakpastian Heisenberg, dan entanglement (keterkaitan kuantum), yang mengguncang cara kita memahami realitas. Superposisi berarti partikel kuantum dapat berada dalam beberapa keadaan sekaligus hingga diukur. Entanglement maksudnya adalah dua partikel dapat tetap terhubung meskipun terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Sementara itu, ketidakpastian Heisenberg menunjukkan bahwa semakin akurat kita mengukur posisi suatu partikel, semakin sulit mengetahui momentumnya, dan sebaliknya.

Kontribusi Mekanika Kuantum dalam Teknologi Modern

Seabad setelah kelahirannya, mekanika kuantum telah menjadi pilar utama berbagai teknologi mutakhir:

  1. Elektronika dan Komputasi
    Tanpa mekanika kuantum, tidak akan ada transistor dan semikonduktor, yang menjadi dasar bagi semua perangkat elektronik modern, termasuk ponsel pintar dan komputer.
  2. Kedokteran dan Diagnostik
    Teknologi pencitraan medis seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) memanfaatkan prinsip resonansi kuantum untuk menghasilkan gambaran organ dalam tubuh dengan akurasi tinggi.
  3. Energi Terbarukan
    Panel surya (fotovoltaik) bekerja berdasarkan efek fotolistrik yang pertama kali dijelaskan oleh Einstein, memungkinkan konversi energi matahari menjadi listrik.
  4. Keamanan Digital dan Komunikasi
    Kriptografi kuantum menawarkan sistem keamanan yang hampir tidak bisa diretas, menjadikannya solusi masa depan dalam perlindungan data.
  5. Pemahaman Alam Semesta
    Mekanika kuantum berperan dalam memahami proses fusi nuklir di bintang serta membantu penelitian mengenai evolusi galaksi dan struktur alam semesta.

Masa Depan Fisika Kuantum: Tantangan dan Peluang

Saat dunia merayakan 100 tahun revolusi kuantum, ilmuwan masih berusaha menjawab pertanyaan mendasar yang belum terpecahkan, seperti bagaimana transisi dari dunia kuantum ke dunia klasik terjadi (dekoherensi) dan bagaimana menyatukan mekanika kuantum dengan relativitas umum Einstein.

Selain itu, perkembangan komputasi kuantum menjanjikan lompatan besar dalam berbagai industri, termasuk:

  • Farmasi: Simulasi molekuler untuk menemukan obat baru dengan lebih cepat.
  • Material baru: Pengembangan bahan dengan sifat yang belum pernah ada sebelumnya.
  • Keamanan siber: Sistem enkripsi yang tidak dapat dipecahkan oleh komputer klasik.

Kesadaran Publik dan Peran Pendidikan Fisika

Di tengah pencapaian luar biasa ini, ada tantangan besar di Indonesia: minat generasi muda terhadap fisika semakin menurun. Sistem pendidikan saat ini, termasuk kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kurang menekankan penguatan dasar-dasar sains, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah siswa yang tertarik mendalami fisika.

Stereotip negatif terhadap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang memberikan prospek kerja yang menjanjikan juga semakin memperburuk keadaan. Padahal, banyak industri berbasis teknologi membutuhkan lulusan fisika dengan keahlian tinggi dalam analisis data, pemodelan matematis, dan pengembangan teknologi canggih.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi akademisi, pemerintah, dan industri untuk bekerja sama dalam:

  1. Memperkuat kurikulum fisika agar lebih aplikatif dan menarik.
  2. Mendorong kolaborasi riset antara universitas dan industri untuk menciptakan lapangan kerja berbasis sains.
  3. Meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya fisika melalui media sosial, seminar, dan program edukasi.

Kesimpulan: Fisika sebagai Pilar Masa Depan

100 tahun mekanika kuantum telah membuktikan bahwa fisika bukan sekadar teori, melainkan fondasi bagi kemajuan teknologi dan inovasi yang mengubah dunia. Jika Indonesia ingin menjadi bagian dari revolusi teknologi global, maka pendidikan fisika harus mendapat perhatian lebih serius.

Di tengah perayaan ini, harapannya adalah generasi muda Indonesia kembali tertarik dengan fisika dan menyadari bahwa di balik keajaiban teknologi modern, terdapat peran besar para fisikawan yang telah berjuang untuk memahami alam semesta dari tingkat terkecil hingga terbesar.

Relevansi mekanika kuantum terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sangat kuat, terutama dalam bidang:

SDG 4 (Pendidikan Berkualitas): Mendorong integrasi mekanika kuantum dalam kurikulum sekolah untuk membangun generasi ilmuwan masa depan.
SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau): Pengembangan sel surya berbasis efek kuantum untuk meningkatkan efisiensi energi terbarukan.
SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur): Mendorong investasi dalam teknologi kuantum untuk mendukung ekonomi digital Indonesia.
SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat): Penggunaan kriptografi kuantum untuk meningkatkan keamanan siber nasional.

Read More

Orlando Ferrari, Wisudawan Terbaik dengan IPK Sempurna di FMIPA UGM Sampaikan Pidato Inspiratif

Orlando Ferrari, wisudawan program studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) mencatat sebuah prestasi yang sangat membanggakan dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00. Ini menjadikannya sebagai wisudawan dengan IPK tertinggi dalam periode II 2024/2025. Dengan masa studi yang terbilang singkat, yaitu 3 tahun 5 bulan, Orlando dapat mempertahankan IPK, sembari aktif mengikuti berbagai macam perlombaan di bidang Matematika.

Dalam upacara wisuda, Orlando diberikan kehormatan untuk menyampaikan pidato sebagai perwakilan mahasiswa. Dalam pidatonya, ia membagikan perjalanan akademiknya yang penuh tantangan dan inspirasi. Orlando mengungkapkan bahwa dirinya berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah dan awalnya tidak memiliki banyak teman saat pertama kali masuk UGM. Perjalanan akademiknya pun penuh tantangan, ia juga merasakan saat-saat dimana merasa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran beberapa mata kuliah. Kini, setelah menyelesaikan studinya dengan gemilang, ia menekankan pentingnya persiapan menghadapi masa depan.

“Mari kita menjalankan masa depan dengan membawa nama baik UGM serta menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah diajarkan selama perkuliahan. Saya memiliki tiga hal penting yang harus selalu rekan-rekan sekalian ingat. Pertama, di mana pun berada, tetaplah memegang teguh nasionalisme. Kedua, setiap orang adalah pemimpin, setidaknya bagi diri sendiri. Terakhir, jangan pernah berhenti belajar,” ujar Orlando dalam pidatonya kepada rekan-rekan wisudawan.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga, teman, dan bapak ibu dosen yang mendukungnya selama berkuliah di program studi Matematika FMIPA UGM. “Selama kita terus berikhtiar dan mencari solusi, maka Allah akan selalu memberikan jalan,” Orlando menutup pidatonya dengan penuh keyakinan.

Pencapaian Orlando selama masa studinya menjadi bukti nyata pencerminan nilai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam SDGs poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas, dengan menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat membentuk pribadi seseorang yang inspiratif dan berkualitas.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Raditya Maulana Adiwicaksana
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Program Studi Geofisika FMIPA UGM Gelar Sharing Knowledge Mengenai Survei Seismik 3D, Perdalam Eksplorasi Geofisika

Pada tanggal 25 Februari 2025, program studi Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) melaksanakan sebuah acara sharing knowledge yang mengangkat tema ‘Parameter Desain Survey Seismic 3d Menggunakan NORSAR’. Dipandu oleh M.Hilmi Hakim, alumni Geofisika angkatan 2007 yang kini berkarier di PT EP Oilfield Supplies, peserta dapat mempelajari dan menambah pengetahuan mengenai desain survei 3D seismic dengan menggunakan NORSAR. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang G3 gedung Departemen Fisika, Program Studi Geofisika FMIPA UGM.

“Dari sharing knowledge ini benar-benar mendapatkan ilmu baru yang membuka pikiran dalam membuat desain survei akuisisi, yang merupakan hal krusial di eksplorasi Geofisika,” Ujar Aryo, mahasiswa Geofisika angkatan 2022 yang mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam materinya, disampaikan akan pentingnya membuat sebuah asumsi sebelum melakukan akuisisi lapangan Geofisika. Pembuatan asumsi ini juga lebih dikenal dengan sebutan pembuatan hipotesis, yang mencakup prediksi respons jika dilakukan akuisisi, validasi dari interpretasi, dan perancangan desain survei.

Peserta juga diperkenalkan dengan penggunaan perangkat lunak NORSAR untuk desain survei seismik 3D. Materi yang disampaikan mencakup analisis melalui forward modeling, pembuatan asumsi simulasi, serta desain akuisisi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian atau eksplorasi geofisika. M. Hilmi Hakim menjelaskan bahwa forward modeling sangat penting dalam menentukan rancangan survei akuisisi yang optimal. Dengan metode ini, para peneliti dapat mensimulasikan penyebaran gelombang seismik dan memahami bagaimana data akan terekam dalam survei yang dirancang.

Forward modeling menjadi salah satu aspek penting dalam survei seismik 3D, memungkinkan peneliti untuk mensimulasikan penyebaran gelombang seismik dan memahami bagaimana data akan terekam dalam survei yang dirancang. Terdapat dua metode utama dalam forward modeling, yakni metode numerik dan ray-based. Dalam konteks survei seismik, metode ray-based lebih sesuai karena mampu menghitung jalur propagasi gelombang (ray path) secara dinamis. Sementara itu, metode numerik dianggap lebih kaku karena hanya mempertimbangkan pemantulan gelombang tanpa memperhitungkan pergerakan gelombang seperti diving wave (gelombang menyelam).

Kegiatan sharing knowledge ini juga berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam SDGs poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas  dengan meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap teknologi survei geofisika. Serta SDGs poin ke-9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur dengan harapan peserta dapat berkontribusi dalam pengembangan teknologi eksplorasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Aryo Satriojati
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Mahasiswa Geofisika FMIPA UGM Raih Kesempatan Perdalam Pemahaman Teknologi Pemetaan Modern Total Station

Pada tanggal 14 Februari 2024 program studi Geofisika telah melaksanakan sebuah kursus singkat mengenai penggunaan salah satu alat pemetaan, Total Station. Sebanyak 25 mahasiswa aktif Geofisika yang telah mengambil praktikum perpetaan turut serta dalam kursus tersebut. Kegiatan ini menghadirkan Daniel Prasetyo, S.Si., Country Manager Satlab Geosolution, sebagai pemateri utama.

Kursus ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa pada teknologi pemetaan modern yang belum secara resmi diajarkan dalam kurikulum perkuliahan. Kegiatan ini memiliki dua sesi dalam pelaksanaanya, berupa sesi materi dan sesi praktik penggunaan alat. Dalam sesi materi, mahasiswa dikenalkan dengan berbagai alat pemetaan terbaru dari Satlab, termasuk spesifikasi, kegunaan, serta keunggulan Total Station dibandingkan alat konvensional seperti theodolite, yaitu dapat melakukan pengukuran otomatis dengan memanfaatkan sinar laser yang dipantulkan oleh prisma pada tongkat target.

Setelah sesi materi, mahasiswa langsung mempraktikkan penggunaan Total Station. Sebelum salat Jumat, peserta melakukan proses centering dengan alat tersebut, yang merupakan tahap awal dalam pengukuran untuk memastikan alat berada dalam posisi yang tepat. Setelah salat Jumat, sesi praktik pemetaan dilanjutkan di area parkiran Departemen Fisika, di mana mahasiswa melakukan pengukuran lapangan menggunakan Total Station.

“Kegiatan yang bagus dan menarik karena dapat mempelajari alat baru yang belum didapatkan saat perkuliahan, apalagi alat tersebut lebih advance,” Ujar Rayyan, salah satu mahasiswa Geofisika angkatan 2022 yang mengikuti kursus tersebut. “Total station dapat menghitung secara langsung hasil pengukuran sehingga berbeda dengan yang biasa digunakan di kuliah perpetaan,” Lanjutnya.

Kegiatan kursus ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada SDGs poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas yang mendorong peningkatan kualitas pendidikan melalui penerapan teknologi baru dalam pembelajaran, serta SDG poin ke-9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, yang mendukung pemanfaatan inovasi teknologi dalam pengembangan infrastruktur dan penelitian geospasial.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Naufal Rayyan Arrafish
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More
Translate