Search
Search
Search

SDG 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur

Inspiratif! Gabriel Kaunang Alumni Ilmu Komputer Dapatkan Beasiswa Combo Master-PhD di Amerika Serikat

Gabriel Kaunang, alumni program studi S1 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil melanjutkan studinya ke jenjang combo Master-PhD di universitas ternama di Amerika Serikat, yaitu University of Chicago, dengan mengangkat topik riset “system and machine learning”.

Perjalanan Gabriel diawali pada tahun keduanya menjadi mahasiswa yang mulai mencari tahu bidang dan minat yang ia inginkan. Melalui kolaborasinya dengan dosen pembimbing di FMIPA UGM, ia berhasil mempublikasikan sebuah paper mengenai Deep Reinforcement Learning (DRL) yang berfokus pada optimasi efisiensi energi dalam sistem HPC.

“Saat masih S1, pada tahun kedua saya memiliki keinginan untuk riset di bidang low-level systems. Saya mulai menghubungi salah satu dosen yang bekerja dalam bidang tersebut, yaitu Pak Alfian, untuk melakukan kolaborasi riset bersama dan kami berhasil mempublikasikan satu paper,” papar Gabriel dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Kemudian, melalui program Garuda ACE, ia memulai kolaborasi risetnya bersama Prof. Yanjing Li dari University of Chicago yang juga merupakan profesor ternama lulusan Carnegie Mellon University dan Stanford University. Bagi Gabriel, pengalaman riset ini merupakan pengalaman yang menantang karena standar riset yang ditentukan Profesor Yanjing sangat tinggi sehingga membuatnya merasa bahwa komitmen dan kerja keras merupakan hal yang paling krusial dalam menjalani riset.

“Penting untuk memiliki kesiapan mental, komitmen tinggi, dan kemampuan berkomunikasi guna menghadapi tantangan riset karena masalah yang dihadapi saat riset biasanya belum memiliki solusi sehingga harus belajar dan mencoba banyak hal baru dengan pendekatan ‘learning by doing’ supaya masalah dapat terselesaikan,” papar Gabriel dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Pada akhir masa studinya, ia diberikan arahan secara optimal untuk proses pendaftaran ke kampus secara administratif dan melalui prosedur. Berkat kegigihannya, Gabriel mendapatkan rekomendasi dari Prof. Yanjing Li untuk mendaftar program combo Master-PhD di AS. Kini Gabriel menjadi salah satu dari 10 mahasiswa peserta Garuda ACE yang berhasil diterima di program Master-PhD dengan beasiswa penuh, dan menjadi mahasiswa Indonesia yang dapat berkolaborasi riset dengan peneliti di Amerika Serikat. Ia diterima di 2 universitas di Amerika Serikat, yakni University of Chicago dan University of California, Irvine.  Ia akan berangkat ke Amerika Serikat pada September 2024 untuk melanjutkan studi dan risetnya.

Keberhasilan Gabriel merupakan implementasi dari SDGs poin 4 tentang pendidikan berkualitas melalui penyediaan riset kolaboratif yang dilakukan oleh Fakultas MIPA dan SDGs poin 9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur. Rasa ingin tahu telah mendorong Gabriel untuk terus berinovasi mendalami cara kerja komputer, mulai dari pemrograman hingga memahami bagaimana hardware berfungsi. Hingga pada akhirnya menjatuhkan keputusannya untuk mendalami passionnya dalam bidang low-level system dan arsitektur komputer ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Gabriel Kaunang
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Meriahkan Acara Workshop Paradigma dan Contextual Learning, Ratusan Guru Meriahkan Sesi Tanya Jawab

Fakultas MIPA kembali menyelenggarakan workshop intelektual. Melalui acara ini, diberikan kesempatan untuk para peserta mengajukan pertanyaan terkait tema yang dibahas. Beberapa perwakilan yang bertanya dari sesi 1 hingga 2 adalah SMA Blitar, SMA Mutiara Persada, SMK Negeri 6 Yogyakarta, SMA IT Abu Bakar Kulon Progo, SMA Kolese De Britto, dan MA IT Baitul Quran Al Jahra.

“Untuk mendobrak hambatan mind block, dengan konsisten menunjukkan contoh keberhasilan dan mencapai prestasi bersama yang dapat memotivasi orang lain sehingga global-mindedness dapat menyebar lebih merata di seluruh institusi, meskipun berada di lingkungan dengan fixed mindset,” papar Prof. Nizam.

Sementara itu permasalahan fasilitas yang kurang memadai untuk keberhasilan pencapaian muridnya juga menjadi hal yang prihatin. Namun menurut Prof. Nizam fasilitas yang tidak memadai bisa dijadikan sebagai inovasi untuk mendidik sesuatu yang hebat dan menjadikan siswa sebagai saintis yang hebat melalui fondasi kegiatan internasional.

“Jangan jadikan kekurangan fasilitas jadi kendala namun jadikan challenge untuk membuat alat yang diciptakan dari hasil siswanya sendiri misalnya,” papar Prof. Nizam.

Selain itu, kendala mengajar dikelas dan kesulitan mencari referensi materi mata pelajaran untuk menjangkau konteks juga menjadi hambatan. Padahal referensi bisa didapat dari kehidupan sehari hari dan guru bisa melakukan diskusi. Contextual learning bisa dibuat penjelasan kegiatan nyata yang dihubungkan dengan konteks sains. Dengan keterlibatan aktif memberi kesempatan kepada siswa untuk mencapai kolaboratif pembelajarannya tidak membosankan.

“Salah satu kegiatan contextual learning yang tidak melupakan diferensiasi siswa adalah dengan gaya belajar dan style dalam pembelajaran untuk menciptakan peminatan yang banyak dan memanfaatkan stimulus serta memperhatikan aspek suara, memberi kesempatan,” papar Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D. (Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM).

Contextual learning bisa dimulai dari bagaimana anak anak menghargai barang-barang yang tidak layak seperti sampah menjadi sesuatu yg penting. Bisa didasari dengan pengetahuan recific, respon, dan value. Sementara itu interaksi menjadi hal yang penting untuk menangani hambatan sarana prasarana yang ada. Dari acara workshop ini, FMIPA mengimplementasikan SDGs poin 4 Pendidikan berkelanjutan, SDGs poin 9 Kerjasama Inovasi, SDGs poin 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Transformasi Data Posyandu di Desa Sugian oleh Mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM sebagai bentuk pengabdian KKN-PPM UGM 2024

Desa Sugian, sebuah desa wisata yang juga dikenal dengan sektor pertanian dan perikanannya, kini tengah menjadi lokasi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Salah satu peserta KKN dari program studi Ilmu Aktuaria angkatan 2021, Taufik Hasan Wau, berperan aktif dalam kegiatan ini.

Hasan, sapaan akrab Taufik Hasan Wau, mengungkapkan bahwa Desa Sugian memiliki potensi yang luar biasa tidak hanya di bidang pariwisata, tetapi juga dalam sektor pertanian, perikanan, tambak udang, dan mutiara. Namun, yang paling menarik perhatian Hasan adalah program kerja yang ia lakukan, yaitu transformasi pendataan dan pembuatan grafik posyandu dari format buku menjadi Excel. Program ini merupakan permintaan langsung dari kader PKK Desa Sugian.

Menurut Hasan, program kerja ini bertujuan untuk mempermudah pendataan dan pembuatan grafik di setiap titik posyandu yang ada di desa tersebut. Dengan menggunakan Excel, kader PKK dapat melakukan pendataan dengan lebih cepat, akurat, dan terorganisir. “Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja di lapangan,” ujar Hasan.

Meskipun demikian, Hasan tidak menampik adanya tantangan yang harus dihadapi, terutama karena banyaknya titik posyandu yang harus dikelola. Namun, ia merasa tantangan tersebut adalah bagian dari proses belajar yang menyenangkan selama KKN ini.

Program kerja ini juga sejalan dengan upaya mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, tujuan nomor 9, yaitu membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, dan mendorong inovasi

Bagi Hasan, pengalaman KKN di Desa Sugian sangat berkesan dan memberikan banyak pelajaran berharga.

“KKN ini benar-benar memberikan gambaran nyata tentang bagaimana teori yang dipelajari di kampus dapat diterapkan di lapangan,” pungkasnya.

Dengan semangat yang ditunjukkan oleh Hasan dan rekan-rekannya, diharapkan program kerja ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi Desa Sugian dan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Taufik Hasan Wau
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

UGM dan Pertamina Gelar Workshop AI untuk Geosains di Bandung

Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Laboratorium Geofisika FMIPA UGM mengadakan workshop dan perencanaan kerja sama di bidang machine learning dan deep learning di dunia migas (minyak dan gas) baik untuk analisis data sumur pemboran, penemuan prospek reservoar, dan analisis seismik untuk pemetaan struktur bawah permukaan. Acara ini berlangsung di Hotel Luxton, Bandung, Jawa Barat, pada 16 – 18 Juli 2024. Workshop ini dihadiri oleh para ahli dari UGM seperti Dr. Sudarmaji dan Dr. T. Marwan Irnaka serta tim dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4.

Tujuan utama dari workshop ini adalah untuk membahas dan merencanakan pemanfaatan teknologi machine learning (ML) dan AI dalam bidang geosains. Teknologi ini semakin maju dan menawarkan peluang besar untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang ini.

“Dengan kemajuan teknologi ML dan AI, kita dapat mengoptimalkan proses eksplorasi dan produksi migas dengan lebih efisien,” kata Dr. Sudarmaji.

Pertemuan ini melibatkan berbagai pihak termasuk tim dari Pertamina Hulu Rokan Zona 4, laboratorium geofisika UGM, SLB (Schlumberger), dan tim Upstream Cloud dari Pertamina. Diskusi yang di dibahas meliputi berbagai topik, mulai dari penerapan AI dalam analisis data seismik hingga pengembangan model prediktif untuk eksplorasi sumber daya alam.

Selain itu, workshop ini juga membahas pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri untuk mengembangkan solusi inovatif yang dapat diterapkan di lapangan.

“Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi yang tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga berkontribusi pada pengembangan teknologi di bidang geosains,” ujar Jerry Devios Mamesah, selaku WOPDM Pertamina Hulu Rokan Zona 4.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan dapat tercipta sinergi antara UGM dan Pertamina dalam memanfaatkan teknologi AI untuk menghadapi tantangan di bidang geosains, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta menguatkan kemitraan dalam mencapai tujuan selaras dengan SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: T. Marwan Irnaka
Foto: Shofi Rahmadini
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Seluruh Program Studi di Departemen Fisika Terakreditasi Internasional ASIIN

Empat program studi di Departemen Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu Sarjana Fisika, Sarjana Geofisika, Magister Fisika, dan Doktor Fisika berhasil memperoleh akreditasi internasional dari ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik), lembaga akreditasi berbasis di Jerman yang khusus mengevaluasi program studi di bidang teknik, informatika, ilmu alam, dan matematika.

Tim penilai akreditasi yang terdiri dari Prof. Dr. Gert-Ludwig Ingold, Prof. Dr. Ethem Buelent Tezkan, Herri Trilaksana, Ph.D, Langgam Bagas Pratomo, Muhammad Taufigi, dan Dr. Natalia Vega melakukan evaluasi dan verifikasi dokumen ASIIN yang telah dikirimkan sebelumnya. Visitasi dilaksanakan pada 5 – 6 Maret 2024. Pada visitasi tersebut, tim akreditasi ASIIN bertemu dan berdiskusi dengan mahasiswa, dosen, alumni, tim kurikulum, pengurus prodi dan departemen, hingga pengurus dekanat dan rektorat. Hal ini dilakukan dalam rangka melakukan asesmen yang komprehensif terhadap berbagai aspek dari setiap program studi serta memberikan masukan yang diharapkan dapat mengembangkan kualitas keempat prodi tersebut.

Ketua Departemen Fisika UGM, Prof. Dr. Eng. Edi Suharyadi menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari upaya dalam meningkatkan kualitas program studi.

“Akreditasi adalah bagian dari proses asesmen dan evaluasi dalam rangka improvisasi secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous improvement) untuk peningkatan dan kemajuan Program Studi. Akreditasi dalam negeri dan luar negeri akan memberikan peluang dan wahana bagi kita untuk melakukan perbaikan dari berbagai aspek secara komprehensif, sehingga prodi-prodi di Departemen Fisika tidak hanya unggul di level nasional tapi juga bisa berkompetisi secara global,” ujarnya.

Prof. Edi menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada jajaran pimpinan universitas, dekan dan wakil dekan, jajaran pengurus program studi dan tenaga kependidikan yang ada di lingkungan Departemen Fisika UGM yang telah menyiapkan semuanya terkait pelaksanaan penilaian dan visitasi oleh lembaga akreditasi ASIIN. Salah satu strategi yang dilakukan Departemen Fisika agar tetap terjamin mutu pendidikannya adalah dengan melakukan pemantauan mutu secara konsisten, termasuk melakukan penilaian terhadap input-proses-output, dan tentunya outcome pendidikan pada program studi.

Dengan diraihnya akreditasi ASIIN, lulusan dari keempat program studi di Departemen Fisika UGM kini memiliki keunggulan kompetitif di komunitas global. Mereka diakui memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar internasional, yang membuka peluang karir yang lebih luas di berbagai sektor, baik domestik maupun internasional.

Usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik di tingkat nasional maupun internasional, melalui akreditasi yang memastikan standar pendidikan tinggi yang tinggi dan kompetitif secara global. Hal ini sejalan dengan SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akreditasi. Kemudian, menjadi cerminan dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui peningkatan infrastruktur pendidikan dan inovasi dalam proses pengajaran dan pembelajaran, yang mendukung pengembangan industri dan ilmu pengetahuan. Terakhir, meerupakan implementasi dari SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui jalinan antara Universitas Gadjah Mada dan lembaga akreditasi internasional ASIIN untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik dan pengakuan internasional.

Informasi mengenai status akreditasi nasional dan internasional untuk keempat program studi tersebut dapat diakses di laman sertifikat akreditasi, sedangkan status akreditasi internasional seluruh program studi di UGM dapat ditemukan di laman KJM UGM.

Penulis : Chalis Setyadi
Foto: Shofi Rahmadini dan Agil Abdul M
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Siap Bentuk Mahasiswa Kompeten, Pionir Pascal 2024 Selenggarakan Talkshow Ke-MIPA-an

Dalam rangka mengenalkan FMIPA secara lebih mendalam, Pionir Pascal 2024 menyelenggarakan sesi talkshow ke-MIPA-an yang dibersamai oleh Dekan, beberapa Wakil Dekan, dan alumnus FMIPA UGM yang dipandu oleh seorang moderator. Selain bertujuan untuk mengenalkan FMIPA, kegiatan yang diselenggarakan pada 31 Juli 2024 di Auditorium lantai 7 FMIPA UGM ini juga bertujuan untuk memberikan kiat-kiat inspirasi dalam berkarya di bidang masing-masing.

“Kompeten itu sama dengan kemampuan ditambah dengan pengetahuan, kemudian dikalikan dengan sikap,” papar Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan FMIPA UGM. Beliau menekankan pentingnya sikap dan etika dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, Prof. Kuwat juga menjelaskan hal-hal mendasar mengenai FMIPA UGM seperti visi, misi, dan nilai-nilai dari FMIPA UGM. Prof. Kuwat juga memaparkan inovasi yang sudah dihasilkan oleh FMIPA UGM dan bermanfaat untuk masyarakat, yaitu GeNose C19.

Pemaparan Prof. Kuwat dilanjut dengan pemaparan oleh Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan. Prof. Roto membahas mengenai akademik di FMIPA, seperti masa studi, syarat kelulusan, hingga cara menjadi mahasiswa sukses. Selanjutnya, pemaparan dilanjut oleh Indra Kesuma Nasution, Ph.D. selaku alumnus FMIPA UGM. Indra membahas mengenai ANC Japan, prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang, hingga kerja sama yang telah dilakukan dengan beberapa perusahaan di Jepang dalam menyalurkan lulusan FMIPA.

Sesi talkshow ditutup dengan sesi tanya jawab yang disambut dengan antusias oleh para peserta. Mereka mengajukan pertanyaan mengenai inovasi yang sudah dijelaskan, cara bertanggung jawab dengan baik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan setelah lulus kuliah dari FMIPA UGM.

Sesi talkshow kali ini mampu menunjukkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang tercermin dari upaya FMIPA UGM untuk menyediakan wawasan akademik dan keterampilan kepada mahasiswa. Sesi talkshow ini juga menunjukkan penerapan SDGs poin 8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, yang direpresentasikan melalui pembahasan mengenai prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang dan inovasi seperti GeNose C19 yang dapat mendukung ekonomi. Inovasi GeNose C19 juga menunjukkan penerapan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Terakhir, kegiatan ini juga menunjukkan implementasi SDGs poin 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang ditunjukkan dengan kerja sama internasional yang dipaparkan sehingga memperluas peluang global bagi mahasiswa.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Perkenalkan Visi Misi, Dekan FMIPA UGM Tekankan Pentingnya Kreativitas dan Inovasi

Pemahaman mengenai nilai-nilai dan visi misi Fakultas MIPA menjadi hal yang penting bagi mahasiswa baru agar mereka lebih memahami Fakultas MIPA dan termotivasi dalam menjalankan perkuliahan. Berdasarkan hal tersebut, diadakan sesi talkshow Pionir Pascal pada 31 Juli 2024 yang dibersamai Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas MIPA UGM.

“Orang-orang yang dibutuhkan saat ini adalah orang-orang yang kreatif, inovatif, dan adaptif,” papar Prof. Kuwat pada sesi talkshow.

Prof. Kuwat menekankan pentingnya percaya diri dan kreativitas di kalangan mahasiswa dalam sesi talkshow yang dipandu oleh Chinta Bella selaku moderator

Selain menekankan pentingnya percaya diri dan kreatif, Prof. Kuwat juga menjelaskan visi Fakultas MIPA, yaitu menjadi pusat unggulan global dalam bidang matematika, sains, dan teknologi yang dijiwai oleh nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila. Prof. Kuwat juga menekankan 4 tujuan utama penyelenggaraan pendidikan di Fakultas MIPA, yaitu fokus pada kemampuan kerja mahasiswa agar mahasiswa memiliki karir yang cemerlang, membangun reputasi akademik melalui riset dan pengabdian yang berdampak, berkontribusi terhadap masyarakat sekitar, dan menciptakan lingkungan fakultas yang menyenangkan.

Prof. Kuwat juga menjelaskan beberapa fasilitas yang disediakan oleh Fakultas MIPA. Beberapa fasilitas tersebut yaitu Career Center, Integrated Workshop (FabLab), dan Start-up Mentoring. Melalui fasilitas yang ada, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan akademik, tetapi juga soft skill dan etika kerja yang baik. Prof. Kuwat menegaskan bahwa kompetensi mahasiswa diukur berdasarkan kombinasi keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang mereka miliki.

Selain itu, Prof. Kuwat juga mengenalkan salah satu inovasi yang diciptakan di Fakultas MIPA, yaitu GeNose C19 yang berperan dalam penanganan Covid-19 pada masa pandemi kemarin. Beliau menambahkan bahwa GeNose C19 diproduksi sebanyak 5.000 unit dan memperoleh pendapatan sebesar 350 miliar rupiah. Dengan mengenalkan GeNose C19, Prof. Kuwat berharap bahwa para mahasiswa dapat menciptakan inovasi-inovasi lainnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Penjelasan Prof. Kuwat pada sesi talkshow Pionir Pascal 2024 menyoroti kaitan Fakultas MIPA dengan SDGs, terutama SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, dan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dengan berbagai program dan inisiatifnya, Fakultas MIPA UGM berkontribusi dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendorong inovasi yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat global.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Pentingnya Implementasi Contextual Learning dalam Pendidikan

“Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning” 2024 menyajikan peranan penting Contextual Learning pada sesi pemaparan materi yang kedua. Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, MMedEd, PhD selaku narasumber menjelaskan bahwa dalam pendidikan, anak-anak sering kali hanya menghafal materi tanpa memahami implementasinya secara kontekstual.

“Dalam materi pembelajaran, visualisasi asli sangat penting untuk mendukung proses belajar. Rasa ingin tahu adalah hal utama yang memulai aktivitas belajar. Pertanyaan “mengapa” menjadi dasar dimulainya suatu pembelajaran untuk mengetahui tujuan dari proses tersebut dan dapat menjadi pemicu pemecahan masalah dalam tugas sehari-hari,” ungkap Prof. Gandes.

Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata agar siswa dapat memahami makna dan relevansi dari apa yang mereka pelajari. Prinsip utamanya adalah terkait dengan kehidupan nyata, pembelajaran kolaboratif, keterlibatan aktif, dan refleksi. Pembelajaran ini melibatkan penggunaan panca indra dalam memahami mata pelajaran dan fungsionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat 2 teori yang menjadi fundamental dalam contextual learning yakni teori belajar tentang memori manusia menyebutkan bahwa proses belajar dimulai dari stimulus yang merangsang semua indera kita dan teori motivasi ARCS Model menangkap minat dan rasa ingin tahu siswa melalui attention, relevance, confidence, dan satisfaction dengan pemberian reward and punishment. Dalam pembelajaran kontekstual, perhatian dan relevansi sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kepuasan siswa.

Implementasi pembelajaran kontekstual berkaitan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) antara lain SDGs nomor 4 yakni mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas untuk semua, SDGs 8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak melalui pendidikan yang relevan dan bermakna dan SDGs 9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur yang mendorong inovasi serta pengembangan infrastruktur pendidikan yang tangguh dan inklusif.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Inspiratif! Gabriel Kaunang Alumni Ilmu Komputer Dapatkan Beasiswa Combo Master-PhD di Amerika Serikat

Gabriel Kaunang, alumni program studi S1 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil melanjutkan studinya ke jenjang combo Master-PhD di universitas ternama di Amerika Serikat, yaitu University of Chicago, dengan mengangkat topik riset “system and machine learning”.

Perjalanan Gabriel diawali pada tahun keduanya menjadi mahasiswa yang mulai mencari tahu bidang dan minat yang ia inginkan. Melalui kolaborasinya dengan dosen pembimbing di FMIPA UGM, ia berhasil mempublikasikan sebuah paper mengenai Deep Reinforcement Learning (DRL) yang berfokus pada optimasi efisiensi energi dalam sistem HPC.

“Saat masih S1, pada tahun kedua saya memiliki keinginan untuk riset di bidang low-level systems. Saya mulai menghubungi salah satu dosen yang bekerja dalam bidang tersebut, yaitu Pak Alfian, untuk melakukan kolaborasi riset bersama dan kami berhasil mempublikasikan satu paper,” papar Gabriel dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Kemudian, melalui program Garuda ACE, ia memulai kolaborasi risetnya bersama Prof. Yanjing Li dari University of Chicago yang juga merupakan profesor ternama lulusan Carnegie Mellon University dan Stanford University. Bagi Gabriel, pengalaman riset ini merupakan pengalaman yang menantang karena standar riset yang ditentukan Profesor Yanjing sangat tinggi sehingga membuatnya merasa bahwa komitmen dan kerja keras merupakan hal yang paling krusial dalam menjalani riset.

“Penting untuk memiliki kesiapan mental, komitmen tinggi, dan kemampuan berkomunikasi guna menghadapi tantangan riset karena masalah yang dihadapi saat riset biasanya belum memiliki solusi sehingga harus belajar dan mencoba banyak hal baru dengan pendekatan ‘learning by doing’ supaya masalah dapat terselesaikan,” papar Gabriel dalam wawancara online, Selasa (6/8).

Pada akhir masa studinya, ia diberikan arahan secara optimal untuk proses pendaftaran ke kampus secara administratif dan melalui prosedur. Berkat kegigihannya, Gabriel mendapatkan rekomendasi dari Prof. Yanjing Li untuk mendaftar program combo Master-PhD di AS. Kini Gabriel menjadi salah satu dari 10 mahasiswa peserta Garuda ACE yang berhasil diterima di program Master-PhD dengan beasiswa penuh, dan menjadi mahasiswa Indonesia yang dapat berkolaborasi riset dengan peneliti di Amerika Serikat. Ia diterima di 2 universitas di Amerika Serikat, yakni University of Chicago dan University of California, Irvine.  Ia akan berangkat ke Amerika Serikat pada September 2024 untuk melanjutkan studi dan risetnya.

Keberhasilan Gabriel merupakan implementasi dari SDGs poin 4 tentang pendidikan berkualitas melalui penyediaan riset kolaboratif yang dilakukan oleh Fakultas MIPA dan SDGs poin 9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur. Rasa ingin tahu telah mendorong Gabriel untuk terus berinovasi mendalami cara kerja komputer, mulai dari pemrograman hingga memahami bagaimana hardware berfungsi. Hingga pada akhirnya menjatuhkan keputusannya untuk mendalami passionnya dalam bidang low-level system dan arsitektur komputer ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Gabriel Kaunang
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Meriahkan Acara Workshop Paradigma dan Contextual Learning, Ratusan Guru Meriahkan Sesi Tanya Jawab

Fakultas MIPA kembali menyelenggarakan workshop intelektual. Melalui acara ini, diberikan kesempatan untuk para peserta mengajukan pertanyaan terkait tema yang dibahas. Beberapa perwakilan yang bertanya dari sesi 1 hingga 2 adalah SMA Blitar, SMA Mutiara Persada, SMK Negeri 6 Yogyakarta, SMA IT Abu Bakar Kulon Progo, SMA Kolese De Britto, dan MA IT Baitul Quran Al Jahra.

“Untuk mendobrak hambatan mind block, dengan konsisten menunjukkan contoh keberhasilan dan mencapai prestasi bersama yang dapat memotivasi orang lain sehingga global-mindedness dapat menyebar lebih merata di seluruh institusi, meskipun berada di lingkungan dengan fixed mindset,” papar Prof. Nizam.

Sementara itu permasalahan fasilitas yang kurang memadai untuk keberhasilan pencapaian muridnya juga menjadi hal yang prihatin. Namun menurut Prof. Nizam fasilitas yang tidak memadai bisa dijadikan sebagai inovasi untuk mendidik sesuatu yang hebat dan menjadikan siswa sebagai saintis yang hebat melalui fondasi kegiatan internasional.

“Jangan jadikan kekurangan fasilitas jadi kendala namun jadikan challenge untuk membuat alat yang diciptakan dari hasil siswanya sendiri misalnya,” papar Prof. Nizam.

Selain itu, kendala mengajar dikelas dan kesulitan mencari referensi materi mata pelajaran untuk menjangkau konteks juga menjadi hambatan. Padahal referensi bisa didapat dari kehidupan sehari hari dan guru bisa melakukan diskusi. Contextual learning bisa dibuat penjelasan kegiatan nyata yang dihubungkan dengan konteks sains. Dengan keterlibatan aktif memberi kesempatan kepada siswa untuk mencapai kolaboratif pembelajarannya tidak membosankan.

“Salah satu kegiatan contextual learning yang tidak melupakan diferensiasi siswa adalah dengan gaya belajar dan style dalam pembelajaran untuk menciptakan peminatan yang banyak dan memanfaatkan stimulus serta memperhatikan aspek suara, memberi kesempatan,” papar Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D. (Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM).

Contextual learning bisa dimulai dari bagaimana anak anak menghargai barang-barang yang tidak layak seperti sampah menjadi sesuatu yg penting. Bisa didasari dengan pengetahuan recific, respon, dan value. Sementara itu interaksi menjadi hal yang penting untuk menangani hambatan sarana prasarana yang ada. Dari acara workshop ini, FMIPA mengimplementasikan SDGs poin 4 Pendidikan berkelanjutan, SDGs poin 9 Kerjasama Inovasi, SDGs poin 17 Kemitraan untuk mencapai tujuan.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Transformasi Data Posyandu di Desa Sugian oleh Mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM sebagai bentuk pengabdian KKN-PPM UGM 2024

Desa Sugian, sebuah desa wisata yang juga dikenal dengan sektor pertanian dan perikanannya, kini tengah menjadi lokasi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Salah satu peserta KKN dari program studi Ilmu Aktuaria angkatan 2021, Taufik Hasan Wau, berperan aktif dalam kegiatan ini.

Hasan, sapaan akrab Taufik Hasan Wau, mengungkapkan bahwa Desa Sugian memiliki potensi yang luar biasa tidak hanya di bidang pariwisata, tetapi juga dalam sektor pertanian, perikanan, tambak udang, dan mutiara. Namun, yang paling menarik perhatian Hasan adalah program kerja yang ia lakukan, yaitu transformasi pendataan dan pembuatan grafik posyandu dari format buku menjadi Excel. Program ini merupakan permintaan langsung dari kader PKK Desa Sugian.

Menurut Hasan, program kerja ini bertujuan untuk mempermudah pendataan dan pembuatan grafik di setiap titik posyandu yang ada di desa tersebut. Dengan menggunakan Excel, kader PKK dapat melakukan pendataan dengan lebih cepat, akurat, dan terorganisir. “Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja di lapangan,” ujar Hasan.

Meskipun demikian, Hasan tidak menampik adanya tantangan yang harus dihadapi, terutama karena banyaknya titik posyandu yang harus dikelola. Namun, ia merasa tantangan tersebut adalah bagian dari proses belajar yang menyenangkan selama KKN ini.

Program kerja ini juga sejalan dengan upaya mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, tujuan nomor 9, yaitu membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, dan mendorong inovasi

Bagi Hasan, pengalaman KKN di Desa Sugian sangat berkesan dan memberikan banyak pelajaran berharga.

“KKN ini benar-benar memberikan gambaran nyata tentang bagaimana teori yang dipelajari di kampus dapat diterapkan di lapangan,” pungkasnya.

Dengan semangat yang ditunjukkan oleh Hasan dan rekan-rekannya, diharapkan program kerja ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi Desa Sugian dan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya.

Penulis: Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Taufik Hasan Wau
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

UGM dan Pertamina Gelar Workshop AI untuk Geosains di Bandung

Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Laboratorium Geofisika FMIPA UGM mengadakan workshop dan perencanaan kerja sama di bidang machine learning dan deep learning di dunia migas (minyak dan gas) baik untuk analisis data sumur pemboran, penemuan prospek reservoar, dan analisis seismik untuk pemetaan struktur bawah permukaan. Acara ini berlangsung di Hotel Luxton, Bandung, Jawa Barat, pada 16 – 18 Juli 2024. Workshop ini dihadiri oleh para ahli dari UGM seperti Dr. Sudarmaji dan Dr. T. Marwan Irnaka serta tim dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4.

Tujuan utama dari workshop ini adalah untuk membahas dan merencanakan pemanfaatan teknologi machine learning (ML) dan AI dalam bidang geosains. Teknologi ini semakin maju dan menawarkan peluang besar untuk mengatasi keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang ini.

“Dengan kemajuan teknologi ML dan AI, kita dapat mengoptimalkan proses eksplorasi dan produksi migas dengan lebih efisien,” kata Dr. Sudarmaji.

Pertemuan ini melibatkan berbagai pihak termasuk tim dari Pertamina Hulu Rokan Zona 4, laboratorium geofisika UGM, SLB (Schlumberger), dan tim Upstream Cloud dari Pertamina. Diskusi yang di dibahas meliputi berbagai topik, mulai dari penerapan AI dalam analisis data seismik hingga pengembangan model prediktif untuk eksplorasi sumber daya alam.

Selain itu, workshop ini juga membahas pentingnya kolaborasi antara akademisi dan industri untuk mengembangkan solusi inovatif yang dapat diterapkan di lapangan.

“Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi yang tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga berkontribusi pada pengembangan teknologi di bidang geosains,” ujar Jerry Devios Mamesah, selaku WOPDM Pertamina Hulu Rokan Zona 4.

Dengan adanya workshop ini, diharapkan dapat tercipta sinergi antara UGM dan Pertamina dalam memanfaatkan teknologi AI untuk menghadapi tantangan di bidang geosains, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur serta menguatkan kemitraan dalam mencapai tujuan selaras dengan SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Penulis: T. Marwan Irnaka
Foto: Shofi Rahmadini
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Seluruh Program Studi di Departemen Fisika Terakreditasi Internasional ASIIN

Empat program studi di Departemen Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu Sarjana Fisika, Sarjana Geofisika, Magister Fisika, dan Doktor Fisika berhasil memperoleh akreditasi internasional dari ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik), lembaga akreditasi berbasis di Jerman yang khusus mengevaluasi program studi di bidang teknik, informatika, ilmu alam, dan matematika.

Tim penilai akreditasi yang terdiri dari Prof. Dr. Gert-Ludwig Ingold, Prof. Dr. Ethem Buelent Tezkan, Herri Trilaksana, Ph.D, Langgam Bagas Pratomo, Muhammad Taufigi, dan Dr. Natalia Vega melakukan evaluasi dan verifikasi dokumen ASIIN yang telah dikirimkan sebelumnya. Visitasi dilaksanakan pada 5 – 6 Maret 2024. Pada visitasi tersebut, tim akreditasi ASIIN bertemu dan berdiskusi dengan mahasiswa, dosen, alumni, tim kurikulum, pengurus prodi dan departemen, hingga pengurus dekanat dan rektorat. Hal ini dilakukan dalam rangka melakukan asesmen yang komprehensif terhadap berbagai aspek dari setiap program studi serta memberikan masukan yang diharapkan dapat mengembangkan kualitas keempat prodi tersebut.

Ketua Departemen Fisika UGM, Prof. Dr. Eng. Edi Suharyadi menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari upaya dalam meningkatkan kualitas program studi.

“Akreditasi adalah bagian dari proses asesmen dan evaluasi dalam rangka improvisasi secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous improvement) untuk peningkatan dan kemajuan Program Studi. Akreditasi dalam negeri dan luar negeri akan memberikan peluang dan wahana bagi kita untuk melakukan perbaikan dari berbagai aspek secara komprehensif, sehingga prodi-prodi di Departemen Fisika tidak hanya unggul di level nasional tapi juga bisa berkompetisi secara global,” ujarnya.

Prof. Edi menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada jajaran pimpinan universitas, dekan dan wakil dekan, jajaran pengurus program studi dan tenaga kependidikan yang ada di lingkungan Departemen Fisika UGM yang telah menyiapkan semuanya terkait pelaksanaan penilaian dan visitasi oleh lembaga akreditasi ASIIN. Salah satu strategi yang dilakukan Departemen Fisika agar tetap terjamin mutu pendidikannya adalah dengan melakukan pemantauan mutu secara konsisten, termasuk melakukan penilaian terhadap input-proses-output, dan tentunya outcome pendidikan pada program studi.

Dengan diraihnya akreditasi ASIIN, lulusan dari keempat program studi di Departemen Fisika UGM kini memiliki keunggulan kompetitif di komunitas global. Mereka diakui memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar internasional, yang membuka peluang karir yang lebih luas di berbagai sektor, baik domestik maupun internasional.

Usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik di tingkat nasional maupun internasional, melalui akreditasi yang memastikan standar pendidikan tinggi yang tinggi dan kompetitif secara global. Hal ini sejalan dengan SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akreditasi. Kemudian, menjadi cerminan dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui peningkatan infrastruktur pendidikan dan inovasi dalam proses pengajaran dan pembelajaran, yang mendukung pengembangan industri dan ilmu pengetahuan. Terakhir, meerupakan implementasi dari SDGs nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui jalinan antara Universitas Gadjah Mada dan lembaga akreditasi internasional ASIIN untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik dan pengakuan internasional.

Informasi mengenai status akreditasi nasional dan internasional untuk keempat program studi tersebut dapat diakses di laman sertifikat akreditasi, sedangkan status akreditasi internasional seluruh program studi di UGM dapat ditemukan di laman KJM UGM.

Penulis : Chalis Setyadi
Foto: Shofi Rahmadini dan Agil Abdul M
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Siap Bentuk Mahasiswa Kompeten, Pionir Pascal 2024 Selenggarakan Talkshow Ke-MIPA-an

Dalam rangka mengenalkan FMIPA secara lebih mendalam, Pionir Pascal 2024 menyelenggarakan sesi talkshow ke-MIPA-an yang dibersamai oleh Dekan, beberapa Wakil Dekan, dan alumnus FMIPA UGM yang dipandu oleh seorang moderator. Selain bertujuan untuk mengenalkan FMIPA, kegiatan yang diselenggarakan pada 31 Juli 2024 di Auditorium lantai 7 FMIPA UGM ini juga bertujuan untuk memberikan kiat-kiat inspirasi dalam berkarya di bidang masing-masing.

“Kompeten itu sama dengan kemampuan ditambah dengan pengetahuan, kemudian dikalikan dengan sikap,” papar Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan FMIPA UGM. Beliau menekankan pentingnya sikap dan etika dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, Prof. Kuwat juga menjelaskan hal-hal mendasar mengenai FMIPA UGM seperti visi, misi, dan nilai-nilai dari FMIPA UGM. Prof. Kuwat juga memaparkan inovasi yang sudah dihasilkan oleh FMIPA UGM dan bermanfaat untuk masyarakat, yaitu GeNose C19.

Pemaparan Prof. Kuwat dilanjut dengan pemaparan oleh Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan. Prof. Roto membahas mengenai akademik di FMIPA, seperti masa studi, syarat kelulusan, hingga cara menjadi mahasiswa sukses. Selanjutnya, pemaparan dilanjut oleh Indra Kesuma Nasution, Ph.D. selaku alumnus FMIPA UGM. Indra membahas mengenai ANC Japan, prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang, hingga kerja sama yang telah dilakukan dengan beberapa perusahaan di Jepang dalam menyalurkan lulusan FMIPA.

Sesi talkshow ditutup dengan sesi tanya jawab yang disambut dengan antusias oleh para peserta. Mereka mengajukan pertanyaan mengenai inovasi yang sudah dijelaskan, cara bertanggung jawab dengan baik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan setelah lulus kuliah dari FMIPA UGM.

Sesi talkshow kali ini mampu menunjukkan penerapan SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, yang tercermin dari upaya FMIPA UGM untuk menyediakan wawasan akademik dan keterampilan kepada mahasiswa. Sesi talkshow ini juga menunjukkan penerapan SDGs poin 8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, yang direpresentasikan melalui pembahasan mengenai prospek kerja lulusan FMIPA di Jepang dan inovasi seperti GeNose C19 yang dapat mendukung ekonomi. Inovasi GeNose C19 juga menunjukkan penerapan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Terakhir, kegiatan ini juga menunjukkan implementasi SDGs poin 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang ditunjukkan dengan kerja sama internasional yang dipaparkan sehingga memperluas peluang global bagi mahasiswa.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Perkenalkan Visi Misi, Dekan FMIPA UGM Tekankan Pentingnya Kreativitas dan Inovasi

Pemahaman mengenai nilai-nilai dan visi misi Fakultas MIPA menjadi hal yang penting bagi mahasiswa baru agar mereka lebih memahami Fakultas MIPA dan termotivasi dalam menjalankan perkuliahan. Berdasarkan hal tersebut, diadakan sesi talkshow Pionir Pascal pada 31 Juli 2024 yang dibersamai Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. selaku Dekan Fakultas MIPA UGM.

“Orang-orang yang dibutuhkan saat ini adalah orang-orang yang kreatif, inovatif, dan adaptif,” papar Prof. Kuwat pada sesi talkshow.

Prof. Kuwat menekankan pentingnya percaya diri dan kreativitas di kalangan mahasiswa dalam sesi talkshow yang dipandu oleh Chinta Bella selaku moderator

Selain menekankan pentingnya percaya diri dan kreatif, Prof. Kuwat juga menjelaskan visi Fakultas MIPA, yaitu menjadi pusat unggulan global dalam bidang matematika, sains, dan teknologi yang dijiwai oleh nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila. Prof. Kuwat juga menekankan 4 tujuan utama penyelenggaraan pendidikan di Fakultas MIPA, yaitu fokus pada kemampuan kerja mahasiswa agar mahasiswa memiliki karir yang cemerlang, membangun reputasi akademik melalui riset dan pengabdian yang berdampak, berkontribusi terhadap masyarakat sekitar, dan menciptakan lingkungan fakultas yang menyenangkan.

Prof. Kuwat juga menjelaskan beberapa fasilitas yang disediakan oleh Fakultas MIPA. Beberapa fasilitas tersebut yaitu Career Center, Integrated Workshop (FabLab), dan Start-up Mentoring. Melalui fasilitas yang ada, mahasiswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan akademik, tetapi juga soft skill dan etika kerja yang baik. Prof. Kuwat menegaskan bahwa kompetensi mahasiswa diukur berdasarkan kombinasi keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang mereka miliki.

Selain itu, Prof. Kuwat juga mengenalkan salah satu inovasi yang diciptakan di Fakultas MIPA, yaitu GeNose C19 yang berperan dalam penanganan Covid-19 pada masa pandemi kemarin. Beliau menambahkan bahwa GeNose C19 diproduksi sebanyak 5.000 unit dan memperoleh pendapatan sebesar 350 miliar rupiah. Dengan mengenalkan GeNose C19, Prof. Kuwat berharap bahwa para mahasiswa dapat menciptakan inovasi-inovasi lainnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Penjelasan Prof. Kuwat pada sesi talkshow Pionir Pascal 2024 menyoroti kaitan Fakultas MIPA dengan SDGs, terutama SDGs poin 4, yaitu Pendidikan Berkualitas, dan SDGs poin 9, yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Dengan berbagai program dan inisiatifnya, Fakultas MIPA UGM berkontribusi dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendorong inovasi yang berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat global.

Penulis: Azzah Nurfatin
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Pentingnya Implementasi Contextual Learning dalam Pendidikan

“Workshop “Paradigma dan Implementasi Merdeka Belajar Tingkat SMA/MA melalui Contaxtual Learning” 2024 menyajikan peranan penting Contextual Learning pada sesi pemaparan materi yang kedua. Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, MMedEd, PhD selaku narasumber menjelaskan bahwa dalam pendidikan, anak-anak sering kali hanya menghafal materi tanpa memahami implementasinya secara kontekstual.

“Dalam materi pembelajaran, visualisasi asli sangat penting untuk mendukung proses belajar. Rasa ingin tahu adalah hal utama yang memulai aktivitas belajar. Pertanyaan “mengapa” menjadi dasar dimulainya suatu pembelajaran untuk mengetahui tujuan dari proses tersebut dan dapat menjadi pemicu pemecahan masalah dalam tugas sehari-hari,” ungkap Prof. Gandes.

Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata agar siswa dapat memahami makna dan relevansi dari apa yang mereka pelajari. Prinsip utamanya adalah terkait dengan kehidupan nyata, pembelajaran kolaboratif, keterlibatan aktif, dan refleksi. Pembelajaran ini melibatkan penggunaan panca indra dalam memahami mata pelajaran dan fungsionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Terdapat 2 teori yang menjadi fundamental dalam contextual learning yakni teori belajar tentang memori manusia menyebutkan bahwa proses belajar dimulai dari stimulus yang merangsang semua indera kita dan teori motivasi ARCS Model menangkap minat dan rasa ingin tahu siswa melalui attention, relevance, confidence, dan satisfaction dengan pemberian reward and punishment. Dalam pembelajaran kontekstual, perhatian dan relevansi sangat penting untuk membangun kepercayaan diri dan kepuasan siswa.

Implementasi pembelajaran kontekstual berkaitan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) antara lain SDGs nomor 4 yakni mendukung pembelajaran inklusif dan berkualitas untuk semua, SDGs 8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak melalui pendidikan yang relevan dan bermakna dan SDGs 9 mengenai Industri, Inovasi, dan Infrastruktur yang mendorong inovasi serta pengembangan infrastruktur pendidikan yang tangguh dan inklusif.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More
Translate