Search
Search
Search

Juli 13, 2024

Inisiasi Program Belajar dan Kerja Sama Aligarh Muslim University India dengan Departemen Matematika FMIPA UGM

FMIPA UGM menerima kunjungan dari Karamanoğlu Mehmetbey University pada Kamis, 11 Juli 2024. Dalam pertemuan, dilaksanakan diskusi mengenai pengembangan kerja sama akademis melalui program Erasmus. Diskusi ini disambut hangat oleh Prof. Dr.Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas MIPA UGM.

Tujuan utama dari diskusi ini adalah untuk memfasilitasi mobilitas mahasiswa dan pegawai antara kedua negara, serta memperkuat hubungan akademis dan penelitian. Pada rencana kolaborasi kali ini pihak Karamanoğlu Mehmetbey University dan Aligarh Muslim University mengajukan kolaborasi bersama FMIPA UGM berupa program Erasmus yang biasanya dibuat antar negara Eropa. Program ini kemungkinan akan dilakukan pertukaran mahasiswa dan pegawai, dengan target awal 10 hingga 12 mahasiswa setiap tahunnya.

“Program ini biasanya dibuat antara negara-negara Eropa. Tetapi, ada satu perubahan besar yang diinginkan yaitu memperluas jangkauan program ini ke negara-negara non-Eropa,” ujar Prof. Dr. Cihat Abdioğlu selaku perwakilan dari Karamanoğlu Mehmetbey University, pada pertemuan offline, Kamis (11/7).

Pada pertemuan pertama ini dihadiri oleh Prof. Dr. Shakir Ali dari Aligarh Muslim University, India beserta 3 rekan mahasiswa dari Karamanoğlu Mehmetbey University dan 3 rekan dari departemen Matematika. Diskusi ini juga menyoroti peluang untuk memperkaya pengalaman budaya dan akademis bagi mahasiswa. Mahasiswa dan pegawai yang berpartisipasi dalam program ini akan diberi kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan budaya seperti museum-museum terkenal di Turki. Hal ini akan memberikan mereka pemahaman yang lebih mendalam tentang warisan budaya dan sejarah negara tuan rumah.

Diskusi selanjutnya akan berupa pengenalan lingkungan MIPA oleh perwakilan dari staf departemen Matematika. Selain itu, akan dilaksanakan pula program belajar Algebra Guest Lecture Series #2 bersama ahlinya dengan menghadirkan topik pertama Derivations and Invariance Property in Rings dan topik kedua Error Correcting Codes and Its Applications in DNA Codes. Diskusi program kolaborasi ini merupakan implementasi Fakultas MIPA terhadap SDGs dalam mendukung mahasiswanya untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dengan memberikan fasilitas serta dukungan untuk pendidikan yang berkelanjutan seperti nilai pada SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Sulaiman Nurhidayat
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Guru Besar Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Prof. Retantyo Wardoyo Meninggal Dunia

Duka mendalam dirasakan keluarga besar Fakultas MIPA UGM atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya, Prof. Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc., Ph.D. Almarhum meninggal pada hari Kamis, 11 Juli 2024 dan dimakamkan di Pemakaman Sawitsari, Sleman, Yogyakarta.

Pada upacara pelepasan dan penghormatan terakir Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mewakili Keluarga Besar Fakultas MIPA menyampaikan rasa duka cita yang mendalam dengan menceritakan riwayat hidup dan ketekunan almarhum selama menjabat sebagai civitas akademik di Fakultas MIPA UGM.

“Beliau meniti karir mulai dari tenaga pengajar pada tahun 1983 kemudian asisten ahli pada tahun 1991. Beliau menjadi lektor pada tahun 1998 dan lektor kepala di tahun 2003. Kemudian, menjadi guru besar pada tahun 2023. Sebelum wafat beliau menjabat sebagai Kepala Laboratorium Algoritma dan Komputasi di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas MIPA UGM,” kata Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. pada upacara pelepasan dan penghormatan terakhir di Balairung UGM, Kamis (11/7).

Pada akhir sambutan, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku dekan dari Fakultas MIPA menyampaikan terima kasih kepada almarhum Prof. Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc., Ph.D. yang telah menjadi sosok dengan dedikasi tinggi melalui banyak bimbingan untuk mahasiswa. Prof. Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc., Ph.D. merupakan sosok pengajar yang sangat detail karena almarhum berharap mahasiswa yang diajarnya bisa paham betul dengan apa yang beliau ajarkan.

Selain itu, curahan duka mendalam juga dirasakan oleh keluarga inti dari Almarhum Prof. Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc., Ph.D. pada upacara pelepasan dan penghormatan terakhir di Balairung.

“Beliau seperti dosen pembimbing bagi saya, dosen pembimbing dalam kehidupan. Beliau sangat legowo, Insya Allah kami putra-putrinya akan sangat ikhlas dan legowo juga melepaskan bapak,” ujar Didik selaku anak laki-laki dari almarhum, pada upacara pelepasan dan penghormatan terakhir di Balairung UGM, Kamis (11/7).

Dedikasi yang almarhum berikan mengenai pengajaran dan penelitian kepada Fakultas MIPA sangatlah banyak, sehingga luka sangat dalam bisa dirasakan di tempat pelepasan dan penghormatan terakhirnya. Dalam hal ini, Prof. Retyanto menjadi sosok isnpirasi dan penuh dedikai terhadap pendidikan sehingga menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pengajaran dan penelitian yang dilakukan hingga akhir hayatnya.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

UNJ dan FMIPA UGM Berkolaborasi dalam Kunjungan Banding Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu Universitas

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan kunjungan banding ke FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tanggal 10 Juli 2024 untuk mengevaluasi sistem penjaminan mutu internal (SPMI) di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM. Dr. Irwanto, S.Pd., M.Pd., selaku dosen dari UNJ menyatakan bahwa tujuan kunjungan ini adalah untuk menilai sejauh mana program penjaminan mutu yang sudah dijalankan oleh UNJ dan sebagai sarana studi banding dari implementasi penjabaran mutu yang telah dilakukan di FMIPA UGM.

Prof. Mitrayana selaku dosen FMIPA UGM memaparkan bahwa sistem penjaminan mutu yang baik harus diakui melalui akreditasi formal.

“Mutu yang baik tanpa akreditasi formal tidak akan diakui karena kita hidup dalam unsur keformalan untuk penagkuan mutu pendidikan,” tegasnya.

Beliau menambahkan bahwa UGM telah menerapkan sistem audit mutu internal (AMI) yang terintegrasi secara online untuk evaluasi dan peningkatan mutu.

Dalam diskusi, Dr. Irwanto menyampaikan tantangan yang dihadapi UNJ dalam mengelola alumni dan respon mereka terhadap tracer study.

“Kesulitan terbesar kami adalah menghandle dan menjalin hubungan dengan alumni, meskipun sudah mencoba memberikan gift,” ujar Dr. Irwanto. Menanggapi hal ini, Prof. Mitrayana menjelaskan pentingnya peran wakil dekan bidang alumni dalam melakukan tracer study dan menjaga hubungan baik dengan alumni melalui berbagai kegiatan seperti reuni dan family gathering.

Kegiatan ini berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 4, yaitu memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat untuk seluruh kalangan masyarakat. Dengan adanya evaluasi dan peningkatan sistem penjaminan mutu, diharapkan kualitas pendidikan di kedua universitas dapat terus meningkat dan memberikan dampak positif bagi mahasiswa serta alumni. Selain itu, kolaborasi ini juga mendukung SDGs nomor 17, yaitu memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan. Melalui kerjasama antara UNJ dan UGM, kedua institusi dapat saling belajar dan berbagi praktik terbaik dalam implementasi sistem penjaminan mutu, sehingga dapat meningkatkan reputasi dan pengakuan mutu secara internasional.

Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan kedua universitas dapat saling belajar dan meningkatkan kualitas sistem penjaminan mutu internal mereka, sehingga dapat memberikan pendidikan yang lebih baik dan diakui secara nasional maupun internasional.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi : Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kisah Kharisma Mahasiswa FMIPA UGM, Anak ART yang Pantang Menyerah dalam Menggapai Impian

Tidak jarang keterbatasan ekonomi menjadi kendala tersendiri dalam menempuh pendidikan. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Kharisma Jayanti Putri, mahasiswa baru Program Studi S1 Kimia UGM, yang pantang menyerah dalam menggapai impian.

“Saya tidak mau membebani Ibu saya,” ungkap Kharisma, anak bungsu dari pasangan alm. Jaswadi dan Asyati (50).

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kharisma, sang ibu, dan sang kakak, menggantungkan harapan pada pekerjaan ibunya sebagai asisten rumah tangga. Pendapatan per bulan yang hanya berkisar di angka Rp900.000,00 harus diatur sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga selama sebulan.

Namun, Kharisma tidak serta-merta berpasrah pada keadaan yang ada. Ia sadar bahwa ia harus berjuang lebih. Oleh karena itu, sejak kelas 12, Kharisma sudah mulai mencari berbagai informasi beasiswa untuk berkuliah. Apabila Kharisma memenuhi persyaratan suatu beasiswa, maka ia akan mencoba untuk mendaftar. Hingga saat ini, ia masih berjuang dengan mendaftar berbagai beasiswa, baik beasiswa biaya pendidikan, beasiswa uang saku, maupun beasiswa tempat tinggal. Ia sangat berharap dapat lolos beasiswa agar kebutuhannya selama berkuliah dapat terpenuhi tanpa harus membebani ibunya.

Selama duduk di bangku SMA, Kharisma merupakan pribadi yang aktif dan gemar berorganisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Palang Merah Remaja (PMR) SMA Negeri 2 Pati, Bendahara Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 2 Pati, Sekretaris Forum Remaja Palang Merah Indonesia Kabupaten Pati, dan Koordinator Divisi Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Forum OSIS Kabupaten Pati.

Kharisma juga mengungkapkan bahwa ia ingin melanjutkan kiprahnya di dunia organisasi selama berkuliah nanti dengan tetap memperhatikan indeks prestasinya agar tidak memengaruhi beasiswa. Selain perencanaan selama berkuliah, Kharisma juga mengaku sudah memiliki perencanaan setelah lulus dari Kimia UGM. Ia memaparkan bahwa ia ingin menjadi analis laboratorium.

Kisah perjuangan Kharisma menunjukkan bahwa kesempatan untuk menempuh pendidikan masih terbuka lebar bagi siapapun asalkan mau berusaha dan tidak patah semangat dengan kendala yang ditemui. Hal ini menunjukkan wujud nyata dari SDGs poin 10, yaitu Berkurangnya Kesenjangan karena dapat dilihat bahwa faktor sosial ekonomi tidak memengaruhi kesempatan dalam meraih pendidikan. Selain itu, kisah Kharisma juga menunjukkan implementasi dari SDGs poin 5, yaitu Kesetaraan Gender karena didapatnya kesetaraan akses dan kesetaraan kesempatan tanpa memandang gender. Harapannya, kisah Kharisma mampu memotivasi banyak orang untuk terus memperjuangkan mimpinya tanpa takut dengan kendala yang dimiliki.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Kharisma Jayanti Putri
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

FMIPA UGM dan PT MAIPARK Indonesia Teken Perjanjian Kerja Sama, Dukung Indonesia Tangguh Bencana

Indonesia merupakan negara yang terkenal sebagai salah satu dari 35 negara di dunia yang memiliki risiko bencana yang tinggi. BNPB mencatat terdapat 5.400 kejadian bencana yang terjadi sepanjang tahun 2023. Bencana alam yang terjadi di Indonesia menimbulkan dampak yang cukup signifikan, baik secara fisik berupa kerusakan bangunan maupun non-fisik berupa korban jiwa hingga kerugian finansial.

Merujuk pada hal tersebut, FMIPA UGM bersama PT MAIPARK Indonesia bersinergi dalam riset pengelolaan risiko bencana melalui penandatanganan kerja sama yang diselenggarakan pada hari Rabu, 10 Juli 2024 di FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri oleh Dekan FMIPA UGM, dosen Departemen Matematika FMIPA UGM, serta Direktur Utama PT MAIPARK yang didampingi oleh jajarannya.

“Ini merupakan kehormatan bagi kami bisa bekerja sama dengan industri,” tutur Prof. Dr.Eng. Kuwat Triyana, M.Si dalam sambutan yang diberikan.

Direktur utama PT MAIPARK, Kocu Andre Hutagalung menyampaikan bahwa dijalinnya kolaborasi tersebut bertujuan untuk menjadikan Indonesia tangguh bencana. Hal ini berarti bahwa ketika terjadi bencana di Indonesia, negara memiliki mekanisme untuk membantu korban-korban bencana.

“Hal tersebut tidak akan dimiliki jika kita tidak memiliki kemampuan mendeskripsikan risiko bencana alam. Kemudian untuk mendeskripsikan risiko bencana alam dibutuhkan model bencana alam dan di situlah peran dari kerja sama kita karena untuk mendeskripsikan model tersebut dibutuhkan ilmu pengetahuan, seperti matematika,” papar Kocu.

Lebih lanjut dirinya menyampaikan bahwa spektrum kerja sama yang akan dibangun meliputi pendidikan hingga aktivitas penelitian serta pengembangan bisnis asuransi bencana alam. Sementara ini, sudah ada 2 mahasiswa dari Program Studi Aktuaria FMIPA UGM yang tengah melakukan magang di PT MAIPARK. Sebelumnya, PT MAIPARK juga telah aktif memperkenalkan aktuaria bencana alam melalui pemaparan kuliah singkat mengenai permodelan katostropik.

“Saya yakin bahwa kami akan mendapatkan dukungan yang tepat dan kuat, khususnya dari FMIPA UGM karena dalam industri asuransi maupun reasuransi membutuhkan dukungan pengetahuan kuantitatif dalam pengelolaan risiko bencana alam,” tutur  Kocu.

Melalui perjanjian kerja sama ini diharapkan mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri yang berdampak dalam mendukung Indonesia tangguh bencana. Acara ini turut menjadi cerminan dari SDGs di poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dalam pendidikan untuk keberlanjutan melalui peluang riset dan studi, poin 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui manajemen bencana, poin 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim melalui manajemen perubahan iklim, dan poin 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam mendorong inovasi dan kemitraan melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Inisiasi Program Belajar dan Kerja Sama Aligarh Muslim University India dengan Departemen Matematika FMIPA UGM

FMIPA UGM menerima kunjungan dari Karamanoğlu Mehmetbey University pada Kamis, 11 Juli 2024. Dalam pertemuan, dilaksanakan diskusi mengenai pengembangan kerja sama akademis melalui program Erasmus. Diskusi ini disambut hangat oleh Prof. Dr.Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas MIPA UGM.

Tujuan utama dari diskusi ini adalah untuk memfasilitasi mobilitas mahasiswa dan pegawai antara kedua negara, serta memperkuat hubungan akademis dan penelitian. Pada rencana kolaborasi kali ini pihak Karamanoğlu Mehmetbey University dan Aligarh Muslim University mengajukan kolaborasi bersama FMIPA UGM berupa program Erasmus yang biasanya dibuat antar negara Eropa. Program ini kemungkinan akan dilakukan pertukaran mahasiswa dan pegawai, dengan target awal 10 hingga 12 mahasiswa setiap tahunnya.

“Program ini biasanya dibuat antara negara-negara Eropa. Tetapi, ada satu perubahan besar yang diinginkan yaitu memperluas jangkauan program ini ke negara-negara non-Eropa,” ujar Prof. Dr. Cihat Abdioğlu selaku perwakilan dari Karamanoğlu Mehmetbey University, pada pertemuan offline, Kamis (11/7).

Pada pertemuan pertama ini dihadiri oleh Prof. Dr. Shakir Ali dari Aligarh Muslim University, India beserta 3 rekan mahasiswa dari Karamanoğlu Mehmetbey University dan 3 rekan dari departemen Matematika. Diskusi ini juga menyoroti peluang untuk memperkaya pengalaman budaya dan akademis bagi mahasiswa. Mahasiswa dan pegawai yang berpartisipasi dalam program ini akan diberi kesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan budaya seperti museum-museum terkenal di Turki. Hal ini akan memberikan mereka pemahaman yang lebih mendalam tentang warisan budaya dan sejarah negara tuan rumah.

Diskusi selanjutnya akan berupa pengenalan lingkungan MIPA oleh perwakilan dari staf departemen Matematika. Selain itu, akan dilaksanakan pula program belajar Algebra Guest Lecture Series #2 bersama ahlinya dengan menghadirkan topik pertama Derivations and Invariance Property in Rings dan topik kedua Error Correcting Codes and Its Applications in DNA Codes. Diskusi program kolaborasi ini merupakan implementasi Fakultas MIPA terhadap SDGs dalam mendukung mahasiswanya untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dengan memberikan fasilitas serta dukungan untuk pendidikan yang berkelanjutan seperti nilai pada SDGs poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Sulaiman Nurhidayat
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Guru Besar Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Prof. Retantyo Wardoyo Meninggal Dunia

Duka mendalam dirasakan keluarga besar Fakultas MIPA UGM atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya, Prof. Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc., Ph.D. Almarhum meninggal pada hari Kamis, 11 Juli 2024 dan dimakamkan di Pemakaman Sawitsari, Sleman, Yogyakarta.

Pada upacara pelepasan dan penghormatan terakir Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, mewakili Keluarga Besar Fakultas MIPA menyampaikan rasa duka cita yang mendalam dengan menceritakan riwayat hidup dan ketekunan almarhum selama menjabat sebagai civitas akademik di Fakultas MIPA UGM.

“Beliau meniti karir mulai dari tenaga pengajar pada tahun 1983 kemudian asisten ahli pada tahun 1991. Beliau menjadi lektor pada tahun 1998 dan lektor kepala di tahun 2003. Kemudian, menjadi guru besar pada tahun 2023. Sebelum wafat beliau menjabat sebagai Kepala Laboratorium Algoritma dan Komputasi di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas MIPA UGM,” kata Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. pada upacara pelepasan dan penghormatan terakhir di Balairung UGM, Kamis (11/7).

Pada akhir sambutan, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku dekan dari Fakultas MIPA menyampaikan terima kasih kepada almarhum Prof. Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc., Ph.D. yang telah menjadi sosok dengan dedikasi tinggi melalui banyak bimbingan untuk mahasiswa. Prof. Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc., Ph.D. merupakan sosok pengajar yang sangat detail karena almarhum berharap mahasiswa yang diajarnya bisa paham betul dengan apa yang beliau ajarkan.

Selain itu, curahan duka mendalam juga dirasakan oleh keluarga inti dari Almarhum Prof. Drs. Retantyo Wardoyo, M.Sc., Ph.D. pada upacara pelepasan dan penghormatan terakhir di Balairung.

“Beliau seperti dosen pembimbing bagi saya, dosen pembimbing dalam kehidupan. Beliau sangat legowo, Insya Allah kami putra-putrinya akan sangat ikhlas dan legowo juga melepaskan bapak,” ujar Didik selaku anak laki-laki dari almarhum, pada upacara pelepasan dan penghormatan terakhir di Balairung UGM, Kamis (11/7).

Dedikasi yang almarhum berikan mengenai pengajaran dan penelitian kepada Fakultas MIPA sangatlah banyak, sehingga luka sangat dalam bisa dirasakan di tempat pelepasan dan penghormatan terakhirnya. Dalam hal ini, Prof. Retyanto menjadi sosok isnpirasi dan penuh dedikai terhadap pendidikan sehingga menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pengajaran dan penelitian yang dilakukan hingga akhir hayatnya.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

UNJ dan FMIPA UGM Berkolaborasi dalam Kunjungan Banding Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu Universitas

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan kunjungan banding ke FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tanggal 10 Juli 2024 untuk mengevaluasi sistem penjaminan mutu internal (SPMI) di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM. Dr. Irwanto, S.Pd., M.Pd., selaku dosen dari UNJ menyatakan bahwa tujuan kunjungan ini adalah untuk menilai sejauh mana program penjaminan mutu yang sudah dijalankan oleh UNJ dan sebagai sarana studi banding dari implementasi penjabaran mutu yang telah dilakukan di FMIPA UGM.

Prof. Mitrayana selaku dosen FMIPA UGM memaparkan bahwa sistem penjaminan mutu yang baik harus diakui melalui akreditasi formal.

“Mutu yang baik tanpa akreditasi formal tidak akan diakui karena kita hidup dalam unsur keformalan untuk penagkuan mutu pendidikan,” tegasnya.

Beliau menambahkan bahwa UGM telah menerapkan sistem audit mutu internal (AMI) yang terintegrasi secara online untuk evaluasi dan peningkatan mutu.

Dalam diskusi, Dr. Irwanto menyampaikan tantangan yang dihadapi UNJ dalam mengelola alumni dan respon mereka terhadap tracer study.

“Kesulitan terbesar kami adalah menghandle dan menjalin hubungan dengan alumni, meskipun sudah mencoba memberikan gift,” ujar Dr. Irwanto. Menanggapi hal ini, Prof. Mitrayana menjelaskan pentingnya peran wakil dekan bidang alumni dalam melakukan tracer study dan menjaga hubungan baik dengan alumni melalui berbagai kegiatan seperti reuni dan family gathering.

Kegiatan ini berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 4, yaitu memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendukung kesempatan belajar sepanjang hayat untuk seluruh kalangan masyarakat. Dengan adanya evaluasi dan peningkatan sistem penjaminan mutu, diharapkan kualitas pendidikan di kedua universitas dapat terus meningkat dan memberikan dampak positif bagi mahasiswa serta alumni. Selain itu, kolaborasi ini juga mendukung SDGs nomor 17, yaitu memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan. Melalui kerjasama antara UNJ dan UGM, kedua institusi dapat saling belajar dan berbagi praktik terbaik dalam implementasi sistem penjaminan mutu, sehingga dapat meningkatkan reputasi dan pengakuan mutu secara internasional.

Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan kedua universitas dapat saling belajar dan meningkatkan kualitas sistem penjaminan mutu internal mereka, sehingga dapat memberikan pendidikan yang lebih baik dan diakui secara nasional maupun internasional.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi : Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Kisah Kharisma Mahasiswa FMIPA UGM, Anak ART yang Pantang Menyerah dalam Menggapai Impian

Tidak jarang keterbatasan ekonomi menjadi kendala tersendiri dalam menempuh pendidikan. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Kharisma Jayanti Putri, mahasiswa baru Program Studi S1 Kimia UGM, yang pantang menyerah dalam menggapai impian.

“Saya tidak mau membebani Ibu saya,” ungkap Kharisma, anak bungsu dari pasangan alm. Jaswadi dan Asyati (50).

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Kharisma, sang ibu, dan sang kakak, menggantungkan harapan pada pekerjaan ibunya sebagai asisten rumah tangga. Pendapatan per bulan yang hanya berkisar di angka Rp900.000,00 harus diatur sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga selama sebulan.

Namun, Kharisma tidak serta-merta berpasrah pada keadaan yang ada. Ia sadar bahwa ia harus berjuang lebih. Oleh karena itu, sejak kelas 12, Kharisma sudah mulai mencari berbagai informasi beasiswa untuk berkuliah. Apabila Kharisma memenuhi persyaratan suatu beasiswa, maka ia akan mencoba untuk mendaftar. Hingga saat ini, ia masih berjuang dengan mendaftar berbagai beasiswa, baik beasiswa biaya pendidikan, beasiswa uang saku, maupun beasiswa tempat tinggal. Ia sangat berharap dapat lolos beasiswa agar kebutuhannya selama berkuliah dapat terpenuhi tanpa harus membebani ibunya.

Selama duduk di bangku SMA, Kharisma merupakan pribadi yang aktif dan gemar berorganisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Palang Merah Remaja (PMR) SMA Negeri 2 Pati, Bendahara Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 2 Pati, Sekretaris Forum Remaja Palang Merah Indonesia Kabupaten Pati, dan Koordinator Divisi Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif Forum OSIS Kabupaten Pati.

Kharisma juga mengungkapkan bahwa ia ingin melanjutkan kiprahnya di dunia organisasi selama berkuliah nanti dengan tetap memperhatikan indeks prestasinya agar tidak memengaruhi beasiswa. Selain perencanaan selama berkuliah, Kharisma juga mengaku sudah memiliki perencanaan setelah lulus dari Kimia UGM. Ia memaparkan bahwa ia ingin menjadi analis laboratorium.

Kisah perjuangan Kharisma menunjukkan bahwa kesempatan untuk menempuh pendidikan masih terbuka lebar bagi siapapun asalkan mau berusaha dan tidak patah semangat dengan kendala yang ditemui. Hal ini menunjukkan wujud nyata dari SDGs poin 10, yaitu Berkurangnya Kesenjangan karena dapat dilihat bahwa faktor sosial ekonomi tidak memengaruhi kesempatan dalam meraih pendidikan. Selain itu, kisah Kharisma juga menunjukkan implementasi dari SDGs poin 5, yaitu Kesetaraan Gender karena didapatnya kesetaraan akses dan kesetaraan kesempatan tanpa memandang gender. Harapannya, kisah Kharisma mampu memotivasi banyak orang untuk terus memperjuangkan mimpinya tanpa takut dengan kendala yang dimiliki.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Kharisma Jayanti Putri
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

FMIPA UGM dan PT MAIPARK Indonesia Teken Perjanjian Kerja Sama, Dukung Indonesia Tangguh Bencana

Indonesia merupakan negara yang terkenal sebagai salah satu dari 35 negara di dunia yang memiliki risiko bencana yang tinggi. BNPB mencatat terdapat 5.400 kejadian bencana yang terjadi sepanjang tahun 2023. Bencana alam yang terjadi di Indonesia menimbulkan dampak yang cukup signifikan, baik secara fisik berupa kerusakan bangunan maupun non-fisik berupa korban jiwa hingga kerugian finansial.

Merujuk pada hal tersebut, FMIPA UGM bersama PT MAIPARK Indonesia bersinergi dalam riset pengelolaan risiko bencana melalui penandatanganan kerja sama yang diselenggarakan pada hari Rabu, 10 Juli 2024 di FMIPA UGM. Acara tersebut dihadiri oleh Dekan FMIPA UGM, dosen Departemen Matematika FMIPA UGM, serta Direktur Utama PT MAIPARK yang didampingi oleh jajarannya.

“Ini merupakan kehormatan bagi kami bisa bekerja sama dengan industri,” tutur Prof. Dr.Eng. Kuwat Triyana, M.Si dalam sambutan yang diberikan.

Direktur utama PT MAIPARK, Kocu Andre Hutagalung menyampaikan bahwa dijalinnya kolaborasi tersebut bertujuan untuk menjadikan Indonesia tangguh bencana. Hal ini berarti bahwa ketika terjadi bencana di Indonesia, negara memiliki mekanisme untuk membantu korban-korban bencana.

“Hal tersebut tidak akan dimiliki jika kita tidak memiliki kemampuan mendeskripsikan risiko bencana alam. Kemudian untuk mendeskripsikan risiko bencana alam dibutuhkan model bencana alam dan di situlah peran dari kerja sama kita karena untuk mendeskripsikan model tersebut dibutuhkan ilmu pengetahuan, seperti matematika,” papar Kocu.

Lebih lanjut dirinya menyampaikan bahwa spektrum kerja sama yang akan dibangun meliputi pendidikan hingga aktivitas penelitian serta pengembangan bisnis asuransi bencana alam. Sementara ini, sudah ada 2 mahasiswa dari Program Studi Aktuaria FMIPA UGM yang tengah melakukan magang di PT MAIPARK. Sebelumnya, PT MAIPARK juga telah aktif memperkenalkan aktuaria bencana alam melalui pemaparan kuliah singkat mengenai permodelan katostropik.

“Saya yakin bahwa kami akan mendapatkan dukungan yang tepat dan kuat, khususnya dari FMIPA UGM karena dalam industri asuransi maupun reasuransi membutuhkan dukungan pengetahuan kuantitatif dalam pengelolaan risiko bencana alam,” tutur  Kocu.

Melalui perjanjian kerja sama ini diharapkan mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri yang berdampak dalam mendukung Indonesia tangguh bencana. Acara ini turut menjadi cerminan dari SDGs di poin 4 yaitu Pendidikan Berkualitas dalam pendidikan untuk keberlanjutan melalui peluang riset dan studi, poin 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui manajemen bencana, poin 13 yaitu Penanganan Perubahan Iklim melalui manajemen perubahan iklim, dan poin 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam mendorong inovasi dan kemitraan melalui kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate