Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Agustus 6, 2025

IFI Prancis Perkuat Kemitraan Strategis bidang Akademik dengan FMIPA UGM

Yogyakarta, 1 Agustus 2025 — Institut Français d’Indonésie (IFI) menjalin kemitraan strategis dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam bidang pendidikan. Kolaborasi ini diarahkan untuk memperluas mobilitas mahasiswa, sosialisasi beasiswa master dan doktoral, serta memperkuat jejaring riset internasional bersama berbagai institusi pendidikan tinggi di Prancis.

“FMIPA UGM merupakan mitra penting kami. Bidang sains yang dikaji di MIPA merupakan bidang yang memiliki potensi riset yang relevan dengan prioritas kerja sama kami di Prancis,” ujar Francois Dabin, DIrektur IFI dalam sesi diskusi bersama civitas FMIPA UGM.

Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., Wakil Dekan bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan FMIPA UGM, menekankan pentingnya pengembangan kolaborasi riset yang melibatkan laboratorium alam dan pendekatan interdisipliner. “Kita telah memiliki beberapa kerja sama dengan institusi di Prancis, di antaranya bidang Geosains. Kita bisa mengembangkan dan menjajaki peluang riset bersama terkait kawasan vulkanik, kimia, fisika, matematika, informatika, dan pengembangan material, yang sangat strategis untuk dikerjakan dengan mitra dari Prancis,” paparnya.

Terdapat beberapa beasiswa yang dapat diakses mahasiswa MIPA untuk studi di Prancis, di antaranya France Excellence Scholarship (S2, Master 2, Tematik, Eiffel Scholarship dan Kartini Sains), serta Erasmus Mundus Joint Master’s Degree. Beasiswa yang terbaru adalah LPDP-France 2026, yang pendaftarannya akan dibuka pada Januari–Februari 2026, wawancara dan pengumuman hasil pada Mei–Juni 2026, serta perkuliahan dimulai pada September 2026. Berbagai skema beasiswa turut diperkenalkan, antara lain France Excellence Scholarship, France Excellence Eiffel Scholarship, dan Erasmus Mundus Joint Master’s Degree, yang mencakup dukungan biaya hidup hingga pembebasan biaya kuliah.

IFI juga menjelaskan bahwa program master dan doktoral di berbagai perguruan tinggi Prancis kini terbuka bagi mahasiswa internasional, dengan bahasa pengantar Inggris. Program tersebut umumnya mencakup beasiswa penuh termasuk biaya hidup yang sangat layak. Calon mahasiswa yang ingin dibantu mendapatkan calon pembimbing di perguruan tinggi di Prancis juga dapat difasilitasi oleh IFI, khususnya calon mahasiswa doktoral. 

Agung Riantiarno, Responsible Campus France di Yogyakarta juga mengundang mahasiswa dan dosen untuk bertemu perwakilan universitas Prancis pada acara Networking Night di IFI Yogyakarta, 6 November 2025, serta Joint Working Group France–Indonesia yang dijadwalkan pada Juni/Juli 2026 di Prancis. Sejumlah program studi yang diajarkan dalam bahasa Inggris di bidang kimia, ilmu komputer dan elektronika, fisika, serta matematika turut dipaparkan, di antaranya dari Université de Paris Saclay, CPE Lyon, EPITA School of Engineering and Computer Science, dan Université Côte d’Azur.

Inisiatif kolaborasi ini juga mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 9 (Infrastruktur, Inovasi, dan Industri), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Melalui pertukaran pengetahuan dan pembentukan jejaring riset global, FMIPA UGM dan IFI berkontribusi pada penguatan kapasitas sains dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Aphroditty Nirmala

Read More

Kisah Fikhri, Lulus Doktor UGM di Usia 25 Tahun dan Selesaikan Kuliah 2 Tahun 10 Bulan

Bagi Fikhri Astina Tasmara, melanjutkan studi doktoral bukan hanya untuk gelar, tetapi untuk berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan. Hal inilah yang mendorong semangat wisudawan Program Studi Doktor Fisika FMIPA UGM asal Makassar, Sulawesi Selatan ini untuk melanjutkan studinya dan berhasil lulus di usia 25 tahun 8 bulan.

Fikhri, kerap ia disapa, bercerita bahwa ia dibesarkan dalam keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan. Orang tuanya selalu menanamkan pemahaman bahwa meskipun pendidikan bukanlah segalanya, tapi pendidikan bisa menjadi kunci untuk melanjutkan hidup dan meraih kesempatan. “Ibu dan nenek saya juga mengajarkan bahwa wanita harus memiliki daya dan kemampuan untuk mandiri. Ini selalu menjadi mindset yang terus saya bawa sepanjang hidup saya, sehingga saya selalu terdorong untuk terus belajar dan berkembang,” ujarnya ketika di wawancara, Kamis (31/7).

Sebelum melanjutkan studi doktoralnya di UGM, Fikhri mengambil pendidikan S1 di Universitas Hasanuddin dengan jurusan Fisika karena fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang paling saya minati sejak SMP hingga SMA. Ia juga mengaku alasannya memilih melanjutkan studi ke Program Studi Doktor Fisika di UGM adalah karena UGM menawarkan lingkungan yang ideal untuk riset yang aplikatif dan berdampak bagi masyarakat. “Saya percaya bahwa UGM dapat memberikan lingkungan akademik yang kondusif untuk mengembangkan potensi dan memperdalam ilmu pengetahuan di bidang fisika, yang sudah saya geluti sejak jenjang S1,” katanya.

Menjadi Wisudawan Termuda 

Rasa senang dan haru datang ketika mengetahui bahwa ia merupakan wisudawan termuda dengan IPK 3.80. Fikhri mengaku memiliki prinsip bahwa semakin cepat ia berproses, semakin banyak kesempatan yang bisa diraih. “Meskipun terkadang banyak halangan yang menghadang di jalan kita, namun karena semuanya dimulai lebih cepat, kita jadi memiliki waktu lebih untuk terus memperbaiki diri dan memikirkan solusi atas masalah yang kita hadapi,” ungkap Fikhri.

Menyelesaikan studinya di usia muda ini bukanlah terinspirasi dari tokoh-tokoh dunia, melainkan dari kakak kandungnya sendiri. Fikhri mengaku bahwa ia belajar banyak hal dari sang Kakak dengan mengikuti dan belajar dari setiap langkah yang dia ambil. “Melihat bagaimana kakak saya menjalani pendidikannya dengan penuh dedikasi dan menjadi sukses, saya merasa termotivasi untuk terus melangkah maju dan menyelesaikan studi saya dengan cara yang sama,” ujar Fikhri.

Selain itu, peran keluarga, teman, dan dosen sangat besar dalam mendukung pencapaian saya. Fikhri mengatakan bahwa keluarganya selalu memberikan dukungan penuh terhadap setiap langkah yang ia ambil. Ia selalu teringat pada senyum mendiang ayahnya ketika ia meraih peringkat satu yang terus menjadi motivasinya untuk mengembangkan diri dan mencapai prestasi yang membanggakan ayahnya. “Keberhasilan saya juga tidak lepas dari doa dan dukungan ibu saya, yang selalu memberikan kekuatan, serta dorongan kuat dari saudari saya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengaku sangat berterima kasih kepada tim promotornya yang banyak memberikan ilmu dan arahan yang sangat berarti serta mendampingi Fikhri dalam setiap langkah penyelesaian studinya. Tim promotor tersebut antara lain Prof. Dr. Mitrayana, S.Si., M.Si, Dr. drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech, dan Dr. Andreas Setiawan, M.T.

