Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

Search

UNIVERSITAS GADJAH MADA FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES 

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Cerita Azril, Semangat Hari Kemerdekaan Mahasiswa FMIPA UGM KKN di Desa Imogiri

Bersama warga Padukuhan Kanten, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Azriel beserta Tim KKN turut merayakan Hari Kemerdekaan di lokasi KKN. Pada saat bulan Agustus, Azriel yang merupakan mahasiswa Elektronika Instrumentasi FMIPA UGM beserta tim turut mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia seperti bermacam perlombaan.

Dengan menggandeng pemuda-pemudi setempat, Azriel bersama tim melaksanakan lomba di bulan Agustus 2024 di Padukuhan Kanten.

“Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia. Berbagai perlombaan digelar seperti gobak sodor, mewarnai, menghias kaleng, teklek, memasukkan paku ke dalam botol, pecah air, dan balap karung. Kegiatan ini dimeriahkan oleh pemuda-pemuda di Padukuhan Kanten, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sangat antusias mengikuti kegiatan perlombaan,” papar Azriel.

Azriel menceritakan bahwa tujuan dari kegiatan lomba 17 Agustus adalah untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia dengan menumbuhkan rasa persatuan, kebersamaan, dan nasionalisme di masyarakat. Harapannya, melalui kegiatan ini, semangat gotong royong dan cinta tanah air semakin kuat, serta hubungan antar warga semakin erat.

“Kesan dari pelaksanaan lomba 17 Agustusan ini sangat seru dan meriah. Dengan beragam perlombaan yang diikuti banyak pesertanya. Pesan yang dapat diambil adalah pentingnya menjaga semangat persatuan dan kebersamaan melalui kegiatan sederhana namun bermakna,” papar Azriel.

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Azriel beserta timnya merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam memajukan desa lokasi penempatan KKN.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Cerita Dimas, Mahasiswa FMIPA UGM KKN Ajak Siswa Tanggap Bencana Alam

Melaksanakan kegiatan KKN di kawasan rawan bencana menjadi pengalaman berharga bagi sosok Dimas Dhanurdoro, mahasiswa Geofisika FMIPA UGM. Dimas dan tim melaksanakan KKN di Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur yang berlokasi di bawah Gunung Rinjani dengan aktivitas vulkanik aktif.

“Urgensinya itu karena daerah Tetebatu berada di bawah Gunung Rinjani yang memiliki aktivitas vulkanik. Jadi, diperlukan adanya pemahaman dini terkait kegunungapian supaya meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana vulkanik,” papar Dimas.

Dengan bekal keilmuan yang dimiliki, Dimas menggunakan media sederhana berupa campuran soda kue, air yang diberi warna merah, sabun cair, dan air cuka. Dirinya membuat kerucut seperti gunung api yang dianggap mudah dalam pengaplikasiannya ke siswa.

Dalam percobaan gunung api yang dilakukan, siswa diharapkan dapat memahami konsep dasar tentang bagaimana dan mengapa gunung berapi meletus, termasuk proses geologis yang terlibat. Di sisi lain, siswa diharapkan dapat menganalisis dampak letusan gunung berapi terhadap lingkungan dan masyarakat, termasuk dampak jangka pendek dan jangka panjang.

“Guru berharap siswa menjadi lebih tertarik pada ilmu pengetahuan, terutama geografi dan geologi, serta fenomena alam. Kemudian, guru berharap siswa dapat menghubungkan pengetahuan ini dengan mata pelajaran lain seperti sejarah (letusan gunung berapi dalam sejarah), sains (proses fisika dan kimia), dan geografi (lokasi dan distribusi gunung berapi di dunia) serta guru ingin siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran melalui observasi, diskusi, dan eksperimen yang mendalam,” papar Dimas.

Dalam hal ini, Dimas berharap akan tumbuhnya kesadaran bencana di antara siswa beserta guru yang merupakan wujud nyata dari tanggap bencana alam.

“Siswa diharapkan menjadi lebih sadar akan risiko bencana alam dan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat seperti letusan gunung berapi,” harap Dimas.

Kegiatan edukasi bencana alam yang dilakukan Dimas merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam mitigasi bencana serta akses terhadap pendidikan kebencanaan. Selain itu, hal ini mendukung SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dengan sekolah dalam edukasi tanggap bencana.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Dimas Dhanurdoro

Read More

Cerita Fayza, Mahasiswa FMIPA UGM KKN Rayakan Hari Kemerdekaan di Desa Budaya Kulon Progo

Merayakan Hari Kemerdekaan di lokasi KKN tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Fayza, mahasiswi Geofisika FMIPA UGM. Pada saat bulan Agustus, Fayza beserta tim turut mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia seperti bermacam perlombaan dan pentas seni. Dengan menggandeng Karang Taruna Bina Remaja Dusun Gunung Puyuh, Fayza bersama tim melaksanakan lomba dari tanggal 10 Agustus 2024 di Balai Padukuhan Gunung Puyuh. Lomba tersebut terdiri atas Corong Maut (menggiring bola dengan mata ditutupi corong), Estafet Hanger, Trenggiling (merangkak memakai kardus), dan gobak sodor untuk peserta anak-anak. Untuk peserta ibu-ibu ada flamingo (estafet air dimasukkan ke botol tetapi mata ditutup corong), tampah tumpah, dan memasukkan paku ke dalam botol.

Selanjutnya, pada tanggal 16 Agustus dilaksanakan malam tirakatan untuk mengenang jasa pahlawan serta pembagian hadiah lomba. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 2024, dilaksanakan pertunjukkan seni Jathilan (pentas kuda lumping) dan topengan.

“Harapannya, ke depan semoga dapat terus dilanjutkan untuk dapat memeriahkan semarak kemerdekaan dan melestarikan tradisi,” papar Fayza.

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Fayza beserta timnya merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam memajukan desa lokasi penempatan KKN.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Fayza Indhira Pramesti

Read More

Sosok Milia, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir Racik Kopi: “Ilmu Sains di Dunia Kopi”

Milia, mahasiswa program studi Geofisika FMIPA UGM tidak hanya mahir dalam melakukan riset dan studi di bidangnya tetapi juga di keterampilan lain seperti meracik kopi dari biji kopi pilihan. Melalui kemahirannya, Milia selalu membantu dalam pemilihan dan peracikan kopi yang biasanya disajikan untuk mitra dan sivitas akademik di FMIPA UGM seperti Pertamina dan BRIN.

“Saat ini, baru nyambi kerja sebagai asisten riset di Geoseismal Research Center. Awal mulanya di kopi yautu butuh uang tambahan. Tapi, makin ditekuni ternyata asik juga ya belajar kopi. Selain bisa kenalan sama banyak jenis kopi, bisa juga mempertajam Indera, memperbanyak relasi, dan belajar gimana cara hospitality yang baik,” papar Milia.

Sebagai mahasiswa Geofisika, dirinya mengaku bahwa ilmu sains yang didapat turut membantu kompetensinya dalam peracikan kopi.

“Nah, dalam pembuatan kopi ini banyak banget unsur sains yang bisa dipelajari. Karena kalau jenis kopi yang dipakai berbeda, suhu dan teknik penyeduhan yang dilakuin juga harus berbeda. Jadi, di sini aku juga belajar tentang jumlah dan besar molekul, perpindahan kalor, massa, tekanan, dan masih banyak lagi parameter fisika dan kimia yang bisa diterapkan dalam proses pembuatan dan penyeduhan kopi. Terus, ternyata morfologi dan jenis tanah juga berpengaruh banget sama rasa kopi yang dihasilkan. Nah, ini menarik juga untuk dikulik sebagai mahasiswa yang belajar geologi hehehe. Nah, jadi barista dan kenalan sama kopi ini makin lama bikin aku makin semangat untuk belajar karena bisa lihat langsung penerapan rumus-rumus di dunia nyata,” terang Milia.

Sebagai seorang barista yang mahir meracik kopi, dirinya merasakan banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dan merasa tidak pernah takut dalam mencoba hal baru. Milia juga berharap dapat meneliti tentang hubungan rasa varietas kopi dengan kandungan mineral pada tanah.

Cerita sosok Milia sebagai mahasiswa yang mahir dalam meracik kopi serta menerapkan ilmu sains yang dimiliki menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang pangan dengan kompetensi memilih dan meracik kopi yang berkualitas menjadi suguhan yang Istimewa. Selain itu, kopi racikan Milia sudah dinikmati dan diakui mitra yang berkunjung seperti BRIN dan Pertamina yang turut menikmati racikan dari tangan Milia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Millia Vianni

Read More

FMIPA UGM Terima Kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN)

FMIPA UGM melalui Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Instrumentasi menerima kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN) pada Jumat 23 Agustus 2024 di DIKE UGM. Dalam hal ini, Dr. Wahyudi Hasbi selaku kepala Pusat Riset Teknologi Satelit menghadiri acara tersebut beserta rombongan.

Kunjungan dilakukan untuk memperkuat hubungan serta kerja sama antara FMIPA UGM dengan BRIN di berbagai bidang seperti pendidikan dan riset. Sehubungan tersebut, terdapat rencana kerja sama yang dibuat kedua pihak yang terdiri atas dukungan rancang bangun UGMSat1, beasiswa S2 dan S3 BRIN mengenai riset teknologi satelit dan Antariksa, penawaran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di lingkungan BRIN, dan penawaran program BARISTA untuk memperoleh bantuan dana riset.

Dari kunjungan yang dilakukan BRIN serta kerja sama yang dibangun oleh FMIPA UGM dengan BRIN melalui DIKE UGM dan Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan seperti beasiswa serta peningkatan keterampilan seperti program MBKM. Kemudian, merupakan cerminan dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi dan teknologi dalam riset yang dikerjakan bersama serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui agenda kerja sama yang dibangun.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media DIKE UGM

Read More

FMIPA UGM Ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental

FMIPA UGM ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024 di Rumah Sakit Akademik UGM. Kegiatan dihadiri oleh berbagai dosen, pegawai, dan mahasiswa dari masing-masing unit di lingkungan UGM. Dalam hal ini, FMIPA UGM diwakili langsung oleh Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., selaku Dekan FMIPA, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan FMIPA UGM, serta perwakilan mahasiswa FMIPA UGM.

“Kami ingin tahu bagaimana cara praktik dan pengetahuan tentang kesehatan mental. Kita coba bagaimana pertolongan pertama ketika terkait dengan pingsan,” papar Prof. Kuwat, selaku Dekan FMIPA UGM usai melaksanakan praktik pertolongan pertama.

Secara umum, kegiatan peningkatan kompetensi terdiri atas pemaparan materi terkait faktor dan gejala kesehatan mental, praktik pertolongan pertama pada kesehatan mental, dan peluncuran buku P3K untuk mahasiswa dan pengelola kampus.

“Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dan perwakilan HPU tahu ke mana dalam meminta pertolongan dan perujukan terhadap upaya atau percobaan bunuh diri. Mahasiswa juga jadi semakin paham akan kesehatan mental serta menghapus stigma negatif pada kesehatan mental,” papar dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc., SpA(K). selaku Ketua Tim Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental Mahasiswa dan Ambassador UGM sekaligus Pokja Mental Health HPU UGM.

Dalam hal ini, dr. Ade juga menambahkan bahwa RSA telah menyediakan berbagai fasilitas untuk penanganan percobaan bunuh diri seperti layanan siaga ambulans untuk menjemput pasien, tim ahli berupa dokter jiwa dan psikolog, serta tindakan di ruang ICU atau operasi.

“Harapannya, semoga mahasiswa lebih sadar dan upaya bunuh diri bisa ditekan. Mereka jadi tahu harus pergi ke mana dan tahu alur rujukannya. Efeknya tidak hanya berhenti di perawatan saja tetapi bisa dukung pasien-pasien yang sedang tahap pemulihan,” papar dr. Ade.

Kegiatan Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental yang diikuti oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau oleh mahasiswa serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam pertolongan pertama pada percobaan bunuh diri.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mengenal Hanafi, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir dalam Lomba Pewara Bahasa Jawa

Usai perlombaan Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara yang diselenggarakan FMIPA UGM pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM, Hanafi, salah satu peserta lomba membagikan kisah dan pengalamannya dalam menjadi pewara berbahasa Jawa. Mahasiswa Kimia S1 angkatan 2022 tersebut telah menggeluti dunia pewara bahasa Jawa sejak di bangku kuliah yaitu pada tahun 2021.

“Saya biasanya nge-MC di kampung seperti acara lelayu, pengajian, merti dusun (syukuran desa). Ikut lomba di Sleman di kategori pranatacara umum, remaja, dan macapat (menyanyikan lagu bahasa Jawa) di bawah Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman,” papar Hanafi.

Hanafi juga bercerita bahwa dirinya mengikuti sanggar untuk pewara di Sanggar Genggong. Selain belajar menjadi pewara, di sanggar tersebut dirinya juga mengembangkan bakat menyanyikan lagu berbahasa jawa atau disebut dengan macapat. Walaupun dirinya sudah terbiasa menjadi pewara dengan menggunakan bahasa Jawa, ada beberapa tantangan yang dirasakan seperti menyiapkan teks acara, menyiapkan busana, dan merias diri yang dilakukan semuanya secara mandiri.

Di balik tantangan yang dihadapinya, Hanafi merasa senang karena kegiatan lomba di FMIPA UGM turut menjadi ajang untu berlatih lebih lanjut bagi Hanafi.

“Senang, soalnya ini menjadi ajang latihan dan dapat insight dari orang lain. Harapannya bisa menjadi pewara di manten (pernikahanan) adat yang ada upacara panggihnya (temu manten). Kalau ada kesempatan dan mampu dari segi waktu ya saya ingin menawarkan diri untuk menjadi pewara,” papar Hanafi.

Kegiatan lomba dan latihan rutin pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Yuk Siaga Bencana dengan Siapkan Tas Siaga Bencana!

Indonesia menjadi negara dengan potensi megathrust atau gempa besar yang tinggi. Belum lagi, gempa besar tersebut jika di atas M 8 akan berpotensi diikuti oleh bencana gelombang tinggi atau tsunami. Zona megathrust sendiri tersebar hampir di berbagai penjuru Indonesia dari pulau Sumatera hingga pulau Papua. Dalam hal ini, masyarakat kerap mengalami kekhawatiran berlebih mengenai bencana yang ada. Padahal, hal yang cukup krusial bagi mereka salah satunya adalah tanggap bencana dengan menyiapkan tas siaga bencana.

Tas siaga bencana dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat namun dengan tetap memperhatikan barang-barang pokok yang perlu dibawa. Barang tersebut terdiri atas dokumen dan surat berharga, pakaian ganti untuk 3 hari, ponsel dan powerbank, alat penerangan, uang tunai, peluit, masker dan handsanitizer, makanan ringan yang tahan lama dan air, serta obat-obatan dan perlengkapan P3K.

Hadirnya konten infografis tas bencana menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Dhanada Santika dan Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More

Cerita Azril, Semangat Hari Kemerdekaan Mahasiswa FMIPA UGM KKN di Desa Imogiri

Bersama warga Padukuhan Kanten, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Azriel beserta Tim KKN turut merayakan Hari Kemerdekaan di lokasi KKN. Pada saat bulan Agustus, Azriel yang merupakan mahasiswa Elektronika Instrumentasi FMIPA UGM beserta tim turut mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia seperti bermacam perlombaan.

Dengan menggandeng pemuda-pemudi setempat, Azriel bersama tim melaksanakan lomba di bulan Agustus 2024 di Padukuhan Kanten.

“Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia. Berbagai perlombaan digelar seperti gobak sodor, mewarnai, menghias kaleng, teklek, memasukkan paku ke dalam botol, pecah air, dan balap karung. Kegiatan ini dimeriahkan oleh pemuda-pemuda di Padukuhan Kanten, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sangat antusias mengikuti kegiatan perlombaan,” papar Azriel.

Azriel menceritakan bahwa tujuan dari kegiatan lomba 17 Agustus adalah untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia dengan menumbuhkan rasa persatuan, kebersamaan, dan nasionalisme di masyarakat. Harapannya, melalui kegiatan ini, semangat gotong royong dan cinta tanah air semakin kuat, serta hubungan antar warga semakin erat.

“Kesan dari pelaksanaan lomba 17 Agustusan ini sangat seru dan meriah. Dengan beragam perlombaan yang diikuti banyak pesertanya. Pesan yang dapat diambil adalah pentingnya menjaga semangat persatuan dan kebersamaan melalui kegiatan sederhana namun bermakna,” papar Azriel.

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Azriel beserta timnya merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam memajukan desa lokasi penempatan KKN.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Cerita Dimas, Mahasiswa FMIPA UGM KKN Ajak Siswa Tanggap Bencana Alam

Melaksanakan kegiatan KKN di kawasan rawan bencana menjadi pengalaman berharga bagi sosok Dimas Dhanurdoro, mahasiswa Geofisika FMIPA UGM. Dimas dan tim melaksanakan KKN di Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur yang berlokasi di bawah Gunung Rinjani dengan aktivitas vulkanik aktif.

“Urgensinya itu karena daerah Tetebatu berada di bawah Gunung Rinjani yang memiliki aktivitas vulkanik. Jadi, diperlukan adanya pemahaman dini terkait kegunungapian supaya meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana vulkanik,” papar Dimas.

Dengan bekal keilmuan yang dimiliki, Dimas menggunakan media sederhana berupa campuran soda kue, air yang diberi warna merah, sabun cair, dan air cuka. Dirinya membuat kerucut seperti gunung api yang dianggap mudah dalam pengaplikasiannya ke siswa.

Dalam percobaan gunung api yang dilakukan, siswa diharapkan dapat memahami konsep dasar tentang bagaimana dan mengapa gunung berapi meletus, termasuk proses geologis yang terlibat. Di sisi lain, siswa diharapkan dapat menganalisis dampak letusan gunung berapi terhadap lingkungan dan masyarakat, termasuk dampak jangka pendek dan jangka panjang.

“Guru berharap siswa menjadi lebih tertarik pada ilmu pengetahuan, terutama geografi dan geologi, serta fenomena alam. Kemudian, guru berharap siswa dapat menghubungkan pengetahuan ini dengan mata pelajaran lain seperti sejarah (letusan gunung berapi dalam sejarah), sains (proses fisika dan kimia), dan geografi (lokasi dan distribusi gunung berapi di dunia) serta guru ingin siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran melalui observasi, diskusi, dan eksperimen yang mendalam,” papar Dimas.

Dalam hal ini, Dimas berharap akan tumbuhnya kesadaran bencana di antara siswa beserta guru yang merupakan wujud nyata dari tanggap bencana alam.

“Siswa diharapkan menjadi lebih sadar akan risiko bencana alam dan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat seperti letusan gunung berapi,” harap Dimas.

Kegiatan edukasi bencana alam yang dilakukan Dimas merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan dalam mitigasi bencana serta akses terhadap pendidikan kebencanaan. Selain itu, hal ini mendukung SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kerja sama dengan sekolah dalam edukasi tanggap bencana.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Dimas Dhanurdoro

Read More

Cerita Fayza, Mahasiswa FMIPA UGM KKN Rayakan Hari Kemerdekaan di Desa Budaya Kulon Progo

Merayakan Hari Kemerdekaan di lokasi KKN tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Fayza, mahasiswi Geofisika FMIPA UGM. Pada saat bulan Agustus, Fayza beserta tim turut mengadakan serangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia seperti bermacam perlombaan dan pentas seni. Dengan menggandeng Karang Taruna Bina Remaja Dusun Gunung Puyuh, Fayza bersama tim melaksanakan lomba dari tanggal 10 Agustus 2024 di Balai Padukuhan Gunung Puyuh. Lomba tersebut terdiri atas Corong Maut (menggiring bola dengan mata ditutupi corong), Estafet Hanger, Trenggiling (merangkak memakai kardus), dan gobak sodor untuk peserta anak-anak. Untuk peserta ibu-ibu ada flamingo (estafet air dimasukkan ke botol tetapi mata ditutup corong), tampah tumpah, dan memasukkan paku ke dalam botol.

Selanjutnya, pada tanggal 16 Agustus dilaksanakan malam tirakatan untuk mengenang jasa pahlawan serta pembagian hadiah lomba. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 2024, dilaksanakan pertunjukkan seni Jathilan (pentas kuda lumping) dan topengan.

“Harapannya, ke depan semoga dapat terus dilanjutkan untuk dapat memeriahkan semarak kemerdekaan dan melestarikan tradisi,” papar Fayza.

Kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh Fayza beserta timnya merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dalam memajukan desa lokasi penempatan KKN.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Fayza Indhira Pramesti

Read More

Sosok Milia, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir Racik Kopi: “Ilmu Sains di Dunia Kopi”

Milia, mahasiswa program studi Geofisika FMIPA UGM tidak hanya mahir dalam melakukan riset dan studi di bidangnya tetapi juga di keterampilan lain seperti meracik kopi dari biji kopi pilihan. Melalui kemahirannya, Milia selalu membantu dalam pemilihan dan peracikan kopi yang biasanya disajikan untuk mitra dan sivitas akademik di FMIPA UGM seperti Pertamina dan BRIN.

“Saat ini, baru nyambi kerja sebagai asisten riset di Geoseismal Research Center. Awal mulanya di kopi yautu butuh uang tambahan. Tapi, makin ditekuni ternyata asik juga ya belajar kopi. Selain bisa kenalan sama banyak jenis kopi, bisa juga mempertajam Indera, memperbanyak relasi, dan belajar gimana cara hospitality yang baik,” papar Milia.

Sebagai mahasiswa Geofisika, dirinya mengaku bahwa ilmu sains yang didapat turut membantu kompetensinya dalam peracikan kopi.

“Nah, dalam pembuatan kopi ini banyak banget unsur sains yang bisa dipelajari. Karena kalau jenis kopi yang dipakai berbeda, suhu dan teknik penyeduhan yang dilakuin juga harus berbeda. Jadi, di sini aku juga belajar tentang jumlah dan besar molekul, perpindahan kalor, massa, tekanan, dan masih banyak lagi parameter fisika dan kimia yang bisa diterapkan dalam proses pembuatan dan penyeduhan kopi. Terus, ternyata morfologi dan jenis tanah juga berpengaruh banget sama rasa kopi yang dihasilkan. Nah, ini menarik juga untuk dikulik sebagai mahasiswa yang belajar geologi hehehe. Nah, jadi barista dan kenalan sama kopi ini makin lama bikin aku makin semangat untuk belajar karena bisa lihat langsung penerapan rumus-rumus di dunia nyata,” terang Milia.

Sebagai seorang barista yang mahir meracik kopi, dirinya merasakan banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dan merasa tidak pernah takut dalam mencoba hal baru. Milia juga berharap dapat meneliti tentang hubungan rasa varietas kopi dengan kandungan mineral pada tanah.

Cerita sosok Milia sebagai mahasiswa yang mahir dalam meracik kopi serta menerapkan ilmu sains yang dimiliki menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan di bidang pangan dengan kompetensi memilih dan meracik kopi yang berkualitas menjadi suguhan yang Istimewa. Selain itu, kopi racikan Milia sudah dinikmati dan diakui mitra yang berkunjung seperti BRIN dan Pertamina yang turut menikmati racikan dari tangan Milia.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Millia Vianni

Read More

FMIPA UGM Terima Kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN)

FMIPA UGM melalui Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Instrumentasi menerima kunjungan dari Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa (BRIN) pada Jumat 23 Agustus 2024 di DIKE UGM. Dalam hal ini, Dr. Wahyudi Hasbi selaku kepala Pusat Riset Teknologi Satelit menghadiri acara tersebut beserta rombongan.

Kunjungan dilakukan untuk memperkuat hubungan serta kerja sama antara FMIPA UGM dengan BRIN di berbagai bidang seperti pendidikan dan riset. Sehubungan tersebut, terdapat rencana kerja sama yang dibuat kedua pihak yang terdiri atas dukungan rancang bangun UGMSat1, beasiswa S2 dan S3 BRIN mengenai riset teknologi satelit dan Antariksa, penawaran program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di lingkungan BRIN, dan penawaran program BARISTA untuk memperoleh bantuan dana riset.

Dari kunjungan yang dilakukan BRIN serta kerja sama yang dibangun oleh FMIPA UGM dengan BRIN melalui DIKE UGM dan Organisasi Riset Penerbangan & Antariksa merupakan implementasi dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui pendidikan untuk keberlanjutan seperti beasiswa serta peningkatan keterampilan seperti program MBKM. Kemudian, merupakan cerminan dari SDGs nomor 9 yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur melalui inovasi dan teknologi dalam riset yang dikerjakan bersama serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui agenda kerja sama yang dibangun.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Tim Media DIKE UGM

Read More

FMIPA UGM Ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental

FMIPA UGM ikuti Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental pada hari Sabtu, 24 Agustus 2024 di Rumah Sakit Akademik UGM. Kegiatan dihadiri oleh berbagai dosen, pegawai, dan mahasiswa dari masing-masing unit di lingkungan UGM. Dalam hal ini, FMIPA UGM diwakili langsung oleh Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., selaku Dekan FMIPA, Prof. Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan FMIPA UGM, serta perwakilan mahasiswa FMIPA UGM.

“Kami ingin tahu bagaimana cara praktik dan pengetahuan tentang kesehatan mental. Kita coba bagaimana pertolongan pertama ketika terkait dengan pingsan,” papar Prof. Kuwat, selaku Dekan FMIPA UGM usai melaksanakan praktik pertolongan pertama.

Secara umum, kegiatan peningkatan kompetensi terdiri atas pemaparan materi terkait faktor dan gejala kesehatan mental, praktik pertolongan pertama pada kesehatan mental, dan peluncuran buku P3K untuk mahasiswa dan pengelola kampus.

“Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dan perwakilan HPU tahu ke mana dalam meminta pertolongan dan perujukan terhadap upaya atau percobaan bunuh diri. Mahasiswa juga jadi semakin paham akan kesehatan mental serta menghapus stigma negatif pada kesehatan mental,” papar dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc., SpA(K). selaku Ketua Tim Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental Mahasiswa dan Ambassador UGM sekaligus Pokja Mental Health HPU UGM.

Dalam hal ini, dr. Ade juga menambahkan bahwa RSA telah menyediakan berbagai fasilitas untuk penanganan percobaan bunuh diri seperti layanan siaga ambulans untuk menjemput pasien, tim ahli berupa dokter jiwa dan psikolog, serta tindakan di ruang ICU atau operasi.

“Harapannya, semoga mahasiswa lebih sadar dan upaya bunuh diri bisa ditekan. Mereka jadi tahu harus pergi ke mana dan tahu alur rujukannya. Efeknya tidak hanya berhenti di perawatan saja tetapi bisa dukung pasien-pasien yang sedang tahap pemulihan,” papar dr. Ade.

Kegiatan Peningkatan Kompetensi Kesehatan Mental yang diikuti oleh FMIPA UGM turut mendukung SDGs nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang terjangkau oleh mahasiswa serta nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan wawasan dan keterampilan dalam pertolongan pertama pada percobaan bunuh diri.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Febriska Noor Fitriana

Read More

Mengenal Hanafi, Mahasiswa FMIPA UGM Mahir dalam Lomba Pewara Bahasa Jawa

Usai perlombaan Pewara Bahasa Jawa atau pranatacara yang diselenggarakan FMIPA UGM pada Jumat, 23 Agustus 2024 di Selasar Auditorium FMIPA UGM, Hanafi, salah satu peserta lomba membagikan kisah dan pengalamannya dalam menjadi pewara berbahasa Jawa. Mahasiswa Kimia S1 angkatan 2022 tersebut telah menggeluti dunia pewara bahasa Jawa sejak di bangku kuliah yaitu pada tahun 2021.

“Saya biasanya nge-MC di kampung seperti acara lelayu, pengajian, merti dusun (syukuran desa). Ikut lomba di Sleman di kategori pranatacara umum, remaja, dan macapat (menyanyikan lagu bahasa Jawa) di bawah Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman,” papar Hanafi.

Hanafi juga bercerita bahwa dirinya mengikuti sanggar untuk pewara di Sanggar Genggong. Selain belajar menjadi pewara, di sanggar tersebut dirinya juga mengembangkan bakat menyanyikan lagu berbahasa jawa atau disebut dengan macapat. Walaupun dirinya sudah terbiasa menjadi pewara dengan menggunakan bahasa Jawa, ada beberapa tantangan yang dirasakan seperti menyiapkan teks acara, menyiapkan busana, dan merias diri yang dilakukan semuanya secara mandiri.

Di balik tantangan yang dihadapinya, Hanafi merasa senang karena kegiatan lomba di FMIPA UGM turut menjadi ajang untu berlatih lebih lanjut bagi Hanafi.

“Senang, soalnya ini menjadi ajang latihan dan dapat insight dari orang lain. Harapannya bisa menjadi pewara di manten (pernikahanan) adat yang ada upacara panggihnya (temu manten). Kalau ada kesempatan dan mampu dari segi waktu ya saya ingin menawarkan diri untuk menjadi pewara,” papar Hanafi.

Kegiatan lomba dan latihan rutin pranatacara atau pewara bahasa Jawa merupakan cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan keterampilan berbicara bagi sivitas akademik di kampus. Selain itu, kegiatan tersebut merupakan cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pelestarian tradisi penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Dokumentasi: Danendra Azriel Ramdhany

Read More

Yuk Siaga Bencana dengan Siapkan Tas Siaga Bencana!

Indonesia menjadi negara dengan potensi megathrust atau gempa besar yang tinggi. Belum lagi, gempa besar tersebut jika di atas M 8 akan berpotensi diikuti oleh bencana gelombang tinggi atau tsunami. Zona megathrust sendiri tersebar hampir di berbagai penjuru Indonesia dari pulau Sumatera hingga pulau Papua. Dalam hal ini, masyarakat kerap mengalami kekhawatiran berlebih mengenai bencana yang ada. Padahal, hal yang cukup krusial bagi mereka salah satunya adalah tanggap bencana dengan menyiapkan tas siaga bencana.

Tas siaga bencana dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat namun dengan tetap memperhatikan barang-barang pokok yang perlu dibawa. Barang tersebut terdiri atas dokumen dan surat berharga, pakaian ganti untuk 3 hari, ponsel dan powerbank, alat penerangan, uang tunai, peluit, masker dan handsanitizer, makanan ringan yang tahan lama dan air, serta obat-obatan dan perlengkapan P3K.

Hadirnya konten infografis tas bencana menjadi cerminan dari SDGs nomor 4 yaitu peningkatan keterampilan bagi masyarakat termasuk mahasiswa mengenai wawasan kebencanaan dan menghindari arus disinformasi di media mengenai megathrust. Hal ini juga menjadi benteng literasi bagi masyarakat yang terus terpapar beragam isu-isu miring yang dikaitkan dengan megathrust. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan dari SDGs nomor 11 yaitu Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan melalui pengurangan risiko bencana terutama gempa bumi melalui edukasi yang diberikan.

Penulis: Febriska Noor Fitriana
Gambar: Dhanada Santika dan Anugrah Yuwanda Atmaja

Read More
Translate