Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Lain-Lain

Kolaborasi Sains dan Seni dalam Pameran DATA.RT, FMIPA UGM Tunjukkan Inovasi Baru dalam Dunia Pendidikan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) menggelar kegiatan pameran seni dan seminar ilmiah bertajuk DATA.RT yang dilaksanakan di Jogja Gallery selama 5 hari, pada 25 – 30 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan pameran data dan seni pertama yang dilaksanakan di Indonesia dan berhasil menampilkan 40 karya dari 27 partisipan yang terdiri atas dosen dan mahasiswa FMIPA UGM. Pembukaan resmi kegiatan dilakukan pada 25 Agustus 2025, dengan penandatanganan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Rektor Universitas Gadjah Mada, Pendiri Jogja Gallery, serta Ketua KAMIPAGAMA, pada salah satu lukisan yang menjadi simbol pameran DATA.RT.

Dalam sambutan oleh ketua KAMIPAGAMA, Daniel Oscar Baskoro, menyebutkan bahwa “pameran DATA.RT ini tak hanya melibatkan satu elemen akademisi, melainkan juga dosen, mahasiswa, serta alumni seluruhnya ikut terlibat dalam pelaksanaannya. Semangat inilah yang membawa perbedaan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh KAMIPAGAMA,” ujar Oscar.

Tak hanya menyajikan seni visual, dari  40 karya yang terkumpul, terdapat karya yang berbentuk benda serta permainan interaktif. Menurut Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., kegiatan ini merupakan sebuah terobosan baru, kolaborasi antara seni dan teknologi. “Tentu ide ini akan tercatat sebagai hal yang luar biasa,” ucap Prof. Ova dalam sambutannya.

DATA.RT mengusung konsep ilmu pengetahuan sebagai inspirasi karya kontemporer. menunjukkan bagaimana riset dan pengetahuan dapat hidup di luar laboratorium dan hidup melalui seni. Pameran ini mengajak pengunjung untuk memahami bagaimana data dapat dihidupkan menjadi narasi oleh seni, dan memandang data menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.  Melalui kegiatan DATA.RT, FMIPA UGM turut mendukung berjalannya Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4, yakni Pendidikan Berkualitas, dalam mendukung kolaborasi antara seni dan teknologi untuk kemajuan pendidikan. Hal ini juga selaras dengan SDG ke-9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Raditya Maulana Adiwicaksana, Aphrodity Nirmala Putri
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

89% Mahasiswa FMIPA UGM Rasakan Cuaca Dingin: Kenali Fenomena Aphelion dan Miskonsepsi yang Menyertainya

(SHUTTERSTOCK/Jose L. Stephens)

Sejak awal bulan Juli 2025, cuaca daerah Indonesia terutama pulau Jawa terasa lebih dingin dari pada biasanya. Suhu di pagi hari terasa dingin menusuk, baik pada daerah di dataran tinggi maupun dataran rendah. Dilakukan sebuah survei sederhana oleh Tim Sosial Media Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM kepada mahasiswa FMIPA UGM dan mencatat bahwa 89% mahasiswa merasakan perubahan suhu yang cukup signifikan dibanding biasanya.

Fenomena ini memicu diskusi pada sosial media. Masyarakat mulai mengaitkan kondisi cuaca dingin tersebut dengan sebuah fenomena astronomi, Aphelion, kondisi dimana Bumi berada pada titik terjauh dari matahari. Simpang siur informasi tersebut melalui pesan dan isu sosial media, mengaitkan perubahan cuaca dengan fenomena tersebut dan memicu terbentuknya misinformasi.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah keterkaitan antara fenomena Aphelion dengan perubahan cuaca. Dilansir dari detik.com, BMKG menjelaskan bahwa fenomena Aphelion tidak memberikan dampak langsung terhadap perubahan suhu udara dan cuaca ekstrem di Indonesia. Aphelion terjadi merupakan fenomena astronomis yang terjadi secara berkala setiap tahun. Perubahan cuaca menjadi lebih dingin yang dirasakan justru disebabkan oleh angin muson timur yang beritup dari benua Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Fenomena Aphelion dapat menjadi pembelajaran dan bahan edukasi bagi masyarakat. Mendalami pemahaman dalam sebuah fenomena hangat di masyarakat, turut mendukung Suistanable Development Goals (SDGs) poin ke 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, dan poin 4 yakni Pendidikan Berkualitas. Pengetahuan mengenai fenomena Aphelion bisa didapatkan pada pembelajaran Program Studi Fisika dalam cabang Ilmu Astronomi.

Referensi:

Detikcom. (2025, Juli 6). Fenomena Aphelion Juli 2025: Kapan dan Apa Dampaknya bagi Bumi?
https://news.detik.com/berita/d-7990940/fenomena-aphelion-juli-2025-kapan-dan-apa-dampaknya-bagi-bumi

Penulis: Sekar Melati Putri Pratiwi
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Jose L. Stephens

Read More

FMIPA UGM Gelar Syawalan 1446 H, Jadikan Refleksi Kemenangan dan Kesucian Idulfitri Untuk Kesucian Jiwa

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM)  menggelar acara Syawalan 1446 Hijriah pada Senin (21/4) di Auditorium RMJT Soehakso. Kegiatan ini menjadi momentum silaturahmi keluarga besar FMIPA UGM dalam semangat kemenangan dan penyucian jiwa usai menjalani Ramadan. Acara diawali dengan pembacaan tilawah Al-Qur’an, dilanjutkan sambutan dari Ketua Panitia, Tri Wiyanto, S.E., dan Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Sc.

Selain diisi dengan kajian refleksi, kegiatan ini juga diisi dengan penyerahan kenang-kenangan kepada para dosen dan tenaga kependidikan yang telah purna tugas. Salah satu perwakilan purna tugas, Wahyudi, M.S., menyampaikan rasa syukur atas pengabdiannya di FMIPA. “Bersyukur kepada Allah untuk bisa menyelesaikan purna tugas. Kami sangat bangga menjadi bagian dari anggota Fakultas MIPA,” ujarnya.

Momentum Syawalan ini tidak hanya menjadi ruang saling memaafkan, tetapi juga sarana mempererat sinergi dan kolaborasi. Kegiatan ini mencerminkan komitmen FMIPA UGM terhadap nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam membangun masyarakat yang inklusif. Sesuai dengan SDG 16, yakni Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, serta memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan seperti yang tertuang dalam SDG 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kolaborasi antara sivitas akademika, dosen purna tugas, dan alumni.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi : : Aphrodity Nirmala Putri

Read More

Hari Solidaritas Jilbab Internasional, Mahasiswi FMIPA UGM Berbagi Cerita Menarik Tentang Berjilbab

Dalam rangka memperingati momen Solidaritas Jilbab Internasional, sejumlah mahasiswi FMIPA UGM turut membagikan cerita dan pengalaman mereka dalam menggunakan jilbab serta pandangan mereka mengenai jilbab. Hal ini disampaikan oleh Ainun, Nabila, dan Meila yang menceritakan mulai dari makna, model jilbab kesukaan, tantangan, dan harapan.

https://www.instagram.com/p/C_fGPdlyRUf/

Pada topik pertama, makna jilbab menurut Ainun adalah identitas sebagai Muslimah sedangkan menurut Nabila jilbab adalah untuk untuk menutup aurat terutama di bagian dada dan kepala dan menurut Meila hijab dimaknai sebagai pelindung dan penjaga diri sebagai seorang Muslimah.

“Aku pake bahan scuba atau pashima atau bahan kaos juga,” papar Nabila

“Aku pakenya model ini yang modelnya bisa ke kanan dan ke kiri intinya bisa menutup dada,” papar Meila.

Selanjutnya, mereka menceritakan mengenai warna kesukaan mereka yang didominasi warna hitam karena adanya anggapan warna yang cukup mudah dipadu-padankan dengan pakaian mereka terutama untuk kuliah.

“Warnaku mungkin jadi warna favorit orang kali ya, Aku sukanya item atau abu-abu,” papar Ainun.

Hal tersebut turut diamini oleh Nabila dan Melia dengan preferensi warna terang lainnya.

“Aku sih sama hitam, tapi Aku sama krem karena menurutku kedua warna tersebut masuk ke semua warna baju yang sering aku pake,” tutur Nabila.

“Aku juga sama warna hitam sama dusty pink karena warnanya lebih cerah dan lucu aja kalau dipake,” ujar Meila.

Selain itu, ketiga mahasiswa tersebut turut membagikan mengenai tantangan yang dialami sebagai seseorang yang menggunakan jilbab.

“Mungkin kalau aku angin kali ya. Kalau naik motor hijab tuh rawan banget terbang gitu. Jadi, rawan banget auratnya kelihatan,” papar Ainun.

“Kalau aku mungkin kalau pas wudhu kan ya kena air jadi agak basah,” kata Meilia.

Dalam menutup cerita, mereka turut menyampaikan harapan dan pesan kepada teman-teman yang sedang berusaha untuk menggunakan jilbab.

“Tetap istiqomah aja insha Allah jadi lebih baik,” kata Ainun.

“Lebih percaya diri aja karena itu versi diri kamu yang lebih baik,” kata Nabila.

“Semoga teman-teman tetap dalam lindungan Allah,” kata Meila.

Cerita pengalaman dan pandangan ketiga mahasiswa FMIPA UGM tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 5 yaitu Kesetaraan Gender dan nomor 16 yaitu Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh dalam hak asasi manusia khususnya perempuan dalam identitas gender menggunakan hijab.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Tim Karawitan FMIPA UGM Lakukan Latihan Rutin Jelang Malam Pentas

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan latihan gamelan pada Selasa, 10 September 2024 untuk persiapan acara pentas dalam rangka memeriahkan acara Malem Kangen FMIPA UGM pada 14 September mendatang di area kampus FMIPA UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Pemain gamelan terdiri atas mahasiswa, pegawai, dan dosen di lingkungan FMIPA UGM.

Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan. Kemudian, dari konsep yang sedang dibuat, ada kemungkinan pemain gamelan juga turut dalam bermain peran di dalam pementasan drama. Dalam hal ini, beberapa lagu yang akan ditampilkan terdiri atas Sri Slamet, Asmarandana, Puspawarna, Rujak Jeruk, Tebusa’ayun, Pocung, Lindur, Srepeg Mataram, dan Bindri.

Latihan karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Wahyu Micho

Read More

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM Kembali Gelar Latihan Rutin

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan latihan pada Selasa, 3 September 2024 untuk persiapan acara pentas dalam rangka memeriahkan acara Malem Kangen FMIPA UGM pada 14 September mendatang di area kampus FMIPA UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Hal yang berbeda pada pentas tersebut adalah turut mengiringi pementasan lakon drama jawa atau disebut dengan kethoprak.

“Hari ini latihan lagu Tebu Sauyun, Asmaradana, dan Srepeg Mataram,” papar Viga selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan. Kemudian, dari konsep yang sedang dibuat, ada kemungkinan pemain gamelan juga turut dalam bermain peran di dalam pementasan drama.

Latihan karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto dan Viga Hardjanto

Read More

Siap Meriahkan Malem Kangen FMIPA UGM, Tim Karawitan FMIPA UGM Lakukan Latihan

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan latihan pada Rabu, 28 Agustus 2024 untuk persiapan acara pentas dalam rangka memeriahkan acara Malem Kangen FMIPA UGM pada 14 September mendatang di area kampus FMIPA UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Hal yang berbeda pada pentas tersebut adalah turut mengiringi pementasan lakon drama jawa atau disebut dengan kethoprak.

“Untuk konsep kethopraknya baru akan di rapatkan malam ini, kita “nyicil” iringanya kalau bisa kita latihan yang biasa buat iringan kethoprak konvensional dulu seperti srepeg dan lain-lain.,” papar Parjilan selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan. Kemudian, dari konsep yang sedang dibuat, ada kemungkinan pemain gamelan juga turut dalam bermain peran di dalam pementasan drama.

Latihan karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Keseruan Warga FMIPA UGM dalam Lomba MC Bahasa Jawa: Melestarikan Budaya di FMIPA UGM dalam Rangka Dies Natalies FMIPA UGM ke-69

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM menggelar Lomba MC Bahasa Jawa, sebuah ajang yang diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Lomba ini, yang berlangsung pada tanggal 23 Agustus 2024, diadakan sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69, dengan tema utama “Family Gathering.”

Salah satu peserta dari kalangan dosen, Bapak Sugeng Raharjo, yang merupakan Dosen Ilmu Komputer, mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk mengikuti lomba ini. “Tidak ada persiapan apapun dari saya untuk lomba ini, karena kami semua sibuk. Bahasa Jawa itu sulit dan memerlukan sense untuk bisa fasih,” jelas Pak Sugeng. Dalam lomba tersebut, beliau menambahkan ungkapan “MIPA UGM Unggul” sebagai bagian dari harapannya agar seluruh warga FMIPA UGM dapat bersatu dan terus berprestasi.

Tidak hanya dari kalangan dosen dan tendik, Yosa dan Chinta Bella, dua mahasiswa dari Program Studi Matematika, juga turut serta dalam perlombaan ini. Chinta Bella menemukan informasi tentang lomba melalui Instagram FMIPA UGM, dan akhirnya mendaftar bersama Yosa, seorang mahasiswa FMIPA UGM asal Bantul. Mereka menyusun naskah MC dengan berkonsultasi kepada teman-teman dari Prodi Sastra Jawa, guna memastikan kesopanan dan kecocokan pembawaan mereka sebagai mahasiswa.

“Kita menganggap diri kita nol, tapi untuk mengikuti lomba seperti ini minimal kita harus nol koma, jadi bisa dapat insight baru dari apa yang kita lihat dan jalani,” ungkap Chinta.

Yosa, yang sudah memiliki pengalaman sebagai MC Bahasa Jawa, berharap agar perlombaan ini lebih diramaikan di masa mendatang. “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, sehingga diperlukan pelestarian budaya yang ada di Yogyakarta,” tambahnya. Chinta pun menambahkan bahwa perlombaan seperti ini bisa membawa inovasi baru dalam melestarikan budaya Jawa.

Kegiatan ini juga berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG nomor 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan). Melalui pelatihan dan perlombaan seperti ini, FMIPA UGM turut berperan dalam melestarikan budaya lokal serta mengembangkan pendidikan yang menghargai kearifan lokal.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kolaborasi Sains dan Seni dalam Pameran DATA.RT, FMIPA UGM Tunjukkan Inovasi Baru dalam Dunia Pendidikan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) menggelar kegiatan pameran seni dan seminar ilmiah bertajuk DATA.RT yang dilaksanakan di Jogja Gallery selama 5 hari, pada 25 – 30 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan pameran data dan seni pertama yang dilaksanakan di Indonesia dan berhasil menampilkan 40 karya dari 27 partisipan yang terdiri atas dosen dan mahasiswa FMIPA UGM. Pembukaan resmi kegiatan dilakukan pada 25 Agustus 2025, dengan penandatanganan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Rektor Universitas Gadjah Mada, Pendiri Jogja Gallery, serta Ketua KAMIPAGAMA, pada salah satu lukisan yang menjadi simbol pameran DATA.RT.

Dalam sambutan oleh ketua KAMIPAGAMA, Daniel Oscar Baskoro, menyebutkan bahwa “pameran DATA.RT ini tak hanya melibatkan satu elemen akademisi, melainkan juga dosen, mahasiswa, serta alumni seluruhnya ikut terlibat dalam pelaksanaannya. Semangat inilah yang membawa perbedaan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh KAMIPAGAMA,” ujar Oscar.

Tak hanya menyajikan seni visual, dari  40 karya yang terkumpul, terdapat karya yang berbentuk benda serta permainan interaktif. Menurut Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., kegiatan ini merupakan sebuah terobosan baru, kolaborasi antara seni dan teknologi. “Tentu ide ini akan tercatat sebagai hal yang luar biasa,” ucap Prof. Ova dalam sambutannya.

DATA.RT mengusung konsep ilmu pengetahuan sebagai inspirasi karya kontemporer. menunjukkan bagaimana riset dan pengetahuan dapat hidup di luar laboratorium dan hidup melalui seni. Pameran ini mengajak pengunjung untuk memahami bagaimana data dapat dihidupkan menjadi narasi oleh seni, dan memandang data menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.  Melalui kegiatan DATA.RT, FMIPA UGM turut mendukung berjalannya Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4, yakni Pendidikan Berkualitas, dalam mendukung kolaborasi antara seni dan teknologi untuk kemajuan pendidikan. Hal ini juga selaras dengan SDG ke-9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur.

Penulis : Sekar Melati Putri Pratiwi
Dokumentasi : Raditya Maulana Adiwicaksana, Aphrodity Nirmala Putri
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

89% Mahasiswa FMIPA UGM Rasakan Cuaca Dingin: Kenali Fenomena Aphelion dan Miskonsepsi yang Menyertainya

(SHUTTERSTOCK/Jose L. Stephens)

Sejak awal bulan Juli 2025, cuaca daerah Indonesia terutama pulau Jawa terasa lebih dingin dari pada biasanya. Suhu di pagi hari terasa dingin menusuk, baik pada daerah di dataran tinggi maupun dataran rendah. Dilakukan sebuah survei sederhana oleh Tim Sosial Media Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM kepada mahasiswa FMIPA UGM dan mencatat bahwa 89% mahasiswa merasakan perubahan suhu yang cukup signifikan dibanding biasanya.

Fenomena ini memicu diskusi pada sosial media. Masyarakat mulai mengaitkan kondisi cuaca dingin tersebut dengan sebuah fenomena astronomi, Aphelion, kondisi dimana Bumi berada pada titik terjauh dari matahari. Simpang siur informasi tersebut melalui pesan dan isu sosial media, mengaitkan perubahan cuaca dengan fenomena tersebut dan memicu terbentuknya misinformasi.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah keterkaitan antara fenomena Aphelion dengan perubahan cuaca. Dilansir dari detik.com, BMKG menjelaskan bahwa fenomena Aphelion tidak memberikan dampak langsung terhadap perubahan suhu udara dan cuaca ekstrem di Indonesia. Aphelion terjadi merupakan fenomena astronomis yang terjadi secara berkala setiap tahun. Perubahan cuaca menjadi lebih dingin yang dirasakan justru disebabkan oleh angin muson timur yang beritup dari benua Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Fenomena Aphelion dapat menjadi pembelajaran dan bahan edukasi bagi masyarakat. Mendalami pemahaman dalam sebuah fenomena hangat di masyarakat, turut mendukung Suistanable Development Goals (SDGs) poin ke 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, dan poin 4 yakni Pendidikan Berkualitas. Pengetahuan mengenai fenomena Aphelion bisa didapatkan pada pembelajaran Program Studi Fisika dalam cabang Ilmu Astronomi.

Referensi:

Detikcom. (2025, Juli 6). Fenomena Aphelion Juli 2025: Kapan dan Apa Dampaknya bagi Bumi?
https://news.detik.com/berita/d-7990940/fenomena-aphelion-juli-2025-kapan-dan-apa-dampaknya-bagi-bumi

Penulis: Sekar Melati Putri Pratiwi
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Jose L. Stephens

Read More

FMIPA UGM Gelar Syawalan 1446 H, Jadikan Refleksi Kemenangan dan Kesucian Idulfitri Untuk Kesucian Jiwa

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM)  menggelar acara Syawalan 1446 Hijriah pada Senin (21/4) di Auditorium RMJT Soehakso. Kegiatan ini menjadi momentum silaturahmi keluarga besar FMIPA UGM dalam semangat kemenangan dan penyucian jiwa usai menjalani Ramadan. Acara diawali dengan pembacaan tilawah Al-Qur’an, dilanjutkan sambutan dari Ketua Panitia, Tri Wiyanto, S.E., dan Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Sc.

Selain diisi dengan kajian refleksi, kegiatan ini juga diisi dengan penyerahan kenang-kenangan kepada para dosen dan tenaga kependidikan yang telah purna tugas. Salah satu perwakilan purna tugas, Wahyudi, M.S., menyampaikan rasa syukur atas pengabdiannya di FMIPA. “Bersyukur kepada Allah untuk bisa menyelesaikan purna tugas. Kami sangat bangga menjadi bagian dari anggota Fakultas MIPA,” ujarnya.

Momentum Syawalan ini tidak hanya menjadi ruang saling memaafkan, tetapi juga sarana mempererat sinergi dan kolaborasi. Kegiatan ini mencerminkan komitmen FMIPA UGM terhadap nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam membangun masyarakat yang inklusif. Sesuai dengan SDG 16, yakni Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, serta memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan seperti yang tertuang dalam SDG 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui kolaborasi antara sivitas akademika, dosen purna tugas, dan alumni.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi : : Aphrodity Nirmala Putri

Read More

Hari Solidaritas Jilbab Internasional, Mahasiswi FMIPA UGM Berbagi Cerita Menarik Tentang Berjilbab

Dalam rangka memperingati momen Solidaritas Jilbab Internasional, sejumlah mahasiswi FMIPA UGM turut membagikan cerita dan pengalaman mereka dalam menggunakan jilbab serta pandangan mereka mengenai jilbab. Hal ini disampaikan oleh Ainun, Nabila, dan Meila yang menceritakan mulai dari makna, model jilbab kesukaan, tantangan, dan harapan.

https://www.instagram.com/p/C_fGPdlyRUf/

Pada topik pertama, makna jilbab menurut Ainun adalah identitas sebagai Muslimah sedangkan menurut Nabila jilbab adalah untuk untuk menutup aurat terutama di bagian dada dan kepala dan menurut Meila hijab dimaknai sebagai pelindung dan penjaga diri sebagai seorang Muslimah.

“Aku pake bahan scuba atau pashima atau bahan kaos juga,” papar Nabila

“Aku pakenya model ini yang modelnya bisa ke kanan dan ke kiri intinya bisa menutup dada,” papar Meila.

Selanjutnya, mereka menceritakan mengenai warna kesukaan mereka yang didominasi warna hitam karena adanya anggapan warna yang cukup mudah dipadu-padankan dengan pakaian mereka terutama untuk kuliah.

“Warnaku mungkin jadi warna favorit orang kali ya, Aku sukanya item atau abu-abu,” papar Ainun.

Hal tersebut turut diamini oleh Nabila dan Melia dengan preferensi warna terang lainnya.

“Aku sih sama hitam, tapi Aku sama krem karena menurutku kedua warna tersebut masuk ke semua warna baju yang sering aku pake,” tutur Nabila.

“Aku juga sama warna hitam sama dusty pink karena warnanya lebih cerah dan lucu aja kalau dipake,” ujar Meila.

Selain itu, ketiga mahasiswa tersebut turut membagikan mengenai tantangan yang dialami sebagai seseorang yang menggunakan jilbab.

“Mungkin kalau aku angin kali ya. Kalau naik motor hijab tuh rawan banget terbang gitu. Jadi, rawan banget auratnya kelihatan,” papar Ainun.

“Kalau aku mungkin kalau pas wudhu kan ya kena air jadi agak basah,” kata Meilia.

Dalam menutup cerita, mereka turut menyampaikan harapan dan pesan kepada teman-teman yang sedang berusaha untuk menggunakan jilbab.

“Tetap istiqomah aja insha Allah jadi lebih baik,” kata Ainun.

“Lebih percaya diri aja karena itu versi diri kamu yang lebih baik,” kata Nabila.

“Semoga teman-teman tetap dalam lindungan Allah,” kata Meila.

Cerita pengalaman dan pandangan ketiga mahasiswa FMIPA UGM tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 5 yaitu Kesetaraan Gender dan nomor 16 yaitu Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh dalam hak asasi manusia khususnya perempuan dalam identitas gender menggunakan hijab.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Tim Karawitan FMIPA UGM Lakukan Latihan Rutin Jelang Malam Pentas

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan latihan gamelan pada Selasa, 10 September 2024 untuk persiapan acara pentas dalam rangka memeriahkan acara Malem Kangen FMIPA UGM pada 14 September mendatang di area kampus FMIPA UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Pemain gamelan terdiri atas mahasiswa, pegawai, dan dosen di lingkungan FMIPA UGM.

Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan. Kemudian, dari konsep yang sedang dibuat, ada kemungkinan pemain gamelan juga turut dalam bermain peran di dalam pementasan drama. Dalam hal ini, beberapa lagu yang akan ditampilkan terdiri atas Sri Slamet, Asmarandana, Puspawarna, Rujak Jeruk, Tebusa’ayun, Pocung, Lindur, Srepeg Mataram, dan Bindri.

Latihan karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Wahyu Micho

Read More

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM Kembali Gelar Latihan Rutin

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan latihan pada Selasa, 3 September 2024 untuk persiapan acara pentas dalam rangka memeriahkan acara Malem Kangen FMIPA UGM pada 14 September mendatang di area kampus FMIPA UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Hal yang berbeda pada pentas tersebut adalah turut mengiringi pementasan lakon drama jawa atau disebut dengan kethoprak.

“Hari ini latihan lagu Tebu Sauyun, Asmaradana, dan Srepeg Mataram,” papar Viga selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan. Kemudian, dari konsep yang sedang dibuat, ada kemungkinan pemain gamelan juga turut dalam bermain peran di dalam pementasan drama.

Latihan karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto dan Viga Hardjanto

Read More

Siap Meriahkan Malem Kangen FMIPA UGM, Tim Karawitan FMIPA UGM Lakukan Latihan

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM melaksanakan latihan pada Rabu, 28 Agustus 2024 untuk persiapan acara pentas dalam rangka memeriahkan acara Malem Kangen FMIPA UGM pada 14 September mendatang di area kampus FMIPA UGM. Berbagai persiapan telah dilakukan seperti latihan rutin di fakultas, koordinasi teknis pentas, dan koordinasi seragam tim. Hal yang berbeda pada pentas tersebut adalah turut mengiringi pementasan lakon drama jawa atau disebut dengan kethoprak.

“Untuk konsep kethopraknya baru akan di rapatkan malam ini, kita “nyicil” iringanya kalau bisa kita latihan yang biasa buat iringan kethoprak konvensional dulu seperti srepeg dan lain-lain.,” papar Parjilan selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM.

Tantangan yang dihadapi ketika di lapangan adalah adanya risiko gangguan pada pengeras suara yang dapat mengganggu jalannya lagu yang dimainkan. Kemudian, dari konsep yang sedang dibuat, ada kemungkinan pemain gamelan juga turut dalam bermain peran di dalam pementasan drama.

Latihan karawitan yang dilakukan oleh Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi kesempatan bagi para sivitas akademik untuk turut melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Keseruan Warga FMIPA UGM dalam Lomba MC Bahasa Jawa: Melestarikan Budaya di FMIPA UGM dalam Rangka Dies Natalies FMIPA UGM ke-69

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM menggelar Lomba MC Bahasa Jawa, sebuah ajang yang diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Lomba ini, yang berlangsung pada tanggal 23 Agustus 2024, diadakan sebagai bagian dari rangkaian acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69, dengan tema utama “Family Gathering.”

Salah satu peserta dari kalangan dosen, Bapak Sugeng Raharjo, yang merupakan Dosen Ilmu Komputer, mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk mengikuti lomba ini. “Tidak ada persiapan apapun dari saya untuk lomba ini, karena kami semua sibuk. Bahasa Jawa itu sulit dan memerlukan sense untuk bisa fasih,” jelas Pak Sugeng. Dalam lomba tersebut, beliau menambahkan ungkapan “MIPA UGM Unggul” sebagai bagian dari harapannya agar seluruh warga FMIPA UGM dapat bersatu dan terus berprestasi.

Tidak hanya dari kalangan dosen dan tendik, Yosa dan Chinta Bella, dua mahasiswa dari Program Studi Matematika, juga turut serta dalam perlombaan ini. Chinta Bella menemukan informasi tentang lomba melalui Instagram FMIPA UGM, dan akhirnya mendaftar bersama Yosa, seorang mahasiswa FMIPA UGM asal Bantul. Mereka menyusun naskah MC dengan berkonsultasi kepada teman-teman dari Prodi Sastra Jawa, guna memastikan kesopanan dan kecocokan pembawaan mereka sebagai mahasiswa.

“Kita menganggap diri kita nol, tapi untuk mengikuti lomba seperti ini minimal kita harus nol koma, jadi bisa dapat insight baru dari apa yang kita lihat dan jalani,” ungkap Chinta.

Yosa, yang sudah memiliki pengalaman sebagai MC Bahasa Jawa, berharap agar perlombaan ini lebih diramaikan di masa mendatang. “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, sehingga diperlukan pelestarian budaya yang ada di Yogyakarta,” tambahnya. Chinta pun menambahkan bahwa perlombaan seperti ini bisa membawa inovasi baru dalam melestarikan budaya Jawa.

Kegiatan ini juga berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG nomor 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan). Melalui pelatihan dan perlombaan seperti ini, FMIPA UGM turut berperan dalam melestarikan budaya lokal serta mengembangkan pendidikan yang menghargai kearifan lokal.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate