Search
Search
Search

SDG 15: Ekosistem Daratan

Geofisika UGM Kenalkan Inovasi Geoteknik melalui Pengembangan Beachrock Buatan untuk Infrastruktur Pesisir

Teknologi geoteknik terus mengalami kemajuan, salah satunya melalui pengembangan beachrock buatan sebagai solusi inovatif dalam memperkuat infrastruktur pesisir dan mitigasi bencana. Dalam kegiatan bulanan Ikatan Alumni Geofisika Universitas Gadjah Mada (UGM) bertajuk “A Feasibility Investigation for Developing Artificial Beachrocks, Dr. Eng. Lutfian Rusdi Daryono dan Dr. Eng. Muhammad Akmal Putera memaparkan berbagai teknik geoteknik modern yang relevan untuk kebutuhan ini.

Dr. Lutfian menjelaskan bahwa beachrock alami terbentuk di pesisir melalui proses sementasi mineral. “Tujuan kami adalah meniru proses alami ini secara buatan untuk menciptakan struktur kuat, terutama di wilayah rawan bencana seperti gempa atau tsunami,” ungkapnya.

Salah satu teknik yang diulas adalah depth cement mixing, yakni metode penyuntikan campuran semen hingga kedalaman tertentu untuk memperkuat lapisan tanah. Teknologi ini memungkinkan penguatan tanah hingga kedalaman 30 meter dengan diameter penguatan mencapai 2,5 meter. Dr. Akmal menekankan efektivitas teknik ini dalam menopang bangunan besar di wilayah pesisir.

Selain itu, teknik chemical grouting juga menjadi perhatian. Teknologi ini menggunakan campuran semen, air, dan natrium silikat untuk menciptakan kepadatan tanah yang dapat disesuaikan. Teknologi ini dapat diaplikasikan tidak hanya di pesisir, tetapi juga di kawasan tambang dan lereng. “Untuk lereng kecil, kami cukup menggunakan short grid, sedangkan untuk lereng besar digunakan teknik nailing atau anchoring. Nailing efektif hingga kedalaman 5 meter, sementara anchoring mampu menjangkau kedalaman yang lebih besar,” jelas Dr. Akmal.

Aspek lingkungan turut menjadi bagian penting inovasi ini. Metode penghijauan seperti penggunaan serat kelapa anyaman dan penyemprotan biji tanaman mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir dan darat. Langkah ini tidak hanya memperkuat infrastruktur, tetapi juga memperbaiki kualitas lingkungan.

Pengembangan teknologi beachrock buatan sejalan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs). SDG 9 mendukung inovasi teknologi untuk pengembangan infrastruktur tangguh di wilayah pesisir. SDG 11 mencakup penciptaan kota berkelanjutan melalui penguatan struktur tanah dan bangunan untuk menciptakan kota yang lebih aman. SDG 15 mendukung perlindungan ekosistem darat melalui penghijauan tambang dan lereng menggunakan teknologi ramah lingkungan seperti serat kelapa dan biji tanaman.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Ratih Cintia Sari
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Kolaborasi FMIPA UGM Bersama Banyumanik Research Center melalui Pengabdian kepada Masyarakat dalam Rangka Branding dan Marketing untuk Pengembangan Bisnis Desa serta Pembuatan Pupuk Hayati

Sabtu, 9 November 2024, di Padukuhan Banyumanik, Kalurahan Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, telah berlangsung kolaborasi strategis antara tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (PKM FMIPA UGM) dengan Banyumanik Research Center (BRC). Acara ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat desa Wunung, Pacarejo, dan Mulo dalam meningkatkan keterampilan branding dan pemasaran, sekaligus memperkenalkan teknologi pembuatan pupuk hayati.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti pengelola BRC, Ibu Sri Astuti Soedjoko; Lurah Pacarejo, Bapak Suhadi; serta tim dosen PKM FMIPA UGM. Dalam sambutannya, Ibu Sri Astuti mengungkapkan rasa syukur atas inisiatif FMIPA UGM yang membawa ilmu dan keterampilan baru ke masyarakat. “Kerja sama ini adalah wujud nyata pemberdayaan masyarakat, membantu mereka mengembangkan usaha secara mandiri,” ujarnya.

Lurah Pacarejo, Bapak Suhadi, turut mengapresiasi kolaborasi tersebut. “Pacarejo adalah kelurahan terbesar di DIY dengan penduduk terbanyak di Gunungkidul. Kehadiran BRC sebagai magnet kemajuan telah membawa banyak tamu hebat ke wilayah kami. Kami berterima kasih atas pendampingan yang diberikan,” ucapnya.

Dr. Wiwit Suryanto, M.Si., dari FMIPA UGM, juga menyampaikan pandangannya. Ia berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi desa-desa di sekitar Pacarejo untuk menjadi mandiri dan tidak bergantung berlebihan pada pihak luar. FMIPA UGM, katanya, melihat potensi besar di wilayah ini, dan kerja sama bersama masyarakat adalah langkah strategis untuk mengembangkannya.

Sesi inti diisi oleh Dra. Ani Setyopratiwi, M.Si., yang memberikan paparan tentang pentingnya kualitas, moralitas, dan inovasi dalam membangun bisnis berkelanjutan. Sesi ini dilanjutkan oleh pelatihan “Kompos Plus dengan Cendawan Trichoderma” yang dipandu oleh Ibu Sri Astuti. Pelatihan ini memperkenalkan peserta pada manfaat Trichoderma sebagai agen pengompos dan penerapannya dalam pertanian ramah lingkungan.

Kolaborasi ini sejalan dengan berbagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk SDGs nomor 3 (Kesehatan yang Baik), 4 (Pendidikan Berkualitas), 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), 15 (Ekosistem Darat), serta 17 (Kemitraan untuk Tujuan). Dengan pelatihan branding dan pemasaran, acara ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, mendorong terciptanya lapangan kerja, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Di sisi lain, pelatihan pembuatan pupuk hayati berkontribusi pada praktik pertanian berkelanjutan dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Chairunnisa Anggun Setiono
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Mahasiswa FMIPA Dorong Pengembangan Kota Berkelanjutan dengan Penanaman Mangrove di Pantai Baros

Kembali meriahkan acara perlombaan berbasis geoscience setelah 3 tahun tidak aktif, Geoscope acara yang dikembangkan oleh HMGF UGM dan SEG UGM SC kembali meramaikan kegiatannya dengan rangkaian acara preventif yang penuh makna. Pada Minggu tanggal 1 September 2024, Geoscope dibuka dengan penanaman mangrove di Pantai Baros. Para mahasiswa secara aktif terlibat dalam kegiatan ini, yang bertujuan melestarikan alam secara alami dan berkelanjutan.

“Tahun ini geoscope mengambil tema Integrated Geoscientist Solutions for Sustainable Urban Development, bercermin ke IKN dan pembangunan kota yang kurang sadar pada lingkungan. Tentunya sebagai geoscientist yang berhubungan langsung dengan bumi ingin mengurangi dampak negatif itu,” papar Nazwa Septhia, selaku ketua pelaksana Geoscope 2024.

Dengan mengambil bagian dalam aksi nyata pelestarian lingkungan, menunjukkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dalam konteks perkembangan teknologi dan urbanisasi yang pesat. Penanaman mangrove ini memiliki peran vital dalam menjaga kelestarian Pantai Baros dari ancaman abrasi.

Acara penanaman mangrove ini tidak hanya berfokus pada aksi tanam saja, tetapi juga melibatkan materi edukatif terkait jenis-jenis mangrove dan tutorial menanam. Peserta diajak untuk memahami pentingnya setiap jenis mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir.

“Harapannya, sebagai seorang geoscientist tak hanya berfokus pada eksplorasi atau eksploitasi oil and gas tetapi juga sustainable development sehingga melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan pelestarian lingkungan,” papar Nazwa Septhia.

Pantai Baros terletak di muara laguna di bagian Selatan. Penanaman mangrove menjadi langkah preventif untuk melindungi kawasan ini dari erosi pantai yang bisa berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Kegiatan ini turut mengimplementasikan SDGs poin 11 yaitu kota dan permukiman yang berkelanjutan dengan penanaman mangrove mencegah bencana abrasi di sekitar pantai, SDGs poin 14 yaitu ekosistem pesisir, dan SDGs poin 15 yaitu ekosistem dan perlindungan lingkungan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Panitia Geoscope
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Cerita Shofi, Alumni FMIPA UGM Ajak Pemuda Sadar Lingkungan dan Sampah

Dengan latar belakang sebagai Geofisikawan, Shofi sangat dekat dengan fenomena bencana alam serta lingkungan. Dalam hal ini, dirinya turut memberikan wawasan mengenai lingkungan, hutan dan bencana alam serta laut dan konservasi penyu. Beberapa kali dirinya terlibat di berbagai kegiatan lingkungan seperti pilah-pilih sampah, kegiatan pemuda sadar sampah, dan lainnya. Dari mulai hal-hal kecil seperti selalu membawa kemasan untuk membeli makanan atau minuman, Shofi mengajak teman-temannya untuk turut menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam mengurangi sampah dan menjaga lingkungan.

“Perjalanan yang cukup naik turun, tapi seru! Fasilitas yang masih lebih banyak mendukung kita untuk “mencemari” lingkungan, mendorongku (dan mungkit pegiat lain) untuk menekan ego dan berpikir ulang dalam konsumsi maupun produksi sampah kita terutama. Karena kita tinggal di lingkungan, inilah yang dilakukan untuk membuat lingkungan lebih nyaman lagi,” papar Shofi.

Isu sampah, energi,dan kelestarian lingkungan menjadi topik yang dekat dengan kehidupan manusia tak terkecuali bagi para pemuda serta pelajar di kawasan Yogyakarta. Puluhan pelajar di Yogyakarta mendapatkan kesempatan dalam memperoleh edukasi mengenai lingkungan melalui acara Ecofest yang merupakan Seminar Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Rangka Kampanye Sekolah Sehat. Acara yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Teknik Industri Yogyakarta ini turut mengundang Shofi Rahmadini Kusumastuti sebagai narasumber. Shofi diketahui merupakan alumni Geofisika FMIPA UGM yang bergelut di bidang lingkungan.

“Harapan dari kegiatan yang dilakukan selama ini adalah mengajak kaum muda untuk lebih kritis soal permasalahan lingkungan. Mungkin sebagian besar sekarang tidak merasakan dampaknya. Tapi jika kita sekarang abai terhadap lingkungan, lambat laun akan jadi bom waktu yang berbahaya untuk semua,” papar Shofi.

Peran Shofi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam mengelola sampah. Kemudian, turut menjadi implementasi dari SDGs nomor 6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak, nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, nomor 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui perlindungan ekosistem dan air bersih, konsumersime, pengelolaan limbah, aksi iklim, edukasi mikroplastik, dan perlindungan lingkungan.

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM Lakukan Ekspedisi Merah Putih di Gunung Sangkareang

Dimas Dhanur, mahasiswa program studi Geofisika dan Wirawan, mahasiswa Elektronika Instrumentasi FMIPA UGM melakukan pendakian di Gunung Sangkareang, Pulau Lombok dalam rangka kegiatan Ekspedisi Merah Putih. Dengan melakukan pendakian bersama 4 mahasiswa lainnya yang tergabung dalam Tim KKN PPM UGM Lombok, Dimas dan Wirawan sukses mencapai puncak tertinggi nomor 2 di Pulau Lombok dengan ketinggian 3200 mdpl.

“Alasan kami mengadakan ekspedisi itu di antaranya mendukung wisata pendakian Gunung Sangkareang yang berada di wilayah sub unit kami. Kemudian, dalam rangka bulan Kemerdekaan Republik Indonesia yang merepresentasikan kontribusi UGM untuk Indonesia di puncak tertinggi kedua di Pulau Lombok,” papar Dimas.

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3 hingga 5 Agustus 2024 dengan membawa berbagai atribut kampus yang merepresentasikan semangat kebersamaan dalam melaksanakan pengabdian masyarakat sekaligus memperingati hari kemerdekaan Indonesia.

“Harapannya, dari kegiatan ini teman-teman jadi lebih termotivasi untuk melakukan pengabdian yang dapat mendukung pariwisata yang belum terlalu terjamah oleh wisatawan dan juga turut serta melestarikan gunung-gunung di Indonesia supaya dapat dinikmati oleh anak cucu kita nantinya,” papar Dimas.

Kegiatan ekspedisi yang dilakukan mahasiswa FMIPA UGM dengan Tim KKN PPM UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam melakukan pengabdian masyarakat. Kemudian, menjadi refleksi dari SDGs nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan dalam perlindungan lingkungan khususnya di kawasan gunung.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Dimas Dhanur

Read More

Hari Hutan Indonesia, FMIPA UGM Beri Edukasi Kondisi Hutan di Indonesia

Peringatan Hari Hutan Indonesia jatuh setiap tanggal 7 Agustus. Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah Jaga Hutan, Jaga Iklim. Melalui konten yang dibuat, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat untuk lebih peka dan sadar terhadap kondisi hutan yang ada di Indonesia. Konten edukasi tersebut juga merupakan bagian dari upaya pelaksanaan kampanye digital dalam mendukung Hari Hutan Indonesia.

Dalam membuka topik, masyarakat diajak untuk berefleksi mengenai bagaimana kabar hutan di Indonesia. Selanjutnya, dikenalkan mengenai deforestasi yang merupakan proses hilangnya hutan dengan berbagai faktor seperti penebangan liar (illegal logging). Fakta mengejutkannya, banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa Indonesia sudah kehilangan sekitar 9,6 juta hektar hutan primer hanya dalam kurun waktu 2 tahun. Padahal, hutan di Indonesia merupakan peringkat ketiga sebagai hutan tropis terluas di dunia yang mampu berperan dalam mengatasi perubahan iklim.

Dampak lain dari penebangan liar yang dilakukan terhadap hutan di Indonesia adalah kebakaran hutan yang turut menyumbang penyebab turunnya jumlah hutan. Gundulnya hutan akibat penebangan liar menyisakan bahan-bahan kayu yang kering serta mudah terbakar dengan kondisi cuaca yang semakin panas.

Dengan adanya kondisi yang memprihatinkan tersebut, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat dalam upaya-upaya pelestarian yang dapat dilakukan seperti membagikan konten tersebut dalam menyadarkan dan membagikan pengetahuan terkait kondisi hutan di Indonesia yang dapat diakses melalui tautan https://www.instagram.com/p/C-WlX61y4LZ/?img_index=2

Edukasi yang dilakukan dalam momen Hari Hutan Indonesia tahun 2024 merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan, nomor 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui kampanye digital mengenai edukasi lingkungan yang meliputi iklim, keanekaragaman hayati, hutan, dan perlindungan lingkungan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Duel Skor UTBK Mahasiswa Baru FMIPA UGM: Skor Tertinggi Pukau Warganet

Setiap tahunnya, Pionir Pascal FMIPA UGM memiliki kesan dan pesan tersendiri bagi panitia atau mahasiswa baru. Pada tahun ini, mahasiswa baru mampu memukau warganet di laman media sosial FMIPA UGM dengan perolehan skor yang menembus angka 750.

“750 makan apa ya?” tanya akun mazow_sky pada akun resmi media sosial FMIPA UGM.

Para mahasiswa baru mendapat kesempatan untu menceritakan perihal jalur masuk yang ditempuh untuk dapat berkuliah di FMIPA UGM sekaligus nilai yang harus dicapai agar lolos di FMIPA UGM. Beberapa jalur mahasiswa baru yang dilewati terdiri atas SNBP, SNBT, PBU, UM, dan CBT. Selain itu, mahasiswa baru juga mendapat kesempatan untuk menceritakan ekspetasi mereka ketika kuliah di FMIPA UGM.

“Kalau aku lewat jalur SNBP, rata-rata skor nilai raporku 88,” kata Keine, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024.

Selain skor nilai rapor, skor UTBK yang cukup memukau diraih oleh Dhimas, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024. Dhimas menceritakan bahwa dirinya meraih skor 753. Dirinya juga turut membagikan perihal ekspetasi berkuliah ke depan yaitu semoga kegiatan perkuliahan berjalan dengan asik dan memiliki teman-teman yang kreatif serta dosen yang kooperatif.

Kegiatan Pionir Pascal yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam mengemukakan ide dan gagasan serta nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik dalam melaksanakan kegiatan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Tim Media FMIPA UGM
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Mahasiswa Baru FMIPA UGM Sabet Juara Miss Bantul 2024

Kabar gembira menyelimuti Najwa Fitria Sugiarto, mahasiswa baru FMIPA UGM program studi Statistika 2024. Sosok belia yang sejak bangku sekolah memanen juara di bidang olimpiade dan panggung hiburan tersebut mampu mengoptimalkan prestasinya di tengah kesibukan kegiatan Pionir Pascal yang merupakan agenda wajib bagi mahasiswa baru.

“Alhamdulillah, saya berhasil meraih sebagai Juara 1 Miss Bantul 2024 dan 2 kategori lain yaitu Miss Bantul Pendidikan dan Miss Bantul Kewirausahaan 2024,” papar Najwa.

Puncak acara dari ajang Miss Bantul ini dilaksanakan pada 3 Agustus di Pendopo Parasamiya Bantul. Dari 24 finalis yang terseleksi, Najwa mampu meraih juara pertama dengan 2 kategori yang juga diraihnya. Proses yang dilewati Najwa cukup panjang yaitu mulai dari 27 Mei hingga 3 Agustus 2024. Rangkaian acara yang dilalui terdiri atas pelatihan, kegiatan sosial, dan pameran budaya.

Kegiatan pelatihan meliputi materi keorganisasian, kelas motivasi, kelas wicara publik, modelling, pemotretan, dan beragam pembekalan lainnya dari Pemerintah Kabupaten Bantul. Pada kegiatan sosial, para finalis terlibat pada kegiatan bakti sosial dan kampanye lingkungan. Selanjutnya, pada pameran budaya, para peserta diajak memperkenalkan kekayaan dan potensi lokal kepada masyarakat.

“Saya sangat bersyukur dan terhormat bisa terpilih sebagai Miss Bantul 2024. Pengalaman ini sangat berarti bagi saya, bukan hanya sebagai perjalanan pribadi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berkontribusi bagi masyarakat dan memperkenalkan kekayaan ekonomi, UMKM, dan budaya Bantul. Selama proses seleksi, saya belajar banyak dari teman-teman peserta, panitia, dan juri. Atmosfer yang penuh semangat dan persahabatan membuat saya merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik,” papar Najwa.

Najwa juga berharap melalui ajang ini dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk percaya diri dan berani mengejar Impian mereka. Sebagai pemenang, dirinya ingin memanfaatkan gelar tersebut untuk melakukan lebih banyak kegiatan sosial dan menjangkau masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan lingkungan.

Prestasi dan kontribusi Najwa di bidang pendidikan, sosial, dan budaya tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kompetensi keterampilan yang dilakukan melalui ajang Miss Bantul 2024, nomor 5 yaitu Kesetaraan Gender melalui pemberdayaan perempuan di kawasan Bantul, serta nomor 14 dan 15 yaitu Ekosistem Lautan dan Ekosistem Daratan melalui kampanye sadar lingkungan yang dilakukan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Najwa Fitria Sugiarto

Read More

Geofisika UGM Kenalkan Inovasi Geoteknik melalui Pengembangan Beachrock Buatan untuk Infrastruktur Pesisir

Teknologi geoteknik terus mengalami kemajuan, salah satunya melalui pengembangan beachrock buatan sebagai solusi inovatif dalam memperkuat infrastruktur pesisir dan mitigasi bencana. Dalam kegiatan bulanan Ikatan Alumni Geofisika Universitas Gadjah Mada (UGM) bertajuk “A Feasibility Investigation for Developing Artificial Beachrocks, Dr. Eng. Lutfian Rusdi Daryono dan Dr. Eng. Muhammad Akmal Putera memaparkan berbagai teknik geoteknik modern yang relevan untuk kebutuhan ini.

Dr. Lutfian menjelaskan bahwa beachrock alami terbentuk di pesisir melalui proses sementasi mineral. “Tujuan kami adalah meniru proses alami ini secara buatan untuk menciptakan struktur kuat, terutama di wilayah rawan bencana seperti gempa atau tsunami,” ungkapnya.

Salah satu teknik yang diulas adalah depth cement mixing, yakni metode penyuntikan campuran semen hingga kedalaman tertentu untuk memperkuat lapisan tanah. Teknologi ini memungkinkan penguatan tanah hingga kedalaman 30 meter dengan diameter penguatan mencapai 2,5 meter. Dr. Akmal menekankan efektivitas teknik ini dalam menopang bangunan besar di wilayah pesisir.

Selain itu, teknik chemical grouting juga menjadi perhatian. Teknologi ini menggunakan campuran semen, air, dan natrium silikat untuk menciptakan kepadatan tanah yang dapat disesuaikan. Teknologi ini dapat diaplikasikan tidak hanya di pesisir, tetapi juga di kawasan tambang dan lereng. “Untuk lereng kecil, kami cukup menggunakan short grid, sedangkan untuk lereng besar digunakan teknik nailing atau anchoring. Nailing efektif hingga kedalaman 5 meter, sementara anchoring mampu menjangkau kedalaman yang lebih besar,” jelas Dr. Akmal.

Aspek lingkungan turut menjadi bagian penting inovasi ini. Metode penghijauan seperti penggunaan serat kelapa anyaman dan penyemprotan biji tanaman mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir dan darat. Langkah ini tidak hanya memperkuat infrastruktur, tetapi juga memperbaiki kualitas lingkungan.

Pengembangan teknologi beachrock buatan sejalan dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs). SDG 9 mendukung inovasi teknologi untuk pengembangan infrastruktur tangguh di wilayah pesisir. SDG 11 mencakup penciptaan kota berkelanjutan melalui penguatan struktur tanah dan bangunan untuk menciptakan kota yang lebih aman. SDG 15 mendukung perlindungan ekosistem darat melalui penghijauan tambang dan lereng menggunakan teknologi ramah lingkungan seperti serat kelapa dan biji tanaman.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Ratih Cintia Sari
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Kolaborasi FMIPA UGM Bersama Banyumanik Research Center melalui Pengabdian kepada Masyarakat dalam Rangka Branding dan Marketing untuk Pengembangan Bisnis Desa serta Pembuatan Pupuk Hayati

Sabtu, 9 November 2024, di Padukuhan Banyumanik, Kalurahan Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, telah berlangsung kolaborasi strategis antara tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (PKM FMIPA UGM) dengan Banyumanik Research Center (BRC). Acara ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat desa Wunung, Pacarejo, dan Mulo dalam meningkatkan keterampilan branding dan pemasaran, sekaligus memperkenalkan teknologi pembuatan pupuk hayati.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti pengelola BRC, Ibu Sri Astuti Soedjoko; Lurah Pacarejo, Bapak Suhadi; serta tim dosen PKM FMIPA UGM. Dalam sambutannya, Ibu Sri Astuti mengungkapkan rasa syukur atas inisiatif FMIPA UGM yang membawa ilmu dan keterampilan baru ke masyarakat. “Kerja sama ini adalah wujud nyata pemberdayaan masyarakat, membantu mereka mengembangkan usaha secara mandiri,” ujarnya.

Lurah Pacarejo, Bapak Suhadi, turut mengapresiasi kolaborasi tersebut. “Pacarejo adalah kelurahan terbesar di DIY dengan penduduk terbanyak di Gunungkidul. Kehadiran BRC sebagai magnet kemajuan telah membawa banyak tamu hebat ke wilayah kami. Kami berterima kasih atas pendampingan yang diberikan,” ucapnya.

Dr. Wiwit Suryanto, M.Si., dari FMIPA UGM, juga menyampaikan pandangannya. Ia berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi desa-desa di sekitar Pacarejo untuk menjadi mandiri dan tidak bergantung berlebihan pada pihak luar. FMIPA UGM, katanya, melihat potensi besar di wilayah ini, dan kerja sama bersama masyarakat adalah langkah strategis untuk mengembangkannya.

Sesi inti diisi oleh Dra. Ani Setyopratiwi, M.Si., yang memberikan paparan tentang pentingnya kualitas, moralitas, dan inovasi dalam membangun bisnis berkelanjutan. Sesi ini dilanjutkan oleh pelatihan “Kompos Plus dengan Cendawan Trichoderma” yang dipandu oleh Ibu Sri Astuti. Pelatihan ini memperkenalkan peserta pada manfaat Trichoderma sebagai agen pengompos dan penerapannya dalam pertanian ramah lingkungan.

Kolaborasi ini sejalan dengan berbagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk SDGs nomor 3 (Kesehatan yang Baik), 4 (Pendidikan Berkualitas), 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), 15 (Ekosistem Darat), serta 17 (Kemitraan untuk Tujuan). Dengan pelatihan branding dan pemasaran, acara ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, mendorong terciptanya lapangan kerja, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Di sisi lain, pelatihan pembuatan pupuk hayati berkontribusi pada praktik pertanian berkelanjutan dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Chairunnisa Anggun Setiono
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Mahasiswa FMIPA Dorong Pengembangan Kota Berkelanjutan dengan Penanaman Mangrove di Pantai Baros

Kembali meriahkan acara perlombaan berbasis geoscience setelah 3 tahun tidak aktif, Geoscope acara yang dikembangkan oleh HMGF UGM dan SEG UGM SC kembali meramaikan kegiatannya dengan rangkaian acara preventif yang penuh makna. Pada Minggu tanggal 1 September 2024, Geoscope dibuka dengan penanaman mangrove di Pantai Baros. Para mahasiswa secara aktif terlibat dalam kegiatan ini, yang bertujuan melestarikan alam secara alami dan berkelanjutan.

“Tahun ini geoscope mengambil tema Integrated Geoscientist Solutions for Sustainable Urban Development, bercermin ke IKN dan pembangunan kota yang kurang sadar pada lingkungan. Tentunya sebagai geoscientist yang berhubungan langsung dengan bumi ingin mengurangi dampak negatif itu,” papar Nazwa Septhia, selaku ketua pelaksana Geoscope 2024.

Dengan mengambil bagian dalam aksi nyata pelestarian lingkungan, menunjukkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dalam konteks perkembangan teknologi dan urbanisasi yang pesat. Penanaman mangrove ini memiliki peran vital dalam menjaga kelestarian Pantai Baros dari ancaman abrasi.

Acara penanaman mangrove ini tidak hanya berfokus pada aksi tanam saja, tetapi juga melibatkan materi edukatif terkait jenis-jenis mangrove dan tutorial menanam. Peserta diajak untuk memahami pentingnya setiap jenis mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir.

“Harapannya, sebagai seorang geoscientist tak hanya berfokus pada eksplorasi atau eksploitasi oil and gas tetapi juga sustainable development sehingga melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan pelestarian lingkungan,” papar Nazwa Septhia.

Pantai Baros terletak di muara laguna di bagian Selatan. Penanaman mangrove menjadi langkah preventif untuk melindungi kawasan ini dari erosi pantai yang bisa berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Kegiatan ini turut mengimplementasikan SDGs poin 11 yaitu kota dan permukiman yang berkelanjutan dengan penanaman mangrove mencegah bencana abrasi di sekitar pantai, SDGs poin 14 yaitu ekosistem pesisir, dan SDGs poin 15 yaitu ekosistem dan perlindungan lingkungan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Panitia Geoscope
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Cerita Shofi, Alumni FMIPA UGM Ajak Pemuda Sadar Lingkungan dan Sampah

Dengan latar belakang sebagai Geofisikawan, Shofi sangat dekat dengan fenomena bencana alam serta lingkungan. Dalam hal ini, dirinya turut memberikan wawasan mengenai lingkungan, hutan dan bencana alam serta laut dan konservasi penyu. Beberapa kali dirinya terlibat di berbagai kegiatan lingkungan seperti pilah-pilih sampah, kegiatan pemuda sadar sampah, dan lainnya. Dari mulai hal-hal kecil seperti selalu membawa kemasan untuk membeli makanan atau minuman, Shofi mengajak teman-temannya untuk turut menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam mengurangi sampah dan menjaga lingkungan.

“Perjalanan yang cukup naik turun, tapi seru! Fasilitas yang masih lebih banyak mendukung kita untuk “mencemari” lingkungan, mendorongku (dan mungkit pegiat lain) untuk menekan ego dan berpikir ulang dalam konsumsi maupun produksi sampah kita terutama. Karena kita tinggal di lingkungan, inilah yang dilakukan untuk membuat lingkungan lebih nyaman lagi,” papar Shofi.

Isu sampah, energi,dan kelestarian lingkungan menjadi topik yang dekat dengan kehidupan manusia tak terkecuali bagi para pemuda serta pelajar di kawasan Yogyakarta. Puluhan pelajar di Yogyakarta mendapatkan kesempatan dalam memperoleh edukasi mengenai lingkungan melalui acara Ecofest yang merupakan Seminar Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Rangka Kampanye Sekolah Sehat. Acara yang diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Teknik Industri Yogyakarta ini turut mengundang Shofi Rahmadini Kusumastuti sebagai narasumber. Shofi diketahui merupakan alumni Geofisika FMIPA UGM yang bergelut di bidang lingkungan.

“Harapan dari kegiatan yang dilakukan selama ini adalah mengajak kaum muda untuk lebih kritis soal permasalahan lingkungan. Mungkin sebagian besar sekarang tidak merasakan dampaknya. Tapi jika kita sekarang abai terhadap lingkungan, lambat laun akan jadi bom waktu yang berbahaya untuk semua,” papar Shofi.

Peran Shofi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam mengelola sampah. Kemudian, turut menjadi implementasi dari SDGs nomor 6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak, nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, nomor 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui perlindungan ekosistem dan air bersih, konsumersime, pengelolaan limbah, aksi iklim, edukasi mikroplastik, dan perlindungan lingkungan.

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM Lakukan Ekspedisi Merah Putih di Gunung Sangkareang

Dimas Dhanur, mahasiswa program studi Geofisika dan Wirawan, mahasiswa Elektronika Instrumentasi FMIPA UGM melakukan pendakian di Gunung Sangkareang, Pulau Lombok dalam rangka kegiatan Ekspedisi Merah Putih. Dengan melakukan pendakian bersama 4 mahasiswa lainnya yang tergabung dalam Tim KKN PPM UGM Lombok, Dimas dan Wirawan sukses mencapai puncak tertinggi nomor 2 di Pulau Lombok dengan ketinggian 3200 mdpl.

“Alasan kami mengadakan ekspedisi itu di antaranya mendukung wisata pendakian Gunung Sangkareang yang berada di wilayah sub unit kami. Kemudian, dalam rangka bulan Kemerdekaan Republik Indonesia yang merepresentasikan kontribusi UGM untuk Indonesia di puncak tertinggi kedua di Pulau Lombok,” papar Dimas.

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3 hingga 5 Agustus 2024 dengan membawa berbagai atribut kampus yang merepresentasikan semangat kebersamaan dalam melaksanakan pengabdian masyarakat sekaligus memperingati hari kemerdekaan Indonesia.

“Harapannya, dari kegiatan ini teman-teman jadi lebih termotivasi untuk melakukan pengabdian yang dapat mendukung pariwisata yang belum terlalu terjamah oleh wisatawan dan juga turut serta melestarikan gunung-gunung di Indonesia supaya dapat dinikmati oleh anak cucu kita nantinya,” papar Dimas.

Kegiatan ekspedisi yang dilakukan mahasiswa FMIPA UGM dengan Tim KKN PPM UGM tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam melakukan pengabdian masyarakat. Kemudian, menjadi refleksi dari SDGs nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan dalam perlindungan lingkungan khususnya di kawasan gunung.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Dimas Dhanur

Read More

Hari Hutan Indonesia, FMIPA UGM Beri Edukasi Kondisi Hutan di Indonesia

Peringatan Hari Hutan Indonesia jatuh setiap tanggal 7 Agustus. Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah Jaga Hutan, Jaga Iklim. Melalui konten yang dibuat, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat untuk lebih peka dan sadar terhadap kondisi hutan yang ada di Indonesia. Konten edukasi tersebut juga merupakan bagian dari upaya pelaksanaan kampanye digital dalam mendukung Hari Hutan Indonesia.

Dalam membuka topik, masyarakat diajak untuk berefleksi mengenai bagaimana kabar hutan di Indonesia. Selanjutnya, dikenalkan mengenai deforestasi yang merupakan proses hilangnya hutan dengan berbagai faktor seperti penebangan liar (illegal logging). Fakta mengejutkannya, banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa Indonesia sudah kehilangan sekitar 9,6 juta hektar hutan primer hanya dalam kurun waktu 2 tahun. Padahal, hutan di Indonesia merupakan peringkat ketiga sebagai hutan tropis terluas di dunia yang mampu berperan dalam mengatasi perubahan iklim.

Dampak lain dari penebangan liar yang dilakukan terhadap hutan di Indonesia adalah kebakaran hutan yang turut menyumbang penyebab turunnya jumlah hutan. Gundulnya hutan akibat penebangan liar menyisakan bahan-bahan kayu yang kering serta mudah terbakar dengan kondisi cuaca yang semakin panas.

Dengan adanya kondisi yang memprihatinkan tersebut, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat dalam upaya-upaya pelestarian yang dapat dilakukan seperti membagikan konten tersebut dalam menyadarkan dan membagikan pengetahuan terkait kondisi hutan di Indonesia yang dapat diakses melalui tautan https://www.instagram.com/p/C-WlX61y4LZ/?img_index=2

Edukasi yang dilakukan dalam momen Hari Hutan Indonesia tahun 2024 merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan, nomor 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui kampanye digital mengenai edukasi lingkungan yang meliputi iklim, keanekaragaman hayati, hutan, dan perlindungan lingkungan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Duel Skor UTBK Mahasiswa Baru FMIPA UGM: Skor Tertinggi Pukau Warganet

Setiap tahunnya, Pionir Pascal FMIPA UGM memiliki kesan dan pesan tersendiri bagi panitia atau mahasiswa baru. Pada tahun ini, mahasiswa baru mampu memukau warganet di laman media sosial FMIPA UGM dengan perolehan skor yang menembus angka 750.

“750 makan apa ya?” tanya akun mazow_sky pada akun resmi media sosial FMIPA UGM.

Para mahasiswa baru mendapat kesempatan untu menceritakan perihal jalur masuk yang ditempuh untuk dapat berkuliah di FMIPA UGM sekaligus nilai yang harus dicapai agar lolos di FMIPA UGM. Beberapa jalur mahasiswa baru yang dilewati terdiri atas SNBP, SNBT, PBU, UM, dan CBT. Selain itu, mahasiswa baru juga mendapat kesempatan untuk menceritakan ekspetasi mereka ketika kuliah di FMIPA UGM.

“Kalau aku lewat jalur SNBP, rata-rata skor nilai raporku 88,” kata Keine, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024.

Selain skor nilai rapor, skor UTBK yang cukup memukau diraih oleh Dhimas, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024. Dhimas menceritakan bahwa dirinya meraih skor 753. Dirinya juga turut membagikan perihal ekspetasi berkuliah ke depan yaitu semoga kegiatan perkuliahan berjalan dengan asik dan memiliki teman-teman yang kreatif serta dosen yang kooperatif.

Kegiatan Pionir Pascal yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam mengemukakan ide dan gagasan serta nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik dalam melaksanakan kegiatan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Tim Media FMIPA UGM
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Mahasiswa Baru FMIPA UGM Sabet Juara Miss Bantul 2024

Kabar gembira menyelimuti Najwa Fitria Sugiarto, mahasiswa baru FMIPA UGM program studi Statistika 2024. Sosok belia yang sejak bangku sekolah memanen juara di bidang olimpiade dan panggung hiburan tersebut mampu mengoptimalkan prestasinya di tengah kesibukan kegiatan Pionir Pascal yang merupakan agenda wajib bagi mahasiswa baru.

“Alhamdulillah, saya berhasil meraih sebagai Juara 1 Miss Bantul 2024 dan 2 kategori lain yaitu Miss Bantul Pendidikan dan Miss Bantul Kewirausahaan 2024,” papar Najwa.

Puncak acara dari ajang Miss Bantul ini dilaksanakan pada 3 Agustus di Pendopo Parasamiya Bantul. Dari 24 finalis yang terseleksi, Najwa mampu meraih juara pertama dengan 2 kategori yang juga diraihnya. Proses yang dilewati Najwa cukup panjang yaitu mulai dari 27 Mei hingga 3 Agustus 2024. Rangkaian acara yang dilalui terdiri atas pelatihan, kegiatan sosial, dan pameran budaya.

Kegiatan pelatihan meliputi materi keorganisasian, kelas motivasi, kelas wicara publik, modelling, pemotretan, dan beragam pembekalan lainnya dari Pemerintah Kabupaten Bantul. Pada kegiatan sosial, para finalis terlibat pada kegiatan bakti sosial dan kampanye lingkungan. Selanjutnya, pada pameran budaya, para peserta diajak memperkenalkan kekayaan dan potensi lokal kepada masyarakat.

“Saya sangat bersyukur dan terhormat bisa terpilih sebagai Miss Bantul 2024. Pengalaman ini sangat berarti bagi saya, bukan hanya sebagai perjalanan pribadi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berkontribusi bagi masyarakat dan memperkenalkan kekayaan ekonomi, UMKM, dan budaya Bantul. Selama proses seleksi, saya belajar banyak dari teman-teman peserta, panitia, dan juri. Atmosfer yang penuh semangat dan persahabatan membuat saya merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik,” papar Najwa.

Najwa juga berharap melalui ajang ini dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk percaya diri dan berani mengejar Impian mereka. Sebagai pemenang, dirinya ingin memanfaatkan gelar tersebut untuk melakukan lebih banyak kegiatan sosial dan menjangkau masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan lingkungan.

Prestasi dan kontribusi Najwa di bidang pendidikan, sosial, dan budaya tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kompetensi keterampilan yang dilakukan melalui ajang Miss Bantul 2024, nomor 5 yaitu Kesetaraan Gender melalui pemberdayaan perempuan di kawasan Bantul, serta nomor 14 dan 15 yaitu Ekosistem Lautan dan Ekosistem Daratan melalui kampanye sadar lingkungan yang dilakukan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Najwa Fitria Sugiarto

Read More
Translate