Search
Search
Search

Prestasi

Duel Skor UTBK Mahasiswa Baru FMIPA UGM: Skor Tertinggi Pukau Warganet

Setiap tahunnya, Pionir Pascal FMIPA UGM memiliki kesan dan pesan tersendiri bagi panitia atau mahasiswa baru. Pada tahun ini, mahasiswa baru mampu memukau warganet di laman media sosial FMIPA UGM dengan perolehan skor yang menembus angka 750.

“750 makan apa ya?” tanya akun mazow_sky pada akun resmi media sosial FMIPA UGM.

Para mahasiswa baru mendapat kesempatan untu menceritakan perihal jalur masuk yang ditempuh untuk dapat berkuliah di FMIPA UGM sekaligus nilai yang harus dicapai agar lolos di FMIPA UGM. Beberapa jalur mahasiswa baru yang dilewati terdiri atas SNBP, SNBT, PBU, UM, dan CBT. Selain itu, mahasiswa baru juga mendapat kesempatan untuk menceritakan ekspetasi mereka ketika kuliah di FMIPA UGM.

“Kalau aku lewat jalur SNBP, rata-rata skor nilai raporku 88,” kata Keine, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024.

Selain skor nilai rapor, skor UTBK yang cukup memukau diraih oleh Dhimas, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024. Dhimas menceritakan bahwa dirinya meraih skor 753. Dirinya juga turut membagikan perihal ekspetasi berkuliah ke depan yaitu semoga kegiatan perkuliahan berjalan dengan asik dan memiliki teman-teman yang kreatif serta dosen yang kooperatif.

Kegiatan Pionir Pascal yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam mengemukakan ide dan gagasan serta nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik dalam melaksanakan kegiatan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Tim Media FMIPA UGM
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Mahasiswa Baru FMIPA UGM Sabet Juara Miss Bantul 2024

Kabar gembira menyelimuti Najwa Fitria Sugiarto, mahasiswa baru FMIPA UGM program studi Statistika 2024. Sosok belia yang sejak bangku sekolah memanen juara di bidang olimpiade dan panggung hiburan tersebut mampu mengoptimalkan prestasinya di tengah kesibukan kegiatan Pionir Pascal yang merupakan agenda wajib bagi mahasiswa baru.

“Alhamdulillah, saya berhasil meraih sebagai Juara 1 Miss Bantul 2024 dan 2 kategori lain yaitu Miss Bantul Pendidikan dan Miss Bantul Kewirausahaan 2024,” papar Najwa.

Puncak acara dari ajang Miss Bantul ini dilaksanakan pada 3 Agustus di Pendopo Parasamiya Bantul. Dari 24 finalis yang terseleksi, Najwa mampu meraih juara pertama dengan 2 kategori yang juga diraihnya. Proses yang dilewati Najwa cukup panjang yaitu mulai dari 27 Mei hingga 3 Agustus 2024. Rangkaian acara yang dilalui terdiri atas pelatihan, kegiatan sosial, dan pameran budaya.

Kegiatan pelatihan meliputi materi keorganisasian, kelas motivasi, kelas wicara publik, modelling, pemotretan, dan beragam pembekalan lainnya dari Pemerintah Kabupaten Bantul. Pada kegiatan sosial, para finalis terlibat pada kegiatan bakti sosial dan kampanye lingkungan. Selanjutnya, pada pameran budaya, para peserta diajak memperkenalkan kekayaan dan potensi lokal kepada masyarakat.

“Saya sangat bersyukur dan terhormat bisa terpilih sebagai Miss Bantul 2024. Pengalaman ini sangat berarti bagi saya, bukan hanya sebagai perjalanan pribadi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berkontribusi bagi masyarakat dan memperkenalkan kekayaan ekonomi, UMKM, dan budaya Bantul. Selama proses seleksi, saya belajar banyak dari teman-teman peserta, panitia, dan juri. Atmosfer yang penuh semangat dan persahabatan membuat saya merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik,” papar Najwa.

Najwa juga berharap melalui ajang ini dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk percaya diri dan berani mengejar Impian mereka. Sebagai pemenang, dirinya ingin memanfaatkan gelar tersebut untuk melakukan lebih banyak kegiatan sosial dan menjangkau masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan lingkungan.

Prestasi dan kontribusi Najwa di bidang pendidikan, sosial, dan budaya tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kompetensi keterampilan yang dilakukan melalui ajang Miss Bantul 2024, nomor 5 yaitu Kesetaraan Gender melalui pemberdayaan perempuan di kawasan Bantul, serta nomor 14 dan 15 yaitu Ekosistem Lautan dan Ekosistem Daratan melalui kampanye sadar lingkungan yang dilakukan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Najwa Fitria Sugiarto

Read More

Tempuh Puluhan Kilometer ke UGM dengan Sepeda, Simak Perjuangan Suyanta Raih Gelar Guru Besar

Balai Senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi suasana haru dan bangga atas perjuangan Prof. Dr. Suyanta, M.Si. dalam meraih gelar guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Dengan perlahan, Prof. Suyanta mencoba mengenang bagaimana perjalanannya hingga berada pada saat ini.

“Pada tahun 1980 saya berangkat naik sepeda onthel dari Bayat, Klaten ke kampus sejauh kurang lebih 40 kilometer. Memakan waktu kurang lebih 3 jam. Pada saat pulang juga sejauh 40 kilometer,’’ kenang Prof. Suyanta.

Pria kelahiran 64 tahun lalu tersebut menyelesaikan studi di tanah kelahirannya yaitu Klaten, Jawa Tengah melalui SD Wiro II, SMPN Bayat, SMAN 1 Klaten, hingga menyelesaikan program sarjana hingga doktor di Jurusan Kimia, FMIPA UGM. Sejak kecil, Prof. Suyanta telah terbiasa bekerja sembali menempuh studinya. Lahir sebagai anak petani tidak membuat dirinya menyerah untuk meraih impiannya dalam menamatkan studi.

“Sebelum kuliah di Yogyakarta, pekerjaan rutin saya di luar sekolah adalah ngarit (mencari rumput) dan mengembalakan sapi, serta membantu pekerjaan orang tua yang lain di sawah dan ladang,” cerita Prof. Suyanta.

Dirinya juga menceritakan perihal usahanya sejak duduk di bangku sekolah seperti berkeliling dari dusun ke dusun untuk berjualan es lilin dengan memikul termos es. Selain itu, dirinya dan temannya berusaha mengolah sebuah tanah dengan ditanami palawija di tepi Sungai Dengkeng yang merupakan lahan relokasi. Cerita masa perjuangannya membuat keluarga dan tamu undangan menitikan air mata dan larut dalam haru.

Setelah menamatkan studi di Kimia UGM, Prof. Suyanta mendedikasikan dirinya sebagai seorang dosen di Kimia UGM. Hingga saat ini, telah terhitung lebih dari 35 tahun dirinya menjadi dosen di Kimia UGM dan dikukuhkan menjadi guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik dengan judul penelitian Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Hasil penelitiannya memiliki keberanfaatan dalam penggunaan adsorben, katalis, dan biosensor.

“Saya bersyukur menjadi anggota staf pendidik di Departemen Kimia FMIPA UGM yang merupakan salah satu departemen dengan capaian tertinggi dalam memproduksi dosen bergelar doktor atau professor,” ungkap Prof. Suyanta.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Lebih dari 35 Tahun Menjadi Pendidik, Prof. Suyanta Kini Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Kimia Anorganik

Prof. Dr. Suyanta, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Prof. Suyanta akhirnya menyandang guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mewarnai serta berperan dalam perjalanan hidup saya selama lebih dari 35 tahun mengabdi sebagai dosen di Fakultas MIPA UGM,” ucap Prof. Suyanta dalam pidato yang disampaikan Selasa (6/8).

Dalam pengantar pidatonya, Prof. Suyanta menjelaskan mengenai tema penelitiannya yaitu terkait silika mesopori. Beliau menjelaskan bahwa silika mesopore adalah silika yang mengandung pori-pori dengan diameter sebesar 2-50 nanometer. Material tersebut merupakan material yang sangat penting dan menempati posisis super dalam ilmu bahan.

“Pori-pori dengan ukuran tersebut selain mampu membatasi pertumbuhan kristal sehingga mencegah aglomerasi nanopartikel, juga menstabilkan dan meningkatkan permukaan spesifik bahan yang terdispresi di dalamnya sehingga sangat berguna dalam aplikasi-aplikasi yang terkait dengan permukaan,” papar Prof. Suyanta.

Secara umum, Prof. Suyanta menyampaikan riwayat singkat penemuan, pengembangan metode sintesis, dan beberapa contoh aplikasinya sebagai adsorben, katalis, saringan molekuler, pengirim obat, dan biosensor. Kemudian, disampaikan juga mengenai potensi pengembangan riset dan aplikasi MCM-41 di masa depan.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswi Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Bangun Akses Pembelajaran bagi Teman-Teman Marginal melalui Platform Mejabelajar

Fitriana Arlyn Rahayu, mahasiswi Ilmu Aktuaria angkatan 2021 menceritakan kisah inspiratif di balik platform pembelajaran gratis yang dibangun Arlyn dan teman-temannya yaitu Mejabelajar. Platform ini hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap teman-teman yang menghadapi keterbatasan ekonomi, sosial, dan geografis.

Mejabelajar (@mejabelajaredu di instagram) adalah sebuah platform pembelajaran gratis yang dikhususkan untuk teman-teman marginal dari segi ekonomi, sosial, ataupun geografis. Semua pembelajaran ini gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun, dan diselenggarakan secara daring. Saat ini, mereka mengajar di jenjang SMP dan SMA sederajat. Platform ini telah berdiri sejak 2020 tetapi baru digeluti secara serius pada awal 2021. Awalnya, Arlyn dan 2 teman lainnya merasa memiliki privilege yang besar dari kehidupan di kota dan sekolah dengan sistem yang bagus dan terpadu. Mereka menyayangkan jika teman-teman yang punya potensi luar biasa tidak bisa merasakan privilege ini juga.

Ide awal muncul dari teman baik Arlyn yakni Tubagus Daffa yang mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama membangun suatu bentuk kontribusi kepada masyarakat. Sistem yang diterapkan Mejabelajar cukup sederhana. Selama teman-teman memenuhi 1 dari 3 syarat yakni syarat marginal ekonomi, sosial, ataupun geografis, mereka bisa mendaftar dengan mengisi formulir yang ada di media sosial mejabelajaredu. Teman-teman kemudian dapat mengikuti kelas Mejabelajar yang diadakan setiap 2 kali per pekan secara daring melalui Zoom Meeting.

Sasaran peserta adalah siswa-siswi SMP dan SMA sederajat yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial, atau geografis. Keterbatasan ekonomi ditandai dengan memiliki KIP atau KJP, keterbatasan sosial bisa berarti mereka menghadapi masalah kerumahtanggaan yang tidak harmonis atau berasal dari panti sosial atau asuhan. Sedangkan keterbatasan geografis ditujukan untuk teman-teman yang tinggal di luar kawasan Jabodetabek.

Mejabelajar mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG nomor 10: Mengurangi Kesenjangan. Dengan menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan adil, platform ini berkontribusi pada peningkatan peluang belajar bagi semua kalangan, terutama mereka yang kurang beruntung.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: instagram @mejabelajaredu
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Sosok Inspiratif Ravidho, Lulusan Doktor Termuda, IPK Sempurna, dan Tercepat FMIPA UGM

Kabar gembira dan haru menyelimuti Ravidho dan keluarga pada momen wisuda pascasarjana yang dilaksanakan pada Rabu, 24 Juli 2024 di FMIPA UGM. Mahasiswa doktor dengan program studi fisika tersebut menyabet gelar doktor termuda dan tercepat dengan usia 26 tahun. Laki-laki kelahiran Teluk Balengkong pada tahun 1998 ini akhirnya mampu menuntaskan studinya dengan penelitian berjudul Validasi dan Pemanfaatan Data Satelit Global Precipitation Measurement untuk Analisis Curah Hujan dan Bencana Hidrometeorologi di Indonesia.

Dengan IPK sempurna yaitu 4,00, Dr. Ravidho Ramadhan, M.Si. ini mampu menempuh studi hanya dengan waktu 2 tahun 10 bulan dan 9 hari.

“Penelitian saya dilakukan untuk melengkapi data dari curah hujan yang masih sangat terbatas datanya. Harapan saya, bisa memberikan manfaat dan kontribusi terhadap mitigasi bencana hidromeologi di Indonesia,” papar Ravidho.

Ravidho merasa senang dan bangga atas pencapaian yang diraihnya. Dirinya merasa bahwa banyak sekali bantuan dari orang-orang di sekitar terutama promotor dalam menyelesaikan penelitian dan studinya. Dalam hal ini, pencapaian lainnya dari sosok yang memiliki hobi membaca dan menonton ini adalah jumlah publikasi yang diterbitkan telah cukup banyak.

Dalam hal ini, Ravidho juga memberikan tips dan trik kepada rekan-rekan mahasiswa di semua jenjang dalam menyelesaikan studi.

“Tugas yang sudah diterima adalah tanggung jawab sehingga harus dikerjakan dan diselesaikan,” papar Ravidho.

Hadirnya sosok inspiratif pada wisuda pascasarjana tersebut harapannya menjadi pemantik semangat bagi mahasiswa atau peneliti yang sedang berjuang dalam meraih Impian atau menyelesaikan studi dengan kebermanfaatan yang akan dihasilkan. Dengan ini, kisah Ravidho menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas mengenai pendidikan untuk keberlanjutan di bidang riset dan inovasi hidrometeorologi. Simak cerita inspiratif Ravidho pada tautan https://www.instagram.com/p/C932wnTSdnP/.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Kisah Inspiratif Ratih Lestari Sarjana Doktor Pemilik IPK 4 dengan Studi Tercepat

Memilih Kimia sebagai jalur pendidikan tak pernah terbayangkan oleh Ratih Lestari. Kini, dirinya sedang menjalani program Postdoctoral di Universitas Gadjah Mada. Berawal dari terpesona dengan kemampuan mengajar yang menarik dari guru di Pondok Pesantren tempat Ratih menimba ilmu, dirinya memutuskan untuk menjatuhkan hatinya di jurusan Kimia pada program S1.

“Setelah lulus S1 saya bertekad untuk menjadi dosen,” terang Ratih Lestari yang biasa disapa Ratih dalam wawancara daring, Jumat (5/7).

Dengan tekad dan kesungguhan Ratih dalam menggapai keinginannya, S1 dirinya mulai mengulik informasi terkait beasiswa setelah lulus dari studi. Saat itu, Ratih mendapat informasi terkait Beasiswa PMDSU. Beasiswa tersebut ditujukan bagi sarjana unggul untuk melakukan percepatan pendidikan dari studi S2 menuju jenjang S3 serta menjadi lulusan doktor pada usia muda dalam waktu empat tahun.

“Saya memutuskan untuk mendaftar beasiswa tersebut dan ternyata lolos sehingga saya melanjutkan studi S2 di UGM. Setelah menjalani studi S2 selama satu tahun, alhamdulillah IPK S2 saya juga mencukupi untuk melanjutkan ke jenjang S3,” ujar Ratih Lestari.

Ratih menjadi sarjana dengan IPK 4 berturut-turut pada saat berada di studi S1 dengan prestasi sebagai mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas MIPA UII tahun 2017. Saat menjalani S2 hingga S3 dirinya berhasil mendapatkan IPK 4 dengan studi tercepat pada wisuda periode III bulan April 2023/2024 dengan mengangkat tesis berupa Sintesis Nanopartikel Ekstrak Kulit Kakao untuk Aplikasi Antibakteri Klebsiella Pneumonia. Penelitian ini didasari dengan keterkaitan tesis yang diteliti Ratih saat studi S1 hingga S3 yaitu pembuatan nanomaterial dari bahan limbah.

Saat studi S3, Ratih mendapatkan kesempatan mengikuti program exchange untuk melakukan penelitian di Hokkaido University selama 4 bulan melalui program PKPI. Pada kesempatan emas itu, Ratih melanjutkan penelitian dan berkesempatan mengoperasikan instrumen yang tidak ada di UGM seperti XPS dan inVia Raman Microscope. Selain itu, ia juga mendapatkan relasi yang tidak biasa dari program exchange tersebut, serta berkesempatan mempelajari budaya dan mengetahui dunia luar.

Selama Ratih menjadi mahasiswa, ia selalu menerapkan kebiasaan untuk membuat jadwal harian yang akan dilakukan dengan cara ditulis agar tertata. Ia juga selalu menjaga konsistensi pada setiap agenda yang sudah dibuat untuk segera dilaksanakan. Dengan penerapan manajemen waktu yang baik, ia mengidentifikasi waktu-waktu produktif untuk fokus belajar. Tidak pernah bolos kuliah dan selalu mencatat penjelasan dosen serta mempersiapkan ujian minimal 2 minggu sebelum jadwal ujian ditetapkan juga menjadi tips dari Ratih untuk meraih IPK 4 setiap semesternya. Kisah inspiratif Ratih Lestari merupakan bukti pengimplementasian Fakultas MIPA dalam mendukung mahasiswanya untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dengan memberikan fasilitas serta dukungan untuk pendidikan yang berkelanjutan seperti nilai pada SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas.

Penulis: Ratih cintia sari
Foto: Ratih Lestari
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Pertahankan Gelar Juara Bertahan, FMIPA UGM Fasilitasi Mahasiswa dengan Pembinaan PKM

Dalam upaya mempertahankan predikat juara di ajang bergengsi nasional, FMIPA UGM berikan coaching atau pembinaan terhadap mahasiswa FMIPA dalam persiapan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2024. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Mei 2024 di Gedung S1 FMIPA UGM.

Kegiatan dibuka langsung oleh Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. “Untuk teman-teman mahasiswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan baik. Jika membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk langsung menemui Saya,” papar Prof. Kuwat dalam mendorong motivasi mahasiswa. Dalam hal ini, pemateri yang dilibatkan memiliki kapabilitas dalam bidang kompetisi dan pembinaan seperti Suherman, M.Sc., Ph.D., Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, M.Si., dan Mokhamad Fajar Pradipta, M.Eng.

Pembinaan Pekan Kreativitas Mahasiswa tersebut tidak hanya berjalan 1 arah tetapi juga 2 arah sehingga mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi perihal kendala dan peluang yang ada dalam mengikuti ajang kompetisi tersebut. Selain itu, para narasumber juga turut mendorong dan memotivasi mahasiswa agar berupaya semaksimal mungkin untuk turut menyumbang dan mempertahankan gelar juara UGM yang setiap tahunnya selalu membawa piala kemenangan di ajang PIMNAS.

Sehubungan dengan hal di atas, hadirnya pembinaan PKM yang dilakukan FMIPA UGM merupakan implementasi dari poin SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kompetensi mahasiswa. Selain itu, pembinaan dan pengarahan ide-ide serta riset-riset yang dilakukan mahasiswa memiliki potensi besar dalam pengembangan inovasi khususunya di bidang STEM.

 

Kata kunci: PKM, PIMNAS, riset, inovasi, pendidikan, mahasiswa, kreativitas

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Duel Skor UTBK Mahasiswa Baru FMIPA UGM: Skor Tertinggi Pukau Warganet

Setiap tahunnya, Pionir Pascal FMIPA UGM memiliki kesan dan pesan tersendiri bagi panitia atau mahasiswa baru. Pada tahun ini, mahasiswa baru mampu memukau warganet di laman media sosial FMIPA UGM dengan perolehan skor yang menembus angka 750.

“750 makan apa ya?” tanya akun mazow_sky pada akun resmi media sosial FMIPA UGM.

Para mahasiswa baru mendapat kesempatan untu menceritakan perihal jalur masuk yang ditempuh untuk dapat berkuliah di FMIPA UGM sekaligus nilai yang harus dicapai agar lolos di FMIPA UGM. Beberapa jalur mahasiswa baru yang dilewati terdiri atas SNBP, SNBT, PBU, UM, dan CBT. Selain itu, mahasiswa baru juga mendapat kesempatan untuk menceritakan ekspetasi mereka ketika kuliah di FMIPA UGM.

“Kalau aku lewat jalur SNBP, rata-rata skor nilai raporku 88,” kata Keine, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024.

Selain skor nilai rapor, skor UTBK yang cukup memukau diraih oleh Dhimas, mahasiswa baru program studi Ilmu Komputer 2024. Dhimas menceritakan bahwa dirinya meraih skor 753. Dirinya juga turut membagikan perihal ekspetasi berkuliah ke depan yaitu semoga kegiatan perkuliahan berjalan dengan asik dan memiliki teman-teman yang kreatif serta dosen yang kooperatif.

Kegiatan Pionir Pascal yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam mengemukakan ide dan gagasan serta nomor 14 yaitu Ekosistem Lautan dan nomor 15 yaitu Ekosistem Daratan melalui pengurangan limbah sampah plastik dan mikroplastik dalam melaksanakan kegiatan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Tim Media FMIPA UGM
Gambar: Dhanada Santika

Read More

Mahasiswa Baru FMIPA UGM Sabet Juara Miss Bantul 2024

Kabar gembira menyelimuti Najwa Fitria Sugiarto, mahasiswa baru FMIPA UGM program studi Statistika 2024. Sosok belia yang sejak bangku sekolah memanen juara di bidang olimpiade dan panggung hiburan tersebut mampu mengoptimalkan prestasinya di tengah kesibukan kegiatan Pionir Pascal yang merupakan agenda wajib bagi mahasiswa baru.

“Alhamdulillah, saya berhasil meraih sebagai Juara 1 Miss Bantul 2024 dan 2 kategori lain yaitu Miss Bantul Pendidikan dan Miss Bantul Kewirausahaan 2024,” papar Najwa.

Puncak acara dari ajang Miss Bantul ini dilaksanakan pada 3 Agustus di Pendopo Parasamiya Bantul. Dari 24 finalis yang terseleksi, Najwa mampu meraih juara pertama dengan 2 kategori yang juga diraihnya. Proses yang dilewati Najwa cukup panjang yaitu mulai dari 27 Mei hingga 3 Agustus 2024. Rangkaian acara yang dilalui terdiri atas pelatihan, kegiatan sosial, dan pameran budaya.

Kegiatan pelatihan meliputi materi keorganisasian, kelas motivasi, kelas wicara publik, modelling, pemotretan, dan beragam pembekalan lainnya dari Pemerintah Kabupaten Bantul. Pada kegiatan sosial, para finalis terlibat pada kegiatan bakti sosial dan kampanye lingkungan. Selanjutnya, pada pameran budaya, para peserta diajak memperkenalkan kekayaan dan potensi lokal kepada masyarakat.

“Saya sangat bersyukur dan terhormat bisa terpilih sebagai Miss Bantul 2024. Pengalaman ini sangat berarti bagi saya, bukan hanya sebagai perjalanan pribadi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berkontribusi bagi masyarakat dan memperkenalkan kekayaan ekonomi, UMKM, dan budaya Bantul. Selama proses seleksi, saya belajar banyak dari teman-teman peserta, panitia, dan juri. Atmosfer yang penuh semangat dan persahabatan membuat saya merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik,” papar Najwa.

Najwa juga berharap melalui ajang ini dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk percaya diri dan berani mengejar Impian mereka. Sebagai pemenang, dirinya ingin memanfaatkan gelar tersebut untuk melakukan lebih banyak kegiatan sosial dan menjangkau masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan lingkungan.

Prestasi dan kontribusi Najwa di bidang pendidikan, sosial, dan budaya tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kompetensi keterampilan yang dilakukan melalui ajang Miss Bantul 2024, nomor 5 yaitu Kesetaraan Gender melalui pemberdayaan perempuan di kawasan Bantul, serta nomor 14 dan 15 yaitu Ekosistem Lautan dan Ekosistem Daratan melalui kampanye sadar lingkungan yang dilakukan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Najwa Fitria Sugiarto

Read More

Tempuh Puluhan Kilometer ke UGM dengan Sepeda, Simak Perjuangan Suyanta Raih Gelar Guru Besar

Balai Senat Universitas Gadjah Mada menjadi saksi suasana haru dan bangga atas perjuangan Prof. Dr. Suyanta, M.Si. dalam meraih gelar guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024. Dengan perlahan, Prof. Suyanta mencoba mengenang bagaimana perjalanannya hingga berada pada saat ini.

“Pada tahun 1980 saya berangkat naik sepeda onthel dari Bayat, Klaten ke kampus sejauh kurang lebih 40 kilometer. Memakan waktu kurang lebih 3 jam. Pada saat pulang juga sejauh 40 kilometer,’’ kenang Prof. Suyanta.

Pria kelahiran 64 tahun lalu tersebut menyelesaikan studi di tanah kelahirannya yaitu Klaten, Jawa Tengah melalui SD Wiro II, SMPN Bayat, SMAN 1 Klaten, hingga menyelesaikan program sarjana hingga doktor di Jurusan Kimia, FMIPA UGM. Sejak kecil, Prof. Suyanta telah terbiasa bekerja sembali menempuh studinya. Lahir sebagai anak petani tidak membuat dirinya menyerah untuk meraih impiannya dalam menamatkan studi.

“Sebelum kuliah di Yogyakarta, pekerjaan rutin saya di luar sekolah adalah ngarit (mencari rumput) dan mengembalakan sapi, serta membantu pekerjaan orang tua yang lain di sawah dan ladang,” cerita Prof. Suyanta.

Dirinya juga menceritakan perihal usahanya sejak duduk di bangku sekolah seperti berkeliling dari dusun ke dusun untuk berjualan es lilin dengan memikul termos es. Selain itu, dirinya dan temannya berusaha mengolah sebuah tanah dengan ditanami palawija di tepi Sungai Dengkeng yang merupakan lahan relokasi. Cerita masa perjuangannya membuat keluarga dan tamu undangan menitikan air mata dan larut dalam haru.

Setelah menamatkan studi di Kimia UGM, Prof. Suyanta mendedikasikan dirinya sebagai seorang dosen di Kimia UGM. Hingga saat ini, telah terhitung lebih dari 35 tahun dirinya menjadi dosen di Kimia UGM dan dikukuhkan menjadi guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik dengan judul penelitian Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Hasil penelitiannya memiliki keberanfaatan dalam penggunaan adsorben, katalis, dan biosensor.

“Saya bersyukur menjadi anggota staf pendidik di Departemen Kimia FMIPA UGM yang merupakan salah satu departemen dengan capaian tertinggi dalam memproduksi dosen bergelar doktor atau professor,” ungkap Prof. Suyanta.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Lebih dari 35 Tahun Menjadi Pendidik, Prof. Suyanta Kini Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Kimia Anorganik

Prof. Dr. Suyanta, M.Si. resmi dikukuhkan sebagai guru besar pada Selasa, 6 Agustus 2024 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Dengan penelitian berjudul Silika Mesopori MCM-41: Perkembangan Riset dan Aplikasinya, Prof. Suyanta akhirnya menyandang guru besar dalam Bidang Kimia Anorganik.

“Saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mewarnai serta berperan dalam perjalanan hidup saya selama lebih dari 35 tahun mengabdi sebagai dosen di Fakultas MIPA UGM,” ucap Prof. Suyanta dalam pidato yang disampaikan Selasa (6/8).

Dalam pengantar pidatonya, Prof. Suyanta menjelaskan mengenai tema penelitiannya yaitu terkait silika mesopori. Beliau menjelaskan bahwa silika mesopore adalah silika yang mengandung pori-pori dengan diameter sebesar 2-50 nanometer. Material tersebut merupakan material yang sangat penting dan menempati posisis super dalam ilmu bahan.

“Pori-pori dengan ukuran tersebut selain mampu membatasi pertumbuhan kristal sehingga mencegah aglomerasi nanopartikel, juga menstabilkan dan meningkatkan permukaan spesifik bahan yang terdispresi di dalamnya sehingga sangat berguna dalam aplikasi-aplikasi yang terkait dengan permukaan,” papar Prof. Suyanta.

Secara umum, Prof. Suyanta menyampaikan riwayat singkat penemuan, pengembangan metode sintesis, dan beberapa contoh aplikasinya sebagai adsorben, katalis, saringan molekuler, pengirim obat, dan biosensor. Kemudian, disampaikan juga mengenai potensi pengembangan riset dan aplikasi MCM-41 di masa depan.

Kiprah dan dedikasi Prof. Suyanta di bidang kimia menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan melalui riset yang dilakukan dan nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi yang dilakukan untuk adsorben, katalis, dan biosensor.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswi Ilmu Aktuaria FMIPA UGM Bangun Akses Pembelajaran bagi Teman-Teman Marginal melalui Platform Mejabelajar

Fitriana Arlyn Rahayu, mahasiswi Ilmu Aktuaria angkatan 2021 menceritakan kisah inspiratif di balik platform pembelajaran gratis yang dibangun Arlyn dan teman-temannya yaitu Mejabelajar. Platform ini hadir sebagai wujud nyata kepedulian terhadap teman-teman yang menghadapi keterbatasan ekonomi, sosial, dan geografis.

Mejabelajar (@mejabelajaredu di instagram) adalah sebuah platform pembelajaran gratis yang dikhususkan untuk teman-teman marginal dari segi ekonomi, sosial, ataupun geografis. Semua pembelajaran ini gratis, tidak dipungut biaya sepeserpun, dan diselenggarakan secara daring. Saat ini, mereka mengajar di jenjang SMP dan SMA sederajat. Platform ini telah berdiri sejak 2020 tetapi baru digeluti secara serius pada awal 2021. Awalnya, Arlyn dan 2 teman lainnya merasa memiliki privilege yang besar dari kehidupan di kota dan sekolah dengan sistem yang bagus dan terpadu. Mereka menyayangkan jika teman-teman yang punya potensi luar biasa tidak bisa merasakan privilege ini juga.

Ide awal muncul dari teman baik Arlyn yakni Tubagus Daffa yang mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama membangun suatu bentuk kontribusi kepada masyarakat. Sistem yang diterapkan Mejabelajar cukup sederhana. Selama teman-teman memenuhi 1 dari 3 syarat yakni syarat marginal ekonomi, sosial, ataupun geografis, mereka bisa mendaftar dengan mengisi formulir yang ada di media sosial mejabelajaredu. Teman-teman kemudian dapat mengikuti kelas Mejabelajar yang diadakan setiap 2 kali per pekan secara daring melalui Zoom Meeting.

Sasaran peserta adalah siswa-siswi SMP dan SMA sederajat yang memiliki keterbatasan ekonomi, sosial, atau geografis. Keterbatasan ekonomi ditandai dengan memiliki KIP atau KJP, keterbatasan sosial bisa berarti mereka menghadapi masalah kerumahtanggaan yang tidak harmonis atau berasal dari panti sosial atau asuhan. Sedangkan keterbatasan geografis ditujukan untuk teman-teman yang tinggal di luar kawasan Jabodetabek.

Mejabelajar mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG nomor 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG nomor 10: Mengurangi Kesenjangan. Dengan menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan adil, platform ini berkontribusi pada peningkatan peluang belajar bagi semua kalangan, terutama mereka yang kurang beruntung.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: instagram @mejabelajaredu
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Sosok Inspiratif Ravidho, Lulusan Doktor Termuda, IPK Sempurna, dan Tercepat FMIPA UGM

Kabar gembira dan haru menyelimuti Ravidho dan keluarga pada momen wisuda pascasarjana yang dilaksanakan pada Rabu, 24 Juli 2024 di FMIPA UGM. Mahasiswa doktor dengan program studi fisika tersebut menyabet gelar doktor termuda dan tercepat dengan usia 26 tahun. Laki-laki kelahiran Teluk Balengkong pada tahun 1998 ini akhirnya mampu menuntaskan studinya dengan penelitian berjudul Validasi dan Pemanfaatan Data Satelit Global Precipitation Measurement untuk Analisis Curah Hujan dan Bencana Hidrometeorologi di Indonesia.

Dengan IPK sempurna yaitu 4,00, Dr. Ravidho Ramadhan, M.Si. ini mampu menempuh studi hanya dengan waktu 2 tahun 10 bulan dan 9 hari.

“Penelitian saya dilakukan untuk melengkapi data dari curah hujan yang masih sangat terbatas datanya. Harapan saya, bisa memberikan manfaat dan kontribusi terhadap mitigasi bencana hidromeologi di Indonesia,” papar Ravidho.

Ravidho merasa senang dan bangga atas pencapaian yang diraihnya. Dirinya merasa bahwa banyak sekali bantuan dari orang-orang di sekitar terutama promotor dalam menyelesaikan penelitian dan studinya. Dalam hal ini, pencapaian lainnya dari sosok yang memiliki hobi membaca dan menonton ini adalah jumlah publikasi yang diterbitkan telah cukup banyak.

Dalam hal ini, Ravidho juga memberikan tips dan trik kepada rekan-rekan mahasiswa di semua jenjang dalam menyelesaikan studi.

“Tugas yang sudah diterima adalah tanggung jawab sehingga harus dikerjakan dan diselesaikan,” papar Ravidho.

Hadirnya sosok inspiratif pada wisuda pascasarjana tersebut harapannya menjadi pemantik semangat bagi mahasiswa atau peneliti yang sedang berjuang dalam meraih Impian atau menyelesaikan studi dengan kebermanfaatan yang akan dihasilkan. Dengan ini, kisah Ravidho menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas mengenai pendidikan untuk keberlanjutan di bidang riset dan inovasi hidrometeorologi. Simak cerita inspiratif Ravidho pada tautan https://www.instagram.com/p/C932wnTSdnP/.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Kisah Inspiratif Ratih Lestari Sarjana Doktor Pemilik IPK 4 dengan Studi Tercepat

Memilih Kimia sebagai jalur pendidikan tak pernah terbayangkan oleh Ratih Lestari. Kini, dirinya sedang menjalani program Postdoctoral di Universitas Gadjah Mada. Berawal dari terpesona dengan kemampuan mengajar yang menarik dari guru di Pondok Pesantren tempat Ratih menimba ilmu, dirinya memutuskan untuk menjatuhkan hatinya di jurusan Kimia pada program S1.

“Setelah lulus S1 saya bertekad untuk menjadi dosen,” terang Ratih Lestari yang biasa disapa Ratih dalam wawancara daring, Jumat (5/7).

Dengan tekad dan kesungguhan Ratih dalam menggapai keinginannya, S1 dirinya mulai mengulik informasi terkait beasiswa setelah lulus dari studi. Saat itu, Ratih mendapat informasi terkait Beasiswa PMDSU. Beasiswa tersebut ditujukan bagi sarjana unggul untuk melakukan percepatan pendidikan dari studi S2 menuju jenjang S3 serta menjadi lulusan doktor pada usia muda dalam waktu empat tahun.

“Saya memutuskan untuk mendaftar beasiswa tersebut dan ternyata lolos sehingga saya melanjutkan studi S2 di UGM. Setelah menjalani studi S2 selama satu tahun, alhamdulillah IPK S2 saya juga mencukupi untuk melanjutkan ke jenjang S3,” ujar Ratih Lestari.

Ratih menjadi sarjana dengan IPK 4 berturut-turut pada saat berada di studi S1 dengan prestasi sebagai mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas MIPA UII tahun 2017. Saat menjalani S2 hingga S3 dirinya berhasil mendapatkan IPK 4 dengan studi tercepat pada wisuda periode III bulan April 2023/2024 dengan mengangkat tesis berupa Sintesis Nanopartikel Ekstrak Kulit Kakao untuk Aplikasi Antibakteri Klebsiella Pneumonia. Penelitian ini didasari dengan keterkaitan tesis yang diteliti Ratih saat studi S1 hingga S3 yaitu pembuatan nanomaterial dari bahan limbah.

Saat studi S3, Ratih mendapatkan kesempatan mengikuti program exchange untuk melakukan penelitian di Hokkaido University selama 4 bulan melalui program PKPI. Pada kesempatan emas itu, Ratih melanjutkan penelitian dan berkesempatan mengoperasikan instrumen yang tidak ada di UGM seperti XPS dan inVia Raman Microscope. Selain itu, ia juga mendapatkan relasi yang tidak biasa dari program exchange tersebut, serta berkesempatan mempelajari budaya dan mengetahui dunia luar.

Selama Ratih menjadi mahasiswa, ia selalu menerapkan kebiasaan untuk membuat jadwal harian yang akan dilakukan dengan cara ditulis agar tertata. Ia juga selalu menjaga konsistensi pada setiap agenda yang sudah dibuat untuk segera dilaksanakan. Dengan penerapan manajemen waktu yang baik, ia mengidentifikasi waktu-waktu produktif untuk fokus belajar. Tidak pernah bolos kuliah dan selalu mencatat penjelasan dosen serta mempersiapkan ujian minimal 2 minggu sebelum jadwal ujian ditetapkan juga menjadi tips dari Ratih untuk meraih IPK 4 setiap semesternya. Kisah inspiratif Ratih Lestari merupakan bukti pengimplementasian Fakultas MIPA dalam mendukung mahasiswanya untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dengan memberikan fasilitas serta dukungan untuk pendidikan yang berkelanjutan seperti nilai pada SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas.

Penulis: Ratih cintia sari
Foto: Ratih Lestari
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Pertahankan Gelar Juara Bertahan, FMIPA UGM Fasilitasi Mahasiswa dengan Pembinaan PKM

Dalam upaya mempertahankan predikat juara di ajang bergengsi nasional, FMIPA UGM berikan coaching atau pembinaan terhadap mahasiswa FMIPA dalam persiapan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2024. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Mei 2024 di Gedung S1 FMIPA UGM.

Kegiatan dibuka langsung oleh Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. “Untuk teman-teman mahasiswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan dengan baik. Jika membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk langsung menemui Saya,” papar Prof. Kuwat dalam mendorong motivasi mahasiswa. Dalam hal ini, pemateri yang dilibatkan memiliki kapabilitas dalam bidang kompetisi dan pembinaan seperti Suherman, M.Sc., Ph.D., Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, M.Si., dan Mokhamad Fajar Pradipta, M.Eng.

Pembinaan Pekan Kreativitas Mahasiswa tersebut tidak hanya berjalan 1 arah tetapi juga 2 arah sehingga mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi perihal kendala dan peluang yang ada dalam mengikuti ajang kompetisi tersebut. Selain itu, para narasumber juga turut mendorong dan memotivasi mahasiswa agar berupaya semaksimal mungkin untuk turut menyumbang dan mempertahankan gelar juara UGM yang setiap tahunnya selalu membawa piala kemenangan di ajang PIMNAS.

Sehubungan dengan hal di atas, hadirnya pembinaan PKM yang dilakukan FMIPA UGM merupakan implementasi dari poin SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kompetensi mahasiswa. Selain itu, pembinaan dan pengarahan ide-ide serta riset-riset yang dilakukan mahasiswa memiliki potensi besar dalam pengembangan inovasi khususunya di bidang STEM.

 

Kata kunci: PKM, PIMNAS, riset, inovasi, pendidikan, mahasiswa, kreativitas

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More
Translate