Search
Search
Search

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Sosok Milia, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir Racik Kopi: “Ilmu Sains di Dunia Kopi”

Milia, mahasiswa program studi Geofisika FMIPA UGM tidak hanya mahir dalam melakukan riset dan studi di bidangnya tetapi juga di keterampilan lain seperti meracik kopi dari biji kopi pilihan. Melalui kemahirannya, Milia selalu membantu dalam pemilihan dan peracikan kopi yang biasanya disajikan untuk mitra dan sivitas akademik di FMIPA UGM seperti Pertamina dan BRIN.

“Saat ini, baru nyambi kerja sebagai asisten riset di Geoseismal Research Center. Awal mulanya di kopi yautu butuh uang tambahan. Tapi, makin ditekuni ternyata asik juga ya belajar kopi. Selain bisa kenalan sama banyak jenis kopi, bisa juga mempertajam Indera, memperbanyak relasi, dan belajar gimana cara hospitality yang baik,” papar Milia.

Sebagai mahasiswa Geofisika, dirinya mengaku bahwa ilmu sains yang didapat turut membantu kompetensinya dalam peracikan kopi.

“Nah, dalam pembuatan kopi ini banyak banget unsur sains yang bisa dipelajari. Karena kalau jenis kopi yang dipakai berbeda, suhu dan teknik penyeduhan yang dilakuin juga harus berbeda. Jadi, di sini aku juga belajar tentang jumlah dan besar molekul, perpindahan kalor, massa, tekanan, dan masih banyak lagi parameter fisika dan kimia yang bisa diterapkan dalam proses pembuatan dan penyeduhan kopi. Terus, ternyata morfologi dan jenis tanah juga berpengaruh banget sama rasa kopi yang dihasilkan. Nah, ini menarik juga untuk dikulik sebagai mahasiswa yang belajar geologi hehehe. Nah, jadi barista dan kenalan sama kopi ini makin lama bikin aku makin semangat untuk belajar karena bisa lihat langsung penerapan rumus-rumus di dunia nyata,” terang Milia.

Sebagai seorang barista yang mahir meracik kopi, dirinya merasakan banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dan merasa tidak pernah takut dalam mencoba hal baru. Milia juga berharap dapat meneliti tentang hubungan rasa varietas kopi dengan kandungan mineral pada tanah.

Cerita sosok Milia sebagai mahasiswa yang mahir dalam meracik kopi serta menerapkan ilmu sains yang dimiliki menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang pangan dengan kompetensi memilih dan meracik kopi yang berkualitas menjadi suguhan yang Istimewa. Selain itu, kopi racikan Milia sudah dinikmati dan diakui mitra yang berkunjung seperti BRIN dan Pertamina yang turut menikmati racikan dari tangan Milia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Millia Vianni

Read More

FMIPA UGM Terima Kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN)

FMIPA UGM melalui Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Instrumentasi menerima kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN) pada Jumat 23 Agustus 2024 di DIKE UGM. Dalam hal ini, Dr. Wahyudi Hasbi selaku kepala Pusat Riset Teknologi Satelit menghadiri acara tersebut beserta rombongan.

Kunjungan dilakukan untuk memperkuat hubungan serta kerja sama antara FMIPA UGM dengan BRIN di berbagai bidang seperti pendidikan dan riset. Sehubungan tersebut, terdapat rencana kerja sama yang dibuat kedua pihak yang terdiri atas dukungan rancang bangun UGMSat1, beasiswa S2 dan S3 BRIN mengenai riset teknologi satelit dan Antariksa, penawaran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di lingkungan BRIN, dan penawaran program BARISTA untuk memperoleh bantuan dana riset.

Dari kunjungan yang dilakukan BRIN serta kerja sama yang dibangun oleh FMIPA UGM dengan BRIN melalui DIKE UGM dan Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan seperti beasiswa serta peningkatan keterampilan seperti program MBKM. Kemudian, merupakan cerminan dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi dan teknologi dalam riset yang dikerjakan bersama serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui agenda kerja sama yang dibangun.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media DIKE UGM

Read More

FMIPA UGM Ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental

FMIPA UGM ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024 di Rumah Sakit Akademik UGM. Kegiatan dihadiri oleh berbagai dosen, pegawai, dan mahasiswa dari masing-masing unit di lingkungan UGM. Dalam hal ini, FMIPA UGM diwakili langsung oleh Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., selaku Dekan FMIPA, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan FMIPA UGM, serta perwakilan mahasiswa FMIPA UGM.

“Kami ingin tahu bagaimana cara praktik dan pengetahuan tentang kesehatan mental. Kita coba bagaimana pertolongan pertama ketika terkait dengan pingsan,” papar Prof. Kuwat, selaku Dekan FMIPA UGM usai melaksanakan praktik pertolongan pertama.

Secara umum, kegiatan peningkatan kompetensi terdiri atas pemaparan materi terkait faktor dan gejala kesehatan mental, praktik pertolongan pertama pada kesehatan mental, dan peluncuran buku P3K untuk mahasiswa dan pengelola kampus.

“Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dan perwakilan HPU tahu ke mana dalam meminta pertolongan dan perujukan terhadap upaya atau percobaan bunuh diri. Mahasiswa juga jadi semakin paham akan kesehatan mental serta menghapus stigma negatif pada kesehatan mental,” papar dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc., SpA(K). selaku Ketua Tim Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental Mahasiswa dan Ambassador UGM sekaligus Pokja Mental Health HPU UGM.

Dalam hal ini, dr. Ade juga menambahkan bahwa RSA telah menyediakan berbagai fasilitas untuk penanganan percobaan bunuh diri seperti layanan siaga ambulans untuk menjemput pasien, tim ahli berupa dokter jiwa dan psikolog, serta tindakan di ruang ICU atau operasi.

“Harapannya, semoga mahasiswa lebih sadar dan upaya bunuh diri bisa ditekan. Mereka jadi tahu harus pergi ke mana dan tahu alur rujukannya. Efeknya tidak hanya berhenti di perawatan saja tetapi bisa dukung pasien-pasien yang sedang tahap pemulihan,” papar dr. Ade.

Kegiatan Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental yang diikuti oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau oleh mahasiswa serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam pertolongan pertama pada percobaan bunuh diri.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mengenal Hanafi, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir dalam Lomba Pewara Bahasa Jawa

Usai perlombaan Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara yang diselenggarakan FMIPA UGM pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM, Hanafi, salah satu peserta lomba membagikan kisah dan pengalamannya dalam menjadi pewara berbahasa Jawa. Mahasiswa Kimia S1 angkatan 2022 tersebut telah menggeluti dunia pewara bahasa Jawa sejak di bangku kuliah yaitu pada tahun 2021.

“Saya biasanya nge-MC di kampung seperti acara lelayu, pengajian, merti dusun (syukuran desa). Ikut lomba di Sleman di kategori pranatacara umum, remaja, dan macapat (menyanyikan lagu bahasa Jawa) di bawah Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman,” papar Hanafi.

Hanafi juga bercerita bahwa dirinya mengikuti sanggar untuk pewara di Sanggar Genggong. Selain belajar menjadi pewara, di sanggar tersebut dirinya juga mengembangkan bakat menyanyikan lagu berbahasa jawa atau disebut dengan macapat. Walaupun dirinya sudah terbiasa menjadi pewara dengan menggunakan bahasa Jawa, ada beberapa tantangan yang dirasakan seperti menyiapkan teks acara, menyiapkan busana, dan merias diri yang dilakukan semuanya secara mandiri.

Di balik tantangan yang dihadapinya, Hanafi merasa senang karena kegiatan lomba di FMIPA UGM turut menjadi ajang untu berlatih lebih lanjut bagi Hanafi.

“Senang, soalnya ini menjadi ajang latihan dan dapat insight dari orang lain. Harapannya bisa menjadi pewara di manten (pernikahanan) adat yang ada upacara panggihnya (temu manten). Kalau ada kesempatan dan mampu dari segi waktu ya saya ingin menawarkan diri untuk menjadi pewara,” papar Hanafi.

Kegiatan lomba dan latihan rutin pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Yuk Siaga Bencana dengan Siapkan Tas Siaga Bencana!

Indonesia menjadi negara dengan potensi megathrust atau gempa besar yang tinggi. Belum lagi, gempa besar tersebut jika di atas M 8 akan berpotensi diikuti oleh bencana gelombang tinggi atau tsunami. Zona megathrust sendiri tersebar hampir di berbagai penjuru Indonesia dari pulau Sumatera hingga pulau Papua. Dalam hal ini, masyarakat kerap mengalami kekhawatiran berlebih mengenai bencana yang ada. Padahal, hal yang cukup krusial bagi mereka salah satunya adalah tanggap bencana dengan menyiapkan tas siaga bencana.

Tas siaga bencana dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat namun dengan tetap memperhatikan barang-barang pokok yang perlu dibawa. Barang tersebut terdiri atas dokumen dan surat berharga, pakaian ganti untuk 3 hari, ponsel dan powerbank, alat penerangan, uang tunai, peluit, masker dan handsanitizer, makanan ringan yang tahan lama dan air, serta obat-obatan dan perlengkapan P3K.

Hadirnya konten infografis tas bencana menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Dhanada Santika dan Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Lakukan Eksplorasi Geothermal di Jawa Barat

Tim Riset Geofisika UGM melakukan eksplorasi geothermal di kawasan Karaha, Jawa Barat. Kegiatan tersebut merupakan kerja sama dengan Pertamina Geothermal Energi Jawa Barat. Pelaksanaan survey dilaksanakan selama 1 minggu sejak 22 – 30 Agustus 2024. Anggota tim yang terlibat adalah para peneliti yang tergabung dalam Geoseismal Research Center Geofisika FMIPA UGM.

Untuk memastikan perangkat dan alat dapat dipakai dengan maksimal di lapangan, sebelumnya tim telah berulang kali melakukan uji coba penerbangan pada alat drone yang digunakan. Di sisi lain, sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Teknologi magnetometer untuk drone ini masih terbilang baru terutama untuk diaplikasikan di area geothermal. Tantangannya adalah karena lapangan geothermal memiliki medan yang ekstrem, seorang pilot drone harus memahami ketinggian tebing-tebing sekitar yang menghambat penerbangan drone,” papar Pamungkas, selaku Tim Riset Geofisika FMIPA UGM.

Kegiatan eksplorasi tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam eksplorasi panas bumi dan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

Dukung Pelestarian Bahasa Daerah, FMIPA UGM Gelar Lomba Pewara Bahasa Jawa

FMIPA UGM menggelar Lomba Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69. Peserta tidak dipungut biaya atau gratis saat mengikuti lomba. Pada awalnya, target peserta adalah seluruh dosen dan staf kependidikan di lingkungan FMIPA UGM. Namun, pada masa pendaftaran dibuka, peserta dari umum dan mahasiswa justru tertarik untuk turut mengikuti acara tersebut.

“Tantangannya mereka ga pede maju karena ga terbiasa menurutkan bahasa Jawa secara krama. Harapannya, lomba ini bisa dilaksanakan secara rutin dan lebih luas. Misal, cakupannya hingga level universitas,” papar Dimas Tri Wiyanto selaku Koordinator Acara.

Sebelumnya, FMIPA UGM telah membuka kelas latihan pewara menggunakan bahasa Jawa dengan mendatangkan langsung narasumber yang merupakan praktisi pewara bahasa Jawa professional yaitu Agus Pramono. Diketahui, Agus juga merupakan seorang penyiar radio di Yogyakarta.

“Saya sangat remen (suka) dengan adanya pelatihan yang bisa diaplikasikan. Mahasiswa yang ikut juga keren-keren. Ada beberapa kata yang perlu dibenahi seperti logat dan pengucapan serta blocking. Masih pada formal banget kan tema acaranya non formal gitu,” papar Agus Pramono selaku juri sekaligus pelatih pewara bahasa Jawa.

Agus juga berharap semoga para sivitas akademik FMIPA UGM bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kompetensi dalam penggunaan bahasa daerah. Tidak hanya sekadar di saat lomba tetapi juga diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, seorang peserta lomba yang merupakan seorang mahasiswa turut membagikan pengalamannya dalam mengikuti lomba.

“Tantangannya karena Saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dan Saya juga orang Jawa jadi struggle karena tidak terbiasa menggunakan bahasa Jawa. Saya dari Jawa Timur jadi logatnya berbeda,” papar Bella, mahasiswa program studi Matematika semester 5.

Kegiatan lomba dan rutin latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Inspiratif! Siswa SD Mahir Praktik Mitigasi Bencana di FMIPA UGM

Ratusan siswa SD Bias yang berasal dari berbagai kota dan kabupaten di DIY dan Jawa Tengah melakukan kunjungan ke Laboratorium Departemen Fisika FMIPA UGM pada Rabu, 21 Agustus 2024. Para siswa didampingi oleh 11 guru dan dibagi ke dalam 10 kelompok. Para siswa dan guru mengunjungi Laboratorium Fisika dan Laboratorium Geofisika untuk mendapatkan wawasan terkait sains sekaligus langsung melakukan percobaan sains.

“Di Al-Quran kan ada ya, mengenai ilmu-ilmu sains dan penerapannya di kehidupan sehari-hari. Tapi, anak-anak banyak yang belum memahami. Dari kegiatan ini, anak-anak punya kesempatan untuk learning by doing,” tutur Tika selaku guru pendamping SD Bias.

Saat di Laboratorium Geofisika, siswa mendapat kesempatan untuk mengenal dan mempelajari mengenai fenomena alam seperti gempa bumi dan gunung meletus. Di sisi lain, saat di Laboratorium Fisika, para siswa mendapatkan materi terkait fisika dan fenomenanya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mendapatkan materi dan praktik langsung, para siswa diwawancara dan hasilnya cukup mengejutkan. Dari usianya yang masih dini, mereka mampu menjelaskan mengenai mitigasi bencana dan apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

Dengan pertanyaan apa yang harus dilakukan ketika gunung berapi meletus, berikut adalah rangkuman jawaban dari para siswa:

“Mencari orang dewasa atau orang tua dan pergi di tempat yang aman,” kata Fathimah.

“Jangan dekat-dekat sama lavanya,” kata Alfan.

“Harus memakai masker habis itu cari orang tua atau orang dewasa untuk meminta pertolongan,” kata Aizen.

“Jangan panik, cari tempat berlindung,” kata Zilal.

Jawaban inspiratifnya dapat diakses melalui konten Kepoin Pengetahuan Siswa SD Bias Mengenai Gunung Berapi pada tautan berikut https://www.instagram.com/p/C-9koN8SwE1/

Dalam menerima kunjungan dari sekolah yang dilakukan FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang sains bagi para siswa. Selain itu, hal ini menjadi cerminan dari SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan antara FMIPA UGM dan SD Bias dalam memajukan pendidikan.

Penulis: Febriska Noor Fitiana
Foto: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Sosok Milia, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir Racik Kopi: “Ilmu Sains di Dunia Kopi”

Milia, mahasiswa program studi Geofisika FMIPA UGM tidak hanya mahir dalam melakukan riset dan studi di bidangnya tetapi juga di keterampilan lain seperti meracik kopi dari biji kopi pilihan. Melalui kemahirannya, Milia selalu membantu dalam pemilihan dan peracikan kopi yang biasanya disajikan untuk mitra dan sivitas akademik di FMIPA UGM seperti Pertamina dan BRIN.

