Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Silaturahmi Alumni FMIPA UGM Perkuat Sinergi untuk Pendidikan dan Pembangunan Berkelanjutan

TANGERANG – Suasana hangat dan penuh nostalgia mewarnai acara Halal Bi Halal dan Temu Kangen Keluarga Alumni FMIPA UGM (Kamipagama) yang digelar Minggu (20/4/2025) di Karinda Cafe & Resto, Tangerang. Acara yang dihadiri alumni dari berbagai angkatan, mulai dari angkatan 1969 hingga yang baru lulus tahun ini, menjadi bukti eratnya ikatan kekeluargaan di antara keluarga besar FMIPA UGM.

 

Bapak Daniel Oscar Baskoro, Ketua Kamipagama, dalam sambutannya menyampaikan kebanggaannya atas antusiasme peserta. “Ini bukti bahwa semangat kebersamaan kita sebagai alumni FMIPA UGM tetap terjaga, meski berbeda generasi,” ujarnya. Sambutan hangat juga disampaikan oleh tuan rumah, Bapak Sukardi, alumni Fisika 1985, yang dengan bangga mempersembahkan acara ini sebagai wujud kecintaan terhadap almamater.

 

Hadir sebagai pembicara utama, Prof. Kuwat Triyana selaku Dekan FMIPA UGM memaparkan perkembangan terbaru fakultas. Dengan penuh semangat, beliau mengajak para alumni untuk terlibat aktif dalam memajukan pendidikan. “Kami sangat mengharapkan kontribusi nyata para alumni, baik dalam bentuk sharing pengalaman kerja, membuka peluang magang, maupun menjadi mentor bagi adik-adik mahasiswa,” tuturnya.

 

Ajakan serupa disampaikan Dr. Wiwit Suryanto, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Dalam paparannya, beliau menunjukkan berbagai capaian FMIPA UGM dalam menjalin kerja sama dengan industri. “Kami ingin kolaborasi ini semakin kuat, dan Lustrum ke-14 FMIPA UGM September mendatang dapat menjadi momentum untuk mengenalkan potensi yang ada di FMIPA ke masyarakat dan industri, jelasnya.

 

Momen haru tercipta saat Prof. Roto, Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, memimpin doa bersama. Suasana semakin meriah ketika acara dilanjutkan dengan ramah tamah sambil bernostalgia. Tawa dan canda mewarnai sesi foto bersama, sementara beberapa alumni saling bertukar cerita tentang kenangan semasa kuliah.

 

Acara yang berlangsung penuh keakraban ini ditutup oleh Prof. Fajar Adi Kusumo, Wakil Dekan Bidang Alumni dan Kerjasama. “Pertemuan hari ini bukan akhir, tapi awal dari kolaborasi yang lebih nyata untuk kemajuan bersama,” pesannya penuh makna.

 

Di balik nuansa kekeluargaan yang kental, acara ini ternyata menyimpan nilai strategis. Para alumni sepakat untuk membentuk beberapa inisiatif, termasuk program pendampingan karir untuk mahasiswa dan penggalangan dana beasiswa BAKPHIA. Sebuah komitmen nyata yang menunjukkan bahwa Keluarga Alumni FMIPA UGM (Kamipagama) bukan hanya bernostalgia tentang kenangan masa lalu, tapi juga bicara tentang membangun masa depan bersama.

 

Dengan semangat “Guyub, Rukun, Migunani, pertemuan ini menjadi bukti bahwa alumni FMIPA UGM siap menjadi garda terdepan dalam memajukan pendidikan sains di Indonesia, sekaligus berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Kegiatan ini sejalan dengan SDG 4, terkait dengan keterlibatan Alumni dalam mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa, SDG 9 yaitu terkait sharing berbagai project penelitian dan kolaborasi industri FMIPA UGM, serta silaturahmi lintas generasi untuk memperkuat inklusivitas yang mendukung SDG 10.

(FAK’25).

Read More

Prof Suherman Dikukuhkan jadi Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Suherman menyampaikan pidato Guru Besar yang berjudul “Pengembangan Sensor dan Biosensor Kimia Berbasis Nanomaterial Untuk Aplikasi Analisis Lingkungan”.

Dalam pidatonya, Prof. Suherman, mengungkapkan bahwa salah satu masalah besar berkaitan dengan lingkungan adalah kualitas air terutama air minum untuk konsumsi. Dalam studi UNICEF pada tahun 2020 menyampaikan bahwa hampir 70% sumber air konsumsi telah tercemar limbah domestik dan beresiko memunculkan penyakit diare akibat buruknya penataan sanitasi rumah tangga. “Keberadaan bakteri E-Coli menjadi salah satu indikasi kualitas air minum. Belum lagi cemaran berbagai logam dampak dari industrialisasi yang tidak dibarengi infrastruktur yang memadai,” terangnya.

Untuk mendeteksi kualitas air, Suherman mengembangkan teknologi sensor yang didalamnya terdapat nanomaterial di mana memiliki sensitivitas yang luar biasa dan dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas air. “Pendekatan sensor lingkungan terutama untuk sampel air dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya menggunakan metode spektroskopi, elektrokimia dan sensor optik untuk mendeteksi kandungan nikel,” katanya.

Adapun untuk deteksi logam berat, kata Suherman, dapat dilakukan dengan metode spektroskopi berbasis fluoresensi dengan memanfaatkan material sensor berbasis karbon dot. Aplikasi sensor (carbon dots/CDs) juga dapat dimanfaatkan untuk biosensor bakteri E-Coli.

 

Suherman mengungkapkan bahwa perkembangan dunia riset terkait nanomaterial begitu pesat sehingga tidak hanya dalam perspektif modifikasi material saja, namun juga dalam sudut pandang aplikasinya yang semakin luas dan menjangkau berbagai bidang. Tantangan yang dihadapi tidak hanya menyasar pada parameter selektivitas dan sensitivitas, namun juga menuju satu bentuk aplikasi instrumentasi sensor yang handheld, mobile, dan real-time monitoring. “Dari sini kita menyadari bahwa jendela peluang begitu luas, dan tuntutan kolaborasi dengan bidang ilmu lain sangatlah terbuka,” ungkapnya.

Ketua Dewan Guru Besar, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyebutkan bahwa Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., merupakan salah satu dari 526 Guru Besar aktif di UGM, dan salah satu dari 56 Guru Besar aktif dari 76 Guru Besar yang pernah dimiliki Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM.

Penulis : Jelita Agustine
Editor   : Gusti Grehenson
Foto     : Donnie

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/prof-suherman-dikukuhkan-jadi-guru-besar-bidang-kimia-analitik-dan-lingkungan/

Read More

Dosen FMIPA UGM Prof. Fahrudin Nugroho Dikukuhkan Guru Besar

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, S.Si., M.Si., dikukuhkan Guru Besar, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam pidato pengukuhan yang berjudul ‘Prospek Pengembangan Penelitian Dinamika Kompleks dalam Sistem Fisis’, Fahrudin menyoroti bagaimana konsep chaos dan turbulensi bukan sekadar istilah rumit di ruang kelas fisika, melainkan kenyataan yang membentuk banyak aspek kehidupan. “Di tengah dunia yang serba cepat dan kompleks, memahami ketidakteraturan justru menjadi kunci menciptakan solusi-solusi baru. Inilah sains yang mungkin terdengar abstrak, tapi dampaknya sangat nyata,” ungkapnya saat pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Dinamika Tak-linier dan Chaos di Balai Senat UGM, Selasa (22/4).

Chaos dan turbulensi sering kali ditemui tanpa disadari, mulai dari pola angin dan awan di langit, hingga dinamika fluida dalam dunia industri. Meski tampak acak, sistem ini tetap tunduk pada hukum-hukum dasar fisika dan memiliki struktur statistik yang bisa dianalisis. Artinya, dalam kekacauan pun, sains tetap bisa membaca pola tersembunyi. Ini menjadi landasan penting dalam dunia teknik, meteorologi, hingga penerbangan. “Turbulensi adalah keadaan aliran fluida yang sangat tidak teratur dan bergejolak, sedangkan istilah chaos sendiri merujuk pada dinamika sistem deterministik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal,” terang Fahrudin.

Kini sebagai bidang yang terus berkembang, dinamika taklinier dan chaos menjangkau tiga cabang utama, yakni pengembangan teori, kontrol sistem, dan penerapan praktis. Fahrudin mencontohkan bagaimana algoritma pembelajaran mesin kini digunakan untuk memprediksi sistem yang chaotic, atau bagaimana teori bifurkasi berperan dalam memahami ketidakstabilan sistem ekologis. Di sinilah letak menariknya, sesuatu yang tampak berantakan bisa jadi hanya proses menuju keseimbangan baru, dan memahami proses tersebut dapat menyelamatkan banyak hal, mulai dari sistem alam hingga kesehatan manusia.“Chaos tidak selalu bersifat permanen, kadang hanya fase dinamis sementara,” ujarnya.

Di UGM sendiri, penelitian tentang dinamika chaos telah berkembang pesat. Salah satunya melalui rancang bangun sistem Rayleigh-Bénard Convection (RBC) yang memungkinkan peneliti mengamati transisi aliran dari teratur ke turbulen. Selain itu, Departemen Fisika UGM juga mengembangkan studi elektro-hidrodinamika (EHD) dalam kristal cair, yang telah berhasil mengungkap fenomena soft-mode turbulence (SMT), suatu jenis turbulensi dengan sifat ketaklinieran rendah. Temuan ini tidak hanya membuka ruang riset dasar, tetapi juga menjanjikan aplikasi di bidang teknologi material dan elektronika. “Kami menemukan adanya glassy dynamics pada SMT, serta respons SMT terhadap medan magnet bolak-balik yang menyerupai karakteristik feromagnetik,” jelas Fahrudin.

Tidak hanya eksperimen, tim peneliti juga mengeksplorasi pendekatan numerik dengan menganalisis berbagai persamaan diferensial nonlinier, seperti Kuramoto–Sivashinsky, Swift-Hohenberg, dan Nikolaevskii. Lewat simulasi ini, para peneliti dapat menguji hipotesis tanpa harus langsung ke laboratorium. Ini juga memungkinkan eksplorasi ide-ide baru yang bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi teknologi aplikatif. “Simulasi ini memberikan wawasan penting tentang transisi dari dinamika biasa menuju chaos, serta struktur tersembunyi dalam turbulensi,” jelasnya.

Fahrudin juga menyinggung tokoh-tokoh penting dalam sejarah bidang ini, mulai dari Pierre-Gilles de Gennes, Giorgio Parisi, hingga Edward Ott. Dari mereka, dunia belajar bahwa sistem yang tampak kacau bisa mengandung keteraturan tersembunyi yang penting untuk kemajuan teknologi, komunikasi, hingga kecerdasan buatan. Ia mencontohkan teknologi komunikasi berbasis chaos shift keying yang sulit diintersepsi, menjadikannya relevan dalam pengembangan sistem keamanan data dan Internet of Things (IoT). Sains chaos pun kini bukan hanya studi akademik, tetapi juga bagian dari masa depan teknologi digital yang makin terhubung.

Menutup pidatonya, Fahrudin menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga, kolega, institusi, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanannya hingga mencapai titik ini. Ia juga menitipkan harapan bagi generasi ilmuwan berikutnya untuk terus menggali potensi dinamika kompleks dalam sistem fisis. “Melalui pemahaman terhadap dinamika kompleks, kita dapat mengembangkan metode baru untuk mengendalikan dan memanfaatkan fenomena ini, baik untuk memahami alam lebih dalam maupun menerapkannya dalam teknologi. Di tengah dunia yang semakin kompleks, mungkin justru chaos-lah yang bisa menuntun kita menemukan pola, harapan, dan terobosan,” pungkasnya.

Ketua Majelis Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan bahwa dengan pengukuhan ini, Prof. Fahrudin Nugroho menjadi bagian dari 526 Guru Besar aktif Universitas Gadjah Mada, sekaligus memperkuat barisan 56 Guru Besar aktif yang dimiliki oleh FMIPA UGM. Capaian ini tidak hanya memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan akademik di bidang dinamika kompleks dalam sistem fisis, tetapi juga menjadi bagian dari warisan keilmuan yang terus tumbuh, menyemai pemikiran dan pengabdian bagi kemajuan bangsa.

Penulis : Triya Andriyani
Foto     : Firsto

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fmipa-ugm-prof-fahrudin-nugroho-dikukuhkan-guru-besar/

Read More

Sabet Dua Juara Internasional, Mahasiswa Elins Research Club, DIKE, FMIPA UGM Mengukir Prestasi di Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC)

Prestasi membanggakan diraih oleh Elins Research Club (ERC), Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE), Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2025 yang digelar di Singapore Expo Hall 2 pada 18-21 Maret 2025. Dalam kompetisi bergengsi bertaraf internasional ini, dua tim dari ERC UGM berhasil meraih penghargaan: Tim E-Wasp meraih Juara 4 di kategori D1 (Man-Machine) dan Tim Ambrasena meraih Juara 3 di kategori D2 (Multi-Machine).

Keberhasilan ini menandai capaian luar biasa bagi ERC, komunitas riset di bawah Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, yang selama ini aktif dalam pengembangan berbagai teknologi, salah satunya drone atau Unmanned Aerial Vehicles (UAVs). Kompetisi SAFMC sendiri merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh DSO National Laboratories dan Science Centre Singapore, dengan tujuan mendorong inovasi di bidang teknologi kedirgantaraan.

Sebanyak 15 mahasiswa lintas jenjang di DIKE, dari program sarjana hingga magister di bidang Elektronika dan Instrumentasi serta Ilmu Komputer UGM, terlibat dalam kompetisi ini. Mereka tergabung dalam dua tim tersebut dan dipimpin langsung oleh Dr.techn Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc., beserta Dr. Andi Dharmawan, S.Si., M.Cs., dan Drs. Bambang Nurcahyo Prastowo, M.Sc. sebagai dosen pembimbing.

Tim E-Wasp, yang berkompetisi pada kategori D1, berhasil meraih juara ke-4. Kategori D1 menantang peserta untuk menerbangkan drone menggunakan wearable device secara semi-otonom. Tim ini beranggotakan 5 orang yang seluruhnya berasal dari mahasiswa S1 Elektronika dan Instrumentasi, yaitu Ikhlasul Amal Abda’i, Virshan Akbar, Zalu Ardani Ramadhan, Emeli Rahma Keren Purwadi, dan Alya Presilia Susanti.

Selain itu, ERC juga mengirimkan tim Ambrasena untuk berkompetisi pada kategori D2 dan berhasil meraih juara ke-3. Kategori ini berfokus pada pengembangan kemampuan kolaboratif antara dua atau lebih drone untuk dapat bekerja secara otonom dalam menyelesaikan misi pick and drop payload di dalam ruangan. Tim ini terdiri atas 10 orang mahasiswa, yaitu Muhammad Daaffi Ul Haq, Nur Azizah Aulia Ramadhani, Bagus Ananta Wijaya, Khansa Karima Zada, Surya Karna Aradea, Syahirul Sakhoo Alim, dan Kirana Puti Diandri dari S1 Elektronika dan Instrumentasi, serta mahasiswa lintas jurusan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, yaitu Muhammad Natha Ulinnuha (S1 Ilmu Komputer), Novelio Putra Indarto (S2 Elektronika dan Instrumentasi), dan Muhammad Akbar Ghifari Tuasikal (S2 Ilmu Komputer).

Perjuangan kedua tim dalam meraih prestasi di SAFMC 2025 bukanlah hal yang instan. Selama kurang lebih 8 bulan, tim menjalani proses persiapan yang panjang dan penuh tantangan. Berbagai permasalahan, baik teknis maupun non-teknis, harus dihadapi dengan kerja keras dan ketekunan. Tak terhitung banyaknya trial and error yang dilakukan demi menyempurnakan performa drone dan strategi tim. “Meskipun terkendala banyak masalah selama persiapan, kami selalu optimis untuk memberikan yang maksimal, sehingga bisa pulang dengan hasil yang terbaik” ujar Ikhlas.

Selain menjadi ajang kompetisi, partisipasi ERC UGM juga menjadi wujud nyata dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui pembelajaran berbasis proyek dan riset teknologi tingkat lanjut,
  • SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan inovasi pada sistem UAV otonom,
  • SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, lewat kolaborasi antara universitas, komunitas, dan mitra pendukung.

Partisipasi dan pencapaian tim ERC UGM tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya Sobat Arin, komunitas olimpiade matematika yang mendukung pengembangan kompetensi akademik tanpa diskriminasi latar belakang ekonomi. Sobat Arin juga aktif dalam mendorong pendidikan STEM di Indonesia melalui inisiatif sosial yang inklusif.

Dengan keberhasilan di SAFMC 2025 ini, UGM kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pionir dalam pengembangan teknologi di Indonesia, sekaligus mencetak talenta muda yang siap bersaing di kancah global. Lebih dari sekadar kejuaraan, pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam memperluas wawasan dan meningkatkan kapasitas inovasi teknologi anak bangsa.

Penulis : Aufaclav Zatu Kusuma Frisky
Dokumentasi : DIKE

Read More

Perjalanan Inspiratif Mahardi Nalendra Syafa Mewujudkan Mimpi Menjadi Mahasiswa Berprestasi FMIPA UGM

Siapa sangka sebuah mimpi yang ditulis di awal masa kuliah bisa menjadi nyata di penghujung perjalanan akademik? Itulah yang dialami oleh Mahardi Nalendra Syafa, mahasiswa Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) yang berhasil meraih gelar Mahasiswa Berprestasi (Mapres) FMIPA UGM 2025. Mahasiswa yang selalu berpegang pada prinsip set the goals high, go big or go home ini membagikan kisah perjalanan inspiratifnya mewujudkan impian menjadi Mapres.

“Saat masa Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) UGM, kami diminta menuliskan mimpi yang ingin diraih selama kuliah.  Ketika itu, saya menulis ingin menjadi mahasiswa berprestasi,” kenangnya. Perjalanan menuju panggung Mapres pun tidak main-main. Dimulai dari menyusun portofolio hingga menyusun proposal gagasan kreatif yang harus selaras dengan Asta Cita dan bidang keilmuan.

Memiliki passion dalam bidang data science and analytics, ia menjadikan pengalaman dan skill yang dikuasainya sebagai dasar dalam menyusun gagasan. Gagasan yang diangkat pun tidak biasa. Ia menulis gagasan berjudul Deteksi Dini Gejala Depresi dengan Pemodelan Teks Berbasis Natural Language Processing (NLP). “Topik ini saya pilih karena saya ingin ilmu saya mempunyai dampak langsung bagi masyarakat, khususnya dalam isu kesehatan mental,” ujarnya.

Berbagai tahapan seleksi ia lewati dengan penuh semangat dan perjuangan, mulai dari tingkat fakultas hingga universitas. Bahkan saat seleksi universitas, ia menyempatkan diri untuk kembali dari Jakarta ke Yogyakarta hanya untuk mengikuti tahap presentasi gagasan. “Ada uji spontan Bahasa Inggris juga. Deg-degan, tapi seru,” ujar Mahardi.

Baginya, prestasi ini bukan sekadar penghargaan, melainkan sebuah amanah. Ia ingin berbagi pengalaman dan ilmu, serta terus membantu orang lain mewujudkan mimpi besarnya dalam pendidikan. Hal ini selaras dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 Pendidikan Berkualitas. Adapun gagasan yang ia bawa mengenai isu kesehatan mental juga selaras dengan poin SDGs ke-3 mengenai Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi : Tim Media FMIPA UGM dan Mahardi Nalendra Syafa

Read More

100 Tahun Mekanika Kuantum: Kontribusi Fisika dalam Mengubah Dunia

Tahun 2025 menandai peringatan 100 tahun mekanika kuantum, sebuah tonggak sejarah dalam dunia fisika yang telah mengubah pemahaman kita tentang alam semesta. Untuk memperingatinya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 2025 sebagai Tahun Internasional Sains dan Teknologi Kuantum. Perayaan ini bukan sekadar nostalgia akademik, tetapi juga pengakuan atas peran besar fisika dalam membentuk teknologi modern yang kita gunakan sehari-hari.

Awal Revolusi Kuantum

Sebelum mekanika kuantum, pemahaman kita tentang alam semesta didasarkan pada fisika klasik, yang bekerja dengan baik untuk benda-benda besar seperti planet dan bintang. Namun, ketika ilmuwan mulai meneliti dunia atom, mereka menemukan anomali yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum fisika Newton. Pada 1925, pertemuan ilmuwan di Konferensi Solvay, Brussels, menjadi titik balik yang melahirkan revolusi kuantum. Para raksasa fisika seperti Albert Einstein, Werner Heisenberg, dan Erwin Schrödinger berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang sifat atom.

Mekanika kuantum membawa konsep revolusioner, seperti superposisi, ketidakpastian Heisenberg, dan entanglement (keterkaitan kuantum), yang mengguncang cara kita memahami realitas. Superposisi berarti partikel kuantum dapat berada dalam beberapa keadaan sekaligus hingga diukur. Entanglement maksudnya adalah dua partikel dapat tetap terhubung meskipun terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Sementara itu, ketidakpastian Heisenberg menunjukkan bahwa semakin akurat kita mengukur posisi suatu partikel, semakin sulit mengetahui momentumnya, dan sebaliknya.

Kontribusi Mekanika Kuantum dalam Teknologi Modern

Seabad setelah kelahirannya, mekanika kuantum telah menjadi pilar utama berbagai teknologi mutakhir:

  1. Elektronika dan Komputasi
    Tanpa mekanika kuantum, tidak akan ada transistor dan semikonduktor, yang menjadi dasar bagi semua perangkat elektronik modern, termasuk ponsel pintar dan komputer.
  2. Kedokteran dan Diagnostik
    Teknologi pencitraan medis seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) memanfaatkan prinsip resonansi kuantum untuk menghasilkan gambaran organ dalam tubuh dengan akurasi tinggi.
  3. Energi Terbarukan
    Panel surya (fotovoltaik) bekerja berdasarkan efek fotolistrik yang pertama kali dijelaskan oleh Einstein, memungkinkan konversi energi matahari menjadi listrik.
  4. Keamanan Digital dan Komunikasi
    Kriptografi kuantum menawarkan sistem keamanan yang hampir tidak bisa diretas, menjadikannya solusi masa depan dalam perlindungan data.
  5. Pemahaman Alam Semesta
    Mekanika kuantum berperan dalam memahami proses fusi nuklir di bintang serta membantu penelitian mengenai evolusi galaksi dan struktur alam semesta.

Masa Depan Fisika Kuantum: Tantangan dan Peluang

Saat dunia merayakan 100 tahun revolusi kuantum, ilmuwan masih berusaha menjawab pertanyaan mendasar yang belum terpecahkan, seperti bagaimana transisi dari dunia kuantum ke dunia klasik terjadi (dekoherensi) dan bagaimana menyatukan mekanika kuantum dengan relativitas umum Einstein.

Selain itu, perkembangan komputasi kuantum menjanjikan lompatan besar dalam berbagai industri, termasuk:

  • Farmasi: Simulasi molekuler untuk menemukan obat baru dengan lebih cepat.
  • Material baru: Pengembangan bahan dengan sifat yang belum pernah ada sebelumnya.
  • Keamanan siber: Sistem enkripsi yang tidak dapat dipecahkan oleh komputer klasik.

Kesadaran Publik dan Peran Pendidikan Fisika

Di tengah pencapaian luar biasa ini, ada tantangan besar di Indonesia: minat generasi muda terhadap fisika semakin menurun. Sistem pendidikan saat ini, termasuk kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kurang menekankan penguatan dasar-dasar sains, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah siswa yang tertarik mendalami fisika.

Stereotip negatif terhadap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang memberikan prospek kerja yang menjanjikan juga semakin memperburuk keadaan. Padahal, banyak industri berbasis teknologi membutuhkan lulusan fisika dengan keahlian tinggi dalam analisis data, pemodelan matematis, dan pengembangan teknologi canggih.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi akademisi, pemerintah, dan industri untuk bekerja sama dalam:

  1. Memperkuat kurikulum fisika agar lebih aplikatif dan menarik.
  2. Mendorong kolaborasi riset antara universitas dan industri untuk menciptakan lapangan kerja berbasis sains.
  3. Meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya fisika melalui media sosial, seminar, dan program edukasi.

Kesimpulan: Fisika sebagai Pilar Masa Depan

100 tahun mekanika kuantum telah membuktikan bahwa fisika bukan sekadar teori, melainkan fondasi bagi kemajuan teknologi dan inovasi yang mengubah dunia. Jika Indonesia ingin menjadi bagian dari revolusi teknologi global, maka pendidikan fisika harus mendapat perhatian lebih serius.

Di tengah perayaan ini, harapannya adalah generasi muda Indonesia kembali tertarik dengan fisika dan menyadari bahwa di balik keajaiban teknologi modern, terdapat peran besar para fisikawan yang telah berjuang untuk memahami alam semesta dari tingkat terkecil hingga terbesar.

Relevansi mekanika kuantum terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sangat kuat, terutama dalam bidang:

SDG 4 (Pendidikan Berkualitas): Mendorong integrasi mekanika kuantum dalam kurikulum sekolah untuk membangun generasi ilmuwan masa depan.
SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau): Pengembangan sel surya berbasis efek kuantum untuk meningkatkan efisiensi energi terbarukan.
SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur): Mendorong investasi dalam teknologi kuantum untuk mendukung ekonomi digital Indonesia.
SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat): Penggunaan kriptografi kuantum untuk meningkatkan keamanan siber nasional.

Read More

FMIPA UGM Gelar Serah Terima Jabatan Kepala Laboratorium untuk Mendorong Peningkatan Capaian Periode 2025-2028

Rabu, 12 Februari 2025 telah dilakukan acara Serah Terima Jabatan Ketua Kepala Laboratorium di lingkungan FMIPA UGM. Pergantian jabatan ini tidak hanya menjadi bagian dari proses rutin, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan pencapaian yang telah diraih oleh pengurus sebelumnya. Melalui sambutannya, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng Kuwat Triyana, M.Si. memberikan pesan kepada kepala laboratorium yang baru untuk membantu mengembangkan sarana laboratorium sebagai sarana yang tidak hanya meningkatkan hard skill tetapi juga soft skill kepada  mahasiswa  seperti,  critical thinking, problem  solving, teliti dan presisi.

Berikut adalah para kepala laboratorium baru di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada

 

  1. Dr. Bambang Murdaka Eka Jati, sebagai Kepala Laboratorium Fisika Dasar
  2. Dr. Dwi Satya Palupi, sebagai Kepala Laboratorium Fisika Atom dan Inti
  3. Dr. Chotimah, sebagai Kepala Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi
  4. Dr. Afif Rakhman. sebagai Kepala Laboratorium Geofisika
  5. Dr. Muhammad Alfian Amrizal, sebagai Kepala Laboratorium Algoritma dan Komputasi
  6. Prof. Sri Hartati, sebagai Kepala Laboratorium Sistem Cerdas
  7. Dr. Lukman Heryawan, sebagai Kepala Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak dan Data
  8. Prof. Tri Kuntoro Priyambodo, sebagai Kepala Laboratorium Sistem Komputer dan Jaringan
  9. Dr. Raden Sumiharto, sebagai Kepala Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
  10. Prof. Jazi Eko Istiyanto, sebagai Kepala Laboratorium Sistem Tertanam dan Robotika
  11. Dr. Arif Nurwidyantoro, sebagai Kepala Laboratorium Komputer Dasar
  12. Dr.Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, sebagai Kepala Laboratorium Instrumentasi Dasar
  13. Dr. Oskar Natan, sebagai Kepala Laboratorium Elektronika Dasar
  14. Prof. Karna Wijaya, sebagai Kepala Laboratorium Kimia Fisika
  15. Prof. Suyanta, sebagai Kepala Laboratorium Kimia Anorganik
  16. Dr. Endang Astuti, sebagai Kepala Laboratorium Kimia Organik
  17. Prof. Suherman, sebagai Kepala Laboratorium Kimia Analitik
  18. Dr. Sri Sudiono, sebagai Kepala Laboratorium Kimia Dasar
  19. Prof. Indah Emilia Wijayanti, sebagai Kepala Laboratorium Aljabar Dasar
  20. Dr. Dwi Ertiningsih, sebagai Kepala Laboratorium Matematika Terapan
  21. Prof. Atok Zulijanto, sebagai Kepala Laboratorium Analisis
  22. Prof. Gunardi, sebagai Kepala Laboratorium Statistika
  23. Dr. Zenith Purisha, sebagai Kepala Laboratorium Komputasi Matematika

Kesempatan ini tentunya menjadi ajang pengembangan kualitas pendidikan mahasiswa  untuk  terus mendapatkan pendidikan berkualitas. Hal ini menjadi bukti implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Aphrodity Nirmala

Read More

Prof. Dr. rer. Nat. Yeni Susanti, S.Si., M.Si Dikukuhkan Jadi Guru Besar FMIPA UGM

Prof. Dr. rer. Nat. Yeni Susanti, S.Si., M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada pada 13 Februari 2025. Balai senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi momen bersejarah ini, di mana dedikasi dan kontribusi beliau dalam bidang matematika diskrit mendapat penghargaan tertinggi. Melalui penelitian berjudul “Graf Cayley: Jejak Indah Di Matematika Diskrit”, Prof. Yeni menempuh pendidikan strata 1 dan magister di Program Studi Matematika, Universitas Gadjah Mada, serta doktoral di Universitas Potsdam, Jerman.

Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Yeni menjelaskan bahwa dalam matematika diskrit, terdapat salah satu cabang yang disebut dengan teori graf. Teori graf ini mengajak kita untuk melihat dunia sebagai jaringan titik-titik yang terhubung oleh garis-garis, yang dimana konsep ini menggambarkan hampir seluruh hubungan di dunia, baik dalam aspek sosial, teknologi, maupun ilmiah. “Penelitian graf aljabar, termasuk graf Cayley dan variasinya, membuka peluang eksplorasi lebih jauh untuk mengungkap pola, sifat intrinsik, dan relasi struktur aljabar. Penelitian ini tidak hanya memperkaya teori tetapi juga mendukung inovasi teknologi berbasis matematika,” ujar Prof. Yeni.

Perjalanan Prof. Yeni dalam mendapatkan capaian tertinggi akademik ini terwujud atas bantuan banyak pihak. Dalam penutup pidatonya, Prof. Yeni banyak menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak tersebut, termasuk keluarga, rekan sejawat, serta para mahasiswa yang telah memberikan inspirasi dan dukungan sepanjang perjalanan akademiknya. Beliau mengungkapkan bahwa dukungan keluarga menjadi pondasi utama dalam perjalanannya, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan selama penelitian dan pengajaran.

Dedikasi Prof. Yeni dalam bidang matematika diskrit dapat menjadi cerminan dari aksi nyata Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke 4 yaitu Pendidikan Berkualitas, melalui penelitian berkelanjutan. Serta poin ke 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, melalui inovasi yang dapat dilakukan dengan peluang eksplorasi graf Cayley.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Raditya Maulana Adiwicaksana
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Silaturahmi Alumni FMIPA UGM Perkuat Sinergi untuk Pendidikan dan Pembangunan Berkelanjutan

TANGERANG – Suasana hangat dan penuh nostalgia mewarnai acara Halal Bi Halal dan Temu Kangen Keluarga Alumni FMIPA UGM (Kamipagama) yang digelar Minggu (20/4/2025) di Karinda Cafe & Resto, Tangerang. Acara yang dihadiri alumni dari berbagai angkatan, mulai dari angkatan 1969 hingga yang baru lulus tahun ini, menjadi bukti eratnya ikatan kekeluargaan di antara keluarga besar FMIPA UGM.

 

Bapak Daniel Oscar Baskoro, Ketua Kamipagama, dalam sambutannya menyampaikan kebanggaannya atas antusiasme peserta. “Ini bukti bahwa semangat kebersamaan kita sebagai alumni FMIPA UGM tetap terjaga, meski berbeda generasi,” ujarnya. Sambutan hangat juga disampaikan oleh tuan rumah, Bapak Sukardi, alumni Fisika 1985, yang dengan bangga mempersembahkan acara ini sebagai wujud kecintaan terhadap almamater.

 

Hadir sebagai pembicara utama, Prof. Kuwat Triyana selaku Dekan FMIPA UGM memaparkan perkembangan terbaru fakultas. Dengan penuh semangat, beliau mengajak para alumni untuk terlibat aktif dalam memajukan pendidikan. “Kami sangat mengharapkan kontribusi nyata para alumni, baik dalam bentuk sharing pengalaman kerja, membuka peluang magang, maupun menjadi mentor bagi adik-adik mahasiswa,” tuturnya.

 

Ajakan serupa disampaikan Dr. Wiwit Suryanto, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Dalam paparannya, beliau menunjukkan berbagai capaian FMIPA UGM dalam menjalin kerja sama dengan industri. “Kami ingin kolaborasi ini semakin kuat, dan Lustrum ke-14 FMIPA UGM September mendatang dapat menjadi momentum untuk mengenalkan potensi yang ada di FMIPA ke masyarakat dan industri, jelasnya.

 

Momen haru tercipta saat Prof. Roto, Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, memimpin doa bersama. Suasana semakin meriah ketika acara dilanjutkan dengan ramah tamah sambil bernostalgia. Tawa dan canda mewarnai sesi foto bersama, sementara beberapa alumni saling bertukar cerita tentang kenangan semasa kuliah.

 

Acara yang berlangsung penuh keakraban ini ditutup oleh Prof. Fajar Adi Kusumo, Wakil Dekan Bidang Alumni dan Kerjasama. “Pertemuan hari ini bukan akhir, tapi awal dari kolaborasi yang lebih nyata untuk kemajuan bersama,” pesannya penuh makna.

 

Di balik nuansa kekeluargaan yang kental, acara ini ternyata menyimpan nilai strategis. Para alumni sepakat untuk membentuk beberapa inisiatif, termasuk program pendampingan karir untuk mahasiswa dan penggalangan dana beasiswa BAKPHIA. Sebuah komitmen nyata yang menunjukkan bahwa Keluarga Alumni FMIPA UGM (Kamipagama) bukan hanya bernostalgia tentang kenangan masa lalu, tapi juga bicara tentang membangun masa depan bersama.

 

Dengan semangat “Guyub, Rukun, Migunani, pertemuan ini menjadi bukti bahwa alumni FMIPA UGM siap menjadi garda terdepan dalam memajukan pendidikan sains di Indonesia, sekaligus berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Kegiatan ini sejalan dengan SDG 4, terkait dengan keterlibatan Alumni dalam mendukung peningkatan kompetensi mahasiswa, SDG 9 yaitu terkait sharing berbagai project penelitian dan kolaborasi industri FMIPA UGM, serta silaturahmi lintas generasi untuk memperkuat inklusivitas yang mendukung SDG 10.

(FAK’25).

Read More

Prof Suherman Dikukuhkan jadi Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kimia Analitik dan Lingkungan, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam upacara pengukuhan, Suherman menyampaikan pidato Guru Besar yang berjudul “Pengembangan Sensor dan Biosensor Kimia Berbasis Nanomaterial Untuk Aplikasi Analisis Lingkungan”.

Dalam pidatonya, Prof. Suherman, mengungkapkan bahwa salah satu masalah besar berkaitan dengan lingkungan adalah kualitas air terutama air minum untuk konsumsi. Dalam studi UNICEF pada tahun 2020 menyampaikan bahwa hampir 70% sumber air konsumsi telah tercemar limbah domestik dan beresiko memunculkan penyakit diare akibat buruknya penataan sanitasi rumah tangga. “Keberadaan bakteri E-Coli menjadi salah satu indikasi kualitas air minum. Belum lagi cemaran berbagai logam dampak dari industrialisasi yang tidak dibarengi infrastruktur yang memadai,” terangnya.

Untuk mendeteksi kualitas air, Suherman mengembangkan teknologi sensor yang didalamnya terdapat nanomaterial di mana memiliki sensitivitas yang luar biasa dan dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas air. “Pendekatan sensor lingkungan terutama untuk sampel air dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya menggunakan metode spektroskopi, elektrokimia dan sensor optik untuk mendeteksi kandungan nikel,” katanya.

Adapun untuk deteksi logam berat, kata Suherman, dapat dilakukan dengan metode spektroskopi berbasis fluoresensi dengan memanfaatkan material sensor berbasis karbon dot. Aplikasi sensor (carbon dots/CDs) juga dapat dimanfaatkan untuk biosensor bakteri E-Coli.

 

Suherman mengungkapkan bahwa perkembangan dunia riset terkait nanomaterial begitu pesat sehingga tidak hanya dalam perspektif modifikasi material saja, namun juga dalam sudut pandang aplikasinya yang semakin luas dan menjangkau berbagai bidang. Tantangan yang dihadapi tidak hanya menyasar pada parameter selektivitas dan sensitivitas, namun juga menuju satu bentuk aplikasi instrumentasi sensor yang handheld, mobile, dan real-time monitoring. “Dari sini kita menyadari bahwa jendela peluang begitu luas, dan tuntutan kolaborasi dengan bidang ilmu lain sangatlah terbuka,” ungkapnya.

Ketua Dewan Guru Besar, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyebutkan bahwa Prof. Suherman, S.Si., M.Sc., Ph.D., merupakan salah satu dari 526 Guru Besar aktif di UGM, dan salah satu dari 56 Guru Besar aktif dari 76 Guru Besar yang pernah dimiliki Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM.

Penulis : Jelita Agustine
Editor   : Gusti Grehenson
Foto     : Donnie

Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/prof-suherman-dikukuhkan-jadi-guru-besar-bidang-kimia-analitik-dan-lingkungan/

Read More

Dosen FMIPA UGM Prof. Fahrudin Nugroho Dikukuhkan Guru Besar

Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, S.Si., M.Si., dikukuhkan Guru Besar, Selasa (22/4) di ruang Balai Senat Gedung Pusat UGM. Dalam pidato pengukuhan yang berjudul ‘Prospek Pengembangan Penelitian Dinamika Kompleks dalam Sistem Fisis’, Fahrudin menyoroti bagaimana konsep chaos dan turbulensi bukan sekadar istilah rumit di ruang kelas fisika, melainkan kenyataan yang membentuk banyak aspek kehidupan. “Di tengah dunia yang serba cepat dan kompleks, memahami ketidakteraturan justru menjadi kunci menciptakan solusi-solusi baru. Inilah sains yang mungkin terdengar abstrak, tapi dampaknya sangat nyata,” ungkapnya saat pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Dinamika Tak-linier dan Chaos di Balai Senat UGM, Selasa (22/4).

Chaos dan turbulensi sering kali ditemui tanpa disadari, mulai dari pola angin dan awan di langit, hingga dinamika fluida dalam dunia industri. Meski tampak acak, sistem ini tetap tunduk pada hukum-hukum dasar fisika dan memiliki struktur statistik yang bisa dianalisis. Artinya, dalam kekacauan pun, sains tetap bisa membaca pola tersembunyi. Ini menjadi landasan penting dalam dunia teknik, meteorologi, hingga penerbangan. “Turbulensi adalah keadaan aliran fluida yang sangat tidak teratur dan bergejolak, sedangkan istilah chaos sendiri merujuk pada dinamika sistem deterministik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal,” terang Fahrudin.

Kini sebagai bidang yang terus berkembang, dinamika taklinier dan chaos menjangkau tiga cabang utama, yakni pengembangan teori, kontrol sistem, dan penerapan praktis. Fahrudin mencontohkan bagaimana algoritma pembelajaran mesin kini digunakan untuk memprediksi sistem yang chaotic, atau bagaimana teori bifurkasi berperan dalam memahami ketidakstabilan sistem ekologis. Di sinilah letak menariknya, sesuatu yang tampak berantakan bisa jadi hanya proses menuju keseimbangan baru, dan memahami proses tersebut dapat menyelamatkan banyak hal, mulai dari sistem alam hingga kesehatan manusia.“Chaos tidak selalu bersifat permanen, kadang hanya fase dinamis sementara,” ujarnya.

Di UGM sendiri, penelitian tentang dinamika chaos telah berkembang pesat. Salah satunya melalui rancang bangun sistem Rayleigh-Bénard Convection (RBC) yang memungkinkan peneliti mengamati transisi aliran dari teratur ke turbulen. Selain itu, Departemen Fisika UGM juga mengembangkan studi elektro-hidrodinamika (EHD) dalam kristal cair, yang telah berhasil mengungkap fenomena soft-mode turbulence (SMT), suatu jenis turbulensi dengan sifat ketaklinieran rendah. Temuan ini tidak hanya membuka ruang riset dasar, tetapi juga menjanjikan aplikasi di bidang teknologi material dan elektronika. “Kami menemukan adanya glassy dynamics pada SMT, serta respons SMT terhadap medan magnet bolak-balik yang menyerupai karakteristik feromagnetik,” jelas Fahrudin.

Tidak hanya eksperimen, tim peneliti juga mengeksplorasi pendekatan numerik dengan menganalisis berbagai persamaan diferensial nonlinier, seperti Kuramoto–Sivashinsky, Swift-Hohenberg, dan Nikolaevskii. Lewat simulasi ini, para peneliti dapat menguji hipotesis tanpa harus langsung ke laboratorium. Ini juga memungkinkan eksplorasi ide-ide baru yang bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi teknologi aplikatif. “Simulasi ini memberikan wawasan penting tentang transisi dari dinamika biasa menuju chaos, serta struktur tersembunyi dalam turbulensi,” jelasnya.

Fahrudin juga menyinggung tokoh-tokoh penting dalam sejarah bidang ini, mulai dari Pierre-Gilles de Gennes, Giorgio Parisi, hingga Edward Ott. Dari mereka, dunia belajar bahwa sistem yang tampak kacau bisa mengandung keteraturan tersembunyi yang penting untuk kemajuan teknologi, komunikasi, hingga kecerdasan buatan. Ia mencontohkan teknologi komunikasi berbasis chaos shift keying yang sulit diintersepsi, menjadikannya relevan dalam pengembangan sistem keamanan data dan Internet of Things (IoT). Sains chaos pun kini bukan hanya studi akademik, tetapi juga bagian dari masa depan teknologi digital yang makin terhubung.

Menutup pidatonya, Fahrudin menyampaikan rasa terima kasih kepada keluarga, kolega, institusi, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanannya hingga mencapai titik ini. Ia juga menitipkan harapan bagi generasi ilmuwan berikutnya untuk terus menggali potensi dinamika kompleks dalam sistem fisis. “Melalui pemahaman terhadap dinamika kompleks, kita dapat mengembangkan metode baru untuk mengendalikan dan memanfaatkan fenomena ini, baik untuk memahami alam lebih dalam maupun menerapkannya dalam teknologi. Di tengah dunia yang semakin kompleks, mungkin justru chaos-lah yang bisa menuntun kita menemukan pola, harapan, dan terobosan,” pungkasnya.

Ketua Majelis Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A., menyampaikan bahwa dengan pengukuhan ini, Prof. Fahrudin Nugroho menjadi bagian dari 526 Guru Besar aktif Universitas Gadjah Mada, sekaligus memperkuat barisan 56 Guru Besar aktif yang dimiliki oleh FMIPA UGM. Capaian ini tidak hanya memperkuat posisi UGM sebagai pusat keunggulan akademik di bidang dinamika kompleks dalam sistem fisis, tetapi juga menjadi bagian dari warisan keilmuan yang terus tumbuh, menyemai pemikiran dan pengabdian bagi kemajuan bangsa.

Penulis : Triya Andriyani
Foto     : Firsto

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/dosen-fmipa-ugm-prof-fahrudin-nugroho-dikukuhkan-guru-besar/

Read More

Sabet Dua Juara Internasional, Mahasiswa Elins Research Club, DIKE, FMIPA UGM Mengukir Prestasi di Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC)

Prestasi membanggakan diraih oleh Elins Research Club (ERC), Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE), Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2025 yang digelar di Singapore Expo Hall 2 pada 18-21 Maret 2025. Dalam kompetisi bergengsi bertaraf internasional ini, dua tim dari ERC UGM berhasil meraih penghargaan: Tim E-Wasp meraih Juara 4 di kategori D1 (Man-Machine) dan Tim Ambrasena meraih Juara 3 di kategori D2 (Multi-Machine).

Keberhasilan ini menandai capaian luar biasa bagi ERC, komunitas riset di bawah Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, yang selama ini aktif dalam pengembangan berbagai teknologi, salah satunya drone atau Unmanned Aerial Vehicles (UAVs). Kompetisi SAFMC sendiri merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh DSO National Laboratories dan Science Centre Singapore, dengan tujuan mendorong inovasi di bidang teknologi kedirgantaraan.

Sebanyak 15 mahasiswa lintas jenjang di DIKE, dari program sarjana hingga magister di bidang Elektronika dan Instrumentasi serta Ilmu Komputer UGM, terlibat dalam kompetisi ini. Mereka tergabung dalam dua tim tersebut dan dipimpin langsung oleh Dr.techn Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc., beserta Dr. Andi Dharmawan, S.Si., M.Cs., dan Drs. Bambang Nurcahyo Prastowo, M.Sc. sebagai dosen pembimbing.

Tim E-Wasp, yang berkompetisi pada kategori D1, berhasil meraih juara ke-4. Kategori D1 menantang peserta untuk menerbangkan drone menggunakan wearable device secara semi-otonom. Tim ini beranggotakan 5 orang yang seluruhnya berasal dari mahasiswa S1 Elektronika dan Instrumentasi, yaitu Ikhlasul Amal Abda’i, Virshan Akbar, Zalu Ardani Ramadhan, Emeli Rahma Keren Purwadi, dan Alya Presilia Susanti.

Selain itu, ERC juga mengirimkan tim Ambrasena untuk berkompetisi pada kategori D2 dan berhasil meraih juara ke-3. Kategori ini berfokus pada pengembangan kemampuan kolaboratif antara dua atau lebih drone untuk dapat bekerja secara otonom dalam menyelesaikan misi pick and drop payload di dalam ruangan. Tim ini terdiri atas 10 orang mahasiswa, yaitu Muhammad Daaffi Ul Haq, Nur Azizah Aulia Ramadhani, Bagus Ananta Wijaya, Khansa Karima Zada, Surya Karna Aradea, Syahirul Sakhoo Alim, dan Kirana Puti Diandri dari S1 Elektronika dan Instrumentasi, serta mahasiswa lintas jurusan Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, yaitu Muhammad Natha Ulinnuha (S1 Ilmu Komputer), Novelio Putra Indarto (S2 Elektronika dan Instrumentasi), dan Muhammad Akbar Ghifari Tuasikal (S2 Ilmu Komputer).

Perjuangan kedua tim dalam meraih prestasi di SAFMC 2025 bukanlah hal yang instan. Selama kurang lebih 8 bulan, tim menjalani proses persiapan yang panjang dan penuh tantangan. Berbagai permasalahan, baik teknis maupun non-teknis, harus dihadapi dengan kerja keras dan ketekunan. Tak terhitung banyaknya trial and error yang dilakukan demi menyempurnakan performa drone dan strategi tim. “Meskipun terkendala banyak masalah selama persiapan, kami selalu optimis untuk memberikan yang maksimal, sehingga bisa pulang dengan hasil yang terbaik” ujar Ikhlas.

Selain menjadi ajang kompetisi, partisipasi ERC UGM juga menjadi wujud nyata dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

  • SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui pembelajaran berbasis proyek dan riset teknologi tingkat lanjut,
  • SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan inovasi pada sistem UAV otonom,
  • SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, lewat kolaborasi antara universitas, komunitas, dan mitra pendukung.

Partisipasi dan pencapaian tim ERC UGM tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya Sobat Arin, komunitas olimpiade matematika yang mendukung pengembangan kompetensi akademik tanpa diskriminasi latar belakang ekonomi. Sobat Arin juga aktif dalam mendorong pendidikan STEM di Indonesia melalui inisiatif sosial yang inklusif.

Dengan keberhasilan di SAFMC 2025 ini, UGM kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu pionir dalam pengembangan teknologi di Indonesia, sekaligus mencetak talenta muda yang siap bersaing di kancah global. Lebih dari sekadar kejuaraan, pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam memperluas wawasan dan meningkatkan kapasitas inovasi teknologi anak bangsa.

Penulis : Aufaclav Zatu Kusuma Frisky
Dokumentasi : DIKE

Read More

Perjalanan Inspiratif Mahardi Nalendra Syafa Mewujudkan Mimpi Menjadi Mahasiswa Berprestasi FMIPA UGM

Siapa sangka sebuah mimpi yang ditulis di awal masa kuliah bisa menjadi nyata di penghujung perjalanan akademik? Itulah yang dialami oleh Mahardi Nalendra Syafa, mahasiswa Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) yang berhasil meraih gelar Mahasiswa Berprestasi (Mapres) FMIPA UGM 2025. Mahasiswa yang selalu berpegang pada prinsip set the goals high, go big or go home ini membagikan kisah perjalanan inspiratifnya mewujudkan impian menjadi Mapres.

“Saat masa Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) UGM, kami diminta menuliskan mimpi yang ingin diraih selama kuliah.  Ketika itu, saya menulis ingin menjadi mahasiswa berprestasi,” kenangnya. Perjalanan menuju panggung Mapres pun tidak main-main. Dimulai dari menyusun portofolio hingga menyusun proposal gagasan kreatif yang harus selaras dengan Asta Cita dan bidang keilmuan.

Memiliki passion dalam bidang data science and analytics, ia menjadikan pengalaman dan skill yang dikuasainya sebagai dasar dalam menyusun gagasan. Gagasan yang diangkat pun tidak biasa. Ia menulis gagasan berjudul Deteksi Dini Gejala Depresi dengan Pemodelan Teks Berbasis Natural Language Processing (NLP). “Topik ini saya pilih karena saya ingin ilmu saya mempunyai dampak langsung bagi masyarakat, khususnya dalam isu kesehatan mental,” ujarnya.

Berbagai tahapan seleksi ia lewati dengan penuh semangat dan perjuangan, mulai dari tingkat fakultas hingga universitas. Bahkan saat seleksi universitas, ia menyempatkan diri untuk kembali dari Jakarta ke Yogyakarta hanya untuk mengikuti tahap presentasi gagasan. “Ada uji spontan Bahasa Inggris juga. Deg-degan, tapi seru,” ujar Mahardi.

Baginya, prestasi ini bukan sekadar penghargaan, melainkan sebuah amanah. Ia ingin berbagi pengalaman dan ilmu, serta terus membantu orang lain mewujudkan mimpi besarnya dalam pendidikan. Hal ini selaras dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 Pendidikan Berkualitas. Adapun gagasan yang ia bawa mengenai isu kesehatan mental juga selaras dengan poin SDGs ke-3 mengenai Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi : Tim Media FMIPA UGM dan Mahardi Nalendra Syafa

Read More

100 Tahun Mekanika Kuantum: Kontribusi Fisika dalam Mengubah Dunia

Tahun 2025 menandai peringatan 100 tahun mekanika kuantum, sebuah tonggak sejarah dalam dunia fisika yang telah mengubah pemahaman kita tentang alam semesta. Untuk memperingatinya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 2025 sebagai Tahun Internasional Sains dan Teknologi Kuantum. Perayaan ini bukan sekadar nostalgia akademik, tetapi juga pengakuan atas peran besar fisika dalam membentuk teknologi modern yang kita gunakan sehari-hari.

Awal Revolusi Kuantum

Sebelum mekanika kuantum, pemahaman kita tentang alam semesta didasarkan pada fisika klasik, yang bekerja dengan baik untuk benda-benda besar seperti planet dan bintang. Namun, ketika ilmuwan mulai meneliti dunia atom, mereka menemukan anomali yang tidak dapat dijelaskan oleh hukum fisika Newton. Pada 1925, pertemuan ilmuwan di Konferensi Solvay, Brussels, menjadi titik balik yang melahirkan revolusi kuantum. Para raksasa fisika seperti Albert Einstein, Werner Heisenberg, dan Erwin Schrödinger berusaha menjawab pertanyaan mendasar tentang sifat atom.

Mekanika kuantum membawa konsep revolusioner, seperti superposisi, ketidakpastian Heisenberg, dan entanglement (keterkaitan kuantum), yang mengguncang cara kita memahami realitas. Superposisi berarti partikel kuantum dapat berada dalam beberapa keadaan sekaligus hingga diukur. Entanglement maksudnya adalah dua partikel dapat tetap terhubung meskipun terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Sementara itu, ketidakpastian Heisenberg menunjukkan bahwa semakin akurat kita mengukur posisi suatu partikel, semakin sulit mengetahui momentumnya, dan sebaliknya.

Kontribusi Mekanika Kuantum dalam Teknologi Modern

Seabad setelah kelahirannya, mekanika kuantum telah menjadi pilar utama berbagai teknologi mutakhir:

  1. Elektronika dan Komputasi
    Tanpa mekanika kuantum, tidak akan ada transistor dan semikonduktor, yang menjadi dasar bagi semua perangkat elektronik modern, termasuk ponsel pintar dan komputer.
  2. Kedokteran dan Diagnostik
    Teknologi pencitraan medis seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging) memanfaatkan prinsip resonansi kuantum untuk menghasilkan gambaran organ dalam tubuh dengan akurasi tinggi.
  3. Energi Terbarukan
    Panel surya (fotovoltaik) bekerja berdasarkan efek fotolistrik yang pertama kali dijelaskan oleh Einstein, memungkinkan konversi energi matahari menjadi listrik.
  4. Keamanan Digital dan Komunikasi
    Kriptografi kuantum menawarkan sistem keamanan yang hampir tidak bisa diretas, menjadikannya solusi masa depan dalam perlindungan data.
  5. Pemahaman Alam Semesta
    Mekanika kuantum berperan dalam memahami proses fusi nuklir di bintang serta membantu penelitian mengenai evolusi galaksi dan struktur alam semesta.

Masa Depan Fisika Kuantum: Tantangan dan Peluang

Saat dunia merayakan 100 tahun revolusi kuantum, ilmuwan masih berusaha menjawab pertanyaan mendasar yang belum terpecahkan, seperti bagaimana transisi dari dunia kuantum ke dunia klasik terjadi (dekoherensi) dan bagaimana menyatukan mekanika kuantum dengan relativitas umum Einstein.

Selain itu, perkembangan komputasi kuantum menjanjikan lompatan besar dalam berbagai industri, termasuk:

  • Farmasi: Simulasi molekuler untuk menemukan obat baru dengan lebih cepat.
  • Material baru: Pengembangan bahan dengan sifat yang belum pernah ada sebelumnya.
  • Keamanan siber: Sistem enkripsi yang tidak dapat dipecahkan oleh komputer klasik.

Kesadaran Publik dan Peran Pendidikan Fisika

Di tengah pencapaian luar biasa ini, ada tantangan besar di Indonesia: minat generasi muda terhadap fisika semakin menurun. Sistem pendidikan saat ini, termasuk kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kurang menekankan penguatan dasar-dasar sains, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah siswa yang tertarik mendalami fisika.

Stereotip negatif terhadap fisika sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang memberikan prospek kerja yang menjanjikan juga semakin memperburuk keadaan. Padahal, banyak industri berbasis teknologi membutuhkan lulusan fisika dengan keahlian tinggi dalam analisis data, pemodelan matematis, dan pengembangan teknologi canggih.

Untuk mengatasi tantangan ini, penting bagi akademisi, pemerintah, dan industri untuk bekerja sama dalam:

  1. Memperkuat kurikulum fisika agar lebih aplikatif dan menarik.
  2. Mendorong kolaborasi riset antara universitas dan industri untuk menciptakan lapangan kerja berbasis sains.
  3. Meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya fisika melalui media sosial, seminar, dan program edukasi.

Kesimpulan: Fisika sebagai Pilar Masa Depan

100 tahun mekanika kuantum telah membuktikan bahwa fisika bukan sekadar teori, melainkan fondasi bagi kemajuan teknologi dan inovasi yang mengubah dunia. Jika Indonesia ingin menjadi bagian dari revolusi teknologi global, maka pendidikan fisika harus mendapat perhatian lebih serius.

Di tengah perayaan ini, harapannya adalah generasi muda Indonesia kembali tertarik dengan fisika dan menyadari bahwa di balik keajaiban teknologi modern, terdapat peran besar para fisikawan yang telah berjuang untuk memahami alam semesta dari tingkat terkecil hingga terbesar.

Relevansi mekanika kuantum terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) sangat kuat, terutama dalam bidang:

SDG 4 (Pendidikan Berkualitas): Mendorong integrasi mekanika kuantum dalam kurikulum sekolah untuk membangun generasi ilmuwan masa depan.
SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau): Pengembangan sel surya berbasis efek kuantum untuk meningkatkan efisiensi energi terbarukan.
SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur): Mendorong investasi dalam teknologi kuantum untuk mendukung ekonomi digital Indonesia.
SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat): Penggunaan kriptografi kuantum untuk meningkatkan keamanan siber nasional.

Read More

FMIPA UGM Gelar Serah Terima Jabatan Kepala Laboratorium untuk Mendorong Peningkatan Capaian Periode 2025-2028

Rabu, 12 Februari 2025 telah dilakukan acara Serah Terima Jabatan Ketua Kepala Laboratorium di lingkungan FMIPA UGM. Pergantian jabatan ini tidak hanya menjadi bagian dari proses rutin, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan pencapaian yang telah diraih oleh pengurus sebelumnya. Melalui sambutannya, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Eng Kuwat Triyana, M.Si. memberikan pesan kepada kepala laboratorium yang baru untuk membantu mengembangkan sarana laboratorium sebagai sarana yang tidak hanya meningkatkan hard skill tetapi juga soft skill kepada  mahasiswa  seperti,  critical thinking, problem  solving, teliti dan presisi.

Berikut adalah para kepala laboratorium baru di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada

 

  1. Dr. Bambang Murdaka Eka Jati, sebagai Kepala Laboratorium Fisika Dasar
  2. Dr. Dwi Satya Palupi, sebagai Kepala Laboratorium Fisika Atom dan Inti
  3. Dr. Chotimah, sebagai Kepala Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi
  4. Dr. Afif Rakhman. sebagai Kepala Laboratorium Geofisika
  5. Dr. Muhammad Alfian Amrizal, sebagai Kepala Laboratorium Algoritma dan Komputasi
  6. Prof. Sri Hartati, sebagai Kepala Laboratorium Sistem Cerdas
  7. Dr. Lukman Heryawan, sebagai Kepala Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak dan Data
  8. Prof. Tri Kuntoro Priyambodo, sebagai Kepala Laboratorium Sistem Komputer dan Jaringan
  9. Dr. Raden Sumiharto, sebagai Kepala Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
  10. Prof. Jazi Eko Istiyanto, sebagai Kepala Laboratorium Sistem Tertanam dan Robotika
  11. Dr. Arif Nurwidyantoro, sebagai Kepala Laboratorium Komputer Dasar
  12. Dr.Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, sebagai Kepala Laboratorium Instrumentasi Dasar
  13. Dr. Oskar Natan, sebagai Kepala Laboratorium Elektronika Dasar
  14. Prof. Karna Wijaya, sebagai Kepala Laboratorium Kimia Fisika
  15. Prof. Suyanta, sebagai Kepala Laboratorium Kimia Anorganik
  16. Dr. Endang Astuti, sebagai Kepala Laboratorium Kimia Organik
  17. Prof. Suherman, sebagai Kepala Laboratorium Kimia Analitik
  18. Dr. Sri Sudiono, sebagai Kepala Laboratorium Kimia Dasar
  19. Prof. Indah Emilia Wijayanti, sebagai Kepala Laboratorium Aljabar Dasar
  20. Dr. Dwi Ertiningsih, sebagai Kepala Laboratorium Matematika Terapan
  21. Prof. Atok Zulijanto, sebagai Kepala Laboratorium Analisis
  22. Prof. Gunardi, sebagai Kepala Laboratorium Statistika
  23. Dr. Zenith Purisha, sebagai Kepala Laboratorium Komputasi Matematika

Kesempatan ini tentunya menjadi ajang pengembangan kualitas pendidikan mahasiswa  untuk  terus mendapatkan pendidikan berkualitas. Hal ini menjadi bukti implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Aphrodity Nirmala

Read More

Prof. Dr. rer. Nat. Yeni Susanti, S.Si., M.Si Dikukuhkan Jadi Guru Besar FMIPA UGM

Prof. Dr. rer. Nat. Yeni Susanti, S.Si., M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada pada 13 Februari 2025. Balai senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi momen bersejarah ini, di mana dedikasi dan kontribusi beliau dalam bidang matematika diskrit mendapat penghargaan tertinggi. Melalui penelitian berjudul “Graf Cayley: Jejak Indah Di Matematika Diskrit”, Prof. Yeni menempuh pendidikan strata 1 dan magister di Program Studi Matematika, Universitas Gadjah Mada, serta doktoral di Universitas Potsdam, Jerman.

Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Yeni menjelaskan bahwa dalam matematika diskrit, terdapat salah satu cabang yang disebut dengan teori graf. Teori graf ini mengajak kita untuk melihat dunia sebagai jaringan titik-titik yang terhubung oleh garis-garis, yang dimana konsep ini menggambarkan hampir seluruh hubungan di dunia, baik dalam aspek sosial, teknologi, maupun ilmiah. “Penelitian graf aljabar, termasuk graf Cayley dan variasinya, membuka peluang eksplorasi lebih jauh untuk mengungkap pola, sifat intrinsik, dan relasi struktur aljabar. Penelitian ini tidak hanya memperkaya teori tetapi juga mendukung inovasi teknologi berbasis matematika,” ujar Prof. Yeni.

Perjalanan Prof. Yeni dalam mendapatkan capaian tertinggi akademik ini terwujud atas bantuan banyak pihak. Dalam penutup pidatonya, Prof. Yeni banyak menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak tersebut, termasuk keluarga, rekan sejawat, serta para mahasiswa yang telah memberikan inspirasi dan dukungan sepanjang perjalanan akademiknya. Beliau mengungkapkan bahwa dukungan keluarga menjadi pondasi utama dalam perjalanannya, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan selama penelitian dan pengajaran.

Dedikasi Prof. Yeni dalam bidang matematika diskrit dapat menjadi cerminan dari aksi nyata Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke 4 yaitu Pendidikan Berkualitas, melalui penelitian berkelanjutan. Serta poin ke 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, melalui inovasi yang dapat dilakukan dengan peluang eksplorasi graf Cayley.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Raditya Maulana Adiwicaksana
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More
Translate