Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search
Search

Workshop

MIPAnet School of Leaders Hari Kedua: Dorong Penjaminan Mutu Kampus Sains Indonesia

Lima puluh pimpinan dari berbagai instansi yang tergabung dalam Jaringan Kerja Sama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang MIPA di seluruh Indonesia mengikuti MIPAnet School of Leaders pada Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini dihadiri berbagai pimpinan instansi seperti Dekan FMIPA Unsoed, Dekan FMIPA IPB, Dekan FMIPA UNP, Dekan FST Undana, Dekan FMIPA USU, Dekan FMIPA IPB, dan lainnya. Beberapa pemateri berasal dari pihak UGM seperti Rektor UGM, Ketua HPU UGM, dan Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi UGM.

Pada hari kedua yaitu 5 September 2024, materi yang dipaparkan terdiri atas Akreditasi Perguruan Tinggi di Bidang MIPA (LAM/ASIIN/RSC) oleh Prof Drs. Roto, M.Sc., Ph.D. (LAMSAMA), Strategi Mengelola Konflik oleh Indrayanti, S.Psi., M.Si., Ph.D. (Fakultas Psikologi UGM), Pembelajaran Jarak Jauh oleh Dr. Subekti Nurmawati, M.Si. (Dekan FST Universitas Terbuka), dan Strategi Kerja Sama Luar Negeri oleh Prof. Dr. Puji Astuti (Direktur Kemitraan dan Relasi Global UGM). Materi-materi yang diberikan serta diskusi yang dilakukan turut memperkaya wawasan masing-masing pihak serta mendorong pemecahan masalah yang ada untuk melakukan peningkatan dan pengembangan di masing-masing instansi. Selain itu, peserta MIPAnet mendapatkan kesempatan dalam melakukan tur di berbagai hasil penelitian FMIPA UGM.

Hadirnya MIPAnet School of Leaders menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan kepemimpinan dan manajemen bagi pemimpin di kampus sains serta mendorong pendidikan untuk keberlanjutan dan pembangunan. Selain itu, agenda tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dan inovasi dalam mendongkrak kualitas kampus sains di Indonesia dengan sharing session yang dilakukan untuk berbagi ide dan pandangan serta mencari solusi yang tepat bagi masing-masing instansi.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Dukung Kesehatan Mental Mahasiswa, FMIPA UGM Gelar Seminar Membangun Visi dan Resiliensi Mahasiswa

FMIPA UGM menggelar seminar untuk mahasiswa di lingkungan FMIPA UGM dengan tema Membangun Visi dan Resiliensi Mahasiswa. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Auditorium FMIPA UGM pada Senin, 9 September 2024. Narasumber pada kegiatan pelatihan ini adalah Elisabeth Evaty Dewi yang akrab dipanggil Lisa selaku Chief Human Capital Officer dari AXA Mandiri Financial Services.

Dalam hal ini, acara dibuka oleh Wakil Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr.-Ing. Mhd. Reza M. I. Pulungan, S.Si., M.Sc.

“Kita memiliki gap yang sangat jauh sehingga membutuhkan cara komunikasi dengan mereka. Ada hal-hal yang kadang kita tidak pikirkan. Jangan-jangan kita harus berubah mencari cara untuk berkomunikasi lebih baik dengan teman-teman mahasiswa yang umurnya jauh dari kami. Kami ingin meneropong perspektif mahasiswa seperti apa. Satu keyword yang saya dapatkan adalah komunikasi,” papar Prof. Reza.

Lisa menyodorkan sejumlah studi kasus kepada para mahasiswa mengenai kondisi dan perilaku mahasiswa masa kini ketika menghadapi tantangan dan persoalan di kampus yang melibatkan dosen. Seperti dosen yang sulit ditemui bahkan dosen yang mempersulit mahasiswa. Kemudian, ada 4 materi pokok yang disampaikan yaitu mengenalkan AXA Mandiri serta dunia realita bekerja yang ramah pada kesehatan mental, kesehatan mental dan resiliensi, strategi membangun resiliensi, dan menemukan visi diri sendiri.

Kemudian, Lisa memantik mahasiswa dengan pertanyaan yang cukup memancing yaitu mengenai ketakutan mahasiswa seperti apa yang dihadapi.

“Yang buat stres itu saya skill isu. Ketika temen kita bisa jago nyoba pertama kali. Kalau kita kok ga bisa, kenapa temen kita sekali aja bisa, kita kok gabisa?” papar salah satu mahasiswa.

Dengan tenang, Lisa menanggapi.

“Nanti kita akan belajar multiple intelligences ya. Karena setiap orang punya kecerdasan dan kekhasan masing-masing,” papar Lisa.

Beberapa mahasiswa kemudian berani untuk menceritakan ketakutannya seperti takut melawan orang yang berkata kasar kepadanya hingga diam-diam hanya bisa menangis kemudian ada juga mahasiswa yang menjadi tulang punggung keluarganya dengan berbagai beban yang harus ditanggung sembari menyelesaikan studi.

Kegiatan pelatihan dengan mengangkat tentang kesehatan mental oleh FMIPA UGM merupakan cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui materi kesehatan mental untuk menekan angka kematian akibat bunuh diri di kalangan mahasiswa serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi tantangan kesehatan mental.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

MIPAnet School of Leaders Hari Ke-4: Evaluasi Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut Kualitas Kampus Sains di Indonesia

FMIPA UGM menyelenggarakan kegiatan MIPAnet School of Leaders pada Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini dihadiri oleh 50 pimpinan dari berbagai instansi yang tergabung dalam Jaringan Kerja Sama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang MIPA di seluruh Indonesia seperti Dekan FMIPA Unsoed, Dekan FMIPA IPB, Dekan FMIPA UNP, Dekan FST Undana, Dekan FMIPA USU, Dekan FMIPA IPB, dan lainnya. Beberapa pemateri berasal dari pihak UGM seperti Rektor UGM, Ketua HPU UGM, dan Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi UGM.

Pada hari terakhir, agenda yang dilakukan adalah bersepeda bersama dari FMIPA UGM menuju Alun-Alun Yogyakarta. Kemudian, acara dilanjutkan dengan Evaluasi Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut sekaligus penutupan yang mengakhiri seluruh rangkaian acara MIPAnet School of Leaders. Dalam hal ini, Dekan FMIPA UGM, Prof. Kuwat memimpin jalannya kegiatan evaluasi dan rencana tindak lanjut mengenai kegiatan yang telah dan akan dilakukan. Hal ini mengingat bahwa telah terjalin tukar pendapat dan pandangan yang membuka wawasan sekaligus kesempatan kerja sama dalam rangka meningkatkan kualitas kampus sains di Indonesia melalui kepemimpinan dan manajerial yang telah didapatkan.

 Hadirnya MIPAnet School of Leaders menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan kepemimpinan dan manajemen bagi pemimpin di kampus sains serta mendorong pendidikan untuk keberlanjutan dan pembangunan. Selain itu, agenda tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dan inovasi dalam mendongkrak kualitas kampus sains di Indonesia dengan sharing session yang dilakukan untuk berbagi ide dan pandangan serta mencari solusi yang tepat bagi masing-masing instansi.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

FMIPA UGM Ajak Kampus Sains Indonesia dalam Menerapkan Servant Leadership

FMIPA UGM menyelenggarakan kegiatan MIPAnet School of Leaders pada Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini dihadiri oleh 50 pimpinan dari berbagai instansi yang tergabung dalam Jaringan Kerja Sama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang MIPA di seluruh Indonesia seperti Dekan FMIPA Unsoed, Dekan FMIPA IPB, Dekan FMIPA UNP, Dekan FST Undana, Dekan FMIPA USU, Dekan FMIPA IPB, dan lainnya. Beberapa pemateri berasal dari pihak UGM seperti Rektor UGM, Ketua HPU UGM, dan Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi UGM.

Pada hari ketiga, dengan menghadirkan Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. (Rektor UGM) sebagai narasumber, FMIPA UGM turut mengajak pimpinan dari instansi yang hadir untuk turut menerapkan servant leadership di dalam lingkungan kampus. Secara umum, servant leadership memiliki makna berupa pemimpin yang melayani.

“Tidak perlu berpura-pura jadi orang lain. Sensitif dengan kondisi sekitar serta peka dengan permasalah yang terjadi, menerima umpan balik seperti kritik dan masukkan untuk perbaikan, menjadi pemimpin yang tampak manfaatnya atau ada perubahan yang dirasakan, harus ada di mana khalayaknya ada, ga cuman di belakang meja. inilah menjadi pemimpin di perguran tinggi,” papar Prof. Ova.

Prof. Ova turut mencontohkan studi kasus yang ada di FMIPA UGM melalui peran dekan dalam memimpin FMIPA.

“Prof Kuwat ngurusin masalah UKT juga. Ada 3 hal yang perlu dilakukan yaitu pertama leader harus memiliki visi, keterlibatan dan mengetahui pendekatan-pendekatan terhadap orang lain dengan treatment yang berbeda,” papar Prof. Ova.

Hadirnya MIPAnet School of Leaders menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan kepemimpinan dan manajemen bagi pemimpin di kampus sains serta mendorong pendidikan untuk keberlanjutan dan pembangunan. Selain itu, agenda tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dan inovasi dalam mendongkrak kualitas kampus sains di Indonesia dengan sharing session yang dilakukan untuk berbagi ide dan pandangan serta mencari solusi yang tepat bagi masing-masing instansi.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

MIPAnet School of Leaders Hari Ketiga: Tingkatkan Kualitas Gaya Kepemimpinan dan Daya Hilirisasi Inovasi

FMIPA UGM menyelenggarakan kegiatan MIPAnet School of Leaders pada Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini dihadiri oleh 50 pimpinan dari berbagai instansi yang tergabung dalam Jaringan Kerja Sama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang MIPA di seluruh Indonesia seperti Dekan FMIPA Unsoed, Dekan FMIPA IPB, Dekan FMIPA UNP, Dekan FST Undana, Dekan FMIPA USU, Dekan FMIPA IPB, dan lainnya. Beberapa pemateri berasal dari pihak UGM seperti Rektor UGM, Ketua HPU UGM, dan Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi UGM.

Pada hari ketiga, materi yang dipaparkan yaitu Membangun Riset Kolaboratif oleh Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si., (Dekan FMIPA IPB), Hilirisasi dan Inovasi oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D.
(Dekan Fakultas Biologi UGM), Health Promoting University oleh Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. (Ketua HPU UGM), Communication in Organization oleh Elisabeth Evaty Dewi (Chief Human Capital Officer AXA Mandiri), dan Servant Leadership oleh Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. (Rektor UGM). Materi-materi yang diberikan serta diskusi yang dilakukan turut memperkaya wawasan masing-masing pihak serta mendorong pemecahan masalah yang ada untuk melakukan peningkatan dan pengembangan di masing-masing instansi.

“Teman-teman di perguruan tinggi dan riset berhenti di hilirisasi dan cenderung tidak memasarkan produk hasil risetnya. Contohnya di Fakultas Biologi ada pemasaran melon, shampo, dan telur hasil riset dari peneliti kami,” papar Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D. (Dekan Fakultas Biologi UGM) dalam membawakan materi Hilirisasi dan Inovasi.

Pada sesi selanjutnya, Prof. Ova yang merupakan Rektor UGM sekaligus pemateri turut menekankan pentingnya gaya kepemimpinan yang bersifat melayani.

“Prof Kuwat ngurusin masalah UKT juga. Ada 3 hal yang perlu dilakukan yaitu pertama leader harus memiliki visi, keterlibatan dan mengetahui pendekatan-pendekatan terhadap orang lain dengan treatment yang berbeda,” papar Prof. Ova.

Hadirnya MIPAnet School of Leaders menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan kepemimpinan dan manajemen bagi pemimpin di kampus sains serta mendorong pendidikan untuk keberlanjutan dan pembangunan. Selain itu, agenda tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dan inovasi dalam mendongkrak kualitas kampus sains di Indonesia dengan sharing session yang dilakukan untuk berbagi ide dan pandangan serta mencari solusi yang tepat bagi masing-masing instansi.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Pengembangan Mutu dan Pembelajaran Perguruan Tinggi oleh School of Leader MIPANet Day-2

Hari kedua acara School of Leader MIPANet yang diselenggarakan pada 5 September 2024 menghadirkan berbagai topik penting seputar peningkatan mutu dan strategi pengembangan perguruan tinggi di bidang MIPA. Kegiatan ini diawali dengan diskusi mengenai Akreditasi Perguruan Tinggi MIPA yang dipandu oleh Prof. Wahyu Tri Cahyanto, Ph.D. dengan membahas pentingnya akreditasi internasional melalui lembaga seperti LAM, ASIIN, dan RSC. Proses akreditasi untuk program studi baru disarankan dilakukan segera setelah izin operasional diterima dengan target mendapatkan akreditasi penuh maksimal 2 tahun. Prof. Philiphi de Rozari dari Universitas Nusa Cendana membahas strategi mengelola konflik dalam institusi sementara Prof. Dr. Nursahara Pasaribu dari Universitas Sumatera Utara menguraikan tentang Pembelajaran Jarak Jauh sebagai solusi atas masalah pendidikan yang terkait dengan kendala demografis dan geografis.

Selanjutnya, Prof. Dr. Ida Usman dari Universitas Halu Oleo menyampaikan strategi kerja sama luar negeri untuk memperluas jaringan internasional perguruan tinggi. Workshop Project Action Plan (PAP) dipandu oleh Prof. Drs. Budi Pratikno dari Universitas Jenderal Soedirman yang menekankan pentingnya perencanaan strategis untuk mengimplementasikan program-program unggulan. Para peserta juga mengunjungi Career Center dan Embedded System & Robotics Laboratory yang menjadi fasilitas untuk meningkatkan inovasi dan keterampilan di bidang industri.

Diskusi ini turut menyoroti kekhawatiran terkait kebijakan akreditasi yang ketat. Hermansyah dari Universitas Sriwijaya mengungkapkan kegelisahannya mengenai aturan akreditasi unggul yang baru bisa diajukan setelah dua tahun, sementara beberapa program studi merasa sulit untuk memenuhi syarat-syarat tertentu. Prof. Roto menekankan pentingnya sarana dan prasarana unggul sebagai syarat mendapatkan akreditasi unggul sementara Mardiyah dari ITS menyoroti jarak yang lebar antara status akreditasi baik dan unggul.

Kegiatan School of Leader MIPANet ini berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4, 9, dan 17. SDG 4 mendukung pendidikan berkualitas yang inklusif, SDG 9 menekankan inovasi dan infrastruktur, sementara SDG 17 menyoroti pentingnya kerja sama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Acara ini merupakan langkah konkret dalam mendukung tujuan-tujuan tersebut melalui peningkatan kualitas dan kerja sama akademik di tingkat nasional dan internasional.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo

Read More

Membangun Visi dan Resiliensi Mahasiswa dalam Rangka Pengendalian Kesehatan Mental dan Peningkatan Self-Awareness Mahasiswa oleh AXA Mandiri

AXA Mandiri mengadakan kegiatan bertajuk Membangun Visi dan Resiliensi Mahasiswa dengan pembicara Elisabeth Evaly Dewi pada tanggal 9 September 2024,. Acara ini bertujuan untuk berbagi tantangan antar generasi di tempat kerja, agar mahasiswa dan dosen dapat memahami komunikasi satu sama lain secara lebih baik. Berdasarkan data dari Deloitte, konsultan kemanusiaan global, 46% generasi Z dan milenial merasa stres atau cemas sebagian besar waktu akibat tekanan dari berbagai aspek, seperti lingkungan pendidikan, pertemanan, keluarga, dan masa depan.

Dalam pemaparannya, Elisabeth Evaly Dewi menjelaskan pentingnya kesehatan mental sebagai kebebasan emosional seorang individu. Ia menekankan bahwa meningkatkan kesadaran diri (self-awareness) dan memahami pola coping yang tepat sangat penting untuk mengelola stres dan membangun resiliensi. Elisabeth juga mendorong peserta untuk menemukan support system yang dapat dipercaya sehingga mereka merasa aman untuk menunjukkan kerentanan (vulnerability) mereka.

“Awareness dan mindset itu segala-galanya untuk mengelola stres dan meningkatkan resiliensi kita,” ujar Lisa.

Resiliensi sangat penting untuk mengatasi permasalahan, beradaptasi dengan perubahan, mencapai tujuan, serta meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup. Resiliensi dapat dibangun dengan mengembangkan pola pikir positif, fokus pada tujuan jangka panjang, membangun support system yang kuat, dan mengelola stres dengan baik. Salah satu mahasiswa matematika angkatan 2022 menyampaikan bahwa ia mengikuti kegiatan ini karena merasa tidak nyaman terhadap dirinya sendiri akhir-akhir ini, dan acara ini sangat memberikan wawasan terkait pengendalian kesehatan mental.

Informasi ini terkait dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4, 11, dan 17. SDG 4 mendorong pendidikan berkualitas, SDG 11 menekankan pentingnya menciptakan komunitas yang inklusif dan berkelanjutan, sementara SDG 17 menekankan pentingnya kemitraan untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ini mendukung tujuan tersebut dengan memperkuat resiliensi dan kesadaran diri di kalangan mahasiswa.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo

Read More

Meriahkan Acara Workshop Paradigma dan Contextual Learning, Ratusan Guru Meriahkan Sesi Tanya Jawab

Fakultas MIPA kembali menyelenggarakan workshop intelektual. Melalui acara ini, diberikan kesempatan untuk para peserta mengajukan pertanyaan terkait tema yang dibahas. Beberapa perwakilan yang bertanya dari sesi 1 hingga 2 adalah SMA Blitar, SMA Mutiara Persada, SMK Negeri 6 Yogyakarta, SMA IT Abu Bakar Kulon Progo, SMA Kolese De Britto, dan MA IT Baitul Quran Al Jahra.

“Untuk mendobrak hambatan mind block, dengan konsisten menunjukkan contoh keberhasilan dan mencapai prestasi bersama yang dapat memotivasi orang lain sehingga global-mindedness dapat menyebar lebih merata di seluruh institusi, meskipun berada di lingkungan dengan fixed mindset,” papar Prof. Nizam.

Sementara itu permasalahan fasilitas yang kurang memadai untuk keberhasilan pencapaian muridnya juga menjadi hal yang prihatin. Namun menurut Prof. Nizam fasilitas yang tidak memadai bisa dijadikan sebagai inovasi untuk mendidik sesuatu yang hebat dan menjadikan siswa sebagai saintis yang hebat melalui fondasi kegiatan internasional.

“Jangan jadikan kekurangan fasilitas jadi kendala namun jadikan challenge untuk membuat alat yang diciptakan dari hasil siswanya sendiri misalnya,” papar Prof. Nizam.

Selain itu, kendala mengajar dikelas dan kesulitan mencari referensi materi mata pelajaran untuk menjangkau konteks juga menjadi hambatan. Padahal referensi bisa didapat dari kehidupan sehari hari dan guru bisa melakukan diskusi. Contextual learning bisa dibuat penjelasan kegiatan nyata yang dihubungkan dengan konteks sains. Dengan keterlibatan aktif memberi kesempatan kepada siswa untuk mencapai kolaboratif pembelajarannya tidak membosankan.

“Salah satu kegiatan contextual learning yang tidak melupakan diferensiasi siswa adalah dengan gaya belajar dan style dalam pembelajaran untuk menciptakan peminatan yang banyak dan memanfaatkan stimulus serta memperhatikan aspek suara, memberi kesempatan,” papar Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D. (Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM).

Contextual learning bisa dimulai dari bagaimana anak anak menghargai barang-barang yang tidak layak seperti sampah menjadi sesuatu yg penting. Bisa didasari dengan pengetahuan recific, respon, dan value. Sementara itu interaksi menjadi hal yang penting untuk menangani hambatan sarana prasarana yang ada. Dari acara workshop ini, FMIPA mengimplementasikan SDGs poin 4 Pendidikan berkelanjutan, SDGs poin 9 Kerjasama Inovasi, SDGs poin 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

MIPAnet School of Leaders Hari Kedua: Dorong Penjaminan Mutu Kampus Sains Indonesia

Lima puluh pimpinan dari berbagai instansi yang tergabung dalam Jaringan Kerja Sama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang MIPA di seluruh Indonesia mengikuti MIPAnet School of Leaders pada Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini dihadiri berbagai pimpinan instansi seperti Dekan FMIPA Unsoed, Dekan FMIPA IPB, Dekan FMIPA UNP, Dekan FST Undana, Dekan FMIPA USU, Dekan FMIPA IPB, dan lainnya. Beberapa pemateri berasal dari pihak UGM seperti Rektor UGM, Ketua HPU UGM, dan Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi UGM.

Pada hari kedua yaitu 5 September 2024, materi yang dipaparkan terdiri atas Akreditasi Perguruan Tinggi di Bidang MIPA (LAM/ASIIN/RSC) oleh Prof Drs. Roto, M.Sc., Ph.D. (LAMSAMA), Strategi Mengelola Konflik oleh Indrayanti, S.Psi., M.Si., Ph.D. (Fakultas Psikologi UGM), Pembelajaran Jarak Jauh oleh Dr. Subekti Nurmawati, M.Si. (Dekan FST Universitas Terbuka), dan Strategi Kerja Sama Luar Negeri oleh Prof. Dr. Puji Astuti (Direktur Kemitraan dan Relasi Global UGM). Materi-materi yang diberikan serta diskusi yang dilakukan turut memperkaya wawasan masing-masing pihak serta mendorong pemecahan masalah yang ada untuk melakukan peningkatan dan pengembangan di masing-masing instansi. Selain itu, peserta MIPAnet mendapatkan kesempatan dalam melakukan tur di berbagai hasil penelitian FMIPA UGM.

Hadirnya MIPAnet School of Leaders menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan kepemimpinan dan manajemen bagi pemimpin di kampus sains serta mendorong pendidikan untuk keberlanjutan dan pembangunan. Selain itu, agenda tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dan inovasi dalam mendongkrak kualitas kampus sains di Indonesia dengan sharing session yang dilakukan untuk berbagi ide dan pandangan serta mencari solusi yang tepat bagi masing-masing instansi.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Dukung Kesehatan Mental Mahasiswa, FMIPA UGM Gelar Seminar Membangun Visi dan Resiliensi Mahasiswa

FMIPA UGM menggelar seminar untuk mahasiswa di lingkungan FMIPA UGM dengan tema Membangun Visi dan Resiliensi Mahasiswa. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Auditorium FMIPA UGM pada Senin, 9 September 2024. Narasumber pada kegiatan pelatihan ini adalah Elisabeth Evaty Dewi yang akrab dipanggil Lisa selaku Chief Human Capital Officer dari AXA Mandiri Financial Services.

Dalam hal ini, acara dibuka oleh Wakil Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr.-Ing. Mhd. Reza M. I. Pulungan, S.Si., M.Sc.

“Kita memiliki gap yang sangat jauh sehingga membutuhkan cara komunikasi dengan mereka. Ada hal-hal yang kadang kita tidak pikirkan. Jangan-jangan kita harus berubah mencari cara untuk berkomunikasi lebih baik dengan teman-teman mahasiswa yang umurnya jauh dari kami. Kami ingin meneropong perspektif mahasiswa seperti apa. Satu keyword yang saya dapatkan adalah komunikasi,” papar Prof. Reza.

Lisa menyodorkan sejumlah studi kasus kepada para mahasiswa mengenai kondisi dan perilaku mahasiswa masa kini ketika menghadapi tantangan dan persoalan di kampus yang melibatkan dosen. Seperti dosen yang sulit ditemui bahkan dosen yang mempersulit mahasiswa. Kemudian, ada 4 materi pokok yang disampaikan yaitu mengenalkan AXA Mandiri serta dunia realita bekerja yang ramah pada kesehatan mental, kesehatan mental dan resiliensi, strategi membangun resiliensi, dan menemukan visi diri sendiri.

Kemudian, Lisa memantik mahasiswa dengan pertanyaan yang cukup memancing yaitu mengenai ketakutan mahasiswa seperti apa yang dihadapi.

“Yang buat stres itu saya skill isu. Ketika temen kita bisa jago nyoba pertama kali. Kalau kita kok ga bisa, kenapa temen kita sekali aja bisa, kita kok gabisa?” papar salah satu mahasiswa.

Dengan tenang, Lisa menanggapi.

“Nanti kita akan belajar multiple intelligences ya. Karena setiap orang punya kecerdasan dan kekhasan masing-masing,” papar Lisa.

Beberapa mahasiswa kemudian berani untuk menceritakan ketakutannya seperti takut melawan orang yang berkata kasar kepadanya hingga diam-diam hanya bisa menangis kemudian ada juga mahasiswa yang menjadi tulang punggung keluarganya dengan berbagai beban yang harus ditanggung sembari menyelesaikan studi.

Kegiatan pelatihan dengan mengangkat tentang kesehatan mental oleh FMIPA UGM merupakan cerminan dari SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui materi kesehatan mental untuk menekan angka kematian akibat bunuh diri di kalangan mahasiswa serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi tantangan kesehatan mental.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

MIPAnet School of Leaders Hari Ke-4: Evaluasi Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut Kualitas Kampus Sains di Indonesia

FMIPA UGM menyelenggarakan kegiatan MIPAnet School of Leaders pada Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini dihadiri oleh 50 pimpinan dari berbagai instansi yang tergabung dalam Jaringan Kerja Sama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang MIPA di seluruh Indonesia seperti Dekan FMIPA Unsoed, Dekan FMIPA IPB, Dekan FMIPA UNP, Dekan FST Undana, Dekan FMIPA USU, Dekan FMIPA IPB, dan lainnya. Beberapa pemateri berasal dari pihak UGM seperti Rektor UGM, Ketua HPU UGM, dan Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi UGM.

Pada hari terakhir, agenda yang dilakukan adalah bersepeda bersama dari FMIPA UGM menuju Alun-Alun Yogyakarta. Kemudian, acara dilanjutkan dengan Evaluasi Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut sekaligus penutupan yang mengakhiri seluruh rangkaian acara MIPAnet School of Leaders. Dalam hal ini, Dekan FMIPA UGM, Prof. Kuwat memimpin jalannya kegiatan evaluasi dan rencana tindak lanjut mengenai kegiatan yang telah dan akan dilakukan. Hal ini mengingat bahwa telah terjalin tukar pendapat dan pandangan yang membuka wawasan sekaligus kesempatan kerja sama dalam rangka meningkatkan kualitas kampus sains di Indonesia melalui kepemimpinan dan manajerial yang telah didapatkan.

 Hadirnya MIPAnet School of Leaders menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan kepemimpinan dan manajemen bagi pemimpin di kampus sains serta mendorong pendidikan untuk keberlanjutan dan pembangunan. Selain itu, agenda tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dan inovasi dalam mendongkrak kualitas kampus sains di Indonesia dengan sharing session yang dilakukan untuk berbagi ide dan pandangan serta mencari solusi yang tepat bagi masing-masing instansi.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

FMIPA UGM Ajak Kampus Sains Indonesia dalam Menerapkan Servant Leadership

FMIPA UGM menyelenggarakan kegiatan MIPAnet School of Leaders pada Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini dihadiri oleh 50 pimpinan dari berbagai instansi yang tergabung dalam Jaringan Kerja Sama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang MIPA di seluruh Indonesia seperti Dekan FMIPA Unsoed, Dekan FMIPA IPB, Dekan FMIPA UNP, Dekan FST Undana, Dekan FMIPA USU, Dekan FMIPA IPB, dan lainnya. Beberapa pemateri berasal dari pihak UGM seperti Rektor UGM, Ketua HPU UGM, dan Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi UGM.

Pada hari ketiga, dengan menghadirkan Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. (Rektor UGM) sebagai narasumber, FMIPA UGM turut mengajak pimpinan dari instansi yang hadir untuk turut menerapkan servant leadership di dalam lingkungan kampus. Secara umum, servant leadership memiliki makna berupa pemimpin yang melayani.

“Tidak perlu berpura-pura jadi orang lain. Sensitif dengan kondisi sekitar serta peka dengan permasalah yang terjadi, menerima umpan balik seperti kritik dan masukkan untuk perbaikan, menjadi pemimpin yang tampak manfaatnya atau ada perubahan yang dirasakan, harus ada di mana khalayaknya ada, ga cuman di belakang meja. inilah menjadi pemimpin di perguran tinggi,” papar Prof. Ova.

Prof. Ova turut mencontohkan studi kasus yang ada di FMIPA UGM melalui peran dekan dalam memimpin FMIPA.

“Prof Kuwat ngurusin masalah UKT juga. Ada 3 hal yang perlu dilakukan yaitu pertama leader harus memiliki visi, keterlibatan dan mengetahui pendekatan-pendekatan terhadap orang lain dengan treatment yang berbeda,” papar Prof. Ova.

Hadirnya MIPAnet School of Leaders menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan kepemimpinan dan manajemen bagi pemimpin di kampus sains serta mendorong pendidikan untuk keberlanjutan dan pembangunan. Selain itu, agenda tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dan inovasi dalam mendongkrak kualitas kampus sains di Indonesia dengan sharing session yang dilakukan untuk berbagi ide dan pandangan serta mencari solusi yang tepat bagi masing-masing instansi.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

MIPAnet School of Leaders Hari Ketiga: Tingkatkan Kualitas Gaya Kepemimpinan dan Daya Hilirisasi Inovasi

FMIPA UGM menyelenggarakan kegiatan MIPAnet School of Leaders pada Rabu – Sabtu, 4 – 7 September 2024 di Ruang Auditorium FMIPA UGM. Acara ini dihadiri oleh 50 pimpinan dari berbagai instansi yang tergabung dalam Jaringan Kerja Sama Nasional Lembaga Pendidikan Tinggi Bidang MIPA di seluruh Indonesia seperti Dekan FMIPA Unsoed, Dekan FMIPA IPB, Dekan FMIPA UNP, Dekan FST Undana, Dekan FMIPA USU, Dekan FMIPA IPB, dan lainnya. Beberapa pemateri berasal dari pihak UGM seperti Rektor UGM, Ketua HPU UGM, dan Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi UGM.

Pada hari ketiga, materi yang dipaparkan yaitu Membangun Riset Kolaboratif oleh Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si., (Dekan FMIPA IPB), Hilirisasi dan Inovasi oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D.
(Dekan Fakultas Biologi UGM), Health Promoting University oleh Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. (Ketua HPU UGM), Communication in Organization oleh Elisabeth Evaty Dewi (Chief Human Capital Officer AXA Mandiri), dan Servant Leadership oleh Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. (Rektor UGM). Materi-materi yang diberikan serta diskusi yang dilakukan turut memperkaya wawasan masing-masing pihak serta mendorong pemecahan masalah yang ada untuk melakukan peningkatan dan pengembangan di masing-masing instansi.

“Teman-teman di perguruan tinggi dan riset berhenti di hilirisasi dan cenderung tidak memasarkan produk hasil risetnya. Contohnya di Fakultas Biologi ada pemasaran melon, shampo, dan telur hasil riset dari peneliti kami,” papar Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D. (Dekan Fakultas Biologi UGM) dalam membawakan materi Hilirisasi dan Inovasi.

Pada sesi selanjutnya, Prof. Ova yang merupakan Rektor UGM sekaligus pemateri turut menekankan pentingnya gaya kepemimpinan yang bersifat melayani.

“Prof Kuwat ngurusin masalah UKT juga. Ada 3 hal yang perlu dilakukan yaitu pertama leader harus memiliki visi, keterlibatan dan mengetahui pendekatan-pendekatan terhadap orang lain dengan treatment yang berbeda,” papar Prof. Ova.

Hadirnya MIPAnet School of Leaders menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan kepemimpinan dan manajemen bagi pemimpin di kampus sains serta mendorong pendidikan untuk keberlanjutan dan pembangunan. Selain itu, agenda tersebut menjadi implementasi dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dan inovasi dalam mendongkrak kualitas kampus sains di Indonesia dengan sharing session yang dilakukan untuk berbagi ide dan pandangan serta mencari solusi yang tepat bagi masing-masing instansi.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Pengembangan Mutu dan Pembelajaran Perguruan Tinggi oleh School of Leader MIPANet Day-2

Hari kedua acara School of Leader MIPANet yang diselenggarakan pada 5 September 2024 menghadirkan berbagai topik penting seputar peningkatan mutu dan strategi pengembangan perguruan tinggi di bidang MIPA. Kegiatan ini diawali dengan diskusi mengenai Akreditasi Perguruan Tinggi MIPA yang dipandu oleh Prof. Wahyu Tri Cahyanto, Ph.D. dengan membahas pentingnya akreditasi internasional melalui lembaga seperti LAM, ASIIN, dan RSC. Proses akreditasi untuk program studi baru disarankan dilakukan segera setelah izin operasional diterima dengan target mendapatkan akreditasi penuh maksimal 2 tahun. Prof. Philiphi de Rozari dari Universitas Nusa Cendana membahas strategi mengelola konflik dalam institusi sementara Prof. Dr. Nursahara Pasaribu dari Universitas Sumatera Utara menguraikan tentang Pembelajaran Jarak Jauh sebagai solusi atas masalah pendidikan yang terkait dengan kendala demografis dan geografis.

Selanjutnya, Prof. Dr. Ida Usman dari Universitas Halu Oleo menyampaikan strategi kerja sama luar negeri untuk memperluas jaringan internasional perguruan tinggi. Workshop Project Action Plan (PAP) dipandu oleh Prof. Drs. Budi Pratikno dari Universitas Jenderal Soedirman yang menekankan pentingnya perencanaan strategis untuk mengimplementasikan program-program unggulan. Para peserta juga mengunjungi Career Center dan Embedded System & Robotics Laboratory yang menjadi fasilitas untuk meningkatkan inovasi dan keterampilan di bidang industri.

Diskusi ini turut menyoroti kekhawatiran terkait kebijakan akreditasi yang ketat. Hermansyah dari Universitas Sriwijaya mengungkapkan kegelisahannya mengenai aturan akreditasi unggul yang baru bisa diajukan setelah dua tahun, sementara beberapa program studi merasa sulit untuk memenuhi syarat-syarat tertentu. Prof. Roto menekankan pentingnya sarana dan prasarana unggul sebagai syarat mendapatkan akreditasi unggul sementara Mardiyah dari ITS menyoroti jarak yang lebar antara status akreditasi baik dan unggul.

Kegiatan School of Leader MIPANet ini berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4, 9, dan 17. SDG 4 mendukung pendidikan berkualitas yang inklusif, SDG 9 menekankan inovasi dan infrastruktur, sementara SDG 17 menyoroti pentingnya kerja sama untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Acara ini merupakan langkah konkret dalam mendukung tujuan-tujuan tersebut melalui peningkatan kualitas dan kerja sama akademik di tingkat nasional dan internasional.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo

Read More

Membangun Visi dan Resiliensi Mahasiswa dalam Rangka Pengendalian Kesehatan Mental dan Peningkatan Self-Awareness Mahasiswa oleh AXA Mandiri

AXA Mandiri mengadakan kegiatan bertajuk Membangun Visi dan Resiliensi Mahasiswa dengan pembicara Elisabeth Evaly Dewi pada tanggal 9 September 2024,. Acara ini bertujuan untuk berbagi tantangan antar generasi di tempat kerja, agar mahasiswa dan dosen dapat memahami komunikasi satu sama lain secara lebih baik. Berdasarkan data dari Deloitte, konsultan kemanusiaan global, 46% generasi Z dan milenial merasa stres atau cemas sebagian besar waktu akibat tekanan dari berbagai aspek, seperti lingkungan pendidikan, pertemanan, keluarga, dan masa depan.

Dalam pemaparannya, Elisabeth Evaly Dewi menjelaskan pentingnya kesehatan mental sebagai kebebasan emosional seorang individu. Ia menekankan bahwa meningkatkan kesadaran diri (self-awareness) dan memahami pola coping yang tepat sangat penting untuk mengelola stres dan membangun resiliensi. Elisabeth juga mendorong peserta untuk menemukan support system yang dapat dipercaya sehingga mereka merasa aman untuk menunjukkan kerentanan (vulnerability) mereka.

“Awareness dan mindset itu segala-galanya untuk mengelola stres dan meningkatkan resiliensi kita,” ujar Lisa.

Resiliensi sangat penting untuk mengatasi permasalahan, beradaptasi dengan perubahan, mencapai tujuan, serta meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup. Resiliensi dapat dibangun dengan mengembangkan pola pikir positif, fokus pada tujuan jangka panjang, membangun support system yang kuat, dan mengelola stres dengan baik. Salah satu mahasiswa matematika angkatan 2022 menyampaikan bahwa ia mengikuti kegiatan ini karena merasa tidak nyaman terhadap dirinya sendiri akhir-akhir ini, dan acara ini sangat memberikan wawasan terkait pengendalian kesehatan mental.

Informasi ini terkait dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4, 11, dan 17. SDG 4 mendorong pendidikan berkualitas, SDG 11 menekankan pentingnya menciptakan komunitas yang inklusif dan berkelanjutan, sementara SDG 17 menekankan pentingnya kemitraan untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan ini mendukung tujuan tersebut dengan memperkuat resiliensi dan kesadaran diri di kalangan mahasiswa.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo

Read More

Meriahkan Acara Workshop Paradigma dan Contextual Learning, Ratusan Guru Meriahkan Sesi Tanya Jawab

Fakultas MIPA kembali menyelenggarakan workshop intelektual. Melalui acara ini, diberikan kesempatan untuk para peserta mengajukan pertanyaan terkait tema yang dibahas. Beberapa perwakilan yang bertanya dari sesi 1 hingga 2 adalah SMA Blitar, SMA Mutiara Persada, SMK Negeri 6 Yogyakarta, SMA IT Abu Bakar Kulon Progo, SMA Kolese De Britto, dan MA IT Baitul Quran Al Jahra.

“Untuk mendobrak hambatan mind block, dengan konsisten menunjukkan contoh keberhasilan dan mencapai prestasi bersama yang dapat memotivasi orang lain sehingga global-mindedness dapat menyebar lebih merata di seluruh institusi, meskipun berada di lingkungan dengan fixed mindset,” papar Prof. Nizam.

Sementara itu permasalahan fasilitas yang kurang memadai untuk keberhasilan pencapaian muridnya juga menjadi hal yang prihatin. Namun menurut Prof. Nizam fasilitas yang tidak memadai bisa dijadikan sebagai inovasi untuk mendidik sesuatu yang hebat dan menjadikan siswa sebagai saintis yang hebat melalui fondasi kegiatan internasional.

“Jangan jadikan kekurangan fasilitas jadi kendala namun jadikan challenge untuk membuat alat yang diciptakan dari hasil siswanya sendiri misalnya,” papar Prof. Nizam.

Selain itu, kendala mengajar dikelas dan kesulitan mencari referensi materi mata pelajaran untuk menjangkau konteks juga menjadi hambatan. Padahal referensi bisa didapat dari kehidupan sehari hari dan guru bisa melakukan diskusi. Contextual learning bisa dibuat penjelasan kegiatan nyata yang dihubungkan dengan konteks sains. Dengan keterlibatan aktif memberi kesempatan kepada siswa untuk mencapai kolaboratif pembelajarannya tidak membosankan.

“Salah satu kegiatan contextual learning yang tidak melupakan diferensiasi siswa adalah dengan gaya belajar dan style dalam pembelajaran untuk menciptakan peminatan yang banyak dan memanfaatkan stimulus serta memperhatikan aspek suara, memberi kesempatan,” papar Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D. (Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM).

Contextual learning bisa dimulai dari bagaimana anak anak menghargai barang-barang yang tidak layak seperti sampah menjadi sesuatu yg penting. Bisa didasari dengan pengetahuan recific, respon, dan value. Sementara itu interaksi menjadi hal yang penting untuk menangani hambatan sarana prasarana yang ada. Dari acara workshop ini, FMIPA mengimplementasikan SDGs poin 4 Pendidikan berkelanjutan, SDGs poin 9 Kerjasama Inovasi, SDGs poin 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate