Search
Search
Search

SDG 14: Ekosistem Lautan

Hari Mangrove Sedunia, FMIPA UGM Beri Edukasi Kondisi Mangrove di Indonesia

Peringatan Mangrove Sedunia jatuh setiap tanggal 26 Juli. Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah Mangrove for Future 2024. Melalui konten yang dibuat, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat untuk lebih peka dan sadar terhadap kondisi mangrove yang ada di Indonesia. Konten edukasi tersebut juga merupakan bagian dari upaya pelaksanaan kampanye digital dalam mendukung Hari Mangrove Sedunia.

Dalam membuka topik, masyarakat diajak untuk merasa bangga mengenai kekayaan alam mangrove di Indonesia sebesar 3.364.047 Ha. Hal ini menyuguhkan fakta bahwa Indonesia memiliki 20,37% dari total mangrove di dunia. Dengan ini, beragam manfaat dan fungsi dari mangrove perlu diketahui masyarakat baik secara umum atau khusus dari segi keilmuan sains.

Selanjutnya, mangrove dikenalkan sebagai benteng alam yang berfungsi dalam melawan abrasi dan erosi. Selain itu, mangrove dapat mengurangi dampak dari tsunami melalui penyerapan energi gelombang air laut. Fakta dari penelitian yang dilakukan, hutan mangrove yang sehat mengalami kerusakan lebih sedikit selama terjadinya hantaman badai atau gelombang air laut.

Dari sudut pandang ilmu Fisika, mangrove memiliki adaptasi yang luar biasa dalam bertahan di lingkungan yang ekstrem. Akar dan daun yang didesain untuk menopang dan mendapatkan oksigen dalam kondisi air pasang menjadi keunikan tersendiri bagi mangrove dan memiliki peran penting di ekosistem pesisir. Di sisi lain, dari segi keilmuan Kimia, mangrove memiliki senyawa tanin yang memiliki dampak besar dalam penyerapan logam berat dan polutan dari air.

Dampak besar dan peran penting mangrove tersebut perlu diketahui masyarakat luas sehingga menimbulkan dorongan untuk bersama menjaga hutan mangrove di tengah ancaman dan tantangan yang dialami seperti pembabatan mangrove untuk tambak dan pencemaran secara besar-besaran pada ekosistem perairan. Untuk itu, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat dalam upaya-upaya pelestarian yang dapat dilakukan seperti membagikan konten tersebut dalam menyadarkan dan membagikan pengetahuan terkait kondisi mangrove di Indonesia yang dapat diakses melalui tautan https://www.instagram.com/p/C94SC1dSte1/?img_index=2

Edukasi yang dilakukan dalam momen Hari Mangrove Sedunia tahun 2024 merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan terutama edukasi mengenai lingkungan, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui kampanye digital mengenai edukasi lingkungan yang meliputi keanekaragaman hayati, mangrove, konservasi, garis Pantai, polusi minyak, pengelolaan ekosistem, dan perlindungan lingkungan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

The 6th International Conference on Chemical Science: Dukung Penelitian Kimia untuk Keberlanjutan, Kimia UGM Gelar Konferensi Kimia Internasional

Sebanyak 150 peserta dari 8 negara mengikuti kegiatan The 6th International Conference on Chemical Science yang merupakan Konferesi Kimia Internasional oleh Departemen Kimia FMIPA UGM pada tanggal 24 – 25 Juli 2024. Acara dilaksanakan di Ruang Auditorium FMIPA UGM dengan dihadiri peserta yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan, Jepang, Irak, Belanda, dan Italia.

Dengan mengusung tema Chemistry for Better Life and Envinronment, acara ini mendorong dan mempertemukan para praktisi dan ahli di bidang kimia dalam melakukan penelitian sekaligus publikasi yang akan turut mendukung keberlangsungan lingkungan di masa depan.

“Kegiatan konferensi ini mendorong warga Kimia untuk mempublikasikan jurnal di jurnal internasional. Harapannya, selain outputnya artikel, ada visualisasi penlitian Kimia yang bisa ditampilkan dan menambah exposure. Hal ini bertujuan untuk membuka orang lain untuk meneliti lebih dalam mengenai penelitian di bidang kimia dan bermanfaat bagi lingkungan,” papar Prof. Dr. rer. nat. Nuryono, M.S., selaku ketua pelaksana The 6th International Conference on Chemical Science.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana turut membuka dan mendukung acara ini melalui sambutan yang diberikan. Menurutnya, konferensi ini menjadi ruang penting bagi para peneliti dan akademisi di bidang kimia dalam melakukan kolaborasi riset untuk keberlanjutan dan masa depan di berbagai bidang seperti kesehatan, pangan, dan lingkungan.

Sebanyak 16 poster dan 66 presentasi hadir di acara tersebut. Sesi presentasi tersebut membuka kesempatan luas bagi mahasiswa, peneliti, dan praktisi untuk bertukar pikiran serta membuka peluang kolaborasi riset dan kerja sama dalam penelitian di bidang kimia yang berdampak bagi lingkungan dan keberlanjutan.

The 6th International Conference on Chemical Science sejalan dengan SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkuliatas, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, nomro 15 yaitu Ekosistem Daratan, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui pertukaran ide dan gagasan riset di bidang kimia serta upaya pengembangan penelitian untuk mewujudkan implementasi kimia dalam menjaga dan merestorasi lingkungan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Tim Media Kimia UGM

Read More

Alumni Geofisika FMIPA UGM Ajak Pemuda Bijak Kelola Sampah Plastik

Puluhan pemuda di Yogyakarta mendapatkan kesempatan dalam memperoleh edukasi mengenai pengelolaan sampah plastik yang dilaksanakan pada 5 – 7 Juli 2024 di Wisma Ngestilaras, Kaliurang melalui acara Jambore Pemuda Daerah. Acara yang diselenggarakan oleh Purna Pemuda Muda Indonesia dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta ini turut mengundang Shofi Rahmadini Kusumastuti sebagai narasumber. Shofi diketahui merupakan alumni Geofisika FMIPA UGM yang bergelut di bidang lingkungan.

Dengan membawa tema Habis Platsik Susah Dibuang: Lalu Kaum Muda Bisa Apa? Shofi membagikan cerita dan wawasan terkait sampah plastik dengan beragam permasalahan dan solusinya.

“Kenapa plastik bermanfaat untuk kita?”, tanya Shofi dalam membuka presentasinya kepada para peserta.

Beragam jawaban disampaikan peserta melalui apliaksi interaktif menti.com dengan jawaban yang bervariasi mulai dari murah dan ringan, mudah dibawa, ekonomis, kuat dan ringan, dan lainnya.

Peserta mendapat materi yang meliputi jenis dan kode wadah plastik yang aman digunakan untuk konsumsi dan tidak, sejarah penggunaan plastik, kondisi lingkungan di sekitar Yogyakarta, tokoh dan pegiat lingkungan, mikroplastik, gaya hidup berkelanjutan, beserta solusi dalam penanganan sampah seperti menerapkan kegiatan 6R.

“Saat ini kita tidak hanya menerapkan 3R saja tetapi 6R yang terdiri atas rethink, refuse, reduce, reuse, repair, dan recycle dalam pengelolaan sampah plastik,” papar Shofi.

Dalam hal ini, Shofi juga memperkenalkan organisasi yang mau menerima sampah masyarakat seperti daur resik serta memperkenalkan toko keperluan sehari-hari yang ramah lingkungan. Dalam mengakhiri presentasinya, Shofi menekankan peran pemuda dalam pengelolaan lingkungan terutama sampah plastik dan mengajak para pemuda untuk memulai dari sekarang juga sesuai dengan kemampuan yang ada.

Peran Shofi dalam memberikan edukasi kepada pemuda untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam mengelola sampah. Kemudian, turut menjadi implementasi dari SDGs nomor 6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak, nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, nomor 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui perlindungan ekosistem dan air bersih, konsumersime, pengelolaan limbah, aksi iklim, edukasi mikroplastik, dan perlindungan lingkungan.

Read More

Darurat Mikroplastik di Lingkungan, Kimia FMIPA UGM Gelar Kuliah Tamu Internasional dengan Pakar dari Universitas Tokushima

Mahasiswa bertanya saat sesi diskusi berlangsung (Foto: Damar)

Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah tamu internasional pada hari Selasa, 25 Juni 2024 di Ruang Seminar Departemen Kimia UGM. Acara ini menghadirkan 2 pakar terkemuka dari Universitas Tokushima, Jepang, yaitu Assoc. Prof. Kei-Ichiro Murai dan Assoc. Prof. Hitoshi Mizuguchi, yang memaparkan topik terkini dan relevan dalam bidang ilmu material dan analisis lingkungan.

Assoc. Prof. Kei-Ichiro Murai membuka sesi dengan presentasi bertajuk “X-ray Analyses for Material Science”. Prof. Murai mengupas berbagai teknik analisis material menggunakan sinar-X, menjelaskan bagaimana sinar-X mampu mengungkap struktur dan komposisi material pada tingkat atomik. Pengetahuan ini sangat penting dalam pengembangan teknologi baru dan material yang lebih efisien.

Assoc. Prof. Kei-Ichiro Murai menyampaikan materi “X-ray Analyses for Material Science”

Selanjutnya, Assoc. Prof. Hitoshi Mizuguchi membawa para peserta menyelami dunia mikroplastik di udara melalui materi “Analysis of Airborne Microplastics by Pyrolysis-Gas Chromatography-Mass Spectroscopy”. Prof. Mizuguchi memaparkan metode analisis mikroplastik di udara menggunakan teknik pirolisis-gas kromatografi-mass spektroskopi. Teknik ini membantu dalam mendeteksi dan menganalisis partikel mikroplastik yang semakin banyak mencemari lingkungan, terutama di udara perkotaan.

Assoc. Prof. Hitoshi Mizuguchi memaparkan materi “Analysis of Airborne Microplastics by Pyrolysis-Gas Chromatography-Mass Spectroscopy” (Foto: Damar)

Kuliah tamu ini dimoderatori oleh Dr. Suherman, pakar kimia lingkungan dari UGM. Dalam moderasinya, Dr. Suherman menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam penelitian ilmiah dan bagaimana pengetahuan yang dibagikan oleh para pakar dari Universitas Tokushima dapat membantu UGM dalam mencapai tujuan penelitian yang lebih tinggi.

Lebih dari itu, acara ini memiliki relevansi yang kuat dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Materi tentang analisis material oleh Prof. Murai berkontribusi pada SDGs 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dengan mendorong penelitian dan inovasi di bidang teknologi material yang ramah lingkungan dan efisien.

Presentasi Prof. Mizuguchi tentang mikroplastik berhubungan langsung dengan SDGs 14 (Kehidupan di Bawah Air) dan SDGs 15 (Kehidupan di Darat). Analisis dan deteksi mikroplastik sangat penting untuk mengatasi polusi plastik yang mengancam ekosistem laut dan darat.

Kegiatan ini juga mendukung SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi internasional antara UGM dan Universitas Tokushima. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman ini memperkuat jaringan akademik global dan mendukung pencapaian SDGs secara kolektif.

Penulis: Damar Novi Pradityaka
Fotografi: Roory Zaky Hasya
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Teknologi IoT dan Big Data Potensial Dikembangkan di Sektor Pertanian dan Kelautan

Indonesia belum sepenuhnya memaksimalkan pemanfaatan potensi konvergensi teknologi Internet of Thing (IoT) dan Big Data secara maksimal dalam mendukung percepatan perkembangan teknologi domestik, meningkatkan kemandiriannya dalam hal teknologi, dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.  Padahal kedua teknologi ini dapat menciptakan solusi inovatif dan berdampak besar untuk banyak bidang karena memungkinkan pemantauan dan analisis data secara real time. “Teknologi IoT dapat digunakan dalam sektor pertanian dan kelautan untuk mengumpulkan data cuaca, kualitas tanah, atau kondisi laut yang kemudian dianalisis menggunakan Big Data untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan,” ujar Dosen Departemen Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. techn. Ahmad Ashari, M.I.Kom., dalam pidato pengukuhan Guru Besar di Balai Senat, Selasa (25/6).

Dalam pidato yang berjudul Konvergensi Internet of Things dan Big Data, Manfaat dan Tantangannya, Ahmad Ashari menuturkan bahwa konvergensi ini juga akan mendukung perkembangan CPS atau Cyber-Physical Systems (CPS) yang berbentuk pemantauan dan kendali real time, optimasi proses dan kinerja, prediksi dan perencanaan, keselamatan dan keamanan, serta fleksibilitas dan adaptabilitas.

Meskipun konvergensi keduanya memiliki potensi besar, ada beberapa tantangan yang dikemukakan oleh Ahmad yang perlu diatasi dalam mengintegrasikan keduanya. Salah satunya yaitu terkait data yang dihasilkan oleh perangkat IoT yang seringkali sensitif dan rentan terhadap serangan siber. “Perlindungan terhadap privasi dan keamanan data menjadi kunci, baik selama proses pengumpulan, penyimpanan, maupun analisis agar tidak dieksploitasi oleh pihak-pihak yang bermaksud jahat, untuk mencuri data atau mengganggu operasi sistem,” papar Ahmad.

Tantangan lainnya yaitu berkaitan dengan IoT yang menghasilkan volume data yang sangat besar, yang memerlukan infrastruktur dan kapasitas penyimpanan data yang cukup besar. Sehingga diperlukan biaya dan ketersediaan sumber daya komputasi yang memadai. Hambatan lainnya mencakup keterbatasan jaringan, masalah interoperabilitas, kebutuhan akan pemahaman yang mendalam, serta keterampilan teknis yang canggih.

Ahmad menegaskan bahwa untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada diperlukan pendekatan yang holistik dan komprehensif, termasuk pengembangan infrastruktur yang kuat, kebijakan dan praktik keamanan yang ketat, serta investasi dalam pengembangan keterampilan dan kapasitas tenaga kerja yang relevan. “Dengan mengatasi tantangan yang ada, konvergensi IoT dan Big Data dapat memberikan manfaat besar bagi organisasi dan masyarakat secara keseluruhan,” ucapnya.

Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, M.Sc., turut memberikan pidato sambutan setelah mengalungkan samir Guru Besar pada Prof. Dr. techn. Ahmad Ashari, M.I.Kom. Dalam pidatonya, ia menyebutkan bahwa Prof. Ahmad Ashari adalah salah satu dari 460 guru besar aktif di Universitas Gadjah Mada, dan salah satu dari 42 guru besar aktif dari total 58 guru besar di FMIPA UGM.

Penulis: Dita
Editor: Gusti Grehenson
Foto: Donnie

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/teknologi-iot-dan-big-data-potensial-dikembangkan-di-sektor-pertanian-dan-kelautan/

Read More

Age is Merely a Number: The Oldest Competency Certification Participant from FMIPA UGM Continues Inspiring Work Through Chemical Waste

Entering the third decade as the Laboratory Education Manager (PLP) for the Elins UGM Study Program, Mardi Wasono had the opportunity to obtain certification as a Young Competent Chemical Safety Expert in Jakarta at the end of 2023. The activity was funded by the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia through PT. UNILAB PERDANA with an Assessor from the Industrial Chemical Profession Certification Institute (LSPKI). Participants had to pass administrative selection stages with a portfolio attachment. Subsequently, successful participants underwent 15 days of online mentoring and industrial supervision. Following that, participants traveled to Jakarta for a 5-day training and competency test. In this case, only 20 participants were selected from applicants across Indonesia to go to Jakarta for certification.

Mardi expressed his pride and gratitude for the opportunity, considering his educational background as a graduate of STM in electrical engineering and his not-so-young age. Even with only 3 years and 3 months left dedicating himself to FMIPA UGM, Mardi still felt the desire to innovate in the field of chemical waste management. “I graduated from STM in electrical engineering but luckily could participate in research and training. Everything funded, free of charge. I am not the oldest participant, but I’m considered senior because the others are younger,” he said, displaying the obtained Young Competent Chemical Safety Expert certificate. The enthusiasm and spirit in conducting research for the benefit translate into concrete steps for SDGs impacting innovation (9), marine ecosystems (14), and terrestrial ecosystems (15).

Mardi has been involved in chemical waste research for the past 4-5 years, but his laboratory experience spans over 30 years. The research stemmed from his concerns about the management of chemical waste and its environmental impact. On the other hand, another driving factor was his concern for safety in working, especially in chemical waste management. The goal of the research is to reduce the levels of heavy metal values in chemicals to meet the standards set by the government. This is done to ensure that chemicals do not have a negative impact on the environment, whether for humans, animals, or plants. “Chemical waste is dangerous if not treated and directly disposed of into the environment. Substances like HCl and H2O2 are strong acids. Therefore, they need to be treated first to avoid polluting the environment,” he explained.

Mardi is also grateful for the supportive colleagues in his research, involving professors, researchers, and technicians. Reflecting on his participation in the certification activity at the twilight of his career, Mardi believes it helped him understand his shortcomings and acknowledges that, as a human, he is far from “perfect,” given the many outstanding individuals he has encountered. He also hopes that many staff in other universities will continue to innovate and develop to provide benefits to their surroundings. Although Mardi will retire in 2027, he remains actively engaged in developing his research on chemical waste management. “Currently, I am using agricultural waste (straw) from the Faculty of Veterinary Medicine UGM as an absorbent medium to reduce the levels of heavy metals in the chemical waste generated from practical activities in the basic Elins laboratory. The hope is to achieve the desired target and not harm the environment,” he added.

