Search
Search
Search

mipa

Sosok Rizal, Alumni FMIPA UGM: Dari Karir di Migas Lepas Pantai hingga Usaha Kopi Profesional

Bertahun-tahun berkarir di CGG Internasional harus diakhiri oleh sosok Rizal, Alumni Geofisika FMIPA UGM yang terkena dampak dari sistem layoff. Hal tersebut tidak membuat Rizal berhenti memutar otak untuk terus dapat bertahan hidup terlebih di saat bersamaan, putri pertamanya lahir. Dirinya mendapat kesempatan untuk belajar membuat kopi dari berbagai senior kopi di wilayah Yogyakarta hingga membuka usaha yang diberi nama Espressohood Coffe and Tea pada tanggal 9 Desember 2016 di Maioboro. Setelah berdiri dan bertahan selama 7 bulan, Rizal akhirnya harus berpindah karena usahanya bangkrut pada masa itu.

Tak kehilangan arah, Rizal memindahkan usahanya di Antologi Collaboractive Space untuk membantu mengembangkan system coffeeshop dan training crew. Dalam hal ini, dirinya mengembangkan kemampuan roasting kopi. Menurutnya,
pilihannya ini tidak salah dan bertahan hingga sekarang yaitu selama 6 tahun dalam melakukan roasting kopi.

“Namanya bisnis ya ada naik ada turun. Asyiknya sih, kita bekerja sesuai hobi sehingga tidak terasa bekerja, bermain saja. Ga asyiknya, sering hasil dari jualan kopi tu ga cukup untuk hidup sehari-hari. Ini fase paling berat dalam hidup. Dah kerja keras siang malam tapi hasilnya ga cukup untuk hidup. Jual apapun yang dipunyai, dari mobil, emas perhiasan, hingga emas simpanan. Mana saat seperti ini anak kedua lahir. Bagian ini paling seru sih. Jungkir balik memenuhi kebutuhan keluarga, mau vaksinasi ga ada duit. Pernah berangkat ke dokter mau vaksiasi duit ga ada, eh begitu sampai klinik ada yang order kopi langsung dilunasin, pas sejumlah biaya vaksin!” papar Rizal.

Setelah diterjang berbagai tantangan dalam usaha perkopian, pandemi Korona juga turut menumbangkan usahanya. Namun, pada tahun 2022, dirinya kembali bangkit dengan membuka KOMIPA di FMIPA UGM hingga pada tahun 2023. Pada tahun yang sama, usaha Rizal mendapatkan sertifikasi halal dan sertifikasi profesi BNSP klaster pengolahan kopi untuk industri kecil dan menengah. Pada tahun selanjutnya, Rizal berupaya untuk mendapatkan sertifikasi BNSP Barista dan P-IRT.

Rizal bercerita bahwa Kopi Espressohood miliknya sudah menyebar kemana-mana. Utamanya yaitu untuk kebutuhan kopi di kantor atau rumah. Pasar langganannya pun menyebar di FMIPA UGM seperti Departemen Fisika, DIKE, dan Lab Geofisika. Selain itu, pihak lain yang turut menjadi langganan adalah Kantor Pusat Waroeng Group, Villa Bluesteps di Bangunjiwo Bantul, serta berbagai kafe ternama seperti Ekstens Coffee and Space dan Sariwijoyo Coffee di Bantul, Kopine Eyang Potro di Pakem, Sleman, Kopakopi Purwanggan di Kota Jogja, dan banyak lagi.

“Untuk adik-adik mahasiswa, tetaplah rajin belajar. Selain rajin belajar, rajin main juga, cari pengalaman hidup di luar kampus. Hidup di Jogja terlalu sempit kalau hanya untuk belajar di kampus saja. Banyak belajar softskill, berkecimpung dalam masyarakat. Itu akan sangat membantu kalian ketika sudah bekerja dan menjadi bagian dari masyarakat. Ingat, IPK cumlaude hanya akan jadi kebanggaan saat wisuda saja, employer kalian tidak memandang cumlaude kalian, tapi bisa kerja atau tidak, bisa bekerjasama atau tidak,” papar Rizal.

Pengalaman dan cerita dari Rizal telah mengantarkannya menjadi pengusaha kopi profesional yang telah tersertifikasi serta memiliki pangsa pasar yang luas. Usahanya yang berliku menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang pangan khsuusnya kopi yang sempat dirinya ajarkan pada mahasiswa di FMIPA UGM.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Arizal Adi Pratama

Read More

Cerita Azril, Semangat Hari Kemerdekaan Mahasiswa FMIPA UGM KKN di Desa Imogiri

Bersama warga Padukuhan Kanten, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Azriel beserta Tim KKN turut merayakan Hari Kemerdekaan di lokasi KKN. Pada saat bulan Agustus, Azriel yang merupakan mahasiswa Elektronika Instrumentasi FMIPA UGM beserta tim turut mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia seperti bermacam perlombaan.

Dengan menggandeng pemuda-pemudi setempat, Azriel bersama tim melaksanakan lomba di bulan Agustus 2024 di Padukuhan Kanten.

“Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia. Berbagai perlombaan digelar seperti gobak sodor, mewarnai, menghias kaleng, teklek, memasukkan paku ke dalam botol, pecah air, dan balap karung. Kegiatan ini dimeriahkan oleh pemuda-pemuda di Padukuhan Kanten, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sangat antusias mengikuti kegiatan perlombaan,” papar Azriel.

Azriel menceritakan bahwa tujuan dari kegiatan lomba 17 Agustus adalah untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia dengan menumbuhkan rasa persatuan, kebersamaan, dan nasionalisme di masyarakat. Harapannya, melalui kegiatan ini, semangat gotong royong dan cinta tanah air semakin kuat, serta hubungan antar warga semakin erat.

“Kesan dari pelaksanaan lomba 17 Agustusan ini sangat seru dan meriah. Dengan beragam perlombaan yang diikuti banyak pesertanya. Pesan yang dapat diambil adalah pentingnya menjaga semangat persatuan dan kebersamaan melalui kegiatan sederhana namun bermakna,” papar Azriel.

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Azriel beserta timnya merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam memajukan desa lokasi penempatan KKN.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Cerita Dimas, Mahasiswa FMIPA UGM KKN Ajak Siswa Tanggap Bencana Alam

Melaksanakan kegiatan KKN di kawasan rawan bencana menjadi pengalaman berharga bagi sosok Dimas Dhanurdoro, mahasiswa Geofisika FMIPA UGM. Dimas dan tim melaksanakan KKN di Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur yang berlokasi di bawah Gunung Rinjani dengan aktivitas vulkanik aktif.

“Urgensinya itu karena daerah Tetebatu berada di bawah Gunung Rinjani yang memiliki aktivitas vulkanik. Jadi, diperlukan adanya pemahaman dini terkait kegunungapian supaya meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana vulkanik,” papar Dimas.

Dengan bekal keilmuan yang dimiliki, Dimas menggunakan media sederhana berupa campuran soda kue, air yang diberi warna merah, sabun cair, dan air cuka. Dirinya membuat kerucut seperti gunung api yang dianggap mudah dalam pengaplikasiannya ke siswa.

Dalam percobaan gunung api yang dilakukan, siswa diharapkan dapat memahami konsep dasar tentang bagaimana dan mengapa gunung berapi meletus, termasuk proses geologis yang terlibat. Di sisi lain, siswa diharapkan dapat menganalisis dampak letusan gunung berapi terhadap lingkungan dan masyarakat, termasuk dampak jangka pendek dan jangka panjang.

“Guru berharap siswa menjadi lebih tertarik pada ilmu pengetahuan, terutama geografi dan geologi, serta fenomena alam. Kemudian, guru berharap siswa dapat menghubungkan pengetahuan ini dengan mata pelajaran lain seperti sejarah (letusan gunung berapi dalam sejarah), sains (proses fisika dan kimia), dan geografi (lokasi dan distribusi gunung berapi di dunia) serta guru ingin siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran melalui observasi, diskusi, dan eksperimen yang mendalam,” papar Dimas.

Dalam hal ini, Dimas berharap akan tumbuhnya kesadaran bencana di antara siswa beserta guru yang merupakan wujud nyata dari tanggap bencana alam.

“Siswa diharapkan menjadi lebih sadar akan risiko bencana alam dan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat seperti letusan gunung berapi,” harap Dimas.

Kegiatan edukasi bencana alam yang dilakukan Dimas merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam mitigasi bencana serta akses terhadap pendidikan kebencanaan. Selain itu, hal ini mendukung SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dengan sekolah dalam edukasi tanggap bencana.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Dimas Dhanurdoro

Read More

Cerita Fayza, Mahasiswa FMIPA UGM KKN Rayakan Hari Kemerdekaan di Desa Budaya Kulon Progo

Merayakan Hari Kemerdekaan di lokasi KKN tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Fayza, mahasiswi Geofisika FMIPA UGM. Pada saat bulan Agustus, Fayza beserta tim turut mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia seperti bermacam perlombaan dan pentas seni. Dengan menggandeng Karang Taruna Bina Remaja Dusun Gunung Puyuh, Fayza bersama tim melaksanakan lomba dari tanggal 10 Agustus 2024 di Balai Padukuhan Gunung Puyuh. Lomba tersebut terdiri atas Corong Maut (menggiring bola dengan mata ditutupi corong), Estafet Hanger, Trenggiling (merangkak memakai kardus), dan gobak sodor untuk peserta anak-anak. Untuk peserta ibu-ibu ada flamingo (estafet air dimasukkan ke botol tetapi mata ditutup corong), tampah tumpah, dan memasukkan paku ke dalam botol.

Selanjutnya, pada tanggal 16 Agustus dilaksanakan malam tirakatan untuk mengenang jasa pahlawan serta pembagian hadiah lomba. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 2024, dilaksanakan pertunjukkan seni Jathilan (pentas kuda lumping) dan topengan.

“Harapannya, ke depan semoga dapat terus dilanjutkan untuk dapat memeriahkan semarak kemerdekaan dan melestarikan tradisi,” papar Fayza.

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Fayza beserta timnya merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam memajukan desa lokasi penempatan KKN.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Fayza Indhira Pramesti

Read More

Final Lomba Badminton FMIPA UGM, Jaga Semangat Sivitas Akademik untuk Terus Aktif Olahraga

Final Lomba Badminton FMIPA UGM dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Agustus 2024 di Gor Lembah UGM. Terdapat 4 kategori juara yang diambil pada perlombaan ini, yaitu ganda campuran, ganda putra, dan ganda putri. Peserta berkesempatan untuk merebutkan juara 1 hingga 4 untuk masing-masing kategori.

“Kegiatan berjalan lancar dan dari tahun ke tahun semakin baik penyelenggaraannya. Jadwal pertandingan dibuat 2 hari selain karena banyak peserta yaitu menghindari kelelahan bagi para peserta lomba,” papar Cipto selaku Koordinator Acara.

Sebelumnya, FMIPA UGM secara rutin mengadakan latihan badminton atau bulu tangkis sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari Rabu dan Sabtu pagi di Gor Lembah UGM pukul 07.30 – 09.30. Kegiatan terbuka untuk para mahasiswa, pegawai, dosen, dan alumni FMIPA UGM.

Di sisi lain, Sugeng Triyono selaku peserta sekaligus dosen Kimia FMIPA UGM juga menyampaikan bahwa ajang lomba yang digelar bertujuan untuk menjaga kerukunan bersama dan silahturahmi sehingga tidak sekadar mencari kemenangan saja.

Pada teknis pelaksanaan lomba, peserta akan dipasangkan dengan peserta lain secara acak sehingga peserta dihadapkan dengan penyesuaian lapangan ketika pelaksaan lomba.

“Kita harus bisa meletakkan diri. Kalau lawan kita kurang, kita harus menerima dan menjunjung sportifitas. Jangan pernah merasa puas dengan hasil yang sekarang. Siapa tahu ke depan dapat pasangan yang beda kemampuannya Dengan olahraga ini meningkatkan kesabaran dan sportifitas,” papar Mardi selaku peserta sekaligus Staf Laboratorium FMIPA UGM.

Kegiatan lomba badminton dan latihan rutin yang diselenggarakan FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui kegiatan olah raga serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkulitas melalui peningkatan keterampilan sivitas akademika di bidang olahraga.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Irchash Azkia dan Wahyu Micho

Read More

Sosok Milia, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir Racik Kopi: “Ilmu Sains di Dunia Kopi”

Milia, mahasiswa program studi Geofisika FMIPA UGM tidak hanya mahir dalam melakukan riset dan studi di bidangnya tetapi juga di keterampilan lain seperti meracik kopi dari biji kopi pilihan. Melalui kemahirannya, Milia selalu membantu dalam pemilihan dan peracikan kopi yang biasanya disajikan untuk mitra dan sivitas akademik di FMIPA UGM seperti Pertamina dan BRIN.

“Saat ini, baru nyambi kerja sebagai asisten riset di Geoseismal Research Center. Awal mulanya di kopi yautu butuh uang tambahan. Tapi, makin ditekuni ternyata asik juga ya belajar kopi. Selain bisa kenalan sama banyak jenis kopi, bisa juga mempertajam Indera, memperbanyak relasi, dan belajar gimana cara hospitality yang baik,” papar Milia.

Sebagai mahasiswa Geofisika, dirinya mengaku bahwa ilmu sains yang didapat turut membantu kompetensinya dalam peracikan kopi.

“Nah, dalam pembuatan kopi ini banyak banget unsur sains yang bisa dipelajari. Karena kalau jenis kopi yang dipakai berbeda, suhu dan teknik penyeduhan yang dilakuin juga harus berbeda. Jadi, di sini aku juga belajar tentang jumlah dan besar molekul, perpindahan kalor, massa, tekanan, dan masih banyak lagi parameter fisika dan kimia yang bisa diterapkan dalam proses pembuatan dan penyeduhan kopi. Terus, ternyata morfologi dan jenis tanah juga berpengaruh banget sama rasa kopi yang dihasilkan. Nah, ini menarik juga untuk dikulik sebagai mahasiswa yang belajar geologi hehehe. Nah, jadi barista dan kenalan sama kopi ini makin lama bikin aku makin semangat untuk belajar karena bisa lihat langsung penerapan rumus-rumus di dunia nyata,” terang Milia.

Sebagai seorang barista yang mahir meracik kopi, dirinya merasakan banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dan merasa tidak pernah takut dalam mencoba hal baru. Milia juga berharap dapat meneliti tentang hubungan rasa varietas kopi dengan kandungan mineral pada tanah.

Cerita sosok Milia sebagai mahasiswa yang mahir dalam meracik kopi serta menerapkan ilmu sains yang dimiliki menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang pangan dengan kompetensi memilih dan meracik kopi yang berkualitas menjadi suguhan yang Istimewa. Selain itu, kopi racikan Milia sudah dinikmati dan diakui mitra yang berkunjung seperti BRIN dan Pertamina yang turut menikmati racikan dari tangan Milia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Millia Vianni

Read More

FMIPA UGM Terima Kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN)

FMIPA UGM melalui Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Instrumentasi menerima kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN) pada Jumat 23 Agustus 2024 di DIKE UGM. Dalam hal ini, Dr. Wahyudi Hasbi selaku kepala Pusat Riset Teknologi Satelit menghadiri acara tersebut beserta rombongan.

Kunjungan dilakukan untuk memperkuat hubungan serta kerja sama antara FMIPA UGM dengan BRIN di berbagai bidang seperti pendidikan dan riset. Sehubungan tersebut, terdapat rencana kerja sama yang dibuat kedua pihak yang terdiri atas dukungan rancang bangun UGMSat1, beasiswa S2 dan S3 BRIN mengenai riset teknologi satelit dan Antariksa, penawaran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di lingkungan BRIN, dan penawaran program BARISTA untuk memperoleh bantuan dana riset.

Dari kunjungan yang dilakukan BRIN serta kerja sama yang dibangun oleh FMIPA UGM dengan BRIN melalui DIKE UGM dan Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan seperti beasiswa serta peningkatan keterampilan seperti program MBKM. Kemudian, merupakan cerminan dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi dan teknologi dalam riset yang dikerjakan bersama serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui agenda kerja sama yang dibangun.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media DIKE UGM

Read More

FMIPA UGM Ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental

FMIPA UGM ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024 di Rumah Sakit Akademik UGM. Kegiatan dihadiri oleh berbagai dosen, pegawai, dan mahasiswa dari masing-masing unit di lingkungan UGM. Dalam hal ini, FMIPA UGM diwakili langsung oleh Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., selaku Dekan FMIPA, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan FMIPA UGM, serta perwakilan mahasiswa FMIPA UGM.

“Kami ingin tahu bagaimana cara praktik dan pengetahuan tentang kesehatan mental. Kita coba bagaimana pertolongan pertama ketika terkait dengan pingsan,” papar Prof. Kuwat, selaku Dekan FMIPA UGM usai melaksanakan praktik pertolongan pertama.

Secara umum, kegiatan peningkatan kompetensi terdiri atas pemaparan materi terkait faktor dan gejala kesehatan mental, praktik pertolongan pertama pada kesehatan mental, dan peluncuran buku P3K untuk mahasiswa dan pengelola kampus.

“Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dan perwakilan HPU tahu ke mana dalam meminta pertolongan dan perujukan terhadap upaya atau percobaan bunuh diri. Mahasiswa juga jadi semakin paham akan kesehatan mental serta menghapus stigma negatif pada kesehatan mental,” papar dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc., SpA(K). selaku Ketua Tim Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental Mahasiswa dan Ambassador UGM sekaligus Pokja Mental Health HPU UGM.

Dalam hal ini, dr. Ade juga menambahkan bahwa RSA telah menyediakan berbagai fasilitas untuk penanganan percobaan bunuh diri seperti layanan siaga ambulans untuk menjemput pasien, tim ahli berupa dokter jiwa dan psikolog, serta tindakan di ruang ICU atau operasi.

“Harapannya, semoga mahasiswa lebih sadar dan upaya bunuh diri bisa ditekan. Mereka jadi tahu harus pergi ke mana dan tahu alur rujukannya. Efeknya tidak hanya berhenti di perawatan saja tetapi bisa dukung pasien-pasien yang sedang tahap pemulihan,” papar dr. Ade.

Kegiatan Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental yang diikuti oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau oleh mahasiswa serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam pertolongan pertama pada percobaan bunuh diri.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Febriska Noor Fitriana

Read More

Sosok Rizal, Alumni FMIPA UGM: Dari Karir di Migas Lepas Pantai hingga Usaha Kopi Profesional

Bertahun-tahun berkarir di CGG Internasional harus diakhiri oleh sosok Rizal, Alumni Geofisika FMIPA UGM yang terkena dampak dari sistem layoff. Hal tersebut tidak membuat Rizal berhenti memutar otak untuk terus dapat bertahan hidup terlebih di saat bersamaan, putri pertamanya lahir. Dirinya mendapat kesempatan untuk belajar membuat kopi dari berbagai senior kopi di wilayah Yogyakarta hingga membuka usaha yang diberi nama Espressohood Coffe and Tea pada tanggal 9 Desember 2016 di Maioboro. Setelah berdiri dan bertahan selama 7 bulan, Rizal akhirnya harus berpindah karena usahanya bangkrut pada masa itu.

Tak kehilangan arah, Rizal memindahkan usahanya di Antologi Collaboractive Space untuk membantu mengembangkan system coffeeshop dan training crew. Dalam hal ini, dirinya mengembangkan kemampuan roasting kopi. Menurutnya,
pilihannya ini tidak salah dan bertahan hingga sekarang yaitu selama 6 tahun dalam melakukan roasting kopi.

“Namanya bisnis ya ada naik ada turun. Asyiknya sih, kita bekerja sesuai hobi sehingga tidak terasa bekerja, bermain saja. Ga asyiknya, sering hasil dari jualan kopi tu ga cukup untuk hidup sehari-hari. Ini fase paling berat dalam hidup. Dah kerja keras siang malam tapi hasilnya ga cukup untuk hidup. Jual apapun yang dipunyai, dari mobil, emas perhiasan, hingga emas simpanan. Mana saat seperti ini anak kedua lahir. Bagian ini paling seru sih. Jungkir balik memenuhi kebutuhan keluarga, mau vaksinasi ga ada duit. Pernah berangkat ke dokter mau vaksiasi duit ga ada, eh begitu sampai klinik ada yang order kopi langsung dilunasin, pas sejumlah biaya vaksin!” papar Rizal.

Setelah diterjang berbagai tantangan dalam usaha perkopian, pandemi Korona juga turut menumbangkan usahanya. Namun, pada tahun 2022, dirinya kembali bangkit dengan membuka KOMIPA di FMIPA UGM hingga pada tahun 2023. Pada tahun yang sama, usaha Rizal mendapatkan sertifikasi halal dan sertifikasi profesi BNSP klaster pengolahan kopi untuk industri kecil dan menengah. Pada tahun selanjutnya, Rizal berupaya untuk mendapatkan sertifikasi BNSP Barista dan P-IRT.

Rizal bercerita bahwa Kopi Espressohood miliknya sudah menyebar kemana-mana. Utamanya yaitu untuk kebutuhan kopi di kantor atau rumah. Pasar langganannya pun menyebar di FMIPA UGM seperti Departemen Fisika, DIKE, dan Lab Geofisika. Selain itu, pihak lain yang turut menjadi langganan adalah Kantor Pusat Waroeng Group, Villa Bluesteps di Bangunjiwo Bantul, serta berbagai kafe ternama seperti Ekstens Coffee and Space dan Sariwijoyo Coffee di Bantul, Kopine Eyang Potro di Pakem, Sleman, Kopakopi Purwanggan di Kota Jogja, dan banyak lagi.

“Untuk adik-adik mahasiswa, tetaplah rajin belajar. Selain rajin belajar, rajin main juga, cari pengalaman hidup di luar kampus. Hidup di Jogja terlalu sempit kalau hanya untuk belajar di kampus saja. Banyak belajar softskill, berkecimpung dalam masyarakat. Itu akan sangat membantu kalian ketika sudah bekerja dan menjadi bagian dari masyarakat. Ingat, IPK cumlaude hanya akan jadi kebanggaan saat wisuda saja, employer kalian tidak memandang cumlaude kalian, tapi bisa kerja atau tidak, bisa bekerjasama atau tidak,” papar Rizal.

Pengalaman dan cerita dari Rizal telah mengantarkannya menjadi pengusaha kopi profesional yang telah tersertifikasi serta memiliki pangsa pasar yang luas. Usahanya yang berliku menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang pangan khsuusnya kopi yang sempat dirinya ajarkan pada mahasiswa di FMIPA UGM.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Arizal Adi Pratama

Read More

Cerita Azril, Semangat Hari Kemerdekaan Mahasiswa FMIPA UGM KKN di Desa Imogiri

Bersama warga Padukuhan Kanten, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Azriel beserta Tim KKN turut merayakan Hari Kemerdekaan di lokasi KKN. Pada saat bulan Agustus, Azriel yang merupakan mahasiswa Elektronika Instrumentasi FMIPA UGM beserta tim turut mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia seperti bermacam perlombaan.

Dengan menggandeng pemuda-pemudi setempat, Azriel bersama tim melaksanakan lomba di bulan Agustus 2024 di Padukuhan Kanten.

“Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia. Berbagai perlombaan digelar seperti gobak sodor, mewarnai, menghias kaleng, teklek, memasukkan paku ke dalam botol, pecah air, dan balap karung. Kegiatan ini dimeriahkan oleh pemuda-pemuda di Padukuhan Kanten, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sangat antusias mengikuti kegiatan perlombaan,” papar Azriel.

Azriel menceritakan bahwa tujuan dari kegiatan lomba 17 Agustus adalah untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia dengan menumbuhkan rasa persatuan, kebersamaan, dan nasionalisme di masyarakat. Harapannya, melalui kegiatan ini, semangat gotong royong dan cinta tanah air semakin kuat, serta hubungan antar warga semakin erat.

“Kesan dari pelaksanaan lomba 17 Agustusan ini sangat seru dan meriah. Dengan beragam perlombaan yang diikuti banyak pesertanya. Pesan yang dapat diambil adalah pentingnya menjaga semangat persatuan dan kebersamaan melalui kegiatan sederhana namun bermakna,” papar Azriel.

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Azriel beserta timnya merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam memajukan desa lokasi penempatan KKN.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Cerita Dimas, Mahasiswa FMIPA UGM KKN Ajak Siswa Tanggap Bencana Alam

Melaksanakan kegiatan KKN di kawasan rawan bencana menjadi pengalaman berharga bagi sosok Dimas Dhanurdoro, mahasiswa Geofisika FMIPA UGM. Dimas dan tim melaksanakan KKN di Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur yang berlokasi di bawah Gunung Rinjani dengan aktivitas vulkanik aktif.

“Urgensinya itu karena daerah Tetebatu berada di bawah Gunung Rinjani yang memiliki aktivitas vulkanik. Jadi, diperlukan adanya pemahaman dini terkait kegunungapian supaya meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana vulkanik,” papar Dimas.

Dengan bekal keilmuan yang dimiliki, Dimas menggunakan media sederhana berupa campuran soda kue, air yang diberi warna merah, sabun cair, dan air cuka. Dirinya membuat kerucut seperti gunung api yang dianggap mudah dalam pengaplikasiannya ke siswa.

Dalam percobaan gunung api yang dilakukan, siswa diharapkan dapat memahami konsep dasar tentang bagaimana dan mengapa gunung berapi meletus, termasuk proses geologis yang terlibat. Di sisi lain, siswa diharapkan dapat menganalisis dampak letusan gunung berapi terhadap lingkungan dan masyarakat, termasuk dampak jangka pendek dan jangka panjang.

“Guru berharap siswa menjadi lebih tertarik pada ilmu pengetahuan, terutama geografi dan geologi, serta fenomena alam. Kemudian, guru berharap siswa dapat menghubungkan pengetahuan ini dengan mata pelajaran lain seperti sejarah (letusan gunung berapi dalam sejarah), sains (proses fisika dan kimia), dan geografi (lokasi dan distribusi gunung berapi di dunia) serta guru ingin siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran melalui observasi, diskusi, dan eksperimen yang mendalam,” papar Dimas.

Dalam hal ini, Dimas berharap akan tumbuhnya kesadaran bencana di antara siswa beserta guru yang merupakan wujud nyata dari tanggap bencana alam.

“Siswa diharapkan menjadi lebih sadar akan risiko bencana alam dan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat seperti letusan gunung berapi,” harap Dimas.

Kegiatan edukasi bencana alam yang dilakukan Dimas merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam mitigasi bencana serta akses terhadap pendidikan kebencanaan. Selain itu, hal ini mendukung SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dengan sekolah dalam edukasi tanggap bencana.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Dimas Dhanurdoro

Read More

Cerita Fayza, Mahasiswa FMIPA UGM KKN Rayakan Hari Kemerdekaan di Desa Budaya Kulon Progo

Merayakan Hari Kemerdekaan di lokasi KKN tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Fayza, mahasiswi Geofisika FMIPA UGM. Pada saat bulan Agustus, Fayza beserta tim turut mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia seperti bermacam perlombaan dan pentas seni. Dengan menggandeng Karang Taruna Bina Remaja Dusun Gunung Puyuh, Fayza bersama tim melaksanakan lomba dari tanggal 10 Agustus 2024 di Balai Padukuhan Gunung Puyuh. Lomba tersebut terdiri atas Corong Maut (menggiring bola dengan mata ditutupi corong), Estafet Hanger, Trenggiling (merangkak memakai kardus), dan gobak sodor untuk peserta anak-anak. Untuk peserta ibu-ibu ada flamingo (estafet air dimasukkan ke botol tetapi mata ditutup corong), tampah tumpah, dan memasukkan paku ke dalam botol.

Selanjutnya, pada tanggal 16 Agustus dilaksanakan malam tirakatan untuk mengenang jasa pahlawan serta pembagian hadiah lomba. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 2024, dilaksanakan pertunjukkan seni Jathilan (pentas kuda lumping) dan topengan.

“Harapannya, ke depan semoga dapat terus dilanjutkan untuk dapat memeriahkan semarak kemerdekaan dan melestarikan tradisi,” papar Fayza.

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Fayza beserta timnya merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam memajukan desa lokasi penempatan KKN.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Fayza Indhira Pramesti

Read More

Final Lomba Badminton FMIPA UGM, Jaga Semangat Sivitas Akademik untuk Terus Aktif Olahraga

Final Lomba Badminton FMIPA UGM dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Agustus 2024 di Gor Lembah UGM. Terdapat 4 kategori juara yang diambil pada perlombaan ini, yaitu ganda campuran, ganda putra, dan ganda putri. Peserta berkesempatan untuk merebutkan juara 1 hingga 4 untuk masing-masing kategori.

“Kegiatan berjalan lancar dan dari tahun ke tahun semakin baik penyelenggaraannya. Jadwal pertandingan dibuat 2 hari selain karena banyak peserta yaitu menghindari kelelahan bagi para peserta lomba,” papar Cipto selaku Koordinator Acara.

Sebelumnya, FMIPA UGM secara rutin mengadakan latihan badminton atau bulu tangkis sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari Rabu dan Sabtu pagi di Gor Lembah UGM pukul 07.30 – 09.30. Kegiatan terbuka untuk para mahasiswa, pegawai, dosen, dan alumni FMIPA UGM.

Di sisi lain, Sugeng Triyono selaku peserta sekaligus dosen Kimia FMIPA UGM juga menyampaikan bahwa ajang lomba yang digelar bertujuan untuk menjaga kerukunan bersama dan silahturahmi sehingga tidak sekadar mencari kemenangan saja.

Pada teknis pelaksanaan lomba, peserta akan dipasangkan dengan peserta lain secara acak sehingga peserta dihadapkan dengan penyesuaian lapangan ketika pelaksaan lomba.

“Kita harus bisa meletakkan diri. Kalau lawan kita kurang, kita harus menerima dan menjunjung sportifitas. Jangan pernah merasa puas dengan hasil yang sekarang. Siapa tahu ke depan dapat pasangan yang beda kemampuannya Dengan olahraga ini meningkatkan kesabaran dan sportifitas,” papar Mardi selaku peserta sekaligus Staf Laboratorium FMIPA UGM.

Kegiatan lomba badminton dan latihan rutin yang diselenggarakan FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui kegiatan olah raga serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkulitas melalui peningkatan keterampilan sivitas akademika di bidang olahraga.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Irchash Azkia dan Wahyu Micho

Read More

Sosok Milia, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir Racik Kopi: “Ilmu Sains di Dunia Kopi”

Milia, mahasiswa program studi Geofisika FMIPA UGM tidak hanya mahir dalam melakukan riset dan studi di bidangnya tetapi juga di keterampilan lain seperti meracik kopi dari biji kopi pilihan. Melalui kemahirannya, Milia selalu membantu dalam pemilihan dan peracikan kopi yang biasanya disajikan untuk mitra dan sivitas akademik di FMIPA UGM seperti Pertamina dan BRIN.

“Saat ini, baru nyambi kerja sebagai asisten riset di Geoseismal Research Center. Awal mulanya di kopi yautu butuh uang tambahan. Tapi, makin ditekuni ternyata asik juga ya belajar kopi. Selain bisa kenalan sama banyak jenis kopi, bisa juga mempertajam Indera, memperbanyak relasi, dan belajar gimana cara hospitality yang baik,” papar Milia.

Sebagai mahasiswa Geofisika, dirinya mengaku bahwa ilmu sains yang didapat turut membantu kompetensinya dalam peracikan kopi.

“Nah, dalam pembuatan kopi ini banyak banget unsur sains yang bisa dipelajari. Karena kalau jenis kopi yang dipakai berbeda, suhu dan teknik penyeduhan yang dilakuin juga harus berbeda. Jadi, di sini aku juga belajar tentang jumlah dan besar molekul, perpindahan kalor, massa, tekanan, dan masih banyak lagi parameter fisika dan kimia yang bisa diterapkan dalam proses pembuatan dan penyeduhan kopi. Terus, ternyata morfologi dan jenis tanah juga berpengaruh banget sama rasa kopi yang dihasilkan. Nah, ini menarik juga untuk dikulik sebagai mahasiswa yang belajar geologi hehehe. Nah, jadi barista dan kenalan sama kopi ini makin lama bikin aku makin semangat untuk belajar karena bisa lihat langsung penerapan rumus-rumus di dunia nyata,” terang Milia.

Sebagai seorang barista yang mahir meracik kopi, dirinya merasakan banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dan merasa tidak pernah takut dalam mencoba hal baru. Milia juga berharap dapat meneliti tentang hubungan rasa varietas kopi dengan kandungan mineral pada tanah.

Cerita sosok Milia sebagai mahasiswa yang mahir dalam meracik kopi serta menerapkan ilmu sains yang dimiliki menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang pangan dengan kompetensi memilih dan meracik kopi yang berkualitas menjadi suguhan yang Istimewa. Selain itu, kopi racikan Milia sudah dinikmati dan diakui mitra yang berkunjung seperti BRIN dan Pertamina yang turut menikmati racikan dari tangan Milia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Millia Vianni

Read More

FMIPA UGM Terima Kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN)

FMIPA UGM melalui Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Instrumentasi menerima kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN) pada Jumat 23 Agustus 2024 di DIKE UGM. Dalam hal ini, Dr. Wahyudi Hasbi selaku kepala Pusat Riset Teknologi Satelit menghadiri acara tersebut beserta rombongan.

Kunjungan dilakukan untuk memperkuat hubungan serta kerja sama antara FMIPA UGM dengan BRIN di berbagai bidang seperti pendidikan dan riset. Sehubungan tersebut, terdapat rencana kerja sama yang dibuat kedua pihak yang terdiri atas dukungan rancang bangun UGMSat1, beasiswa S2 dan S3 BRIN mengenai riset teknologi satelit dan Antariksa, penawaran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di lingkungan BRIN, dan penawaran program BARISTA untuk memperoleh bantuan dana riset.

Dari kunjungan yang dilakukan BRIN serta kerja sama yang dibangun oleh FMIPA UGM dengan BRIN melalui DIKE UGM dan Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan seperti beasiswa serta peningkatan keterampilan seperti program MBKM. Kemudian, merupakan cerminan dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi dan teknologi dalam riset yang dikerjakan bersama serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui agenda kerja sama yang dibangun.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media DIKE UGM

Read More

FMIPA UGM Ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental

FMIPA UGM ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024 di Rumah Sakit Akademik UGM. Kegiatan dihadiri oleh berbagai dosen, pegawai, dan mahasiswa dari masing-masing unit di lingkungan UGM. Dalam hal ini, FMIPA UGM diwakili langsung oleh Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., selaku Dekan FMIPA, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan FMIPA UGM, serta perwakilan mahasiswa FMIPA UGM.

“Kami ingin tahu bagaimana cara praktik dan pengetahuan tentang kesehatan mental. Kita coba bagaimana pertolongan pertama ketika terkait dengan pingsan,” papar Prof. Kuwat, selaku Dekan FMIPA UGM usai melaksanakan praktik pertolongan pertama.

Secara umum, kegiatan peningkatan kompetensi terdiri atas pemaparan materi terkait faktor dan gejala kesehatan mental, praktik pertolongan pertama pada kesehatan mental, dan peluncuran buku P3K untuk mahasiswa dan pengelola kampus.

“Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dan perwakilan HPU tahu ke mana dalam meminta pertolongan dan perujukan terhadap upaya atau percobaan bunuh diri. Mahasiswa juga jadi semakin paham akan kesehatan mental serta menghapus stigma negatif pada kesehatan mental,” papar dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc., SpA(K). selaku Ketua Tim Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental Mahasiswa dan Ambassador UGM sekaligus Pokja Mental Health HPU UGM.

Dalam hal ini, dr. Ade juga menambahkan bahwa RSA telah menyediakan berbagai fasilitas untuk penanganan percobaan bunuh diri seperti layanan siaga ambulans untuk menjemput pasien, tim ahli berupa dokter jiwa dan psikolog, serta tindakan di ruang ICU atau operasi.

“Harapannya, semoga mahasiswa lebih sadar dan upaya bunuh diri bisa ditekan. Mereka jadi tahu harus pergi ke mana dan tahu alur rujukannya. Efeknya tidak hanya berhenti di perawatan saja tetapi bisa dukung pasien-pasien yang sedang tahap pemulihan,” papar dr. Ade.

Kegiatan Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental yang diikuti oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau oleh mahasiswa serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam pertolongan pertama pada percobaan bunuh diri.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate