Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Agustus 19, 2025

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia FMIPA UGM, Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si Soroti Potensi Sumber Daya Alam Hayati Indonesia sebagai Bahan Baku Obat

Indonesia sebagai negara dengan kekayaan megabiodiversitas dunia ironisnya masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat. Isu krusial ini diangkat oleh Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si., dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Bahan Alam Tumbuhan Tropis dan Pengembangan Senyawa Obat Baru di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa, 12 Agustus 2025.  Dalam pidatonya yang berjudul “Pengembangan Senyawa Aktif Bahan Alam sebagai Sumber Bahan Baku Obat Masa Depan,” Prof. Winarto menyoroti potensi luar biasa yang tersimpan dalam sumber daya alam hayati Indonesia untuk dijadikan bahan baku obat.

Menurutnya, ketergantungan pada produk impor merupakan sebuah ironi yang harus segera diatasi. “Dengan potensi alam yang sangat besar, perlu dilakukan eksplorasi senyawa aktif melalui penelitian dalam bidang Kimia bahan alam,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa riset untuk menemukan senyawa aktif dari bahan alam merupakan fondasi strategis untuk mewujudkan kemandirian farmasi di masa depan. Upaya ini, menurutnya, sejalan dengan salah satu topik riset unggulan (flagship) di UGM, yaitu Kemandirian Bahan Baku Obat dan Alat Kesehatan. Lebih lanjut, Prof. Winarto menyatakan bahwa pengembangan bahan baku obat dari sumber daya lokal tidak hanya akan mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 3, yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

“Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menyatukan semua potensi, mulai dari keanekaragaman hayati, pengetahuan tradisional, hingga sumber daya peneliti yang terus berkembang, dalam satu visi kemandirian inovasi berbasis senyawa aktif dari bahan alam Indonesia,” ujarnya.

Melalui risetnya, Prof. Winarto telah mengkaji berbagai potensi, mulai dari senyawa antikanker pada tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus), antibiotik dari turunan eritromisin, hingga senyawa bioaktif dari spons laut yang berpotensi sebagai obat malaria. Kontribusi dan dedikasinya menegaskan kembali peran sentral akademisi sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia Analitik FMIPA UGM, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si Tawarkan Inovasi Ubah Limbah Industri Jadi Solusi Atasi Polusi

Pada 12 Agustus 2025, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang kimia analitik di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam upacara pengukuhan, Prof. Nurul memaparkan gagasan inovatif mengenai pemanfaatan limbah padat industri sebagai solusi strategis untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Melalui pidato pengukuhan berjudul “Modifikasi Limbah Padat Industri untuk Menangani Polutan Kimia Logam Berat Berbahaya dan Zat Warna,” ia menjelaskan bagaimana limbah yang melimpah dapat diubah menjadi material bernilai tinggi.

Menurutnya, limbah padat industri seperti slag nikel, abu dasar, abu layang batubara, dan slag baja, yang sering kali menjadi masalah lingkungan, memiliki potensi besar. Dengan sedikit pengolahan atau modifikasi, limbah ini dapat diubah menjadi bahan adsorben (penyerap) berbiaya rendah untuk menyerap polutan berbahaya seperti logam berat dan zat warna di perairan.

“Inovasi pemanfaatan kembali limbah melalui modifikasi untuk remediasi pencemar logam berat dan zat warna dapat menjadi solusi strategis dalam mencapai keberlanjutan industri dan lingkungan,” ujarnya dalam pidato tersebut.

Pendekatan ini, lanjutnya, menawarkan alternatif yang jauh lebih ekonomis dibandingkan material konvensional seperti karbon aktif yang harganya lebih mahal. Pemanfaatan limbah padat ini merupakan implementasi nyata dari pendekatan ekonomi sirkular yang menekankan pada penggunaan kembali material dan pengurangan limbah.

Ia juga menegaskan bahwa teknologi ini sejalan dengan prinsip kimia hijau (green chemistry) dan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). “Teknologi ini sangat cocok untuk negara berkembang karena kesederhanaan proses dan ketersediaan bahan baku lokal yang melimpah,” tambahnya. Dengan riset berkelanjutan dan dukungan kebijakan, ia optimis pendekatan ini bisa menjadi solusi efisien dan berkelanjutan dalam pengendalian pencemaran.

Acara pengukuhan dihadiri oleh jajaran pimpinan UGM, sivitas akademika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, serta keluarga dan kolega Prof. Nurul. Dengan pengukuhan ini, UGM menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

89% Mahasiswa FMIPA UGM Rasakan Cuaca Dingin: Kenali Fenomena Aphelion dan Miskonsepsi yang Menyertainya

(SHUTTERSTOCK/Jose L. Stephens)

Sejak awal bulan Juli 2025, cuaca daerah Indonesia terutama pulau Jawa terasa lebih dingin dari pada biasanya. Suhu di pagi hari terasa dingin menusuk, baik pada daerah di dataran tinggi maupun dataran rendah. Dilakukan sebuah survei sederhana oleh Tim Sosial Media Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM kepada mahasiswa FMIPA UGM dan mencatat bahwa 89% mahasiswa merasakan perubahan suhu yang cukup signifikan dibanding biasanya.

Fenomena ini memicu diskusi pada sosial media. Masyarakat mulai mengaitkan kondisi cuaca dingin tersebut dengan sebuah fenomena astronomi, Aphelion, kondisi dimana Bumi berada pada titik terjauh dari matahari. Simpang siur informasi tersebut melalui pesan dan isu sosial media, mengaitkan perubahan cuaca dengan fenomena tersebut dan memicu terbentuknya misinformasi.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah keterkaitan antara fenomena Aphelion dengan perubahan cuaca. Dilansir dari detik.com, BMKG menjelaskan bahwa fenomena Aphelion tidak memberikan dampak langsung terhadap perubahan suhu udara dan cuaca ekstrem di Indonesia. Aphelion terjadi merupakan fenomena astronomis yang terjadi secara berkala setiap tahun. Perubahan cuaca menjadi lebih dingin yang dirasakan justru disebabkan oleh angin muson timur yang beritup dari benua Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Fenomena Aphelion dapat menjadi pembelajaran dan bahan edukasi bagi masyarakat. Mendalami pemahaman dalam sebuah fenomena hangat di masyarakat, turut mendukung Suistanable Development Goals (SDGs) poin ke 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, dan poin 4 yakni Pendidikan Berkualitas. Pengetahuan mengenai fenomena Aphelion bisa didapatkan pada pembelajaran Program Studi Fisika dalam cabang Ilmu Astronomi.

Referensi:

Detikcom. (2025, Juli 6). Fenomena Aphelion Juli 2025: Kapan dan Apa Dampaknya bagi Bumi?
https://news.detik.com/berita/d-7990940/fenomena-aphelion-juli-2025-kapan-dan-apa-dampaknya-bagi-bumi

Penulis: Sekar Melati Putri Pratiwi
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Jose L. Stephens

Read More

Pionir PASCAL 2025 Bangun Kesadaran Kesehatan Holistik dan Inovasi Berlandaskan SDGs Lewat Sosialisasi Health Promoting University dan Science Project

Sebanyak 808 mahasiswa baru Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada mengikuti rangkaian acara Pionir PASCAL 2025 yang berlangsung pada 6–7 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi ajang pengenalan lingkungan fakultas sekaligus mendorong kreativitas mahasiswa dalam memecahkan masalah nyata, serta membekali mereka dengan wawasan mengenai kesehatan secara menyeluruh. Sebagai bagian dari acara, Pionir PASCAL 2025 menghadirkan kegiatan Science Project dan Sosialisasi Health Promoting University (HPU) sebagai kegiatan penunjang.

Dalam kegiatan Science Project, mahasiswa baru mempresentasikan ide-ide inovatif yang berfokus pada penyelesaian permasalahan lingkungan dengan mengangkat tema Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya mengenai isu air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, industri-inovasi-infrastruktur, serta penanganan perubahan iklim. Berbagai tim menampilkan solusi kreatif, mulai dari teknologi ramah lingkungan, pengelolaan energi terbarukan, hingga sistem inovatif pengolahan limbah.

Sementara itu, sesi Health Promoting University (HPU) yang dibawakan oleh Dr. Chotimah, M.Si. memberikan wawasan tentang pentingnya kesadaran menjaga kesehatan secara menyeluruh yang mencakup aspek jasmani, rohani, mental, dan sosial. Hal ini selaras dengan prinsip HPU yang mendorong lingkungan kampus sebagai tempat tumbuh kembang yang sehat bagi seluruh sivitas akademika. Melalui sosialisasi ini, HPU mengajak seluruh elemen sivitas akademika dalam menjaga pola hidup sehat mulai dari kebiasaan sehari-hari, sehingga kampus dapat menjadi ruang aman dan nyaman dalam mengembangkan diri.

Pionir PASCAL 2025 menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kreativitas sekaligus mengubah ide menjadi aksi nyata yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui Science Project, mahasiswa didorong untuk menghasilkan inovasi yang selaras dengan SDG poin ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin ke-9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur). Sementara itu, pelaksanaan sosialisasi Health Promoting University (HPU) menjadi bukti kepedulian FMIPA dalam mendukung terwujudnya SDG poin ke-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dengan menanamkan kesadaran menjaga kesehatan secara holistik di lingkungan kampus.

Penulis : Sekar
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia FMIPA UGM, Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si Soroti Potensi Sumber Daya Alam Hayati Indonesia sebagai Bahan Baku Obat

Indonesia sebagai negara dengan kekayaan megabiodiversitas dunia ironisnya masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku obat. Isu krusial ini diangkat oleh Prof. Dr. Drs. Winarto Haryadi, M.Si., dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Bahan Alam Tumbuhan Tropis dan Pengembangan Senyawa Obat Baru di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa, 12 Agustus 2025.  Dalam pidatonya yang berjudul “Pengembangan Senyawa Aktif Bahan Alam sebagai Sumber Bahan Baku Obat Masa Depan,” Prof. Winarto menyoroti potensi luar biasa yang tersimpan dalam sumber daya alam hayati Indonesia untuk dijadikan bahan baku obat.

Menurutnya, ketergantungan pada produk impor merupakan sebuah ironi yang harus segera diatasi. “Dengan potensi alam yang sangat besar, perlu dilakukan eksplorasi senyawa aktif melalui penelitian dalam bidang Kimia bahan alam,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa riset untuk menemukan senyawa aktif dari bahan alam merupakan fondasi strategis untuk mewujudkan kemandirian farmasi di masa depan. Upaya ini, menurutnya, sejalan dengan salah satu topik riset unggulan (flagship) di UGM, yaitu Kemandirian Bahan Baku Obat dan Alat Kesehatan. Lebih lanjut, Prof. Winarto menyatakan bahwa pengembangan bahan baku obat dari sumber daya lokal tidak hanya akan mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 3, yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

“Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menyatukan semua potensi, mulai dari keanekaragaman hayati, pengetahuan tradisional, hingga sumber daya peneliti yang terus berkembang, dalam satu visi kemandirian inovasi berbasis senyawa aktif dari bahan alam Indonesia,” ujarnya.

Melalui risetnya, Prof. Winarto telah mengkaji berbagai potensi, mulai dari senyawa antikanker pada tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus), antibiotik dari turunan eritromisin, hingga senyawa bioaktif dari spons laut yang berpotensi sebagai obat malaria. Kontribusi dan dedikasinya menegaskan kembali peran sentral akademisi sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

Dikukuhkan sebagai Guru Besar Kimia Analitik FMIPA UGM, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si Tawarkan Inovasi Ubah Limbah Industri Jadi Solusi Atasi Polusi

Pada 12 Agustus 2025, Prof. Dr.rer.nat. Nurul Hidayat Aprilita, M.Si resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang kimia analitik di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam upacara pengukuhan, Prof. Nurul memaparkan gagasan inovatif mengenai pemanfaatan limbah padat industri sebagai solusi strategis untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Melalui pidato pengukuhan berjudul “Modifikasi Limbah Padat Industri untuk Menangani Polutan Kimia Logam Berat Berbahaya dan Zat Warna,” ia menjelaskan bagaimana limbah yang melimpah dapat diubah menjadi material bernilai tinggi.

Menurutnya, limbah padat industri seperti slag nikel, abu dasar, abu layang batubara, dan slag baja, yang sering kali menjadi masalah lingkungan, memiliki potensi besar. Dengan sedikit pengolahan atau modifikasi, limbah ini dapat diubah menjadi bahan adsorben (penyerap) berbiaya rendah untuk menyerap polutan berbahaya seperti logam berat dan zat warna di perairan.

“Inovasi pemanfaatan kembali limbah melalui modifikasi untuk remediasi pencemar logam berat dan zat warna dapat menjadi solusi strategis dalam mencapai keberlanjutan industri dan lingkungan,” ujarnya dalam pidato tersebut.

Pendekatan ini, lanjutnya, menawarkan alternatif yang jauh lebih ekonomis dibandingkan material konvensional seperti karbon aktif yang harganya lebih mahal. Pemanfaatan limbah padat ini merupakan implementasi nyata dari pendekatan ekonomi sirkular yang menekankan pada penggunaan kembali material dan pengurangan limbah.

Ia juga menegaskan bahwa teknologi ini sejalan dengan prinsip kimia hijau (green chemistry) dan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). “Teknologi ini sangat cocok untuk negara berkembang karena kesederhanaan proses dan ketersediaan bahan baku lokal yang melimpah,” tambahnya. Dengan riset berkelanjutan dan dukungan kebijakan, ia optimis pendekatan ini bisa menjadi solusi efisien dan berkelanjutan dalam pengendalian pencemaran.

Acara pengukuhan dihadiri oleh jajaran pimpinan UGM, sivitas akademika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada, serta keluarga dan kolega Prof. Nurul. Dengan pengukuhan ini, UGM menegaskan kembali peran sentral akademisi dalam menjawab tantangan global melalui inovasi sains yang aplikatif dan berdampak luas. Hal ini sejalan dengan SDG poin 4 (Pendidikan Berkualitas), sekaligus poin 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur).

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Raditya Maulana Wicaksana

Read More

89% Mahasiswa FMIPA UGM Rasakan Cuaca Dingin: Kenali Fenomena Aphelion dan Miskonsepsi yang Menyertainya

(SHUTTERSTOCK/Jose L. Stephens)

Sejak awal bulan Juli 2025, cuaca daerah Indonesia terutama pulau Jawa terasa lebih dingin dari pada biasanya. Suhu di pagi hari terasa dingin menusuk, baik pada daerah di dataran tinggi maupun dataran rendah. Dilakukan sebuah survei sederhana oleh Tim Sosial Media Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM kepada mahasiswa FMIPA UGM dan mencatat bahwa 89% mahasiswa merasakan perubahan suhu yang cukup signifikan dibanding biasanya.

Fenomena ini memicu diskusi pada sosial media. Masyarakat mulai mengaitkan kondisi cuaca dingin tersebut dengan sebuah fenomena astronomi, Aphelion, kondisi dimana Bumi berada pada titik terjauh dari matahari. Simpang siur informasi tersebut melalui pesan dan isu sosial media, mengaitkan perubahan cuaca dengan fenomena tersebut dan memicu terbentuknya misinformasi.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah keterkaitan antara fenomena Aphelion dengan perubahan cuaca. Dilansir dari detik.com, BMKG menjelaskan bahwa fenomena Aphelion tidak memberikan dampak langsung terhadap perubahan suhu udara dan cuaca ekstrem di Indonesia. Aphelion terjadi merupakan fenomena astronomis yang terjadi secara berkala setiap tahun. Perubahan cuaca menjadi lebih dingin yang dirasakan justru disebabkan oleh angin muson timur yang beritup dari benua Australia yang sedang mengalami musim dingin.

Fenomena Aphelion dapat menjadi pembelajaran dan bahan edukasi bagi masyarakat. Mendalami pemahaman dalam sebuah fenomena hangat di masyarakat, turut mendukung Suistanable Development Goals (SDGs) poin ke 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim, dan poin 4 yakni Pendidikan Berkualitas. Pengetahuan mengenai fenomena Aphelion bisa didapatkan pada pembelajaran Program Studi Fisika dalam cabang Ilmu Astronomi.

Referensi:

Detikcom. (2025, Juli 6). Fenomena Aphelion Juli 2025: Kapan dan Apa Dampaknya bagi Bumi?
https://news.detik.com/berita/d-7990940/fenomena-aphelion-juli-2025-kapan-dan-apa-dampaknya-bagi-bumi

Penulis: Sekar Melati Putri Pratiwi
Editor: Meitha Eka Nurhasanah
Dokumentasi: Jose L. Stephens

Read More

Pionir PASCAL 2025 Bangun Kesadaran Kesehatan Holistik dan Inovasi Berlandaskan SDGs Lewat Sosialisasi Health Promoting University dan Science Project

Sebanyak 808 mahasiswa baru Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada mengikuti rangkaian acara Pionir PASCAL 2025 yang berlangsung pada 6–7 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi ajang pengenalan lingkungan fakultas sekaligus mendorong kreativitas mahasiswa dalam memecahkan masalah nyata, serta membekali mereka dengan wawasan mengenai kesehatan secara menyeluruh. Sebagai bagian dari acara, Pionir PASCAL 2025 menghadirkan kegiatan Science Project dan Sosialisasi Health Promoting University (HPU) sebagai kegiatan penunjang.

Dalam kegiatan Science Project, mahasiswa baru mempresentasikan ide-ide inovatif yang berfokus pada penyelesaian permasalahan lingkungan dengan mengangkat tema Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya mengenai isu air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, industri-inovasi-infrastruktur, serta penanganan perubahan iklim. Berbagai tim menampilkan solusi kreatif, mulai dari teknologi ramah lingkungan, pengelolaan energi terbarukan, hingga sistem inovatif pengolahan limbah.

Sementara itu, sesi Health Promoting University (HPU) yang dibawakan oleh Dr. Chotimah, M.Si. memberikan wawasan tentang pentingnya kesadaran menjaga kesehatan secara menyeluruh yang mencakup aspek jasmani, rohani, mental, dan sosial. Hal ini selaras dengan prinsip HPU yang mendorong lingkungan kampus sebagai tempat tumbuh kembang yang sehat bagi seluruh sivitas akademika. Melalui sosialisasi ini, HPU mengajak seluruh elemen sivitas akademika dalam menjaga pola hidup sehat mulai dari kebiasaan sehari-hari, sehingga kampus dapat menjadi ruang aman dan nyaman dalam mengembangkan diri.

Pionir PASCAL 2025 menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengasah kreativitas sekaligus mengubah ide menjadi aksi nyata yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui Science Project, mahasiswa didorong untuk menghasilkan inovasi yang selaras dengan SDG poin ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin ke-9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur). Sementara itu, pelaksanaan sosialisasi Health Promoting University (HPU) menjadi bukti kepedulian FMIPA dalam mendukung terwujudnya SDG poin ke-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dengan menanamkan kesadaran menjaga kesehatan secara holistik di lingkungan kampus.

Penulis : Sekar
Editor : Meitha Eka Nurhasanah

Read More
Translate