Search
Search
Search

Seminar

Buka Kesempatan Mahasiswa FMIPA UGM Studi di Taiwan, Fisika UGM Gelar Seminar Rebon Charge Stochastics in Magnetic Tunnel Junction

Prof. Jhen-Yong Hong dari Departement of Physics Tamkang University Taiwan membuka kesempatan bagi mahasiswa FMIPA UGM untuk menempuh studi pascasarjana di Taiwan. Selain itu, kesempatan yang ditawarkan lainnya adalah untuk magang dan berkarir di industri Taiwan khususnya di bidang pengembangan teknologi baterai atau implementasi dari fisika semi konduktor.

Prof. Jhen-Yong Hong membuka acara seminar dengan tema Charge Stochastics in Magnetic Tunnel Junction melalui pengenalan kampus Tamkang University pada Rabu, 4 September 2024 di Ruang Sidang Fisika FMIPA UGM. Acara seminar dihadiri oleh mahasiswa dan dosen Fisika UGM. Selanjutnya, Prof. Jhen-Yong Hong turut mengenalkan profesor dan ahli di bidang fisika yang ada di Tamkang University, program-program belajar bagi mahasiswa, kelas bahasa Mandarin, dan kesempatan magang dengan mitra lain seperti dengan negara Australia.

“Jika anda bergabung di program ini, maka anda dapat ikut magang di Australia,” kata Prof. Jhen-Yong Hong.

Dalam hal ini, papar Muhammad Arifin, S.Si., M.Sc., Ph.D selaku koordinator acara seminar sekaligus dosen Fisika UGM menyampaikan mengenai detail program yang ditawarkan.

“Jadi, program tersebut untuk master (S2) dengan waktu 1 tahun di Tamkang University dan 1 tahun magang di perusahaan semi konduktor. Setelahnya, 2 tahun kerja di perusahaan. Jadi total program selama 4 tahun di Taiwan,” jelas Arifin.

Dalam hal ini, Tamkang University merupakan universitas terbaik pertama swasta di Taiwan dan menduduki peringkat nomor 9 di Taiwan. Namun, Tamkang University memiliki keunggulan di bidang studi dan karir pada bidang fisika semi konduktor yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang tertarik pada bidang tersebut. Hal ini juga didukung dengan semakin tingginya permintaan teknologi baterai dengan kapasitas yang besar terutama di sektor industri ponsel.

“Harapannya, mahasiswa jadi tertarik untuk ikut program yang ditawarkan terutama di bidang pengembangan teknologi baterai karena permintaan baterai berkapasitas besar semakin tinggi sekarang,” papar Arifin.

Hadirnya Seminar Rebon oleh Departemen Fisika FMIPA UGM dengan tema Charge Stochastics in Magnetic Tunnel Junction turut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan serta pendidikan untuk keberlanjutan. Selanjutnya, kerja sama antara FMIPA UGM dengan Tamkang University di bidang pendidikan dan industri menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

UGM dan Pertamina Gelar Workshop AI untuk Geosains di Bandung

Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Laboratorium Geofisika FMIPA UGM mengadakan workshop dan perencanaan kerja sama di bidang machine learning dan deep learning di dunia migas (minyak dan gas) baik untuk analisis data sumur pemboran, penemuan prospek reservoar, dan analisis seismik untuk pemetaan struktur bawah permukaan. Acara ini berlangsung di Hotel Luxton, Bandung, Jawa Barat, pada 16 – 18 Juli 2024. Workshop ini dihadiri oleh para ahli dari UGM seperti Dr. Sudarmaji dan Dr. T. Marwan Irnaka serta tim dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4.

Tujuan utama dari workshop ini adalah untuk membahas dan merencanakan pemanfaatan teknologi machine learning (ML) dan AI dalam bidang geosains. Teknologi ini semakin maju dan menawarkan peluang besar untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang ini.

“Dengan kemajuan teknologi ML dan AI, kita dapat mengoptimalkan proses eksplorasi dan produksi migas dengan lebih efisien,” kata Dr. Sudarmaji.

Pertemuan ini melibatkan berbagai pihak termasuk tim dari Pertamina Hulu Rokan Zona 4, laboratorium geofisika UGM, SLB (Schlumberger), dan tim Upstream Cloud dari Pertamina. Diskusi yang di dibahas meliputi berbagai topik, mulai dari penerapan AI dalam analisis data seismik hingga pengembangan model prediktif untuk eksplorasi sumber daya alam.

Selain itu, workshop ini juga membahas pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri untuk mengembangkan solusi inovatif yang dapat diterapkan di lapangan.

“Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi yang tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga berkontribusi pada pengembangan teknologi di bidang geosains,” ujar Jerry Devios Mamesah, selaku WOPDM Pertamina Hulu Rokan Zona 4.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan dapat tercipta sinergi antara UGM dan Pertamina dalam memanfaatkan teknologi AI untuk menghadapi tantangan di bidang geosains, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta menguatkan kemitraan dalam mencapai tujuan selaras dengan SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: T. Marwan Irnaka
Foto: Shofi Rahmadini
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Siap Bentuk Mahasiswa Kompeten, Pionir Pascal 2024 Selenggarakan Talkshow Ke-MIPA-an

Dalam rangka mengenalkan FMIPA secara lebih mendalam, Pionir Pascal 2024 menyelenggarakan sesi talkshow ke-MIPA-an yang dibersamai oleh Dekan, beberapa Wakil Dekan, dan alumnus FMIPA UGM yang dipandu oleh seorang moderator. Selain bertujuan untuk mengenalkan FMIPA, kegiatan yang diselenggarakan pada 31 Juli 2024 di Auditorium lantai 7 FMIPA UGM ini juga bertujuan untuk memberikan kiat-kiat inspirasi dalam berkarya di bidang masing-masing.

“Kompeten itu sama dengan kemampuan ditambah dengan pengetahuan, kemudian dikalikan dengan sikap,” papar Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan FMIPA UGM. Beliau menekankan pentingnya sikap dan etika dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, Prof. Kuwat juga menjelaskan hal-hal mendasar mengenai FMIPA UGM seperti visi, misi, dan nilai-nilai dari FMIPA UGM. Prof. Kuwat juga memaparkan inovasi yang sudah dihasilkan oleh FMIPA UGM dan bermanfaat untuk masyarakat, yaitu GeNose C19.

Pemaparan Prof. Kuwat dilanjut dengan pemaparan oleh Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan. Prof. Roto membahas mengenai akademik di FMIPA, seperti masa studi, syarat kelulusan, hingga cara menjadi mahasiswa sukses. Selanjutnya, pemaparan dilanjut oleh Indra Kesuma Nasution, Ph.D. selaku alumnus FMIPA UGM. Indra membahas mengenai ANC Japan, prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang, hingga kerja sama yang telah dilakukan dengan beberapa perusahaan di Jepang dalam menyalurkan lulusan FMIPA.

Sesi talkshow ditutup dengan sesi tanya jawab yang disambut dengan antusias oleh para peserta. Mereka mengajukan pertanyaan mengenai inovasi yang sudah dijelaskan, cara bertanggung jawab dengan baik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan setelah lulus kuliah dari FMIPA UGM.

Sesi talkshow kali ini mampu menunjukkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang tercermin dari upaya FMIPA UGM untuk menyediakan wawasan akademik dan keterampilan kepada mahasiswa. Sesi talkshow ini juga menunjukkan penerapan SDGs poin 8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, yang direpresentasikan melalui pembahasan mengenai prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang dan inovasi seperti GeNose C19 yang dapat mendukung ekonomi. Inovasi GeNose C19 juga menunjukkan penerapan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Terakhir, kegiatan ini juga menunjukkan implementasi SDGs poin 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang ditunjukkan dengan kerja sama internasional yang dipaparkan sehingga memperluas peluang global bagi mahasiswa.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Pentingnya Implementasi Contextual Learning dalam Pendidikan

“Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning” 2024 menyajikan peranan penting Contextual Learning pada sesi pemaparan materi yang kedua. Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, MMedEd, PhD selaku narasumber menjelaskan bahwa dalam pendidikan, anak-anak sering kali hanya menghafal materi tanpa memahami implementasinya secara kontekstual.

“Dalam materi pembelajaran, visualisasi asli sangat penting untuk mendukung proses belajar. Rasa ingin tahu adalah hal utama yang memulai aktivitas belajar. Pertanyaan “mengapa” menjadi dasar dimulainya suatu pembelajaran untuk mengetahui tujuan dari proses tersebut dan dapat menjadi pemicu pemecahan masalah dalam tugas sehari-hari,” ungkap Prof. Gandes.

Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata agar siswa dapat memahami makna dan relevansi dari apa yang mereka pelajari. Prinsip utamanya adalah terkait dengan kehidupan nyata, pembelajaran kolaboratif, keterlibatan aktif, dan refleksi. Pembelajaran ini melibatkan penggunaan panca indra dalam memahami mata pelajaran dan fungsionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat 2 teori yang menjadi fundamental dalam contextual learning yakni teori belajar tentang memori manusia menyebutkan bahwa proses belajar dimulai dari stimulus yang merangsang semua indera kita dan teori motivasi ARCS Model menangkap minat dan rasa ingin tahu siswa melalui attention, relevance, confidence, dan satisfaction dengan pemberian reward and punishment. Dalam pembelajaran kontekstual, perhatian dan relevansi sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kepuasan siswa.

Implementasi pembelajaran kontekstual berkaitan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) antara lain SDGs nomor 4 yakni mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas untuk semua, SDGs 8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak melalui pendidikan yang relevan dan bermakna dan SDGs 9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur yang mendorong inovasi serta pengembangan infrastruktur pendidikan yang tangguh dan inklusif.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Esensi Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA dalam Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning 2024

Sesi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning menyajikan materi tentang Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA. Materi ini berfokus pada peran pendidik dalam memegang tanggung jawab penuh untuk membimbing anak-anak menuju masa depan yang cerah. Melalui program Merdeka Belajar, anak-anak dipersiapkan menjadi pemimpin, presiden, CEO, dan pengusaha masa depan.

“Abad ini merupakan abad Asia, dengan bonus demografi yang menjadi potensi kekuatan ekonomi terbesar,”

Papar Prof Nizam Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. selaku narasumber. Beberapa negara yang memasuki bonus demografi dan peningkatan teknologi menghadapi tantangan penuaan penduduk. Semua ini memerlukan persiapan panjang untuk mencapai bonus demografi ekonomi yang tinggi.

“Di negara-negara maju, kunci keberhasilan terletak pada 3 hal: sumber daya manusia (SDM) yang inovatif, kreatif, serta inovasi. Negara-negara tersebut menginvestasikan biaya lebih untuk riset dan pengembangan teknologi. Untuk menjadi negara maju, kita harus berbasis pada inovasi sebagai kunci dalam pengembangan ekonomi,” ungkap beliau.

Pendidik dan generasi muda menghadapi tantangan dalam mempersiapkan keterampilan dan kompetensi baru pada Industri 4.0 ini. Pembelajaran yang diantisipasi menjadi jiwa dan prinsip dalam kurikulum Merdeka Belajar. Menanamkan kunci “ku tahu yang ku mau” penting untuk generasi muda. Guru diharapkan mendampingi mereka menemukan masa depan dengan menginspirasi mata pelajaran. Generasi muda harus menjadi pemecah masalah kompleks dengan growth mindset yang kuat untuk mengilhami berbagai disiplin ilmu.

Melalui Kampus Merdeka, anak-anak diberi kesempatan mempelajari berbagai disiplin ilmu dan membentuk jiwa pelajar Pancasila dalam diri generasi muda. Sesi materi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning juga berkaitan dengan SDGs nomor 4, 8 dan 9. Merdeka Belajar mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak untuk semua serta membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendukung inovasi.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Heri Prakosa Wibowo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Department of Physics FMIPA UGM Held Seminar on Medical Physics: Nanophotosensitizer with Natural Bioreductants to Increase the Efficacy of Antibacterial Effects

Prof. Suryani presented material on Nanophotosensitizer (Photo: Febriska)

The Physics Department of FMIPA UGM held a seminar titled “Nanophotosensitizer with Natural Bioreductants to Increase the Efficacy of Antibacterial Effects” on Wednesday, Mar 27th 2024, virtually. The speaker at this event was Prof. Dr. Suryani Dyah Astuti, M.Sc., a researcher and lecturer from Universitas Airlangga. This seminar was held with the hope of expanding knowledge increasing public interest in medical physics and providing information about downstream products beneficial for the community. Seminar participants came not only from lecturers, researchers, and students but also from the general public.

“One of the serious challenges in the field of health is the increasing antibiotic resistance by pathogenic microorganisms causing infections. Resistant organisms can withstand the effects of antimicrobial drugs such as antibiotics, antivirals, and others. As a result, the use of standard treatments becomes ineffective in combating infections. Photodynamic inactivation therapy (PDI) offers an alternative route utilizing silver nanoparticles synthesized from grape seeds as nano photosensitizers that enhance antibacterial efficacy. PDI method is a non-invasive, non-ionizing photon-based method that is safe and effective in killing infection-causing microbes,” said Prof. Suryani.

Prof. Suryani presented material on photophysics (Photo: Febriska)

The material presented was an introduction to research results beneficial to the community, such as in the medical sector. For example, the utilization of local raw materials from local plant extracts as reductants for green synthesis of nanoparticles that are safe and have antibacterial properties by the activities contained in plants.

“How do we commercialize research products and establish partnerships to support the commercialization process?” asked one of the participants. Then, Prof. Suryani explained the commercialization scheme with partners. “The way is to share with supportive partners. Research nowadays tends to be commercialized. So, we need to optimize production first so that the prototype is mature for large-scale production. Then, conduct test markets such as product introduction. It can be done by providing the product for trial. Next, inquire about the results and then contact the partner. So, start optimizing for industrial scale. It is essential for us to have a team in collaboration, for example, involving doctors or other professions,” said Prof. Suryani.

The presentation of research product results from medical physics reflects SDG number 3, Good Health and Well-being, to the community to be utilized in daily life, especially in the field of health such as affordable drugs and biomedical treatment. In addition, the presentation of the technical flow of research product commercialization encourages lecturers and researchers to collaborate with industries for the commercialization of research results, thus reflecting SDG number 9, Industry, Innovation, and Infrastructure.

Keywords: Nanophotosensitizer, biomedical, medical treatment, good health and well-being, industry

Author: Febriska Noor Fitriana

Photos: Febriska Noor Fitriana

Read More

Buka Kesempatan Mahasiswa FMIPA UGM Studi di Taiwan, Fisika UGM Gelar Seminar Rebon Charge Stochastics in Magnetic Tunnel Junction

Prof. Jhen-Yong Hong dari Departement of Physics Tamkang University Taiwan membuka kesempatan bagi mahasiswa FMIPA UGM untuk menempuh studi pascasarjana di Taiwan. Selain itu, kesempatan yang ditawarkan lainnya adalah untuk magang dan berkarir di industri Taiwan khususnya di bidang pengembangan teknologi baterai atau implementasi dari fisika semi konduktor.

Prof. Jhen-Yong Hong membuka acara seminar dengan tema Charge Stochastics in Magnetic Tunnel Junction melalui pengenalan kampus Tamkang University pada Rabu, 4 September 2024 di Ruang Sidang Fisika FMIPA UGM. Acara seminar dihadiri oleh mahasiswa dan dosen Fisika UGM. Selanjutnya, Prof. Jhen-Yong Hong turut mengenalkan profesor dan ahli di bidang fisika yang ada di Tamkang University, program-program belajar bagi mahasiswa, kelas bahasa Mandarin, dan kesempatan magang dengan mitra lain seperti dengan negara Australia.

“Jika anda bergabung di program ini, maka anda dapat ikut magang di Australia,” kata Prof. Jhen-Yong Hong.

Dalam hal ini, papar Muhammad Arifin, S.Si., M.Sc., Ph.D selaku koordinator acara seminar sekaligus dosen Fisika UGM menyampaikan mengenai detail program yang ditawarkan.

“Jadi, program tersebut untuk master (S2) dengan waktu 1 tahun di Tamkang University dan 1 tahun magang di perusahaan semi konduktor. Setelahnya, 2 tahun kerja di perusahaan. Jadi total program selama 4 tahun di Taiwan,” jelas Arifin.

Dalam hal ini, Tamkang University merupakan universitas terbaik pertama swasta di Taiwan dan menduduki peringkat nomor 9 di Taiwan. Namun, Tamkang University memiliki keunggulan di bidang studi dan karir pada bidang fisika semi konduktor yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang tertarik pada bidang tersebut. Hal ini juga didukung dengan semakin tingginya permintaan teknologi baterai dengan kapasitas yang besar terutama di sektor industri ponsel.

“Harapannya, mahasiswa jadi tertarik untuk ikut program yang ditawarkan terutama di bidang pengembangan teknologi baterai karena permintaan baterai berkapasitas besar semakin tinggi sekarang,” papar Arifin.

Hadirnya Seminar Rebon oleh Departemen Fisika FMIPA UGM dengan tema Charge Stochastics in Magnetic Tunnel Junction turut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan serta pendidikan untuk keberlanjutan. Selanjutnya, kerja sama antara FMIPA UGM dengan Tamkang University di bidang pendidikan dan industri menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

UGM dan Pertamina Gelar Workshop AI untuk Geosains di Bandung

Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Laboratorium Geofisika FMIPA UGM mengadakan workshop dan perencanaan kerja sama di bidang machine learning dan deep learning di dunia migas (minyak dan gas) baik untuk analisis data sumur pemboran, penemuan prospek reservoar, dan analisis seismik untuk pemetaan struktur bawah permukaan. Acara ini berlangsung di Hotel Luxton, Bandung, Jawa Barat, pada 16 – 18 Juli 2024. Workshop ini dihadiri oleh para ahli dari UGM seperti Dr. Sudarmaji dan Dr. T. Marwan Irnaka serta tim dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4.

Tujuan utama dari workshop ini adalah untuk membahas dan merencanakan pemanfaatan teknologi machine learning (ML) dan AI dalam bidang geosains. Teknologi ini semakin maju dan menawarkan peluang besar untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang ini.

“Dengan kemajuan teknologi ML dan AI, kita dapat mengoptimalkan proses eksplorasi dan produksi migas dengan lebih efisien,” kata Dr. Sudarmaji.

Pertemuan ini melibatkan berbagai pihak termasuk tim dari Pertamina Hulu Rokan Zona 4, laboratorium geofisika UGM, SLB (Schlumberger), dan tim Upstream Cloud dari Pertamina. Diskusi yang di dibahas meliputi berbagai topik, mulai dari penerapan AI dalam analisis data seismik hingga pengembangan model prediktif untuk eksplorasi sumber daya alam.

Selain itu, workshop ini juga membahas pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri untuk mengembangkan solusi inovatif yang dapat diterapkan di lapangan.

“Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi yang tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga berkontribusi pada pengembangan teknologi di bidang geosains,” ujar Jerry Devios Mamesah, selaku WOPDM Pertamina Hulu Rokan Zona 4.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan dapat tercipta sinergi antara UGM dan Pertamina dalam memanfaatkan teknologi AI untuk menghadapi tantangan di bidang geosains, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta menguatkan kemitraan dalam mencapai tujuan selaras dengan SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: T. Marwan Irnaka
Foto: Shofi Rahmadini
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Siap Bentuk Mahasiswa Kompeten, Pionir Pascal 2024 Selenggarakan Talkshow Ke-MIPA-an

Dalam rangka mengenalkan FMIPA secara lebih mendalam, Pionir Pascal 2024 menyelenggarakan sesi talkshow ke-MIPA-an yang dibersamai oleh Dekan, beberapa Wakil Dekan, dan alumnus FMIPA UGM yang dipandu oleh seorang moderator. Selain bertujuan untuk mengenalkan FMIPA, kegiatan yang diselenggarakan pada 31 Juli 2024 di Auditorium lantai 7 FMIPA UGM ini juga bertujuan untuk memberikan kiat-kiat inspirasi dalam berkarya di bidang masing-masing.

“Kompeten itu sama dengan kemampuan ditambah dengan pengetahuan, kemudian dikalikan dengan sikap,” papar Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan FMIPA UGM. Beliau menekankan pentingnya sikap dan etika dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, Prof. Kuwat juga menjelaskan hal-hal mendasar mengenai FMIPA UGM seperti visi, misi, dan nilai-nilai dari FMIPA UGM. Prof. Kuwat juga memaparkan inovasi yang sudah dihasilkan oleh FMIPA UGM dan bermanfaat untuk masyarakat, yaitu GeNose C19.

Pemaparan Prof. Kuwat dilanjut dengan pemaparan oleh Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan. Prof. Roto membahas mengenai akademik di FMIPA, seperti masa studi, syarat kelulusan, hingga cara menjadi mahasiswa sukses. Selanjutnya, pemaparan dilanjut oleh Indra Kesuma Nasution, Ph.D. selaku alumnus FMIPA UGM. Indra membahas mengenai ANC Japan, prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang, hingga kerja sama yang telah dilakukan dengan beberapa perusahaan di Jepang dalam menyalurkan lulusan FMIPA.

Sesi talkshow ditutup dengan sesi tanya jawab yang disambut dengan antusias oleh para peserta. Mereka mengajukan pertanyaan mengenai inovasi yang sudah dijelaskan, cara bertanggung jawab dengan baik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan setelah lulus kuliah dari FMIPA UGM.

Sesi talkshow kali ini mampu menunjukkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang tercermin dari upaya FMIPA UGM untuk menyediakan wawasan akademik dan keterampilan kepada mahasiswa. Sesi talkshow ini juga menunjukkan penerapan SDGs poin 8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, yang direpresentasikan melalui pembahasan mengenai prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang dan inovasi seperti GeNose C19 yang dapat mendukung ekonomi. Inovasi GeNose C19 juga menunjukkan penerapan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Terakhir, kegiatan ini juga menunjukkan implementasi SDGs poin 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang ditunjukkan dengan kerja sama internasional yang dipaparkan sehingga memperluas peluang global bagi mahasiswa.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Pentingnya Implementasi Contextual Learning dalam Pendidikan

“Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning” 2024 menyajikan peranan penting Contextual Learning pada sesi pemaparan materi yang kedua. Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, MMedEd, PhD selaku narasumber menjelaskan bahwa dalam pendidikan, anak-anak sering kali hanya menghafal materi tanpa memahami implementasinya secara kontekstual.

“Dalam materi pembelajaran, visualisasi asli sangat penting untuk mendukung proses belajar. Rasa ingin tahu adalah hal utama yang memulai aktivitas belajar. Pertanyaan “mengapa” menjadi dasar dimulainya suatu pembelajaran untuk mengetahui tujuan dari proses tersebut dan dapat menjadi pemicu pemecahan masalah dalam tugas sehari-hari,” ungkap Prof. Gandes.

Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata agar siswa dapat memahami makna dan relevansi dari apa yang mereka pelajari. Prinsip utamanya adalah terkait dengan kehidupan nyata, pembelajaran kolaboratif, keterlibatan aktif, dan refleksi. Pembelajaran ini melibatkan penggunaan panca indra dalam memahami mata pelajaran dan fungsionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat 2 teori yang menjadi fundamental dalam contextual learning yakni teori belajar tentang memori manusia menyebutkan bahwa proses belajar dimulai dari stimulus yang merangsang semua indera kita dan teori motivasi ARCS Model menangkap minat dan rasa ingin tahu siswa melalui attention, relevance, confidence, dan satisfaction dengan pemberian reward and punishment. Dalam pembelajaran kontekstual, perhatian dan relevansi sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kepuasan siswa.

Implementasi pembelajaran kontekstual berkaitan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) antara lain SDGs nomor 4 yakni mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas untuk semua, SDGs 8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak melalui pendidikan yang relevan dan bermakna dan SDGs 9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur yang mendorong inovasi serta pengembangan infrastruktur pendidikan yang tangguh dan inklusif.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Esensi Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA dalam Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning 2024

Sesi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning menyajikan materi tentang Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar untuk Tingkat SMA/MA. Materi ini berfokus pada peran pendidik dalam memegang tanggung jawab penuh untuk membimbing anak-anak menuju masa depan yang cerah. Melalui program Merdeka Belajar, anak-anak dipersiapkan menjadi pemimpin, presiden, CEO, dan pengusaha masa depan.

“Abad ini merupakan abad Asia, dengan bonus demografi yang menjadi potensi kekuatan ekonomi terbesar,”

Papar Prof Nizam Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. selaku narasumber. Beberapa negara yang memasuki bonus demografi dan peningkatan teknologi menghadapi tantangan penuaan penduduk. Semua ini memerlukan persiapan panjang untuk mencapai bonus demografi ekonomi yang tinggi.

“Di negara-negara maju, kunci keberhasilan terletak pada 3 hal: sumber daya manusia (SDM) yang inovatif, kreatif, serta inovasi. Negara-negara tersebut menginvestasikan biaya lebih untuk riset dan pengembangan teknologi. Untuk menjadi negara maju, kita harus berbasis pada inovasi sebagai kunci dalam pengembangan ekonomi,” ungkap beliau.

Pendidik dan generasi muda menghadapi tantangan dalam mempersiapkan keterampilan dan kompetensi baru pada Industri 4.0 ini. Pembelajaran yang diantisipasi menjadi jiwa dan prinsip dalam kurikulum Merdeka Belajar. Menanamkan kunci “ku tahu yang ku mau” penting untuk generasi muda. Guru diharapkan mendampingi mereka menemukan masa depan dengan menginspirasi mata pelajaran. Generasi muda harus menjadi pemecah masalah kompleks dengan growth mindset yang kuat untuk mengilhami berbagai disiplin ilmu.

Melalui Kampus Merdeka, anak-anak diberi kesempatan mempelajari berbagai disiplin ilmu dan membentuk jiwa pelajar Pancasila dalam diri generasi muda. Sesi materi pertama Workshop Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning juga berkaitan dengan SDGs nomor 4, 8 dan 9. Merdeka Belajar mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak untuk semua serta membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendukung inovasi.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Heri Prakosa Wibowo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Department of Physics FMIPA UGM Held Seminar on Medical Physics: Nanophotosensitizer with Natural Bioreductants to Increase the Efficacy of Antibacterial Effects

Prof. Suryani presented material on Nanophotosensitizer (Photo: Febriska)

The Physics Department of FMIPA UGM held a seminar titled “Nanophotosensitizer with Natural Bioreductants to Increase the Efficacy of Antibacterial Effects” on Wednesday, Mar 27th 2024, virtually. The speaker at this event was Prof. Dr. Suryani Dyah Astuti, M.Sc., a researcher and lecturer from Universitas Airlangga. This seminar was held with the hope of expanding knowledge increasing public interest in medical physics and providing information about downstream products beneficial for the community. Seminar participants came not only from lecturers, researchers, and students but also from the general public.

“One of the serious challenges in the field of health is the increasing antibiotic resistance by pathogenic microorganisms causing infections. Resistant organisms can withstand the effects of antimicrobial drugs such as antibiotics, antivirals, and others. As a result, the use of standard treatments becomes ineffective in combating infections. Photodynamic inactivation therapy (PDI) offers an alternative route utilizing silver nanoparticles synthesized from grape seeds as nano photosensitizers that enhance antibacterial efficacy. PDI method is a non-invasive, non-ionizing photon-based method that is safe and effective in killing infection-causing microbes,” said Prof. Suryani.

Prof. Suryani presented material on photophysics (Photo: Febriska)

The material presented was an introduction to research results beneficial to the community, such as in the medical sector. For example, the utilization of local raw materials from local plant extracts as reductants for green synthesis of nanoparticles that are safe and have antibacterial properties by the activities contained in plants.

“How do we commercialize research products and establish partnerships to support the commercialization process?” asked one of the participants. Then, Prof. Suryani explained the commercialization scheme with partners. “The way is to share with supportive partners. Research nowadays tends to be commercialized. So, we need to optimize production first so that the prototype is mature for large-scale production. Then, conduct test markets such as product introduction. It can be done by providing the product for trial. Next, inquire about the results and then contact the partner. So, start optimizing for industrial scale. It is essential for us to have a team in collaboration, for example, involving doctors or other professions,” said Prof. Suryani.

The presentation of research product results from medical physics reflects SDG number 3, Good Health and Well-being, to the community to be utilized in daily life, especially in the field of health such as affordable drugs and biomedical treatment. In addition, the presentation of the technical flow of research product commercialization encourages lecturers and researchers to collaborate with industries for the commercialization of research results, thus reflecting SDG number 9, Industry, Innovation, and Infrastructure.

Keywords: Nanophotosensitizer, biomedical, medical treatment, good health and well-being, industry

Author: Febriska Noor Fitriana

Photos: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate