Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Mahasiswi Fisika FMIPA UGM Soroti Peran Nyata Fisika dalam Kehidupan dan Implementasinya terhadap Pembangunan Berkelanjutan: “Lebih Dari Sekadar Rumus”

Bagi sebagian besar orang, fisika kerap diasosiasikan dengan rumus-rumus kompleks atau teori abstrak yang sulit dipahami. Namun bagi mahasiswa fisika, ilmu ini lebih dari sekadar pelajaran kelas, ia hadir dan bekerja di hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satunya diungkapkan oleh Amalia Nurin Al Fath, mahasiswi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) yang menjelaskan peran nyata dan implementasi ilmu fisika di kehidupan sehari-hari.

“Lebih dari sekadar rumus, mulai dari listrik yang kita gunakan sehari-hari, sinyal komunikasi di ponsel, teknologi medis seperti MRI dan CT-scan, hingga GeNose, alat deteksi Covid-19 yang lahir di laboratorium Fisika UGM, semuanya berdiri di atas dasar fisika,” ujar Amalia.

Tak hanya sekadar berperan dalam kenyamanan hidup, fisika juga berperan dalam menjawab tantangan global, termasuk krisis energi dan perubahan iklim. “Para ilmuwan fisika bekerja keras mengembangkan teknologi energi terbarukan, seperti pembangkit tenaga surya, turbin angin, hingga riset reaktor fusi. Ini bukan sekadar teori, tetapi masa depan energi secara global,” tegasnya.

Sebagai mahasiswa, ia merasa penting untuk tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga menghadirkan kontribusi nyata kepada masyarakat. Hal ini ia buktikan melalui keterlibatannya dalam riset mengenai fotokatalis yang berperan langsung dalam penanganan sampah. Melalui riset ini, Amalia membuktikan bahwa fisika memiliki kontribusi langsung terhadap penyelesaian masalah lingkungan.

Kontribusi Amalia dan dukungan riset yang diberikan FMIPA UGM selaras dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas). Adapun riset fotokatalis yang tengah dikembangkan juga mendukung SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi) melalui pengolahan limbah. FMIPA UGM, sebagai institusi pendidikan dan riset, turut berperan aktif mencetak saintis muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap isu lingkungan dan sosial, serta mampu menjembatani ilmu fisika dengan kebutuhan nyata masyarakat nasional maupun global.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Kontributor : Amalia Nurin Al Fath

Read More

Mahasiswi Fisika UGM Soroti Kondisi Saintis di Indonesia dan Peran Fisika bagi Masyarakat Lewat Pengabdiannya dalam Menyokong Tsunami Ready Community

Bagi banyak mahasiswa, menempuh pendidikan tinggi merupakan jendela menuju kesuksesan di masa depan. Namun, bagi sebagian lainnya, khususnya mereka yang menekuni bidang sains seperti fisika, masa depan tersebut kerap dibayangi oleh realitas yang belum ideal. Hal ini diungkapkan oleh Inna Tahalliah, mahasiswi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Sebagai mahasiswi fisika, saya melihat menjadi saintis di Indonesia bukan sekadar tentang mencintai ilmu, tetapi juga soal bertahan di tengah berbagai keterbatasan,” tutur Inna. Ia menggambarkan bagaimana para calon ilmuwan di Indonesia harus berjuang, tidak hanya menghadapi kompleksitas teori, tetapi juga sistem yang belum sepenuhnya mendukung.

Minimnya dukungan terhadap riset, keterbatasan infrastruktur, serta kesejahteraan yang belum memadai menjadi tantangan nyata bagi banyak saintis muda. “Tak sedikit yang akhirnya memilih jalan lain, atau bahkan hijrah ke luar negeri demi mendapatkan apresiasi yang lebih layak,” lanjutnya. Padahal, menurutnya, sains memiliki peran strategis dalam menjawab berbagai tantangan bangsa. “Dari krisis energi hingga pengembangan teknologi berkelanjutan, fisika punya jawabannya. Namun, bagaimana kami bisa berkontribusi jika fondasi untuk tumbuh saja belum kokoh?” ujarnya.

Meski begitu, Inna tetap menyalakan harapan. Ia berharap Indonesia dapat benar-benar menghargai para ilmuwan, bukan sekadar melalui pujian seremonial, melainkan lewat sistem yang berpihak dan mendukung secara konkret. “Tanpa kesejahteraan saintis, mimpi menjadi bangsa yang mandiri secara teknologi hanya akan menjadi wacana,” pungkasnya.

Tak hanya aktif secara akademik, Inna juga turut mewujudkan cita-citanya melalui peran langsung di masyarakat. Ia kerap menjadi asisten praktikum lintas program studi, membantu mahasiswa memahami berbagai eksperimen dasar fisika. Selain itu, ia juga terlibat dalam program magang kolaboratif antara Departemen Fisika FMIPA UGM dan BMKG. Dalam program tersebut, Inna berkontribusi pada pemenuhan 12 indikator Tsunami Ready Community (TRC) yang diinisiasi oleh UNESCO.

“Di sana, saya melihat bagaimana sains benar-benar bisa hadir di tengah masyarakat, bukan hanya di atas kertas jurnal,” tutupnya.

Kontribusi nyata yang ia lakukan menjadi bukti kepeduliannya terhadap kemajuan sains dan peran saintis di Indonesia. Dalam hal ini, FMIPA UGM sendiri terus berupaya menjadi ruang tumbuh yang mendukung para mahasiswa dan peneliti muda. Melalui program-program akademik dan kemitraan riset, fakultas ini mendorong mahasiswa untuk tidak hanya unggul secara teoritis, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat. Hal ini sejalan dengan komitmen global dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan nomor 4 (Pendidikan Berkualitas), 9 (Inovasi dan Infrastruktur), dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Adanya kolaborasi dengan lembaga eksternal seperti BMKG juga menjadi bukti FMIPA UGM dalam mengimplementasikan nilai SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Kontributor : Inna Tahalliah

Read More

Pengukuhan Profesor Farchani Rosyid, Padukan Fisika Teoretik dan Seni Lukis sebagai Cerminan Realisme Ilmiah

Yogyakarta, 27 Mei 2025 – Suasana Auditorium Lantai 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) terasa istimewa pada Selasa siang. Salah satu putra terbaik Departemen Fisika UGM, Dr. rer. nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Si., resmi dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Fisika Teoretik. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Efektivitas Matematika yang Tak Masuk Akal dalam Menangkap dan Memahami Realitas Fisis”, Prof. Farchani mengajak audiens untuk merenungkan kembali esensi dari matematika dan sains dalam menggambarkan alam semesta.

“Apakah teori-teori ilmiah yang paling sukses yang kita punya telah memadai untuk menjelaskan atau menggambarkan hakikat semesta ini?” tanyanya dalam pidato yang bernuansa reflektif. Ia menekankan bahwa sains bukanlah sekadar kumpulan rumus atau hukum-hukum eksak, namun juga alat untuk memahami realitas, yang terkadang jauh lebih kompleks dari sekadar apa yang tampak di permukaan.

Dalam penjelasannya, Prof. Farchani mengangkat konsep realisme ilmiah, sebuah pandangan bahwa alam semesta yang digambarkan oleh ilmu pengetahuan benar-benar nyata, terlepas dari bagaimana manusia menafsirkannya. Pandangan ini ia sejajarkan dengan salah satu hobi uniknya: seni lukis realis. Baginya, seni adalah bentuk lain dari pencarian kebenaran, sama halnya dengan sains.

“Melukis  membutuhkan membutuhkan ilmu fisika pada setiap goresannya” ucapnya sambil menunjuk beberapa lukisan karyanya yang dipamerkan di sudut auditorium. Beberapa di antaranya berjudul “Trapped in Hydrodynamics”, “Jalur Trekking Kalitalang”, dan “Un poisson passe devant le phares de la Jument”. Karya-karya tersebut tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menunjukkan penerapan prinsip fisika optik dalam penggambaran tekstur, gelap terang, serta dinamika cahaya.

Melalui pameran lukisan ini, Prof. Farchani ingin menginspirasi para mahasiswa bahwa ilmu dan seni bukanlah dua dunia yang terpisah, tetapi dapat saling menguatkan. Ia juga mengaitkan gagasannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur), dengan mendorong pendekatan multidisiplin dalam pendidikan tinggi yang menciptakan lulusan berpikir kritis dan kreatif.

Pengukuhan ini menjadi momentum penting tidak hanya bagi Prof. Farchani secara pribadi, tetapi juga bagi komunitas akademik UGM dan dunia sains Indonesia, untuk terus mendorong batas-batas pemahaman kita terhadap alam semesta – dengan logika, rasa, dan kreativitas.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Raditya Maulana Adiwicaksana

Read More

UGM Jalin Kolaborasi Inspiratif dengan Kementerian dan Google Indonesia, Bersatu untuk Masa Depan Digital

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) menjadi tuan rumah bagi acara kolaboratif yang melibatkan Kementerian Perdagangan, Kemendikbud Ristek, dan Google Indonesia. Dalam suasana yang penuh semangat, para peserta berdiskusi mengenai strategi pengembangan sumber daya manusia yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. Acara dihadiri tokoh-tokoh penting seperti Menteri Perdagangan Republik Indonesia  Dr. Budi Santosa M.Si, Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA, dan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si serta tokoh-tokoh entrepreneur lainnya.

Dalam acara ini, Jurnalis FMIPA UGM,  berkesempatan untuk mewawancarai langsung Menteri Perdagangan. Amalia Nurmalitasari bertanya mengenai langkah konkret yang sedang direncanakan oleh Kementerian Perdagangan dan Dekan FMIPA UGM untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa, khususnya agar mereka tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pelaku ekspor yang berdaya saing global.

Menjawab pertanyaan tersebut, Menteri Perdagangan Republik Indonesia menegaskan bahwa, “Perlu mengembangkan para pelaku ekspor yang berkualitas sehingga diharapkan mahasiswa setelah lulus dapat menciptakan lapangan pekerjaan,” ujarnya. Hal tersebut diafirmasi langsung oleh Dekan FMIPA UGM yang menyatakan bahwa saat ini telah dilakukan pengembangan jiwa kewirausahaan untuk mahasiswa FMIPA UGM salah satunya dari prodi ilmu komputer.

Kehadiran Google Indonesia dalam acara ini memberikan warna tersendiri, menghadirkan wawasan mendalam seputar inovasi digital terkini yang tengah berkembang di kancah global. Melalui paparan yang informatif dan inspiratif, Google Indonesia membuka cakrawala peserta terhadap peluang transformasi digital, mulai dari kecerdasan buatan, pengelolaan data, hingga strategi membangun literasi digital masyarakat.

Acara ini menjadi langkah konkret dalam menciptakan kolaborasi lintas sektor untuk membangun masa depan digital Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga mengimplementasikan SDGs poin 4 yaitu pendidikan berkualitas melalui keterlibatan fakultas dalam mendorong transformasi digital. Selain itu, acara ini juga sejalan dengan SDGS poin 9 yaitu inovasi melalui akses inovasi digital.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Muhammad Irfan
Reportase: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

FMIPA UGM Gelar Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual untuk Dosen dan Tendik

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada menggelar acara Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) pada Kamis 16 Mei 2025 di Auditorium RMJT Soehakso. Acara ini bersifat wajib dihadiri oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan (tendik) di lingkungan FMIPA UGM sebagai bagian dari upaya memperkuat kesadaran dan respons sivitas akademika terhadap isu kekerasan seksual di kampus.

Kegiatan dibuka oleh MC Ibu Elida Lailiya Istiqomah, S.Si., M.Sc., kemudian dilanjutkan dengan sambutan wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM FMIPA UGM, Prof. Dr.-Ing. Mhd. Reza M. I. Pulungan, S.Si., M.Sc., yang menekankan pentingnya menyegarkan kembali pemahaman seluruh pegawai terkait isu kekerasan seksual serta mekanisme penanganannya. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kepekaan terhadap isu ini harus terus dibangun untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif.

Acara inti diisi oleh narasumber utama, dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D., dosen dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Univeristas Gadjah Mada. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa kekerasan seksual merupakan tindakan, bukan sekadar perasaan, sehingga perlu penanganan yang serius dan terstruktur. Ia  juga menerangkan bahwa apa saja hal-hal yang termasuk dalam kasus kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh seluruh sivitas kampus.

Acara ditutup dengan harapan bahwa seluruh peserta dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari kekerasan seksual, serta aktif melaporkan dan menangani jika terjadi dugaan pelanggaran.  Kegiatan ini juga menjadi bagian dari kontribusi UGM dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yaitu pada poin ke-4 Pendidikan Berkualitas, poin ke-5 Kesetaraan Gender, dan poin ke-16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, yang menekankan pentingnya lingkungan pendidikan yang aman, adil, dan menghormati hak asasi manusia.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi:  Aprodity Nirmala
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Tingkatkan Pemahaman dan Kesadaran Sivitas Akademika, FMIPA UGM Gelar Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) pada hari Jumat, 16 Mei 2025 pukul 13.00-15.00 WIB. Berlangsung di Auditorium RMJT Soehakso (A.106) FMIPA UGM, kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan (tendik). Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran sivitas akademika terhadap isu kekerasan seksual serta upaya pencegahannya.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia (WDKASDM) FMIPA UGM, Prof. Dr.Ing. Mhd. Reza M. I. Pulungan, S.Si., M.Sc.. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran aktif seluruh sivitas akademika dalam mencegah kekerasan seksual, serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan kondusif. Pentingnya kegiatan sosialisasi PPKS ini sehingga semua dosen dan tenaga kependidikan diwajibkan untuk mengikutinya. Mereka yang berhalangan hadir pada hari pelaksanaan diminta untuk mengikuti kegiatan serupa di fakultas lain yang menyelenggarakan sosialisasi tersebut.

Narasumber utama kegiatan ini adalah dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D. dari Tim Satuan Tugas PPKS UGM dengan dimoderatori oleh Dr. Chotimah, M.Si.. Dalam paparannya, dr. Bagas menyampaikan definisi kekerasan seksual menurut Peraturan Rektor UGM Nomor 1 tahun 2023, bentuk-bentuk kekerasan seksual, dan mekanisme pelaporan dan penanganan di lingkungan kampus. Beliau juga menjelaskan bagaimana pendampingan terhadap korban yang dilakukan secara profesional dan rahasia, sesuai dengan prinsip-prinsip perlindungan korban. Lebih lanjut, salah satu anggota Tim Satuan Tugas juga menyampaikan alur penanganan kasus kekerasan seksual. Selain itu juga disampaikan informasi kanal pelaporan kekerasan seksual yaitu lapor secara langsung dengan anggota Satuan Tugas PPKS UGM, Form Lapor pada Website, Email, SMS, dan WhatsApp.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya FMIPA UGM untuk menciptakan lingkungan belajar dan lingkungan kerja yang aman, kondusif, serta mendukung hak dan martabat setiap individu. Hal ini sejalan dengan komitmen UGM dalam mendukung implementasi Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 dan Peraturan Rektor No. 1 Tahun 2023 serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Pertama, SDG ke-4 mengenai Pendidikan Berkualitas, karena lingkungan belajar yang aman dan inklusif merupakan prasyarat penting bagi proses pendidikan yang bermakna. Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan dengan SDG ke-5 tentang Kesetaraan Gender, melalui upaya untuk menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di ruang publik dan privat, termasuk di institusi pendidikan. Terakhir, kegiatan ini juga menjadi bentuk implementasi poin SDG ke-16 mengenai Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, dengan memperkuat lembaga yang akuntabel dan responsif dalam menangani pelanggaran hak asasi manusia, termasuk kekerasan seksual.

Penulis: Wiyarsih
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Penyerahan Laptop Merah Putih ke Sekolah Dasar Negeri Pergiwatu Wetan, Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo

Yogyakarta, 16 Mei 2025 – Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan di daerah pelosok melalui penyerahan lima unit Laptop Merah Putih kepada Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pergiwatu Wetan, Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo. Acara yang berlangsung di Ruang Sidang Lantai II Fakultas MIPA UGM ini dihadiri oleh berbagai pihak yang mendukung program tersebut.

Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Fakultas MIPA UGM, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa institusi perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mendukung masyarakat melalui riset dan inovasi. “Kami berharap penyerahan laptop ini dapat menjadi salah satu dalam memperkuat kapasitas pendidikan di daerah, serta mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat, berharap dapat menggunakan laptop ini dengan baik untuk mencari pengetahuan, berkreasi, dan menjadi lebih pintar setiap hari. Kami yakin dengan laptop, adik-adik dapat lebih berprestasi dan mampu meraih bintang di langit.”

Ketua Tim LMP, Dr. Sigit Priyanta, menambahkan bahwa pengembangan Laptop Merah Putih merupakan bukti bahwa Indonesia mampu memproduksi perangkat teknologi sendiri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Pemberian bantuan hasil produksi laptop merah putih yg dilakukan tim UGM bersama dengan Zyrex dan PT Xacti menghasilkan laptop dgn spesifikasi Barebone Cruiser I5-1245H, Memory 8GB DDR4, SSD 512GB M.2 Nvme, MS Windows 11 home diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada peningkatan kualitas pembelajaran bagi siswa dan guru, menyediakan sarana utk pelaksanaan ASPD dan juga membantu pengelolaan administrasi pendidikan di sekolah. Selama penggunaan perangkat laptop tersebut, tim LMP UGM juga akan menjadikan data hasil penggunaan sebagai bagian dari proses testing pemanfaatan motherboard yg di produksi secara lokal di Indonesia.,” tambahnya.

Acara serah terima laptop ditandai dengan penyerahan simbolis oleh Dr. Sigit Priyanta kepada F.X. Suparman, S.Pd., M.Pd., disaksikan oleh para dosen dan mahasiswa Fakultas MIPA UGM. Laptop Merah Putih yang diserahkan diharapkan dapat mendukung proses pembelajaran digital di SDN Pergiwatu Wetan, serta meningkatkan kemampuan administrasi sekolah dalam menghadapi tantangan era digital.

Harapan dari Wakil Dekan dan Tim LMP adalah agar penyerahan laptop ini dapat menjadi contoh bagi institusi lain dalam mendukung pendidikan di daerah terpencil. Selain itu, diharapkan adanya tindak lanjut berupa pelatihan bagi guru dan siswa dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang proses pembelajaran.

Sebagai penutup, kegiatan ini menunjukkan komitmen Fakultas MIPA UGM dalam berkontribusi nyata bagi masyarakat melalui riset dan inovasi. Dengan adanya Laptop Merah Putih di SDN Pergiwatu Wetan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat kapasitas institusi pendidikan di daerah.

Kegiatan ini juga sejalan dengan pencapaian dua Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu:

  1. SDG 4: Pendidikan Berkualitas – Dengan menyediakan akses teknologi informasi, diharapkan proses pembelajaran di SDN Pergiwatu Wetan menjadi lebih efektif dan inklusif.
  2. SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur – Pengembangan dan penggunaan Laptop Merah Putih sebagai produk dalam negeri mendukung pembangunan infrastruktur teknologi yang berkelanjutan dan inovatif.

Melalui kegiatan ini, Fakultas MIPA UGM berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan pendidikan dan teknologi di Indonesia.

Penulis: Bomahasko Rossasih
Dokumentasi: Bomahasko Rossasih

Read More

Departemen Kimia UGM Diskusi Bersama Durham University untuk Kolaborasi Riset dan Student Exchange

Yogyakarta, 6 Mei 2025 – Departemen Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan diskusi intensif dengan Durham University dalam rangka menjajaki kolaborasi riset dan program pertukaran mahasiswa. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan profesor dan peneliti dari berbagai laboratorium, termasuk laboratorium kimia anorganik, analitik, organik, dan fisik. Diskusi ini berlangsung pada 6 Mei 2025 dan bertujuan untuk memperkuat jaringan akademik internasional, khususnya di bidang kimia.

Durham University, yang didirikan pada tahun 1832 dan berlokasi di timur laut Inggris, merupakan salah satu universitas ternama di dunia dengan 32% mahasiswanya berasal dari luar negeri. Meskipun tidak memiliki fakultas kedokteran, Durham memiliki reputasi kuat dalam ilmu pengetahuan, khususnya pada Fakultas Sains yang menaungi Departemen Kimia. Durham Univeristy senditi terletak sekitar tiga jam perjalanan dari London dan terkenal akan lingkungan akademiknya yang mendukung penelitian inovatif.

Diskusi ini dipandu oleh  Victoria Anderson, Head of International Student Recruitment Durham University, yang menyampaikan berbagai peluang untuk mahasiswa UGM, termasuk program double degree, summer course, student mobility, dan student exchange untuk jenjang S1, S2, hingga S3. Dalam kesempatan ini, Prof. Dra. Tutik Dwi Wahyuningsih, M.Si., Ph.D. dari laboratrium kimia organik menanyakan tentang kemungkinan program summer course dan double degree yang bisa diakses mahasiswa UGM. Dr. Anderson menjawab dengan antusias, “I am sure we can work on that international program. It is very interesting and we are very excited to collaborate.”

Dr. Anderson juga menjelaskan beberapa program unggulan yang ditawarkan, termasuk Chemistry for Sustainability, Chemistry for Health, dan Chemistry for Change. Untuk mahasiswa S2, Durham menawarkan program master selama dua tahun dengan persyaratan kemampuan bahasa Inggris yang cukup tinggi, seperti IELTS minimal 6.5-7 atau TOEFL 560. Persyaratan ini semakin penting mengingat tantangan akademis yang dihadapi mahasiswa internasional, terutama dari Asia Tenggara.

Selain itu, Durham juga memiliki program summer course yang lebih pendek dan lebih terjangkau, seperti 10 weeks research program yang biasanya dilakukan dengan seleksi ketat melalui universitas mitra seperti dari  Hong Kong dan Brazil. Mahasiswa yang mengikuti program ini harus siap secara finansial dan akademis untuk beradaptasi dalam lingkungan riset internasional. Melalui kegiatan ini, Departemen Kimia UGM berkomitmen untuk terus memperluas jaringan internasionalnya dan memberikan kesempatan terbaik bagi mahasiswanya untuk berkembang di kancah global.

Kegiatan ini merupakah kegiatan yang mengimplementasikan (Sustainable Development Goals) SDGs poin ke- 3 yaitu, pendidikan berkualitas (quality education) serta kolaborasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan dan riset di UGM, tetapi juga memperkuat jaringan akademik internasional melalui kemitraan yang berkelanjutan, sesuai dengan semangat SDGs poin ke- 17 untuk memperkuat kemitraan global (partnership for the goals) dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi:  Raditya Maulana Adiwicaksana
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Mahasiswi Fisika FMIPA UGM Soroti Peran Nyata Fisika dalam Kehidupan dan Implementasinya terhadap Pembangunan Berkelanjutan: “Lebih Dari Sekadar Rumus”

Bagi sebagian besar orang, fisika kerap diasosiasikan dengan rumus-rumus kompleks atau teori abstrak yang sulit dipahami. Namun bagi mahasiswa fisika, ilmu ini lebih dari sekadar pelajaran kelas, ia hadir dan bekerja di hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satunya diungkapkan oleh Amalia Nurin Al Fath, mahasiswi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) yang menjelaskan peran nyata dan implementasi ilmu fisika di kehidupan sehari-hari.

“Lebih dari sekadar rumus, mulai dari listrik yang kita gunakan sehari-hari, sinyal komunikasi di ponsel, teknologi medis seperti MRI dan CT-scan, hingga GeNose, alat deteksi Covid-19 yang lahir di laboratorium Fisika UGM, semuanya berdiri di atas dasar fisika,” ujar Amalia.

Tak hanya sekadar berperan dalam kenyamanan hidup, fisika juga berperan dalam menjawab tantangan global, termasuk krisis energi dan perubahan iklim. “Para ilmuwan fisika bekerja keras mengembangkan teknologi energi terbarukan, seperti pembangkit tenaga surya, turbin angin, hingga riset reaktor fusi. Ini bukan sekadar teori, tetapi masa depan energi secara global,” tegasnya.

Sebagai mahasiswa, ia merasa penting untuk tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga menghadirkan kontribusi nyata kepada masyarakat. Hal ini ia buktikan melalui keterlibatannya dalam riset mengenai fotokatalis yang berperan langsung dalam penanganan sampah. Melalui riset ini, Amalia membuktikan bahwa fisika memiliki kontribusi langsung terhadap penyelesaian masalah lingkungan.

Kontribusi Amalia dan dukungan riset yang diberikan FMIPA UGM selaras dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) terutama SDG 4 (Pendidikan Berkualitas). Adapun riset fotokatalis yang tengah dikembangkan juga mendukung SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi) melalui pengolahan limbah. FMIPA UGM, sebagai institusi pendidikan dan riset, turut berperan aktif mencetak saintis muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap isu lingkungan dan sosial, serta mampu menjembatani ilmu fisika dengan kebutuhan nyata masyarakat nasional maupun global.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Kontributor : Amalia Nurin Al Fath

Read More

Mahasiswi Fisika UGM Soroti Kondisi Saintis di Indonesia dan Peran Fisika bagi Masyarakat Lewat Pengabdiannya dalam Menyokong Tsunami Ready Community

Bagi banyak mahasiswa, menempuh pendidikan tinggi merupakan jendela menuju kesuksesan di masa depan. Namun, bagi sebagian lainnya, khususnya mereka yang menekuni bidang sains seperti fisika, masa depan tersebut kerap dibayangi oleh realitas yang belum ideal. Hal ini diungkapkan oleh Inna Tahalliah, mahasiswi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Sebagai mahasiswi fisika, saya melihat menjadi saintis di Indonesia bukan sekadar tentang mencintai ilmu, tetapi juga soal bertahan di tengah berbagai keterbatasan,” tutur Inna. Ia menggambarkan bagaimana para calon ilmuwan di Indonesia harus berjuang, tidak hanya menghadapi kompleksitas teori, tetapi juga sistem yang belum sepenuhnya mendukung.

Minimnya dukungan terhadap riset, keterbatasan infrastruktur, serta kesejahteraan yang belum memadai menjadi tantangan nyata bagi banyak saintis muda. “Tak sedikit yang akhirnya memilih jalan lain, atau bahkan hijrah ke luar negeri demi mendapatkan apresiasi yang lebih layak,” lanjutnya. Padahal, menurutnya, sains memiliki peran strategis dalam menjawab berbagai tantangan bangsa. “Dari krisis energi hingga pengembangan teknologi berkelanjutan, fisika punya jawabannya. Namun, bagaimana kami bisa berkontribusi jika fondasi untuk tumbuh saja belum kokoh?” ujarnya.

Meski begitu, Inna tetap menyalakan harapan. Ia berharap Indonesia dapat benar-benar menghargai para ilmuwan, bukan sekadar melalui pujian seremonial, melainkan lewat sistem yang berpihak dan mendukung secara konkret. “Tanpa kesejahteraan saintis, mimpi menjadi bangsa yang mandiri secara teknologi hanya akan menjadi wacana,” pungkasnya.

Tak hanya aktif secara akademik, Inna juga turut mewujudkan cita-citanya melalui peran langsung di masyarakat. Ia kerap menjadi asisten praktikum lintas program studi, membantu mahasiswa memahami berbagai eksperimen dasar fisika. Selain itu, ia juga terlibat dalam program magang kolaboratif antara Departemen Fisika FMIPA UGM dan BMKG. Dalam program tersebut, Inna berkontribusi pada pemenuhan 12 indikator Tsunami Ready Community (TRC) yang diinisiasi oleh UNESCO.

“Di sana, saya melihat bagaimana sains benar-benar bisa hadir di tengah masyarakat, bukan hanya di atas kertas jurnal,” tutupnya.

Kontribusi nyata yang ia lakukan menjadi bukti kepeduliannya terhadap kemajuan sains dan peran saintis di Indonesia. Dalam hal ini, FMIPA UGM sendiri terus berupaya menjadi ruang tumbuh yang mendukung para mahasiswa dan peneliti muda. Melalui program-program akademik dan kemitraan riset, fakultas ini mendorong mahasiswa untuk tidak hanya unggul secara teoritis, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat. Hal ini sejalan dengan komitmen global dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan nomor 4 (Pendidikan Berkualitas), 9 (Inovasi dan Infrastruktur), dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Adanya kolaborasi dengan lembaga eksternal seperti BMKG juga menjadi bukti FMIPA UGM dalam mengimplementasikan nilai SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Kontributor : Inna Tahalliah

Read More

Pengukuhan Profesor Farchani Rosyid, Padukan Fisika Teoretik dan Seni Lukis sebagai Cerminan Realisme Ilmiah

Yogyakarta, 27 Mei 2025 – Suasana Auditorium Lantai 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) terasa istimewa pada Selasa siang. Salah satu putra terbaik Departemen Fisika UGM, Dr. rer. nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Si., resmi dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Fisika Teoretik. Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Efektivitas Matematika yang Tak Masuk Akal dalam Menangkap dan Memahami Realitas Fisis”, Prof. Farchani mengajak audiens untuk merenungkan kembali esensi dari matematika dan sains dalam menggambarkan alam semesta.

“Apakah teori-teori ilmiah yang paling sukses yang kita punya telah memadai untuk menjelaskan atau menggambarkan hakikat semesta ini?” tanyanya dalam pidato yang bernuansa reflektif. Ia menekankan bahwa sains bukanlah sekadar kumpulan rumus atau hukum-hukum eksak, namun juga alat untuk memahami realitas, yang terkadang jauh lebih kompleks dari sekadar apa yang tampak di permukaan.

Dalam penjelasannya, Prof. Farchani mengangkat konsep realisme ilmiah, sebuah pandangan bahwa alam semesta yang digambarkan oleh ilmu pengetahuan benar-benar nyata, terlepas dari bagaimana manusia menafsirkannya. Pandangan ini ia sejajarkan dengan salah satu hobi uniknya: seni lukis realis. Baginya, seni adalah bentuk lain dari pencarian kebenaran, sama halnya dengan sains.

“Melukis  membutuhkan membutuhkan ilmu fisika pada setiap goresannya” ucapnya sambil menunjuk beberapa lukisan karyanya yang dipamerkan di sudut auditorium. Beberapa di antaranya berjudul “Trapped in Hydrodynamics”, “Jalur Trekking Kalitalang”, dan “Un poisson passe devant le phares de la Jument”. Karya-karya tersebut tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menunjukkan penerapan prinsip fisika optik dalam penggambaran tekstur, gelap terang, serta dinamika cahaya.

Melalui pameran lukisan ini, Prof. Farchani ingin menginspirasi para mahasiswa bahwa ilmu dan seni bukanlah dua dunia yang terpisah, tetapi dapat saling menguatkan. Ia juga mengaitkan gagasannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur), dengan mendorong pendekatan multidisiplin dalam pendidikan tinggi yang menciptakan lulusan berpikir kritis dan kreatif.

Pengukuhan ini menjadi momentum penting tidak hanya bagi Prof. Farchani secara pribadi, tetapi juga bagi komunitas akademik UGM dan dunia sains Indonesia, untuk terus mendorong batas-batas pemahaman kita terhadap alam semesta – dengan logika, rasa, dan kreativitas.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Raditya Maulana Adiwicaksana

Read More

UGM Jalin Kolaborasi Inspiratif dengan Kementerian dan Google Indonesia, Bersatu untuk Masa Depan Digital

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) menjadi tuan rumah bagi acara kolaboratif yang melibatkan Kementerian Perdagangan, Kemendikbud Ristek, dan Google Indonesia. Dalam suasana yang penuh semangat, para peserta berdiskusi mengenai strategi pengembangan sumber daya manusia yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. Acara dihadiri tokoh-tokoh penting seperti Menteri Perdagangan Republik Indonesia  Dr. Budi Santosa M.Si, Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA, dan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si serta tokoh-tokoh entrepreneur lainnya.

Dalam acara ini, Jurnalis FMIPA UGM,  berkesempatan untuk mewawancarai langsung Menteri Perdagangan. Amalia Nurmalitasari bertanya mengenai langkah konkret yang sedang direncanakan oleh Kementerian Perdagangan dan Dekan FMIPA UGM untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa, khususnya agar mereka tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pelaku ekspor yang berdaya saing global.

Menjawab pertanyaan tersebut, Menteri Perdagangan Republik Indonesia menegaskan bahwa, “Perlu mengembangkan para pelaku ekspor yang berkualitas sehingga diharapkan mahasiswa setelah lulus dapat menciptakan lapangan pekerjaan,” ujarnya. Hal tersebut diafirmasi langsung oleh Dekan FMIPA UGM yang menyatakan bahwa saat ini telah dilakukan pengembangan jiwa kewirausahaan untuk mahasiswa FMIPA UGM salah satunya dari prodi ilmu komputer.

Kehadiran Google Indonesia dalam acara ini memberikan warna tersendiri, menghadirkan wawasan mendalam seputar inovasi digital terkini yang tengah berkembang di kancah global. Melalui paparan yang informatif dan inspiratif, Google Indonesia membuka cakrawala peserta terhadap peluang transformasi digital, mulai dari kecerdasan buatan, pengelolaan data, hingga strategi membangun literasi digital masyarakat.

Acara ini menjadi langkah konkret dalam menciptakan kolaborasi lintas sektor untuk membangun masa depan digital Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga mengimplementasikan SDGs poin 4 yaitu pendidikan berkualitas melalui keterlibatan fakultas dalam mendorong transformasi digital. Selain itu, acara ini juga sejalan dengan SDGS poin 9 yaitu inovasi melalui akses inovasi digital.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Muhammad Irfan
Reportase: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

FMIPA UGM Gelar Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual untuk Dosen dan Tendik

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada menggelar acara Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) pada Kamis 16 Mei 2025 di Auditorium RMJT Soehakso. Acara ini bersifat wajib dihadiri oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan (tendik) di lingkungan FMIPA UGM sebagai bagian dari upaya memperkuat kesadaran dan respons sivitas akademika terhadap isu kekerasan seksual di kampus.

Kegiatan dibuka oleh MC Ibu Elida Lailiya Istiqomah, S.Si., M.Sc., kemudian dilanjutkan dengan sambutan wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM FMIPA UGM, Prof. Dr.-Ing. Mhd. Reza M. I. Pulungan, S.Si., M.Sc., yang menekankan pentingnya menyegarkan kembali pemahaman seluruh pegawai terkait isu kekerasan seksual serta mekanisme penanganannya. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kepekaan terhadap isu ini harus terus dibangun untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif.

Acara inti diisi oleh narasumber utama, dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D., dosen dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Univeristas Gadjah Mada. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa kekerasan seksual merupakan tindakan, bukan sekadar perasaan, sehingga perlu penanganan yang serius dan terstruktur. Ia  juga menerangkan bahwa apa saja hal-hal yang termasuk dalam kasus kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh seluruh sivitas kampus.

Acara ditutup dengan harapan bahwa seluruh peserta dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari kekerasan seksual, serta aktif melaporkan dan menangani jika terjadi dugaan pelanggaran.  Kegiatan ini juga menjadi bagian dari kontribusi UGM dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yaitu pada poin ke-4 Pendidikan Berkualitas, poin ke-5 Kesetaraan Gender, dan poin ke-16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, yang menekankan pentingnya lingkungan pendidikan yang aman, adil, dan menghormati hak asasi manusia.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi:  Aprodity Nirmala
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Tingkatkan Pemahaman dan Kesadaran Sivitas Akademika, FMIPA UGM Gelar Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) pada hari Jumat, 16 Mei 2025 pukul 13.00-15.00 WIB. Berlangsung di Auditorium RMJT Soehakso (A.106) FMIPA UGM, kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan (tendik). Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran sivitas akademika terhadap isu kekerasan seksual serta upaya pencegahannya.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia (WDKASDM) FMIPA UGM, Prof. Dr.Ing. Mhd. Reza M. I. Pulungan, S.Si., M.Sc.. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran aktif seluruh sivitas akademika dalam mencegah kekerasan seksual, serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan kondusif. Pentingnya kegiatan sosialisasi PPKS ini sehingga semua dosen dan tenaga kependidikan diwajibkan untuk mengikutinya. Mereka yang berhalangan hadir pada hari pelaksanaan diminta untuk mengikuti kegiatan serupa di fakultas lain yang menyelenggarakan sosialisasi tersebut.

Narasumber utama kegiatan ini adalah dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D. dari Tim Satuan Tugas PPKS UGM dengan dimoderatori oleh Dr. Chotimah, M.Si.. Dalam paparannya, dr. Bagas menyampaikan definisi kekerasan seksual menurut Peraturan Rektor UGM Nomor 1 tahun 2023, bentuk-bentuk kekerasan seksual, dan mekanisme pelaporan dan penanganan di lingkungan kampus. Beliau juga menjelaskan bagaimana pendampingan terhadap korban yang dilakukan secara profesional dan rahasia, sesuai dengan prinsip-prinsip perlindungan korban. Lebih lanjut, salah satu anggota Tim Satuan Tugas juga menyampaikan alur penanganan kasus kekerasan seksual. Selain itu juga disampaikan informasi kanal pelaporan kekerasan seksual yaitu lapor secara langsung dengan anggota Satuan Tugas PPKS UGM, Form Lapor pada Website, Email, SMS, dan WhatsApp.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya FMIPA UGM untuk menciptakan lingkungan belajar dan lingkungan kerja yang aman, kondusif, serta mendukung hak dan martabat setiap individu. Hal ini sejalan dengan komitmen UGM dalam mendukung implementasi Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 dan Peraturan Rektor No. 1 Tahun 2023 serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Pertama, SDG ke-4 mengenai Pendidikan Berkualitas, karena lingkungan belajar yang aman dan inklusif merupakan prasyarat penting bagi proses pendidikan yang bermakna. Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan dengan SDG ke-5 tentang Kesetaraan Gender, melalui upaya untuk menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di ruang publik dan privat, termasuk di institusi pendidikan. Terakhir, kegiatan ini juga menjadi bentuk implementasi poin SDG ke-16 mengenai Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, dengan memperkuat lembaga yang akuntabel dan responsif dalam menangani pelanggaran hak asasi manusia, termasuk kekerasan seksual.

Penulis: Wiyarsih
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Penyerahan Laptop Merah Putih ke Sekolah Dasar Negeri Pergiwatu Wetan, Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo

Yogyakarta, 16 Mei 2025 – Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan di daerah pelosok melalui penyerahan lima unit Laptop Merah Putih kepada Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pergiwatu Wetan, Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo. Acara yang berlangsung di Ruang Sidang Lantai II Fakultas MIPA UGM ini dihadiri oleh berbagai pihak yang mendukung program tersebut.

Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Fakultas MIPA UGM, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa institusi perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mendukung masyarakat melalui riset dan inovasi. “Kami berharap penyerahan laptop ini dapat menjadi salah satu dalam memperkuat kapasitas pendidikan di daerah, serta mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat, berharap dapat menggunakan laptop ini dengan baik untuk mencari pengetahuan, berkreasi, dan menjadi lebih pintar setiap hari. Kami yakin dengan laptop, adik-adik dapat lebih berprestasi dan mampu meraih bintang di langit.”

Ketua Tim LMP, Dr. Sigit Priyanta, menambahkan bahwa pengembangan Laptop Merah Putih merupakan bukti bahwa Indonesia mampu memproduksi perangkat teknologi sendiri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Pemberian bantuan hasil produksi laptop merah putih yg dilakukan tim UGM bersama dengan Zyrex dan PT Xacti menghasilkan laptop dgn spesifikasi Barebone Cruiser I5-1245H, Memory 8GB DDR4, SSD 512GB M.2 Nvme, MS Windows 11 home diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada peningkatan kualitas pembelajaran bagi siswa dan guru, menyediakan sarana utk pelaksanaan ASPD dan juga membantu pengelolaan administrasi pendidikan di sekolah. Selama penggunaan perangkat laptop tersebut, tim LMP UGM juga akan menjadikan data hasil penggunaan sebagai bagian dari proses testing pemanfaatan motherboard yg di produksi secara lokal di Indonesia.,” tambahnya.

Acara serah terima laptop ditandai dengan penyerahan simbolis oleh Dr. Sigit Priyanta kepada F.X. Suparman, S.Pd., M.Pd., disaksikan oleh para dosen dan mahasiswa Fakultas MIPA UGM. Laptop Merah Putih yang diserahkan diharapkan dapat mendukung proses pembelajaran digital di SDN Pergiwatu Wetan, serta meningkatkan kemampuan administrasi sekolah dalam menghadapi tantangan era digital.

Harapan dari Wakil Dekan dan Tim LMP adalah agar penyerahan laptop ini dapat menjadi contoh bagi institusi lain dalam mendukung pendidikan di daerah terpencil. Selain itu, diharapkan adanya tindak lanjut berupa pelatihan bagi guru dan siswa dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang proses pembelajaran.

Sebagai penutup, kegiatan ini menunjukkan komitmen Fakultas MIPA UGM dalam berkontribusi nyata bagi masyarakat melalui riset dan inovasi. Dengan adanya Laptop Merah Putih di SDN Pergiwatu Wetan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat kapasitas institusi pendidikan di daerah.

Kegiatan ini juga sejalan dengan pencapaian dua Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu:

  1. SDG 4: Pendidikan Berkualitas – Dengan menyediakan akses teknologi informasi, diharapkan proses pembelajaran di SDN Pergiwatu Wetan menjadi lebih efektif dan inklusif.
  2. SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur – Pengembangan dan penggunaan Laptop Merah Putih sebagai produk dalam negeri mendukung pembangunan infrastruktur teknologi yang berkelanjutan dan inovatif.

Melalui kegiatan ini, Fakultas MIPA UGM berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan pendidikan dan teknologi di Indonesia.

Penulis: Bomahasko Rossasih
Dokumentasi: Bomahasko Rossasih

Read More

Departemen Kimia UGM Diskusi Bersama Durham University untuk Kolaborasi Riset dan Student Exchange

Yogyakarta, 6 Mei 2025 – Departemen Kimia Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan diskusi intensif dengan Durham University dalam rangka menjajaki kolaborasi riset dan program pertukaran mahasiswa. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan profesor dan peneliti dari berbagai laboratorium, termasuk laboratorium kimia anorganik, analitik, organik, dan fisik. Diskusi ini berlangsung pada 6 Mei 2025 dan bertujuan untuk memperkuat jaringan akademik internasional, khususnya di bidang kimia.

Durham University, yang didirikan pada tahun 1832 dan berlokasi di timur laut Inggris, merupakan salah satu universitas ternama di dunia dengan 32% mahasiswanya berasal dari luar negeri. Meskipun tidak memiliki fakultas kedokteran, Durham memiliki reputasi kuat dalam ilmu pengetahuan, khususnya pada Fakultas Sains yang menaungi Departemen Kimia. Durham Univeristy senditi terletak sekitar tiga jam perjalanan dari London dan terkenal akan lingkungan akademiknya yang mendukung penelitian inovatif.

Diskusi ini dipandu oleh  Victoria Anderson, Head of International Student Recruitment Durham University, yang menyampaikan berbagai peluang untuk mahasiswa UGM, termasuk program double degree, summer course, student mobility, dan student exchange untuk jenjang S1, S2, hingga S3. Dalam kesempatan ini, Prof. Dra. Tutik Dwi Wahyuningsih, M.Si., Ph.D. dari laboratrium kimia organik menanyakan tentang kemungkinan program summer course dan double degree yang bisa diakses mahasiswa UGM. Dr. Anderson menjawab dengan antusias, “I am sure we can work on that international program. It is very interesting and we are very excited to collaborate.”

Dr. Anderson juga menjelaskan beberapa program unggulan yang ditawarkan, termasuk Chemistry for Sustainability, Chemistry for Health, dan Chemistry for Change. Untuk mahasiswa S2, Durham menawarkan program master selama dua tahun dengan persyaratan kemampuan bahasa Inggris yang cukup tinggi, seperti IELTS minimal 6.5-7 atau TOEFL 560. Persyaratan ini semakin penting mengingat tantangan akademis yang dihadapi mahasiswa internasional, terutama dari Asia Tenggara.

Selain itu, Durham juga memiliki program summer course yang lebih pendek dan lebih terjangkau, seperti 10 weeks research program yang biasanya dilakukan dengan seleksi ketat melalui universitas mitra seperti dari  Hong Kong dan Brazil. Mahasiswa yang mengikuti program ini harus siap secara finansial dan akademis untuk beradaptasi dalam lingkungan riset internasional. Melalui kegiatan ini, Departemen Kimia UGM berkomitmen untuk terus memperluas jaringan internasionalnya dan memberikan kesempatan terbaik bagi mahasiswanya untuk berkembang di kancah global.

Kegiatan ini merupakah kegiatan yang mengimplementasikan (Sustainable Development Goals) SDGs poin ke- 3 yaitu, pendidikan berkualitas (quality education) serta kolaborasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan dan riset di UGM, tetapi juga memperkuat jaringan akademik internasional melalui kemitraan yang berkelanjutan, sesuai dengan semangat SDGs poin ke- 17 untuk memperkuat kemitraan global (partnership for the goals) dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi:  Raditya Maulana Adiwicaksana
Editor: Meitha Eka Nurhasanah

Read More
Translate