Search
Search
Search

September 24, 2024

Pesona Dosen FMIPA UGM dalam Adu Rayu di Kethoprak Buat Mahasiswa Salting

Tidak pernah terbayangkan bagi Bella dan beberapa mahasiswa pemeran kethoprak dengan judul Suminten Bukan Siti Nurbaya akan pengalaman yang didapatkan pada acara Malem Kangen FMIPA UGM. Dengan menahan tawa dan salah tingkah, Bella, pemeran utama sebagai Suminten, berusaha tetap jual mahal ketika adegan adu rayu yang dilakukan oleh para dosennya. Riuh sorai tepuk tangan dan tawa penonton turut mewarnai dan menjadi saksi bagaimana Bella beradu peran dengan dosennya tersebut.

Di sisi lain, pesona dosen dalam adegan adu rayu kepada mahasiswa tersebut juga tak kalah merobohkan gelagat akting jual mahal para mahasiswa termasuk Bella di atas panggung. Beberapa dosen yang berperan dalam adegan adu rayu tersebut seperti Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Dr. Wiwit Suryanto), Kepala Departemen Matematika (Dr. Nanang Susyanto) dan Kimia (Dr. Winarto Haryadi), beserta Ketua Alumni FMIPA UGM (Daniel Oscar Baskoro) yang turut meramaikan drama tersebut sebagai sosok-sosok penggoda Suminten.

“Satu titik dua koma, Suminten cantik siapa yang punya?” rayu Dr. Nanang Susyanto sebagai salah satu pemeran laki-laki pengagum Suminten

Lantas, Bella yang merupakan mahasiswa Matematika sekaligus mahasiswa dari Dr. Nanang terebut berusaha menahan gelagat salah tingkahnya yang masih kentara sambil menerima bunga dari dosennya tersebut.

Di sisi lain, Dr. Wiwit Suryanto tak mau kalah merayu sosok Suminten. Dengan membawa harum manis, Dr. Wiwit mencoba meluluhkan Suminten. Sekali lagi, Suminten tampak salah tingkah dengan berusaha menahan tawa.

“Duh dek Suminten selamat ya, ini ada yang manis-manis buat yang manis,” rayu Dr. Wiwit Suryanto sebagai salah satu pemeran laki-laki pengagum Suminten.

Tak mau kalah adu rayu, Dr. Nanang menepis rayuan dari Dr. Wiwit.

“Biasanya yang manis-manis suka menyakiti,” kata Dr. Nanang.

Dalam hal ini, cukup menjadi tantangan bagi Bella dan teman-teman mahasiswa lainnya karena sosok dosen yang biasa ditemui di kelas bisa berbalik sangat berbeda saat beradu akting di panggung. Namun, Bella mengaku cukup senang bisa berkolaborasi dengan para dosen di luar kegiatan akademik.

Malem Kangen dan Temu Alumni yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui peningkatan keterampilan mahasiswa, dosen, dan pegawai FMIPA untuk berkolaborasi menyajikan pertunjukkan budaya. Pertunjukkan drama yang disajikan juga menyampaikan pesan mengenai hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya khususnya di bidang sains. Kemudian, acara ini menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui perluasan kerja sama di bidang inovasi dan industri antara FMIPA UGM dengan alumni dan mitra.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Dukung Pendidikan Inklusi bagi Komunitas Tuli, Simak Karya Meitha dalam Lomba MTQ UGM

Liga MTQ UGM Tahun 2024 dengan tema Potensi Generasi Qurani, Sinergi Menuju UGM Berprestasi menjadi ajang bagi mahasiswa UGM untuk melaju ke jenjang nasional dan internasional tak terkecuali bagi Meitha, mahasiswa Fisika FMIPA UGM. Dari 14 cabang lomba yang ada, Meitha mengikuti cabang lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an dengan mengangkat ide berupa platform EcoSed, sebuah platform yang fokus pada pemanfaatan sedekah sampah untuk penguatan ekonomi dan edukasi Al-Qur’an bagi komunitas Muslim Tuli.

“Karya yang Saya lombakan adalah gagasan mengenai platform bernama EcoSed, yang berfokus pada pemanfaatan sedekah sampah untuk penguatan ekonomi dan edukasi Al-Qur’an bagi komunitas Muslim tuli. Inspirasi dari gagasan ini diambil dari QS Al-A’raf ayat 56 dan QS Abasa ayat 1 – 10, mengenai keutamaan sedekah dan pendidikan yang inklusif, tak terkecuali bagi penyandang disabilitas,” papar Meitha.

Meitha menceritakan bahwa pengalamannya dalam lomba tersebut merupakan pengalaman perdananya sehingga merupakan hal yang berksesan. Terlebih, dirinya mampu melesat hingga babak final serta berkesempatan untuk mempresentasikan gagasan di depan dewan juri.

“Tantangan terbesar yang Saya hadapi dalam lomba ini adalah membagi waktu untuk persiapan lomba, mengingat ada banyak agenda lain yang juga harus dijalani. Hal ini membuat sulit untuk mengoptimalkan persiapan lomba sehingga hasilnya tidak sebaik yang diharapkan. Ke depan, Saya berharap bisa berpartisipasi dalam lomba lain, terutama yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah. Saya ingin memperbaiki persiapan Saya agar hasil yang didapat di lomba mendatang bisa jauh lebih baik dari pengalaman kali ini,” ungkap Meitha.

Di sisi lain, Meitha menyatakan kekagumannya terhadap gagasan inspiratif dari peserta lain. Dirinya juga merasa mendapatkan banyak ilmu dan menjadi acuan bagi dirinya untuk meningkatkan kompetensi diri dalam menghadapi lomba-lomba selanjutnya.

Kegiatan Liga MTQ yang didukukung oleh FMIPA UGM dalam fasilitasi lokasi acara menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu pendidikan untuk keberlanjutan melalui pendidikan di bidang kerohanian. Kemudian, hal ini turut mendukung keterampilan mahasiswa di bidang kerohanian. Cerita Meitha dalam mengikuti lomba juga turut mencerminkan disabilitas dan pendidikan yang menjadi gagasan inspiratif dan berdampak bagi komunitas tuli yang membutuhkan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentas: Indara Nurwulandari

Read More

Dukung Kesehatan Mental, Keluarga Muslim FMIPA UGM Gelar Kajian Manajemen Kesehatan Mental

Keluarga Muslim FMIPA UGM (KMFM UGM) yang terdiri atas mahasiswa FMIPA UGM menggelar kajian rutin dengan mengangkat tema yang dekat dengan kehidupan mahasiswa yaitu mengenai kesehatan mental dengan tema Bagaimana Manajemen Mental Helath Bagi Seorang Muslim? pada Senin, 23 September 2024 di Masjid Fakultas FMIPA UGM. Kegiatan ini terbuka bagi seluruh mahasiswa, dosen, dan pegawai FMIPA UGM dengan narasumber Kang Yazid Subakti yang merupakan Pengasuh Pesantren Nurani.

“Kegiatan ini rutin dilakukan antara Senin atau Kamis dalam 1 minggu. Acara disusun oleh Departemen Syiar dan Departemen Pelayanan. Setelah ndengerin kajian, bisa mendapatkan konsumsi berbuka puasa,” papar Akbar selaku mahasiswa FMIPA UGM sekaligus anggota Departemen Syiar KMFM UGM.

Akbar turut menyampaikan mengenai latar belakang mengenai pemilihan tema yang diangkat pada kajian kali ini. Sebelumnya, tema yang diangkat juga mengenai kesehatan mental yaitu Mental Health dari Sudut Pandang Islam yang mendatangkan narasumber seorang mahasiswa Psikologi UGM. Menurut Akbar, materi yang disampaikan lekat dengan permasalahan mahasiswa saat ini yang cenderung terpapar stress. Sebagai mahasiswa, hendaknya tidak diperkenankan bersifat menghakimi terhadap kondisi seseorang karena ketidaktahuan terhadap apa yang sudah terjadi dan kondisi seseorang tersebut.

“Alhamdulillah, pada kajian hari ini ramai. Ada dosen yang turut serta mempublikasi dan ikut menjadi audiens. Harapan setelah ini mungkin untuk peserta bisa lebih aware lagi terhadap mental health baik secara makhluk sosial atau muslim,” papar Akbar.

Kegiatan kajian dengan mengangkat tentang kesehatan mental oleh FMIPA UGM merupakan cerminan dari SDGs nomor 1 dan 2 yaitu Tanpa Kemiskinan dan Tanpa Kelaparan dengan fasilitas buka bersama berupa konsumsi yang mendukung kesejahteraan mahasiswa. Kemudian, kajian tersebut turut mendukung SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui materi kesehatan mental untuk menekan angka kematian akibat bunuh diri di kalangan mahasiswa serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi tantangan kesehatan mental.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Wahyu Micho

Read More

Bertabur Bintang! Dosen, Pegawai, dan Mahasiswa FMIPA UGM Sajikan Pertunjukkan Budaya Bersama dalam Malem Kangen FMIPA

Riuh sorai tepuk tangan dan tawa memenuhi Ruangan Auditorium FMIPA UGM pada saat pementasan kethoprak dengan judul Suminten Bukan Siti Nurbaya yang diperankan oleh segenap jajaran dekanat, dosen, pegawai, hingga mahasiswa FMIPA UGM. Cerita drama tersebut menceritakan tentang Suminten (Bella, mahasiswa Matematika FMIPA) yang akan dijodohkan dengan sosok lelaki tua beristri 4 Den Mono (Prof. Harno, dosen FMIPA UGM). Namun, Suminten telah memiliki seorang kekasih dan ingin melanjutkan studi S2 di FMIPA terlebih dahulu. Hal ini, sempat ditentang oleh ayah Suminten (Prof. Kuwat, Dekan FMIPA UGM) yang akhirnya luluh setelah mengetahui maksud dari anak gadisnya tersebut.

Selain itu, juga hadir Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kepala Departemen Matematika dan Kimia, beserta Ketua Alumni FMIPA UGM yang turut meramaikan drama tersebut sebagai sosok-sosok penggoda Suminten. Dengan berbagai rayuan dan gombalan maut yang diberikan, para akademisi, peneliti, dan dosen mampu menyuguhkan bakat lainnya di dunia peran yang berhasil menarik perhatian tamu undangan. Dalam hal ini, banyak mahasiswa yang diampu oleh pemeran tersebut yang terkekeh akibat peran yang ditampilkan. Menurut mereka, malam ini mereka melihat sisi lain dari pembawaan dosen yang selama ini ditampilkan di kelas.

Malem Kangen dan Temu Alumni yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui peningkatan keterampilan mahasiswa, dosen, dan pegawai FMIPA untuk berkolaborasi menyajikan pertunjukkan budaya. Pertunjukkan drama yang disajikan juga menyampaikan pesan mengenai hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya khususnya di bidang sains. Kemudian, acara ini menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui perluasan kerja sama di bidang inovasi dan industri antara FMIPA UGM dengan alumni dan mitra.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Pesona Dosen FMIPA UGM dalam Adu Rayu di Kethoprak Buat Mahasiswa Salting

Tidak pernah terbayangkan bagi Bella dan beberapa mahasiswa pemeran kethoprak dengan judul Suminten Bukan Siti Nurbaya akan pengalaman yang didapatkan pada acara Malem Kangen FMIPA UGM. Dengan menahan tawa dan salah tingkah, Bella, pemeran utama sebagai Suminten, berusaha tetap jual mahal ketika adegan adu rayu yang dilakukan oleh para dosennya. Riuh sorai tepuk tangan dan tawa penonton turut mewarnai dan menjadi saksi bagaimana Bella beradu peran dengan dosennya tersebut.

Di sisi lain, pesona dosen dalam adegan adu rayu kepada mahasiswa tersebut juga tak kalah merobohkan gelagat akting jual mahal para mahasiswa termasuk Bella di atas panggung. Beberapa dosen yang berperan dalam adegan adu rayu tersebut seperti Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Dr. Wiwit Suryanto), Kepala Departemen Matematika (Dr. Nanang Susyanto) dan Kimia (Dr. Winarto Haryadi), beserta Ketua Alumni FMIPA UGM (Daniel Oscar Baskoro) yang turut meramaikan drama tersebut sebagai sosok-sosok penggoda Suminten.

“Satu titik dua koma, Suminten cantik siapa yang punya?” rayu Dr. Nanang Susyanto sebagai salah satu pemeran laki-laki pengagum Suminten

Lantas, Bella yang merupakan mahasiswa Matematika sekaligus mahasiswa dari Dr. Nanang terebut berusaha menahan gelagat salah tingkahnya yang masih kentara sambil menerima bunga dari dosennya tersebut.

Di sisi lain, Dr. Wiwit Suryanto tak mau kalah merayu sosok Suminten. Dengan membawa harum manis, Dr. Wiwit mencoba meluluhkan Suminten. Sekali lagi, Suminten tampak salah tingkah dengan berusaha menahan tawa.

“Duh dek Suminten selamat ya, ini ada yang manis-manis buat yang manis,” rayu Dr. Wiwit Suryanto sebagai salah satu pemeran laki-laki pengagum Suminten.

Tak mau kalah adu rayu, Dr. Nanang menepis rayuan dari Dr. Wiwit.

“Biasanya yang manis-manis suka menyakiti,” kata Dr. Nanang.

Dalam hal ini, cukup menjadi tantangan bagi Bella dan teman-teman mahasiswa lainnya karena sosok dosen yang biasa ditemui di kelas bisa berbalik sangat berbeda saat beradu akting di panggung. Namun, Bella mengaku cukup senang bisa berkolaborasi dengan para dosen di luar kegiatan akademik.

Malem Kangen dan Temu Alumni yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui peningkatan keterampilan mahasiswa, dosen, dan pegawai FMIPA untuk berkolaborasi menyajikan pertunjukkan budaya. Pertunjukkan drama yang disajikan juga menyampaikan pesan mengenai hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya khususnya di bidang sains. Kemudian, acara ini menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui perluasan kerja sama di bidang inovasi dan industri antara FMIPA UGM dengan alumni dan mitra.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Dukung Pendidikan Inklusi bagi Komunitas Tuli, Simak Karya Meitha dalam Lomba MTQ UGM

Liga MTQ UGM Tahun 2024 dengan tema Potensi Generasi Qurani, Sinergi Menuju UGM Berprestasi menjadi ajang bagi mahasiswa UGM untuk melaju ke jenjang nasional dan internasional tak terkecuali bagi Meitha, mahasiswa Fisika FMIPA UGM. Dari 14 cabang lomba yang ada, Meitha mengikuti cabang lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an dengan mengangkat ide berupa platform EcoSed, sebuah platform yang fokus pada pemanfaatan sedekah sampah untuk penguatan ekonomi dan edukasi Al-Qur’an bagi komunitas Muslim Tuli.

“Karya yang Saya lombakan adalah gagasan mengenai platform bernama EcoSed, yang berfokus pada pemanfaatan sedekah sampah untuk penguatan ekonomi dan edukasi Al-Qur’an bagi komunitas Muslim tuli. Inspirasi dari gagasan ini diambil dari QS Al-A’raf ayat 56 dan QS Abasa ayat 1 – 10, mengenai keutamaan sedekah dan pendidikan yang inklusif, tak terkecuali bagi penyandang disabilitas,” papar Meitha.

Meitha menceritakan bahwa pengalamannya dalam lomba tersebut merupakan pengalaman perdananya sehingga merupakan hal yang berksesan. Terlebih, dirinya mampu melesat hingga babak final serta berkesempatan untuk mempresentasikan gagasan di depan dewan juri.

“Tantangan terbesar yang Saya hadapi dalam lomba ini adalah membagi waktu untuk persiapan lomba, mengingat ada banyak agenda lain yang juga harus dijalani. Hal ini membuat sulit untuk mengoptimalkan persiapan lomba sehingga hasilnya tidak sebaik yang diharapkan. Ke depan, Saya berharap bisa berpartisipasi dalam lomba lain, terutama yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah. Saya ingin memperbaiki persiapan Saya agar hasil yang didapat di lomba mendatang bisa jauh lebih baik dari pengalaman kali ini,” ungkap Meitha.

Di sisi lain, Meitha menyatakan kekagumannya terhadap gagasan inspiratif dari peserta lain. Dirinya juga merasa mendapatkan banyak ilmu dan menjadi acuan bagi dirinya untuk meningkatkan kompetensi diri dalam menghadapi lomba-lomba selanjutnya.

Kegiatan Liga MTQ yang didukukung oleh FMIPA UGM dalam fasilitasi lokasi acara menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu pendidikan untuk keberlanjutan melalui pendidikan di bidang kerohanian. Kemudian, hal ini turut mendukung keterampilan mahasiswa di bidang kerohanian. Cerita Meitha dalam mengikuti lomba juga turut mencerminkan disabilitas dan pendidikan yang menjadi gagasan inspiratif dan berdampak bagi komunitas tuli yang membutuhkan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentas: Indara Nurwulandari

Read More

Dukung Kesehatan Mental, Keluarga Muslim FMIPA UGM Gelar Kajian Manajemen Kesehatan Mental

Keluarga Muslim FMIPA UGM (KMFM UGM) yang terdiri atas mahasiswa FMIPA UGM menggelar kajian rutin dengan mengangkat tema yang dekat dengan kehidupan mahasiswa yaitu mengenai kesehatan mental dengan tema Bagaimana Manajemen Mental Helath Bagi Seorang Muslim? pada Senin, 23 September 2024 di Masjid Fakultas FMIPA UGM. Kegiatan ini terbuka bagi seluruh mahasiswa, dosen, dan pegawai FMIPA UGM dengan narasumber Kang Yazid Subakti yang merupakan Pengasuh Pesantren Nurani.

“Kegiatan ini rutin dilakukan antara Senin atau Kamis dalam 1 minggu. Acara disusun oleh Departemen Syiar dan Departemen Pelayanan. Setelah ndengerin kajian, bisa mendapatkan konsumsi berbuka puasa,” papar Akbar selaku mahasiswa FMIPA UGM sekaligus anggota Departemen Syiar KMFM UGM.

Akbar turut menyampaikan mengenai latar belakang mengenai pemilihan tema yang diangkat pada kajian kali ini. Sebelumnya, tema yang diangkat juga mengenai kesehatan mental yaitu Mental Health dari Sudut Pandang Islam yang mendatangkan narasumber seorang mahasiswa Psikologi UGM. Menurut Akbar, materi yang disampaikan lekat dengan permasalahan mahasiswa saat ini yang cenderung terpapar stress. Sebagai mahasiswa, hendaknya tidak diperkenankan bersifat menghakimi terhadap kondisi seseorang karena ketidaktahuan terhadap apa yang sudah terjadi dan kondisi seseorang tersebut.

“Alhamdulillah, pada kajian hari ini ramai. Ada dosen yang turut serta mempublikasi dan ikut menjadi audiens. Harapan setelah ini mungkin untuk peserta bisa lebih aware lagi terhadap mental health baik secara makhluk sosial atau muslim,” papar Akbar.

Kegiatan kajian dengan mengangkat tentang kesehatan mental oleh FMIPA UGM merupakan cerminan dari SDGs nomor 1 dan 2 yaitu Tanpa Kemiskinan dan Tanpa Kelaparan dengan fasilitas buka bersama berupa konsumsi yang mendukung kesejahteraan mahasiswa. Kemudian, kajian tersebut turut mendukung SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui materi kesehatan mental untuk menekan angka kematian akibat bunuh diri di kalangan mahasiswa serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi tantangan kesehatan mental.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Wahyu Micho

Read More

Bertabur Bintang! Dosen, Pegawai, dan Mahasiswa FMIPA UGM Sajikan Pertunjukkan Budaya Bersama dalam Malem Kangen FMIPA

Riuh sorai tepuk tangan dan tawa memenuhi Ruangan Auditorium FMIPA UGM pada saat pementasan kethoprak dengan judul Suminten Bukan Siti Nurbaya yang diperankan oleh segenap jajaran dekanat, dosen, pegawai, hingga mahasiswa FMIPA UGM. Cerita drama tersebut menceritakan tentang Suminten (Bella, mahasiswa Matematika FMIPA) yang akan dijodohkan dengan sosok lelaki tua beristri 4 Den Mono (Prof. Harno, dosen FMIPA UGM). Namun, Suminten telah memiliki seorang kekasih dan ingin melanjutkan studi S2 di FMIPA terlebih dahulu. Hal ini, sempat ditentang oleh ayah Suminten (Prof. Kuwat, Dekan FMIPA UGM) yang akhirnya luluh setelah mengetahui maksud dari anak gadisnya tersebut.

Selain itu, juga hadir Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kepala Departemen Matematika dan Kimia, beserta Ketua Alumni FMIPA UGM yang turut meramaikan drama tersebut sebagai sosok-sosok penggoda Suminten. Dengan berbagai rayuan dan gombalan maut yang diberikan, para akademisi, peneliti, dan dosen mampu menyuguhkan bakat lainnya di dunia peran yang berhasil menarik perhatian tamu undangan. Dalam hal ini, banyak mahasiswa yang diampu oleh pemeran tersebut yang terkekeh akibat peran yang ditampilkan. Menurut mereka, malam ini mereka melihat sisi lain dari pembawaan dosen yang selama ini ditampilkan di kelas.

Malem Kangen dan Temu Alumni yang diselenggarakan oleh FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui peningkatan keterampilan mahasiswa, dosen, dan pegawai FMIPA untuk berkolaborasi menyajikan pertunjukkan budaya. Pertunjukkan drama yang disajikan juga menyampaikan pesan mengenai hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya khususnya di bidang sains. Kemudian, acara ini menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui perluasan kerja sama di bidang inovasi dan industri antara FMIPA UGM dengan alumni dan mitra.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media FMIPA UGM

Read More
Translate