Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Tiga Mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Raih Juara Pertama di Ajang Internasional GAIP Insurance Innovation Competition 2025

Tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA ) Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional dengan meraih juara pertama dalam ajang GAIP Insurance Innovation Competition 2025. Kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh Nanyang Technological University (NTU) dan Global Asia Insurance Partnership (GAIP) ini mencapai puncaknya pada babak final di Singapura, 15 Agustus 2025 lalu. Tim yang terdiri dari Rafael, Victor, dan Rara ini tidak hanya membawa pulang gelar juara, tetapi juga sebuah gagasan inovatif “Dynamic Copay System”, yang berpotensi menjawab tantangan besar di industri asuransi kesehatan.

Berangkat dari keresahan atas tingginya angka inflasi medis di kawasan Asia Pasifik, tim UGM menggagas sebuah sistem pembayaran copay (biaya awal yang dibayar pemegang polis) yang bersifat dinamis dan personal. Ide ini tidak lahir dari ruang hampa, melainkan dari riset yang melibatkan n aktuaris, dokter, hingga survei langsung ke masyarakat. “Kami ingin memahami akar masalah dari berbagai sudut pandang. Dari sanalah kami merancang Dynamic Copay System, sebuah sistem dengan empat lapisan yang saling melengkapi untuk menciptakan pembayaran yang lebih adil dan disesuaikan bagi setiap individu,” ungkap salah satu anggota tim

Bagi Victor, kemenangan ini adalah bukti kekuatan kolaborasi. “Perjalanan bersama tim benar-benar berkesan, mulai dari diskusi panjang, perdebatan ide, hingga akhirnya lahirlah gagasan kami. Kemenangan ini menjadi pengingat bahwa kolaborasi, ketekunan, dan keberanian bermimpi besar dapat membawa kita melampaui batas,” tuturnya.

Melalui gagasan inovatif ini, mereka berharap inovasi Dynamic Copay System dapat dikembangkan lebih jauh karena konsepnya sangat feasible dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Mereka berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberi kontribusi nyata bagi industri asuransi itu sendiri. Dedikasi dan prestasi yang mereka raih mencerminkan perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 Pendidikan Berkualitas dan poin ke-9 mengenai Inovasi, Industri, dan Infrastruktur.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Reportase: Amalia Nurmalitasari

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia FMIPA UGM, Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si Soroti Potensi Sumber Daya Alam Hayati Indonesia sebagai Bahan Baku Obat

Indonesia sebagai negara dengan kekayaan megabiodiversitas dunia ironisnya masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat. Isu krusial ini diangkat oleh Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si., dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Bahan Alam Tumbuhan Tropis dan Pengembangan Senyawa Obat Baru di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa, 12 Agustus 2025.  Dalam pidatonya yang berjudul “Pengembangan Senyawa Aktif Bahan Alam sebagai Sumber Bahan Baku Obat Masa Depan,” Prof. Winarto menyoroti potensi luar biasa yang tersimpan dalam sumber daya alam hayati Indonesia untuk dijadikan bahan baku obat.

Menurutnya, ketergantungan pada produk impor merupakan sebuah ironi yang harus segera diatasi. “Dengan potensi alam yang sangat besar, perlu dilakukan eksplorasi senyawa aktif melalui penelitian dalam bidang Kimia bahan alam,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa riset untuk menemukan senyawa aktif dari bahan alam merupakan fondasi strategis untuk mewujudkan kemandirian farmasi di masa depan. Upaya ini, menurutnya, sejalan dengan salah satu topik riset unggulan (flagship) di UGM, yaitu Kemandirian Bahan Baku Obat dan Alat Kesehatan. Lebih lanjut, Prof. Winarto menyatakan bahwa pengembangan bahan baku obat dari sumber daya lokal tidak hanya akan mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 3, yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

“Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menyatukan semua potensi, mulai dari keanekaragaman hayati, pengetahuan tradisional, hingga sumber daya peneliti yang terus berkembang, dalam satu visi kemandirian inovasi berbasis senyawa aktif dari bahan alam Indonesia,” ujarnya.

Melalui risetnya, Prof. Winarto telah mengkaji berbagai potensi, mulai dari senyawa antikanker pada tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus), antibiotik dari turunan eritromisin, hingga senyawa bioaktif dari spons laut yang berpotensi sebagai obat malaria. Kontribusi dan dedikasinya menegaskan kembali peran sentral akademisi sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia Analitik FMIPA UGM, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si Tawarkan Inovasi Ubah Limbah Industri Jadi Solusi Atasi Polusi

Pada 12 Agustus 2025, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang kimia analitik di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam upacara pengukuhan, Prof. Nurul memaparkan gagasan inovatif mengenai pemanfaatan limbah padat industri sebagai solusi strategis untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Melalui pidato pengukuhan berjudul “Modifikasi Limbah Padat Industri untuk Menangani Polutan Kimia Logam Berat Berbahaya dan Zat Warna,” ia menjelaskan bagaimana limbah yang melimpah dapat diubah menjadi material bernilai tinggi.

Menurutnya, limbah padat industri seperti slag nikel, abu dasar, abu layang batubara, dan slag baja, yang sering kali menjadi masalah lingkungan, memiliki potensi besar. Dengan sedikit pengolahan atau modifikasi, limbah ini dapat diubah menjadi bahan adsorben (penyerap) berbiaya rendah untuk menyerap polutan berbahaya seperti logam berat dan zat warna di perairan.

“Inovasi pemanfaatan kembali limbah melalui modifikasi untuk remediasi pencemar logam berat dan zat warna dapat menjadi solusi strategis dalam mencapai keberlanjutan industri dan lingkungan,” ujarnya dalam pidato tersebut.

Pendekatan ini, lanjutnya, menawarkan alternatif yang jauh lebih ekonomis dibandingkan material konvensional seperti karbon aktif yang harganya lebih mahal. Pemanfaatan limbah padat ini merupakan implementasi nyata dari pendekatan ekonomi sirkular yang menekankan pada penggunaan kembali material dan pengurangan limbah.

Ia juga menegaskan bahwa teknologi ini sejalan dengan prinsip kimia hijau (green chemistry) dan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). “Teknologi ini sangat cocok untuk negara berkembang karena kesederhanaan proses dan ketersediaan bahan baku lokal yang melimpah,” tambahnya. Dengan riset berkelanjutan dan dukungan kebijakan, ia optimis pendekatan ini bisa menjadi solusi efisien dan berkelanjutan dalam pengendalian pencemaran.

Acara pengukuhan dihadiri oleh jajaran pimpinan UGM, sivitas akademika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, serta keluarga dan kolega Prof. Nurul. Dengan pengukuhan ini, UGM menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

89% Mahasiswa FMIPA UGM Rasakan Cuaca Dingin: Kenali Fenomena Aphelion dan Miskonsepsi yang Menyertainya

(SHUTTERSTOCK/Jose L. Stephens)

Sejak awal bulan Juli 2025, cuaca daerah Indonesia terutama pulau Jawa terasa lebih dingin dari pada biasanya. Suhu di pagi hari terasa dingin menusuk, baik pada daerah di dataran tinggi maupun dataran rendah. Dilakukan sebuah survei sederhana oleh Tim Sosial Media Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM kepada mahasiswa FMIPA UGM dan mencatat bahwa 89% mahasiswa merasakan perubahan suhu yang cukup signifikan dibanding biasanya.

Fenomena ini memicu diskusi pada sosial media. Masyarakat mulai mengaitkan kondisi cuaca dingin tersebut dengan sebuah fenomena astronomi, Aphelion, kondisi dimana Bumi berada pada titik terjauh dari matahari. Simpang siur informasi tersebut melalui pesan dan isu sosial media, mengaitkan perubahan cuaca dengan fenomena tersebut dan memicu terbentuknya misinformasi.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah keterkaitan antara fenomena Aphelion dengan perubahan cuaca. Dilansir dari detik.com, BMKG menjelaskan bahwa fenomena Aphelion tidak memberikan dampak langsung terhadap perubahan suhu udara dan cuaca ekstrem di Indonesia. Aphelion terjadi merupakan fenomena astronomis yang terjadi secara berkala setiap tahun. Perubahan cuaca menjadi lebih dingin yang dirasakan justru disebabkan oleh angin muson timur yang beritup dari benua Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Fenomena Aphelion dapat menjadi pembelajaran dan bahan edukasi bagi masyarakat. Mendalami pemahaman dalam sebuah fenomena hangat di masyarakat, turut mendukung Suistanable Development Goals (SDGs) poin ke 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, dan poin 4 yakni Pendidikan Berkualitas. Pengetahuan mengenai fenomena Aphelion bisa didapatkan pada pembelajaran Program Studi Fisika dalam cabang Ilmu Astronomi.

Referensi:

Detikcom. (2025, Juli 6). Fenomena Aphelion Juli 2025: Kapan dan Apa Dampaknya bagi Bumi?
https://news.detik.com/berita/d-7990940/fenomena-aphelion-juli-2025-kapan-dan-apa-dampaknya-bagi-bumi

Penulis: Sekar Melati Putri Pratiwi
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Jose L. Stephens

Read More

Pionir PASCAL 2025 Bangun Kesadaran Kesehatan Holistik dan Inovasi Berlandaskan SDGs Lewat Sosialisasi Health Promoting University dan Science Project

Sebanyak 808 mahasiswa baru Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada mengikuti rangkaian acara Pionir PASCAL 2025 yang berlangsung pada 6–7 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi ajang pengenalan lingkungan fakultas sekaligus mendorong kreativitas mahasiswa dalam memecahkan masalah nyata, serta membekali mereka dengan wawasan mengenai kesehatan secara menyeluruh. Sebagai bagian dari acara, Pionir PASCAL 2025 menghadirkan kegiatan Science Project dan Sosialisasi Health Promoting University (HPU) sebagai kegiatan penunjang.

Dalam kegiatan Science Project, mahasiswa baru mempresentasikan ide-ide inovatif yang berfokus pada penyelesaian permasalahan lingkungan dengan mengangkat tema Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya mengenai isu air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, industri-inovasi-infrastruktur, serta penanganan perubahan iklim. Berbagai tim menampilkan solusi kreatif, mulai dari teknologi ramah lingkungan, pengelolaan energi terbarukan, hingga sistem inovatif pengolahan limbah.

Sementara itu, sesi Health Promoting University (HPU) yang dibawakan oleh Dr. Chotimah, M.Si. memberikan wawasan tentang pentingnya kesadaran menjaga kesehatan secara menyeluruh yang mencakup aspek jasmani, rohani, mental, dan sosial. Hal ini selaras dengan prinsip HPU yang mendorong lingkungan kampus sebagai tempat tumbuh kembang yang sehat bagi seluruh sivitas akademika. Melalui sosialisasi ini, HPU mengajak seluruh elemen sivitas akademika dalam menjaga pola hidup sehat mulai dari kebiasaan sehari-hari, sehingga kampus dapat menjadi ruang aman dan nyaman dalam mengembangkan diri.

Pionir PASCAL 2025 menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kreativitas sekaligus mengubah ide menjadi aksi nyata yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui Science Project, mahasiswa didorong untuk menghasilkan inovasi yang selaras dengan SDG poin ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin ke-9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur). Sementara itu, pelaksanaan sosialisasi Health Promoting University (HPU) menjadi bukti kepedulian FMIPA dalam mendukung terwujudnya SDG poin ke-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dengan menanamkan kesadaran menjaga kesehatan secara holistik di lingkungan kampus.

Penulis : Sekar
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Tim Valuator UGM Raih Juara Pertama GAIP Insurance Innovation Competition 2025 di Singapura

Singapura, 15 Agustus 2025 – Tim The Valuator dari Program Studi Ilmu Aktuaria, Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan meraih Juara Pertama dalam ajang internasional GAIP Insurance Innovation Competition 2025 Global Final Round yang diselenggarakan di Nanyang Technological University (NTU), Singapura.

Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan oleh Global Asia Insurance Partnership (GAIP) bekerja sama dengan NTU, dengan dukungan berbagai sponsor dari industri asuransi global. Kompetisi tahun ini diikuti oleh tim mahasiswa dari sepuluh negara: Singapura, Jepang, Hong Kong SAR, Australia, Chinese Taipei, Indonesia, Thailand, Vietnam, Tiongkok, dan Korea.

Tentang Tim The Valuator

Tim The Valuator terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria UGM angkatan 2022:

  • Rafael Wicaksono Hadi

  • Victorius Chendryanto

  • Dewa Ayu Maharani Adithi Kirana

Ketiganya tampil memukau dengan bimbingan Dr. Danang Teguh Qoyyimi, dosen Program Studi Ilmu Aktuaria UGM. Penampilan mereka yang elegan dengan balutan busana nasional dipadu penyampaian ide yang lugas dan atraktif berhasil memikat perhatian dewan juri dan audiens.

Inovasi ORBIS: Dynamic Copay Modeling untuk Asuransi Kesehatan

Tim The Valuator, yang beranggotakan tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria angkatan 2022 – Rafael Wicaksono Hadi, Victorius Chendryanto, dan Dewa Ayu Maharani Adithi Kirana – serta dibimbing oleh Dr. Danang Teguh Qoyyimi, memperkenalkan inovasi sistem bernama ORBIS (Dynamic Copay Modeling System).

ORBIS dirancang untuk menjawab dua persoalan utama dalam asuransi kesehatan: inflasi medis yang terus meningkat dan ketidakefisienan cost-sharing. Dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI), ORBIS menawarkan solusi pembagian biaya kesehatan yang lebih adil, adaptif, dan berbasis nilai.

Sistem ini terdiri dari empat lapisan utama:

  1. Smart Health Triage Assistant (OrbisChat) – membantu peserta menavigasi keluhan kesehatan secara cerdas.
  2. Care-Value Score (CVS) – menilai nilai klinis dan efisiensi biaya layanan kesehatan.
  3. Dynamic Copay – menyesuaikan besaran copay secara real-time berdasarkan nilai perawatan.
  4. Behavioral Bonus Credits – memberikan insentif kredit bagi perilaku sehat yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya di masa depan.

Dengan inovasi ini, ORBIS tidak hanya berfokus pada pengendalian biaya klaim, tetapi juga pada peningkatan perilaku konsumsi layanan kesehatan yang lebih bijak, transparan, dan personal.

Apresiasi Dewan Juri

Kompetisi GAIP Insurance Innovation Competition 2025 menghadirkan juri yang terdiri dari para praktisi senior dan eksekutif industri asuransi internasional, mulai dari CEO perusahaan asuransi multinasional, konsultan industri, hingga akademisi ternama. Keberadaan para juri dari latar belakang yang beragam ini menjadikan proses penilaian berlangsung komprehensif, dengan menekankan aspek inovasi, keberlanjutan, keterterapan solusi, serta potensi dampaknya terhadap industri asuransi global.