“Saat ini, baru nyambi kerja sebagai asisten riset di Geoseismal Research Center. Awal mulanya di kopi yautu butuh uang tambahan. Tapi, makin ditekuni ternyata asik juga ya belajar kopi. Selain bisa kenalan sama banyak jenis kopi, bisa juga mempertajam Indera, memperbanyak relasi, dan belajar gimana cara hospitality yang baik,” papar Milia.

Sebagai mahasiswa Geofisika, dirinya mengaku bahwa ilmu sains yang didapat turut membantu kompetensinya dalam peracikan kopi.

“Nah, dalam pembuatan kopi ini banyak banget unsur sains yang bisa dipelajari. Karena kalau jenis kopi yang dipakai berbeda, suhu dan teknik penyeduhan yang dilakuin juga harus berbeda. Jadi, di sini aku juga belajar tentang jumlah dan besar molekul, perpindahan kalor, massa, tekanan, dan masih banyak lagi parameter fisika dan kimia yang bisa diterapkan dalam proses pembuatan dan penyeduhan kopi. Terus, ternyata morfologi dan jenis tanah juga berpengaruh banget sama rasa kopi yang dihasilkan. Nah, ini menarik juga untuk dikulik sebagai mahasiswa yang belajar geologi hehehe. Nah, jadi barista dan kenalan sama kopi ini makin lama bikin aku makin semangat untuk belajar karena bisa lihat langsung penerapan rumus-rumus di dunia nyata,” terang Milia.

Sebagai seorang barista yang mahir meracik kopi, dirinya merasakan banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dan merasa tidak pernah takut dalam mencoba hal baru. Milia juga berharap dapat meneliti tentang hubungan rasa varietas kopi dengan kandungan mineral pada tanah.

Cerita sosok Milia sebagai mahasiswa yang mahir dalam meracik kopi serta menerapkan ilmu sains yang dimiliki menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang pangan dengan kompetensi memilih dan meracik kopi yang berkualitas menjadi suguhan yang Istimewa. Selain itu, kopi racikan Milia sudah dinikmati dan diakui mitra yang berkunjung seperti BRIN dan Pertamina yang turut menikmati racikan dari tangan Milia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Millia Vianni

Read More

FMIPA UGM Terima Kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN)

FMIPA UGM melalui Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Instrumentasi menerima kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN) pada Jumat 23 Agustus 2024 di DIKE UGM. Dalam hal ini, Dr. Wahyudi Hasbi selaku kepala Pusat Riset Teknologi Satelit menghadiri acara tersebut beserta rombongan.

Kunjungan dilakukan untuk memperkuat hubungan serta kerja sama antara FMIPA UGM dengan BRIN di berbagai bidang seperti pendidikan dan riset. Sehubungan tersebut, terdapat rencana kerja sama yang dibuat kedua pihak yang terdiri atas dukungan rancang bangun UGMSat1, beasiswa S2 dan S3 BRIN mengenai riset teknologi satelit dan Antariksa, penawaran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di lingkungan BRIN, dan penawaran program BARISTA untuk memperoleh bantuan dana riset.

Dari kunjungan yang dilakukan BRIN serta kerja sama yang dibangun oleh FMIPA UGM dengan BRIN melalui DIKE UGM dan Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan seperti beasiswa serta peningkatan keterampilan seperti program MBKM. Kemudian, merupakan cerminan dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi dan teknologi dalam riset yang dikerjakan bersama serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui agenda kerja sama yang dibangun.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media DIKE UGM

Read More

FMIPA UGM Ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental

FMIPA UGM ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024 di Rumah Sakit Akademik UGM. Kegiatan dihadiri oleh berbagai dosen, pegawai, dan mahasiswa dari masing-masing unit di lingkungan UGM. Dalam hal ini, FMIPA UGM diwakili langsung oleh Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., selaku Dekan FMIPA, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan FMIPA UGM, serta perwakilan mahasiswa FMIPA UGM.

“Kami ingin tahu bagaimana cara praktik dan pengetahuan tentang kesehatan mental. Kita coba bagaimana pertolongan pertama ketika terkait dengan pingsan,” papar Prof. Kuwat, selaku Dekan FMIPA UGM usai melaksanakan praktik pertolongan pertama.

Secara umum, kegiatan peningkatan kompetensi terdiri atas pemaparan materi terkait faktor dan gejala kesehatan mental, praktik pertolongan pertama pada kesehatan mental, dan peluncuran buku P3K untuk mahasiswa dan pengelola kampus.

“Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dan perwakilan HPU tahu ke mana dalam meminta pertolongan dan perujukan terhadap upaya atau percobaan bunuh diri. Mahasiswa juga jadi semakin paham akan kesehatan mental serta menghapus stigma negatif pada kesehatan mental,” papar dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc., SpA(K). selaku Ketua Tim Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental Mahasiswa dan Ambassador UGM sekaligus Pokja Mental Health HPU UGM.

Dalam hal ini, dr. Ade juga menambahkan bahwa RSA telah menyediakan berbagai fasilitas untuk penanganan percobaan bunuh diri seperti layanan siaga ambulans untuk menjemput pasien, tim ahli berupa dokter jiwa dan psikolog, serta tindakan di ruang ICU atau operasi.

“Harapannya, semoga mahasiswa lebih sadar dan upaya bunuh diri bisa ditekan. Mereka jadi tahu harus pergi ke mana dan tahu alur rujukannya. Efeknya tidak hanya berhenti di perawatan saja tetapi bisa dukung pasien-pasien yang sedang tahap pemulihan,” papar dr. Ade.

Kegiatan Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental yang diikuti oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau oleh mahasiswa serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam pertolongan pertama pada percobaan bunuh diri.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mengenal Hanafi, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir dalam Lomba Pewara Bahasa Jawa

Usai perlombaan Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara yang diselenggarakan FMIPA UGM pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM, Hanafi, salah satu peserta lomba membagikan kisah dan pengalamannya dalam menjadi pewara berbahasa Jawa. Mahasiswa Kimia S1 angkatan 2022 tersebut telah menggeluti dunia pewara bahasa Jawa sejak di bangku kuliah yaitu pada tahun 2021.

“Saya biasanya nge-MC di kampung seperti acara lelayu, pengajian, merti dusun (syukuran desa). Ikut lomba di Sleman di kategori pranatacara umum, remaja, dan macapat (menyanyikan lagu bahasa Jawa) di bawah Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman,” papar Hanafi.

Hanafi juga bercerita bahwa dirinya mengikuti sanggar untuk pewara di Sanggar Genggong. Selain belajar menjadi pewara, di sanggar tersebut dirinya juga mengembangkan bakat menyanyikan lagu berbahasa jawa atau disebut dengan macapat. Walaupun dirinya sudah terbiasa menjadi pewara dengan menggunakan bahasa Jawa, ada beberapa tantangan yang dirasakan seperti menyiapkan teks acara, menyiapkan busana, dan merias diri yang dilakukan semuanya secara mandiri.

Di balik tantangan yang dihadapinya, Hanafi merasa senang karena kegiatan lomba di FMIPA UGM turut menjadi ajang untu berlatih lebih lanjut bagi Hanafi.

“Senang, soalnya ini menjadi ajang latihan dan dapat insight dari orang lain. Harapannya bisa menjadi pewara di manten (pernikahanan) adat yang ada upacara panggihnya (temu manten). Kalau ada kesempatan dan mampu dari segi waktu ya saya ingin menawarkan diri untuk menjadi pewara,” papar Hanafi.

Kegiatan lomba dan latihan rutin pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Yuk Siaga Bencana dengan Siapkan Tas Siaga Bencana!

Indonesia menjadi negara dengan potensi megathrust atau gempa besar yang tinggi. Belum lagi, gempa besar tersebut jika di atas M 8 akan berpotensi diikuti oleh bencana gelombang tinggi atau tsunami. Zona megathrust sendiri tersebar hampir di berbagai penjuru Indonesia dari pulau Sumatera hingga pulau Papua. Dalam hal ini, masyarakat kerap mengalami kekhawatiran berlebih mengenai bencana yang ada. Padahal, hal yang cukup krusial bagi mereka salah satunya adalah tanggap bencana dengan menyiapkan tas siaga bencana.

Tas siaga bencana dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat namun dengan tetap memperhatikan barang-barang pokok yang perlu dibawa. Barang tersebut terdiri atas dokumen dan surat berharga, pakaian ganti untuk 3 hari, ponsel dan powerbank, alat penerangan, uang tunai, peluit, masker dan handsanitizer, makanan ringan yang tahan lama dan air, serta obat-obatan dan perlengkapan P3K.

Hadirnya konten infografis tas bencana menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Dhanada Santika dan Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Tim Riset Geofisika FMIPA UGM Lakukan Eksplorasi Geothermal di Jawa Barat

Tim Riset Geofisika UGM melakukan eksplorasi geothermal di kawasan Karaha, Jawa Barat. Kegiatan tersebut merupakan kerja sama dengan Pertamina Geothermal Energi Jawa Barat. Pelaksanaan survey dilaksanakan selama 1 minggu sejak 22 – 30 Agustus 2024. Anggota tim yang terlibat adalah para peneliti yang tergabung dalam Geoseismal Research Center Geofisika FMIPA UGM.

Untuk memastikan perangkat dan alat dapat dipakai dengan maksimal di lapangan, sebelumnya tim telah berulang kali melakukan uji coba penerbangan pada alat drone yang digunakan. Di sisi lain, sensor magnetik pada drone ini memiliki keunggulan berupa fitur 6 arah vektor sensor yang membuat hasil pengukurannya lebih detail dan presisi. Selain itu, sensor magnetik yang ada terbilang cukup ringan dengan berat kurang dari 2 kilogram. Di sisi lain, drone ini mampu terbang selama 30 menit.

“Teknologi magnetometer untuk drone ini masih terbilang baru terutama untuk diaplikasikan di area geothermal. Tantangannya adalah karena lapangan geothermal memiliki medan yang ekstrem, seorang pilot drone harus memahami ketinggian tebing-tebing sekitar yang menghambat penerbangan drone,” papar Pamungkas, selaku Tim Riset Geofisika FMIPA UGM.

Kegiatan eksplorasi tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam menerbangkan drone bagi peneliti serta nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui riset dan inovasi dalam eksplorasi panas bumi dan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Pamungkas Yuliantoro

Read More

Dukung Pelestarian Bahasa Daerah, FMIPA UGM Gelar Lomba Pewara Bahasa Jawa

FMIPA UGM menggelar Lomba Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FMIPA UGM ke-69. Peserta tidak dipungut biaya atau gratis saat mengikuti lomba. Pada awalnya, target peserta adalah seluruh dosen dan staf kependidikan di lingkungan FMIPA UGM. Namun, pada masa pendaftaran dibuka, peserta dari umum dan mahasiswa justru tertarik untuk turut mengikuti acara tersebut.

“Tantangannya mereka ga pede maju karena ga terbiasa menurutkan bahasa Jawa secara krama. Harapannya, lomba ini bisa dilaksanakan secara rutin dan lebih luas. Misal, cakupannya hingga level universitas,” papar Dimas Tri Wiyanto selaku Koordinator Acara.

Sebelumnya, FMIPA UGM telah membuka kelas latihan pewara menggunakan bahasa Jawa dengan mendatangkan langsung narasumber yang merupakan praktisi pewara bahasa Jawa professional yaitu Agus Pramono. Diketahui, Agus juga merupakan seorang penyiar radio di Yogyakarta.

“Saya sangat remen (suka) dengan adanya pelatihan yang bisa diaplikasikan. Mahasiswa yang ikut juga keren-keren. Ada beberapa kata yang perlu dibenahi seperti logat dan pengucapan serta blocking. Masih pada formal banget kan tema acaranya non formal gitu,” papar Agus Pramono selaku juri sekaligus pelatih pewara bahasa Jawa.

Agus juga berharap semoga para sivitas akademik FMIPA UGM bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kompetensi dalam penggunaan bahasa daerah. Tidak hanya sekadar di saat lomba tetapi juga diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, seorang peserta lomba yang merupakan seorang mahasiswa turut membagikan pengalamannya dalam mengikuti lomba.

“Tantangannya karena Saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dan Saya juga orang Jawa jadi struggle karena tidak terbiasa menggunakan bahasa Jawa. Saya dari Jawa Timur jadi logatnya berbeda,” papar Bella, mahasiswa program studi Matematika semester 5.

Kegiatan lomba dan rutin latihan pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Inspiratif! Siswa SD Mahir Praktik Mitigasi Bencana di FMIPA UGM

Ratusan siswa SD Bias yang berasal dari berbagai kota dan kabupaten di DIY dan Jawa Tengah melakukan kunjungan ke Laboratorium Departemen Fisika FMIPA UGM pada Rabu, 21 Agustus 2024. Para siswa didampingi oleh 11 guru dan dibagi ke dalam 10 kelompok. Para siswa dan guru mengunjungi Laboratorium Fisika dan Laboratorium Geofisika untuk mendapatkan wawasan terkait sains sekaligus langsung melakukan percobaan sains.

“Di Al-Quran kan ada ya, mengenai ilmu-ilmu sains dan penerapannya di kehidupan sehari-hari. Tapi, anak-anak banyak yang belum memahami. Dari kegiatan ini, anak-anak punya kesempatan untuk learning by doing,” tutur Tika selaku guru pendamping SD Bias.

Saat di Laboratorium Geofisika, siswa mendapat kesempatan untuk mengenal dan mempelajari mengenai fenomena alam seperti gempa bumi dan gunung meletus. Di sisi lain, saat di Laboratorium Fisika, para siswa mendapatkan materi terkait fisika dan fenomenanya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mendapatkan materi dan praktik langsung, para siswa diwawancara dan hasilnya cukup mengejutkan. Dari usianya yang masih dini, mereka mampu menjelaskan mengenai mitigasi bencana dan apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

Dengan pertanyaan apa yang harus dilakukan ketika gunung berapi meletus, berikut adalah rangkuman jawaban dari para siswa:

“Mencari orang dewasa atau orang tua dan pergi di tempat yang aman,” kata Fathimah.

“Jangan dekat-dekat sama lavanya,” kata Alfan.

“Harus memakai masker habis itu cari orang tua atau orang dewasa untuk meminta pertolongan,” kata Aizen.

“Jangan panik, cari tempat berlindung,” kata Zilal.

Jawaban inspiratifnya dapat diakses melalui konten Kepoin Pengetahuan Siswa SD Bias Mengenai Gunung Berapi pada tautan berikut https://www.instagram.com/p/C-9koN8SwE1/

Dalam menerima kunjungan dari sekolah yang dilakukan FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang sains bagi para siswa. Selain itu, hal ini menjadi cerminan dari SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan antara FMIPA UGM dan SD Bias dalam memajukan pendidikan.

Penulis: Febriska Noor Fitiana
Foto: Danendra Azriel Ramdhany

Read More
Translate