Salah satu pengalaman menariknya selama di UGM adalah menyadari bahwa ilmu fisika yang ia pelajari telah membawa saya ke banyak tempat. Semasa studinya di UGM, ia berkesempatan untuk bisa menghadiri berbagai konferensi di Indonesia, yang tidak hanya memberinya kesempatan untuk melihat tempat baru, tetapi juga untuk memperluas jaringan dan bertemu dengan rekan-rekan yang memiliki minat serupa.

Salah satu pengalaman yang paling membekas di benak Fikhri adalah ketika ia menjadi visiting researcher di salah satu universitas terkemuka di Jepang yakni Tohoku University, Sendai, Jepang, di Graduate School of Biomedical Engineering. Ia mengatakan bahwa pengalaman risetnya selama di sana sangatlah berharga, dan mendapatkan wawasan baru dalam penelitian dan kolaborasi.

Berhasil menyelesaikan studi di usia yang muda dalam waktu 2 tahun 10 bulan tidaklah mudah bagi Fikhri. Terlebih, ia juga berhasil menjadi wisudawan dengan IPK yang tinggi. Maka dari itu, salah satu cara Fikhri untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan pribadinya adalah dengan memadatkan jadwal dan memastikan bahwa setiap hari memiliki sesuatu yang ditunggu.

Dengan membuat jadwal yang tidak hanya untuk tugas-tugas akademik, tetapi juga untuk kegiatan sosial, ia memiliki cara untuk tidak menunda tugas-tugasnya. “Dengan cara ini, saya bisa tetap fokus pada tugas akademik sambil menikmati momen sosial. Ini juga membantu saya menghindari stres berkepanjangan, karena keseimbangan tersebut membuat saya tetap produktif,” katanya.

Fikhri berpesan untuk mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan studinya untuk selalu menjaga semangat dan fokus pada tujuan. Terkadang, perjalanan akademik bisa terasa berat dan penuh tantangan, namun Fikhri mengingatkan bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil menuju tujuan adalah bagian dari proses yang berharga. “Cobalah untuk tidak terlalu terbebani dengan hasil instan, tetapi nikmati setiap proses belajarnya,” pesannya.

Selain itu, ia berpesan untuk jangan ragu untuk meminta bantuan atau berdiskusi dengan dosen dan teman-teman. Kolaborasi seringkali membuka jalan menuju pemahaman yang lebih dalam. Yang terpenting, jangan sampai pekerjaan akademik membuat kita kehilangan waktu untuk diri sendiri, keluarga, atau teman-teman. “Luangkan waktu untuk istirahat, berinteraksi dengan orang lain, dan rayakan pencapaian-pencapaian meski kecil,” pungkasnya.

Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Fikhri

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-fikhri-lulus-doktor-ugm-di-usia-25-tahun-dan-selesaikan-kuliah-2-tahun-10-bulan/

Read More

The 8th BIGTC 2025 Resmi Ditutup: Wadah Refleksi dan Penguatan Kolaborasi Global

Yogyakarta, 29 Juli 2025 — The 8th Biennial International Group Theory Conference (BIGTC) secara resmi ditutup pada Selasa siang (29/7) di Auditorium Lantai 7, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Penutupan dimulai dengan pemutaran video singkat yang merangkum momen-momen penting selama konferensi berlangsung sejak 26 Juli 2025.

Prof. A. Erfanian dari Ferdowsi University of Mashhad, Iran, selaku Chair of the Committee sekaligus penggagas BIGTC, menyampaikan sambutan penutup. Dalam refleksinya, ia mengapresiasi dedikasi panitia lokal dan mengusulkan sejumlah pengembangan ke depan, seperti pendirian komunitas “BIGTC Society” untuk mendukung mahasiswa doktoral, penyelenggaraan workshop sebelum/selama/setelah konferensi, serta peningkatan publikasi ilmiah hasil konferensi. “Kita harus berupaya bersama agar BIGTC menjadi semakin bermakna dan efisien,” ujarnya.

Dalam sesi refleksi, Prof. Nor Haniza Sarmin dari Universiti Teknologi Malaysia menyambut baik ide-ide seperti penyelenggaraan workshop, pendanaan riset, serta keterkaitan antara konferensi dan publikasi. “Di Malaysia, setiap konferensi harus menghasilkan publikasi bereputasi seperti di Scopus. Usulan ini dapat dipertimbangkan untuk BIGTC mendatang,” ungkapnya.

Prof. T.T. Seretlo dari Northwest University, Afrika Selatan, juga menyampaikan bahwa berbagai saran tersebut dapat terus didiskusikan bersama. Sementara itu, Prof. İsmail Şuayip Güloğlu dari Doğuş University, Türkiye, menekankan pentingnya menjadikan kolaborasi dalam konferensi ini sebagai solusi konkret atas persoalan besar di bidang teori grup. Ia berharap adanya workshop yang lebih aplikatif ke depan.

Selaku Chair of the Conference, Prof. Dr.rer.nat. Yeni Susanti, S.Si., M.Si., menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh panitia, pembicara undangan, dan peserta. “Merupakan kehormatan bagi kami menjadi tuan rumah BIGTC ke-8 ini. Semoga sukses dalam perjalanan riset Anda, dan sampai jumpa di BIGTC ke-9,” tuturnya.

Beberapa peserta juga turut berbagi kesan. Prof. Rebecca Waldecker dari Martin-Luther Universität Halle-Wittenberg, Jerman, mengungkapkan bahwa atmosfer konferensi yang ramah membuat para peserta tetap fokus pada esensi ilmu dan diskusi matematika yang mendalam. “Terima kasih atas kerja keras panitia yang luar biasa, termasuk mereka yang bekerja di balik layar,” ucapnya.

Dr. Manimaran dari Vellore Institute of Technology, India, menyatakan kepuasannya atas penyelenggaraan konferensi yang menurutnya tidak memiliki celah kekurangan. Dr. Siti Norziahidayu Amzee Zamri dari Malaysia juga memberikan apresiasi atas keramahan, organisasi yang rapi, dan sajian kuliner yang mengesankan. “Terima kasih, rasanya seperti pulang ke kampung halaman,” ungkap Dr. Siti. Sementara itu, Asisten Profesor dari Tezpur University, India, Rajat Kanti Nath, menyampaikan harapannya agar dapat hadir secara luring di BIGTC mendatang.

Agista Surya Bawana, S.Si., M.Sc. dari Universitas Diponegoro turut mengungkapkan rasa terima kasih karena telah dapat mengikuti konferensi dan bertemu dosen-dosen yang dihormati. “Beberapa materi cukup menantang, tapi ini pengalaman luar biasa,” ujarnya.

Puncak acara ditandai dengan pengumuman resmi bahwa The 9th BIGTC akan diselenggarakan pada tahun 2027 di Manipal Academy of Higher Education, India, oleh Prof. Kuncham Syam Prasad, yang juga memberikan gambaran umum mengenai universitas dan departemen matematika tempat penyelenggaraan mendatang.

Konferensi secara resmi ditutup oleh Prof. Dr.-Ing. Mhd. Reza M. I. Pulungan, S.Si., M.Sc., Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, FMIPA UGM. Ia menekankan pentingnya berbagi pengetahuan, keterampilan, dan kontribusi bermakna dalam mengembangkan kolaborasi riset teori grup. “Semoga Anda menikmati Yogyakarta. Selamat melanjutkan perjalanan pulang,” ujarnya menutup konferensi secara resmi.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama, menandai berakhirnya BIGTC ke-8 yang sarat inspirasi dan kolaborasi internasional.

Kata Kunci: Penutupan Konferensi BIGTC, Kolaborasi Riset Teori Grup

Penulis: Shafira Fauzia Untsa
Foto: Yehuda Dwi Yosafat

sumber: https://math.fmipa.ugm.ac.id/id/the-8th-bigtc-2025-resmi-ditutup-wadah-refleksi-dan-penguatan-kolaborasi-global/

Read More

IFI Prancis Perkuat Kemitraan Strategis bidang Akademik dengan FMIPA UGM

Yogyakarta, 1 Agustus 2025 — Institut Français d’Indonésie (IFI) menjalin kemitraan strategis dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam bidang pendidikan. Kolaborasi ini diarahkan untuk memperluas mobilitas mahasiswa, sosialisasi beasiswa master dan doktoral, serta memperkuat jejaring riset internasional bersama berbagai institusi pendidikan tinggi di Prancis.

“FMIPA UGM merupakan mitra penting kami. Bidang sains yang dikaji di MIPA merupakan bidang yang memiliki potensi riset yang relevan dengan prioritas kerja sama kami di Prancis,” ujar Francois Dabin, DIrektur IFI dalam sesi diskusi bersama civitas FMIPA UGM.

Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., Wakil Dekan bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan FMIPA UGM, menekankan pentingnya pengembangan kolaborasi riset yang melibatkan laboratorium alam dan pendekatan interdisipliner. “Kita telah memiliki beberapa kerja sama dengan institusi di Prancis, di antaranya bidang Geosains. Kita bisa mengembangkan dan menjajaki peluang riset bersama terkait kawasan vulkanik, kimia, fisika, matematika, informatika, dan pengembangan material, yang sangat strategis untuk dikerjakan dengan mitra dari Prancis,” paparnya.

Terdapat beberapa beasiswa yang dapat diakses mahasiswa MIPA untuk studi di Prancis, di antaranya France Excellence Scholarship (S2, Master 2, Tematik, Eiffel Scholarship dan Kartini Sains), serta Erasmus Mundus Joint Master’s Degree. Beasiswa yang terbaru adalah LPDP-France 2026, yang pendaftarannya akan dibuka pada Januari–Februari 2026, wawancara dan pengumuman hasil pada Mei–Juni 2026, serta perkuliahan dimulai pada September 2026. Berbagai skema beasiswa turut diperkenalkan, antara lain France Excellence Scholarship, France Excellence Eiffel Scholarship, dan Erasmus Mundus Joint Master’s Degree, yang mencakup dukungan biaya hidup hingga pembebasan biaya kuliah.

IFI juga menjelaskan bahwa program master dan doktoral di berbagai perguruan tinggi Prancis kini terbuka bagi mahasiswa internasional, dengan bahasa pengantar Inggris. Program tersebut umumnya mencakup beasiswa penuh termasuk biaya hidup yang sangat layak. Calon mahasiswa yang ingin dibantu mendapatkan calon pembimbing di perguruan tinggi di Prancis juga dapat difasilitasi oleh IFI, khususnya calon mahasiswa doktoral. 

Agung Riantiarno, Responsible Campus France di Yogyakarta juga mengundang mahasiswa dan dosen untuk bertemu perwakilan universitas Prancis pada acara Networking Night di IFI Yogyakarta, 6 November 2025, serta Joint Working Group France–Indonesia yang dijadwalkan pada Juni/Juli 2026 di Prancis. Sejumlah program studi yang diajarkan dalam bahasa Inggris di bidang kimia, ilmu komputer dan elektronika, fisika, serta matematika turut dipaparkan, di antaranya dari Université de Paris Saclay, CPE Lyon, EPITA School of Engineering and Computer Science, dan Université Côte d’Azur.

Inisiatif kolaborasi ini juga mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 9 (Infrastruktur, Inovasi, dan Industri), serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Melalui pertukaran pengetahuan dan pembentukan jejaring riset global, FMIPA UGM dan IFI berkontribusi pada penguatan kapasitas sains dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan.

Penulis: Amalia Nurmalitasari
Dokumentasi: Aphroditty Nirmala

Read More

Kisah Fikhri, Lulus Doktor UGM di Usia 25 Tahun dan Selesaikan Kuliah 2 Tahun 10 Bulan

Bagi Fikhri Astina Tasmara, melanjutkan studi doktoral bukan hanya untuk gelar, tetapi untuk berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan. Hal inilah yang mendorong semangat wisudawan Program Studi Doktor Fisika FMIPA UGM asal Makassar, Sulawesi Selatan ini untuk melanjutkan studinya dan berhasil lulus di usia 25 tahun 8 bulan.

Fikhri, kerap ia disapa, bercerita bahwa ia dibesarkan dalam keluarga yang sangat mengutamakan pendidikan. Orang tuanya selalu menanamkan pemahaman bahwa meskipun pendidikan bukanlah segalanya, tapi pendidikan bisa menjadi kunci untuk melanjutkan hidup dan meraih kesempatan. “Ibu dan nenek saya juga mengajarkan bahwa wanita harus memiliki daya dan kemampuan untuk mandiri. Ini selalu menjadi mindset yang terus saya bawa sepanjang hidup saya, sehingga saya selalu terdorong untuk terus belajar dan berkembang,” ujarnya ketika di wawancara, Kamis (31/7).

Sebelum melanjutkan studi doktoralnya di UGM, Fikhri mengambil pendidikan S1 di Universitas Hasanuddin dengan jurusan Fisika karena fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang paling saya minati sejak SMP hingga SMA. Ia juga mengaku alasannya memilih melanjutkan studi ke Program Studi Doktor Fisika di UGM adalah karena UGM menawarkan lingkungan yang ideal untuk riset yang aplikatif dan berdampak bagi masyarakat. “Saya percaya bahwa UGM dapat memberikan lingkungan akademik yang kondusif untuk mengembangkan potensi dan memperdalam ilmu pengetahuan di bidang fisika, yang sudah saya geluti sejak jenjang S1,” katanya.

Menjadi Wisudawan Termuda 

Rasa senang dan haru datang ketika mengetahui bahwa ia merupakan wisudawan termuda dengan IPK 3.80. Fikhri mengaku memiliki prinsip bahwa semakin cepat ia berproses, semakin banyak kesempatan yang bisa diraih. “Meskipun terkadang banyak halangan yang menghadang di jalan kita, namun karena semuanya dimulai lebih cepat, kita jadi memiliki waktu lebih untuk terus memperbaiki diri dan memikirkan solusi atas masalah yang kita hadapi,” ungkap Fikhri.

Menyelesaikan studinya di usia muda ini bukanlah terinspirasi dari tokoh-tokoh dunia, melainkan dari kakak kandungnya sendiri. Fikhri mengaku bahwa ia belajar banyak hal dari sang Kakak dengan mengikuti dan belajar dari setiap langkah yang dia ambil. “Melihat bagaimana kakak saya menjalani pendidikannya dengan penuh dedikasi dan menjadi sukses, saya merasa termotivasi untuk terus melangkah maju dan menyelesaikan studi saya dengan cara yang sama,” ujar Fikhri.

Selain itu, peran keluarga, teman, dan dosen sangat besar dalam mendukung pencapaian saya. Fikhri mengatakan bahwa keluarganya selalu memberikan dukungan penuh terhadap setiap langkah yang ia ambil. Ia selalu teringat pada senyum mendiang ayahnya ketika ia meraih peringkat satu yang terus menjadi motivasinya untuk mengembangkan diri dan mencapai prestasi yang membanggakan ayahnya. “Keberhasilan saya juga tidak lepas dari doa dan dukungan ibu saya, yang selalu memberikan kekuatan, serta dorongan kuat dari saudari saya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengaku sangat berterima kasih kepada tim promotornya yang banyak memberikan ilmu dan arahan yang sangat berarti serta mendampingi Fikhri dalam setiap langkah penyelesaian studinya. Tim promotor tersebut antara lain Prof. Dr. Mitrayana, S.Si., M.Si, Dr. drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech, dan Dr. Andreas Setiawan, M.T.

Salah satu pengalaman menariknya selama di UGM adalah menyadari bahwa ilmu fisika yang ia pelajari telah membawa saya ke banyak tempat. Semasa studinya di UGM, ia berkesempatan untuk bisa menghadiri berbagai konferensi di Indonesia, yang tidak hanya memberinya kesempatan untuk melihat tempat baru, tetapi juga untuk memperluas jaringan dan bertemu dengan rekan-rekan yang memiliki minat serupa.

Salah satu pengalaman yang paling membekas di benak Fikhri adalah ketika ia menjadi visiting researcher di salah satu universitas terkemuka di Jepang yakni Tohoku University, Sendai, Jepang, di Graduate School of Biomedical Engineering. Ia mengatakan bahwa pengalaman risetnya selama di sana sangatlah berharga, dan mendapatkan wawasan baru dalam penelitian dan kolaborasi.

Berhasil menyelesaikan studi di usia yang muda dalam waktu 2 tahun 10 bulan tidaklah mudah bagi Fikhri. Terlebih, ia juga berhasil menjadi wisudawan dengan IPK yang tinggi. Maka dari itu, salah satu cara Fikhri untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan pribadinya adalah dengan memadatkan jadwal dan memastikan bahwa setiap hari memiliki sesuatu yang ditunggu.

Dengan membuat jadwal yang tidak hanya untuk tugas-tugas akademik, tetapi juga untuk kegiatan sosial, ia memiliki cara untuk tidak menunda tugas-tugasnya. “Dengan cara ini, saya bisa tetap fokus pada tugas akademik sambil menikmati momen sosial. Ini juga membantu saya menghindari stres berkepanjangan, karena keseimbangan tersebut membuat saya tetap produktif,” katanya.

Fikhri berpesan untuk mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan studinya untuk selalu menjaga semangat dan fokus pada tujuan. Terkadang, perjalanan akademik bisa terasa berat dan penuh tantangan, namun Fikhri mengingatkan bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil menuju tujuan adalah bagian dari proses yang berharga. “Cobalah untuk tidak terlalu terbebani dengan hasil instan, tetapi nikmati setiap proses belajarnya,” pesannya.

Selain itu, ia berpesan untuk jangan ragu untuk meminta bantuan atau berdiskusi dengan dosen dan teman-teman. Kolaborasi seringkali membuka jalan menuju pemahaman yang lebih dalam. Yang terpenting, jangan sampai pekerjaan akademik membuat kita kehilangan waktu untuk diri sendiri, keluarga, atau teman-teman. “Luangkan waktu untuk istirahat, berinteraksi dengan orang lain, dan rayakan pencapaian-pencapaian meski kecil,” pungkasnya.

Penulis : Lintang Andwyna
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Fikhri

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/kisah-fikhri-lulus-doktor-ugm-di-usia-25-tahun-dan-selesaikan-kuliah-2-tahun-10-bulan/

Read More

The 8th BIGTC 2025 Resmi Ditutup: Wadah Refleksi dan Penguatan Kolaborasi Global

Yogyakarta, 29 Juli 2025 — The 8th Biennial International Group Theory Conference (BIGTC) secara resmi ditutup pada Selasa siang (29/7) di Auditorium Lantai 7, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Penutupan dimulai dengan pemutaran video singkat yang merangkum momen-momen penting selama konferensi berlangsung sejak 26 Juli 2025.

Prof. A. Erfanian dari Ferdowsi University of Mashhad, Iran, selaku Chair of the Committee sekaligus penggagas BIGTC, menyampaikan sambutan penutup. Dalam refleksinya, ia mengapresiasi dedikasi panitia lokal dan mengusulkan sejumlah pengembangan ke depan, seperti pendirian komunitas “BIGTC Society” untuk mendukung mahasiswa doktoral, penyelenggaraan workshop sebelum/selama/setelah konferensi, serta peningkatan publikasi ilmiah hasil konferensi. “Kita harus berupaya bersama agar BIGTC menjadi semakin bermakna dan efisien,” ujarnya.

Dalam sesi refleksi, Prof. Nor Haniza Sarmin dari Universiti Teknologi Malaysia menyambut baik ide-ide seperti penyelenggaraan workshop, pendanaan riset, serta keterkaitan antara konferensi dan publikasi. “Di Malaysia, setiap konferensi harus menghasilkan publikasi bereputasi seperti di Scopus. Usulan ini dapat dipertimbangkan untuk BIGTC mendatang,” ungkapnya.

Prof. T.T. Seretlo dari Northwest University, Afrika Selatan, juga menyampaikan bahwa berbagai saran tersebut dapat terus didiskusikan bersama. Sementara itu, Prof. İsmail Şuayip Güloğlu dari Doğuş University, Türkiye, menekankan pentingnya menjadikan kolaborasi dalam konferensi ini sebagai solusi konkret atas persoalan besar di bidang teori grup. Ia berharap adanya workshop yang lebih aplikatif ke depan.

Selaku Chair of the Conference, Prof. Dr.rer.nat. Yeni Susanti, S.Si., M.Si., menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh panitia, pembicara undangan, dan peserta. “Merupakan kehormatan bagi kami menjadi tuan rumah BIGTC ke-8 ini. Semoga sukses dalam perjalanan riset Anda, dan sampai jumpa di BIGTC ke-9,” tuturnya.

Beberapa peserta juga turut berbagi kesan. Prof. Rebecca Waldecker dari Martin-Luther Universität Halle-Wittenberg, Jerman, mengungkapkan bahwa atmosfer konferensi yang ramah membuat para peserta tetap fokus pada esensi ilmu dan diskusi matematika yang mendalam. “Terima kasih atas kerja keras panitia yang luar biasa, termasuk mereka yang bekerja di balik layar,” ucapnya.

Dr. Manimaran dari Vellore Institute of Technology, India, menyatakan kepuasannya atas penyelenggaraan konferensi yang menurutnya tidak memiliki celah kekurangan. Dr. Siti Norziahidayu Amzee Zamri dari Malaysia juga memberikan apresiasi atas keramahan, organisasi yang rapi, dan sajian kuliner yang mengesankan. “Terima kasih, rasanya seperti pulang ke kampung halaman,” ungkap Dr. Siti. Sementara itu, Asisten Profesor dari Tezpur University, India, Rajat Kanti Nath, menyampaikan harapannya agar dapat hadir secara luring di BIGTC mendatang.

Agista Surya Bawana, S.Si., M.Sc. dari Universitas Diponegoro turut mengungkapkan rasa terima kasih karena telah dapat mengikuti konferensi dan bertemu dosen-dosen yang dihormati. “Beberapa materi cukup menantang, tapi ini pengalaman luar biasa,” ujarnya.

Puncak acara ditandai dengan pengumuman resmi bahwa The 9th BIGTC akan diselenggarakan pada tahun 2027 di Manipal Academy of Higher Education, India, oleh Prof. Kuncham Syam Prasad, yang juga memberikan gambaran umum mengenai universitas dan departemen matematika tempat penyelenggaraan mendatang.

Konferensi secara resmi ditutup oleh Prof. Dr.-Ing. Mhd. Reza M. I. Pulungan, S.Si., M.Sc., Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, FMIPA UGM. Ia menekankan pentingnya berbagi pengetahuan, keterampilan, dan kontribusi bermakna dalam mengembangkan kolaborasi riset teori grup. “Semoga Anda menikmati Yogyakarta. Selamat melanjutkan perjalanan pulang,” ujarnya menutup konferensi secara resmi.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama, menandai berakhirnya BIGTC ke-8 yang sarat inspirasi dan kolaborasi internasional.

Kata Kunci: Penutupan Konferensi BIGTC, Kolaborasi Riset Teori Grup

Penulis: Shafira Fauzia Untsa
Foto: Yehuda Dwi Yosafat

sumber: https://math.fmipa.ugm.ac.id/id/the-8th-bigtc-2025-resmi-ditutup-wadah-refleksi-dan-penguatan-kolaborasi-global/

Read More
Translate