Keywords: competency certification, FMIPA UGM, laboratory, chemical waste, occupational health and safety (K3), Chemistry

Humas FMIPA UGM | Febriska Noor Fitriana

Read More

Hari Mangrove Sedunia, FMIPA UGM Beri Edukasi Kondisi Mangrove di Indonesia

Peringatan Mangrove Sedunia jatuh setiap tanggal 26 Juli. Pada tahun ini, tema yang diangkat adalah Mangrove for Future 2024. Melalui konten yang dibuat, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat untuk lebih peka dan sadar terhadap kondisi mangrove yang ada di Indonesia. Konten edukasi tersebut juga merupakan bagian dari upaya pelaksanaan kampanye digital dalam mendukung Hari Mangrove Sedunia.

Dalam membuka topik, masyarakat diajak untuk merasa bangga mengenai kekayaan alam mangrove di Indonesia sebesar 3.364.047 Ha. Hal ini menyuguhkan fakta bahwa Indonesia memiliki 20,37% dari total mangrove di dunia. Dengan ini, beragam manfaat dan fungsi dari mangrove perlu diketahui masyarakat baik secara umum atau khusus dari segi keilmuan sains.

Selanjutnya, mangrove dikenalkan sebagai benteng alam yang berfungsi dalam melawan abrasi dan erosi. Selain itu, mangrove dapat mengurangi dampak dari tsunami melalui penyerapan energi gelombang air laut. Fakta dari penelitian yang dilakukan, hutan mangrove yang sehat mengalami kerusakan lebih sedikit selama terjadinya hantaman badai atau gelombang air laut.

Dari sudut pandang ilmu Fisika, mangrove memiliki adaptasi yang luar biasa dalam bertahan di lingkungan yang ekstrem. Akar dan daun yang didesain untuk menopang dan mendapatkan oksigen dalam kondisi air pasang menjadi keunikan tersendiri bagi mangrove dan memiliki peran penting di ekosistem pesisir. Di sisi lain, dari segi keilmuan Kimia, mangrove memiliki senyawa tanin yang memiliki dampak besar dalam penyerapan logam berat dan polutan dari air.

Dampak besar dan peran penting mangrove tersebut perlu diketahui masyarakat luas sehingga menimbulkan dorongan untuk bersama menjaga hutan mangrove di tengah ancaman dan tantangan yang dialami seperti pembabatan mangrove untuk tambak dan pencemaran secara besar-besaran pada ekosistem perairan. Untuk itu, FMIPA UGM turut mengajak masyarakat dalam upaya-upaya pelestarian yang dapat dilakukan seperti membagikan konten tersebut dalam menyadarkan dan membagikan pengetahuan terkait kondisi mangrove di Indonesia yang dapat diakses melalui tautan https://www.instagram.com/p/C94SC1dSte1/?img_index=2

Edukasi yang dilakukan dalam momen Hari Mangrove Sedunia tahun 2024 merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan terutama edukasi mengenai lingkungan, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui kampanye digital mengenai edukasi lingkungan yang meliputi keanekaragaman hayati, mangrove, konservasi, garis Pantai, polusi minyak, pengelolaan ekosistem, dan perlindungan lingkungan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

The 6th International Conference on Chemical Science: Dukung Penelitian Kimia untuk Keberlanjutan, Kimia UGM Gelar Konferensi Kimia Internasional

Sebanyak 150 peserta dari 8 negara mengikuti kegiatan The 6th International Conference on Chemical Science yang merupakan Konferesi Kimia Internasional oleh Departemen Kimia FMIPA UGM pada tanggal 24 – 25 Juli 2024. Acara dilaksanakan di Ruang Auditorium FMIPA UGM dengan dihadiri peserta yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan, Jepang, Irak, Belanda, dan Italia.

Dengan mengusung tema Chemistry for Better Life and Envinronment, acara ini mendorong dan mempertemukan para praktisi dan ahli di bidang kimia dalam melakukan penelitian sekaligus publikasi yang akan turut mendukung keberlangsungan lingkungan di masa depan.

“Kegiatan konferensi ini mendorong warga Kimia untuk mempublikasikan jurnal di jurnal internasional. Harapannya, selain outputnya artikel, ada visualisasi penlitian Kimia yang bisa ditampilkan dan menambah exposure. Hal ini bertujuan untuk membuka orang lain untuk meneliti lebih dalam mengenai penelitian di bidang kimia dan bermanfaat bagi lingkungan,” papar Prof. Dr. rer. nat. Nuryono, M.S., selaku ketua pelaksana The 6th International Conference on Chemical Science.

Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana turut membuka dan mendukung acara ini melalui sambutan yang diberikan. Menurutnya, konferensi ini menjadi ruang penting bagi para peneliti dan akademisi di bidang kimia dalam melakukan kolaborasi riset untuk keberlanjutan dan masa depan di berbagai bidang seperti kesehatan, pangan, dan lingkungan.

Sebanyak 16 poster dan 66 presentasi hadir di acara tersebut. Sesi presentasi tersebut membuka kesempatan luas bagi mahasiswa, peneliti, dan praktisi untuk bertukar pikiran serta membuka peluang kolaborasi riset dan kerja sama dalam penelitian di bidang kimia yang berdampak bagi lingkungan dan keberlanjutan.

The 6th International Conference on Chemical Science sejalan dengan SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkuliatas, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, nomro 15 yaitu Ekosistem Daratan, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui pertukaran ide dan gagasan riset di bidang kimia serta upaya pengembangan penelitian untuk mewujudkan implementasi kimia dalam menjaga dan merestorasi lingkungan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Tim Media Kimia UGM

Read More

Alumni Geofisika FMIPA UGM Ajak Pemuda Bijak Kelola Sampah Plastik

Puluhan pemuda di Yogyakarta mendapatkan kesempatan dalam memperoleh edukasi mengenai pengelolaan sampah plastik yang dilaksanakan pada 5 – 7 Juli 2024 di Wisma Ngestilaras, Kaliurang melalui acara Jambore Pemuda Daerah. Acara yang diselenggarakan oleh Purna Pemuda Muda Indonesia dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta ini turut mengundang Shofi Rahmadini Kusumastuti sebagai narasumber. Shofi diketahui merupakan alumni Geofisika FMIPA UGM yang bergelut di bidang lingkungan.

Dengan membawa tema Habis Platsik Susah Dibuang: Lalu Kaum Muda Bisa Apa? Shofi membagikan cerita dan wawasan terkait sampah plastik dengan beragam permasalahan dan solusinya.

“Kenapa plastik bermanfaat untuk kita?”, tanya Shofi dalam membuka presentasinya kepada para peserta.

Beragam jawaban disampaikan peserta melalui apliaksi interaktif menti.com dengan jawaban yang bervariasi mulai dari murah dan ringan, mudah dibawa, ekonomis, kuat dan ringan, dan lainnya.

Peserta mendapat materi yang meliputi jenis dan kode wadah plastik yang aman digunakan untuk konsumsi dan tidak, sejarah penggunaan plastik, kondisi lingkungan di sekitar Yogyakarta, tokoh dan pegiat lingkungan, mikroplastik, gaya hidup berkelanjutan, beserta solusi dalam penanganan sampah seperti menerapkan kegiatan 6R.

“Saat ini kita tidak hanya menerapkan 3R saja tetapi 6R yang terdiri atas rethink, refuse, reduce, reuse, repair, dan recycle dalam pengelolaan sampah plastik,” papar Shofi.

Dalam hal ini, Shofi juga memperkenalkan organisasi yang mau menerima sampah masyarakat seperti daur resik serta memperkenalkan toko keperluan sehari-hari yang ramah lingkungan. Dalam mengakhiri presentasinya, Shofi menekankan peran pemuda dalam pengelolaan lingkungan terutama sampah plastik dan mengajak para pemuda untuk memulai dari sekarang juga sesuai dengan kemampuan yang ada.

Peran Shofi dalam memberikan edukasi kepada pemuda untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam mengelola sampah. Kemudian, turut menjadi implementasi dari SDGs nomor 6 yaitu Air Bersih dan Sanitasi Layak, nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, nomor 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan, dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui perlindungan ekosistem dan air bersih, konsumersime, pengelolaan limbah, aksi iklim, edukasi mikroplastik, dan perlindungan lingkungan.

Read More

Darurat Mikroplastik di Lingkungan, Kimia FMIPA UGM Gelar Kuliah Tamu Internasional dengan Pakar dari Universitas Tokushima

Mahasiswa bertanya saat sesi diskusi berlangsung (Foto: Damar)

Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah tamu internasional pada hari Selasa, 25 Juni 2024 di Ruang Seminar Departemen Kimia UGM. Acara ini menghadirkan 2 pakar terkemuka dari Universitas Tokushima, Jepang, yaitu Assoc. Prof. Kei-Ichiro Murai dan Assoc. Prof. Hitoshi Mizuguchi, yang memaparkan topik terkini dan relevan dalam bidang ilmu material dan analisis lingkungan.

Assoc. Prof. Kei-Ichiro Murai membuka sesi dengan presentasi bertajuk “X-ray Analyses for Material Science”. Prof. Murai mengupas berbagai teknik analisis material menggunakan sinar-X, menjelaskan bagaimana sinar-X mampu mengungkap struktur dan komposisi material pada tingkat atomik. Pengetahuan ini sangat penting dalam pengembangan teknologi baru dan material yang lebih efisien.

Assoc. Prof. Kei-Ichiro Murai menyampaikan materi “X-ray Analyses for Material Science”

Selanjutnya, Assoc. Prof. Hitoshi Mizuguchi membawa para peserta menyelami dunia mikroplastik di udara melalui materi “Analysis of Airborne Microplastics by Pyrolysis-Gas Chromatography-Mass Spectroscopy”. Prof. Mizuguchi memaparkan metode analisis mikroplastik di udara menggunakan teknik pirolisis-gas kromatografi-mass spektroskopi. Teknik ini membantu dalam mendeteksi dan menganalisis partikel mikroplastik yang semakin banyak mencemari lingkungan, terutama di udara perkotaan.

Assoc. Prof. Hitoshi Mizuguchi memaparkan materi “Analysis of Airborne Microplastics by Pyrolysis-Gas Chromatography-Mass Spectroscopy” (Foto: Damar)

Kuliah tamu ini dimoderatori oleh Dr. Suherman, pakar kimia lingkungan dari UGM. Dalam moderasinya, Dr. Suherman menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam penelitian ilmiah dan bagaimana pengetahuan yang dibagikan oleh para pakar dari Universitas Tokushima dapat membantu UGM dalam mencapai tujuan penelitian yang lebih tinggi.

Lebih dari itu, acara ini memiliki relevansi yang kuat dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Materi tentang analisis material oleh Prof. Murai berkontribusi pada SDGs 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dengan mendorong penelitian dan inovasi di bidang teknologi material yang ramah lingkungan dan efisien.

Presentasi Prof. Mizuguchi tentang mikroplastik berhubungan langsung dengan SDGs 14 (Kehidupan di Bawah Air) dan SDGs 15 (Kehidupan di Darat). Analisis dan deteksi mikroplastik sangat penting untuk mengatasi polusi plastik yang mengancam ekosistem laut dan darat.

Kegiatan ini juga mendukung SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi internasional antara UGM dan Universitas Tokushima. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman ini memperkuat jaringan akademik global dan mendukung pencapaian SDGs secara kolektif.

Penulis: Damar Novi Pradityaka
Fotografi: Roory Zaky Hasya
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Teknologi IoT dan Big Data Potensial Dikembangkan di Sektor Pertanian dan Kelautan

Indonesia belum sepenuhnya memaksimalkan pemanfaatan potensi konvergensi teknologi Internet of Thing (IoT) dan Big Data secara maksimal dalam mendukung percepatan perkembangan teknologi domestik, meningkatkan kemandiriannya dalam hal teknologi, dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.  Padahal kedua teknologi ini dapat menciptakan solusi inovatif dan berdampak besar untuk banyak bidang karena memungkinkan pemantauan dan analisis data secara real time. “Teknologi IoT dapat digunakan dalam sektor pertanian dan kelautan untuk mengumpulkan data cuaca, kualitas tanah, atau kondisi laut yang kemudian dianalisis menggunakan Big Data untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan,” ujar Dosen Departemen Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. techn. Ahmad Ashari, M.I.Kom., dalam pidato pengukuhan Guru Besar di Balai Senat, Selasa (25/6).

Dalam pidato yang berjudul Konvergensi Internet of Things dan Big Data, Manfaat dan Tantangannya, Ahmad Ashari menuturkan bahwa konvergensi ini juga akan mendukung perkembangan CPS atau Cyber-Physical Systems (CPS) yang berbentuk pemantauan dan kendali real time, optimasi proses dan kinerja, prediksi dan perencanaan, keselamatan dan keamanan, serta fleksibilitas dan adaptabilitas.

Meskipun konvergensi keduanya memiliki potensi besar, ada beberapa tantangan yang dikemukakan oleh Ahmad yang perlu diatasi dalam mengintegrasikan keduanya. Salah satunya yaitu terkait data yang dihasilkan oleh perangkat IoT yang seringkali sensitif dan rentan terhadap serangan siber. “Perlindungan terhadap privasi dan keamanan data menjadi kunci, baik selama proses pengumpulan, penyimpanan, maupun analisis agar tidak dieksploitasi oleh pihak-pihak yang bermaksud jahat, untuk mencuri data atau mengganggu operasi sistem,” papar Ahmad.

Tantangan lainnya yaitu berkaitan dengan IoT yang menghasilkan volume data yang sangat besar, yang memerlukan infrastruktur dan kapasitas penyimpanan data yang cukup besar. Sehingga diperlukan biaya dan ketersediaan sumber daya komputasi yang memadai. Hambatan lainnya mencakup keterbatasan jaringan, masalah interoperabilitas, kebutuhan akan pemahaman yang mendalam, serta keterampilan teknis yang canggih.

Ahmad menegaskan bahwa untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada diperlukan pendekatan yang holistik dan komprehensif, termasuk pengembangan infrastruktur yang kuat, kebijakan dan praktik keamanan yang ketat, serta investasi dalam pengembangan keterampilan dan kapasitas tenaga kerja yang relevan. “Dengan mengatasi tantangan yang ada, konvergensi IoT dan Big Data dapat memberikan manfaat besar bagi organisasi dan masyarakat secara keseluruhan,” ucapnya.

Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, M.Sc., turut memberikan pidato sambutan setelah mengalungkan samir Guru Besar pada Prof. Dr. techn. Ahmad Ashari, M.I.Kom. Dalam pidatonya, ia menyebutkan bahwa Prof. Ahmad Ashari adalah salah satu dari 460 guru besar aktif di Universitas Gadjah Mada, dan salah satu dari 42 guru besar aktif dari total 58 guru besar di FMIPA UGM.

Penulis: Dita
Editor: Gusti Grehenson
Foto: Donnie

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/teknologi-iot-dan-big-data-potensial-dikembangkan-di-sektor-pertanian-dan-kelautan/

Read More

Age is Merely a Number: The Oldest Competency Certification Participant from FMIPA UGM Continues Inspiring Work Through Chemical Waste

Entering the third decade as the Laboratory Education Manager (PLP) for the Elins UGM Study Program, Mardi Wasono had the opportunity to obtain certification as a Young Competent Chemical Safety Expert in Jakarta at the end of 2023. The activity was funded by the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia through PT. UNILAB PERDANA with an Assessor from the Industrial Chemical Profession Certification Institute (LSPKI). Participants had to pass administrative selection stages with a portfolio attachment. Subsequently, successful participants underwent 15 days of online mentoring and industrial supervision. Following that, participants traveled to Jakarta for a 5-day training and competency test. In this case, only 20 participants were selected from applicants across Indonesia to go to Jakarta for certification.

Mardi expressed his pride and gratitude for the opportunity, considering his educational background as a graduate of STM in electrical engineering and his not-so-young age. Even with only 3 years and 3 months left dedicating himself to FMIPA UGM, Mardi still felt the desire to innovate in the field of chemical waste management. “I graduated from STM in electrical engineering but luckily could participate in research and training. Everything funded, free of charge. I am not the oldest participant, but I’m considered senior because the others are younger,” he said, displaying the obtained Young Competent Chemical Safety Expert certificate. The enthusiasm and spirit in conducting research for the benefit translate into concrete steps for SDGs impacting innovation (9), marine ecosystems (14), and terrestrial ecosystems (15).

Mardi has been involved in chemical waste research for the past 4-5 years, but his laboratory experience spans over 30 years. The research stemmed from his concerns about the management of chemical waste and its environmental impact. On the other hand, another driving factor was his concern for safety in working, especially in chemical waste management. The goal of the research is to reduce the levels of heavy metal values in chemicals to meet the standards set by the government. This is done to ensure that chemicals do not have a negative impact on the environment, whether for humans, animals, or plants. “Chemical waste is dangerous if not treated and directly disposed of into the environment. Substances like HCl and H2O2 are strong acids. Therefore, they need to be treated first to avoid polluting the environment,” he explained.

Mardi is also grateful for the supportive colleagues in his research, involving professors, researchers, and technicians. Reflecting on his participation in the certification activity at the twilight of his career, Mardi believes it helped him understand his shortcomings and acknowledges that, as a human, he is far from “perfect,” given the many outstanding individuals he has encountered. He also hopes that many staff in other universities will continue to innovate and develop to provide benefits to their surroundings. Although Mardi will retire in 2027, he remains actively engaged in developing his research on chemical waste management. “Currently, I am using agricultural waste (straw) from the Faculty of Veterinary Medicine UGM as an absorbent medium to reduce the levels of heavy metals in the chemical waste generated from practical activities in the basic Elins laboratory. The hope is to achieve the desired target and not harm the environment,” he added.

Keywords: competency certification, FMIPA UGM, laboratory, chemical waste, occupational health and safety (K3), Chemistry

Humas FMIPA UGM | Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate