Search
Search
Search

Prestasi

Inspiratif! Kisah Perjuangan William Jadi Wisudawan Terbaik FMIPA UGM, Raih IPK Hampir Sempurna dan Sabet Berbagai Penghargaan Juara

William, salah satu wisudawan terbaik pada Wisuda Program Sarjana FMIPA UGM Periode IV Tahun Akademik 2023/2024 mengungkapkan kisah perjuangannya yang inspiratif selama masa kuliah. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, William harus berhadapan dengan tantangan besar yaitu kondisi ekonomi keluarganya pasca pandemi COVID-19. Meski begitu, tantangan tersebut tidak menjadikannya penghalang dalam meraih gelar wisudawan terbaik Program Studi S1 Matematika dengan capaian IPK 3,81.

Ketika ditanya mengenai tips menjadi wisudawan terbaik, William menekankan pentingnya mengenali potensi diri.

“Saya bukan tipe mahasiswa yang ambisius. Jika ada mata kuliah yang berat dan membutuhkan banyak waktu, Saya lebih memilih fokus pada yang lebih efisien dan memberikan hasil maksimal. Sisanya, saya manfaatkan untuk kegiatan non-akademik seperti organisasi atau mencari pengalaman lain di luar kampus,” ujar William.

Meski harus menjalani kesibukan antara akademis, organisasi, dan pekerjaan paruh waktu untuk menunjang ekonomi keluarga, William tetap mampu mengukir sejumlah prestasi selama berkuliah di FMIPA UGM. Beberapa di antaranya adalah Medali Perak ONMIPA-PT 2022 dan 2024 dalam bidang Matematika, Juara 1 Calculus Cup UNJ 2022, serta Juara 3 Mathematical Analysis and Geometry Day ITB 2022.

Kisah perjuangan William ini sejalan dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 yaitu “Pendidikan Berkualitas”. Dengan semangatnya untuk terus berprestasi meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi, William membuktikan bahwa pendidikan yang baik dapat dicapai oleh siapa saja.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Direktorat Kemahasiswaan
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Cerita Dr. Chalis, Sosok Dosen Muda FMIPA UGM Berprestasi Sejak Bangku Sekolah dan Aktif Kegiatan Pengabdian

Berprestasi sejak bangku sekolah mengantarkan Dr. Chalis Setyadi, S.Si., M.Sc. yang akrab disapa Pak Chalis menjadi seorang dosen muda Fisika FMIPA UGM. Dengan membawa nama harum sekolah dan daerahnya, dirinya mampu bersaing di ajang nasional dalam kompetisi bergengsi yaitu Olimpiade Siswa Nasional di bidang Fisika. Pada saat ini, Dr. Chalis mengampu mata kuliah Fisika khususnya di bidang fisika partikel, teori medan kuantum, fisika dasar, dan elektromagnetika.

Dr. Chalis menyelesaikan studi sarjana dan pasca sarjana di Fisika UGM dan melanjutkan jenjang doktornya di Grooningen Belanda dengan fokus penelitian struktur internal proton. Usai menyelesaikan studi doktornya pada tahun 2003, dirinya langsung mendapatkan kesempatan mengajar sebagai dosen Fisika di FMIPA UGM.

“Intinya ingin tahu bagaimana dinamika partikel-partikel penyusun proton yang membentuk karakter atau bagaimana karakter proton bisa terbentuk serta dampaknya untuk teknologi masa depan. Energi proton yang terkuat di alam semesta yang potensinya bisa diekstrak di masa depan. Harapannya, untuk ilmu Fisika ke depan agar bisa berkontribusi lebih banyak untuk kemajuan fisika dan sains karena mereka mahasiswa sebetulnya mampu tapi terbatas dalam akses informasi terbaru,” papar Dr. Chalis.

Selain aktif mengajar, Dr. Chalis turut aktif dalam kegiatan pengabdian sebagai Ketua Yayasan Hikmah Teknosains atau Pesantren Fisika. Awalnya, Pesantren Fisika tersebut dimulai dari salah satu dosen senior Fisika FMIPA UGM yaitu Prof. Kamsul Abraha. Tujuan dari adanya pesantren tersebut adalah untuk pembinaan mahasiswa muslim Fisika dalam hal sains dan agama. Mahasiswa tersebut mendapatkan fasilitas tempat tinggal dan ilmu,

Sosok Dr. Chalis yang berprestasi dan aktif dalam kegiatan pengabdian menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang sains dan membuka akses pendidikan bagi mahasiswa melalui Pesantren Fisika.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Cerita Jose, Mahasiswa Elins FMIPA Tuai Prestasi di Ajang Model United Nation

Ajang Model United Nation (MUN) menjadi momen kompetisi bergengsi di mana peserta berperan sebagai duta besar atau diplomat suatu negara untuk representasikan untuk menyelesaikan isu-isu global yang penting untuk meningkatkan kesadaran global, melatih cara berpikir secara kritis, dan cara melobi. Walaupun pada praktiknya peserta didominasi oleh mahasiswa sosial humaniora, cerita Jose Otto Ranier yang merupakan mahasiswa saisn dari program studi Elektronika dan Instrumentasi FMIPA UGM mampu turut bersaing dan berprestasi di ajang tersebut.

“Perjalanan untuk menjadi anggota MUN pun tidak mudah. Sebelum mendaftarkan diri, Saya adalah mahasiswa yang sangat berlatar belakang sains dan belum terbiasa dengan hal-hal seperti public speaking dan membuat esai bertema politik. Tetapi, hal itu justru membuat Saya lebih semangat dalam meningkatkan tingkat riset, grammar, dan cara berpikir kritis,” papar Jose.

Jose turut dilibatkan sebagai anggota akademik United Nations Security Council (UNSC) untuk kompetisi MUN terbesar di Jogja yang diketahui sebagai Jogja International Model United Nations atau JOINMUN.

“Setelah belajar atas kesalahan dan meningkatkan kekurangan Saya dalam berlomba, Saya akhirnya mendapatkan juara Best Position Paper yang membuktikan bahwa karya tulis saya diberikan penghargaan terbaik & Verbal Commendation atau juara runner up ketiga pada debat di acara Udayana Model United Nations 2023,” papar Jose.

Walaupun terdapat tantangan dalam mengikuti kompetisi MUN, Jose tetap berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri. Pada tahun 2024, dirinya juga kembali berkompetisi melalui ajang Jakarta International Model United Nation pada bulan Agustus.

“Saya harap bahwa semua mahasiswa FMIPA yang memiliki minat atau bakat di suatu bidang yang berbeda dengan jurusannya agar tetap mengikuti organisasi atau komunitas UGM yang dapat membantu mengasah kemampuan mereka dan semoga dapat membawa prestasi untuk universitas yang mereka cintai. Lawanlah ketakutan kalian untuk menggapai kebahagiaan pada akhirnya!” ungkap Jose.

Prestasi dan keterampilan Jose sebagai mahasiswa turut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan untuk berkompetisi. Selain itu, kegiatan tersebut mengimplementasikan SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui kegiatan MUN yang memberikan wadah untuk menyelesaikan isu-isu global melalui inovasi yang ada.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Jose Otto Ranier

Read More

Mahasiswi Geofisika FMIPA UGM Ikuti Kompetisi di PetroBowl Asia Pacific Regional Qualifier 2024 dalam Tim UGM

Tim Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam ajang PetroBowl Asia Pacific Regional Qualifier 2024 di Ho Chi Minh City University of Technology, Vietnam. Kompetisi ini diikuti oleh 63 mahasiswa dari 16 universitas di 7 negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, China, dan Australia. PetroBowl merupakan kompetisi berbasis cerdas cermat yang menguji pengetahuan teknis dan non-teknis dalam ranah minyak dan gas bumi yang pada tahun ini diselenggarakan pada 25-27 Juli 2024.

Tim UGM yang terdiri dari 2 mahasiswi Prodi Geofisika, Huygens Hitagabe Manullang dan Hana Zalfa serta Teknik Geologi, yakni Muhamad Rival Ferdiansah, dan Nishfu Laila Habibah, dengan pembimbing Ir. Jarot Setyowiyoto, M.Sc., Ph.D. IPU., ASEAN.Eng., berkompetisi dengan semangat tinggi meskipun menghadapi tantangan besar. Sebelum lomba, tim ini telah beberapa kali berpartisipasi dalam kompetisi PetroSmart di tingkat nasional. Persiapan mereka dilakukan kurang lebih satu setengah bulan sebelum kompetisi, meskipun tantangan muncul karena harus menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara bersamaan.

Huygens Hitagabe Manullang, mahasiswi Geofisika UGM, menceritakan perjalanan kompetisinya.

“Tantangan terberat kami adalah membagi fokus antara persiapan lomba dan kewajiban KKN, namun kepercayaan dan kerja sama tim menjadi kunci utama kami,” papar Huygens.

Di PetroBowl, tim UGM dihadapkan pada kompetitor yang memiliki kemampuan luar biasa dan tantangan berpikir cepat. Selain itu, kendala finansial menjadi masalah tersendiri karena biaya lomba ditanggung secara mandiri. Namun, tekad dan kepercayaan diri antar anggota tim menjadi kekuatan utama mereka. Meskipun bracket mereka berisi juara-juara sebelumnya, tim tetap optimis dan saling mendukung satu sama lain.

Pengalaman bertemu dengan juri ahli di bidang migas, machine learning, dan artificial intelligence menambah wawasan baru. Kompetisi ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 4, 7, dan 17, khususnya dalam mendukung pendidikan berkualitas, akses energi berkelanjutan, dan kerjasama internasional.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Huygens Hitagabe Manullang
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Gemar Bermain Tenis Meja Hingga Kini Menjadi Wasit, Intip Kisah Cipto Driyo Peraih Juara 2

Kegemaran Cipto Driyo dalam perlombaan tenis meja tak perlu diragukan lagi. Cipto merupakan pegawai Departemen Fisika sekaligus bagian dari pengurus PTMSI dan menjabat sebagai humas serta kormasit, berbagi pengalamannya.

“Biasanya kami latihan 2 kali seminggu menjelang pertandingan. Jika tidak berlatih, pemain bisa kehilangan feel permainan,” papar Cipto.

Salah satu kesulitan yang dihadapinya adalah perubahan jadwal persiapan yang harus dipersingkat menjadi 1 minggu. Meskipun baru bermain tenis meja sejak 3 tahun lalu, Cipto telah menunjukkan kemahiran yang mengesankan.

“Saya mulai bermain saat pandemi Covid-19 dan caranya menjaga stamina sebelum lomba, saya memprioritaskan pola makan dan tidur yang teratur. Di tengah pekerjaan banyak, saya memastikan tidur maksimal jam 11 malam. Pengambilan job wasit biasanya di akhir pekan sehingga saya masih bisa menyeimbangkan pekerjaan,” papar Cipto.

Ketika ditanya tentang tingkat kesulitan perlombaan tenis meja dalam rangka dies natalis hari ini, Cipto memberi nilai 6 dari 10. Hal ini karena ia mengaku belum cukup istirahat setelah pertandingan sebelumnya sehingga langsung bertanding dalam kondisi belum optimal. Kegiatan tenis meja yang diselenggarakan FMIPA UGM tersebut turut mengimplementasikan SDGs poin 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera dengan mengadakan lomba tenis meja untuk tubuh yang lebih sehat.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Indara Nurwulandari
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Dari Hobi ke Arena Turnamen, Nurcholis Sabet Juara 1 Lomba Tenis Meja

Nurcholis merupakan staf Departemen Kimia yang menekuni tenis meja sejak SMP. Ia menunjukan dedikasinya terhadap olahraga ini dengan berlatih secara konsisten dan menang di perlombaan Tenis Meja Dies Natalis FMIPA ke-69. Meskipun sempat mengalami ketidakteraturan dalam latihan, sejak 2015 ia kembali berkomitmen penuh dan aktif mengikuti berbagai turnamen, termasuk yang diselenggarakan oleh PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia) Bantul.

“Saya hanya mengandalkan latihan rutin yang dilakukan di rumah serta di klub lokalnya 3 kali seminggu. Saya aktif di PTM Sawang Sumber Agung dan latihan ini membantu mempersiapkan diri secara optimal untuk menghadapi berbagai turnamen,” papar Nurcholis.

Walaupun berada di grade D yang menandakan tingkat dasar, Nurcholis tetap berusaha keras meskipun belum pernah meraih juara di tingkat internasional. Ia juga berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapinya selama persiapan.

“Latihan malam hari yang biasa dilakukan tidak mengganggu rutinitasnya yang lain, termasuk jadwal kerja. Latihan yang dilakukan di PTM di malam hari memberi fleksibilitas yang diperlukan untuk mengimbangi berbagai aktivitas,” papar Nurcholis.

Ketika ditanya tentang tingkat kesulitan dalam perlombaan, Nurcholis memberikan penilaian 1 dari skala 1 hingga 10. Penilaian ini menunjukkan bahwa ia merasa cukup menguasai tantangan yang ada dalam perlombaan. Hal ini mengindikasikan rasa percaya diri dan keterampilannya di bidang tenis meja. Kegiatan ini turut mengimplementasikan SDGs poin 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera dengan mengadakan lomba tenis meja untuk tubuh yang lebih sehat untuk berolahraga.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Indara Nurwulandari
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa Fisika FMIPA Raih Juara 3 di Liga UKM Akademi Garudaku 2024

Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi meresmikan E-Sports atau olahraga elektronik sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada tahun lalu mengikuti jejak beberapa kampus di Indonesia. Dengan pengesahan tersebut, UGM dapat mengajukan tim sebagai perwakilan dalam berbagai kompetisi E-Sports, salah satunya yang diselenggarakan secara daring.

Tahun ini, kompetisi tersebut melibatkan 19 kampus di seluruh Indonesia. Jumlah yang lebih sedikit dibandingkan Liga Mahasiswa yang sebelumnya berhasil menjaring hingga 1.000 peserta. Kompetisi ini memiliki persyaratan khusus, yaitu kampus yang mengirimkan tim harus sudah meresmikan E-Sports sebagai UKM dan berkoalisi dengan Garudaku.

“Kesulitan selama persiapan itu karena saat itu sedang di luar negeri untuk magang. Aku harus bermain terpisah dari timku yang lain. Mereka bermain bersama secara offline. Tantangannya adalah perbedaan zona waktu yang membuat penyesuaian jadwal latihan,” papar Melvin Harits perwakilan mahasiswa Fisika dalam Tim E-Sports UGM.

Meski begitu, kesibukan masing-masing anggota tidak menghalangi semangat mereka untuk berlatih. Tim UGM telah merencanakan jadwal latihan bersama jauh hari sebelumnya, memanfaatkan waktu luang yang ada di antara kesibukan pribadi.

Perjalanan Melvin dalam dunia E-Sports dimulai sejak dini. Berawal dari bermain MOBA dari SD. Namun, baru mengenal dunia kompetisi sejak masuk UGM dan bergabung di komunitas E-Sports UGM yang saat itu belum resmi menjadi UKM. Kegiatan ini turut mengimplementasikan SDGs poin 9 yaitu Internet of things berupa pendukungan UGM terhadap memfasilitasi mahasiswanya dalam berkarya sekaligus merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang olahraga elektronik.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Instagram Akademi Garudaku
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM Harumkan Nama Bangsa di Ajang Dunia dengan Prototipe Mobil Bertenaga Reaksi Kimia Tim Reactics UGM

Tim Reactics kembali mencuri perhatian di dunia inovasi teknologi setelah meraih pencapaian gemilang dalam kompetisi prototipe mobil bertenaga reaksi kimia. Tim Reactics memilih gas bertekanan sebagai sumber energinya yang dihasilkan melalui reaksi dekomposisi hidrogen peroksida (H₂O₂) menggunakan besi klorida (FeCl₃) sebagai katalis. Pemilihan sumber energi ini dianggap tepat karena mampu menghasilkan tenaga yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan lomba.

“Salah satu kriteria utama dalam perlombaan ini adalah ketepatan jarak tempuh. Tim diharuskan untuk mencapai jarak yang sudah ditentukan oleh panitia dengan tingkat kesalahan (error) seminimal mungkin. Tim kami berhasil membuat mobil prototipe melaju sejauh 21,02 meter,” papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim Reactics akan berlomba kembali di tingkat dunia pada 26 Oktober 2024 di San Diego, California. Kompetisi ini menjadi tantangan yang lebih besar, persiapan panjang telah dilakukan oleh tim, dimulai dari Maret hingga Agustus 2024. Tim mulai menyusun konsep mobil, menentukan mekanisme start dan stop, memilih jenis sensor yang sesuai, serta melakukan pengambilan data untuk optimasi performa.

“Sebagai perwakilan dari FMIPA, hal yang sulit selama persiapan bagiku saat persiapan lomba ini bersamaan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun, dengan menerapkan metode skala prioritas, mulai dari tugas yang urgent dan penting hingga yang tidak penting,” papar papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim kini bersiap untuk langkah berikutnya, membawa semangat kompetisi dan dedikasi tinggi ke panggung dunia. Tim Reactics turut mengimplementasikan SDGs poin 7 yaitu energi terjangkau dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen dan SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen menjadi sumber energi mobil.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Tim Reactics UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inspiratif! Kisah Perjuangan William Jadi Wisudawan Terbaik FMIPA UGM, Raih IPK Hampir Sempurna dan Sabet Berbagai Penghargaan Juara

William, salah satu wisudawan terbaik pada Wisuda Program Sarjana FMIPA UGM Periode IV Tahun Akademik 2023/2024 mengungkapkan kisah perjuangannya yang inspiratif selama masa kuliah. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, William harus berhadapan dengan tantangan besar yaitu kondisi ekonomi keluarganya pasca pandemi COVID-19. Meski begitu, tantangan tersebut tidak menjadikannya penghalang dalam meraih gelar wisudawan terbaik Program Studi S1 Matematika dengan capaian IPK 3,81.

Ketika ditanya mengenai tips menjadi wisudawan terbaik, William menekankan pentingnya mengenali potensi diri.

“Saya bukan tipe mahasiswa yang ambisius. Jika ada mata kuliah yang berat dan membutuhkan banyak waktu, Saya lebih memilih fokus pada yang lebih efisien dan memberikan hasil maksimal. Sisanya, saya manfaatkan untuk kegiatan non-akademik seperti organisasi atau mencari pengalaman lain di luar kampus,” ujar William.

Meski harus menjalani kesibukan antara akademis, organisasi, dan pekerjaan paruh waktu untuk menunjang ekonomi keluarga, William tetap mampu mengukir sejumlah prestasi selama berkuliah di FMIPA UGM. Beberapa di antaranya adalah Medali Perak ONMIPA-PT 2022 dan 2024 dalam bidang Matematika, Juara 1 Calculus Cup UNJ 2022, serta Juara 3 Mathematical Analysis and Geometry Day ITB 2022.

Kisah perjuangan William ini sejalan dengan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 yaitu “Pendidikan Berkualitas”. Dengan semangatnya untuk terus berprestasi meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi, William membuktikan bahwa pendidikan yang baik dapat dicapai oleh siapa saja.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Direktorat Kemahasiswaan
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Cerita Dr. Chalis, Sosok Dosen Muda FMIPA UGM Berprestasi Sejak Bangku Sekolah dan Aktif Kegiatan Pengabdian

Berprestasi sejak bangku sekolah mengantarkan Dr. Chalis Setyadi, S.Si., M.Sc. yang akrab disapa Pak Chalis menjadi seorang dosen muda Fisika FMIPA UGM. Dengan membawa nama harum sekolah dan daerahnya, dirinya mampu bersaing di ajang nasional dalam kompetisi bergengsi yaitu Olimpiade Siswa Nasional di bidang Fisika. Pada saat ini, Dr. Chalis mengampu mata kuliah Fisika khususnya di bidang fisika partikel, teori medan kuantum, fisika dasar, dan elektromagnetika.

Dr. Chalis menyelesaikan studi sarjana dan pasca sarjana di Fisika UGM dan melanjutkan jenjang doktornya di Grooningen Belanda dengan fokus penelitian struktur internal proton. Usai menyelesaikan studi doktornya pada tahun 2003, dirinya langsung mendapatkan kesempatan mengajar sebagai dosen Fisika di FMIPA UGM.

“Intinya ingin tahu bagaimana dinamika partikel-partikel penyusun proton yang membentuk karakter atau bagaimana karakter proton bisa terbentuk serta dampaknya untuk teknologi masa depan. Energi proton yang terkuat di alam semesta yang potensinya bisa diekstrak di masa depan. Harapannya, untuk ilmu Fisika ke depan agar bisa berkontribusi lebih banyak untuk kemajuan fisika dan sains karena mereka mahasiswa sebetulnya mampu tapi terbatas dalam akses informasi terbaru,” papar Dr. Chalis.

Selain aktif mengajar, Dr. Chalis turut aktif dalam kegiatan pengabdian sebagai Ketua Yayasan Hikmah Teknosains atau Pesantren Fisika. Awalnya, Pesantren Fisika tersebut dimulai dari salah satu dosen senior Fisika FMIPA UGM yaitu Prof. Kamsul Abraha. Tujuan dari adanya pesantren tersebut adalah untuk pembinaan mahasiswa muslim Fisika dalam hal sains dan agama. Mahasiswa tersebut mendapatkan fasilitas tempat tinggal dan ilmu,

Sosok Dr. Chalis yang berprestasi dan aktif dalam kegiatan pengabdian menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang sains dan membuka akses pendidikan bagi mahasiswa melalui Pesantren Fisika.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Cerita Jose, Mahasiswa Elins FMIPA Tuai Prestasi di Ajang Model United Nation

Ajang Model United Nation (MUN) menjadi momen kompetisi bergengsi di mana peserta berperan sebagai duta besar atau diplomat suatu negara untuk representasikan untuk menyelesaikan isu-isu global yang penting untuk meningkatkan kesadaran global, melatih cara berpikir secara kritis, dan cara melobi. Walaupun pada praktiknya peserta didominasi oleh mahasiswa sosial humaniora, cerita Jose Otto Ranier yang merupakan mahasiswa saisn dari program studi Elektronika dan Instrumentasi FMIPA UGM mampu turut bersaing dan berprestasi di ajang tersebut.

“Perjalanan untuk menjadi anggota MUN pun tidak mudah. Sebelum mendaftarkan diri, Saya adalah mahasiswa yang sangat berlatar belakang sains dan belum terbiasa dengan hal-hal seperti public speaking dan membuat esai bertema politik. Tetapi, hal itu justru membuat Saya lebih semangat dalam meningkatkan tingkat riset, grammar, dan cara berpikir kritis,” papar Jose.

Jose turut dilibatkan sebagai anggota akademik United Nations Security Council (UNSC) untuk kompetisi MUN terbesar di Jogja yang diketahui sebagai Jogja International Model United Nations atau JOINMUN.

“Setelah belajar atas kesalahan dan meningkatkan kekurangan Saya dalam berlomba, Saya akhirnya mendapatkan juara Best Position Paper yang membuktikan bahwa karya tulis saya diberikan penghargaan terbaik & Verbal Commendation atau juara runner up ketiga pada debat di acara Udayana Model United Nations 2023,” papar Jose.

Walaupun terdapat tantangan dalam mengikuti kompetisi MUN, Jose tetap berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri. Pada tahun 2024, dirinya juga kembali berkompetisi melalui ajang Jakarta International Model United Nation pada bulan Agustus.

“Saya harap bahwa semua mahasiswa FMIPA yang memiliki minat atau bakat di suatu bidang yang berbeda dengan jurusannya agar tetap mengikuti organisasi atau komunitas UGM yang dapat membantu mengasah kemampuan mereka dan semoga dapat membawa prestasi untuk universitas yang mereka cintai. Lawanlah ketakutan kalian untuk menggapai kebahagiaan pada akhirnya!” ungkap Jose.

Prestasi dan keterampilan Jose sebagai mahasiswa turut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan untuk berkompetisi. Selain itu, kegiatan tersebut mengimplementasikan SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui kegiatan MUN yang memberikan wadah untuk menyelesaikan isu-isu global melalui inovasi yang ada.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Jose Otto Ranier

Read More

Mahasiswi Geofisika FMIPA UGM Ikuti Kompetisi di PetroBowl Asia Pacific Regional Qualifier 2024 dalam Tim UGM

Tim Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam ajang PetroBowl Asia Pacific Regional Qualifier 2024 di Ho Chi Minh City University of Technology, Vietnam. Kompetisi ini diikuti oleh 63 mahasiswa dari 16 universitas di 7 negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, China, dan Australia. PetroBowl merupakan kompetisi berbasis cerdas cermat yang menguji pengetahuan teknis dan non-teknis dalam ranah minyak dan gas bumi yang pada tahun ini diselenggarakan pada 25-27 Juli 2024.

Tim UGM yang terdiri dari 2 mahasiswi Prodi Geofisika, Huygens Hitagabe Manullang dan Hana Zalfa serta Teknik Geologi, yakni Muhamad Rival Ferdiansah, dan Nishfu Laila Habibah, dengan pembimbing Ir. Jarot Setyowiyoto, M.Sc., Ph.D. IPU., ASEAN.Eng., berkompetisi dengan semangat tinggi meskipun menghadapi tantangan besar. Sebelum lomba, tim ini telah beberapa kali berpartisipasi dalam kompetisi PetroSmart di tingkat nasional. Persiapan mereka dilakukan kurang lebih satu setengah bulan sebelum kompetisi, meskipun tantangan muncul karena harus menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara bersamaan.

Huygens Hitagabe Manullang, mahasiswi Geofisika UGM, menceritakan perjalanan kompetisinya.

“Tantangan terberat kami adalah membagi fokus antara persiapan lomba dan kewajiban KKN, namun kepercayaan dan kerja sama tim menjadi kunci utama kami,” papar Huygens.

Di PetroBowl, tim UGM dihadapkan pada kompetitor yang memiliki kemampuan luar biasa dan tantangan berpikir cepat. Selain itu, kendala finansial menjadi masalah tersendiri karena biaya lomba ditanggung secara mandiri. Namun, tekad dan kepercayaan diri antar anggota tim menjadi kekuatan utama mereka. Meskipun bracket mereka berisi juara-juara sebelumnya, tim tetap optimis dan saling mendukung satu sama lain.

Pengalaman bertemu dengan juri ahli di bidang migas, machine learning, dan artificial intelligence menambah wawasan baru. Kompetisi ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 4, 7, dan 17, khususnya dalam mendukung pendidikan berkualitas, akses energi berkelanjutan, dan kerjasama internasional.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Huygens Hitagabe Manullang
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Gemar Bermain Tenis Meja Hingga Kini Menjadi Wasit, Intip Kisah Cipto Driyo Peraih Juara 2

Kegemaran Cipto Driyo dalam perlombaan tenis meja tak perlu diragukan lagi. Cipto merupakan pegawai Departemen Fisika sekaligus bagian dari pengurus PTMSI dan menjabat sebagai humas serta kormasit, berbagi pengalamannya.

“Biasanya kami latihan 2 kali seminggu menjelang pertandingan. Jika tidak berlatih, pemain bisa kehilangan feel permainan,” papar Cipto.

Salah satu kesulitan yang dihadapinya adalah perubahan jadwal persiapan yang harus dipersingkat menjadi 1 minggu. Meskipun baru bermain tenis meja sejak 3 tahun lalu, Cipto telah menunjukkan kemahiran yang mengesankan.

“Saya mulai bermain saat pandemi Covid-19 dan caranya menjaga stamina sebelum lomba, saya memprioritaskan pola makan dan tidur yang teratur. Di tengah pekerjaan banyak, saya memastikan tidur maksimal jam 11 malam. Pengambilan job wasit biasanya di akhir pekan sehingga saya masih bisa menyeimbangkan pekerjaan,” papar Cipto.

Ketika ditanya tentang tingkat kesulitan perlombaan tenis meja dalam rangka dies natalis hari ini, Cipto memberi nilai 6 dari 10. Hal ini karena ia mengaku belum cukup istirahat setelah pertandingan sebelumnya sehingga langsung bertanding dalam kondisi belum optimal. Kegiatan tenis meja yang diselenggarakan FMIPA UGM tersebut turut mengimplementasikan SDGs poin 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera dengan mengadakan lomba tenis meja untuk tubuh yang lebih sehat.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Indara Nurwulandari
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Dari Hobi ke Arena Turnamen, Nurcholis Sabet Juara 1 Lomba Tenis Meja

Nurcholis merupakan staf Departemen Kimia yang menekuni tenis meja sejak SMP. Ia menunjukan dedikasinya terhadap olahraga ini dengan berlatih secara konsisten dan menang di perlombaan Tenis Meja Dies Natalis FMIPA ke-69. Meskipun sempat mengalami ketidakteraturan dalam latihan, sejak 2015 ia kembali berkomitmen penuh dan aktif mengikuti berbagai turnamen, termasuk yang diselenggarakan oleh PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia) Bantul.

“Saya hanya mengandalkan latihan rutin yang dilakukan di rumah serta di klub lokalnya 3 kali seminggu. Saya aktif di PTM Sawang Sumber Agung dan latihan ini membantu mempersiapkan diri secara optimal untuk menghadapi berbagai turnamen,” papar Nurcholis.

Walaupun berada di grade D yang menandakan tingkat dasar, Nurcholis tetap berusaha keras meskipun belum pernah meraih juara di tingkat internasional. Ia juga berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapinya selama persiapan.

“Latihan malam hari yang biasa dilakukan tidak mengganggu rutinitasnya yang lain, termasuk jadwal kerja. Latihan yang dilakukan di PTM di malam hari memberi fleksibilitas yang diperlukan untuk mengimbangi berbagai aktivitas,” papar Nurcholis.

Ketika ditanya tentang tingkat kesulitan dalam perlombaan, Nurcholis memberikan penilaian 1 dari skala 1 hingga 10. Penilaian ini menunjukkan bahwa ia merasa cukup menguasai tantangan yang ada dalam perlombaan. Hal ini mengindikasikan rasa percaya diri dan keterampilannya di bidang tenis meja. Kegiatan ini turut mengimplementasikan SDGs poin 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera dengan mengadakan lomba tenis meja untuk tubuh yang lebih sehat untuk berolahraga.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Indara Nurwulandari
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa Fisika FMIPA Raih Juara 3 di Liga UKM Akademi Garudaku 2024

Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi meresmikan E-Sports atau olahraga elektronik sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada tahun lalu mengikuti jejak beberapa kampus di Indonesia. Dengan pengesahan tersebut, UGM dapat mengajukan tim sebagai perwakilan dalam berbagai kompetisi E-Sports, salah satunya yang diselenggarakan secara daring.

Tahun ini, kompetisi tersebut melibatkan 19 kampus di seluruh Indonesia. Jumlah yang lebih sedikit dibandingkan Liga Mahasiswa yang sebelumnya berhasil menjaring hingga 1.000 peserta. Kompetisi ini memiliki persyaratan khusus, yaitu kampus yang mengirimkan tim harus sudah meresmikan E-Sports sebagai UKM dan berkoalisi dengan Garudaku.

“Kesulitan selama persiapan itu karena saat itu sedang di luar negeri untuk magang. Aku harus bermain terpisah dari timku yang lain. Mereka bermain bersama secara offline. Tantangannya adalah perbedaan zona waktu yang membuat penyesuaian jadwal latihan,” papar Melvin Harits perwakilan mahasiswa Fisika dalam Tim E-Sports UGM.

Meski begitu, kesibukan masing-masing anggota tidak menghalangi semangat mereka untuk berlatih. Tim UGM telah merencanakan jadwal latihan bersama jauh hari sebelumnya, memanfaatkan waktu luang yang ada di antara kesibukan pribadi.

Perjalanan Melvin dalam dunia E-Sports dimulai sejak dini. Berawal dari bermain MOBA dari SD. Namun, baru mengenal dunia kompetisi sejak masuk UGM dan bergabung di komunitas E-Sports UGM yang saat itu belum resmi menjadi UKM. Kegiatan ini turut mengimplementasikan SDGs poin 9 yaitu Internet of things berupa pendukungan UGM terhadap memfasilitasi mahasiswanya dalam berkarya sekaligus merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang olahraga elektronik.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Instagram Akademi Garudaku
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mahasiswa FMIPA UGM Harumkan Nama Bangsa di Ajang Dunia dengan Prototipe Mobil Bertenaga Reaksi Kimia Tim Reactics UGM

Tim Reactics kembali mencuri perhatian di dunia inovasi teknologi setelah meraih pencapaian gemilang dalam kompetisi prototipe mobil bertenaga reaksi kimia. Tim Reactics memilih gas bertekanan sebagai sumber energinya yang dihasilkan melalui reaksi dekomposisi hidrogen peroksida (H₂O₂) menggunakan besi klorida (FeCl₃) sebagai katalis. Pemilihan sumber energi ini dianggap tepat karena mampu menghasilkan tenaga yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan lomba.

“Salah satu kriteria utama dalam perlombaan ini adalah ketepatan jarak tempuh. Tim diharuskan untuk mencapai jarak yang sudah ditentukan oleh panitia dengan tingkat kesalahan (error) seminimal mungkin. Tim kami berhasil membuat mobil prototipe melaju sejauh 21,02 meter,” papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim Reactics akan berlomba kembali di tingkat dunia pada 26 Oktober 2024 di San Diego, California. Kompetisi ini menjadi tantangan yang lebih besar, persiapan panjang telah dilakukan oleh tim, dimulai dari Maret hingga Agustus 2024. Tim mulai menyusun konsep mobil, menentukan mekanisme start dan stop, memilih jenis sensor yang sesuai, serta melakukan pengambilan data untuk optimasi performa.

“Sebagai perwakilan dari FMIPA, hal yang sulit selama persiapan bagiku saat persiapan lomba ini bersamaan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun, dengan menerapkan metode skala prioritas, mulai dari tugas yang urgent dan penting hingga yang tidak penting,” papar papar Ikhlasul Amal mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi perwakilam tim.

Tim kini bersiap untuk langkah berikutnya, membawa semangat kompetisi dan dedikasi tinggi ke panggung dunia. Tim Reactics turut mengimplementasikan SDGs poin 7 yaitu energi terjangkau dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen dan SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan menginovasikan reaksi dekomposisi hydrogen menjadi sumber energi mobil.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Tim Reactics UGM
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate