Search
Search
Search

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Siapkan Sajian Pertunjukkan Terbaik, Tim Karawitan FMIPA UGM Tingkatkan Latihan Bersama

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM tingkatkan latihan bersama dalam rangka mempersiapkan pentas pada acara Festival Karawitan pada bulan Juli 2024. Latihan yang pada mulanya dilaksanakan 1 kali dalam seminggu menjadi 2 kali dalam seminggu. Pelaksanaan latihan dilakukan di Ruang Karawitan Lantai 7 Gedung FMIPA UGM.

Dalam latihan juga dilakukan evaluasi untuk memperbaiki kualitas permainan yang ada.

“Secara keseluruhan temponya masih terlalu cepat. Masih bisa dipelankan lagi biar sindhen (penyanyi wanita) tidak terlalu mengejar lagunya, Kemudian, tabuhan alat-alat balungan masih terlalu keras dan dominan saat vokal berjalan,” papar Parjilan selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM saat evaluasi latihan.

Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan terdiri atas lancaran mesem, ladrang pangkur, dan srepeg mataram. Agar memudahkan para pemain mengevaluasi secara mandiri, dilakukan perekaman permainan untuk kemudian disimak ketika pulang dari latihan.

Dalam meningkatkan latihan karawitan terdapat berbagai tantangan yang dilalui terutama dalam menunggu kehadiran lengkap tim karena kesibukan dan jadwal masing-masing.

“Kesulitan kalau anggota kurang lengkap ketika latihan sehingga koordinasi pola permainan gending cukup sulit. Tetapi, saat ini masih bisa dilakukan dengan baik. FMIPA akan menampilkan 3 gendhing (lagu) yaitu Lancaran Mesem, Ladrang Pangkur, Playon Mataraman,” papar Viga selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM

Latihan bersama dari Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi wadah bagi para sivitas akademik untuk turut mempelajari dan melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Cuaca Dingin di Musim Kemarau, FMIPA UGM Beri Edukasi dari Ilmu Geofisika

Cuaca dingin yang melanda kawasan Indonesia menjadi topik pembicaraan di berbagai sudut jagat media sosial. Mulai dari fenomena es di Dieng hingga kabut tebal yang menyelimuti rumah-rumah warga. Dalam hal ini, FMIPA UGM beri edukasi mengenai fenomena cuaca dingin yang terjadi dari sudut ilmu Geofisika.

Dalam hal ini, penyebab suhu dingin yang terjadi disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan. Hal ini menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari. Kedua, kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan yang mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan. Ketiga, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi.

Selain penjelasan mengenai fenomena yang ada, terdapat edukasi dan sosialisasi mengenai tips menjaga kesehatan di kondisi dingin seperti menjaga olahraga dengan minimal 15 menit setiap hari, mengonsumsi vitamin dan air putih, dan menjaga pola istirahat dan aktivitas. Edukasi mengenai fenomena cuaca dingin tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan yang diberikan untuk memberikan wawasan terhadap isu yang ada. Simak konten Cuaca Dingin melalui tautan https://www.instagram.com/p/C9mLKlDyFWh/?img_index=8.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Tumang Fair 2024: FMIPA Siap Mendukung Penguatan UMKM Kerajinan Tembaga Berskala Global

Dekan Fakultas MIPA UGM diundang untuk menghadiri International Copper Craft Festival, Tumang Fair 2024, di Desa Tumang, Cepogo, Boyolali pada tanggal 19 Juli 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya yang dilakukan oleh Desa Tumang untuk mengenalkan produk kerajinan tembaga yang merupakan produk andalan masyarakat setempat kepada mitra potensial untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kegiatan Tumang Fair 2024 yang berlangsung selama 3 hari yaitu pada tanggal 19 – 21 Juli 2024 ini didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Marsekal TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P, Pemerintah Kabupaten Boyolali, dan Yayasan Ladara Nusantara yang diketuai oleh Ibu Nanik Istumawati.

Dekan Fakultas MIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana yang hadir pada kegiatan tersebut mengatakan bahwa Fakultas MIPA berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada para pengrajin melalui berbagai program seperti studi terkait penyediaan bahan baku dari sumber lokal Indonesia dan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi melalui penggunaan mesin otomatis.

Keterlibatan FMIPA UGM dalam acara tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui studi yang diberikan, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui teknologi, inovasi, dan permesinan, serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kegiatan yang terjalin bersama.

Penulis: Fajar Adi Kusumo
Foto: Fajar Adi Kusumo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Tim PKC-KC UGM Ciptakan Awake Berbasis Aplikasi dan Hardware Atasi Kecelakaan Mengantuk dalam Mengemudi

PKM kembali menjadi perbincangan hangat para mahasiswa. Universitas Gadjah Mada memberikan fasilitas berupa pendanaan untuk mahasiswa nya berkarya dan berkembang dalam program ini. Tim PKM-KC Awake atau Advanced Warning for Keeping Eyes Attentive menjadi salah satu tim yang lolos pendanaan dari FMIPA.

Sementara itu, Indonesia sedang menghadapi tantangan serius terkait tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas. Solusi dari Tim PKM-KC Awake atau Advanced Warning for Keeping Eyes Attentive adalah  menciptakan sebuah aplikasi dengan software pelengkap dan hardware berupa buzzer alarm serta sprayer. Software ini merupakan bagian bonus dari aplikasi Awake untuk memonitoring pengemudi melalui notifikasi apabila sudah di level tinggi (tingkat kantuknya).

“Nah, kalau pengemudi sudah di tingkat kantuk yang tinggi, di aplikasi Awake akan memunculkan rekomendasi rest area terdekat dan data sejarah kantuk selama pemakaian alat. Selain bisa memantau kondisi jalan karena aplikasi kami terintegrasi dengan google maps bisa juga mengatur nada dering buzzer dan akan ada notif apabila spray habis.” ujar Fanny Aulia mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM selaku Leader Tim PKM-KC Awake dalam wawancara daring (10/7).

Dengan bimbingan dari Dr. Ahmad Nasikun, S.T., M.Sc. sebagai dosen pembimbing beserta tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Ilmu Aktuaria, Elektronika dan Instrumentasi, Teknologi Informasi, dan Sekolah Vokasi Teknik Rekayasa Perangkat Lunak. Tim berkolaborasi untuk menciptakan aplikasi Awake dengan harapan alat ini dapat diterapkan secara luas di masyarakat Indonesia untuk mengurangi tingkat kecelakaan dalam berkendara.

Dari fungsi aplikasi Awake pengemudi bisa memastikan posisi wajah di kamera alat apabila ada notifikasi kalau spray di alat telah habis. Tim PKM-KC memulai perealisasian aplikasi Awake ini dengan membuat programnya terlebih dahulu. Kemudian, desain aplikasi dengan mengimplementasikan desain ke kotlin. Apabila berhasil,maka akan diintegrasikan back end terkait API yang dihubungkan dengan hardware.

“Untuk jangka panjang dari aplikasi ini, tim kami sedang dalam riset penyempurnaan hardware berupa buzzer alarm dan spray simple. Fitur baru dari aplikasi Awake berupa pemberitahuan rest area terdekat, kondisi jalan, data sejarah kantuk, pengaturan kamera dan nada dering, dan notifikasi simple,” ujar Fanny Aulia.

Implementasi software dan aplikasi ini nantinya dapat mengurangi angka kecelakaan di Indonesia dan menjaga pengemudi tetap bangun apabila lelah dalam mengemudi. Software dan aplikasi ini bisa membantu pengemudi untuk memonitor tingkat kantuk pengemudi. Aplikasi ini, dilengkapi dengan buzzer alarm dan sprayer yang memberikan notifikasi serta rekomendasi rest area terdekat. Penelitian oleh Tim PKM-KC Awake ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 4 yaitu Pendidikan berkelanjutan berupa FMIPA UGM membantu pendanaan tim PKM-KC untuk merealisasikan inovasi terbaru hasil mahasiswa dan nilai SDGs poin 9 yaitu teknologi inovasi dengan tujuan pembuatan alat Awake untuk mengurangi tingkat kecelakaan di Indonesia.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMKC Awake
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Siap Kirim Mahasiswa Studi ke Taiwan, FMIPA UGM Gelar Kelas Budaya Taiwan bersama Tamkang University

FMIPA UGM menggelar kelas budaya melalui program Culture Exchange Seminar bersama dengan Departemen of Education and Future Design, Tamkang University pada Kamis, 18 Juli 2024 yang bertujuan mengenalkan mahasiswa FMIPA mengenai kultur kehidupan di Taiwan. Acara ini digelar di Ruang Auditorium FMIPA UGM dengan narasumber Profesor Chiu beserta tim mahasiswanya dari Tamkang University. Kegiatan seminar dihadiri oleh 16 mahasiswa yang berasal dari Tamkang University dan lebih dari 60 mahasiswa dari FMIPA UGM yang akan berangkat studi ke Taiwan. Acara dibuka dengan pengenalan dari departemen yang diampu oleh Profesor Chiu beserta diskusi mengenai kompetensi yang perlu dikuasai oleh mahasiswa.

“Ada 10 kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa, 3 di antaranya yaitu manajemen diri, kolaborasi, dan penguasaan teknologi,” papar Professor Chiu yang merupakan seorang dosen Tamkang University.

Kemudian, presentasi mengenai kultur kehidupan di Taiwan dilanjutkan oleh mahasiswa dari Tamkang University yang memantik peserta seminar dengan sebuah gambar kartu.

“Ada yang bisa menebak ini kartu apa?” tanya mahasiswa Tamkang University.

Sesaat kemudian, salah 1 mahasiswa FMIPA mengangkat tangan dan menjawab bahwa kartu tersebut adalah kartu transportasi umum.

“Kita bisa pakai EasyCard ini di seluruh Taiwan untuk MRT, bus, dan kereta. Tidak hanya untuk menggunakan kendaraan publik tetapi juga untuk melakukan pembayaran,” papar mahasiswa Tamkang University.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi berkelompok. Informasi yang didapatkan dari seminar ini antara lain jenis makanan dan minuman, tempat hiburan, akses transportasi, akses tempat makan atau minuman, acara besar dan festival, komposisi penduduk dan kepercayaan, kurs mata uang, dan alat pembayaran di Taiwan. Beberapa mahasiswa menanyakan perihal lokasi yang dapat digunakan seperti lokasi untuk mengerjakan tugas dan lokasi untuk memancing.

Diskusi berjalan lancar dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa FMIPA UGM. Dalam hal ini, Prof. Roto, selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, turut menyampaikan pesan dan dukungan sekaligus menutup acara seminar.

“Kita mendukung ya untuk mempersiapkan mahasiswa FMIPA UGM berangkat ke Taiwan agar bisa beradaptasi di sana dan studinya bisa lancar,” papar Prof. Roto.

Kegiatan Culture Exchange Seminar bersama dengan Departemen of Education and Future Design, Tamkang University merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keanekaragaman budaya dan pendidikan untuk keberlanjutnya, nomor 11 yaitu Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan melalui adaptasi mahasiswa FMIPA yang akan tinggal di Taiwan, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui peningkatan kapasitas mahasiswa dan kemitraan antara FMIPA UGM dengan Tamkang University.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Inovasi TIM PKM-K UGM Ciptakan Aromatic Book Sebagai Metode Belajar Memory Calling dan Anti Stres

Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) merupakan salah satu bidang PKM yang mendorong kreativitas mahasiswa untuk menciptakan ide kreatif produk berupa barang ataupun jasa. Melalui program ini, 5 mahasiswa Universitas Gadjah Mada yakni Chiara Aura Fajrin (S1-Kimia angkatan 2022), Afiandina Sukma (S1-Kimia angkatan 2022), Ulfah Zain Latifah (S1-Kimia angkatan 2022), Elgita Kisti Cahyani (S1-Statistika angkatan 2022), dan Riyani Ayu Lestari (S1-Farmasi angkatan 2022) menciptakan inovasi produk berupa Aromatic Book (Arobook) yang dapat merangsang ingatan dan memberikan efek anti stres bagi pelajar.

Aromatic Book sendiri merupakan alat pembelajaran yang efektif untuk membantu pelajar dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan mempertahankan materi pembelajaran yang mereka dapatkan,” ujar Riyani dalam wawancara di Kampus UGM, Minggu (7/7).

Riyani mewakili tim menjelaskan bahwa inovasi mereka dilatarbelakangi oleh keluhan para pelajar yang dituntut untuk memahami dan menghafalkan berbagai materi pelajaran dalam waktu yang singkat. Berangkat dari hal tersebut, mereka terpacu untuk melakukan penelitian dan menciptakan Aromatic Book yang dirancang untuk memunculkan efek memory calling yang dapat mengubah ingatan jangka pendek (short-term memory) menjadi ingatan jangka panjang (long-term memory), serta mengurangi stres saat belajar. Aromatik yang dihasilkan berasal dari essential oil lavender dan lemon kering yang kemudian diintegrasikan ke dalam kertas-kertas yang disusun. Aroma tersebut akan memicu gelombang theta yang berperan besar dalam fungsi memori otak.

Afiandina menambahkan produk yang mereka hasilkan tak hanya membantu proses belajar melalui memory calling, tetapi juga menjadi metode belajar baru karena buku tersebut dilengkapi dengan teknik Cornell di setiap halamannya. Teknik Cornell didesain dalam bentuk sketsa khusus untuk memudahkan pelajar dalam proses pembelajaran seperti merangkum materi.

Menariknya, buku ini tidak hanya disusun oleh kertas biasa, tetapi juga terdiri atas kertas yang dihasilkan dari daur ulang kulit jagung. Meskipun sempat mengalami kesulitan dalam mengolah limbah tersebut menjadi kertas yang bermanfaat, tim ini telah berhasil mencetak beberapa buku yang didesain dalam bentuk hardcover. Bahkan, saat ini progres pengembangan produk telah sampai pada proses pemasaran pre-order yang dijual dengan harga sebesar Rp25.000,00 dengan dua varian aroma yakni lavender dan lemon.

Melalui pengembangan inovasi ini, mereka telah berperan mendorong peningkatan kualitas belajar siswa, sekaligus mengurangi limbah kulit jagung dan mendorong peluang usaha baru bagi para pedagang maupun petani jagung. Hal ini selaras dengan dengan SDGs poin 4 (Pendidikan Berkualitas) yaitu pendidikan untuk berkelanjutan, poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) terkait kreativitas dan inovasi, serta poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) yaitu kewirausahaan dan teknologi ramah lingkungan.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Tim PKM-K Aroobook
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Dorong Hilirisasi Produk Teknologi, FMIPA UGM Kembangkan Drone Berbasis Sensor

Dalam upaya luar biasa untuk mendorong hilirisasi produk-produk teknologi demi mewujudkan kemandirian teknologi bangsa Indonesia, FMIPA UGM mengembangkan berbagai inovasi. Salah satunya adalah drone berbasis sensor. Teknologi tersebut diperkenalkan dalam pembukaan Dies Natalis ke-69 pada Jumat (12/7) sebagai bukti konkret mewujudkan cita-cita besar FMIPA UGM yang tertuang dalam tema Dies Natalis ke-69 yakni Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Teknologi Bangsa Indonesia.

“Berbeda dari drone biasanya, drone ini diintegrasikan dengan berbagai sensor. Seperti sensor udara dan sensor magnetik dengan kemampuan mengangkat beban hingga  mencapai 10 kg,” ujar Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si.,M.Si., selaku Ketua Acara Dies Natalis FMIPA UGM sekaligus Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Kerja Sama.

Inovasi ini merupakan kolaborasi FMIPA UGM dengan Upstream Research & Technology Innovation (URTI) Pertamina dan melibatkan kontribusi dari mahasiswa Program Studi Elektronika dan Instrumentasi serta mahasiswa Geofisika FMIPA UGM.

style=”text-align: justify;”>Pengembangan inovasi ini ditujukan agar dapat menggantikan peran manusia dalam melakukan survey di lokasi yang berbahaya atau sulit dijangkau seperti hutan lebat, pegunungan, atau daerah dengan kondisi cuaca ekstrem sehingga mampu mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan kerja. Selain itu, drone yang dilengkapi berbagai sensor ini juga mampu mengumpulkan data yang lebih akurat dan detail dibandingkan dengan survey konvensional yang dilakukan secara langsung oleh manusia.

Saat ini, inovasi tersebut akan terus dikembangkan melalui pengintegrasian berbagai jenis sensor untuk memperluas potensi penerapannya. Harapannya, pengimplementasian teknologi akan meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keselamatan dalam proses survey dan eksplorasi, serta pemetaan potensi tambang, panas bumi dan sumber daya alam lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, hadirnya FMIPA UGM sebagai garda depan dalam mendorong hilirisasi teknologi menjadi cerminan dalam perwujudan SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas pada aspek pendidikan untuk keberlanjutan melalui peluang riset dan studi kepada mahasiswa dan civitas akademika untuk berperan dalam pengembangan teknologi. Dikembangkannya teknologi ini juga menjadi bukti konkret FMIPA UGM dalam mewujudkan SDGs poin nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Insfrastruktur yang mendorong semangat berinovasi dan menghilirisasi teknologi untuk kemandirian teknologi bangsa Indonesia. Selain itu, jalinan kolaborasi yang dibangun oleh FMIPA UGM juga menjadi bukti konkret dalam memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan di bidang pendidikan maupun teknologi sesuai poin 17 SDGs.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Membedah Tema Dies Natalis ke-69 FMIPA UGM, Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Teknologi Bangsa Indonesia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) merayakan Dies Natalis ke-69 dengan tema “Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Teknologi Bangsa Indonesia” pada tanggal 12 Juli 2024. Acara ini menyoroti pentingnya inovasi dalam keilmuan MIPA untuk mendukung hilirisasi produk-produk teknologi yang dapat bermanfaat langsung bagi masyarakat dan memajukan bangsa.

Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si., selaku Ketua Dies Natalis FMIPA ke-69, dalam sambutannya menjelaskan maksud tema yang diangkat.

“Tema ini diambil karena FMIPA UGM berkomitmen untuk mengubah hasil riset menjadi produk yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, baik berupa alat, aplikasi, jasa, maupun konsultasi. Kami ingin mengangkat citra FMIPA yang selama ini dianggap kurang populer di Indonesia, dan menunjukkan bahwa keilmuan MIPA sangat penting untuk membangun pondasi keilmuan yang kuat bagi Indonesia Emas 2045,” papar Dr. Wiwit.

Dr. Wiwit menyoroti tantangan internal dan eksternal dalam mengimplementasikan misi hilirisasi. Tantangan internal mencakup mindset civitas akademika yang masih melihat MIPA sebagai ilmu murni sehingga aplikasi dan implementasi belum disorot secara signifikan pengaplikasiannya di masyarakat. FMIPA UGM sedang berupaya mengubah pandangan ini agar civitas akademika semakin terbuka dan mampu berkolaborasi serta bersaing untuk mewujudkan hilirisasi dalam pemanfaatan kemajuan teknologi. Selain itu, terdapat tantangan eksternal terkait dengan pemasaran produk inovasi sehingga penting untuk memahami karakteristik pasar agar produk dapat diterima dan digunakan dalam industri.

Dalam upaya mewujudkan hilirisasi, FMIPA UGM telah membangun infrastruktur riset dan bekerja sama dengan mitra industri. Salah satunya dengan PERTAMINA Hulu Energi melalui program Kolaborasi Riset. FMIPA juga mendirikan Career Center sebagai wadah pengembangan mindset bisnis dan pemasaran bagi produk hasil riset tersebut.

Tema “Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Teknologi Bangsa Indonesia” sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Tema ini mencerminkan visi untuk memperkuat kapasitas teknologi dan riset dalam negeri, mendorong inovasi, serta memfasilitasi pembangunan industri yang berkelanjutan. Selain itu, tema ini juga mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kualitas pendidikan dan riset di FMIPA, mahasiswa dan civitas akademika dapat lebih berperan aktif dalam pembangunan teknologi bangsa. Terakhir, tema ini mendukung SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk industri untuk mewujudkan hilirisasi teknologi dan inovasi. Besar harapan FMIPA UGM untuk dapat memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa melalui pengembangan dan hilirisasi teknologi berbasis keilmuan MIPA.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi : Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Siapkan Sajian Pertunjukkan Terbaik, Tim Karawitan FMIPA UGM Tingkatkan Latihan Bersama

Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM tingkatkan latihan bersama dalam rangka mempersiapkan pentas pada acara Festival Karawitan pada bulan Juli 2024. Latihan yang pada mulanya dilaksanakan 1 kali dalam seminggu menjadi 2 kali dalam seminggu. Pelaksanaan latihan dilakukan di Ruang Karawitan Lantai 7 Gedung FMIPA UGM.

Dalam latihan juga dilakukan evaluasi untuk memperbaiki kualitas permainan yang ada.

“Secara keseluruhan temponya masih terlalu cepat. Masih bisa dipelankan lagi biar sindhen (penyanyi wanita) tidak terlalu mengejar lagunya, Kemudian, tabuhan alat-alat balungan masih terlalu keras dan dominan saat vokal berjalan,” papar Parjilan selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM saat evaluasi latihan.

Lagu yang dimainkan untuk pertunjukkan terdiri atas lancaran mesem, ladrang pangkur, dan srepeg mataram. Agar memudahkan para pemain mengevaluasi secara mandiri, dilakukan perekaman permainan untuk kemudian disimak ketika pulang dari latihan.

Dalam meningkatkan latihan karawitan terdapat berbagai tantangan yang dilalui terutama dalam menunggu kehadiran lengkap tim karena kesibukan dan jadwal masing-masing.

“Kesulitan kalau anggota kurang lengkap ketika latihan sehingga koordinasi pola permainan gending cukup sulit. Tetapi, saat ini masih bisa dilakukan dengan baik. FMIPA akan menampilkan 3 gendhing (lagu) yaitu Lancaran Mesem, Ladrang Pangkur, Playon Mataraman,” papar Viga selaku anggota Tim Karawitan Laras Sains FMIPA UGM

Latihan bersama dari Tim Laras Sains di FMIPA UGM menjadi wadah bagi para sivitas akademik untuk turut mempelajari dan melestarikan budaya serta memberikan edukasi mengenai warisan budaya yang dimiliki. Hal ini merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keterampilan dalam seni karawitan dan nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian warisan budaya berupa seni karawitan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Cuaca Dingin di Musim Kemarau, FMIPA UGM Beri Edukasi dari Ilmu Geofisika

Cuaca dingin yang melanda kawasan Indonesia menjadi topik pembicaraan di berbagai sudut jagat media sosial. Mulai dari fenomena es di Dieng hingga kabut tebal yang menyelimuti rumah-rumah warga. Dalam hal ini, FMIPA UGM beri edukasi mengenai fenomena cuaca dingin yang terjadi dari sudut ilmu Geofisika.

Dalam hal ini, penyebab suhu dingin yang terjadi disebabkan oleh 3 faktor. Pertama, angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan. Hal ini menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari. Kedua, kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan yang mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan. Ketiga, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi.

Selain penjelasan mengenai fenomena yang ada, terdapat edukasi dan sosialisasi mengenai tips menjaga kesehatan di kondisi dingin seperti menjaga olahraga dengan minimal 15 menit setiap hari, mengonsumsi vitamin dan air putih, dan menjaga pola istirahat dan aktivitas. Edukasi mengenai fenomena cuaca dingin tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui akses terhadap pendidikan yang diberikan untuk memberikan wawasan terhadap isu yang ada. Simak konten Cuaca Dingin melalui tautan https://www.instagram.com/p/C9mLKlDyFWh/?img_index=8.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Tim Media FMIPA UGM

Read More

Tumang Fair 2024: FMIPA Siap Mendukung Penguatan UMKM Kerajinan Tembaga Berskala Global

Dekan Fakultas MIPA UGM diundang untuk menghadiri International Copper Craft Festival, Tumang Fair 2024, di Desa Tumang, Cepogo, Boyolali pada tanggal 19 Juli 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya yang dilakukan oleh Desa Tumang untuk mengenalkan produk kerajinan tembaga yang merupakan produk andalan masyarakat setempat kepada mitra potensial untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kegiatan Tumang Fair 2024 yang berlangsung selama 3 hari yaitu pada tanggal 19 – 21 Juli 2024 ini didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Marsekal TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P, Pemerintah Kabupaten Boyolali, dan Yayasan Ladara Nusantara yang diketuai oleh Ibu Nanik Istumawati.

Dekan Fakultas MIPA UGM, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana yang hadir pada kegiatan tersebut mengatakan bahwa Fakultas MIPA berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada para pengrajin melalui berbagai program seperti studi terkait penyediaan bahan baku dari sumber lokal Indonesia dan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi melalui penggunaan mesin otomatis.

Keterlibatan FMIPA UGM dalam acara tersebut menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui studi yang diberikan, nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui teknologi, inovasi, dan permesinan, serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kegiatan yang terjalin bersama.

Penulis: Fajar Adi Kusumo
Foto: Fajar Adi Kusumo
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Tim PKC-KC UGM Ciptakan Awake Berbasis Aplikasi dan Hardware Atasi Kecelakaan Mengantuk dalam Mengemudi

PKM kembali menjadi perbincangan hangat para mahasiswa. Universitas Gadjah Mada memberikan fasilitas berupa pendanaan untuk mahasiswa nya berkarya dan berkembang dalam program ini. Tim PKM-KC Awake atau Advanced Warning for Keeping Eyes Attentive menjadi salah satu tim yang lolos pendanaan dari FMIPA.

Sementara itu, Indonesia sedang menghadapi tantangan serius terkait tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas. Solusi dari Tim PKM-KC Awake atau Advanced Warning for Keeping Eyes Attentive adalah  menciptakan sebuah aplikasi dengan software pelengkap dan hardware berupa buzzer alarm serta sprayer. Software ini merupakan bagian bonus dari aplikasi Awake untuk memonitoring pengemudi melalui notifikasi apabila sudah di level tinggi (tingkat kantuknya).

“Nah, kalau pengemudi sudah di tingkat kantuk yang tinggi, di aplikasi Awake akan memunculkan rekomendasi rest area terdekat dan data sejarah kantuk selama pemakaian alat. Selain bisa memantau kondisi jalan karena aplikasi kami terintegrasi dengan google maps bisa juga mengatur nada dering buzzer dan akan ada notif apabila spray habis.” ujar Fanny Aulia mahasiswa Ilmu Aktuaria FMIPA UGM selaku Leader Tim PKM-KC Awake dalam wawancara daring (10/7).

Dengan bimbingan dari Dr. Ahmad Nasikun, S.T., M.Sc. sebagai dosen pembimbing beserta tim yang beranggotakan mahasiswa dari Program Studi Ilmu Aktuaria, Elektronika dan Instrumentasi, Teknologi Informasi, dan Sekolah Vokasi Teknik Rekayasa Perangkat Lunak. Tim berkolaborasi untuk menciptakan aplikasi Awake dengan harapan alat ini dapat diterapkan secara luas di masyarakat Indonesia untuk mengurangi tingkat kecelakaan dalam berkendara.

Dari fungsi aplikasi Awake pengemudi bisa memastikan posisi wajah di kamera alat apabila ada notifikasi kalau spray di alat telah habis. Tim PKM-KC memulai perealisasian aplikasi Awake ini dengan membuat programnya terlebih dahulu. Kemudian, desain aplikasi dengan mengimplementasikan desain ke kotlin. Apabila berhasil,maka akan diintegrasikan back end terkait API yang dihubungkan dengan hardware.

“Untuk jangka panjang dari aplikasi ini, tim kami sedang dalam riset penyempurnaan hardware berupa buzzer alarm dan spray simple. Fitur baru dari aplikasi Awake berupa pemberitahuan rest area terdekat, kondisi jalan, data sejarah kantuk, pengaturan kamera dan nada dering, dan notifikasi simple,” ujar Fanny Aulia.

Implementasi software dan aplikasi ini nantinya dapat mengurangi angka kecelakaan di Indonesia dan menjaga pengemudi tetap bangun apabila lelah dalam mengemudi. Software dan aplikasi ini bisa membantu pengemudi untuk memonitor tingkat kantuk pengemudi. Aplikasi ini, dilengkapi dengan buzzer alarm dan sprayer yang memberikan notifikasi serta rekomendasi rest area terdekat. Penelitian oleh Tim PKM-KC Awake ini turut mengimplementasikan nilai SDGs poin 4 yaitu Pendidikan berkelanjutan berupa FMIPA UGM membantu pendanaan tim PKM-KC untuk merealisasikan inovasi terbaru hasil mahasiswa dan nilai SDGs poin 9 yaitu teknologi inovasi dengan tujuan pembuatan alat Awake untuk mengurangi tingkat kecelakaan di Indonesia.

Penulis: Ratih Cintia Sari
Foto: Tim PKMKC Awake
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Siap Kirim Mahasiswa Studi ke Taiwan, FMIPA UGM Gelar Kelas Budaya Taiwan bersama Tamkang University

FMIPA UGM menggelar kelas budaya melalui program Culture Exchange Seminar bersama dengan Departemen of Education and Future Design, Tamkang University pada Kamis, 18 Juli 2024 yang bertujuan mengenalkan mahasiswa FMIPA mengenai kultur kehidupan di Taiwan. Acara ini digelar di Ruang Auditorium FMIPA UGM dengan narasumber Profesor Chiu beserta tim mahasiswanya dari Tamkang University. Kegiatan seminar dihadiri oleh 16 mahasiswa yang berasal dari Tamkang University dan lebih dari 60 mahasiswa dari FMIPA UGM yang akan berangkat studi ke Taiwan. Acara dibuka dengan pengenalan dari departemen yang diampu oleh Profesor Chiu beserta diskusi mengenai kompetensi yang perlu dikuasai oleh mahasiswa.

“Ada 10 kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa, 3 di antaranya yaitu manajemen diri, kolaborasi, dan penguasaan teknologi,” papar Professor Chiu yang merupakan seorang dosen Tamkang University.

Kemudian, presentasi mengenai kultur kehidupan di Taiwan dilanjutkan oleh mahasiswa dari Tamkang University yang memantik peserta seminar dengan sebuah gambar kartu.

“Ada yang bisa menebak ini kartu apa?” tanya mahasiswa Tamkang University.

Sesaat kemudian, salah 1 mahasiswa FMIPA mengangkat tangan dan menjawab bahwa kartu tersebut adalah kartu transportasi umum.

“Kita bisa pakai EasyCard ini di seluruh Taiwan untuk MRT, bus, dan kereta. Tidak hanya untuk menggunakan kendaraan publik tetapi juga untuk melakukan pembayaran,” papar mahasiswa Tamkang University.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi berkelompok. Informasi yang didapatkan dari seminar ini antara lain jenis makanan dan minuman, tempat hiburan, akses transportasi, akses tempat makan atau minuman, acara besar dan festival, komposisi penduduk dan kepercayaan, kurs mata uang, dan alat pembayaran di Taiwan. Beberapa mahasiswa menanyakan perihal lokasi yang dapat digunakan seperti lokasi untuk mengerjakan tugas dan lokasi untuk memancing.

Diskusi berjalan lancar dengan banyaknya pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa FMIPA UGM. Dalam hal ini, Prof. Roto, selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, turut menyampaikan pesan dan dukungan sekaligus menutup acara seminar.

“Kita mendukung ya untuk mempersiapkan mahasiswa FMIPA UGM berangkat ke Taiwan agar bisa beradaptasi di sana dan studinya bisa lancar,” papar Prof. Roto.

Kegiatan Culture Exchange Seminar bersama dengan Departemen of Education and Future Design, Tamkang University merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui keanekaragaman budaya dan pendidikan untuk keberlanjutnya, nomor 11 yaitu Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan melalui adaptasi mahasiswa FMIPA yang akan tinggal di Taiwan, dan nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui peningkatan kapasitas mahasiswa dan kemitraan antara FMIPA UGM dengan Tamkang University.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto

Read More

Inovasi TIM PKM-K UGM Ciptakan Aromatic Book Sebagai Metode Belajar Memory Calling dan Anti Stres

Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) merupakan salah satu bidang PKM yang mendorong kreativitas mahasiswa untuk menciptakan ide kreatif produk berupa barang ataupun jasa. Melalui program ini, 5 mahasiswa Universitas Gadjah Mada yakni Chiara Aura Fajrin (S1-Kimia angkatan 2022), Afiandina Sukma (S1-Kimia angkatan 2022), Ulfah Zain Latifah (S1-Kimia angkatan 2022), Elgita Kisti Cahyani (S1-Statistika angkatan 2022), dan Riyani Ayu Lestari (S1-Farmasi angkatan 2022) menciptakan inovasi produk berupa Aromatic Book (Arobook) yang dapat merangsang ingatan dan memberikan efek anti stres bagi pelajar.

Aromatic Book sendiri merupakan alat pembelajaran yang efektif untuk membantu pelajar dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan mempertahankan materi pembelajaran yang mereka dapatkan,” ujar Riyani dalam wawancara di Kampus UGM, Minggu (7/7).

Riyani mewakili tim menjelaskan bahwa inovasi mereka dilatarbelakangi oleh keluhan para pelajar yang dituntut untuk memahami dan menghafalkan berbagai materi pelajaran dalam waktu yang singkat. Berangkat dari hal tersebut, mereka terpacu untuk melakukan penelitian dan menciptakan Aromatic Book yang dirancang untuk memunculkan efek memory calling yang dapat mengubah ingatan jangka pendek (short-term memory) menjadi ingatan jangka panjang (long-term memory), serta mengurangi stres saat belajar. Aromatik yang dihasilkan berasal dari essential oil lavender dan lemon kering yang kemudian diintegrasikan ke dalam kertas-kertas yang disusun. Aroma tersebut akan memicu gelombang theta yang berperan besar dalam fungsi memori otak.

Afiandina menambahkan produk yang mereka hasilkan tak hanya membantu proses belajar melalui memory calling, tetapi juga menjadi metode belajar baru karena buku tersebut dilengkapi dengan teknik Cornell di setiap halamannya. Teknik Cornell didesain dalam bentuk sketsa khusus untuk memudahkan pelajar dalam proses pembelajaran seperti merangkum materi.

Menariknya, buku ini tidak hanya disusun oleh kertas biasa, tetapi juga terdiri atas kertas yang dihasilkan dari daur ulang kulit jagung. Meskipun sempat mengalami kesulitan dalam mengolah limbah tersebut menjadi kertas yang bermanfaat, tim ini telah berhasil mencetak beberapa buku yang didesain dalam bentuk hardcover. Bahkan, saat ini progres pengembangan produk telah sampai pada proses pemasaran pre-order yang dijual dengan harga sebesar Rp25.000,00 dengan dua varian aroma yakni lavender dan lemon.

Melalui pengembangan inovasi ini, mereka telah berperan mendorong peningkatan kualitas belajar siswa, sekaligus mengurangi limbah kulit jagung dan mendorong peluang usaha baru bagi para pedagang maupun petani jagung. Hal ini selaras dengan dengan SDGs poin 4 (Pendidikan Berkualitas) yaitu pendidikan untuk berkelanjutan, poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) terkait kreativitas dan inovasi, serta poin 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) yaitu kewirausahaan dan teknologi ramah lingkungan.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Tim PKM-K Aroobook
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Dorong Hilirisasi Produk Teknologi, FMIPA UGM Kembangkan Drone Berbasis Sensor

Dalam upaya luar biasa untuk mendorong hilirisasi produk-produk teknologi demi mewujudkan kemandirian teknologi bangsa Indonesia, FMIPA UGM mengembangkan berbagai inovasi. Salah satunya adalah drone berbasis sensor. Teknologi tersebut diperkenalkan dalam pembukaan Dies Natalis ke-69 pada Jumat (12/7) sebagai bukti konkret mewujudkan cita-cita besar FMIPA UGM yang tertuang dalam tema Dies Natalis ke-69 yakni Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Teknologi Bangsa Indonesia.

“Berbeda dari drone biasanya, drone ini diintegrasikan dengan berbagai sensor. Seperti sensor udara dan sensor magnetik dengan kemampuan mengangkat beban hingga  mencapai 10 kg,” ujar Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si.,M.Si., selaku Ketua Acara Dies Natalis FMIPA UGM sekaligus Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Kerja Sama.

Inovasi ini merupakan kolaborasi FMIPA UGM dengan Upstream Research & Technology Innovation (URTI) Pertamina dan melibatkan kontribusi dari mahasiswa Program Studi Elektronika dan Instrumentasi serta mahasiswa Geofisika FMIPA UGM.

style=”text-align: justify;”>Pengembangan inovasi ini ditujukan agar dapat menggantikan peran manusia dalam melakukan survey di lokasi yang berbahaya atau sulit dijangkau seperti hutan lebat, pegunungan, atau daerah dengan kondisi cuaca ekstrem sehingga mampu mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan kerja. Selain itu, drone yang dilengkapi berbagai sensor ini juga mampu mengumpulkan data yang lebih akurat dan detail dibandingkan dengan survey konvensional yang dilakukan secara langsung oleh manusia.

Saat ini, inovasi tersebut akan terus dikembangkan melalui pengintegrasian berbagai jenis sensor untuk memperluas potensi penerapannya. Harapannya, pengimplementasian teknologi akan meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keselamatan dalam proses survey dan eksplorasi, serta pemetaan potensi tambang, panas bumi dan sumber daya alam lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, hadirnya FMIPA UGM sebagai garda depan dalam mendorong hilirisasi teknologi menjadi cerminan dalam perwujudan SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas pada aspek pendidikan untuk keberlanjutan melalui peluang riset dan studi kepada mahasiswa dan civitas akademika untuk berperan dalam pengembangan teknologi. Dikembangkannya teknologi ini juga menjadi bukti konkret FMIPA UGM dalam mewujudkan SDGs poin nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Insfrastruktur yang mendorong semangat berinovasi dan menghilirisasi teknologi untuk kemandirian teknologi bangsa Indonesia. Selain itu, jalinan kolaborasi yang dibangun oleh FMIPA UGM juga menjadi bukti konkret dalam memperkuat kemitraan untuk mencapai tujuan di bidang pendidikan maupun teknologi sesuai poin 17 SDGs.

Penulis: Meitha Eka Nurhasanah
Foto: Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More

Membedah Tema Dies Natalis ke-69 FMIPA UGM, Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Teknologi Bangsa Indonesia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) merayakan Dies Natalis ke-69 dengan tema “Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Teknologi Bangsa Indonesia” pada tanggal 12 Juli 2024. Acara ini menyoroti pentingnya inovasi dalam keilmuan MIPA untuk mendukung hilirisasi produk-produk teknologi yang dapat bermanfaat langsung bagi masyarakat dan memajukan bangsa.

Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si., selaku Ketua Dies Natalis FMIPA ke-69, dalam sambutannya menjelaskan maksud tema yang diangkat.

“Tema ini diambil karena FMIPA UGM berkomitmen untuk mengubah hasil riset menjadi produk yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, baik berupa alat, aplikasi, jasa, maupun konsultasi. Kami ingin mengangkat citra FMIPA yang selama ini dianggap kurang populer di Indonesia, dan menunjukkan bahwa keilmuan MIPA sangat penting untuk membangun pondasi keilmuan yang kuat bagi Indonesia Emas 2045,” papar Dr. Wiwit.

Dr. Wiwit menyoroti tantangan internal dan eksternal dalam mengimplementasikan misi hilirisasi. Tantangan internal mencakup mindset civitas akademika yang masih melihat MIPA sebagai ilmu murni sehingga aplikasi dan implementasi belum disorot secara signifikan pengaplikasiannya di masyarakat. FMIPA UGM sedang berupaya mengubah pandangan ini agar civitas akademika semakin terbuka dan mampu berkolaborasi serta bersaing untuk mewujudkan hilirisasi dalam pemanfaatan kemajuan teknologi. Selain itu, terdapat tantangan eksternal terkait dengan pemasaran produk inovasi sehingga penting untuk memahami karakteristik pasar agar produk dapat diterima dan digunakan dalam industri.

Dalam upaya mewujudkan hilirisasi, FMIPA UGM telah membangun infrastruktur riset dan bekerja sama dengan mitra industri. Salah satunya dengan PERTAMINA Hulu Energi melalui program Kolaborasi Riset. FMIPA juga mendirikan Career Center sebagai wadah pengembangan mindset bisnis dan pemasaran bagi produk hasil riset tersebut.

Tema “Inovasi untuk Hilirisasi: Mewujudkan Kemandirian Teknologi Bangsa Indonesia” sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Tema ini mencerminkan visi untuk memperkuat kapasitas teknologi dan riset dalam negeri, mendorong inovasi, serta memfasilitasi pembangunan industri yang berkelanjutan. Selain itu, tema ini juga mendukung SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan kualitas pendidikan dan riset di FMIPA, mahasiswa dan civitas akademika dapat lebih berperan aktif dalam pembangunan teknologi bangsa. Terakhir, tema ini mendukung SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk industri untuk mewujudkan hilirisasi teknologi dan inovasi. Besar harapan FMIPA UGM untuk dapat memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa melalui pengembangan dan hilirisasi teknologi berbasis keilmuan MIPA.

Penulis : Chairunnisa Anggun Setiono
Dokumentasi : Hero Prakosa Wibowo Priyanto
Editor: Febriska Noor Fitriana

Read More
Translate