Dalam sesi final, presentasi Tim The Valuator dari UGM dinilai mampu menggabungkan analisis mendalam dengan penyampaian yang sederhana, lugas, dan komunikatif. Ms. Min Hung Cheng, CEO GAIP, yang juga menjadi juri utama, menekankan bahwa kekuatan tim UGM terletak pada kemampuan mereka untuk mengomunikasikan masalah yang kompleks secara mudah dipahami, sekaligus menghadirkan solusi yang relevan dengan tantangan nyata industri asuransi kesehatan. “Slogan yang mereka sampaikan, Healthcare should be about who gets the right care at the right time, and for the right reasons, sangat menyentuh karena mengingatkan kita bahwa inti dari layanan kesehatan bukan sekadar angka dan biaya, tetapi manusia dan kualitas hidup,” ungkap Ms. Cheng.

Selain itu, juri juga mengapresiasi gaya presentasi interaktif tim UGM yang melibatkan audiens sejak awal, serta penggunaan bahasa Inggris yang fasih dan percaya diri. Hal ini membedakan mereka dari beberapa tim negara lain yang cenderung masih terbatas dalam penyampaian ide karena menggunakan bahasa lokal pada tahap sebelumnya. Dengan demikian, UGM mampu menunjukkan keunggulan tidak hanya dari sisi ide, tetapi juga kemampuan komunikasi internasional.

Persaingan dalam kompetisi ini terbilang sangat ketat. Juara kedua diraih oleh tim dari University of Melbourne (Australia) yang mengangkat inovasi di bidang kesehatan mental, khususnya perlindungan dan mitigasi risiko terkait penyebaran berita bohong (hoax) yang dapat memperburuk kondisi psikologis masyarakat. Inovasi ini mendapat perhatian karena relevan dengan era digital saat ini, di mana kesehatan mental sering dipengaruhi oleh informasi yang beredar luas tanpa verifikasi.

Sementara itu, juara ketiga berhasil diraih oleh tim dari Nanyang Technological University (Singapura) yang membawakan topik Unemployment Insurance. Inovasi ini menyoroti pentingnya perlindungan finansial bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat ketidakpastian ekonomi global, disrupsi teknologi, maupun krisis kesehatan publik.

Kehadiran berbagai topik dari negara peserta menunjukkan bahwa kompetisi ini bukan sekadar lomba ide, tetapi juga refleksi nyata atas keragaman tantangan yang dihadapi industri asuransi di berbagai belahan dunia. Mulai dari isu kesehatan fisik, kesehatan mental, perlindungan sosial, hingga digitalisasi layanan, semuanya menjadi bahan diskusi dalam forum ini. Tim UGM berhasil membuktikan bahwa inovasi dari Indonesia tidak kalah relevan dan bahkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap solusi global.

Ajang Networking dan Kolaborasi Global

Lebih dari sekadar kompetisi, GAIP Insurance Innovation Competition juga menjadi ajang bertukar ide dan membangun jejaring global bagi mahasiswa dari berbagai negara. Para peserta tidak hanya mempresentasikan inovasi, tetapi juga terlibat dalam diskusi, mentoring, dan forum interaktif dengan praktisi industri. Hal ini memberikan pengalaman berharga untuk memahami tantangan nyata dalam industri asuransi di berbagai negara dan membuka peluang kolaborasi riset maupun profesional di masa depan.

Dukungan Sponsor dan Hadiah

Kompetisi GAIP 2025 mendapat dukungan penuh dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia sebagai sponsor utama. Manulife Indonesia tidak hanya berperan dalam mendukung penyelenggaraan acara local round di ITB, Indonesia, tetapi juga memberikan penghargaan berupa pembiayaan perjalanan bagi tim pemenang untuk mewakili Indonesia di babak global di NTU Singapura pada 15 Agustus 2025.

Dukungan ini menjadi bentuk nyata komitmen Manulife Indonesia dalam mendorong inovasi, mengembangkan talenta muda, dan memperkuat ekosistem industri asuransi di Indonesia maupun di tingkat global.

Apresiasi terhadap Mentor

Tim The Valuator menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing Dr. Danang Teguh Qoyyimi, serta para mentor: Yohan Dharmawan, FSA, MSc, QRGP, Paul Setio Kartono, FSAI, FIIS, Rianto A. Djojosugito, Ph.D., FSAI, dan Yusman yang telah memberikan pendampingan dan masukan berharga sejak tahap awal kompetisi di tingkat nasional.

Penutup

Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa UGM tidak hanya mampu bersaing di tingkat nasional, tetapi juga di panggung global dengan membawa solusi inovatif yang relevan dengan kebutuhan industri. UGM berkomitmen untuk terus mendukung mahasiswanya dalam mengembangkan ide-ide kreatif yang berdampak positif bagi masyarakat, industri, dan bangsa.

Penulis: Danang Teguh Qoyyimi
Dokumentasi: Tim The Valuator

Read More

IFI Prancis Perkuat Kemitraan Strategis bidang Akademik dengan FMIPA UGM

Yogyakarta, 1 Agustus 2025 — Institut Français d’Indonésie (IFI) menjalin kemitraan strategis dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam bidang pendidikan. Kolaborasi ini diarahkan untuk memperluas mobilitas mahasiswa, sosialisasi beasiswa master dan doktoral, serta memperkuat jejaring riset internasional bersama berbagai institusi pendidikan tinggi di Prancis.

“FMIPA UGM merupakan mitra penting kami. Bidang sains yang dikaji di MIPA merupakan bidang yang memiliki potensi riset yang relevan dengan prioritas kerja sama kami di Prancis,” ujar Francois Dabin, DIrektur IFI dalam sesi diskusi bersama civitas FMIPA UGM.

Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., Wakil Dekan bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan FMIPA UGM, menekankan pentingnya pengembangan kolaborasi riset yang melibatkan laboratorium alam dan pendekatan interdisipliner. “Kita telah memiliki beberapa kerja sama dengan institusi di Prancis, di antaranya bidang Geosains. Kita bisa mengembangkan dan menjajaki peluang riset bersama terkait kawasan vulkanik, kimia, fisika, matematika, informatika, dan pengembangan material, yang sangat strategis untuk dikerjakan dengan mitra dari Prancis,” paparnya.

Terdapat beberapa beasiswa yang dapat diakses mahasiswa MIPA untuk studi di Prancis, di antaranya France Excellence Scholarship (S2, Master 2, Tematik, Eiffel Scholarship dan Kartini Sains), serta Erasmus Mundus Joint Master’s Degree. Beasiswa yang terbaru adalah LPDP-France 2026, yang pendaftarannya akan dibuka pada Januari–Februari 2026, wawancara dan pengumuman hasil pada Mei–Juni 2026, serta perkuliahan dimulai pada September 2026. Berbagai skema beasiswa turut diperkenalkan, antara lain France Excellence Scholarship, France Excellence Eiffel Scholarship, dan Erasmus Mundus Joint Master’s Degree, yang mencakup dukungan biaya hidup hingga pembebasan biaya kuliah.

IFI juga menjelaskan bahwa program master dan doktoral di berbagai perguruan tinggi Prancis kini terbuka bagi mahasiswa internasional, dengan bahasa pengantar Inggris. Program tersebut umumnya mencakup beasiswa penuh termasuk biaya hidup yang sangat layak. Calon mahasiswa yang ingin dibantu mendapatkan calon pembimbing di perguruan tinggi di Prancis juga dapat difasilitasi oleh IFI, khususnya calon mahasiswa doktoral. 

Agung Riantiarno, Responsible Campus France di Yogyakarta juga mengundang mahasiswa dan dosen untuk bertemu perwakilan universitas Prancis pada acara Networking Night di IFI Yogyakarta, 6 November 2025, serta Joint Working Group France–Indonesia yang dijadwalkan pada Juni/Juli 2026 di Prancis. Sejumlah program studi yang diajarkan dalam bahasa Inggris di bidang kimia, ilmu komputer dan elektronika, fisika, serta matematika turut dipaparkan, di antaranya dari Université de Paris Saclay, CPE Lyon, EPITA School of Engineering and Computer Science, dan Université Côte d’Azur.

Inisiatif kolaborasi ini juga mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 9 (Infrastruktur, Inovasi, dan Industri), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Melalui pertukaran pengetahuan dan pembentukan jejaring riset global, FMIPA UGM dan IFI berkontribusi pada penguatan kapasitas sains dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Aphroditty Nirmala

Read More

Kisah Fikhri, Lulus Doktor UGM di Usia 25 Tahun dan Selesaikan Kuliah 2 Tahun 10 Bulan

Bagi Fikhri Astina Tasmara, melanjutkan studi doktoral bukan hanya untuk gelar, tetapi untuk berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan. Hal inilah yang mendorong semangat wisudawan Program Studi Doktor Fisika FMIPA UGM asal Makassar, Sulawesi Selatan ini untuk melanjutkan studinya dan berhasil lulus di usia 25 tahun 8 bulan.

Fikhri, kerap ia disapa, bercerita bahwa ia dibesarkan dalam keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan. Orang tuanya selalu menanamkan pemahaman bahwa meskipun pendidikan bukanlah segalanya, tapi pendidikan bisa menjadi kunci untuk melanjutkan hidup dan meraih kesempatan. “Ibu dan nenek saya juga mengajarkan bahwa wanita harus memiliki daya dan kemampuan untuk mandiri. Ini selalu menjadi mindset yang terus saya bawa sepanjang hidup saya, sehingga saya selalu terdorong untuk terus belajar dan berkembang,” ujarnya ketika di wawancara, Kamis (31/7).

Sebelum melanjutkan studi doktoralnya di UGM, Fikhri mengambil pendidikan S1 di Universitas Hasanuddin dengan jurusan Fisika karena fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang paling saya minati sejak SMP hingga SMA. Ia juga mengaku alasannya memilih melanjutkan studi ke Program Studi Doktor Fisika di UGM adalah karena UGM menawarkan lingkungan yang ideal untuk riset yang aplikatif dan berdampak bagi masyarakat. “Saya percaya bahwa UGM dapat memberikan lingkungan akademik yang kondusif untuk mengembangkan potensi dan memperdalam ilmu pengetahuan di bidang fisika, yang sudah saya geluti sejak jenjang S1,” katanya.

Menjadi Wisudawan Termuda 

Rasa senang dan haru datang ketika mengetahui bahwa ia merupakan wisudawan termuda dengan IPK 3.80. Fikhri mengaku memiliki prinsip bahwa semakin cepat ia berproses, semakin banyak kesempatan yang bisa diraih. “Meskipun terkadang banyak halangan yang menghadang di jalan kita, namun karena semuanya dimulai lebih cepat, kita jadi memiliki waktu lebih untuk terus memperbaiki diri dan memikirkan solusi atas masalah yang kita hadapi,” ungkap Fikhri.

Menyelesaikan studinya di usia muda ini bukanlah terinspirasi dari tokoh-tokoh dunia, melainkan dari kakak kandungnya sendiri. Fikhri mengaku bahwa ia belajar banyak hal dari sang Kakak dengan mengikuti dan belajar dari setiap langkah yang dia ambil. “Melihat bagaimana kakak saya menjalani pendidikannya dengan penuh dedikasi dan menjadi sukses, saya merasa termotivasi untuk terus melangkah maju dan menyelesaikan studi saya dengan cara yang sama,” ujar Fikhri.

Selain itu, peran keluarga, teman, dan dosen sangat besar dalam mendukung pencapaian saya. Fikhri mengatakan bahwa keluarganya selalu memberikan dukungan penuh terhadap setiap langkah yang ia ambil. Ia selalu teringat pada senyum mendiang ayahnya ketika ia meraih peringkat satu yang terus menjadi motivasinya untuk mengembangkan diri dan mencapai prestasi yang membanggakan ayahnya. “Keberhasilan saya juga tidak lepas dari doa dan dukungan ibu saya, yang selalu memberikan kekuatan, serta dorongan kuat dari saudari saya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengaku sangat berterima kasih kepada tim promotornya yang banyak memberikan ilmu dan arahan yang sangat berarti serta mendampingi Fikhri dalam setiap langkah penyelesaian studinya. Tim promotor tersebut antara lain Prof. Dr. Mitrayana, S.Si., M.Si, Dr. drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech, dan Dr. Andreas Setiawan, M.T.

Salah satu pengalaman menariknya selama di UGM adalah menyadari bahwa ilmu fisika yang ia pelajari telah membawa saya ke banyak tempat. Semasa studinya di UGM, ia berkesempatan untuk bisa menghadiri berbagai konferensi di Indonesia, yang tidak hanya memberinya kesempatan untuk melihat tempat baru, tetapi juga untuk memperluas jaringan dan bertemu dengan rekan-rekan yang memiliki minat serupa.

Salah satu pengalaman yang paling membekas di benak Fikhri adalah ketika ia menjadi visiting researcher di salah satu universitas terkemuka di Jepang yakni Tohoku University, Sendai, Jepang, di Graduate School of Biomedical Engineering. Ia mengatakan bahwa pengalaman risetnya selama di sana sangatlah berharga, dan mendapatkan wawasan baru dalam penelitian dan kolaborasi.

Berhasil menyelesaikan studi di usia yang muda dalam waktu 2 tahun 10 bulan tidaklah mudah bagi Fikhri. Terlebih, ia juga berhasil menjadi wisudawan dengan IPK yang tinggi. Maka dari itu, salah satu cara Fikhri untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan pribadinya adalah dengan memadatkan jadwal dan memastikan bahwa setiap hari memiliki sesuatu yang ditunggu.

Dengan membuat jadwal yang tidak hanya untuk tugas-tugas akademik, tetapi juga untuk kegiatan sosial, ia memiliki cara untuk tidak menunda tugas-tugasnya. “Dengan cara ini, saya bisa tetap fokus pada tugas akademik sambil menikmati momen sosial. Ini juga membantu saya menghindari stres berkepanjangan, karena keseimbangan tersebut membuat saya tetap produktif,” katanya.

Fikhri berpesan untuk mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan studinya untuk selalu menjaga semangat dan fokus pada tujuan. Terkadang, perjalanan akademik bisa terasa berat dan penuh tantangan, namun Fikhri mengingatkan bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil menuju tujuan adalah bagian dari proses yang berharga. “Cobalah untuk tidak terlalu terbebani dengan hasil instan, tetapi nikmati setiap proses belajarnya,” pesannya.

Selain itu, ia berpesan untuk jangan ragu untuk meminta bantuan atau berdiskusi dengan dosen dan teman-teman. Kolaborasi seringkali membuka jalan menuju pemahaman yang lebih dalam. Yang terpenting, jangan sampai pekerjaan akademik membuat kita kehilangan waktu untuk diri sendiri, keluarga, atau teman-teman. “Luangkan waktu untuk istirahat, berinteraksi dengan orang lain, dan rayakan pencapaian-pencapaian meski kecil,” pungkasnya.

Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Fikhri

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-fikhri-lulus-doktor-ugm-di-usia-25-tahun-dan-selesaikan-kuliah-2-tahun-10-bulan/

Read More

Tiga Mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Raih Juara Pertama di Ajang Internasional GAIP Insurance Innovation Competition 2025

Tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA ) Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional dengan meraih juara pertama dalam ajang GAIP Insurance Innovation Competition 2025. Kompetisi bergengsi yang diselenggarakan oleh Nanyang Technological University (NTU) dan Global Asia Insurance Partnership (GAIP) ini mencapai puncaknya pada babak final di Singapura, 15 Agustus 2025 lalu. Tim yang terdiri dari Rafael, Victor, dan Rara ini tidak hanya membawa pulang gelar juara, tetapi juga sebuah gagasan inovatif “Dynamic Copay System”, yang berpotensi menjawab tantangan besar di industri asuransi kesehatan.

Berangkat dari keresahan atas tingginya angka inflasi medis di kawasan Asia Pasifik, tim UGM menggagas sebuah sistem pembayaran copay (biaya awal yang dibayar pemegang polis) yang bersifat dinamis dan personal. Ide ini tidak lahir dari ruang hampa, melainkan dari riset yang melibatkan n aktuaris, dokter, hingga survei langsung ke masyarakat. “Kami ingin memahami akar masalah dari berbagai sudut pandang. Dari sanalah kami merancang Dynamic Copay System, sebuah sistem dengan empat lapisan yang saling melengkapi untuk menciptakan pembayaran yang lebih adil dan disesuaikan bagi setiap individu,” ungkap salah satu anggota tim

Bagi Victor, kemenangan ini adalah bukti kekuatan kolaborasi. “Perjalanan bersama tim benar-benar berkesan, mulai dari diskusi panjang, perdebatan ide, hingga akhirnya lahirlah gagasan kami. Kemenangan ini menjadi pengingat bahwa kolaborasi, ketekunan, dan keberanian bermimpi besar dapat membawa kita melampaui batas,” tuturnya.

Melalui gagasan inovatif ini, mereka berharap inovasi Dynamic Copay System dapat dikembangkan lebih jauh karena konsepnya sangat feasible dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Mereka berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberi kontribusi nyata bagi industri asuransi itu sendiri. Dedikasi dan prestasi yang mereka raih mencerminkan perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 Pendidikan Berkualitas dan poin ke-9 mengenai Inovasi, Industri, dan Infrastruktur.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Reportase: Amalia Nurmalitasari

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia FMIPA UGM, Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si Soroti Potensi Sumber Daya Alam Hayati Indonesia sebagai Bahan Baku Obat

Indonesia sebagai negara dengan kekayaan megabiodiversitas dunia ironisnya masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat. Isu krusial ini diangkat oleh Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si., dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Bahan Alam Tumbuhan Tropis dan Pengembangan Senyawa Obat Baru di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa, 12 Agustus 2025.  Dalam pidatonya yang berjudul “Pengembangan Senyawa Aktif Bahan Alam sebagai Sumber Bahan Baku Obat Masa Depan,” Prof. Winarto menyoroti potensi luar biasa yang tersimpan dalam sumber daya alam hayati Indonesia untuk dijadikan bahan baku obat.

Menurutnya, ketergantungan pada produk impor merupakan sebuah ironi yang harus segera diatasi. “Dengan potensi alam yang sangat besar, perlu dilakukan eksplorasi senyawa aktif melalui penelitian dalam bidang Kimia bahan alam,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa riset untuk menemukan senyawa aktif dari bahan alam merupakan fondasi strategis untuk mewujudkan kemandirian farmasi di masa depan. Upaya ini, menurutnya, sejalan dengan salah satu topik riset unggulan (flagship) di UGM, yaitu Kemandirian Bahan Baku Obat dan Alat Kesehatan. Lebih lanjut, Prof. Winarto menyatakan bahwa pengembangan bahan baku obat dari sumber daya lokal tidak hanya akan mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 3, yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

“Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menyatukan semua potensi, mulai dari keanekaragaman hayati, pengetahuan tradisional, hingga sumber daya peneliti yang terus berkembang, dalam satu visi kemandirian inovasi berbasis senyawa aktif dari bahan alam Indonesia,” ujarnya.

Melalui risetnya, Prof. Winarto telah mengkaji berbagai potensi, mulai dari senyawa antikanker pada tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus), antibiotik dari turunan eritromisin, hingga senyawa bioaktif dari spons laut yang berpotensi sebagai obat malaria. Kontribusi dan dedikasinya menegaskan kembali peran sentral akademisi sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia Analitik FMIPA UGM, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si Tawarkan Inovasi Ubah Limbah Industri Jadi Solusi Atasi Polusi

Pada 12 Agustus 2025, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang kimia analitik di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam upacara pengukuhan, Prof. Nurul memaparkan gagasan inovatif mengenai pemanfaatan limbah padat industri sebagai solusi strategis untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Melalui pidato pengukuhan berjudul “Modifikasi Limbah Padat Industri untuk Menangani Polutan Kimia Logam Berat Berbahaya dan Zat Warna,” ia menjelaskan bagaimana limbah yang melimpah dapat diubah menjadi material bernilai tinggi.

Menurutnya, limbah padat industri seperti slag nikel, abu dasar, abu layang batubara, dan slag baja, yang sering kali menjadi masalah lingkungan, memiliki potensi besar. Dengan sedikit pengolahan atau modifikasi, limbah ini dapat diubah menjadi bahan adsorben (penyerap) berbiaya rendah untuk menyerap polutan berbahaya seperti logam berat dan zat warna di perairan.

“Inovasi pemanfaatan kembali limbah melalui modifikasi untuk remediasi pencemar logam berat dan zat warna dapat menjadi solusi strategis dalam mencapai keberlanjutan industri dan lingkungan,” ujarnya dalam pidato tersebut.

Pendekatan ini, lanjutnya, menawarkan alternatif yang jauh lebih ekonomis dibandingkan material konvensional seperti karbon aktif yang harganya lebih mahal. Pemanfaatan limbah padat ini merupakan implementasi nyata dari pendekatan ekonomi sirkular yang menekankan pada penggunaan kembali material dan pengurangan limbah.

Ia juga menegaskan bahwa teknologi ini sejalan dengan prinsip kimia hijau (green chemistry) dan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). “Teknologi ini sangat cocok untuk negara berkembang karena kesederhanaan proses dan ketersediaan bahan baku lokal yang melimpah,” tambahnya. Dengan riset berkelanjutan dan dukungan kebijakan, ia optimis pendekatan ini bisa menjadi solusi efisien dan berkelanjutan dalam pengendalian pencemaran.

Acara pengukuhan dihadiri oleh jajaran pimpinan UGM, sivitas akademika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, serta keluarga dan kolega Prof. Nurul. Dengan pengukuhan ini, UGM menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

89% Mahasiswa FMIPA UGM Rasakan Cuaca Dingin: Kenali Fenomena Aphelion dan Miskonsepsi yang Menyertainya

(SHUTTERSTOCK/Jose L. Stephens)

Sejak awal bulan Juli 2025, cuaca daerah Indonesia terutama pulau Jawa terasa lebih dingin dari pada biasanya. Suhu di pagi hari terasa dingin menusuk, baik pada daerah di dataran tinggi maupun dataran rendah. Dilakukan sebuah survei sederhana oleh Tim Sosial Media Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM kepada mahasiswa FMIPA UGM dan mencatat bahwa 89% mahasiswa merasakan perubahan suhu yang cukup signifikan dibanding biasanya.

Fenomena ini memicu diskusi pada sosial media. Masyarakat mulai mengaitkan kondisi cuaca dingin tersebut dengan sebuah fenomena astronomi, Aphelion, kondisi dimana Bumi berada pada titik terjauh dari matahari. Simpang siur informasi tersebut melalui pesan dan isu sosial media, mengaitkan perubahan cuaca dengan fenomena tersebut dan memicu terbentuknya misinformasi.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah keterkaitan antara fenomena Aphelion dengan perubahan cuaca. Dilansir dari detik.com, BMKG menjelaskan bahwa fenomena Aphelion tidak memberikan dampak langsung terhadap perubahan suhu udara dan cuaca ekstrem di Indonesia. Aphelion terjadi merupakan fenomena astronomis yang terjadi secara berkala setiap tahun. Perubahan cuaca menjadi lebih dingin yang dirasakan justru disebabkan oleh angin muson timur yang beritup dari benua Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Fenomena Aphelion dapat menjadi pembelajaran dan bahan edukasi bagi masyarakat. Mendalami pemahaman dalam sebuah fenomena hangat di masyarakat, turut mendukung Suistanable Development Goals (SDGs) poin ke 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, dan poin 4 yakni Pendidikan Berkualitas. Pengetahuan mengenai fenomena Aphelion bisa didapatkan pada pembelajaran Program Studi Fisika dalam cabang Ilmu Astronomi.

Referensi:

Detikcom. (2025, Juli 6). Fenomena Aphelion Juli 2025: Kapan dan Apa Dampaknya bagi Bumi?
https://news.detik.com/berita/d-7990940/fenomena-aphelion-juli-2025-kapan-dan-apa-dampaknya-bagi-bumi

Penulis: Sekar Melati Putri Pratiwi
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Jose L. Stephens

Read More

Pionir PASCAL 2025 Bangun Kesadaran Kesehatan Holistik dan Inovasi Berlandaskan SDGs Lewat Sosialisasi Health Promoting University dan Science Project

Sebanyak 808 mahasiswa baru Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada mengikuti rangkaian acara Pionir PASCAL 2025 yang berlangsung pada 6–7 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi ajang pengenalan lingkungan fakultas sekaligus mendorong kreativitas mahasiswa dalam memecahkan masalah nyata, serta membekali mereka dengan wawasan mengenai kesehatan secara menyeluruh. Sebagai bagian dari acara, Pionir PASCAL 2025 menghadirkan kegiatan Science Project dan Sosialisasi Health Promoting University (HPU) sebagai kegiatan penunjang.

Dalam kegiatan Science Project, mahasiswa baru mempresentasikan ide-ide inovatif yang berfokus pada penyelesaian permasalahan lingkungan dengan mengangkat tema Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya mengenai isu air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, industri-inovasi-infrastruktur, serta penanganan perubahan iklim. Berbagai tim menampilkan solusi kreatif, mulai dari teknologi ramah lingkungan, pengelolaan energi terbarukan, hingga sistem inovatif pengolahan limbah.

Sementara itu, sesi Health Promoting University (HPU) yang dibawakan oleh Dr. Chotimah, M.Si. memberikan wawasan tentang pentingnya kesadaran menjaga kesehatan secara menyeluruh yang mencakup aspek jasmani, rohani, mental, dan sosial. Hal ini selaras dengan prinsip HPU yang mendorong lingkungan kampus sebagai tempat tumbuh kembang yang sehat bagi seluruh sivitas akademika. Melalui sosialisasi ini, HPU mengajak seluruh elemen sivitas akademika dalam menjaga pola hidup sehat mulai dari kebiasaan sehari-hari, sehingga kampus dapat menjadi ruang aman dan nyaman dalam mengembangkan diri.

Pionir PASCAL 2025 menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kreativitas sekaligus mengubah ide menjadi aksi nyata yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui Science Project, mahasiswa didorong untuk menghasilkan inovasi yang selaras dengan SDG poin ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin ke-9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur). Sementara itu, pelaksanaan sosialisasi Health Promoting University (HPU) menjadi bukti kepedulian FMIPA dalam mendukung terwujudnya SDG poin ke-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dengan menanamkan kesadaran menjaga kesehatan secara holistik di lingkungan kampus.

Penulis : Sekar
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Tim Valuator UGM Raih Juara Pertama GAIP Insurance Innovation Competition 2025 di Singapura

Singapura, 15 Agustus 2025 – Tim The Valuator dari Program Studi Ilmu Aktuaria, Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan meraih Juara Pertama dalam ajang internasional GAIP Insurance Innovation Competition 2025 Global Final Round yang diselenggarakan di Nanyang Technological University (NTU), Singapura.

Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan oleh Global Asia Insurance Partnership (GAIP) bekerja sama dengan NTU, dengan dukungan berbagai sponsor dari industri asuransi global. Kompetisi tahun ini diikuti oleh tim mahasiswa dari sepuluh negara: Singapura, Jepang, Hong Kong SAR, Australia, Chinese Taipei, Indonesia, Thailand, Vietnam, Tiongkok, dan Korea.

Tentang Tim The Valuator

Tim The Valuator terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria UGM angkatan 2022:

  • Rafael Wicaksono Hadi

  • Victorius Chendryanto

  • Dewa Ayu Maharani Adithi Kirana

Ketiganya tampil memukau dengan bimbingan Dr. Danang Teguh Qoyyimi, dosen Program Studi Ilmu Aktuaria UGM. Penampilan mereka yang elegan dengan balutan busana nasional dipadu penyampaian ide yang lugas dan atraktif berhasil memikat perhatian dewan juri dan audiens.

Inovasi ORBIS: Dynamic Copay Modeling untuk Asuransi Kesehatan

Tim The Valuator, yang beranggotakan tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria angkatan 2022 – Rafael Wicaksono Hadi, Victorius Chendryanto, dan Dewa Ayu Maharani Adithi Kirana – serta dibimbing oleh Dr. Danang Teguh Qoyyimi, memperkenalkan inovasi sistem bernama ORBIS (Dynamic Copay Modeling System).

ORBIS dirancang untuk menjawab dua persoalan utama dalam asuransi kesehatan: inflasi medis yang terus meningkat dan ketidakefisienan cost-sharing. Dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI), ORBIS menawarkan solusi pembagian biaya kesehatan yang lebih adil, adaptif, dan berbasis nilai.

Sistem ini terdiri dari empat lapisan utama:

  1. Smart Health Triage Assistant (OrbisChat) – membantu peserta menavigasi keluhan kesehatan secara cerdas.
  2. Care-Value Score (CVS) – menilai nilai klinis dan efisiensi biaya layanan kesehatan.
  3. Dynamic Copay – menyesuaikan besaran copay secara real-time berdasarkan nilai perawatan.
  4. Behavioral Bonus Credits – memberikan insentif kredit bagi perilaku sehat yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya di masa depan.

Dengan inovasi ini, ORBIS tidak hanya berfokus pada pengendalian biaya klaim, tetapi juga pada peningkatan perilaku konsumsi layanan kesehatan yang lebih bijak, transparan, dan personal.

Apresiasi Dewan Juri

Kompetisi GAIP Insurance Innovation Competition 2025 menghadirkan juri yang terdiri dari para praktisi senior dan eksekutif industri asuransi internasional, mulai dari CEO perusahaan asuransi multinasional, konsultan industri, hingga akademisi ternama. Keberadaan para juri dari latar belakang yang beragam ini menjadikan proses penilaian berlangsung komprehensif, dengan menekankan aspek inovasi, keberlanjutan, keterterapan solusi, serta potensi dampaknya terhadap industri asuransi global.

Dalam sesi final, presentasi Tim The Valuator dari UGM dinilai mampu menggabungkan analisis mendalam dengan penyampaian yang sederhana, lugas, dan komunikatif. Ms. Min Hung Cheng, CEO GAIP, yang juga menjadi juri utama, menekankan bahwa kekuatan tim UGM terletak pada kemampuan mereka untuk mengomunikasikan masalah yang kompleks secara mudah dipahami, sekaligus menghadirkan solusi yang relevan dengan tantangan nyata industri asuransi kesehatan. “Slogan yang mereka sampaikan, Healthcare should be about who gets the right care at the right time, and for the right reasons, sangat menyentuh karena mengingatkan kita bahwa inti dari layanan kesehatan bukan sekadar angka dan biaya, tetapi manusia dan kualitas hidup,” ungkap Ms. Cheng.

Selain itu, juri juga mengapresiasi gaya presentasi interaktif tim UGM yang melibatkan audiens sejak awal, serta penggunaan bahasa Inggris yang fasih dan percaya diri. Hal ini membedakan mereka dari beberapa tim negara lain yang cenderung masih terbatas dalam penyampaian ide karena menggunakan bahasa lokal pada tahap sebelumnya. Dengan demikian, UGM mampu menunjukkan keunggulan tidak hanya dari sisi ide, tetapi juga kemampuan komunikasi internasional.

Persaingan dalam kompetisi ini terbilang sangat ketat. Juara kedua diraih oleh tim dari University of Melbourne (Australia) yang mengangkat inovasi di bidang kesehatan mental, khususnya perlindungan dan mitigasi risiko terkait penyebaran berita bohong (hoax) yang dapat memperburuk kondisi psikologis masyarakat. Inovasi ini mendapat perhatian karena relevan dengan era digital saat ini, di mana kesehatan mental sering dipengaruhi oleh informasi yang beredar luas tanpa verifikasi.

Sementara itu, juara ketiga berhasil diraih oleh tim dari Nanyang Technological University (Singapura) yang membawakan topik Unemployment Insurance. Inovasi ini menyoroti pentingnya perlindungan finansial bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat ketidakpastian ekonomi global, disrupsi teknologi, maupun krisis kesehatan publik.

Kehadiran berbagai topik dari negara peserta menunjukkan bahwa kompetisi ini bukan sekadar lomba ide, tetapi juga refleksi nyata atas keragaman tantangan yang dihadapi industri asuransi di berbagai belahan dunia. Mulai dari isu kesehatan fisik, kesehatan mental, perlindungan sosial, hingga digitalisasi layanan, semuanya menjadi bahan diskusi dalam forum ini. Tim UGM berhasil membuktikan bahwa inovasi dari Indonesia tidak kalah relevan dan bahkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap solusi global.

Ajang Networking dan Kolaborasi Global

Lebih dari sekadar kompetisi, GAIP Insurance Innovation Competition juga menjadi ajang bertukar ide dan membangun jejaring global bagi mahasiswa dari berbagai negara. Para peserta tidak hanya mempresentasikan inovasi, tetapi juga terlibat dalam diskusi, mentoring, dan forum interaktif dengan praktisi industri. Hal ini memberikan pengalaman berharga untuk memahami tantangan nyata dalam industri asuransi di berbagai negara dan membuka peluang kolaborasi riset maupun profesional di masa depan.

Dukungan Sponsor dan Hadiah

Kompetisi GAIP 2025 mendapat dukungan penuh dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia sebagai sponsor utama. Manulife Indonesia tidak hanya berperan dalam mendukung penyelenggaraan acara local round di ITB, Indonesia, tetapi juga memberikan penghargaan berupa pembiayaan perjalanan bagi tim pemenang untuk mewakili Indonesia di babak global di NTU Singapura pada 15 Agustus 2025.

Dukungan ini menjadi bentuk nyata komitmen Manulife Indonesia dalam mendorong inovasi, mengembangkan talenta muda, dan memperkuat ekosistem industri asuransi di Indonesia maupun di tingkat global.

Apresiasi terhadap Mentor

Tim The Valuator menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing Dr. Danang Teguh Qoyyimi, serta para mentor: Yohan Dharmawan, FSA, MSc, QRGP, Paul Setio Kartono, FSAI, FIIS, Rianto A. Djojosugito, Ph.D., FSAI, dan Yusman yang telah memberikan pendampingan dan masukan berharga sejak tahap awal kompetisi di tingkat nasional.

Penutup

Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa UGM tidak hanya mampu bersaing di tingkat nasional, tetapi juga di panggung global dengan membawa solusi inovatif yang relevan dengan kebutuhan industri. UGM berkomitmen untuk terus mendukung mahasiswanya dalam mengembangkan ide-ide kreatif yang berdampak positif bagi masyarakat, industri, dan bangsa.

Penulis: Danang Teguh Qoyyimi
Dokumentasi: Tim The Valuator

Read More

IFI Prancis Perkuat Kemitraan Strategis bidang Akademik dengan FMIPA UGM

Yogyakarta, 1 Agustus 2025 — Institut Français d’Indonésie (IFI) menjalin kemitraan strategis dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam bidang pendidikan. Kolaborasi ini diarahkan untuk memperluas mobilitas mahasiswa, sosialisasi beasiswa master dan doktoral, serta memperkuat jejaring riset internasional bersama berbagai institusi pendidikan tinggi di Prancis.

“FMIPA UGM merupakan mitra penting kami. Bidang sains yang dikaji di MIPA merupakan bidang yang memiliki potensi riset yang relevan dengan prioritas kerja sama kami di Prancis,” ujar Francois Dabin, DIrektur IFI dalam sesi diskusi bersama civitas FMIPA UGM.

Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., Wakil Dekan bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan FMIPA UGM, menekankan pentingnya pengembangan kolaborasi riset yang melibatkan laboratorium alam dan pendekatan interdisipliner. “Kita telah memiliki beberapa kerja sama dengan institusi di Prancis, di antaranya bidang Geosains. Kita bisa mengembangkan dan menjajaki peluang riset bersama terkait kawasan vulkanik, kimia, fisika, matematika, informatika, dan pengembangan material, yang sangat strategis untuk dikerjakan dengan mitra dari Prancis,” paparnya.

Terdapat beberapa beasiswa yang dapat diakses mahasiswa MIPA untuk studi di Prancis, di antaranya France Excellence Scholarship (S2, Master 2, Tematik, Eiffel Scholarship dan Kartini Sains), serta Erasmus Mundus Joint Master’s Degree. Beasiswa yang terbaru adalah LPDP-France 2026, yang pendaftarannya akan dibuka pada Januari–Februari 2026, wawancara dan pengumuman hasil pada Mei–Juni 2026, serta perkuliahan dimulai pada September 2026. Berbagai skema beasiswa turut diperkenalkan, antara lain France Excellence Scholarship, France Excellence Eiffel Scholarship, dan Erasmus Mundus Joint Master’s Degree, yang mencakup dukungan biaya hidup hingga pembebasan biaya kuliah.

IFI juga menjelaskan bahwa program master dan doktoral di berbagai perguruan tinggi Prancis kini terbuka bagi mahasiswa internasional, dengan bahasa pengantar Inggris. Program tersebut umumnya mencakup beasiswa penuh termasuk biaya hidup yang sangat layak. Calon mahasiswa yang ingin dibantu mendapatkan calon pembimbing di perguruan tinggi di Prancis juga dapat difasilitasi oleh IFI, khususnya calon mahasiswa doktoral. 

Agung Riantiarno, Responsible Campus France di Yogyakarta juga mengundang mahasiswa dan dosen untuk bertemu perwakilan universitas Prancis pada acara Networking Night di IFI Yogyakarta, 6 November 2025, serta Joint Working Group France–Indonesia yang dijadwalkan pada Juni/Juli 2026 di Prancis. Sejumlah program studi yang diajarkan dalam bahasa Inggris di bidang kimia, ilmu komputer dan elektronika, fisika, serta matematika turut dipaparkan, di antaranya dari Université de Paris Saclay, CPE Lyon, EPITA School of Engineering and Computer Science, dan Université Côte d’Azur.

Inisiatif kolaborasi ini juga mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 9 (Infrastruktur, Inovasi, dan Industri), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Melalui pertukaran pengetahuan dan pembentukan jejaring riset global, FMIPA UGM dan IFI berkontribusi pada penguatan kapasitas sains dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Aphroditty Nirmala

Read More

Kisah Fikhri, Lulus Doktor UGM di Usia 25 Tahun dan Selesaikan Kuliah 2 Tahun 10 Bulan

Bagi Fikhri Astina Tasmara, melanjutkan studi doktoral bukan hanya untuk gelar, tetapi untuk berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan. Hal inilah yang mendorong semangat wisudawan Program Studi Doktor Fisika FMIPA UGM asal Makassar, Sulawesi Selatan ini untuk melanjutkan studinya dan berhasil lulus di usia 25 tahun 8 bulan.

Fikhri, kerap ia disapa, bercerita bahwa ia dibesarkan dalam keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan. Orang tuanya selalu menanamkan pemahaman bahwa meskipun pendidikan bukanlah segalanya, tapi pendidikan bisa menjadi kunci untuk melanjutkan hidup dan meraih kesempatan. “Ibu dan nenek saya juga mengajarkan bahwa wanita harus memiliki daya dan kemampuan untuk mandiri. Ini selalu menjadi mindset yang terus saya bawa sepanjang hidup saya, sehingga saya selalu terdorong untuk terus belajar dan berkembang,” ujarnya ketika di wawancara, Kamis (31/7).

Sebelum melanjutkan studi doktoralnya di UGM, Fikhri mengambil pendidikan S1 di Universitas Hasanuddin dengan jurusan Fisika karena fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang paling saya minati sejak SMP hingga SMA. Ia juga mengaku alasannya memilih melanjutkan studi ke Program Studi Doktor Fisika di UGM adalah karena UGM menawarkan lingkungan yang ideal untuk riset yang aplikatif dan berdampak bagi masyarakat. “Saya percaya bahwa UGM dapat memberikan lingkungan akademik yang kondusif untuk mengembangkan potensi dan memperdalam ilmu pengetahuan di bidang fisika, yang sudah saya geluti sejak jenjang S1,” katanya.

Menjadi Wisudawan Termuda 

Rasa senang dan haru datang ketika mengetahui bahwa ia merupakan wisudawan termuda dengan IPK 3.80. Fikhri mengaku memiliki prinsip bahwa semakin cepat ia berproses, semakin banyak kesempatan yang bisa diraih. “Meskipun terkadang banyak halangan yang menghadang di jalan kita, namun karena semuanya dimulai lebih cepat, kita jadi memiliki waktu lebih untuk terus memperbaiki diri dan memikirkan solusi atas masalah yang kita hadapi,” ungkap Fikhri.

Menyelesaikan studinya di usia muda ini bukanlah terinspirasi dari tokoh-tokoh dunia, melainkan dari kakak kandungnya sendiri. Fikhri mengaku bahwa ia belajar banyak hal dari sang Kakak dengan mengikuti dan belajar dari setiap langkah yang dia ambil. “Melihat bagaimana kakak saya menjalani pendidikannya dengan penuh dedikasi dan menjadi sukses, saya merasa termotivasi untuk terus melangkah maju dan menyelesaikan studi saya dengan cara yang sama,” ujar Fikhri.

Selain itu, peran keluarga, teman, dan dosen sangat besar dalam mendukung pencapaian saya. Fikhri mengatakan bahwa keluarganya selalu memberikan dukungan penuh terhadap setiap langkah yang ia ambil. Ia selalu teringat pada senyum mendiang ayahnya ketika ia meraih peringkat satu yang terus menjadi motivasinya untuk mengembangkan diri dan mencapai prestasi yang membanggakan ayahnya. “Keberhasilan saya juga tidak lepas dari doa dan dukungan ibu saya, yang selalu memberikan kekuatan, serta dorongan kuat dari saudari saya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengaku sangat berterima kasih kepada tim promotornya yang banyak memberikan ilmu dan arahan yang sangat berarti serta mendampingi Fikhri dalam setiap langkah penyelesaian studinya. Tim promotor tersebut antara lain Prof. Dr. Mitrayana, S.Si., M.Si, Dr. drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech, dan Dr. Andreas Setiawan, M.T.

Salah satu pengalaman menariknya selama di UGM adalah menyadari bahwa ilmu fisika yang ia pelajari telah membawa saya ke banyak tempat. Semasa studinya di UGM, ia berkesempatan untuk bisa menghadiri berbagai konferensi di Indonesia, yang tidak hanya memberinya kesempatan untuk melihat tempat baru, tetapi juga untuk memperluas jaringan dan bertemu dengan rekan-rekan yang memiliki minat serupa.

Salah satu pengalaman yang paling membekas di benak Fikhri adalah ketika ia menjadi visiting researcher di salah satu universitas terkemuka di Jepang yakni Tohoku University, Sendai, Jepang, di Graduate School of Biomedical Engineering. Ia mengatakan bahwa pengalaman risetnya selama di sana sangatlah berharga, dan mendapatkan wawasan baru dalam penelitian dan kolaborasi.

Berhasil menyelesaikan studi di usia yang muda dalam waktu 2 tahun 10 bulan tidaklah mudah bagi Fikhri. Terlebih, ia juga berhasil menjadi wisudawan dengan IPK yang tinggi. Maka dari itu, salah satu cara Fikhri untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan pribadinya adalah dengan memadatkan jadwal dan memastikan bahwa setiap hari memiliki sesuatu yang ditunggu.

Dengan membuat jadwal yang tidak hanya untuk tugas-tugas akademik, tetapi juga untuk kegiatan sosial, ia memiliki cara untuk tidak menunda tugas-tugasnya. “Dengan cara ini, saya bisa tetap fokus pada tugas akademik sambil menikmati momen sosial. Ini juga membantu saya menghindari stres berkepanjangan, karena keseimbangan tersebut membuat saya tetap produktif,” katanya.

Fikhri berpesan untuk mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan studinya untuk selalu menjaga semangat dan fokus pada tujuan. Terkadang, perjalanan akademik bisa terasa berat dan penuh tantangan, namun Fikhri mengingatkan bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil menuju tujuan adalah bagian dari proses yang berharga. “Cobalah untuk tidak terlalu terbebani dengan hasil instan, tetapi nikmati setiap proses belajarnya,” pesannya.

Selain itu, ia berpesan untuk jangan ragu untuk meminta bantuan atau berdiskusi dengan dosen dan teman-teman. Kolaborasi seringkali membuka jalan menuju pemahaman yang lebih dalam. Yang terpenting, jangan sampai pekerjaan akademik membuat kita kehilangan waktu untuk diri sendiri, keluarga, atau teman-teman. “Luangkan waktu untuk istirahat, berinteraksi dengan orang lain, dan rayakan pencapaian-pencapaian meski kecil,” pungkasnya.

Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Fikhri

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-fikhri-lulus-doktor-ugm-di-usia-25-tahun-dan-selesaikan-kuliah-2-tahun-10-bulan/

Read More
Translate