Search
Search
Search

Pengabdian

HMGF UGM Lakukan Sosialisasi Mitigasi Bencana Gempa Megathrust Bersama BMKG di Gunung Kidul

Himpunan Mahasiswa Geofisika UGM kembali menunjukkan komitmen dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggelar acara “Geofisika Mengabdi” di Pedukuhan Serut, Gunung Kidul. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang selalu dinanti-nanti, terutama dengan menghadirkan program menarik yang memupuk kebersamaan antara mahasiswa dan warga setempat.

Tahun ini, Geofisika Mengabdi mengusung tema Sosialisasi Mitigasi Gempa Megathrust Terhadap Wilayah Rawan Bencana dalam rangkaian Bina Desa. Mengundang narasumber dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kegiatan ini diharapkan mampu memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai cara menghadapi ancaman gempa bumi, terutama gempa megathrust, yang akhir-akhir ini menjadi topik hangat.

“Gunung Kidul letaknya memang jauh dari laut selatan, namun dampak megathrust  mungkin tetap terasa, namun tidak besar,” papar Budiarta selaku pembicara dalam acara Geofisika Mengabdi.

Budiarta turut menyoroti potensi bencana lain yang mungkin terjadi di wilayah ini, seperti longsor, yang bisa dipicu oleh gempa meskipun Pedukuhan Serut terletak di dataran tinggi. Masyarakat Pedukuhan Serut tampak antusias mengikuti sosialisasi ini, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait dampak gempa megathrust.

“Sosialisasi seperti ini cukup penting terutama untuk di desa-desa kecil yang rawan bencana. Selain memberikan ilmu, kegiatan ini juga bisa sebagai parenting masyarakat, seperti dengan mengajarkan masyarakat bagaimana bersikap dan bertindak saat gempa terjadi,” papar Budiarta.

Melalui kegiatan ini, masyarakat Padukuhan Serut bisa lebih siap dalam menghadapi potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi, serta turut mendukung pencapaian SDGs poin 11 yaitu manajemen bencana dengan mengangkat tema mitigasi bencana dan pemberdayaan untuk masyarakat Pedukuhan Serut Gunung Kidul  yang relevan dengan pengelolaan risiko bencana.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Panitia Bina Desa HMGF

Keyword: SDGS, BMKG, Kerja sama, SDGS 11: Manajemen Bencana

Read More

Cerita Dr. Chalis, Sosok Dosen Muda FMIPA UGM Berprestasi Sejak Bangku Sekolah dan Aktif Kegiatan Pengabdian

Berprestasi sejak bangku sekolah mengantarkan Dr. Chalis Setyadi, S.Si., M.Sc. yang akrab disapa Pak Chalis menjadi seorang dosen muda Fisika FMIPA UGM. Dengan membawa nama harum sekolah dan daerahnya, dirinya mampu bersaing di ajang nasional dalam kompetisi bergengsi yaitu Olimpiade Siswa Nasional di bidang Fisika. Pada saat ini, Dr. Chalis mengampu mata kuliah Fisika khususnya di bidang fisika partikel, teori medan kuantum, fisika dasar, dan elektromagnetika.

Dr. Chalis menyelesaikan studi sarjana dan pasca sarjana di Fisika UGM dan melanjutkan jenjang doktornya di Grooningen Belanda dengan fokus penelitian struktur internal proton. Usai menyelesaikan studi doktornya pada tahun 2003, dirinya langsung mendapatkan kesempatan mengajar sebagai dosen Fisika di FMIPA UGM.

“Intinya ingin tahu bagaimana dinamika partikel-partikel penyusun proton yang membentuk karakter atau bagaimana karakter proton bisa terbentuk serta dampaknya untuk teknologi masa depan. Energi proton yang terkuat di alam semesta yang potensinya bisa diekstrak di masa depan. Harapannya, untuk ilmu Fisika ke depan agar bisa berkontribusi lebih banyak untuk kemajuan fisika dan sains karena mereka mahasiswa sebetulnya mampu tapi terbatas dalam akses informasi terbaru,” papar Dr. Chalis.

Selain aktif mengajar, Dr. Chalis turut aktif dalam kegiatan pengabdian sebagai Ketua Yayasan Hikmah Teknosains atau Pesantren Fisika. Awalnya, Pesantren Fisika tersebut dimulai dari salah satu dosen senior Fisika FMIPA UGM yaitu Prof. Kamsul Abraha. Tujuan dari adanya pesantren tersebut adalah untuk pembinaan mahasiswa muslim Fisika dalam hal sains dan agama. Mahasiswa tersebut mendapatkan fasilitas tempat tinggal dan ilmu,

Sosok Dr. Chalis yang berprestasi dan aktif dalam kegiatan pengabdian menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang sains dan membuka akses pendidikan bagi mahasiswa melalui Pesantren Fisika.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswa Aktuaria FMIPA UGM dan Actuarial Student UiTM Malaysia Gelar Kegiatan Sosial Kebencanaan

Mahasiswa Aktuaria FMIPA UGM dan Actuarial Student UTiM Malaysia menyelenggarakan kegiatan sosial bersama melalui agenda Natural Cultural Visit and Community Volunteerism pada Kamis, 12 September 2024 di kawasan Merapi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Staff and Student Mobility Program yang berlangsung dari 9 – 13 September 2024 di FMIPA UGM. Terdapat 15 mahasiswa dan 8 dosen dari Universiti Teknologi Mara Malaysia.

“Ekskursi ini sangat berkaitan dengan dunia Ilmu Aktuaria. Mengapa demikian? Seperti yang kita ketahui, bagian riset aktuaria ada yang berfokus pada asuransi bencana. Oleh karena itu, pemilihan Merapi dapat menjadi alasan kuat untuk belajar bagaimana cara memitigasi risiko bencana baik itu menggunakan Ilmu Aktuaria ataupun pengetahuan terhadap gunung itu sendiri. Pada acara kali ini, kami juga mengajak teman-teman dari Geofisika untuk menjadi tour guide dan menjelaskan mengenai permasalahan gunung dan mitigasi risiko bencana,” papar Dio selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Aktuaria FMIPA UGM.

“Semoga acara senang-senang sambil belajar ini terus diadakan guna membangun chemistry yang baik antara beberapa pihak mulai dari dosen, mahasiswa, pihak eksternal dan segala pihak yang mungkin bisa terkait,” papar Dio.

Kegiatan FMIPA UGM bersama dengan UiTM dalam Staff and Student Mobility Program merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses pendidikan berkelanjutan bagi mahasiswa dan dosen kedua pihak serta peningkatan keterampilan bagi mahasiswa dan dosen baik FMIPA UGM atau UiTM. Kemudian, hal ini menjadi cerminan dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan 17 yaitu Kemitraan untu Mencapai tujuan melalui kerja sama di bidang inovasi dan penelitian khsuusnya di bidang Aktuaria khususnya di bidang manajemen risiko bencana.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media Himpunan Mahasiswa Aktuaria FMIPA UGM

Read More

Mahasiswa FMIPA Dorong Pengembangan Kota Berkelanjutan dengan Penanaman Mangrove di Pantai Baros

Kembali meriahkan acara perlombaan berbasis geoscience setelah 3 tahun tidak aktif, Geoscope acara yang dikembangkan oleh HMGF UGM dan SEG UGM SC kembali meramaikan kegiatannya dengan rangkaian acara preventif yang penuh makna. Pada Minggu tanggal 1 September 2024, Geoscope dibuka dengan penanaman mangrove di Pantai Baros. Para mahasiswa secara aktif terlibat dalam kegiatan ini, yang bertujuan melestarikan alam secara alami dan berkelanjutan.

“Tahun ini geoscope mengambil tema Integrated Geoscientist Solutions for Sustainable Urban Development, bercermin ke IKN dan pembangunan kota yang kurang sadar pada lingkungan. Tentunya sebagai geoscientist yang berhubungan langsung dengan bumi ingin mengurangi dampak negatif itu,” papar Nazwa Septhia, selaku ketua pelaksana Geoscope 2024.

Dengan mengambil bagian dalam aksi nyata pelestarian lingkungan, menunjukkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dalam konteks perkembangan teknologi dan urbanisasi yang pesat. Penanaman mangrove ini memiliki peran vital dalam menjaga kelestarian Pantai Baros dari ancaman abrasi.

Acara penanaman mangrove ini tidak hanya berfokus pada aksi tanam saja, tetapi juga melibatkan materi edukatif terkait jenis-jenis mangrove dan tutorial menanam. Peserta diajak untuk memahami pentingnya setiap jenis mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir.

“Harapannya, sebagai seorang geoscientist tak hanya berfokus pada eksplorasi atau eksploitasi oil and gas tetapi juga sustainable development sehingga melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan pelestarian lingkungan,” papar Nazwa Septhia.

Pantai Baros terletak di muara laguna di bagian Selatan. Penanaman mangrove menjadi langkah preventif untuk melindungi kawasan ini dari erosi pantai yang bisa berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Kegiatan ini turut mengimplementasikan SDGs poin 11 yaitu kota dan permukiman yang berkelanjutan dengan penanaman mangrove mencegah bencana abrasi di sekitar pantai, SDGs poin 14 yaitu ekosistem pesisir, dan SDGs poin 15 yaitu ekosistem dan perlindungan lingkungan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Panitia Geoscope
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Hari Anak Nasional, FMIPA UGM Ajak Refleksi Kehadiran Anak-Anak

Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. Dalam hal ini, FMIPA UGM melalui unggahan yang dibuat mengajak masyarakat untuk merefleksikan anak-anak yang ada di sekitar. Hari Anak Nasional adalah waktu yang tepat untuk merayakan keunikan setiap anak.

“Anak-anak bukanlah benda yang bisa dibentuk, tetapi adalah individu yang perlu dikembangkan.” – Jess Lair

Dalam hal ini, FMIPA UGM turut memberikan ruang tumbuh dan kreasi bagi anak-anak melalui berbagai kegiatan seperti kunjungan ke sekolah, menerima kunjungan ke kampus, dan KKN melalui mahasiswa dan dosen. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang pernah dilaksanakan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan anak khususnya di bidang pendidikan.

Potret di atas adalah saat KKN yang dilakukan di Rinjani oleh mahasiswa FMIPA UGM mengenai percobaan sains gunung api. Konteks pendidikan didapat karena lokasi tempat tinggal anak-anak dekat dengan kawasan gunung api aktif yang memiliki fenomena dan risiko gunung Meletus.

Potret di atas adalah kegiatan ekspersimen di laboratorium Fisika FMIPA UGM oleh rombongan pelajar sekolah dasar. Kegiatan dilakukan untuk mengenalkan dunia sains dan meningkatkan keterampilan anak-anak di bidang sains.

Penyediaan akses ruang dan kesempatan pendidikan dari FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan yang diberikan kepada anak-anak untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan khususnya di bidang sains. Selain itu, refelksi di Hari Anak Nasional ini diharapkan menjadi moment apt untuk memahami anak-anak di sekitar kita.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM
Foto: Tim KKN Rinjani dan Tim Media Fisika FMIPA UGM

Read More

Tim PKM-PI UGM Ciptakan EcoBlend Untuk Tingkatkan Kesuburan Tanah dan Irigasi di Kulon Progo

Kesuburan tanah dan kesulitan penerapan irigasi di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta masih menjadi hal prihatin yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah Yogyakarta. Selain itu,  kendala lainnya adalah terkait pasokan listrik sehingga kebutuhan air di Kulon Progo kurang tercukupi. Melalui program Kreativitas Mahasiswa, Tim PKM-PI Universitas Gadjah Mada mengangkat tema dan penelitian ‘Eco Blend’ untuk memberikan solusi terhadap kesuburan tanah dan imigrasi di Kulon Progo

“Tim kami mencoba membuat fertilizer dengan mencampurkan pupuk organik cair dari ember tumpuk dan photosynthetic bacteria agar dapat memperbaiki kesuburan tanah disana. Dan fertilizer cair ini kami aplikasikan menggunakan alat irigasi otomatis bertenaga surya, mengingat adanya kendala pasokan listrik.” Ujar Fransisco Yamonaha selaku Ketua Tim dari PKM-PI Eco Blend, dalam wawancara daring, Rabu (17/7).

Dengan bimbingan dari Angga Prasetya, S.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing dan tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Statistika, Ilmu Tanah, dan Perikanan, tim berkolaborasi untuk menciptakan ‘EcoBlend’ dengan harapan dapat diterapkan secara luas untuk memperbaiki kesuburan tanah dan penerapan irigasi di daerah Kulon Progo.

Pengairan atau irigasi di suatu lahan bisa diterapkan melalui teknologi, Tim PKM-PI UGM ‘Eco Blend’ bersama bantuan teknisi. Tim PKM-PI Eco Blend mencoba membuat serangkaian alat agar pengairan bisa berjalan secara otomatis.

“Kami merakit ini bersama teknisi dengan cara sederhana yaitu untuk mengairi air dari drum diperlukan pompa, pompa mendapatkan energi dari panel surya. Untuk aliran energi dari panel surya ke pompa diatur di dalam panel box yang didalamnya dipasangkan timer digital sehingga pada jam 08.00 dan 16.00 WIB pompa akan menyala mengairi lahan.” ujar Fransisco Yamonaha.

Penerapan yang Tim PKM-PI ‘Eco Blend’ lakukan berawal dari meriset sifat tanah dari segi fisika, kimia, dan biologinya. Dengan ini, profit KWT bisa semakin meningkat jangka panjangnya. Dalam penerapan inovasi ini petani dapat membuat sendiri. Namun, Tim PKM-PI berharap petani-petani sekitar KWT Sumber Rejeki bisa terinspirasi dan mau mencoba menerapkan di lahan pertanian para petani.

Sebagian besar penduduk di Kulon Progo bekerja sebagai petani sehingga ‘Eco Blend’ bisa diperkaya dengan inovasi fertilizer yang baru. Tim PKM-PI UGM ‘Eco Blend’ juga berharap Eco Blend bisa dikenal dan diterapkan oleh masyarakat lebih luas lagi tidak hanya di sekitar KWT Sumber Rejeki saja karena Eco Blend adalah salah satu wujud nyata dari upaya mendukung pertanian yang berkelanjutan.

Riset ini menggabungkan pupuk organik dan teknologi irigasi otomatis berbasis energi surya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi kendala pasokan Listrik sehingga dapat memberikan dampak positif bagi petani di wilayah tersebut dengan mendorong pertanian yang lebih berkelanjutan. Penelitian oleh Tim PKM-PI EcoBlend ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 4 yaitu Pendidikan berkualitas berupa FMIPA UGM membantu pendanaan tim PKM-PI untuk merealisasikan inovasi terbaru hasil mahasiswa, SDGs poin 6 Air yang dapat diakses dari hasil penelitian dan riset Tim PKM-PI EcoBlend SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan tujuan penciptaan alat ‘Eco Blend’.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMPI EcoBlend
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inovasi TIM PKM-K UGM Ciptakan Aromatic Book Sebagai Metode Belajar Memory Calling dan Anti Stres

Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) merupakan salah satu bidang PKM yang mendorong kreativitas mahasiswa untuk menciptakan ide kreatif produk berupa barang ataupun jasa. Melalui program ini, 5 mahasiswa Universitas Gadjah Mada yakni Chiara Aura Fajrin (S1-Kimia angkatan 2022), Afiandina Sukma (S1-Kimia angkatan 2022), Ulfah Zain Latifah (S1-Kimia angkatan 2022), Elgita Kisti Cahyani (S1-Statistika angkatan 2022), dan Riyani Ayu Lestari (S1-Farmasi angkatan 2022) menciptakan inovasi produk berupa Aromatic Book (Arobook) yang dapat merangsang ingatan dan memberikan efek anti stres bagi pelajar.

Aromatic Book sendiri merupakan alat pembelajaran yang efektif untuk membantu pelajar dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan mempertahankan materi pembelajaran yang mereka dapatkan,” ujar Riyani dalam wawancara di Kampus UGM, Minggu (7/7).

Riyani mewakili tim menjelaskan bahwa inovasi mereka dilatarbelakangi oleh keluhan para pelajar yang dituntut untuk memahami dan menghafalkan berbagai materi pelajaran dalam waktu yang singkat. Berangkat dari hal tersebut, mereka terpacu untuk melakukan penelitian dan menciptakan Aromatic Book yang dirancang untuk memunculkan efek memory calling yang dapat mengubah ingatan jangka pendek (short-term memory) menjadi ingatan jangka panjang (long-term memory), serta mengurangi stres saat belajar. Aromatik yang dihasilkan berasal dari essential oil lavender dan lemon kering yang kemudian diintegrasikan ke dalam kertas-kertas yang disusun. Aroma tersebut akan memicu gelombang theta yang berperan besar dalam fungsi memori otak.

Afiandina menambahkan produk yang mereka hasilkan tak hanya membantu proses belajar melalui memory calling, tetapi juga menjadi metode belajar baru karena buku tersebut dilengkapi dengan teknik Cornell di setiap halamannya. Teknik Cornell didesain dalam bentuk sketsa khusus untuk memudahkan pelajar dalam proses pembelajaran seperti merangkum materi.

Menariknya, buku ini tidak hanya disusun oleh kertas biasa, tetapi juga terdiri atas kertas yang dihasilkan dari daur ulang kulit jagung. Meskipun sempat mengalami kesulitan dalam mengolah limbah tersebut menjadi kertas yang bermanfaat, tim ini telah berhasil mencetak beberapa buku yang didesain dalam bentuk hardcover. Bahkan, saat ini progres pengembangan produk telah sampai pada proses pemasaran pre-order yang dijual dengan harga sebesar Rp25.000,00 dengan dua varian aroma yakni lavender dan lemon.

Melalui pengembangan inovasi ini, mereka telah berperan mendorong peningkatan kualitas belajar siswa, sekaligus mengurangi limbah kulit jagung dan mendorong peluang usaha baru bagi para pedagang maupun petani jagung. Hal ini selaras dengan dengan SDGs poin 4 (Pendidikan Berkualitas) yaitu pendidikan untuk berkelanjutan, poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) terkait kreativitas dan inovasi, serta poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) yaitu kewirausahaan dan teknologi ramah lingkungan.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Tim PKM-K Aroobook
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Tim PKM – KC Ciptakan ‘Aether’ Solusi Atasi Polusi Udara Industri

Dampak negatif industri makin terasa terhadap lingkungan dengan penunjukan angka peningkatan polusi udara di Indonesia termasuk di Kota Yogyakarta. Pada data tersebut angka polusi udara melebihi pedoman batas WHO, dengan indeks peningkatan polusi Yogyakarta berada di 23 μg/m3 hingga 36 μg/m3.

Dari permasalahan di atas, tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada memberikan solusi berupa penciptaan alat ‘Aether’. Aether merupakan hasil riset dan inovasi untuk mengatasi polusi udara industri yang dampak negatifnya dapat merusak kesehatan dan lingkungan.

“Tim kami sudah melakukan pengujian dan pengembangan prototype Aether dari 4 bulan terakhir. Uji coba ini dilakukan di Laboratorium Desain dan Pengembangan Produk DTMI UGM, Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA UGM, dan TPS3R Grahakara Grafika Fakultas Teknik UGM,” terang Dzaky, selaku perwakilan dari Tim PKM-KC Smart Filter Industri pada wawancara daring, Senin (8/7).

Dr. Eng. Ir. Herianto, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng. Sebagai dosen pembimbing menjadi pembimbing tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Elektronika dan Instrumentasi, Teknik Industri, Kimia, dan Sekolah Vokasi Teknik Rekayasa Perangkat Lunak. Tim berkolaborasi untuk menciptakan alat ‘Aether’ dengan harapan alat ini dapat diterapkan secara luas di berbagai industri secara efektif mengurangi polusi udara, meningkatkan kualitas udara, dan membantu mencapai standar lingkungan yang lebih tinggi.

Dari alat ‘Aether’ ini juga bisa membuka peluang budidaya tanaman Jatropha Multifida Linn yang bisa digunakan sebagai media utama pada adsorben Aether. Mereka berharap inkubasi program yang mereka buat dapat disebarkan lebih luas dengan monitoring dari Tim PKM-KC Smart Filter Industri. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian bahan yang digunakan pada alat ‘Aether’ ini yang dilihat dari jenis gas buang utama dari cerobong industri serta suhu kerja sehingga dapat bekerja secara optimal dalam menjalankan fungsinya.

“Untuk saat ini tim kami hanya menjual produk saja. Walaupun nanti kami ada rencana untuk memperjual belikan alatnya dengan syarat hak cipta masih tetap di bawah naungan tim kami,” ujar Dzaky, selaku perwakilan dari Tim PKM-KC Smart Filter Industri pada wawancara online, Senin (8/7).

Dengan penggunaan teknologi IoT dan AI, ‘Aether’ diharapkan dapat memberikan pemantauan yang real-time, peringatan dini, pemeliharaan yang lebih efisien, serta peluang komersialisasi dan penerapan secara luas di sektor industri sehingga mampu menurunkan emisi gas rumah kaca dengan memfilter gas buang pada cerobong asap. Penelitian oleh Tim PKM-KC Smart Filter Industri ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 7 yaitu Energi Bersih dan Berkelanjutan dengan tujuan pembuatan alat ‘Aether’ untuk mengatasi polusi udara industri.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMKC Smart Filter Industri
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

HMGF UGM Lakukan Sosialisasi Mitigasi Bencana Gempa Megathrust Bersama BMKG di Gunung Kidul

Himpunan Mahasiswa Geofisika UGM kembali menunjukkan komitmen dalam kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggelar acara “Geofisika Mengabdi” di Pedukuhan Serut, Gunung Kidul. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang selalu dinanti-nanti, terutama dengan menghadirkan program menarik yang memupuk kebersamaan antara mahasiswa dan warga setempat.

Tahun ini, Geofisika Mengabdi mengusung tema Sosialisasi Mitigasi Gempa Megathrust Terhadap Wilayah Rawan Bencana dalam rangkaian Bina Desa. Mengundang narasumber dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kegiatan ini diharapkan mampu memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai cara menghadapi ancaman gempa bumi, terutama gempa megathrust, yang akhir-akhir ini menjadi topik hangat.

“Gunung Kidul letaknya memang jauh dari laut selatan, namun dampak megathrust  mungkin tetap terasa, namun tidak besar,” papar Budiarta selaku pembicara dalam acara Geofisika Mengabdi.

Budiarta turut menyoroti potensi bencana lain yang mungkin terjadi di wilayah ini, seperti longsor, yang bisa dipicu oleh gempa meskipun Pedukuhan Serut terletak di dataran tinggi. Masyarakat Pedukuhan Serut tampak antusias mengikuti sosialisasi ini, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan terkait dampak gempa megathrust.

“Sosialisasi seperti ini cukup penting terutama untuk di desa-desa kecil yang rawan bencana. Selain memberikan ilmu, kegiatan ini juga bisa sebagai parenting masyarakat, seperti dengan mengajarkan masyarakat bagaimana bersikap dan bertindak saat gempa terjadi,” papar Budiarta.

Melalui kegiatan ini, masyarakat Padukuhan Serut bisa lebih siap dalam menghadapi potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi, serta turut mendukung pencapaian SDGs poin 11 yaitu manajemen bencana dengan mengangkat tema mitigasi bencana dan pemberdayaan untuk masyarakat Pedukuhan Serut Gunung Kidul  yang relevan dengan pengelolaan risiko bencana.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Panitia Bina Desa HMGF

Keyword: SDGS, BMKG, Kerja sama, SDGS 11: Manajemen Bencana

Read More

Cerita Dr. Chalis, Sosok Dosen Muda FMIPA UGM Berprestasi Sejak Bangku Sekolah dan Aktif Kegiatan Pengabdian

Berprestasi sejak bangku sekolah mengantarkan Dr. Chalis Setyadi, S.Si., M.Sc. yang akrab disapa Pak Chalis menjadi seorang dosen muda Fisika FMIPA UGM. Dengan membawa nama harum sekolah dan daerahnya, dirinya mampu bersaing di ajang nasional dalam kompetisi bergengsi yaitu Olimpiade Siswa Nasional di bidang Fisika. Pada saat ini, Dr. Chalis mengampu mata kuliah Fisika khususnya di bidang fisika partikel, teori medan kuantum, fisika dasar, dan elektromagnetika.

Dr. Chalis menyelesaikan studi sarjana dan pasca sarjana di Fisika UGM dan melanjutkan jenjang doktornya di Grooningen Belanda dengan fokus penelitian struktur internal proton. Usai menyelesaikan studi doktornya pada tahun 2003, dirinya langsung mendapatkan kesempatan mengajar sebagai dosen Fisika di FMIPA UGM.

“Intinya ingin tahu bagaimana dinamika partikel-partikel penyusun proton yang membentuk karakter atau bagaimana karakter proton bisa terbentuk serta dampaknya untuk teknologi masa depan. Energi proton yang terkuat di alam semesta yang potensinya bisa diekstrak di masa depan. Harapannya, untuk ilmu Fisika ke depan agar bisa berkontribusi lebih banyak untuk kemajuan fisika dan sains karena mereka mahasiswa sebetulnya mampu tapi terbatas dalam akses informasi terbaru,” papar Dr. Chalis.

Selain aktif mengajar, Dr. Chalis turut aktif dalam kegiatan pengabdian sebagai Ketua Yayasan Hikmah Teknosains atau Pesantren Fisika. Awalnya, Pesantren Fisika tersebut dimulai dari salah satu dosen senior Fisika FMIPA UGM yaitu Prof. Kamsul Abraha. Tujuan dari adanya pesantren tersebut adalah untuk pembinaan mahasiswa muslim Fisika dalam hal sains dan agama. Mahasiswa tersebut mendapatkan fasilitas tempat tinggal dan ilmu,

Sosok Dr. Chalis yang berprestasi dan aktif dalam kegiatan pengabdian menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa di bidang sains dan membuka akses pendidikan bagi mahasiswa melalui Pesantren Fisika.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Mahasiswa Aktuaria FMIPA UGM dan Actuarial Student UiTM Malaysia Gelar Kegiatan Sosial Kebencanaan

Mahasiswa Aktuaria FMIPA UGM dan Actuarial Student UTiM Malaysia menyelenggarakan kegiatan sosial bersama melalui agenda Natural Cultural Visit and Community Volunteerism pada Kamis, 12 September 2024 di kawasan Merapi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Staff and Student Mobility Program yang berlangsung dari 9 – 13 September 2024 di FMIPA UGM. Terdapat 15 mahasiswa dan 8 dosen dari Universiti Teknologi Mara Malaysia.

“Ekskursi ini sangat berkaitan dengan dunia Ilmu Aktuaria. Mengapa demikian? Seperti yang kita ketahui, bagian riset aktuaria ada yang berfokus pada asuransi bencana. Oleh karena itu, pemilihan Merapi dapat menjadi alasan kuat untuk belajar bagaimana cara memitigasi risiko bencana baik itu menggunakan Ilmu Aktuaria ataupun pengetahuan terhadap gunung itu sendiri. Pada acara kali ini, kami juga mengajak teman-teman dari Geofisika untuk menjadi tour guide dan menjelaskan mengenai permasalahan gunung dan mitigasi risiko bencana,” papar Dio selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Aktuaria FMIPA UGM.

“Semoga acara senang-senang sambil belajar ini terus diadakan guna membangun chemistry yang baik antara beberapa pihak mulai dari dosen, mahasiswa, pihak eksternal dan segala pihak yang mungkin bisa terkait,” papar Dio.

Kegiatan FMIPA UGM bersama dengan UiTM dalam Staff and Student Mobility Program merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses pendidikan berkelanjutan bagi mahasiswa dan dosen kedua pihak serta peningkatan keterampilan bagi mahasiswa dan dosen baik FMIPA UGM atau UiTM. Kemudian, hal ini menjadi cerminan dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan 17 yaitu Kemitraan untu Mencapai tujuan melalui kerja sama di bidang inovasi dan penelitian khsuusnya di bidang Aktuaria khususnya di bidang manajemen risiko bencana.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media Himpunan Mahasiswa Aktuaria FMIPA UGM

Read More

Mahasiswa FMIPA Dorong Pengembangan Kota Berkelanjutan dengan Penanaman Mangrove di Pantai Baros

Kembali meriahkan acara perlombaan berbasis geoscience setelah 3 tahun tidak aktif, Geoscope acara yang dikembangkan oleh HMGF UGM dan SEG UGM SC kembali meramaikan kegiatannya dengan rangkaian acara preventif yang penuh makna. Pada Minggu tanggal 1 September 2024, Geoscope dibuka dengan penanaman mangrove di Pantai Baros. Para mahasiswa secara aktif terlibat dalam kegiatan ini, yang bertujuan melestarikan alam secara alami dan berkelanjutan.

“Tahun ini geoscope mengambil tema Integrated Geoscientist Solutions for Sustainable Urban Development, bercermin ke IKN dan pembangunan kota yang kurang sadar pada lingkungan. Tentunya sebagai geoscientist yang berhubungan langsung dengan bumi ingin mengurangi dampak negatif itu,” papar Nazwa Septhia, selaku ketua pelaksana Geoscope 2024.

Dengan mengambil bagian dalam aksi nyata pelestarian lingkungan, menunjukkan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dalam konteks perkembangan teknologi dan urbanisasi yang pesat. Penanaman mangrove ini memiliki peran vital dalam menjaga kelestarian Pantai Baros dari ancaman abrasi.

Acara penanaman mangrove ini tidak hanya berfokus pada aksi tanam saja, tetapi juga melibatkan materi edukatif terkait jenis-jenis mangrove dan tutorial menanam. Peserta diajak untuk memahami pentingnya setiap jenis mangrove dalam menjaga ekosistem pesisir.

“Harapannya, sebagai seorang geoscientist tak hanya berfokus pada eksplorasi atau eksploitasi oil and gas tetapi juga sustainable development sehingga melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan pelestarian lingkungan,” papar Nazwa Septhia.

Pantai Baros terletak di muara laguna di bagian Selatan. Penanaman mangrove menjadi langkah preventif untuk melindungi kawasan ini dari erosi pantai yang bisa berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Kegiatan ini turut mengimplementasikan SDGs poin 11 yaitu kota dan permukiman yang berkelanjutan dengan penanaman mangrove mencegah bencana abrasi di sekitar pantai, SDGs poin 14 yaitu ekosistem pesisir, dan SDGs poin 15 yaitu ekosistem dan perlindungan lingkungan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Panitia Geoscope
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Hari Anak Nasional, FMIPA UGM Ajak Refleksi Kehadiran Anak-Anak

Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli. Dalam hal ini, FMIPA UGM melalui unggahan yang dibuat mengajak masyarakat untuk merefleksikan anak-anak yang ada di sekitar. Hari Anak Nasional adalah waktu yang tepat untuk merayakan keunikan setiap anak.

“Anak-anak bukanlah benda yang bisa dibentuk, tetapi adalah individu yang perlu dikembangkan.” – Jess Lair

Dalam hal ini, FMIPA UGM turut memberikan ruang tumbuh dan kreasi bagi anak-anak melalui berbagai kegiatan seperti kunjungan ke sekolah, menerima kunjungan ke kampus, dan KKN melalui mahasiswa dan dosen. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang pernah dilaksanakan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan anak khususnya di bidang pendidikan.

Potret di atas adalah saat KKN yang dilakukan di Rinjani oleh mahasiswa FMIPA UGM mengenai percobaan sains gunung api. Konteks pendidikan didapat karena lokasi tempat tinggal anak-anak dekat dengan kawasan gunung api aktif yang memiliki fenomena dan risiko gunung Meletus.

Potret di atas adalah kegiatan ekspersimen di laboratorium Fisika FMIPA UGM oleh rombongan pelajar sekolah dasar. Kegiatan dilakukan untuk mengenalkan dunia sains dan meningkatkan keterampilan anak-anak di bidang sains.

Penyediaan akses ruang dan kesempatan pendidikan dari FMIPA UGM menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan yang diberikan kepada anak-anak untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan khususnya di bidang sains. Selain itu, refelksi di Hari Anak Nasional ini diharapkan menjadi moment apt untuk memahami anak-anak di sekitar kita.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM
Foto: Tim KKN Rinjani dan Tim Media Fisika FMIPA UGM

Read More

Tim PKM-PI UGM Ciptakan EcoBlend Untuk Tingkatkan Kesuburan Tanah dan Irigasi di Kulon Progo

Kesuburan tanah dan kesulitan penerapan irigasi di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta masih menjadi hal prihatin yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah Yogyakarta. Selain itu,  kendala lainnya adalah terkait pasokan listrik sehingga kebutuhan air di Kulon Progo kurang tercukupi. Melalui program Kreativitas Mahasiswa, Tim PKM-PI Universitas Gadjah Mada mengangkat tema dan penelitian ‘Eco Blend’ untuk memberikan solusi terhadap kesuburan tanah dan imigrasi di Kulon Progo

“Tim kami mencoba membuat fertilizer dengan mencampurkan pupuk organik cair dari ember tumpuk dan photosynthetic bacteria agar dapat memperbaiki kesuburan tanah disana. Dan fertilizer cair ini kami aplikasikan menggunakan alat irigasi otomatis bertenaga surya, mengingat adanya kendala pasokan listrik.” Ujar Fransisco Yamonaha selaku Ketua Tim dari PKM-PI Eco Blend, dalam wawancara daring, Rabu (17/7).

Dengan bimbingan dari Angga Prasetya, S.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing dan tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Statistika, Ilmu Tanah, dan Perikanan, tim berkolaborasi untuk menciptakan ‘EcoBlend’ dengan harapan dapat diterapkan secara luas untuk memperbaiki kesuburan tanah dan penerapan irigasi di daerah Kulon Progo.

Pengairan atau irigasi di suatu lahan bisa diterapkan melalui teknologi, Tim PKM-PI UGM ‘Eco Blend’ bersama bantuan teknisi. Tim PKM-PI Eco Blend mencoba membuat serangkaian alat agar pengairan bisa berjalan secara otomatis.

“Kami merakit ini bersama teknisi dengan cara sederhana yaitu untuk mengairi air dari drum diperlukan pompa, pompa mendapatkan energi dari panel surya. Untuk aliran energi dari panel surya ke pompa diatur di dalam panel box yang didalamnya dipasangkan timer digital sehingga pada jam 08.00 dan 16.00 WIB pompa akan menyala mengairi lahan.” ujar Fransisco Yamonaha.

Penerapan yang Tim PKM-PI ‘Eco Blend’ lakukan berawal dari meriset sifat tanah dari segi fisika, kimia, dan biologinya. Dengan ini, profit KWT bisa semakin meningkat jangka panjangnya. Dalam penerapan inovasi ini petani dapat membuat sendiri. Namun, Tim PKM-PI berharap petani-petani sekitar KWT Sumber Rejeki bisa terinspirasi dan mau mencoba menerapkan di lahan pertanian para petani.

Sebagian besar penduduk di Kulon Progo bekerja sebagai petani sehingga ‘Eco Blend’ bisa diperkaya dengan inovasi fertilizer yang baru. Tim PKM-PI UGM ‘Eco Blend’ juga berharap Eco Blend bisa dikenal dan diterapkan oleh masyarakat lebih luas lagi tidak hanya di sekitar KWT Sumber Rejeki saja karena Eco Blend adalah salah satu wujud nyata dari upaya mendukung pertanian yang berkelanjutan.

Riset ini menggabungkan pupuk organik dan teknologi irigasi otomatis berbasis energi surya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi kendala pasokan Listrik sehingga dapat memberikan dampak positif bagi petani di wilayah tersebut dengan mendorong pertanian yang lebih berkelanjutan. Penelitian oleh Tim PKM-PI EcoBlend ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 4 yaitu Pendidikan berkualitas berupa FMIPA UGM membantu pendanaan tim PKM-PI untuk merealisasikan inovasi terbaru hasil mahasiswa, SDGs poin 6 Air yang dapat diakses dari hasil penelitian dan riset Tim PKM-PI EcoBlend SDGs poin 9 yaitu inovasi dengan tujuan penciptaan alat ‘Eco Blend’.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMPI EcoBlend
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inovasi TIM PKM-K UGM Ciptakan Aromatic Book Sebagai Metode Belajar Memory Calling dan Anti Stres

Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) merupakan salah satu bidang PKM yang mendorong kreativitas mahasiswa untuk menciptakan ide kreatif produk berupa barang ataupun jasa. Melalui program ini, 5 mahasiswa Universitas Gadjah Mada yakni Chiara Aura Fajrin (S1-Kimia angkatan 2022), Afiandina Sukma (S1-Kimia angkatan 2022), Ulfah Zain Latifah (S1-Kimia angkatan 2022), Elgita Kisti Cahyani (S1-Statistika angkatan 2022), dan Riyani Ayu Lestari (S1-Farmasi angkatan 2022) menciptakan inovasi produk berupa Aromatic Book (Arobook) yang dapat merangsang ingatan dan memberikan efek anti stres bagi pelajar.

Aromatic Book sendiri merupakan alat pembelajaran yang efektif untuk membantu pelajar dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan mempertahankan materi pembelajaran yang mereka dapatkan,” ujar Riyani dalam wawancara di Kampus UGM, Minggu (7/7).

Riyani mewakili tim menjelaskan bahwa inovasi mereka dilatarbelakangi oleh keluhan para pelajar yang dituntut untuk memahami dan menghafalkan berbagai materi pelajaran dalam waktu yang singkat. Berangkat dari hal tersebut, mereka terpacu untuk melakukan penelitian dan menciptakan Aromatic Book yang dirancang untuk memunculkan efek memory calling yang dapat mengubah ingatan jangka pendek (short-term memory) menjadi ingatan jangka panjang (long-term memory), serta mengurangi stres saat belajar. Aromatik yang dihasilkan berasal dari essential oil lavender dan lemon kering yang kemudian diintegrasikan ke dalam kertas-kertas yang disusun. Aroma tersebut akan memicu gelombang theta yang berperan besar dalam fungsi memori otak.

Afiandina menambahkan produk yang mereka hasilkan tak hanya membantu proses belajar melalui memory calling, tetapi juga menjadi metode belajar baru karena buku tersebut dilengkapi dengan teknik Cornell di setiap halamannya. Teknik Cornell didesain dalam bentuk sketsa khusus untuk memudahkan pelajar dalam proses pembelajaran seperti merangkum materi.

Menariknya, buku ini tidak hanya disusun oleh kertas biasa, tetapi juga terdiri atas kertas yang dihasilkan dari daur ulang kulit jagung. Meskipun sempat mengalami kesulitan dalam mengolah limbah tersebut menjadi kertas yang bermanfaat, tim ini telah berhasil mencetak beberapa buku yang didesain dalam bentuk hardcover. Bahkan, saat ini progres pengembangan produk telah sampai pada proses pemasaran pre-order yang dijual dengan harga sebesar Rp25.000,00 dengan dua varian aroma yakni lavender dan lemon.

Melalui pengembangan inovasi ini, mereka telah berperan mendorong peningkatan kualitas belajar siswa, sekaligus mengurangi limbah kulit jagung dan mendorong peluang usaha baru bagi para pedagang maupun petani jagung. Hal ini selaras dengan dengan SDGs poin 4 (Pendidikan Berkualitas) yaitu pendidikan untuk berkelanjutan, poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) terkait kreativitas dan inovasi, serta poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) yaitu kewirausahaan dan teknologi ramah lingkungan.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Tim PKM-K Aroobook
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Tim PKM – KC Ciptakan ‘Aether’ Solusi Atasi Polusi Udara Industri

Dampak negatif industri makin terasa terhadap lingkungan dengan penunjukan angka peningkatan polusi udara di Indonesia termasuk di Kota Yogyakarta. Pada data tersebut angka polusi udara melebihi pedoman batas WHO, dengan indeks peningkatan polusi Yogyakarta berada di 23 μg/m3 hingga 36 μg/m3.

Dari permasalahan di atas, tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada memberikan solusi berupa penciptaan alat ‘Aether’. Aether merupakan hasil riset dan inovasi untuk mengatasi polusi udara industri yang dampak negatifnya dapat merusak kesehatan dan lingkungan.

“Tim kami sudah melakukan pengujian dan pengembangan prototype Aether dari 4 bulan terakhir. Uji coba ini dilakukan di Laboratorium Desain dan Pengembangan Produk DTMI UGM, Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA UGM, dan TPS3R Grahakara Grafika Fakultas Teknik UGM,” terang Dzaky, selaku perwakilan dari Tim PKM-KC Smart Filter Industri pada wawancara daring, Senin (8/7).

Dr. Eng. Ir. Herianto, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng. Sebagai dosen pembimbing menjadi pembimbing tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Elektronika dan Instrumentasi, Teknik Industri, Kimia, dan Sekolah Vokasi Teknik Rekayasa Perangkat Lunak. Tim berkolaborasi untuk menciptakan alat ‘Aether’ dengan harapan alat ini dapat diterapkan secara luas di berbagai industri secara efektif mengurangi polusi udara, meningkatkan kualitas udara, dan membantu mencapai standar lingkungan yang lebih tinggi.

Dari alat ‘Aether’ ini juga bisa membuka peluang budidaya tanaman Jatropha Multifida Linn yang bisa digunakan sebagai media utama pada adsorben Aether. Mereka berharap inkubasi program yang mereka buat dapat disebarkan lebih luas dengan monitoring dari Tim PKM-KC Smart Filter Industri. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian bahan yang digunakan pada alat ‘Aether’ ini yang dilihat dari jenis gas buang utama dari cerobong industri serta suhu kerja sehingga dapat bekerja secara optimal dalam menjalankan fungsinya.

“Untuk saat ini tim kami hanya menjual produk saja. Walaupun nanti kami ada rencana untuk memperjual belikan alatnya dengan syarat hak cipta masih tetap di bawah naungan tim kami,” ujar Dzaky, selaku perwakilan dari Tim PKM-KC Smart Filter Industri pada wawancara online, Senin (8/7).

Dengan penggunaan teknologi IoT dan AI, ‘Aether’ diharapkan dapat memberikan pemantauan yang real-time, peringatan dini, pemeliharaan yang lebih efisien, serta peluang komersialisasi dan penerapan secara luas di sektor industri sehingga mampu menurunkan emisi gas rumah kaca dengan memfilter gas buang pada cerobong asap. Penelitian oleh Tim PKM-KC Smart Filter Industri ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 7 yaitu Energi Bersih dan Berkelanjutan dengan tujuan pembuatan alat ‘Aether’ untuk mengatasi polusi udara industri.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMKC Smart Filter Industri
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate