Search
Search
Search

Kerjasama

Penandatanganan PKS dengan Knowledge Creation Technology Co. Ltd. (KCT) Membuka Peluang Internship dan Endowed Course bagi DIKE FMIPA UGM

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) resmi menjalin kerja sama strategis dengan Knowledge Creation Technology Co., Ltd. (KCT) melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada Selasa, 17 Desember 2024. Acara yang berlangsung di Auditorium lantai 7 FMIPA UGM ini dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas dan perwakilan KCT, menandai awal kolaborasi yang bertujuan memberikan dampak positif bagi mahasiswa dan institusi.

Kerja sama ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa melalui program magang di KCT, sekaligus menghadirkan mata kuliah khusus (endowed course) untuk Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE) FMIPA UGM. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan, membekali mereka dengan keahlian yang relevan, dan memperkuat daya saing mahasiswa di dunia kerja.

Knowledge Creation Technology Co., Ltd., yang berbasis di Tokyo, Jepang, didirikan pada Juli 2008 dan memiliki misi menciptakan masyarakat yang lebih harmonis melalui inovasi teknologi informasi. Perusahaan ini terdiri dari tiga divisi utama: Solution Service Division, Project Service Division, dan Infrastructure Service Division.

Solution Service Division fokus pada pengembangan aplikasi canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk sektor-sektor penting seperti pertanian, kesehatan, dan pendidikan. Divisi ini juga mengoptimalkan penggunaan big data dan cloud computing untuk menciptakan solusi global yang inovatif. Project Service Division menyediakan layanan pengembangan sistem untuk sektor keuangan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan pendekatan strategis, divisi ini mendukung operasi bisnis yang stabil sekaligus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk meningkatkan keamanan. Sementara itu, Project Service Division menyediakan layanan pengembangan sistem untuk sektor keuangan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan pendekatan strategis, divisi ini mendukung operasi bisnis yang stabil sekaligus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk meningkatkan keamanan.

Selain itu, melalui Knowledge Creation Research Center, KCT aktif menjalankan kolaborasi penelitian, termasuk pengembangan sistem pencarian gambar berbasis karakter bersama Future University Hakodate dan proyek sistem wawancara multibahasa bersama Gunma University of Medical Faculty.

Kerja sama strategis ini sejalan dengan upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Program ini mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur), SDG 11 (Pengembangan Kota Berkelanjutan), dan SDG 17 (Kemitraan Global).

Penandatanganan PKS ini menjadi langkah konkret FMIPA UGM untuk memperkuat sinergi antara dunia akademik dan dunia kerja. Dengan kolaborasi ini, mahasiswa FMIPA UGM diharapkan memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri global, sekaligus menjadi bagian dari upaya bersama menciptakan masyarakat yang lebih inovatif dan berkelanjutan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Kolaborasi Mahasiswa FMIPA UGM dalam Transformasi Pengelolaan Sampah DIY Menuju Lingkungan Berkelanjutan dengan Desentralisasi dan Inovasi Teknologi

Permasalahan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menjadi tantangan yang semakin mendesak. Pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatnya kunjungan wisatawan setiap tahunnya menyebabkan volume sampah melonjak secara signifikan. Akibatnya, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, yang selama ini menjadi andalan, kini telah mencapai kapasitas maksimal. Kondisi kritis ini memaksa pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis guna mencegah dampak lebih besar terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Langkah konkret untuk mengatasi krisis ini diwujudkan melalui Keputusan Gubernur DIY Nomor 314/KEP/2024 tentang Pembentukan Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan Desentralisasi Pengelolaan Sampah. “Langkah konkret yang diambil adalah melalui Keputusan Gubernur DIY Nomor 314/KEP/2024 tentang Pembentukan Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan Desentralisasi Pengelolaan Sampah. Keputusan ini menekankan pentingnya setiap kabupaten dan kota di DIY memiliki TPA masing-masing sebagai bagian dari desentralisasi pengelolaan sampah,” papar Guntur sebagai perwakilan KM FMIPA.

Namun, implementasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di berbagai wilayah masih menghadapi berbagai kendala, seperti kapasitas yang belum memadai dan infrastruktur yang belum optimal. Masalah ini tidak hanya terjadi di Sleman, tetapi juga di seluruh DIY. Dengan kondisi ini, percepatan desentralisasi pengelolaan sampah menjadi semakin mendesak untuk dilakukan secara sistematis.

“Pemerintah perlu berinvestasi lebih banyak dalam pembangunan infrastruktur yang merata dan berkelanjutan. Selain itu, pengelolaan sampah yang lebih efektif juga memerlukan sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta,” jelas Guntur. Tidak cukup hanya dengan membangun TPA baru, melibatkan masyarakat melalui edukasi juga menjadi kunci untuk mengatasi persoalan ini. Masyarakat perlu didorong untuk memilah sampah sejak dari sumber, sehingga pengolahan di TPA dapat berjalan lebih efisien.

Selain itu, penerapan teknologi modern juga dapat menjadi solusi dalam mengurangi dampak lingkungan. Salah satu contohnya adalah teknologi penangkapan gas metana, yang tidak hanya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Pendekatan ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs poin 11 tentang pembangunan kota dan permukiman berkelanjutan melalui manajemen bencana dan kolaborasi dalam mengatasi krisis sampah. Selain itu, inisiatif ini juga selaras dengan SDGs poin 15 mengenai pelestarian ekosistem daratan, melalui upaya inovatif seperti pemanfaatan gas metana sebagai solusi yang ramah lingkungan.

Pendekatan terpadu antara pembangunan infrastruktur, edukasi masyarakat, dan penerapan teknologi menjadi langkah penting untuk menyelesaikan permasalahan sampah di DIY secara berkelanjutan. Dengan sinergi yang kuat dari semua pemangku kepentingan, tantangan ini dapat diubah menjadi peluang untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih tangguh dan berwawasan lingkungan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Muhammad Guntur
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Kolaborasi Mahasiswa FMIPA UGM dengan FMIPA UNY untuk Mengatasi Krisis Sampah Daerah Istimewa Yogyakarta yang Mengancam Lingkungan

Krisis sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin menjadi perhatian serius, terutama sejak penonaktifan pengoperasian Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Kondisi ini memicu berbagai dampak nyata, seperti sampah yang berserakan di wilayah perkotaan hingga maraknya praktik pembakaran sampah di malam hari. Praktik tersebut tidak hanya memperparah pencemaran lingkungan, tetapi juga menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.

Menanggapi situasi yang mengkhawatirkan ini, mahasiswa dari berbagai institusi pendidikan di DIY, termasuk BEM KM UGM, BEM KM FMIPA UGM, dan BEM FMIPA UNY, bersatu untuk melakukan kajian kolaborasi terkait permasalahan sampah. “Kami mencoba menelisik akar rumput masalah dari fenomena yang ditimbulkan,” ujar Guntur, perwakilan dari KM FMIPA, dalam diskusi yang menjadi langkah awal kolaborasi tersebut.

Melalui rangkaian diskusi dan kajian bersama, kelompok mahasiswa ini berharap menjadi pionir dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Sebagai langkah konkret, mereka mengadakan audiensi dengan Balai Pengelolaan Sampah dan Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (P2KLH) di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY pada 26 November 2024. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menggali lebih dalam permasalahan yang ada, sekaligus merumuskan solusi kolaboratif yang dapat diterapkan.

“Kami meyakini bahwa diskusi dan kajian yang kami lakukan masih sangat kurang. Namun, kami berharap ini menjadi langkah awal yang dapat menumbuhkan semangat bersama untuk mengurangi dampak dan penyebab krisis sampah di DIY,” lanjut Guntur.

Permasalahan sampah menjadi tantangan besar, terutama di wilayah dengan tingkat aktivitas tinggi seperti DIY. Selain dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah penduduk, lonjakan wisatawan yang signifikan turut berkontribusi pada peningkatan volume sampah. Situasi ini membutuhkan langkah kolektif dari berbagai pihak—pemerintah, masyarakat, serta komunitas mahasiswa—untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan berdampak jangka panjang.

Langkah-langkah ini juga sejalan dengan implementasi beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDGs 11: Manajemen Bencana, melalui kolaborasi dalam mengatasi krisis sampah, serta SDGs 15: Ekosistem Daratan, melalui pengelolaan sampah dan pengendalian pencemaran lingkungan. Dengan sinergi berbagai pihak, DIY diharapkan mampu mengatasi krisis sampah dan menjadi model pengelolaan lingkungan yang lebih baik bagi daerah lain.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Muhammad Guntur
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

UGM dan GIZ bersama Bappenas Dorong Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui Kajian Ilmu Aktuaria

Tim peneliti aktuaria dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam Diseminasi Pre-Final Kajian Bidang Jaminan Sosial, yang diadakan oleh Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ). Acara ini berlangsung pada 17 Desember 2024 di Jakarta dan menjadi bagian dari upaya reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk mendukung penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Dengan mengusung tema Bringing Research to Policy on Social Security in Indonesia, acara ini bertujuan untuk menyampaikan hasil kajian strategis guna mendorong perbaikan kebijakan jaminan sosial yang lebih inklusif, efektif, dan berkelanjutan. Dalam sambutannya, Muhammad Cholifihani, Direktur Kependudukan dan Jaminan Sosial Kementerian PPN/Bappenas, menyampaikan pentingnya reformasi program jaminan sosial agar lebih tangguh dan responsif terhadap perubahan ekonomi dan demografi. “Reformasi program jaminan sosial adalah langkah penting untuk memastikan perlindungan yang menyeluruh bagi seluruh masyarakat, terutama di tengah dinamika global yang terus berubah,” ujarnya.

Pada kegiatan ini, sembilan kajian strategis dipaparkan oleh berbagai lembaga penelitian di bawah payung kerja sama Kementerian PPN/Bappenas dan Pemerintah Jerman melalui Social Protection Programme (SPP GIZ). Kajian tersebut mencakup dua fokus utama, yaitu program jaminan sosial dan aspek regulasi serta kelembagaan.

Fokus pada program jaminan sosial diisi oleh berbagai penelitian, seperti analisis situasi demografi dan sistem perlindungan sosial oleh Lembaga Demografi FEB UI, kajian kesenjangan akses jaminan sosial oleh The Reform Initiatives Indonesia (TRI Indonesia), hingga kajian kemampuan dan kemauan membayar jaminan sosial oleh InterCAFE IPB. Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (Pusat KPMAK) UGM turut mengevaluasi kecukupan dana jaminan sosial ketenagakerjaan, sementara tim FMIPA UGM mempresentasikan analisis model aktuaria untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

Pada fokus regulasi dan kelembagaan, beberapa kajian strategis lainnya dipresentasikan, termasuk riviu Peraturan Presiden No. 36/2023 tentang peta jalan jaminan sosial oleh CHEPS UI, kajian pembagian kewenangan dalam implementasi program perlindungan sosial oleh LPEM UI, serta analisis penguatan regulasi DJSN oleh PT SDG. Pusat KPMAK UGM turut memaparkan kajian transformasi program dan kelembagaan sistem jaminan sosial nasional.

Salah satu kontribusi penting datang dari Tim Riset Aktuaria FMIPA UGM yang dipimpin oleh Bapak Danang Teguh Qoyyimi, S.Si., M.Si., M.Si., M.Act.Sc., Ph.D. Dalam paparannya, tim ini mempresentasikan hasil kajian bertajuk “Analisis Model Aktuaria Program Jaminan Sosial di Indonesia” dengan fokus pada tiga program utama: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) .

Output dari kajian ini adalah dashboard model aktuaria yang memungkinkan pemerintah dan pemangku kepentingan membuat kebijakan berbasis data yang lebih relevan untuk memperbaiki sistem jaminan sosial di Indonesia,” jelas Danang dalam paparannya.

Setelah sesi pemaparan, diskusi interaktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi, dan pengambil kebijakan. Salah satu isu utama yang dibahas adalah rendahnya partisipasi pekerja informal dalam program jaminan sosial. Woro Ariyandini, Deputi Direktur Bidang Kebijakan Pelayanan Program BPJS Ketenagakerjaan, menyatakan, “Pekerja informal mencakup lebih dari separuh populasi tenaga kerja di Indonesia, tetapi partisipasi mereka dalam program jaminan sosial masih rendah. Ini menjadi tantangan utama yang harus segera diatasi karena peningkatan kepesertaan pekerja informal juga berpotensi memperpendek keberlanjutan dana JKM.”

Rekomendasi dari kegiatan ini mencakup peningkatan kualitas data pekerja informal, penguatan asumsi aktuaria, serta optimalisasi strategi investasi untuk keberlanjutan dana jaminan sosial. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat bagi pemerintah dalam meningkatkan sistem jaminan sosial nasional demi kesejahteraan masyarakat. “Kolaborasi seperti ini menunjukkan bahwa solusi untuk jaminan sosial tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga membutuhkan kontribusi penelitian akademik dan kerja sama internasional yang kuat,” tambah Muhammad Cholifihani.

 

Kegiatan ini sejalan dengan beberapa poin dari Sustainable Development Goals (SDGs) antara lain, SDGs 1: Tanpa Kemiskinan, melalui penguatan sistem perlindungan sosial yang melindungi kelompok rentan dari risiko ekonomi dan ketenagakerjaan. Selain itu, peran UGM sebagai institusi pendidikan tinggi mencerminkan komitmen terhadap SDGs 4: Pendidikan Berkualitas, dengan mendorong riset sebagai solusi untuk tantangan sosial.

Kajian ini juga berkontribusi pada SDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, melalui upaya meningkatkan kualitas jaminan sosial untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan tenaga kerja. Lebih jauh, kolaborasi lintas sektor antara Kementerian PPN/Bappenas, GIZ, dan lembaga penelitian seperti UGM mencerminkan semangat SDGs 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang menekankan pentingnya sinergi untuk menciptakan kebijakan inklusif dan berkelanjutan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Tim Riset Ilmu Aktuaria UGM
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Buka Peluang Riset hingga Magang Mahasiswa, FMIPA UGM dan BRIN Jalin Kerja Sama Penelitian Material Fungsional

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi menandatangani kerja sama strategis dalam penelitian dan pengembangan material fungsional untuk aplikasi device elektronika. Acara penandatanganan kesepakatan berlangsung pada Kamis, 5 Desember 2024, di ruang KPTU FMIPA UGM, dengan dihadiri jajaran dekanat FMIPA UGM, termasuk Dekan Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., serta peneliti dari BRIN.

Dalam sambutannya, Prof. Kuwat menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan lembaga riset nasional untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. “BRIN akan memfasilitasi pengadaan device elektronika, sementara FMIPA UGM akan menyediakan mahasiswa yang akan mengembangkan perangkat tersebut secara inovatif,” ujarnya.

Kolaborasi ini membuka peluang besar bagi mahasiswa, khususnya dari Departemen Fisika, untuk berpartisipasi dalam riset, magang, dan kerja praktik. BRIN akan menyediakan infrastruktur penelitian, sedangkan FMIPA UGM berperan dalam mendukung tenaga mahasiswa untuk mengembangkan teknologi berbasis material fungsional.

Selain mendorong inovasi di bidang teknologi, kerja sama ini juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan membuka akses bagi mahasiswa untuk terlibat dalam riset dan inovasi, inisiatif ini mendukung SDG ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas. Upaya bersama dalam menciptakan teknologi yang berkelanjutan juga selaras dengan SDG ke-9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Adapun integrasi antara akademisi dan lembaga riset nasional mencerminkan nilai SDG ke-17, yakni Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Melalui langkah ini, FMIPA UGM dan BRIN berharap dapat memberikan dampak nyata bagi pengembangan teknologi elektronika dan meningkatkan daya saing penelitian Indonesia di tingkat global. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pendidikan tinggi dan lembaga riset dapat mendorong inovasi yang berdampak luas bagi masyarakat dan pembangunan nasional.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Editor : Sulaiman Nurhidayat
Dokumentasi : Sulaiman Nurhidayat

Read More

FMIPA UGM Gandeng Wadhwani Foundation Dorong Inovasi Kewirausahaan Mahasiswa melalui Pendidikan Berbasis Kompetensi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) resmi menjalin kerja sama dengan Wadhwani Foundation, sebuah platform hybrid bersertifikat yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendorong inovasi di kalangan mahasiswa melalui pendidikan berbasis kompetensi yang terintegrasi.

“Kami berharap kolaborasi ini dapat memudahkan mahasiswa dan dosen dalam memperdalam ide-ide inovatif mereka, terutama untuk menghasilkan startup yang relevan dan berdampak,” ujar Dekan FMIPA UGM. Beliau juga menegaskan bahwa kerja sama ini diharapkan menjadi model bagi institusi pendidikan tinggi lainnya di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan kewirausahaan.

Melalui kerja sama ini, mahasiswa UGM akan memiliki akses ke berbagai program unggulan seperti incubation program, curriculum embedded program, competition program, serta evaluation tool yang mendukung persiapan pitching ide bisnis. “Mahasiswa hanya perlu membayar SKS tanpa biaya tambahan,” jelas perwakilan Wadhwani Foundation, menekankan komitmen platform ini dalam memberikan akses pendidikan yang terjangkau.

Wadhwani Foundation sendiri telah membantu lebih dari 90 ribu wirausahawan dan memiliki 5.000 mahasiswa aktif yang tersebar di 70 institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan menyediakan berbagai sumber daya seperti rencana pembelajaran, video pembelajaran, dan booklet, mahasiswa dapat mengakses materi dengan lebih mudah dan efektif untuk mendukung pengembangan ide-ide kreatif mereka.

Kerja sama ini sejalan dengan tiga poin utama Sustainable Development Goals (SDGs): poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas, poin ke-9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta poin ke-17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan pendidikan berbasis kewirausahaan yang terintegrasi, FMIPA UGM dan Wadhwani Foundation tidak hanya meningkatkan keterampilan mahasiswa tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan kolaborasi lintas sektor. Kolaborasi strategis ini diharapkan dapat mencetak lebih banyak wirausahawan muda yang siap bersaing secara global sekaligus membawa dampak positif bagi ekosistem inovasi di Indonesia.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Editor : Sulaiman Nurhidayat
Dokumentasi : Danendra Azriel R.

Read More

FMIPA UGM Fasilitasi Kolaborasi Mahasiswa dan Peneliti di ICARES 2024

Konferensi International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICARES 2024) yang diadakan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) telah sukses digelar pada Jumat, 8 November 2024. Konferensi ini berlangsung secara bauran dengan sesi luring bertempat di Auditorium Lantai 7 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM). ICARES 2024 menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan peneliti, akademisi, dan mahasiswa untuk berbagi hasil penelitian dan inovasi terkini.

Dr. Arief Hermanto, Drs., S.U., M.Sc., dosen Fisika UGM, menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi mahasiswa dalam konferensi ini. “Kami sangat bangga karena peserta ICARES 2024 tidak hanya berasal dari kalangan peneliti, tetapi juga mahasiswa,” ujarnya. Partisipasi aktif mahasiswa mencerminkan semangat generasi muda dalam mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sesi presentasi luring dimulai dengan topik Aerospace and Electronic Systems, yang mencakup enam presentasi penelitian. Dilanjutkan dengan empat presentasi pada topik Geoscience and Remote Sensing, dan ditutup dengan satu presentasi tentang Data Science & Artificial Intelligence Related to Aerospace and Geoscience & Remote Sensing. Selama presentasi, para peserta terlibat dalam diskusi aktif sehingga menciptakan suasana yang interaktif.

“Saya sangat gugup hari ini, tetapi latihan selama beberapa minggu terakhir akhirnya membuahkan hasil,” ungkap Brenda dari Institut Teknologi Bandung, peraih penghargaan Best Presentator dalam ICARES 2024. Selain penghargaan Best Presentator, ICARES 2024 juga memberikan penghargaan Best Paper kepada tiga peserta, yaitu Maulana Arifin untuk kategori Aerospace and Electronic Systems, M. Khawariz Andaristiyan untuk kategori Geoscience and Remote Sensing, serta Akram Prihanantya untuk kategori A Geospatial Big Data Approach for Web Mapping of Water Balance & Dry Days in Indonesia’s Peatlands.

Kesuksesan ICARES 2024 mencerminkan kontribusi nyata terhadap sejumlah Sustainable Development Goals (SDGs): SDGs 4: Pendidikan Berkualitas dengan memberikan akses luas kepada mahasiswa dan peneliti untuk berbagi ilmu, memotivasi kolaborasi akademik lintas institusi. SDGs 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur karena penelitian yang dipaparkan mendukung pengembangan teknologi canggih untuk menjawab kebutuhan industri dan infrastruktur. SDGs 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan karena kerja sama antara IEEE dan FMIPA UGM menunjukkan pentingnya kolaborasi internasional dalam menciptakan solusi global. Melalui ICARES 2024, mahasiswa dan peneliti tidak hanya memperluas wawasan teknologi tetapi juga membangun kolaborasi yang esensial untuk menghadapi tantangan masa depan. Ajang ini menegaskan posisi UGM sebagai pusat inovasi yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Sulaiman Nurhidayat
Editor: Danendra Azriel Ramadhany

Read More

Kolaborasi FMIPA UGM Bersama Banyumanik Research Center melalui Pengabdian kepada Masyarakat dalam Rangka Branding dan Marketing untuk Pengembangan Bisnis Desa serta Pembuatan Pupuk Hayati

Sabtu, 9 November 2024, di Padukuhan Banyumanik, Kalurahan Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, telah berlangsung kolaborasi strategis antara tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (PKM FMIPA UGM) dengan Banyumanik Research Center (BRC). Acara ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat desa Wunung, Pacarejo, dan Mulo dalam meningkatkan keterampilan branding dan pemasaran, sekaligus memperkenalkan teknologi pembuatan pupuk hayati.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti pengelola BRC, Ibu Sri Astuti Soedjoko; Lurah Pacarejo, Bapak Suhadi; serta tim dosen PKM FMIPA UGM. Dalam sambutannya, Ibu Sri Astuti mengungkapkan rasa syukur atas inisiatif FMIPA UGM yang membawa ilmu dan keterampilan baru ke masyarakat. “Kerja sama ini adalah wujud nyata pemberdayaan masyarakat, membantu mereka mengembangkan usaha secara mandiri,” ujarnya.

Lurah Pacarejo, Bapak Suhadi, turut mengapresiasi kolaborasi tersebut. “Pacarejo adalah kelurahan terbesar di DIY dengan penduduk terbanyak di Gunungkidul. Kehadiran BRC sebagai magnet kemajuan telah membawa banyak tamu hebat ke wilayah kami. Kami berterima kasih atas pendampingan yang diberikan,” ucapnya.

Dr. Wiwit Suryanto, M.Si., dari FMIPA UGM, juga menyampaikan pandangannya. Ia berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi desa-desa di sekitar Pacarejo untuk menjadi mandiri dan tidak bergantung berlebihan pada pihak luar. FMIPA UGM, katanya, melihat potensi besar di wilayah ini, dan kerja sama bersama masyarakat adalah langkah strategis untuk mengembangkannya.

Sesi inti diisi oleh Dra. Ani Setyopratiwi, M.Si., yang memberikan paparan tentang pentingnya kualitas, moralitas, dan inovasi dalam membangun bisnis berkelanjutan. Sesi ini dilanjutkan oleh pelatihan “Kompos Plus dengan Cendawan Trichoderma” yang dipandu oleh Ibu Sri Astuti. Pelatihan ini memperkenalkan peserta pada manfaat Trichoderma sebagai agen pengompos dan penerapannya dalam pertanian ramah lingkungan.

Kolaborasi ini sejalan dengan berbagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk SDGs nomor 3 (Kesehatan yang Baik), 4 (Pendidikan Berkualitas), 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), 15 (Ekosistem Darat), serta 17 (Kemitraan untuk Tujuan). Dengan pelatihan branding dan pemasaran, acara ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, mendorong terciptanya lapangan kerja, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Di sisi lain, pelatihan pembuatan pupuk hayati berkontribusi pada praktik pertanian berkelanjutan dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Chairunnisa Anggun Setiono
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Penandatanganan PKS dengan Knowledge Creation Technology Co. Ltd. (KCT) Membuka Peluang Internship dan Endowed Course bagi DIKE FMIPA UGM

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) resmi menjalin kerja sama strategis dengan Knowledge Creation Technology Co., Ltd. (KCT) melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada Selasa, 17 Desember 2024. Acara yang berlangsung di Auditorium lantai 7 FMIPA UGM ini dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas dan perwakilan KCT, menandai awal kolaborasi yang bertujuan memberikan dampak positif bagi mahasiswa dan institusi.

Kerja sama ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa melalui program magang di KCT, sekaligus menghadirkan mata kuliah khusus (endowed course) untuk Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE) FMIPA UGM. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan, membekali mereka dengan keahlian yang relevan, dan memperkuat daya saing mahasiswa di dunia kerja.

Knowledge Creation Technology Co., Ltd., yang berbasis di Tokyo, Jepang, didirikan pada Juli 2008 dan memiliki misi menciptakan masyarakat yang lebih harmonis melalui inovasi teknologi informasi. Perusahaan ini terdiri dari tiga divisi utama: Solution Service Division, Project Service Division, dan Infrastructure Service Division.

Solution Service Division fokus pada pengembangan aplikasi canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk sektor-sektor penting seperti pertanian, kesehatan, dan pendidikan. Divisi ini juga mengoptimalkan penggunaan big data dan cloud computing untuk menciptakan solusi global yang inovatif. Project Service Division menyediakan layanan pengembangan sistem untuk sektor keuangan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan pendekatan strategis, divisi ini mendukung operasi bisnis yang stabil sekaligus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk meningkatkan keamanan. Sementara itu, Project Service Division menyediakan layanan pengembangan sistem untuk sektor keuangan, kesehatan, dan pendidikan. Dengan pendekatan strategis, divisi ini mendukung operasi bisnis yang stabil sekaligus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk meningkatkan keamanan.

Selain itu, melalui Knowledge Creation Research Center, KCT aktif menjalankan kolaborasi penelitian, termasuk pengembangan sistem pencarian gambar berbasis karakter bersama Future University Hakodate dan proyek sistem wawancara multibahasa bersama Gunma University of Medical Faculty.

Kerja sama strategis ini sejalan dengan upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Program ini mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur), SDG 11 (Pengembangan Kota Berkelanjutan), dan SDG 17 (Kemitraan Global).

Penandatanganan PKS ini menjadi langkah konkret FMIPA UGM untuk memperkuat sinergi antara dunia akademik dan dunia kerja. Dengan kolaborasi ini, mahasiswa FMIPA UGM diharapkan memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri global, sekaligus menjadi bagian dari upaya bersama menciptakan masyarakat yang lebih inovatif dan berkelanjutan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Kolaborasi Mahasiswa FMIPA UGM dalam Transformasi Pengelolaan Sampah DIY Menuju Lingkungan Berkelanjutan dengan Desentralisasi dan Inovasi Teknologi

Permasalahan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menjadi tantangan yang semakin mendesak. Pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatnya kunjungan wisatawan setiap tahunnya menyebabkan volume sampah melonjak secara signifikan. Akibatnya, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, yang selama ini menjadi andalan, kini telah mencapai kapasitas maksimal. Kondisi kritis ini memaksa pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis guna mencegah dampak lebih besar terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Langkah konkret untuk mengatasi krisis ini diwujudkan melalui Keputusan Gubernur DIY Nomor 314/KEP/2024 tentang Pembentukan Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan Desentralisasi Pengelolaan Sampah. “Langkah konkret yang diambil adalah melalui Keputusan Gubernur DIY Nomor 314/KEP/2024 tentang Pembentukan Satuan Tugas Percepatan Pelaksanaan Desentralisasi Pengelolaan Sampah. Keputusan ini menekankan pentingnya setiap kabupaten dan kota di DIY memiliki TPA masing-masing sebagai bagian dari desentralisasi pengelolaan sampah,” papar Guntur sebagai perwakilan KM FMIPA.

Namun, implementasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di berbagai wilayah masih menghadapi berbagai kendala, seperti kapasitas yang belum memadai dan infrastruktur yang belum optimal. Masalah ini tidak hanya terjadi di Sleman, tetapi juga di seluruh DIY. Dengan kondisi ini, percepatan desentralisasi pengelolaan sampah menjadi semakin mendesak untuk dilakukan secara sistematis.

“Pemerintah perlu berinvestasi lebih banyak dalam pembangunan infrastruktur yang merata dan berkelanjutan. Selain itu, pengelolaan sampah yang lebih efektif juga memerlukan sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta,” jelas Guntur. Tidak cukup hanya dengan membangun TPA baru, melibatkan masyarakat melalui edukasi juga menjadi kunci untuk mengatasi persoalan ini. Masyarakat perlu didorong untuk memilah sampah sejak dari sumber, sehingga pengolahan di TPA dapat berjalan lebih efisien.

Selain itu, penerapan teknologi modern juga dapat menjadi solusi dalam mengurangi dampak lingkungan. Salah satu contohnya adalah teknologi penangkapan gas metana, yang tidak hanya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Pendekatan ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs poin 11 tentang pembangunan kota dan permukiman berkelanjutan melalui manajemen bencana dan kolaborasi dalam mengatasi krisis sampah. Selain itu, inisiatif ini juga selaras dengan SDGs poin 15 mengenai pelestarian ekosistem daratan, melalui upaya inovatif seperti pemanfaatan gas metana sebagai solusi yang ramah lingkungan.

Pendekatan terpadu antara pembangunan infrastruktur, edukasi masyarakat, dan penerapan teknologi menjadi langkah penting untuk menyelesaikan permasalahan sampah di DIY secara berkelanjutan. Dengan sinergi yang kuat dari semua pemangku kepentingan, tantangan ini dapat diubah menjadi peluang untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih tangguh dan berwawasan lingkungan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Muhammad Guntur
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Kolaborasi Mahasiswa FMIPA UGM dengan FMIPA UNY untuk Mengatasi Krisis Sampah Daerah Istimewa Yogyakarta yang Mengancam Lingkungan

Krisis sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin menjadi perhatian serius, terutama sejak penonaktifan pengoperasian Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Kondisi ini memicu berbagai dampak nyata, seperti sampah yang berserakan di wilayah perkotaan hingga maraknya praktik pembakaran sampah di malam hari. Praktik tersebut tidak hanya memperparah pencemaran lingkungan, tetapi juga menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.

Menanggapi situasi yang mengkhawatirkan ini, mahasiswa dari berbagai institusi pendidikan di DIY, termasuk BEM KM UGM, BEM KM FMIPA UGM, dan BEM FMIPA UNY, bersatu untuk melakukan kajian kolaborasi terkait permasalahan sampah. “Kami mencoba menelisik akar rumput masalah dari fenomena yang ditimbulkan,” ujar Guntur, perwakilan dari KM FMIPA, dalam diskusi yang menjadi langkah awal kolaborasi tersebut.

Melalui rangkaian diskusi dan kajian bersama, kelompok mahasiswa ini berharap menjadi pionir dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Sebagai langkah konkret, mereka mengadakan audiensi dengan Balai Pengelolaan Sampah dan Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (P2KLH) di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY pada 26 November 2024. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menggali lebih dalam permasalahan yang ada, sekaligus merumuskan solusi kolaboratif yang dapat diterapkan.

“Kami meyakini bahwa diskusi dan kajian yang kami lakukan masih sangat kurang. Namun, kami berharap ini menjadi langkah awal yang dapat menumbuhkan semangat bersama untuk mengurangi dampak dan penyebab krisis sampah di DIY,” lanjut Guntur.

Permasalahan sampah menjadi tantangan besar, terutama di wilayah dengan tingkat aktivitas tinggi seperti DIY. Selain dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah penduduk, lonjakan wisatawan yang signifikan turut berkontribusi pada peningkatan volume sampah. Situasi ini membutuhkan langkah kolektif dari berbagai pihak—pemerintah, masyarakat, serta komunitas mahasiswa—untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan berdampak jangka panjang.

Langkah-langkah ini juga sejalan dengan implementasi beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDGs 11: Manajemen Bencana, melalui kolaborasi dalam mengatasi krisis sampah, serta SDGs 15: Ekosistem Daratan, melalui pengelolaan sampah dan pengendalian pencemaran lingkungan. Dengan sinergi berbagai pihak, DIY diharapkan mampu mengatasi krisis sampah dan menjadi model pengelolaan lingkungan yang lebih baik bagi daerah lain.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Muhammad Guntur
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

UGM dan GIZ bersama Bappenas Dorong Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui Kajian Ilmu Aktuaria

Tim peneliti aktuaria dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam Diseminasi Pre-Final Kajian Bidang Jaminan Sosial, yang diadakan oleh Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ). Acara ini berlangsung pada 17 Desember 2024 di Jakarta dan menjadi bagian dari upaya reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk mendukung penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Dengan mengusung tema Bringing Research to Policy on Social Security in Indonesia, acara ini bertujuan untuk menyampaikan hasil kajian strategis guna mendorong perbaikan kebijakan jaminan sosial yang lebih inklusif, efektif, dan berkelanjutan. Dalam sambutannya, Muhammad Cholifihani, Direktur Kependudukan dan Jaminan Sosial Kementerian PPN/Bappenas, menyampaikan pentingnya reformasi program jaminan sosial agar lebih tangguh dan responsif terhadap perubahan ekonomi dan demografi. “Reformasi program jaminan sosial adalah langkah penting untuk memastikan perlindungan yang menyeluruh bagi seluruh masyarakat, terutama di tengah dinamika global yang terus berubah,” ujarnya.

Pada kegiatan ini, sembilan kajian strategis dipaparkan oleh berbagai lembaga penelitian di bawah payung kerja sama Kementerian PPN/Bappenas dan Pemerintah Jerman melalui Social Protection Programme (SPP GIZ). Kajian tersebut mencakup dua fokus utama, yaitu program jaminan sosial dan aspek regulasi serta kelembagaan.

Fokus pada program jaminan sosial diisi oleh berbagai penelitian, seperti analisis situasi demografi dan sistem perlindungan sosial oleh Lembaga Demografi FEB UI, kajian kesenjangan akses jaminan sosial oleh The Reform Initiatives Indonesia (TRI Indonesia), hingga kajian kemampuan dan kemauan membayar jaminan sosial oleh InterCAFE IPB. Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan (Pusat KPMAK) UGM turut mengevaluasi kecukupan dana jaminan sosial ketenagakerjaan, sementara tim FMIPA UGM mempresentasikan analisis model aktuaria untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

Pada fokus regulasi dan kelembagaan, beberapa kajian strategis lainnya dipresentasikan, termasuk riviu Peraturan Presiden No. 36/2023 tentang peta jalan jaminan sosial oleh CHEPS UI, kajian pembagian kewenangan dalam implementasi program perlindungan sosial oleh LPEM UI, serta analisis penguatan regulasi DJSN oleh PT SDG. Pusat KPMAK UGM turut memaparkan kajian transformasi program dan kelembagaan sistem jaminan sosial nasional.

Salah satu kontribusi penting datang dari Tim Riset Aktuaria FMIPA UGM yang dipimpin oleh Bapak Danang Teguh Qoyyimi, S.Si., M.Si., M.Si., M.Act.Sc., Ph.D. Dalam paparannya, tim ini mempresentasikan hasil kajian bertajuk “Analisis Model Aktuaria Program Jaminan Sosial di Indonesia” dengan fokus pada tiga program utama: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) .

Output dari kajian ini adalah dashboard model aktuaria yang memungkinkan pemerintah dan pemangku kepentingan membuat kebijakan berbasis data yang lebih relevan untuk memperbaiki sistem jaminan sosial di Indonesia,” jelas Danang dalam paparannya.

Setelah sesi pemaparan, diskusi interaktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi, dan pengambil kebijakan. Salah satu isu utama yang dibahas adalah rendahnya partisipasi pekerja informal dalam program jaminan sosial. Woro Ariyandini, Deputi Direktur Bidang Kebijakan Pelayanan Program BPJS Ketenagakerjaan, menyatakan, “Pekerja informal mencakup lebih dari separuh populasi tenaga kerja di Indonesia, tetapi partisipasi mereka dalam program jaminan sosial masih rendah. Ini menjadi tantangan utama yang harus segera diatasi karena peningkatan kepesertaan pekerja informal juga berpotensi memperpendek keberlanjutan dana JKM.”

Rekomendasi dari kegiatan ini mencakup peningkatan kualitas data pekerja informal, penguatan asumsi aktuaria, serta optimalisasi strategi investasi untuk keberlanjutan dana jaminan sosial. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat bagi pemerintah dalam meningkatkan sistem jaminan sosial nasional demi kesejahteraan masyarakat. “Kolaborasi seperti ini menunjukkan bahwa solusi untuk jaminan sosial tidak hanya berasal dari pemerintah, tetapi juga membutuhkan kontribusi penelitian akademik dan kerja sama internasional yang kuat,” tambah Muhammad Cholifihani.

 

Kegiatan ini sejalan dengan beberapa poin dari Sustainable Development Goals (SDGs) antara lain, SDGs 1: Tanpa Kemiskinan, melalui penguatan sistem perlindungan sosial yang melindungi kelompok rentan dari risiko ekonomi dan ketenagakerjaan. Selain itu, peran UGM sebagai institusi pendidikan tinggi mencerminkan komitmen terhadap SDGs 4: Pendidikan Berkualitas, dengan mendorong riset sebagai solusi untuk tantangan sosial.

Kajian ini juga berkontribusi pada SDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, melalui upaya meningkatkan kualitas jaminan sosial untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan tenaga kerja. Lebih jauh, kolaborasi lintas sektor antara Kementerian PPN/Bappenas, GIZ, dan lembaga penelitian seperti UGM mencerminkan semangat SDGs 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang menekankan pentingnya sinergi untuk menciptakan kebijakan inklusif dan berkelanjutan.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi:  Tim Riset Ilmu Aktuaria UGM
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More

Buka Peluang Riset hingga Magang Mahasiswa, FMIPA UGM dan BRIN Jalin Kerja Sama Penelitian Material Fungsional

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) resmi menandatangani kerja sama strategis dalam penelitian dan pengembangan material fungsional untuk aplikasi device elektronika. Acara penandatanganan kesepakatan berlangsung pada Kamis, 5 Desember 2024, di ruang KPTU FMIPA UGM, dengan dihadiri jajaran dekanat FMIPA UGM, termasuk Dekan Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., serta peneliti dari BRIN.

Dalam sambutannya, Prof. Kuwat menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan lembaga riset nasional untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. “BRIN akan memfasilitasi pengadaan device elektronika, sementara FMIPA UGM akan menyediakan mahasiswa yang akan mengembangkan perangkat tersebut secara inovatif,” ujarnya.

Kolaborasi ini membuka peluang besar bagi mahasiswa, khususnya dari Departemen Fisika, untuk berpartisipasi dalam riset, magang, dan kerja praktik. BRIN akan menyediakan infrastruktur penelitian, sedangkan FMIPA UGM berperan dalam mendukung tenaga mahasiswa untuk mengembangkan teknologi berbasis material fungsional.

Selain mendorong inovasi di bidang teknologi, kerja sama ini juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan membuka akses bagi mahasiswa untuk terlibat dalam riset dan inovasi, inisiatif ini mendukung SDG ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas. Upaya bersama dalam menciptakan teknologi yang berkelanjutan juga selaras dengan SDG ke-9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Adapun integrasi antara akademisi dan lembaga riset nasional mencerminkan nilai SDG ke-17, yakni Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Melalui langkah ini, FMIPA UGM dan BRIN berharap dapat memberikan dampak nyata bagi pengembangan teknologi elektronika dan meningkatkan daya saing penelitian Indonesia di tingkat global. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pendidikan tinggi dan lembaga riset dapat mendorong inovasi yang berdampak luas bagi masyarakat dan pembangunan nasional.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Editor : Sulaiman Nurhidayat
Dokumentasi : Sulaiman Nurhidayat

Read More

FMIPA UGM Gandeng Wadhwani Foundation Dorong Inovasi Kewirausahaan Mahasiswa melalui Pendidikan Berbasis Kompetensi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) resmi menjalin kerja sama dengan Wadhwani Foundation, sebuah platform hybrid bersertifikat yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendorong inovasi di kalangan mahasiswa melalui pendidikan berbasis kompetensi yang terintegrasi.

“Kami berharap kolaborasi ini dapat memudahkan mahasiswa dan dosen dalam memperdalam ide-ide inovatif mereka, terutama untuk menghasilkan startup yang relevan dan berdampak,” ujar Dekan FMIPA UGM. Beliau juga menegaskan bahwa kerja sama ini diharapkan menjadi model bagi institusi pendidikan tinggi lainnya di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan kewirausahaan.

Melalui kerja sama ini, mahasiswa UGM akan memiliki akses ke berbagai program unggulan seperti incubation program, curriculum embedded program, competition program, serta evaluation tool yang mendukung persiapan pitching ide bisnis. “Mahasiswa hanya perlu membayar SKS tanpa biaya tambahan,” jelas perwakilan Wadhwani Foundation, menekankan komitmen platform ini dalam memberikan akses pendidikan yang terjangkau.

Wadhwani Foundation sendiri telah membantu lebih dari 90 ribu wirausahawan dan memiliki 5.000 mahasiswa aktif yang tersebar di 70 institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan menyediakan berbagai sumber daya seperti rencana pembelajaran, video pembelajaran, dan booklet, mahasiswa dapat mengakses materi dengan lebih mudah dan efektif untuk mendukung pengembangan ide-ide kreatif mereka.

Kerja sama ini sejalan dengan tiga poin utama Sustainable Development Goals (SDGs): poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas, poin ke-9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta poin ke-17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan pendidikan berbasis kewirausahaan yang terintegrasi, FMIPA UGM dan Wadhwani Foundation tidak hanya meningkatkan keterampilan mahasiswa tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan kolaborasi lintas sektor. Kolaborasi strategis ini diharapkan dapat mencetak lebih banyak wirausahawan muda yang siap bersaing secara global sekaligus membawa dampak positif bagi ekosistem inovasi di Indonesia.

Penulis : Meitha Eka Nurhasanah
Editor : Sulaiman Nurhidayat
Dokumentasi : Danendra Azriel R.

Read More

FMIPA UGM Fasilitasi Kolaborasi Mahasiswa dan Peneliti di ICARES 2024

Konferensi International Conference on Aerospace Electronics and Remote Sensing Technology (ICARES 2024) yang diadakan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) telah sukses digelar pada Jumat, 8 November 2024. Konferensi ini berlangsung secara bauran dengan sesi luring bertempat di Auditorium Lantai 7 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM). ICARES 2024 menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan peneliti, akademisi, dan mahasiswa untuk berbagi hasil penelitian dan inovasi terkini.

Dr. Arief Hermanto, Drs., S.U., M.Sc., dosen Fisika UGM, menyampaikan apresiasinya terhadap partisipasi mahasiswa dalam konferensi ini. “Kami sangat bangga karena peserta ICARES 2024 tidak hanya berasal dari kalangan peneliti, tetapi juga mahasiswa,” ujarnya. Partisipasi aktif mahasiswa mencerminkan semangat generasi muda dalam mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sesi presentasi luring dimulai dengan topik Aerospace and Electronic Systems, yang mencakup enam presentasi penelitian. Dilanjutkan dengan empat presentasi pada topik Geoscience and Remote Sensing, dan ditutup dengan satu presentasi tentang Data Science & Artificial Intelligence Related to Aerospace and Geoscience & Remote Sensing. Selama presentasi, para peserta terlibat dalam diskusi aktif sehingga menciptakan suasana yang interaktif.

“Saya sangat gugup hari ini, tetapi latihan selama beberapa minggu terakhir akhirnya membuahkan hasil,” ungkap Brenda dari Institut Teknologi Bandung, peraih penghargaan Best Presentator dalam ICARES 2024. Selain penghargaan Best Presentator, ICARES 2024 juga memberikan penghargaan Best Paper kepada tiga peserta, yaitu Maulana Arifin untuk kategori Aerospace and Electronic Systems, M. Khawariz Andaristiyan untuk kategori Geoscience and Remote Sensing, serta Akram Prihanantya untuk kategori A Geospatial Big Data Approach for Web Mapping of Water Balance & Dry Days in Indonesia’s Peatlands.

Kesuksesan ICARES 2024 mencerminkan kontribusi nyata terhadap sejumlah Sustainable Development Goals (SDGs): SDGs 4: Pendidikan Berkualitas dengan memberikan akses luas kepada mahasiswa dan peneliti untuk berbagi ilmu, memotivasi kolaborasi akademik lintas institusi. SDGs 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur karena penelitian yang dipaparkan mendukung pengembangan teknologi canggih untuk menjawab kebutuhan industri dan infrastruktur. SDGs 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan karena kerja sama antara IEEE dan FMIPA UGM menunjukkan pentingnya kolaborasi internasional dalam menciptakan solusi global. Melalui ICARES 2024, mahasiswa dan peneliti tidak hanya memperluas wawasan teknologi tetapi juga membangun kolaborasi yang esensial untuk menghadapi tantangan masa depan. Ajang ini menegaskan posisi UGM sebagai pusat inovasi yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Penulis: Azzah Nurfatin
Dokumentasi: Sulaiman Nurhidayat
Editor: Danendra Azriel Ramadhany

Read More

Kolaborasi FMIPA UGM Bersama Banyumanik Research Center melalui Pengabdian kepada Masyarakat dalam Rangka Branding dan Marketing untuk Pengembangan Bisnis Desa serta Pembuatan Pupuk Hayati

Sabtu, 9 November 2024, di Padukuhan Banyumanik, Kalurahan Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, telah berlangsung kolaborasi strategis antara tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (PKM FMIPA UGM) dengan Banyumanik Research Center (BRC). Acara ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat desa Wunung, Pacarejo, dan Mulo dalam meningkatkan keterampilan branding dan pemasaran, sekaligus memperkenalkan teknologi pembuatan pupuk hayati.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti pengelola BRC, Ibu Sri Astuti Soedjoko; Lurah Pacarejo, Bapak Suhadi; serta tim dosen PKM FMIPA UGM. Dalam sambutannya, Ibu Sri Astuti mengungkapkan rasa syukur atas inisiatif FMIPA UGM yang membawa ilmu dan keterampilan baru ke masyarakat. “Kerja sama ini adalah wujud nyata pemberdayaan masyarakat, membantu mereka mengembangkan usaha secara mandiri,” ujarnya.

Lurah Pacarejo, Bapak Suhadi, turut mengapresiasi kolaborasi tersebut. “Pacarejo adalah kelurahan terbesar di DIY dengan penduduk terbanyak di Gunungkidul. Kehadiran BRC sebagai magnet kemajuan telah membawa banyak tamu hebat ke wilayah kami. Kami berterima kasih atas pendampingan yang diberikan,” ucapnya.

Dr. Wiwit Suryanto, M.Si., dari FMIPA UGM, juga menyampaikan pandangannya. Ia berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi desa-desa di sekitar Pacarejo untuk menjadi mandiri dan tidak bergantung berlebihan pada pihak luar. FMIPA UGM, katanya, melihat potensi besar di wilayah ini, dan kerja sama bersama masyarakat adalah langkah strategis untuk mengembangkannya.

Sesi inti diisi oleh Dra. Ani Setyopratiwi, M.Si., yang memberikan paparan tentang pentingnya kualitas, moralitas, dan inovasi dalam membangun bisnis berkelanjutan. Sesi ini dilanjutkan oleh pelatihan “Kompos Plus dengan Cendawan Trichoderma” yang dipandu oleh Ibu Sri Astuti. Pelatihan ini memperkenalkan peserta pada manfaat Trichoderma sebagai agen pengompos dan penerapannya dalam pertanian ramah lingkungan.

Kolaborasi ini sejalan dengan berbagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk SDGs nomor 3 (Kesehatan yang Baik), 4 (Pendidikan Berkualitas), 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), 15 (Ekosistem Darat), serta 17 (Kemitraan untuk Tujuan). Dengan pelatihan branding dan pemasaran, acara ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, mendorong terciptanya lapangan kerja, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Di sisi lain, pelatihan pembuatan pupuk hayati berkontribusi pada praktik pertanian berkelanjutan dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Chairunnisa Anggun Setiono
Editor: Sulaiman Nurhidayat

Read More
Translate